Вы находитесь на странице: 1из 18

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................... Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI ................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan ........................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 2

2.1 Pengukuran ........................................................................................ 2

2.1.1 Pengertian Pengukuran .............................................................. 2


2.1.2 Pengukuran di Bidang Pendidikan ............................................. 3
2.1.2 Peranan pengukuran ................................................................... 5

2.2 Pengujian ........................................................................................... 6


2.3 Penilaian ............................................................................................ 7

2.3.1 Pengertian Penilaian ................................................................... 7


2.3.2 Penerapan Penilaian ................................................................... 7
2.3.3 Prinsip Penilaian ...................................................................... 10
2.3.4 Tujuan Penilaian....................................................................... 11
2.3.5 Fungsi Penilaian ....................................................................... 11

2.4 Evaluasi ........................................................................................... 12


2.5 Hubungan Evaluasi, Penilaian, Pengukuran ................................... 14

BAB III PENUTUP .................................................................................. 16


KESIMPULAN ......................................................................................... 16

3.1 Kesimpulan .................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak manusia melakukan usaha mendidik anak-anaknya pastilah mereka telah pula
melakukan usaha menilai hasil-hasil usaha mereka dalam mendidik anak-anak mereka
itu, kendatipun dalam bentuk dan cara yang sangat sederhana sekali. Memang tindakan
tersebut wajar dan tidak dapat tidak pasti dijalankan, karena sebenarnya penilaian hasil-
hasil pendidikan itu sendiri, penilaian merupakan aspek yang hakiki daripada usaha itu
sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari tanpa disadari sebenarnya kita sering membuat
suatu kegiatan yang selalu menggunakan prinsip mengukur dan menilai. Namun, banyak
orang belum memahami secara tepat arti kata pengukuran, dan penilaian bahkan masih
banyak orang yang lebih cenderung mengartikan kedua kata tersebut dengan suatu
pengertian yang sama.
Penilaian merupakan bagian penting dan tak terpisahkan dalam sistem pendidikan saat
ini.Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilihat dari nilai-nilai yang diperoleh
siswa.Tentu saja untuk itu diperlukan sistem penilaian yang baik dan tidak biasa. Sistem
penilaian yang baik akan mampu memberikan gambaran tentang kualitas pembelajaran
sehingga pada gilirannya akan mampu membantu guru merencanakan strategi
pembelajaran. Bagi siswa sendiri, sistem penilaian yang baik akan mampu memberikan
motivasi untuk selalu meningkatkan kemampuannya.

Pengukuran dalam bidang pendidikan erat kaitannya dengan tes. Hal ini dikarenakan
salah satu cara yang sering dipakai untuk mengukur hasil yang telah dicapai siswa adalah
dengan tes. Selain dengan tes, terkadang juga dipergunakan nontes.Jika tes dapat
memberikan informasi tentang karakteristik kognitif dan psikomotor, maka nontes
dapat memberikan informasi tentang karakteristik afektif obyek

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah definisi dari pengukuran, pengujian, penilaian, evaluasi ?
2. Bagaimana pengukuran dalam bidang pendidikan ?
3. Bagaiamana peran pengukuran ?
4. Hubungan anatara evaluasi, penilaian, dan pengukuran ?

1.2 Tujuan Penulisan

1. Mengatahui definisi dari pengukuran, pengujian, penilaian, evaluasi ?


2. Memahami bagaimana pengukuran dalam bidang pendidikan ?
3. Memahami bagaiamana peran pengukuran ?
4. MengetahuiHubungan anatara evaluasi, penilaian, dan pengukuran
5. BAB II

1
PEMBAHASAN
2.1 Pengukuran
2.1.1 Pengertian Pengukuran
Pengukuran dapat diartikan dengan kegiatan untuk mengukur sesuatu. Pada
hakekatnya, kegiatan ini adalah membandingkan sesuatu dengan atau sesuatu yang lain
(Anas Sudijono, 1996: 3). Jika kita mengukur suhu badan seseorang dengan termometer,
atau mengukur jarak kota A dengan kota B, maka sesungguhnya yang sedang dilakukan
adalah mengkuantifikasi keadaan seseorang atau tempat kedalam angka. Karenanya,
dapat dipahami bahwa pengukuran itu bersifat kuantitatif.

Maksud dilaksanakan pengukuran sebagaimana dikemukakan Anas Sudijono (1996: 4)


ada tiga macam yaitu : (1) pengukuran yang dilakukan bukan untuk menguji sesuatu
seperti orang mengukur jarak dua buah kota, (2) pengukuran untuk menguji sesuatu
seperti menguji daya tahan lampu pijar serta pengukuran yang dilakukan untuk menilai.
(3) Pengukuran ini dilakukan dengan jalan menguji hal yang ingin dinilai seperti
kemajuan belajar dan lain sebagainya

Dalam dunia pendidikan, yang dimaksud pengukuran sebagaimana disampaikan


Cangelosi (1995: 21) adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris.
Proses pengumpulan ini dilakukan untuk menaksir apa yang telah diperoleh siswa
setelah mengikuti pelajaran selama waktu tertentu. Proses ini dapat dilakukan dengan
mengamati kinerja mereka, mendengarkan apa yang mereka katakan serta
mengumpulkan informasi yang sesuai dengan tujuan melaluiapa yang telah dilakukan
siswa.

