Вы находитесь на странице: 1из 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Investasi fisiologi yang terjadi pada wanita, termasuk semua organisme betina
dalam mencapai kehamilan, merupakan kejadian luar biasa yang menakjubkan. Fertilisasi
merupakan suatu proses awal terbentuknya suatu kehamilan. Proses ini berlanjut dengan
pembelahan sampai terjadinya implantasi.
Seseorang dapat dinyatakan hamil apabila hasil konsepsi tertanam di dalam rahim
ibu, yang biasa disebut kehamilan intra uterin. Jikan hasil konsepsi tertanam diluar rahim
hal itu disebut kehamilan ekstra uterin. Apabila fertilisasi tidak berlangsung dengan baik,
hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya abortus atau kelainan pada bayi. Sehingga
fertilisasi merupakan tonggak awal penciptaan manusia.
Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian dalam satu kesatuan yang
dimulai dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi ibu terhadap nidasi, pemeliharaan
kehamilan , perubahan endokrin sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi dan
persalinan dengan kesiapan untuk memelihara bayi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Konsepsi dan bagaimana Proses Konsepsi ?
2. Apa itu kehamilan ?
3. Bagaimana proses pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi ?
4. Bagaimana perubahan fisik yang terjadi selama kehamilan ?
5. Apa Itu Kelahiran ?
6. Bagaimana tanda – tanda persalinan ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan Umum dari makalah ini adalah agar kami sebagai penyusun dan pembaca dapat
mengetahui proses konsepsi, kehamilan dan melahirkan.

2. Tujuan Khusus
Tujuan Khusus dari makalah ini adalah :
a. Untuk mengetahui konsepsi dan proses terjadinya konsepsi
b. Untuk mengetahui tentang kehamilan
c. Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi
d. Untuk engetahui perubahan fisik yang terjadi selama hamil
e. Untuk mengetahui tentang kelahiran
f. Untuk mengetahu tanda – tanda persalinan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsepsi
1. Pengertian Konsepsi
Konsepsi disebut juga dengan fertilisasi atau pembuahan. Pengertian konsepsi
adalah peristiwa bertemunya sel telur (ovum) dengan sel sperma.
Pembuahan atau konsepsi merupakan awal dari kehamilan , dimana satu sel telur
dibuahi oleh satu sperma. Ovulasi (Pelepasan sel telur) adalah merupakan bagian dari
siklus menstruasi normal, yang terjadi sekitar 14 hari sebelum menstruasi . Sel telur
yang dilepaskan bergerak ke ujung tuba fallopi (saluran telur) yang berbentuk corong ,
yang merupakan tempat terjadinya pembuahan. Jika tidak terjadi pembuahan , sel telur
akan mengalami kemunduran (degenerasi) dan dibuang melalui vagina bersamaan
dengan darah menstruasi. Jika terjadi pembuahan maka sel telur yang telah dibuahi oleh
sperma ini akan mengalami serangkaian pembelahan dan tumbuh menjadi embrio
(bakal janin).

2. Persiapan Ovum Untuk Konsepsi


Proses penghasil telur terjadi di dalam ovarium, khususnya folikel ovarium. Setiap
bulan 1 ovum matang menjadi matur dengan sebuah penjamu yang mengelilingi sel
pendukung.
Saat ovulasi , ovum keluuar dari folikel ovarium yang pecah karena kadar estrogen
yang tinggi mengakibatkan meningkatnya gerakan silia tuba tersebut untuk dapat
menangkap ovum dan menggerakkannya sepanjang tuba , menuju rongga rahim
(kavum uteri).
Ada 2 lapisan pelindung yang mengelilingi ovum yaitu lapisan pertama berupa
membran tebal tidak berbentuk yang disebut zona pellusida, lingkaran luar disebut
corona radiata yang terdiri dari sel – sel oval yang disatukan oleh asam hialuronidase.
Ovum dianggap subur selama 24 jam setelah ovulasi. Apabila tidak difertilisasi
oleh sperma ovum akan berdegenerasi dan direabsorbsi.
3. Persiapan Sperma untuk konsepsi
Ejakulasi pada hubungan seksual dalam kondisi normal mengakibatkan
pengeluaran semen yang mengandung 200 – 500 juta sperma ke dalam vagina. Sperma
bergerak den gan gerakan flagel pada ekornya. Beberapa sperma dapat mencapai
tempat fertilisasi dalam lima menit tetapi rata – rata waktu yang dibutuhkan ialah 4 – 6
jam.
Sperma akan tetapa hidup dalam sistem reproduksi wanita selama 2 – 3 hari.
Kebanyakan sperma akan hilang divagina di dalam lendir serviks, diendometrium atau
sperma memasuki saluran yang tidak memiliki ovum. Sewaktu sperma berjalan melalui
tuba uterine , enzim – enzim yang dihasilkan disana akan membantu kapasitas sperma.
Kapasitas adalah perubahan fisiologis yang membuat lapisan pelindung lepas dari
kepala sperma (akrosom) sehingga terbentuk lubang kecil di akrosom yang
memungkinkan enzim seperti hialuronidase keluar.
Enzim hialuronidase dibutuhkan agar sperma dapat menembus lapisan pelindung
ovum (corona radiata) sebelum fertilisasi.

