Вы находитесь на странице: 1из 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/322070937

REVIEW : PROSES SINTESIS MATERIAL ANORGANIK MENGGUNAKAN


PREKURSOR OKSALAT DALAM METODE KOPRESIPITASI

Article · December 2017

CITATIONS READS

0 1,790

2 authors, including:

Happy Bunga Nasyirahul Sajidah


Institut Teknologi Sepuluh Nopember
5 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

SINTESIS ZEOLIT ZSM-5 DENGAN METODE HIDROTERMAL: STUDI KOMPREHENSIF View project

REVIEW : DIFFERENTIAL THERMAL ANALYSIS (DTA), DIFFERENTIAL SCANNING CALORIMETRY (DSC), THERMAL GRAVIMETRIC ANALYSIS (TGA) SCANNING ELECTRON
MICROSCOPY (SEM) DAN TRANSMISSION ELECTRON MICROSCOPY (TEM) UNTUK KARAKTERISASI SERBUK Ba1-xSrxTiO3 View project

All content following this page was uploaded by Happy Bunga Nasyirahul Sajidah on 26 December 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


REVIEW : PROSES SINTESIS MATERIAL ANORGANIK MENGGUNAKAN
PREKURSOR OKSALAT DALAM METODE KOPRESIPITASI

Happy Bunga Nasyirahul Sajidah

Laboratorium Kimia Material dan Energi, Departemen Kimia


Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

ABSTRAK

Beragam metode banyak digunakan dalam sintesis material anorganik. Metode


kopresipitasi merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk sintesis material
anorganik. Metode kopresipitasi merupakan jenis metode untuk sintesis kimia basah yang
mempunyai proses sederhana dan memiliki kelarutan yang tinggi terhadap garam seperti
MCl2 dan M’Cl4 serta yield yang tinggi dari presipitasi asam oksalat (H2C2O4). Metode ini
sangat sederhana untuk dilakukan yaitu dengan mencampurkan reagen dengan agen
pengendap. Selain itu, campuran yang dihasilkan bersifat homogen. Prekursor atau agen
pengendap yang biasa digunakan adalah prekursor oksalat atau asam oksalat (H2C2O4). Asam
oksalat digunakan sebagai agen pengendap karena mempunyai sifat sebagai agen pengkelat
untuk kation logam dan bersifat basa konjugat.

Kata Kunci : Sintesis Material Anorganik, Metode Kopresipitasi, Prekursor Oksalat

Konten :
1. Pendahuluan ........................................................................................................... 1
2. Metode Kopresipitasi ............................................................................................. 1
3. Prekursor Oksalat ................................................................................................... 2
4. Sintesis Material Anorganik .................................................................................. 2
5. Kesimpulan ............................................................................................................ 6
6. Daftar Pustaka ........................................................................................................ 7
1. PENDAHULUAN

Metode kopresipitasi merupakan metode yang melibatkan kation logam dari medium
tertentu yang diendapkan secara bersama dalam bentuk hidroksida, karbonat, oksalat atau
sitrat [1][2][3]. Metode kopresipitasi merupakan salah satu metode yang dapat digunakan
untuk sintesis material anorganik. Metode kopresipitasi merupakan jenis metode untuk
sintesis kimia basah yang mempunyai proses sederhana dan memiliki kelarutan yang tinggi
terhadap garam seperti MCl2 dan M’Cl4 serta yield yang tinggi dari presipitasi asam oksalat
(H2C2O4). Endapan yang dihasilkan kemudian dikalsinasi pada temperatur tertentu, sehingga
menghasilkan produk dalam bentuk serbuk. Dalam pembentukan produk, proses dari metode
ini melibatkan kontrol pH, temperatur dan kecepatan pengadukan. Metode ini dilakukan
karena sederhana dan menghasilkan pencampuran yang sederhana [4].
Prekursor atau agen pengendap yang biasa digunakan adalah prekursor oksalat atau
asam oksalat (H2C2O4). Asam oksalat digunakan sebagai agen pengendap karena mempunyai
sifat sebagai agen pengkelat untuk kation logam dan bersifat basa konjugat [6].