Menurut Mardapi (2004: 14) pengukuran pada dasarnya adalah kegiatan penentuan
angka terhadap suatu obyek secara sistematis. Karakteristik yang terdapat dalam obyek
yang diukur ditransfer menjadi bentuk angka sehingga lebih mudah untuk dinilai. aspek-
aspek yang terdapat dalam diri manusia seperti kognitif, afektif dan psikomotor dirubah
menjadi angka. Karenanya, kesalahan dalam mengangkakan aspek-aspek ini harus
sekecil mungkin. Kesalahan yang mungkin muncul dalam melakukan pengukuran
khususnya dibidang ilmu-ilmu sosial dapat berasal dari alat ukur, cara mengukur dan
obyek yang diukur

Pengukuran dalam bidang pendidikan erat kaitannya dengan tes. Hal ini dikarenakan
salah satu cara yang sering dipakai untuk mengukur hasil yang telah dicapai siswa adalah
dengan tes. Selain dengan tes, terkadang juga dipergunakan nontes. Jika tes dapat
memberikan informasi tentang karakteristik kognitif dan psikomotor, maka nontes
dapat memberikan informasi tentang karakteristik afektif obyek.

Pengukuran dapat diartikan sebagai proses memasangkan fakta-fakta sesuatu obyek


dengan satuan-satuan ukuran tertentu, sedangkan penilaian adalah suatu proses
membandingkan sesuatu obyek atau gejala dengan mempergunakan patokan-patokan
tertentu seperti baik tidak baik, memadai tidak memadai, memenuhi syarat tidak
memenuhi syarat, dan sebagainya.

Berdasarkan beberapa pengertian evaluasi, penilaian dan pengukuran yang


dikemukakan di atas jelas bahwa evaluasi, penilaian, dan pengukuran merupakan tiga

2
konsep yang berbeda. Namun demikian dalam praktek, terutama dalam
duniapendidikan, ke tiga konsep tersebut sering dipraktekan dalam satu rangkaian
kegiatan. Sebagai contoh pelaksanaan evaluasi di sekolah di dalamnya terintegrasi
kegiatan pengukuran dan penilaian. Tabel berikut dapat lebih memperjelas perbedaan
pengukuran, penilaian, dan evaluasi.

Tabel 1. Hasil Ujian Mata Kuliah Tes dan Pengukuran

Peserta Skor Nilai Keputusan

Pata Bundu 85 B (plus) Lulus amat baik


Sunandar 87 A (min) Lulus paling baik
Arifin Ahmad 75 B Lulus baik
Pudji Muljono 90 A Lulus sangat baik
Ramly 80 B Lulus baik
Sidin Ali 86 B (plus) Lulus baik
Rusgianto 75 B Lulus baik
Tukas Imaroh 80 B Lulus baik
Emi Sola 87 A (min) Lulus paling baik
Keterang:

1. Skor merupakan hasil kegiatan pengukuran

2. Kategori A, A-, B+, dan B adalah hasil kegiatan penilaian, dan

3. Klasifikasi lulus Lulus baik,, Lulus amat baik,dan Lulus sangat baik adalah merupakan
hasil evaluasi.

2.1.2 Pengukuran di Bidang Pendidikan


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat membawa dampak
pada perkembangan pengukuran dibidang pendidikan dan psikologi. Hal ini karena
semakin banyaknya aspek psikologis pada manusia yang berkaitan atau berpengaruh
terhadap usaha peningkatan pendidikan untuk memberdayakan kemampuan manusia
dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia lebih berkualitas.

Obyek-obyek pengukuran dalam bidang pendidikan ialah :

1. Prestasi atau basil belajar siswa. Prestasi atau hasil belajar diukur dengan
menggunakan tes. Dilihat dari aspek standardisasi, ada dua macam tes yaitu tes
baku dan tes buatan guru. Tes baku adalah tes yang sudah diuji di lapangan
dengan maksud mendapatkan data tentang keterandalan (reliability) dan
kesahihan (validity) pengukuran serta standar normative yang dipakai untuk
menaksir skor tes. Contoh tes baku adalah tes towel, Stanford Achievement tes,

3
Metropolitan Achievemen tes, Iowa tes of Basic Skills, California Achievement tes
dan lain-lain.
Selain tes baku ada pula tes non-baku yang biasa disebut tes buatan guru, yaitu
tes yang dibuat oleh seseorang atau kelompok untuk digunakan sesaat dan
hanya berlaku intern serta hanya untuk mengukur satu jenis kemampuan. Tes
non-baku atau tes buatan guru biasanya tidak dilakukan pengujian di lapangan
tetapi langsung dipakai. Contoh tes non-baku adalah tes buatan guru, dosen,
instruktur pelatihan, dan lain-lain.