4. Proses fertilisasi
Ø Fertilisasi berlangsung diampulla tuba.
Ø Apabila sebuah sperma berhasil menembus membran yang mengelilingi ovum, baik
sperma maupun ovum akan berada dalam membran dan membran tidak lagi dapat
ditembus olehy sperma lain yang diseb ut reaksi zona.
Ø Pembelahan meosis kedua oosit selesai dan nucleus ovum menjadi pronukleus ovum,
kemudian kepala sperma membesar dan menjadi pronukleus pria sedangkan ekornya
berdegenerasi.
Ø Nucleus akan menyatu dan kromosom bergabung sehingga dicapai jumlah yang
diploid (46) dengan demikian konsepsi berlangsung maka terbentuklah zigot (ovum)
dibuahi sperma/sel pertama individu baru.
Ø Replikasi sel mitosis yang disebut pembelahan dimulai saat zigot berjalan sepanjang
tuba uterine menuju uterus , perjalanan membutuhkan waktu 3-4 hari karena telur yang
difertilisasi membelah dengan sangat cepat sedangkan ukurannya tidak bertambah
kemudian terbentuk sel – sel kecil yang dinamakan blastomer yang terbentuk pada tiap
pembelahan.
Ø Morula terdiri atas 16 sel , berupa bola sel padat yang dihasilkan selama dalam 3
hari. Morula masih dikelilingi oleh lapisan pelindung zona pellusida.
1 sel 2 sel 4 sel sampai 16 Sel Morula
Ø Perkembangan selanjutnya terjadi sewaktu morula mengapung bebas didalam uterus
sehingga cairan masuk ke dalam zona pellusida dan menyusup ke dalam ruang
interseluler di antara blastomer selanjutnya terbentuk ruang di dalam masa sel karena
ruangan interseluler itu menyatu dan terbentuklah struktur yang disebut blastosit.
Ø Pembentukan blastosit menandai diferensiasi utama pertama embrio.
Ø Masa sel padat sel bagian dalam berkembang menjadi embrio dan membran embrio
disebut amnion.
Ø Lapisan sel luar yang mengelilingi rongga disebut trofoblas akan berkembang
menjadi membran embrio lain yaitu korion, bagian embrionik plasenta.

5. Nidasi / Implantasi
Implantasi adalah penempelan blastosis ke dinding rahim , yaitu pada tempatnya
tertanam.
Zona pellusida berdegenerasi dan trofoblas melekatkan dirinya pada endometrium
rahim biasanya pada daerah fundus anterior atau posterior . antara 7 – 10 hari setelah
konsepsi trofoblas mensekresi enzim yang membantunya membenamkan diri ke dalam
endometrium sampai seluruh bagian blastosis tertutup , proses ini dikenal sebagai
nidasi. Pembuluh darah endometrium pecah dan sebagian wanita akan mengalami
pendarahan ringan akibat nidasi (bercak darah).

6. Plasentani
Setelah implantasi endometrium disebut desidua. Desidua terdiri atas desidua
basalis, desidua kapsularis, dan desidua vera.
Desidua basalis adalah bagian yang langsung berada di bawah blastosit tempat villi
korion mengetuk pembuluh darah disebut juga sebagai tempat plasentasi atau terletak
antara hasil konsepsi dan dinding rahim.
Desidua Kapsularis adalah bagian yang menutupi blastosis atau meliputi hasilm
konsepsi ke arah rongga rahim, lama – kelamaan bersatu dengan desidua vera.
Desidua vera meliputi lapisan dalam dinding rahim lainnya atau bagian yang
melapisi sisa uterus.

