Palembang Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah : Manajemen Pelayanan Publik Kode Mata Kuliah : Semester/ TA : Ganjil Jumlah SKS : 3 SKS Jumlah Pertemuan : 16 kali 14 kali perkuliahan 1 kali UTS 1 kali UAS Adanya gerakan mengedepankan kepentingan konsumen, orientasi pelayanan yang lebih cepat, tidak berbelit-belit yang dilakukan pemerintah tentunya merubah tata cara birokrasi dalam memenuhi tuntutan layanan masyarakat. Dalam konteks ini maka pelayanan publik menempatkan pengguna jasa publik menjadi sentral orientasi A. Konsep Pelayanan Publik Dalam Kamus Besar BI pelayanan : suatu usaha untuk membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan orang lain. Kotler dalam Sampara Lukman, pelayanan : setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik. (Daviddow dan Uttal, 1989). Pelayanan merupakan aktivitas/manfaat yang ditawarkan oleh organisasi atau perorangan kepada konsumen (customer) yang bersifat tidak berwujud dan tidak dapat dimiliki. Istilah publik, yang berasal dari bahasa Inggris (public), yang memiliki variasi arti dalam bahasa Indonesia, yaitu umum, masyarakat, dan negara.
Public dalam pengertian umum atau masyarakat
dapat kita temukan dalam istilah public offering (penawaran umum), public ownership (milik umum), dan public utility (perusahaan umum), publicrelations (hubungan masyarakat),public service (pelayanan masyarakat), public interest (kepentingan umum) dll. . Pelayanan Publik : (Sinambela) “Kegiatan yang dilakukan pemerintah terhdp sejumlah manusia yg memiliki setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik.”
Pelayanan Publik (Kurniawan)
“Pemberian pelayanan (melayani) keperluan orang lain atau masy. Yg mempunyai kepentingan pd orgns itu sesuai dgn aturan pokok dan tata cara yg telah ditetapkan”. Kepmen PAN No. 63/2004 : Pelayanan Publik : pemberian pelayanan prima kepada masy yg merupakan perwujudan suatu kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat. Dalam UU Nomor 25 Tahun 2009 Pelayanan Publik : kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang- undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggaraan pelayanan publik. Keputusan MENPAN No. 63/2004 mengelompokkan 3 jenis pelayanan dari instansi pemerintah serta BUMN/BUMD : 1. Pelayanan administratif : pencatatan, penelitian, dokumentasi, dokumen dll. 2. Pelayanan barang : pelayanan berupa penyediaan bahan wujud fisik termasuk distribusi dan penyampaiannya kepada konsumen langsung. 3. Pelayanan jasa : pelayanan berupa saran dan prasarana serta penunjangnya. Jenis pelayanan : manfaat secara langsung dan habis terpakai dlm jangka waktu tertentu. Perbedaan Karakteristik Antara Barang dan Jasa BARANG JASA 1. Berwujud 1. Tidak berwujud 2. Satu jenis barang dpt berlaku 2. Satu bentuk pelayanan kpd untk semua orang seseorang blm tentu 3. Proses produksi dan sesuai/sama dengan bentuk distribusinya terpisah dgn jasa pelayanan kpd org lain. proses komunikasi 3. Proses produksi dan 4. Berupa barang benda distribusi pelayanan 5. Pembeli/pelanggan pd berlangsung bersamaan pd umumnya tdk terlibat dlm saat dikonsumsi proses produki (walaupun 4. Berupa proses/kegiatan kadang2 diberi kesempatan 5. Pembeli/pelanggan terlibat meninjau perusahaan/orgsi dalam proses produksi BARANG JASA 