2. METODE KOPRESIPITASI

Kopresipitasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk menghasilkan suatu


serbuk yang mempunyai kelebihan diantaranya adalah pencampuran homogen yang terjadi
dari suatu endapan reaktan mengurangi suhu reaksi dan proses dari metode ini untuk
mensintesis serbuk oksida logam sangat sederhana. Akan tetapi, metode ini memiliki
beberapa kelemahan seperti tidak dapat berjalan dengan baik apabila menggunakan reaktan
yang mempunyai kelarutan berbeda, proses ini tidak tepat untuk pembuatan material dengan
tingkat kemurnian yang tinggi, selain itu metode ini tidak memiliki kondisi sintesis yang
umum dalam pembentukan beberapa oksida logam [4].
Pada metode ini dilibatkan suatu kation logam dari medium tertentu yang diendapkan
secara bersama dalam bentuk hidroksida, karbonat, oksalat atau sitrat [1][2][3]. Endapan
yang dihasilkan kemudian dikalsinasi pada temperatur tertentu, sehingga menghasilkan
produk dalam bentuk serbuk. Dalam pembentukan produk, proses dari metode ini melibatkan
kontrol pH, temperatur dan kecepatan pengadukan [4]. Sintesis menggunakan metode ini
telah mampu menghasilkan berbagai macam nanopartikel. Produk yang dihasilkan
meningkatkan ukuran kristal yang sebanding dengan meningkatnya kenaikan suhu sintesis
dan akan menurun sebanding dengan kenaikan durasi pengadukan [1].

1
Pengendapan akan terjadi ketika substansi akan melewati titik jenuh. Proses
sintesisnya sangat mudah karena menggunakan suhu rendah dan mudah untuk mengontrol
ukuran partikel, sehingga waktu yang dibutuhkan relatif lebih singkat. Produk dari metode ini
diharapkan memiliki ukuran partikel yang lebih kecil dan lebih homogen daripada metode
solid-state [5].

3. PREKURSOR OKSALAT

Prekursor oksalat merupakan prekursor yang terbuat dari asam oksalat. Asam oksalat
merupakan senyawa organik dengan rumus H2C2O4 turunan dari asam karboksilat. Senyawa
ini memiliki kekuatan asam 3000 kali lebih kuat dari asam asetat. Asam oksalat merupakan
agen pengkelat untuk kation logam dan bersifat basa konjugat. Kebanyakan asam oksalat
membentuk dihidrat dengan rumus formula C2O4H2.2H2O. Selain sebagai agen pengendap,
asam oksalat banyak digunakan sebagai bahan pencampur zat warna dalam industri tekstil
dan cat, menetralkan kelebihan alkali pada pencucian, sebagai bleaching, sebagai bahan
pelapis yang melindungi logam dari korosif dan pembersih radiator otomotif serta pembersih
logam [6].

4. SINTESIS MATERIAL ANORGANIK

Suasmoro dkk [3] telah melakukan penelitian tentang pembuatan Ba1-xSrxTiO3


menggunakan prekursor oksalat dengan metode kopresipitasi. Sintesis material dilakukan
menggunakan reagen TiCl4, BaCl2.2H2O, SrCl2.2H2O dan H2C2O4.2H2O. Prekursor
(Ba/Sr)TiO(C2O4)2.4H2O dibuat dari campuran TiOCl2 dengan TiCl4 dan larutan Ba/SrCl2
yang ditempatkan dalam wadah berisi larutan H2C2O4 jenuh dengan menjaga suhunya pada
suhu 40-45 °C. Endapan yang dihasilkan kemudian disaring dan dibersihkan menggunakan
air demineralisasi untuk menghilangkan Cl-, kemudian dilakukan tes menggunakan larutan
AgNO3 untuk mengetahui apakah Cl- sudah benar-benar hilang dari endapan. Setelah itu
endapan dikeringkan pada suhu 110 °C. Setelah kering, endapan dikalsinasi pada suhu 700
°C selama 2 jam. Serbuk yang dihasilkan dari penelitian tersebut berukuran 0,2-2 µm dengan
bentuk memanjang serta terbentuk struktur perovskit dengan penurunan bentuk tetragonal
akibat adanya kenaikan dari konsentrasi Sr2+ pada sisi Ba2+. Waktu kalsinasi yang lama
menyebabkan pertumbuhan serbuk dan sedikit penurunan parameter kisi.