B. Kehamilan
1. Defenisi Kehamilan
Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung di dalam tubuh wanita,
yang sebelumnya di awali dengan proses pembuahan dan kemudian akan diakhiri dengan
proses persalinan.
Kehamilan adalah dimulai dari hasil konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari HPHT
(Saifuddin, 2008).

2. Pertumbuhan dan Perkembangan Hasil Konsepsi


Setelah terjadi pembuahan akibat bersatunya sel telur dengan sel sperma , kemudian
diikuti oleh beberapa proses, pembelahan, dan selanjutnya hasil konsepsi melakukan nidasi
atau implantasi, maka selanjutnya hasil konsepsi mengalami pertumbuhan dan
perkembangan antara lain : Pertumbuhan dan perkembangan embrio
Ø Minggu ke o
Sperma membuahi ovum kemudian hasil konsepsi membagi menjadi dua, empat, delapan
sampai 16 setelah menjadi morula masuk untuk menempel/berimplantasi kurang lebih 11
hari setelah konsepsi.
Ø Minggu ke 4 / bulan ke 1
Dari embrio, bagian tubuh pertama muncul adalah tulang belakang, otak dan saraf, jantung
sirkulasi darah dan pencernaan terbentuk.
Ø Minggu ke 8 / bulan ke 2
Perkembangan embrio lebih cepat, jantung mulai memompa darah.

Ø Minggu ke 12 / bulan ke 3
Embrio berubah menjadi janin, Denyut Jantung Dapat dilihat dengan pemeriksaan USG,
berbentuk manusia, gerakan pertama dimulai , jenis kelamin sudah bisa ditentukan, ginjal
sudah memproduksi urine.
Ø Minggu ke 16 Bulan ke 4
System musculosceletal matang, sistem saraf terkontrol , pembuluh darah berkembang
cepat, DJJ terdengar lewat doppler, pancreas memproduksi insulin.
Ø Minggu ke 20 / Bulan ke 5
Verniks melindungi tubuh , lanugo menutupi tubuh , janin membuat jadwal untuk tidur ,
menelan dan menendang.
Ø Minggu ke 24 / bulan ke 6 :
Kerangka berkembang cepat , perkembangan pernafasan di mulai.
Ø Minggu ke 28 / bulan ke 7
Janin bernafas, menelan dan mengatur suhu, surfaktan mulai terbentuk di paru - paru, mata
mulai buka dan tutup, bentuk janin 2/3 bentuk saat lahir.
Ø Minggu ke 32 / bulan ke 8
Lemak cokelat berkembang dibawah kulit , mulai simpan zat besi, kalsium dan fosfor.
Ø Minggu ke 38 / bulan ke 9
Seluruh uterus digunakan bayi sehingga tidak bisa bergerak banyak , antibody ibu
ditransfer ke bayi untuk mencapai kekebalan untuk 6 bulan pertama sampai kekebalan
tubuh bayi bekerja sendiri.

3. Menentukan Usia Kehamilan


Secara konvensional , kehamilan dihitung dalam minggu , dimulai dari hari pertama
menstruasi terakhir. Ovulasi biasanya terjadi 2 minggu sesudah menstruasi dan pembuahan
biasanya terjadi segera setelah ovulasi , karena itu secara kasar usia embrio adalah 2
minggu lebih muda daripada jumlah minggu yang secara tradisional dipakai untuk
menyatakan usia kehamilan. Dengan kata lain , seorang wanita yang hamil 4 minggu
sedang mengandung embrio yang berumur 2 minggu.
Jika menstruasinya tidak teratur , maka perbedaan yang pasti bisa lebih atau kurang
dari 2 minggu. Untuk praktisnya jika seorang wanita menstruasinya terlambat 2 minggu
dikatakan telah hamil 6 minggu. Kehamilan berlangsung rata – rata selama 266 hari (38
minggu) dari masa pembuahan atau 280 hari (40 minggu) dari hari pertama menstruasi.
Untuk menentukan tanggal perkiraan persalinan bisa dilakukan perhitungan berikut :
§ Tanggal menstruasi terakhir ditambah 7
§ Bulan menstruasi terakhir dikurangi 3
§ Tahun menstruasi terakhir ditambah 1
Hanya 10 % wanita hamil melahirkan tepat pada tanggal perkiraan persalinan , 50%
melahirkan dalam waktu 1 miggu dan hampir 90% yang melahirkan dalam waktu 2 minggu
sebelum atau sesudah tanggal perkiraan persalinan. Persalinan dalam waktu 2 minggu
sebelum maupun sesudah perkiraan persalinan masih dianggap normal. Kehamilan terbagi
menjadi periode 3 bulanan , yang disebut sebagai :
§ Trimester pertama (Minggu 1 – 12)
§ Trimester kedua (minggu 13 - 24)
§ Trimester ketiga (minggu 25 - persalinan)