2. Sikap. Sikap ini diukur dengan menggunakan instrumen skala sikap seperti yang
dikembangkan oleh Likerts, Semantik diferensial, skala thourstone, dan lain-lain.
3. Motivasi. Motivasi diukur dengan instrumen berbentuk skala yang dikembangkan
dari teori-teori motivasi.
4. Intelgensi. Intelgensi diukur dengan menggunakan tes intelgensi seperti tes
Stanford Bined, tes Bined Simon, tes Wechsler, dan tes intelgensi multeple.
5. Bakat. Bakat diukur dengan menggunakan tes bakat seperti tes bakat seni, tes
bakat mekanik, tes bakat olahraga, tes bakat numeric, dan lain-lain.
6. Kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional diukur dengan menggunakan
instrumen yang dikembangkan dari teori-teori emosional.
7. Minat. Minat diukur dengan menggunakan instrumen minat yang dikembangkan
dari teori-teori minat.
8. Kepribadian. Kepribadian diukur dengan menggunakan tes kepribadian seperti Q-
sort, sixteen personality factor pearson (16PF), Minnesota multiphasic
personality inventori (MMPI), California psychological inventory (CPI), Eysenc’s
personality inventory-A, dan lain-lain.
Dalam bidang pendidikan, pengukuran memegang peranan yang sangat penting. Data
hasil pengukuran dalam bidang pendidikan memiliki arti penting baik bagi sekolah atau
lembaga pendidikan, guru, maupun bagi siswa dan orang tua siswa atau masyarakat.
Bagi guru misalnya hasil pengukuran berfungsi untuk membandingkan tingkat
kemampuan siswa dengan siswa-siswa lain dalam kelompok yang diajarnya. Disekolah
pengukuran dilakukan guru untuk menaksir prestasi siswa. Alat Yang digunakan untuk
mengukur prestasi siswa pada umumnya adalah tes yang disebut tes hasil belajar.

Sebagai contoh seorang guru mata pelajaran ekonomi akan melakukan pengukuran
mengenai tingkat penguasaan siswa terhadap materi mata pelajaran yang diajarkan.
Untuk melakukan pengukuran tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang
diajarkan, guru tidak dapat menggunakan alat ukur standar yang disebutkan di atas
karena obyek yang diukur berbeda dengan konstruk yang dapat diukur oleh tes baku
yang sudah ada. Proses pengukuran dalam bidang pendidikan berkenaan dengan
bagaimana mengkonstruksi, mengadministrasi dan menskor tes.

4
2.1.2 Peranan pengukuran
Dalam kegiatan pengajaran pengukuran dan penilaian merupakan kegiatan yang
sangat penting. Kedua kegiatan tersebut merupakan salah satu dari empat tugas pokok
seorang pengajar. Keempat tugas pokok tersebut adalah merencanakan, melaksanakan
dan menilai keberhasila pengajaran, serta memberikan bimbingan. Dalam prakte
pengajaran, keempat kegiatan pokok ini merupakan sebuah kesatuan yang padu,
yang tidak dapat dipisahpisahkan.

Dalam melaksanakan tugas mengajarnya seorang pengajar berupaya untuk


menciptakan situasi belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar, memotivasi siswa,
menyajikan bahan ajar, serta menggunakan metode dan media yang telah disiapkan.
Selain itu ia mengolah dan menafsirkan hasil belajar siswa, serta mengambil keputusa
untuk kepentingan peningkatan efektivitas pengajaran yang akan datang. Guna
mencapai tujuan pendidikan yang optimal, guru juga memberikan bimbingan kepada
siswa denganberupaya untuk memahami kesulitan belajar yang dialami siswa beserta
latar belakangnya dan sekaligus memberikan bantuan untuk mengatasinya sebatas
kemampuan dan kewenangannya terhadap seluruh komponen kegiatan
belajarmengajar, pengukuran dan penilaian memberikan sumbangan yang sangat
berarti.

Pengukuran dan penilaian berfungsi sebagai pemantau kinerja komponen-komponen


tersebut dalam mencapai tujuan akhir proses belajar mengajar. Informasi yang diberikan
oleh hasil analisis terhadap hasil pengukuran dan penilaian sangat diperlukan bagai
pembuatan kebijakan-kebijakan yang harus dilakukan seorang guru bagi peningkatan
mutu kegiatan belajar mengajar di kelasnya.

Dalam kehidupan profesional seorang guru SD, serta pengukuran dan penilaian akan
tercermin dalam langkah-langkah utama yang disebutkan diatas (membuat persiapan,
melaksanakan kegiatan belajar mengajar, dan mengevaluasi hasil belajar, serta
memberikan bimbingan). Dalam pembuatan persiapan (program pengajaran) yang
efektif, hasil-hasil pengukuran dan penilaian terhadap program pengajaran sebelumnya
bisa dijadikan dasar bagi perbaikan aspek-aspek persiapan program pengajaran yang
dikembangkan. Misalnya, jika pada penilaian yang dilakukan pada akhir program
sebelumnya diperoleh informasi bahwa hasil belajar yang dicapai para siswa kurang
memuaskan, maka pada pengembangan persiapan program pengajaran selanjutnya,
guru tersebut dapat mengambil langkah-langkah berikut:

a) Jika pencapaian yang kurang memuaskan tersebut terjadi pada sebagian


besar bahan uji yang diberikan, maka program pengajaran tersebut harus
diperbaiki dan diulangi;
b) Jika pencapaian yang kurang memuaskan tersebut hanya terjadi pada
bagian-bagian tertentu dari
c) keseluruhan bahan uji yang diberikan, maka guru memasukkan bagian-
bagian tersebut ke dalam rencana program pengajaran selanjutnya.;

5
d) Jika pencapaian yang kurang memuaskan tersebut hanya terjadi pada
sebagian besar siswa, maka program pengajaran harus diulangi;
e) Jika pencapaian yang kurang memuaskan tersebut hanya terjadi pada
sebagian kecil siswa, maka guru harus memberikan program remedial
kepada siswa-siswa tersebut.

2.2 Pengujian
Pengujian merupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkaan dengan penilaian. Ada
istilah ujian akhir semester di perguran tinggi dan ujian akhir tahun untuk kenaikan kelas
di sekolah.Pengujian terdiri dari sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban benar atau
salah.