2
Sedangkan Potdar dkk [7] telah melakukan penelitian tentang pencampuran perkursor
oksalat (BaC2O4+TiO(C2O4)(H2O)2) menggunakan metode kopresipitasi untuk menghasilkan
serbuk BaTiO3. Hasil yang didapatkan menggunakan metode ini adalah BaSrTiO3 dengan
ukuran 0,2-0,5 µm dengan bentuk sperikal pada suhu pirolisis 750 °C. Selanjutnya, Simon-
Seveyrat dkk [8], juga melakukan sintesis BaTiO3 sebagai aplikasi piezoelektrik dengan
membandingkan dua metode, yaitu metode solid-state dan metode kopresipitasi. Ia
menggunakan material BaCO3 dan TiO2 yang kemudian di campur dan di kalsinasi pada suhu
1150 °C untuk metode solid-state. Sedangkan untuk metode kopressipitasi, ia menggunakan
material Ti(OC4H9)4 yang dilarutkan dengan larutan asam oksalat yang kemudian membentuk
TiOC2O4. Setelah kelarutan titanium sempurna, barium asetat ditambahkan secara perlahan
hingga membentuk BaTiO(C2O4)2. Serbuk yang dihasilkan dikalsinasi pada suhu 650 °C
selama 10 jam. Hasil serbuk BaTiO3 yang didapatkan untuk metode solid-state stabil pada
suhu reaksi 900 °C. Sedangkan pada metode kopresipitasi didapatkan serbuk terbaik pada
suhu 700 °C.
Pada tahun 2005, Zhang dkk [9] melakukan sintesis serbuk perovskit nanosized (Pb,
Sr)TiO3 menggunakan metode kopresipitasi. Prekursor yang digunakan adalah asam oksalat,
etanol, titanium tetrabutoksida, timbal nitrat dan stronsium nirat. Hasil serbuk yang
dihasilkan berukuran 10 nm dengan bentuk sperikal. Salleh dkk [10] melakukan sintesis
TlSr1212 untuk superkonduktor menggunakan metode kopresipitasi dengan prekursor
oksalat. Superkonduktor TlSr1212 disintesis dengan reaksi solid-state menggunakan serbuk
prekursor yang mengandung Tl yang telah disiapkan sebelumnya menggunakan metode
kopresipitasi logam asetat dengan komposisi Ti0,8Bi0,2Sr2Ca0,8Y0,2Cu2O7±δ. Hasilnya, sintesis
sukses dilakukan pada kondisi sintering 870 °C selama 1 jam dengan pembentukan fase 1212
yang dominan. Selain itu terdapat fase 1201 yang kecil akibat adanya kontaminan dari
SrCO3.
Prasadarao dkk [11] melakukan studi pada barium titanat tentang pengaruh pH pada
pembentukan prekursor oksalat menggunakan metode kopresipitasi. Pengaruh pH pada
pembentukan prekursor untuk BaTiO3 dari kalium tytanil oksalat dan barium klorida
diselidiki pada kisaran pH 2,0-10,0. Hasil dari analisis termal diperoleh bahwa barium tytanil
oksalat bisa diperoleh pada pH dibawah 3,0. Peningkatan pH hingga 5,0 menyebabkan
pembentukan barium tytanil hidroksi oksalat, sedangkan dua campuran fasa barium oksalat
dan tytanil hidroksida diamati pada pH 7,0 sampai 10,0. Barium tytanil oksalat terbentuk
pada suhu 600 °C.