4. Mendeteksi Kehamilan
Jika seorang wanita yang biasanya mengalami menstruasi yang teratur mengalami
keterlambatan 1 minggu atau lebih, mungkin dia hamil. Pada awal kehamilan wanita hamil
bisa mengalami pembengkakan payudara dan mual, kadang disertai muntah.
Pembengkakan payudara terjadi akibat bbertambahnya kadar hormon wanita (tertuma
estrogen dan juga progesteron). Mual dan muntah terjadi akibat estrogen dan HCG (Human
Chorionic Gonadotropin). Kedua hormon ini membantu memelihara kehamilan dan mulai
dihasilkan oleh plasenta pada sekitar 10 hari setelah pembuahan. Pada awal kehamilan
banyak wanita yang merasa sangat lelah dan beberapa wanita mengalami perut kembung.
Jika seorang wanita hamil , serviksnya lebih lunak dan rahim juga lebih lunak dan
membesar. Biasanya vagina dan serviks menjadi kebiruan sampai ungu, karen
pembuluhnya terisi darah.
Peruabahan – perubahan ini terlihat pada pemeriksaan panggul Biasanya untuk
menentukan kehamilan dilakukan tes kehamilan pada air kemih , bisa dengan segera dan
mudah mendeteksi kadar HCG melalui air kemih.
Cara lain untuk mendeteksi kehamilan :

1) Mendengarkan Denyut Jantung Janin


2) Merasakan Pergerakan Janin

3) Memeriksa rahim dengan USG

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Janin

1. Gizi Ibu

Gizi makanan ibu berpengaruh pada pertumbuhan janin. Pengaturan gizi yang baik

akan berpengaruh positif, sedangkan bila kurang baik maka pengaruhnya negatif.

Pengaruh ini tampak jelas pada bayi yang baru lahir dalam hal panjang dan besarnya.

Panjang dan besarnya bayi dalam keadaan normal bila gizi juga baik. Gizi yang

berlebihan mengakibatkan bayi terlalu panjang dan terlalu besar. Bayi yang terlalu

panjang dan terlalu besar bisa menyulitkan proses kelahiran. Sedangkan ibu yang

kekurangan gizi, bayinya pendek, kecil, dan kondisi kesehatannya kurang baik.

Menu protein tinggi dibutuhkan oleh ibu hamil. Protein diperlukan untuk

pertumbuhan bayi yang dikandungnya. Kelahiran premature lebih banyak terjadi pada

ibu yang kekurangan gizi. Bayi premature umumnya berat badannya kurang, cenderung

mengalami hambatan dalam perkembangannya, bak hambatan pertumbuhan fisik,

hambatan perkembangan gerak, maupun hambatan perkembangan mental. Faktor

penyebab utama kekuangan gizi pada ibu hamil adalah kondisi social ekonomi yang

rendah.

Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah,

baik pada ibu maupun janin, seperti diuraikan berikut ini :


a) Terhadap Ibu

Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu

antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara

normal, dan terkena penyakit infeksi.

b) Terhadap Perslinan

Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan

persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature),

pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung

meningkat.

c) Terhadap Janin

Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan

janin dan dapat menimbulkan kegururan , abortus, bayi lahir mati, kematian

neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam

kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

2. Aktifitas Fisik

Pada saat hamil ibu tetap perlu melakukan aktiftas fisik, Tetapi terbatas pada

aktifitas ringan. Aktifitas fisik yang berat bisa menyebabkan keguguran kandungan,

apalagi bila dilakukan pada bulan-bulan awal kehamilan. Aktifitas fisik yang berat bisa

mengakibatkan kelelahan. Ibu hamil yang terlalu sering mengalami kelelahan fisik,

besarnya janin akan menyusut atau berkembangnnya tidak baik.


3. Kondisi Emosional

Kondisi emosional ibu hamil yang tidak stabil misalnya sering marah-marah atau

selalu sedih, bisa berakibat tidak baik terhadap perkembangan kejiwaan bayi yang akan

dilahirkan. Dalam perkembangnnya, bayi bisa menjadi cengeng atau terlalu perasa.