Manfaat data pengujian bagi siswa

a) Dapat mengetahui apakah ia sudah menguasai bahan yang sudah disajikan


oleh guru
b) Dapat merupakan penguatan bagi siswa yang sudah memperoleh skor tinggi
c) Dapat mengetahui bagaimana yang belum dikuasainya,serta dapat
merupakan diagnosis bagi siswa yang bersangkutan

Manfaat data pengujian bagi guru

a) Dapat mengetahui sejauh mana para siswa menguasai bahan pelajaran


b) Dapat memberikan gambaran baginya untuk memperkirakan pencapaian
keberhasilan terhadap keseluruhan program yang akan dilaksanakannya
c) Guru dapat mengetahui bagian mana saja dari bahan pelajaran yang
disajikannya yang benar-benar belum dikuasai oleh siswa lebih-lebih
apabila bagian tersebut merupakan prasyarat bagi bahan pelajaran
berikutnya, maka ia perlu mengadakan upaya perbaikan

Manfaat data pengujian bagi sekolah

 Sekolah mengetahui keberhasilan atau kemunduran yang dicapai siswa dari


tahun ke tahun, dan informasi tersebut dapat digunakan untuk menyusun
program sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa Penerapan
pengujian pada proses pembelajaran dapat dilakukan pada ujian akhir

6
semester. Pada penerapan pengujian dalam proses pembelajaran dapat
dilaksanakan didasarkan
a) Pemberian tugas
b) Ulangan harian
c) Ulangan umum
Tugas dan pekerjaan rumah dilaksanakan untuk setiap mata pelajaran
disetiap tingkat/kelas.Pemberian tugas dan pekerjaan rumah dilakukan
secara terus menerus dengan menggunakan teknik yang bervariasi,sesuai
dengan karakteristik mata pelajaran (pokok bahasan).Pelaksanaan
pemberian tugas dan pekerjaan rumah hendaknya memperhatikan
ketentuan-ketentuan berikut.
a) Jumlah tugas dan pekerjaan rumah hendaknya tidak memberatkan siswa
b) Tujuan pokok pemberian tugas dan pekerjaan rumah adalah agar siswa
dapat menerapkan atau menggunakan apa yang telah dipelajarinya.

Contohnya : siswa ditugasi mengumpulkan bahan (melalui kegiatan wawancara,


pengamatan, atau membaca) secara perorangan atau kelompok

2.3 Penilaian
2.3.1 Pengertian Penilaian
Menurut Asmawi Zainul dan Noehi Nasution mengartikan penilaian adalah suatu proses
untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui
pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes. Menurut
Suharsimi Arikunto penilaian adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu
dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif. Menurut Djemari Mardapi (1999:
8) penilaian adalah kegiatan menafsirkan atau mendeskripsikan hasil pengukuran. Jadi,
penilaian (assesment) adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar siswa.

2.3.2 Penerapan Penilaian


Penilaian hendaknya dirancang sedemikian rupa, agar penilaian menjadi bermakna bagi
orang-orang yang terlibat di dalamnya karena penilaian memiliki peran yang sangat
penting dalam pembelajaran.

1. Perlunya standar penilaian

Pada dasarnya penilaian umumnya memiliki misi untuk memperbaiki standar, tidak
hanya sekedar mengukur siswa. Darling Hammond (dalam Harun Rasyid dan Masur:

7
2007) berpendapat bahwa usaha untuk menaikan standar pelajaran dan prestasi harus
bertolak pada perubahan strategi penilaian. Kemudian pernyataan tersebut diperkuat
kembali oleh Wedeen, Winter, dan Broad Fott (dalam Harun Rasyid dan Masur: 2007)
bahwa penggunaan penilaian dalam pembelajaran secara signifikan lebih efektif bagi
guru dalam memperbaikai kualitas pembelajaran. Agar penilaian berfungsi dengan baik,
maka sangat perlu untuk meletakan standar, yang akan menjadi dasar dan pijakan bagi
guru dan praktisi pendidikan dalam melakukan kegiatan penilaian. Ada beberapa pihak
yang berkaitan langsung dengan pelaksanaan kegiatan ini, yaitu:

a. Peran Guru

Peranan guru sangat besar dalam menerapkan standar penilaian. Guru perlu memahami
dengan baik standar yang sudah ditetapkan serta mampu menerapkannya dalam
melakukan penilaian terhadap siswa. Informasi hasil penilaian juga dapat dimanfaatkan
guru lebih efektif melalui umpan balik. Umpan balik merupakan sarana bagi guru dan
siswa untuk mengetahui sejauh mana kemajuan pembelajaran yang telah dilakukan.
Dari hasil review literatur tentang umpan balik dan hubungannya dengan motivasi siswa,
Croks (dalam Harun Rasyid dan Masur: 2007) menyimpulkan bahwa manfaat umpan
balik agar dapat memotivasi siswa, harus fokus pada:

a) Kualitas kerja siswa, dan bukan pada membandingkan dengan siswa-siswa


lain.
b) Cara-cara spesifik dimana pekerjaan siswa dapat ditingkatkan.
c) Peningkatan pekerjaan siswa harus dibandingkan dengan pekerjaan
sebelumnya.

Peranan Guru dan Tujuannya dalam Penilaian

Peranan Tujuan
Guru sebagai mentoring Memberikan umpan balik dan bantuan kepada setiap
siswa.