3
Kim dkk [12] juga melakukan sintesis menggunakan oksalat sebagai prekursor dalam
metode kopresipitasi untuk sintesis CoSb3 dengan model termodinamik. Kobalt (II) klorida
heksahidrat dan SbCl3 dicampur kemudian dtambahkan dengan prekursor asam oksalat, asam
hidroklorida, larutan amonia serta aseton. Campuran kobalt dan timbal dilarutkan tetes demi
tetes ke dalam asam oksalat dengan mempertahankan pH sebesar 2,7 menggunakan amonium
hidroksida pekat. pH larutan tidak boleh diatas 2,9 karena pada pH tersebut tidak dapat
mengendapkan larutan. Endapan yang didapatkan kemudian di saring dan dicuci dengan air
dan aseton, kemudian dikeringkan daam oven hampa udara pada suhu 80 °C. Serbuk diolah
menggunakan dua tahap yaitu serbuk di dekomposisi pada suhu 350 °C untuk menghilangkan
molekul organik kemudian serbuk di reduksi pada suhu 530 °C dibawah aliran hidrogen.
Serbuk yang diperoleh di konsolidasi dan di sinering pada suhu 500 °C pada tekanan 50 MPa
selama 10 menit.
Umabala dkk [13] juga melakukan sintesis menggunakan prekursor oksalat dan
prekursor hidroksida pada metode kopresipitasi dalam mensintensis bismut titanat. Reagen
yang digunakan berupa Bi(NO3)3 dan K2[TiO(C2O4)2]2H2O (KTO) dan BDH analar. Ketiga
bahan tersebut dicampur dan diendapkan dengan prekursor oksalat serta prekursor
hidroksida. Pengaruh pH dilakukan pada pembentukan prekursor inkoometrik pada bismut
titanat. Analisis termal dilakukan menggunakan Bi(NO3)3 dan kalium tytanil oksalat sebagai
bahan awal. Endapan yang diperoleh pada pH 5,0 berhubungan dengan adanya campuran
antara BiO(HC2O4) dan TiO(OH)2H2O dengan perbandingan 4:3, namun pirolisis tersebut
tidak menghasilkan Bi4Ti3O12 dalam fase yang murni. Fase murni didapatkan pada suhu 750
°C pada prekursor NH4OH didalam campuran 4Bi(OH)3 + 3TiO(OH)2H2O.
Sedangkan Settu [14] melakukan karakterisasi pada MgO-ZrO2 yang dipreparasi
menggunakan peptisasi in-situ metode kopresipitasi dengan prekursor gel oksalat. Proses
sintesis diawali dengan pencampuran reagen ZrOCl2.8H2O, Mg(NO3)2.6H2O dan (HCO2)2
.2H2O. Reagen tersebut digunakan karena memiliki kelarutan yang tinggi terhadap air.
Setelah dicampur, reagen tersebut ditambah dengan prekursor oksalat (H2C2O4.2H2O) sedikit
demi sedikit. Endapan yang dihasilkan dicuci dengan etanol dan kemudian serbuk dioven
pada suhu 50 °C hingga air menguap. Hasil sinar-X menunjukkan bahwa kristal telah
terbentuk sempurna yang menghasilkan bentuk tetragonal.
Knaepen dkk [15] melakukan penelitian tentang sintesis kalsium-stronsium
menggunakan metode yang sama yaitu kopresipitasi dengan prekursor oksalat. Ia
menggunakan reagen Ca-Sr dalam bentuk serbuk yang dilarutkan dalam asam nitrat untuk
mempersiapkan superkonduktor BiSrCaCuO. Perilaku dekomposisi pada serbuk hasil
4
kopresipitasi dipengaruhi oleh campuran stronsium oksalat dengan Ca/ Sr yang sama, selain
itu stoikiometri Ca/Sr juga berpengaruh terhadap struktur kristal dan morfologi kristal.
Sedangkan Arab-Chapelet dkk [16] pada tahun 2007, melakukan sintesis senyawa
aktinida oksida yang menggunakan metode kopresipitasi juga dengan prekursor oksalat.
Reagen yang digunakan berupa larutan aktinida (IV) dan aktinida (III), hydrazinium nitrat
digunakan sebagai agen penyetabil oksidasi pada aktinida. Kopresipitasi terjadi dengan
adanya penambahan larutan asam oksalat (H2C2O4) didalam media nitrat. Serbuk yang
terbentuk dikeringkan pada temperatur ruang. Sebelumnya, Langbein dan Fischer [17] telah
melakukan investigasi pada bentuk nikel-zink ferit yang dipreparasi menggunakan oksalat