Suasana hati yang kelam dan emosi yang meledak-ledak dapat mempengaruhi

detak jantung, tekanan darah, produksi adrenalin, aktivitas kelenjar keringat, sekresi

asam lambung, dan lain-lain. Trauma, stres, atau tekanan psikologis juga dapat

memunculkan gejala fisik seperti letih, lesu, mudah marah, gelisah, pening, mual atau

merasa malas.

Karena perubahan yang terjadi pada fisik mempengaruhi aspek psikologis dan

sebaliknya, maka mudah bagi ibu hamil untuk mengalami trauma. Menurut Shinto,

trauma ini ternyata dapat dirasakan juga oleh janin. Bahkan, janin sudah menunjukkan

reaksi terhadap stimulasi yang berasal dari luar tubuh ibunya. Sementara dalam masa

perkembangan janin, ada masa-masa yang dianggap kritis yang menyangkut

pembentukan organ tubuh. Oleh karena itu, mau tidak mau ibu hamil harus menjaga

kondisi fisik maupun psikisnya agar bayinya dapat tumbuh sehat.

4. Penyakit yang di idap Ibu

Penyakit yang diderita ibu pada saat hamil bias berakibat negative kepada janin

yang dikandung. Akibat negatif yang bias ditimbulkan adalah kematian pada saat di

dalam kandungan atau terbentuknya organ-organ tubuh jari yang tidak sempurna atau

cacat. Penyakit ibu yang bisa menyebabkan kematian janin di dalam kandungan antara
lain : kolera, malaria, influenza, dan sipilis. Sipilis juga mengakibatkan kebutaan atau

kecacatan fisik yang lain pada bayi yang dilahirkan.

5. Pengaruh Obat-obatan, narkoba, dan rokok

Seperti halnya penyakit, beberapa macam obat-obatan yang diminum atau

disuntikkan bisa mengakibatkan pertumbuhan organ-organ tubuh yang tidak sempurna.

Pengaruh ini terutama bisa terejadi pada saat awal kehamilan. Obat-obatan yang bisa

berpengaruh negatif tersebut antara lain aspirin dan obat-obat malaria.

Penggunaan obat-obatan narkotika, misalnya : heroin, kokain, atau morfin juga

berpengaruh tidak baik terhadap pertumbuhan janin dan pengaruh ini terbawa sampai

lahir. Pengaruh Narkotika seperti yang dialami oleh ibunya tertular pada bayinya.

Ibu hamil yang perokok juga berpengaruh negatif terhadap janin yang dikandung.

Besarnya pengaruh tergantung pada banyak sedikitnya rokok yang dihisap setiap

harinya. Pengaruhnya adalah terhadap pertumbuhan janin, yang tampak pada

kurangnya berat bai yang dilahirkan.

D. Sistem Peredaran Darah Janin

Sistem peredaran darah janin berbeda dengan sistem peredaran darah orang dewasa,

karena paru-paru janin belum berkembang sehingga oksigen diambil melalui plasenta.

Sistem peredaran darah janin ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut :

1. Foramen Ovale

Merupakan lubang sementara di antara serambi kiri dan serambi kanan yang

memungkinkan sebagian darah masuk dari vena cava inferior menyeberang ke serambi
kiri. Alasan pengalihan ini adalah darah tidak perlu lagi melewati paru-paru karena

telah teroksigenisasi.

2. Duktus Arteriosus Bothalli

Merupakan saluran yang terdapat antara arteri pulmonalis dan aorta.

3. Duktus Venosus Arantii

Menghubungkan antara vena umbilikal dengan vena cava inferior. Pada titik ini darah

bercampur dengan darah yang telah diambil oksigennya yang kembali dari tubuh

bagian bawah.

4. Vena Umbilikal

Memanjang dari tali pusar menuju ke bagian bawah hati dan membawa darah yang

mengandung oksigen dan sari makanan. Ia memiliki cabang yang bertemu dengan vena

porta dan masuk ke hati.

E. Komponen Atau Organ Yang Terlibat Dalam Pembuluh Darah Janin

Dalam sistem peredaran darah janin tidak hanya melibatkan pembuluh darah saja tetapi

juga melibatkan organ tubuh janin di antaranya sebagai berikut:

1. Plasenta

Tempat terjadinya pertukaran darah bersih dengan yang kotor.

2. Umbilikalis

Mengalirkan darah dari plasenta ke janin dan dari janin ke plasenta.

3. Hati

Terdapatnya percabangan antara vena porta dengan duktus venosus arantii.