Guru sebagai petunjuk Mengumpulkan informasi untuk diagnostic kelompok


jalan siswa melalui pekerjaan yang tealh dikerjakan
Guru sebagai akuntan Memperbaiki dan memelihara catatan prestasi dan
kemajuan siswa
Guru sebagai reporter Melaporkan pada orang tua, siswa, dan pengurus sekolah
tentang pretasi dan kemajuan siswa
Guru sebagai direktur Membuat keputusan dan revisi prakik pengajaran
program

8
b. Peran Siswa

Keikutsertaan siswa di dalam proses penilaian menjadi penting apabila standar yang
digunakan bisa diwujudkan untuk semua siswa. Brown (dalam Harun Rasyid dan Masur:
2007) menekankan unsur strategis agar senantiasa sadar akan kekuatan dan kelemahan
dengan mengatakan bahwa “para siswa berhasil menjalankan yang terbaik apabila
mereka memiliki pemahaman yang mendalam akan kelebihan dan kelemahan mereka
sendiri dan akses dalam menyusun strategi untuk belajar”. Rudd dan Gunstone (dalam
Harun Rasyid dan Mansur: 2007) mengidentifikasi beberapa keuntungan yang diperoleh
dengan perlibatan siswa dalam proses penilaian diri sebagai berikut:

a) Mengembangkan kemampuan siswa untuk merencanakan dan berpikir


menyeluruh menyangkut hasil dan ketrampilan mereka
b) Menciptakan kesadaran siswa akan pentingnya menilai pekerjaan mereka
sendiri
c) Mengembangkan kemampuan siswa untuk saling mengevaluasi penilaian
diri satu sama lain asalkan kritik membangun
d) Mengembangkan kemampuan siswa dalam mengatur sumber daya dan
waktu secara lebih efektif.

Dengan melibatkan siswa dalam penilaian diharapkan mereka menemukan sendiri


kekuatan dan kelemahan mereka serta lebih termotivasi lagi untuk memperbaiki hasil
belajar mereka.

c. Peran Sekolah

Sekolah merupakan pusat kegiatan pembelajaran. Penilaian dan pembelajaran


merupakan dua hal yang sangat terkait, oleh karena itu sekolah hendaknya menciptakan
suasana (kultur) yang kondusif agar penilaian dapat berjalan sesuai dengan fungsi dan
tujuan masing-masing. Wedeen Winter, dan Broadfoot (dalam Harun Rasyid dan
Mansur: 2007) melaporkan bahwa sekolah merupakan tempat dimana para siswa
diarahkan agar dapat meningkatkan kualitas belajar mereka, dengan mengatakan:
“mempromosikan pembelajaran anak-anak merupakan tujuan utama sekolah”. Penilaian
merupakan jantung dari proses tersebut. Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa,
sekolah berperan dalam pembentukan siswa yang berkualitas sehingga diharapkan
siswa dapat menciptakan suasana yang kondusif yang akan mendukung pembelajaran
dan penilaian yang ada agar dapat berjalan dengan baik.

2. Siswa menjadi Pembelajar yang baik

Dukungan sekolah dan para guru hendaknya lebih memihak pada kebutuhan siswa
daripada memenuhi target kurikulum. Guru sebaiknya tidak terburu-buru dengan target
harus selesai tepat pada waktunya tanpa memperhatikan apakah siswa telah paham
atau belum. Guru harus fokus dengan bagaimana penilaian yang mereka terapkan dapat

9
mengungkap permasalahan-permasalahan nyata yang dihadapi siswa mereka dan
menggunakan informasi tersebut untuk membantu para siswa menjadi pebelajar yang
lebih baik. Siswa akan merasa tertantang dan termotivasi untuk terus memperbaiki diri,
baik memperbaiki cara dan strategi belajar maupun dalam kaitan dengan perilaku,
harapan dan cita-cita mereka. Jika tiga komponen tersebut (guru, siswa, sekolah) saling
berkomitmen untuk menjalankan fungsi dan tanggung jawabnya, maka penilaian yang
dilaksanakan menjadi suatu alat yang dapat menjadikan siswa termotivasi, percaya diri,
dan penuh keyakinan untuk optimis menghadapi kehidupan sekolah. Siswa akan
menjadi pembelajar yang baik dari waktu ke waktu.

3. Penilaian dan Motivasi Belajar Anak

Penilaian dan motivasi merupakan dua istilah yang melekat pada proses pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran dan penilaian, motivasi siswa akan mempengaruhi belajar
siswa, jika lingkungan atau kondisi mendukung hal tersebut. Oleh karena itu, diperlukan
kemauan guru untuk menerapkan strategi penilaian yang membuat siswa
bertanggungjawab terhadap belajar mereka sendiri.

4. Reformasi dalam Penilaian

Untuk dapat melakukan pembelajaran yang mengutamakan mendidik daripada


mengajar yang hanya sekedar mengejar target kurikulum maka sistem penilaian yang
sekarang dipraktikan perlu kiranya untuk diubah, yaitu orientasi penilaian bukan hanya
sekedar membeli label nilai 10, 9, 8, atau lulus, tidak lulus, naik kelas, tinggal kelas dan
sebagainya, tetapi lebih pada pengumpulan informasi yang berkaitan dengan misalnya
kenapa siswa memperoleh nilai 5? Kenapa siswa malas belajar? Kenapa siswa tidak
lulus? Kemudian informasi tersebut harus digunakan dan dimanfaatkan untuk
memodifikasi strategi dan teknik pengajaran sesuai dangan kebutuhan nyata dari para
siswa.