6. Nilai utamanya dihasilkan 6. Nilai utamanya dihasilkan dlm perusahaan/organisasi proses interaksi antara pemberi 7. Dapat disimpan sebagai pelayanan/penjual dan persediaan pelanggan/pembeli 8. Dapat berpindah 7. Tidak dpt disimpan (selesai kepemilikan proses hingga selesai dan berakhir) 8. Tdk ada perpindahan (Sumber: Gronos, 1990 dlm kepemilikan setiap pelayanan LANRI, 2003:8) berlaku secara terpisah dan berakhir dengan diterimanya pelayanan tersbt/termsk tidk diterima Dari berbagai jenis pengelolaan pelayanan publik yg disediakan pemerintah, timbul beberapa persoalan dalam hal penyediaan pelayanan publik. Persoalan-persoalan tersebut diidentifikasi Wright (dalam LAN, 2003: 16) sb : 1. Kelemahan yg berasal dari sulitnya menentukan atau mengukur output maupun kualitas dari pelayanan yg diberikan oleh pemerintah. 2. Pelayanan yang diberikan pemerintah memiliki ketidakpastian tinggi dalam hal teknologi produksi sehingga hubungan antara output dan input tidak dpt ditentukan dgn jelas. 3. Pelayanan pemerintah tidak mengenal “bottom line” artinya seburuk apapun kinerjanya, pelayanan pemerintah tidak mengenal istilah bangkrut. 4. Berbeda dengan mekanisme pasar yang memiliki kelemahan dalam memecahkan masalah eksternalities, organisasi pelayanan pemerintah menghadapi masalah berupa internalities. Artinya, organisasi pemerintah sangat sulit mencegah pengaruh nilai-nilai dan kepentingan para birokrat dari kepentingan umum masyarakat yang seharusnya dilayaninya. Di sisi lain, sektor swasta berperan dalam hal penyediaan barang dan jasa yang bersifat privat. Situasi persaingan selalu timbul dalam penyelenggaraan penyediaan barang dan jasa oleh sektor swasta. Ada kalanya pemerintah juga menyediakan layanan barang privat. Untuk menghindari crowding out effect, dimana pemerintah lebih berperan sebagai kompetitor pemain pasar lainnya, perlu diatur secara jelas, mana barang dan jasa yang harus diserahkan ke swasta, mana yang dapat dikerjakan secara bersama-sama, dan mana yang murni dikerjakan oleh pemerintah. Pelayanan Publik Pemerintah Pelayanan Publik Swasta
1. Memiliki dasar hukum yg jelas 1. Didasarkan pd kebijakan dewan
dlm penyelenggaraannya. direksi 2. Memiliki klpk kepentingan yg 2. Terfokus pada pemegang saham luas 3. Memiliki tujuan mencari 3. Memiliki tujuan sosial keuntungan 4. Dituntut akuntabel kpd publik 4. Akuntabel pada kalangan 5. Indikator kinerjanya harus lugas terbatas 6. Seringkali menjadi isu sasaran 5. Kinerjanya ditentukan atas dasar politik kinerja manajemen/kinerja 7. Masalah yang dihadapi bersifat finansial kompleks 6. Tidk terlalu terkait dgn isu politik 8. Sulit mengukur atau menentukan 7. Tidk terlalu bersifat kompleks keluaran/kualitas pelayanan yang 8. Relatif lebih murah diberikan Pelayanan Publik Pemerintah Pelayanan Publik Swasta
9. Tidk mengenal bangkrut 9. Mengenal dan riskan dgn
seburuk apapun pelayanannya bottom line pelayanan yang 10.Lemah dlm memecahkan buruk lgsng berakibat fatal masalah yg bersifat internal terhdp perusahaan (sulit mencegah kepentingan 10.Sangat terpengaruh masalah stakeholder internal) eksternal/lingkungan 11.Sebagian besar bersifat strategis yang berlaku monopoli dgn berbagai 11.Semangat bersaing yang kelemahan yg dpt terjadi tinggi.
(Anwar Supriadi, 2004, LANRI.