4. Jantung

Terdapatnya foramen ovale yang langsung menyalurkan darah dari atrium dekstra ke

atrium sinistra.

5. Paru-paru

Terdapatnya duktus arteriosus bothalli.

F. Mekanisme Peredaran Darah Janin


Darah janin didapat dari Ibu dan dialirkan dari Ibu ke janin melalui plasenta untuk
kemudian diteruskan ke seluruh tubuh janin melalui vena yang terdapat di umbilikus.
Peredaran darah janin digambarkan langsung sebagai berikut :

Keterangan gambar :

Mula-mula darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi yang berasal dari plasenta masuk ke
janin melalui vena umbilikus yang bercabang dua setelah memasuki dinding perut yaitu :

a. Cabang yang kecil bersatu dengan vena porta, darahnya beredar dalam hati dan kemudian
diangkut melalui vena hepatika ke vena cava inferior.

b. Cabang satunya lagi duktus venosus arantii yang langsung masuk ke dalam vena cava inferior.

Darah dari vena cava inferior masuk ke atrium kanan dan sebagian besar darah dari atrium
kanan akan dialirkan ke atrium kiri melalui foramen ovale. Sebagian kecil darah dari atrium kanan
masuk ke ventrikel kanan bersama-sama dengan darah yang berasal dari vena cava superior.

Darah dari ventrikel kanan ini dipompakan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, karena
adanya tahanan dari paru-paru yang belum mengembang maka darah yang terdapat pada arteri
pulmonalis sebagian akan dialirkan ke aorta melalui duktus arteriosus bothalli dan sebagian kecil
akan menuju paru-paru dan selanjutnya ke atrium sinistra melaui vena pulmonalis.

Sementara itu darah yang terdapat pada atrium kiri kemudian dialirkan ke ventrikel kiri
dan diteruskan ke seluruh tubuh melaui aorta guna memberikan oksigen dan nutrisi bagi tubuh
bawah. Cabang aorta bagian bawah ini menjadi 2 (dua) arteri hipograstika interna yang
mempunyai cabang arteri umbilikalis.

Darah yang miskin nutrisi dan banyak karbondioksida serta sisa metabolisme akan
dikembalikan ke plasenta melalui arteri umbilikalis ke plasenta melalui arteri umbilikalis untuk
diteruskan ke ibu.

Faktor-Faktor yang Mengubah Peredaran Darah Janin

Setelah kelahiran terjadi perubahan peredaran darah janin, faktor penting yang mengubah
peredaran darah janin menuju peredaran darah dewasa ditentukan oleh :

1. Berkembangnya paru-paru janin

Berkembangnya paru-paru janin dapat menyebabkan tekanan negatif dalam paru sehingga dapat
menampung darah, untuk melakukan pertukaran CO2 dan O2 dari udara sehingga terjadi oblitersi
pada duktus arteriosus bothalli.

Tekanan dalam atrium kiri makin meningkat, sehingga dapat menutup foramen ovale. Tekanan
yang tinggi pada atrium kiri disebabkan darah yang mengalir ke atrium kanan kini langsung
menuju paru-paru dan selanjutnya dialirkan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Dua faktor ini
menyebabkan tekanan di atrium kiri meningkat.

2. Terputusnya hubungan peredaran darah antara ibu dan janin

Terputusnya hubungan peredaran darah antara ibu dan janin terjadi karena dipotongnya tali pusat
sehingga terjadi peredaran darah pulmonal yang mengakibatkan terjadi pernafasan pulmona.
Dengan demikian duktus arteriosus bothalli tidak berfungsi dan akan mengalami perubahan dan
menjadi ligamentum arteriosum begitu juga dengan yang lain. Vena umbilikal menjadi
ligamentum teres, duktus venosus arantii menjadi ligamentum venosum serta foramen ovale
menjadi hypogastrik arteries kecuali beberapa cm pertama yang tetap terbuka sebagai arteri vesical
superior. Pemotongan tali pusat sebaiknya dilakukan setelah bayi menangis dan tali pusat berhenti
berdenyut karena dapat menambah darah dari plasenta sekitar 50 ml s/d 75 ml yang sangat berarti
bagi pertumbuhan janin.

3. Terbentuknya Adult Haemoglobin (Tipe A)

Terbentuknya Adult Haemoglobin (Tipe A) sehingga setelah lahir dapat menangkap oksigen dan
melepaskan CO2 melaului pernafasan sehingga terjadi pertukaran O2 dan CO2 di paru-paru.

Вам также может понравиться