2.3.3 Prinsip Penilaian


Penilaian hasil belajar siswa pada jenjang pendidikan sekolah dasar didasarkan pada
prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Objektif, penilaian berbasis pada standar (prosedur dan kriteria yang jelas)
dan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai.
2) Terpadu, penilaian dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan
pembelajaran dan berkesinambungan.
3) Ekonomis, penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporannya.
4) Transparan, prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diakses oleh semua pihak.

10
5) Akuntabel, penilain dapat dipertanggung jawabkan kepada pihak internal
sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.
6) Sistematis, penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku.
7) Edukatif, mendidik dan memotivasi siswa dan guru.
8) Menyeluruh, prinsip menyeluruh menetapkan bahwa penilaian harus
dilaksanakan secara utuh. Penilaian benar-benar dapat mengungkapkan
secara keseluruhan dari objek yang dinilai.

2.3.4 Tujuan Penilaian


Pelaksanaan penilaian harus memiliki tujuan yang jelas. Tujuan tersebut menjadi arah
bagi pelaksanan evaluasi. Secara umum penilaian hasil belajar bertujuan untuk
membantu kemajuan dan pencapaian tujuan pembelajaran yang dilaksanakan peserta
didik. Menurut Nana Sudjana (2005) tujuan penilain hasil belajar adalah untuk
mengetahui:

a) Tingkat pencapaian hasil belajar setiap peserta didik


b) Faktor-faktor penyebab keberhasilan atau kegagalan siswa dalam mengikuti
pembelajaran
c) Ketepatan materi yang diajarkan bagi pencapaian tujuan pembelajaran dan
hasil belajar peserta didik
d) Kesesuaian penggunaan metode mengajar bagai peserta

2.3.5 Fungsi Penilaian


1. Penilaian berfungsi selektif

Penilaian membuat guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi atau penilaian
terhadap siswanya. Penilaian itu sendiri mempunyai berbagai tujuan, anatara lain:

a) Untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu


b) Untuk memilih siswa yang dapat naik kelas atau tingkat berikutnya
c) Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa
d) Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah

2. Penilaian berfungsi diagnostik

11
Guru yang mengadakan penilaian, sebenarnya guru tersebut melakukan diagnosis
kepada siswa tentang kebaikan dan kelemahannya. Jika guru mengetahui sebab-sebab
kelemahan ini, akan lebih mudah mencari cara untuk mengatasinya.

3. Penilaian berfungsi sebagai penempatan

Guru dapat menempatkan siswa dikelompok yang sama dalam belajar dari suatu
penilaian yang dilakukan.

4. Sebagai pengukur keberhasilan

Penilaian berguna untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan.
Keberhasilan program ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu faktor guru, metode
mengajar, kurikulum, sarana, dan sistem administrasi.

2.4 Evaluasi
1. Pengertian Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran adalah adalah keseluruhan kegiatan baik berupa pengukuran


maupun penilaian (pengukuran data dan informasi), pengolahan, penafsiran dan
pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh
siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan.

Evaluasi pembelajaran juga diartikan sebagai evaluasi terhadap proses belajar mengajar.
Secara sistematik, evaluasi pembelajaran, yang mencakup komponen input, yakni
perilaku awal siswa, komponen input instrumental yakni kemampuan profesional guru/
tenaga kependidikan, komponen kurikulum (program studi, metode, media), komponen
administratif (alat , waktu dan dana), komponen proses ialah perosedur pelaksanaan
pembelajaran, komponen output ialah hasil pembelajaran yang menandai ketercapaian
tujuan pembelajaran, dalam hal ini perhatian ditujukan hanya pada evaluasi terhadap
komponen proses dalam kaitannyad dengan komponen input istrumental.

a. Evaluasi Proses Pengajaran


Evaluasi terhadap proses pengajaran dilakukan oleh guru sebagai bagian integral dari
pengajaran itu sendiri. Artinya evaluasi harus tidak terpisahkan dalam penyusunan dan
palaksanaan pembelajaran. Evaluasi proses bertujuan untuk menilai kefektifan dan
efisiensi kegiatan pengajaran sebagai bahan untuk perbaikan dan penyempurnaan
program dan pelaksanaannya. Objek dan sasaran evaluasi proses adalah komponen-
komponen sistem pengajaran itu sendiri, baik yang berkenaan dengan masukan proses
maupun keluaran, dengan semua dimensinya.
Komponen masukan dapat dibedakan menjadi dua kategori, yakni masukan mentah
(raw input), yaitu para siswa, dan masukan alat (instrumental input), yakni unsur
manusia dan non manusia yang mempengaruhi terjadinya proses. Komponen proses
adalah interaksi semua komponen pengajaran seperti bahan pengajaran, metode dan
alat, sumber belajar, sistem penilaian, dan lain-lain. Komponen keluaran adalah hasil

12
belajar yang dicapai anak didik setelah menerima proses pengajaran. Penilaian keluaran
lebih banyak dibahas dalam penilaian hasil. Penilaian terhadap masukan mentah, yakni
siswa sebagai subjek dan objek belajar.