kopresipitasi. Larutan Ni2+, Zn2+, Fe2+ dicampur, kemudian ditambahkan dengan prekursor
oksalat membentuk NixZn1-xFe2(C2O4)3.nH2O. Setelah endapan terbentuk, endapan
dikeringkan pada suhu 100 °C.
Traversa dkk [18] melakukan sintesis Mg-Al hidroksida menggunakan metode
kopresipitasi dengan orekursor oksalat yang kemudian didekomposisi termal dari larutan
nitrat pada persen ion oksalatnya. Sampel diprepaasi dengan rasio 2:1 dan 1:2. Sama seperti
penelitian yang lainnya ketika menggunakan metode kopresitasi, proses sintesisnya diawali
dengan mencampurkan reagen yaitu larutan Mg dan Al nitrat dengan rasio yang telah
dijelaskan sebelumnya, kemudian ditambahkan asam oksalat sebanyak 225 mL pada suhu 60
°C. NH4OH kemudian ditambahkan pada campuran sedikit demi sedikit hingga pH bernilai
9,5. Larutan didiamkan hingga 2 jam untuk mendapatkan endapan, kemudian endapan
disaring dan dicuci serta dikeringkan pada suhu 105 °C. Serbuk yang dihasilkan di ball mill
untuk menghomogenkan semua serbuk.
Gan dkk [19] mensintesis serbuk LaNiO3 dari prekursor oksalat melalui reaksi inversi
mikroemulsi. Teknik mikroemulsi telah berhasil dilakukan untuk mensintesis partikel
lantanum dan nikel oksalat membentuk serbuk LaNiO3. Prosesnya adalah mencampurkan
oksalat yang dicampur dengan logam secara mikrohomogen menggunakan metode
kopresipitasi dalam bentuk partikel bulat sekitar 20 nm. Partikel lantanum dan nikel oksida
ini dikalsinasi pada suhu 800 °C selama 20 jam. Setelah itu didapatkan serbuk halus LaNiO3
berbentuk sperikal.
Morfologi dan perilaku dekomposisi termal dari kopresipitasi oksida La-Ba-Cu telah
dilakukan oleh Wu dan Fang [20]. Reagen yang digunakan adalah kation La, Ba dan Cu yang
kemudian dicampurkan dengan prekursor oksalat sebanyak 20% hingga terbentuk endapan.
Larutan asam oksalat dimasukkan melalui titrasi dengan kecepatan 10 mL/menit. Larutan
amonia juga digunakan untuk menyetabilkan nilai pH larutan. Setelah dilakukan
5
kopresipitasi, endapan yang masih mengandung oksalat dicuci menggunakan etanol dan
dikeringkan pada suhu 80 °C selama 24 jam. Serbuk yang kering kemudian dikalsinasi
dibawah kondisi yang berbeda yaitu temperatur, waktu dan atmosfer. Penelitian tersebut
menghasilkan sifat termal yang berbeda pada masing-masing reagen. Dekomposisi pertama
untuk La-Ba-Cu, dihasilkan senyawa CuO, BaCO3 dan La2O2CO3. La2O2CO3 bereaksi
dengan beberapa CuO membentuk La2CuO4. Selanjutnya, La2CuO4, BaCO3 dan La2O2CO3
bereaksi bersama membentuk padatan LaBa2Cu3Oy dan BaCuO2. Tingginya suhu kalsinasi
pada endapan La-Ba-Cu menyebabkan homogenitas komposisi serbuk kristal dan morfologi
partikel.
Gabal dkk [21] mensintesis CoTiO3 menggunakan prekursor kobalt oksalat TiO2.
Reagen yang ia gunakan adalah reagen berbahan dasar kobalt karbonat murni,
2CoCO3.3Co(OH)2, titanium dioksida, TiO2 (Anatase) dan asam oksalat. Proses sintesisnya
diawali dengan mencampurkan kobalt karbonat dengan titanium dioksida (1:1) dalam air
distilasi. Setelah itu asam oksalat ditambahkan dan distirer agar campuran tersebut homogen.
Proses presipitasi kobalt oksalat pada permukaan partikel TiO2 melalui heterogenasi nukleus.
Produk yang dihasilkan diuapkan dan endapan dikeringkan pada suhu 70 °C. Kalsinasi
dilakukan pada suhu yang berbeda yaitu pada suhu 230, 300, 650, 750, 850, 950 °C selama
30 menit dan 1000 °C selama 2 jam. Fasa trigonal ilmenit didapatkan pada suhu 1000 °C.
Lemahnya aglomerasi ditemukan dari hasil TEM dengan morfologi yang berbeda pada
bentuk dan dimensi kristal. Luas area yang didapatkan sebesar 29,7 m2g-1. Serbuk titanat
mempunyai sifat semikonduktor pada suhu yang tinggi.