Jakarta) Penyelenggaraan pelayanan yg dilakukan oleh pemerintah pd umumnya dirasakan lamban, berbelit-belit, tidak jelas dan sebagainya. Pernyataan seperti ini tidak hanya terhadap pelayanan yg diselenggarakan di Indonesia , melainkan juga yang diselenggarakan di negara-negara maju lainya. Bukti nyata atas tuntutan tersebut adalah munculnya pemikiran Osborn dan Gaebler (1992) yang telah merubah tatacara birokrasi dalam rangka memenuhi tuntutan layanan masyarakatnya (Reinventing Government). 1. BAGAIMANAKAH KONSEP PELAYANAN PUBLIK MENURUT ANDA?
2. APA SAJA YANG MENJADI KOMPONEN
PENTING DALAM PELAYANAN PUBLIK?
3. BERIKAN CONTOH PELAYANAN PUBLIK
YANG PERNAH ANDA RASAKAN DAN BAGAIMANA PELAKSANAANNYA? Konsep pelayanan publik yang diperkenalkan David Osborne dan Ted Gaebler itu intinya ad/ pentingnya peningkatan pelayanan publik oleh birokrasi pemrintah dgn cara memberi wewenang kpd swasta lebih banyak berpartisipasi sbgi pengelola pelayanan publik. Dlm rangka perbaikan penerapan dan sistem dlm pelaksanaan pelayanan publik, Obsorne 10 prinsip untuk mewirusahakan birokrasi : 1. Pemerintah Katalis : mengarahkan ketimbang mengayuh. 2. Pemerintahan milik masyarakat : memberi wewenang ketimbang melayani 3. Pemerintah yg kompetitif : menyuktikan persaingan kedalam pemberian pelayanan 4. Pemerintahan yang digalakkan oleh misi : mengubah organisasi yang digerakkan peraturan. 5. Pemerintahan yang berorientasi hasil : membiayai hasil bukan masukkan. 6. Pemerinthan berorientasi pelanggan : memenuhi kebutuhan pelanggan bukan birokrasi 7. Pemerintahan wirausaha : menghasilkan ketimbang membelanjakan 8. Pemerintahan antisipatif : mencegah daripada mengobati 9. Pemerintahan desentralisasi : dari herarki menuju partisipasi dan tim kerja 10. Pemerintahan birokrasi pasar: mendongkrak perubahan melalui pasar. Oleh karenanya berkenaan dgn reformasi di sektor publik, salah satu prinsip penting yg merubah paradigma pelayanan publik adalah prinsip streering rather than rowing. Berkenaan dgn prinsip ini, pemerintah diharapkan utk lebih berperan sbg pengarah daripada sekedar pengayuh. Fungsi pengayuh bisa dilakukan secara lebih efisien oleh pihak lain yg profesional. Prinsip ini menjelaskan bahwa pemerintah tidak dapat secara terus menerus bekerja sendirian, dan harus mulai mengubah paradigma pelayanan agar tujuan dari penyelenggaraan pelayanan dapat tercapai lebih baik lagi. Dengan paradigma baru di bidang pelayanan yang dilandasi oleh filosofi intrepreneurial government dan new public management inilah maka cara pandang radisional terhadap peran pemerintah dalam menyelenggarakan pelayanan publik haruslah diubah. Osborne dan Plastrik (1996) menjelaskan 5 strategi penting untuk mewujudkannya, yaitu: 1. Strategi inti: menciptakan kejelasan tujuan 2. Strategi konsekuensi: menciptakan konsekuensi untuk kinerja 3. Strategi pelanggan: menempatkan pelanggan di posisi penentu 4. Strategi pengendalian: memindahkan pengendalian dari puncak dan pusat 5. Strategi budaya: menciptakan budaya wirausaha 1. Bagaimana hubungan antara pelayanan publik dengan good government! 2. Jelaskan contoh pelayanan publik yang telah melaksanakan pelayanan sesuai dengan prosedur (SOP)! 3. Jelaskan perbedaan pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah dan pelayanan publik oleh swasta!