b. Evaluasi Hasil Pengajaran


Pada umumnya evaluasi hasil pengajaran, baik dalam bentuk formatif maupun sumatif,
telah dilaksanakan oleh guru. Melalui pertanyaan secara lisan atau tulisan pada akhir
pengajaran guru menilai keberhasilan pengajaran (tes formatif). Demikian juga tes
sumatif yang dilakukan pada akhir program seperti akhir kuartal atau akhir semester,
penilaian diberikan kepada para siswa untuk menentukan kemajuan belajarnya. Tes
tertulis, baik jenis tes esay maupun tes objektif, dilakukan oleh guru dalam penilaian
sumatif tersebut. Penilaian hasil belajar bertujuan melihat kemajuan belajar siswa dalam
hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan.

c. Peranan Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi dilaksanakan untuk meneliti hasil dan proses belajar siswa, untuk mengetahui
kesulitan-kesulitan yang melekat pada proses belajar itu. Evaluasi tidak mungkin
dipisahkan dari belajar, maka harus diberikan secara wajar agar tidak merugikan. Dalam
menjalankan evaluasi, pelajar sendiri harus turut mempunyai saham secara aktif.
Evaluasi pembelajaran berfungsi untuk:

1. Pengembangan, Untuk pengembangan sutau program pendidikan, yang


meliputi program studi, kurikulum, program pembelajaran, desain belajar
mengajar, yang pada hakikatnya adalah pengembangan dalam bidang
perencanaan.
2. Akreditasi, Evaluasi juga berfungsi untuk menetapkan kedudukan suatu
program pembelajaran berdasarkan ukuran/kriteria tertentu,sehingga suatu
program dapat dipercaya,diyakini dan dapat dilaksanakan terus, atau
sebaliknya program itu harus diperbaiki/disempurnakan.
Evaluasi itu sendiri dalam kaitannya dengan pembelajaran akan berpengaruh terhadap
apakah tujuan pembelajaran itu tercapai atau tidak. Dengan demikian kegiatan evaluasi
sangat penting untuk mengukur sejauh mana keberhasilan siswa maupun guru dalam
proses belajar mengajar Lebih jauh tentang peranan evaluasi dalam pendidikan
dijelaskan oleh Worthen dan Sanders (Worthen, 1987:5) yaitu :
1) Menjadi dasar pembuatan keputusan dan pengambilan kebijakan.
2) Mengukur prestasi siswa
3) Mengevaluasi kurikulum
4) Mengakreditasi sekolah
5) Memantau pemanfaatan dana masyarakat.

13
6) Memperbaiki materi dan program pendidikan.
Evaluasi pembelajaran berperan untuk mengetahui sampai sejauh mana efisiensi proses
pembelajaran yang dilaksanakan dan efektifitas pencapaian tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan.

2.5 Hubungan Evaluasi, Penilaian, Pengukuran


Tes, pengukuran, penilaian dan evaluasi memiliki perbedaan arti dan fungsi. Namun
semuanya tak dapat dipisahkan dalam dunia pendidikan sebab semuanya memiliki
keterkaitan yang erat. Tes adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan informasi.
Tes merupakan alat ukur untuk mengukur kemampuan seorang individu, kemudian
dilakukan proses untuk mengukur kemampuan individu tersebut yang disebut dengan
Testing. Setelah dilakukan testing maka akan menghasilkan hasil tes atau lembar kerja
kemudian dilakukan pengukuran. Pengukuran merupakan proses membandingkan hasil
tes dengan standart ukuran tertentu. Pengukuran dan penilaian juga merupakan dua
proses yang bekesinambungan. Pengukuran dilaksanakan terlebih dahulu yang
menghasilkan skor dan dari hasil pengukuran kita dapat melaksanakan penilaian.
Langkah selanjutnya adalah penilaian, penilaian merupakan proses untuk memberikan
atribut atau deskripsi tinggi atau rendah, baik atau buruk dari hasil pengukuran yang
berupa angka tersebut. Penilaian bersifat kualitatif dikarenakan hasil dari penilaian
berupa deskripsi. Kemudian evaluasi, evaluasi adalah justifikasi atau pengambilan
keputusan atas hasil penilaian, apakah individu tersebut lulus atau tidak, naik atau tidak.
Evaluasi adalah proses memberikan nilai atau harga dari data yang terkumpul. Melalui
pengukuran data kuantitatif diproses dan dinilai hingga menjadi nilai yang bersifat
kualitatif. Data yang terkumpul digunakan sebagai bahan informasi untuk mengambil
keputusan.
Penilaian dan evaluasi mempunyai hubungan sangat erat satu sama lain. Siswa dapat
diukur kemampuannya melalui tes yang sesuai dengan jenjang atau tingkat kemampuan
serta perkembangan dari proses pembelajaran yang telah dialami siswa tersebut.
Setelah kemampuan siswa diukur dan dinilai, mereka dapat dievaluasi berdasarkan data-
data dari pengukuran dan penilaian tersebut. Pengukuran menyediakan sarana yang
dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan. Pengukuran lebih
membatasi pada gambaran yang bersifat kuantitatif (angka-angka) tentang kemajuan
belajar peserta didik, sedangkan evaluasi dan penilaian lebih bersifat kualitatif.
Keputusan penilaian tidak hanya didasarkan pada hasil pengukuran, tetapi dapat pula
didasarkan hasil pengamatan dan wawancara.
Antara penilaian dan evaluasi sebenarnya memiliki persamaan yaitu keduanya
mempunyai pengertian menilai atau menentukan nilai sesuatu, disamping itu juga alat
yang digunakan untuk mengumpulkan datanya juga sama. Evaluasi dan penilaian lebih
bersifat kualitatif. Pada hakikatnya keduanya merupakan suatu proses membuat
keputusan tentang nilai suatu objek. Sedangkan perbedaannya terletak pada ruang
lingkup dan pelaksanaannya. Ruang lingkup penilaian lebih sempit dan biasanya hanya
terbatas pada salah satu komponen atau aspek saja, seperti prestasi belajar.
Pelaksanaan penilaian biasanya dilakukan dalam konteks internal. Ruang lingkup
evaluasi lebih luas, mencangkup semua komponen dalam suatu sistem dan dapat
dilakukan tidak hanya pihak internal tetapi juga pihak eksternal. Evaluasi dan penilaian