5. KESIMPULAN

Metode kopresipitasi merupakan metode yang banyak digunakan dalam sintesis


material anorganik. Metode ini banyak digunakan karena proses sintesisnya sederhana, cepat,
ekonomis dan produk yang dihasilkan bersifat homogen. Proses yang sederhana ini hanya
memerlukan pencampuran reagen dengan suatu prekursor atau agen pengendap yang
nantinya menghasilkan suatu endapan. Prekursor atau agen pengendap yang telah banyak
digunakan dalam sintesis material anorganik menggunakan metode kopresipitasi adalah
prekursor oksalat. Prekursor yang bersifat sebagai agen pengkelat kation logam ini banyak
digunakan karena mudah didapatkan dan mudah untuk dibersihkan dari endapan yang
dihasilkan dari sintesis secara kopresipitasi. Material anorganik yang banyak disintesis

6
menggunakan metode kopresipitasi dengan agen pengendap oksalat adalah material perovskit
seperti BaSrTiO3, BaTiO3, CoTiO3, LaNiO3, (Pb,Sr)TiO3.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Tawainella, R. D., Riana, Y., Fatayati, R., Amelliya, Kato, T., Iwata, S., dan Suharyadi,
E., (2014), “Sintesis Nanopartikel Manganase Ferrite (MnFe2O4) dengan Metode
Kopresipitasi dan Karakterisasi Sifat Kemagnetannya”, Jurnal Fisika Indonesia, Vol.
XVIII, No. 52.
[2] Thoriyah, A., dan Fansuri, H., (2009), “Sintesis Oksida Perovskit LA1-xBaxCoO3-δ
dengan Metode Kopresipitasi dan Karakterisasinya”, Prosiding Skripsi, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember, SK-091304.
[3] Suasmoro, S., Pratapa, S., Hartanto, D., Setyoko, D., Dani, U.M.. (2000). The
Characterization of Mixed Titanate Ba1-xSrxTiO3 Phase Formation from Oxalate
Coprecipitated Precursor. Journal of the European Ceramic Society (20): 309–314.
[4] Ningsih, S, K, W., (2016), “Sintesis Anorganik”, UNP Press, Padang.
[5] Khairiah, (2011), Sintesis dan Karakterisasi Pertumbuhan Nanopartikel ZnS dengan
Metode Kopresipitasi, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
[6] Asip, F., Febrianti, R., dan Novitasari, T., (2015), “Pengaruh Konsentrasi NaOH dan
Waktu Peleburan pada Pembuatan Asam Oksalat dari Ampas Tebu”, Jurnal Teknik
Kimia, Vol. 21, No. 3.
[7] Potdar, H. S., Deshpande, S. B., dan Date, S. K., (1999), “Chemical Coprecipitation of
Mixed (Ba+Ti) Oxalates Precursor Leading to BaTiO3 Powders”, Material Chemistry
and Physics, Vol. 58, hal. 121-127.
[8] Simon-Seveyrat, L., Hajjaji, A., Emziane, Y., Guiffard, B., dan Guyomar, D., (2007), Re-
investigation of Synthesis of BaTiO3 by Conventional Solid-State Reaction and
Oxalate Coprecipitation Route for Piezoelectric Applications”, Ceramics
International, Vol. 33, hal. 35-40.
[9] Zhang, F., Karaki, T., dan Adachi, M., (2005), “Synthesis of Nanosized (Pb,Sr)TiO3
Perovskite Powders by Coprecipitation Processing”, Powder Technology, Vo. 159,
hal. 13-16.
[10] Salleh, F. Md., Yahya, A. K., Imad, H., dan Jumali, M. H., (2005), “Synthesis and
Formation of TlSr1212 Superconductors from Coprecipitated Oxalate Precursors”,
Physica C, Vol. 426-431, hal. 319-324.