14
lebih bersifat komprehensif yang meliputi pengukuran, sedangkan tes merupakan salah
satu alat (instrument) pengukuran.
Dalam evaluasi pendidikan, ada empat komponen yang saling terkait dan merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Artinya kegiatan evaluasi harus melibatkan ketiga
kegiatan lainnya, yaitu penilaian, pengukuran, dan tes (non tes).

Gambar 1

Komponen Evaluasi Pendidikan

Evaluasi memiliki makna yang berbeda dengan pengukuran. Pengukuran (measurement)


pada umumnya berkenaan dengan masalah kuantitatif untuk mendapatkan informasi
yang diukur. Oleh sebab itu, dalam proses pengukuran diperlukan alat bantu tertentu.
Misalnya untuk mengukur kemampuan atau prestasi seseorang dalam memahami bahan
pelajaran diperlukan tes prestasi belajar, untuk mengukur IQ digunakan tes IQ; untuk
mengukur berat badan digunakan alat timbangan dan lain sebagainya.

Dari penjelasan di atas, maka antara evaluasi dan pengukuran tidak bisa disamakan
walaupun keduanya memiliki keterkaitan yang sangat erta. Evaluasi akan lebih tepat
manakalah didahului oleh proses pengukuran; sebaliknya hasil pengukuran tidak akan
memiliki arti apa-apa manakalah tidak dikaitkan dengan proses evaluasi. Misalkan
berdasarkan pengukuran diperoleh informasi bahwa anak-anak SMA dapat menyerap
60% bahan pelajaran yang terkandung dalam kurikulum. Untuk sampai pada kesimpulan
bahwa anak-anak SMA cukup bagus menguasai bahan pelajaran, diperlukan suatu
proses pengambilan kesimpulan atau proses pemberian makna yang disebut dengan
evaluasi. Jadi dengan demikian pengukuran itu hanya bagian dari evaluasi dan tes bagian
dari pengukuran. Ini berarti sebelum melakukan evaluasi atau judgment, didahului oleh
pengukuran dan pengukuran adalah hasil dari suatu tes.

Dari penjelasan di atas, maka pengukuran adalah proses pengumpulan data yang
diperlukan dalam rangka memberikan judgment yakni berupa keputusan terhadap
sesuatu. Istilah lain yang erat hubungannya dengan evaluasi dan pengukuran adalah
penilaian (assessment). Penilaian pada dasarnya adalah bagian dari evaluasi yang lebih
luas dari sekedar pengukuran. Dengan demikian, antara evaluasi, asessment, dan
measurement memiliki keterkaitan yang tidak bisa dipisahkan.

15
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Pegukuran adalah kegiatan penentuan angka terhadap suatu obyek secara sistematis.
Pengujian merupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkaan dengan penilaian.
Penilaian (assesment) adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar siswa yang bertujuan untuk membantu kemajuan
dan pencapaian tujuan pembelajaran yang dilaksanakan peserta didik.

Pengukuran dan penilaian berfungsi sebagai pemantau kinerja komponen-komponen


tersebut dalam mencapai tujuan akhir proses belajar mengajar. Evaluasi pembelajaran
adalah adalah keseluruhan kegiatan baik berupa pengukuran maupun penilaian untuk
membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

Tes, pengukuran, penilaian dan evaluasi memiliki perbedaan arti dan fungsi. Namun
semuanya tak dapat dipisahkan dalam dunia pendidikan sebab semuanya memiliki
keterkaitan yang erat.

16
DAFTAR PUSTAKA
B.Uno, Hamzah, dkk. 2013. Assessment Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara

Eben Manik. Peranan Pengukuran dan Penilaian. Diakses melalui


http://creative71ss.blogspot.co.id/2014/11/peranan-pengukuran-dan-penilaian-
dalam.html pada tanggal 19 Agustus 2016

http://ebookinga.com/pdf/pemanfaatan-data-pengujian-asesmen-untuk 1589018.html
diakses pada hari jumat 19 agustus 2016

Kurniasih, Imas, S.Pd.I dan Berlin Sani. 2014. 2013 Konsep dan Penerapan. Surabaya:
Kata Pena. Implementasi Kurikulum

Arikunto, Suharsimi, Dr., Prof., 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.

http://zonependidikan.blogspot.co.id/2010/06/pengertian-penilaian-menurut-para-
ahli.html (diakses pada 19 Agustus 2016)

http://fitriyani180893.blogspot.co.id/2014/01/peranan-penilaian-dalam
pembelajaran_2750.html (diakses pada 19 Agustus 2016)

http://pepunm1.blogspot.co.id/2012/09/hubungan-antara-tes-pengukuran.html(diakses
pada 19 Agustus 2016)

Вам также может понравиться