7
[11] Prasadarao, A. V., Suresh, M., dan Komarneni, S., (1999), “pH Dependent
Coprecipitated Oxalate Precursors-A Thermal Study of Barium Titanate”, Materials
Letters, Vol. 39, hal. 359-363.
[12] Kim, S., Kim, M. C., Kim, M. S., Ahn, J. P., Moon, K., Koo, S. M., Tafti, M. Y., Park,
J., Toprak, M. S., Lee, B., dan Kim D. K., (2016), “Nanophase Oxalate Precursors of
Thermoelectric CoSb3 by Controlled Coprecipitation Predicted by Thermodynamic
Modeling”, Advanced Powder Technology, Vol. 27, hal. 773-778.
[13] Umabala, A. M., Suresh, M., dan Prasadarao, A. V., (2000), “Bismuth Titanate from
Coprecipitated Stoichiometric Hydroxide Precursors”, Materials Letters, Vol. 44, hal.
175-180.
[14] Settu, T., (2000), “Characterisation of MgO-ZrO2 Precursor Powders Prepared by In-situ
Peptisation of Coprecipitated Oxalate Gel”, Ceramics International, Vol. 26, hal. 517-
521.
[15] Knaepen, E., Van Bael, M. K., Schildermans, I., Nouwen, R., D’Haen, J., D’Olieslaeger,
M., Quaeyhaegens, C., Franco, D., Yperman, J., Mullens, J., dan Van Poucke, L. C.,
(1998), “Preparation and Characterization of Coprecipitates and Mechanical Mixtures
of Calcium-Strontium Oxalates using XRD, SEM-EDX and TG”, Thermochimica
Acta, Vol. 318, hal. 143-145.
[16] Arab-Chapelet, B., Grandjean, S., Nowogrocki, G., dan Abraham, F., (2007), “Synthesis
of New Mixed Actinides Oxalates as Precursors of Actinides Oxide Solid Solutions”,
Journal of Alloys and Compounds, Vol. 444-445, hal. 387-390.
[17] Langbein, H., dan Fischer, S., (1991), “Investigation of The Formation of Nickel-Zinc
Ferrite from Coprecipitated Oxalates”, Thermochimica Acia, Vol. 182, hal. 39-46.
[18] Traversa, E., Nunziante. P., dan Chiozzini, G., (1992), “Thermal Decomposition of Mg-
Al Hydroxides Coprecipitated in The Presence of Oxalates Ions”, Thermochimica
Acia, Vol. 199, hal. 25-33.
[19] Gan, L. M., Chan, H. S. O., Zhang, L. H., Chew, C. H., dan Loo, B. H., (1994),
“Preparation of Fine LaNiO3 Powder From Oxalate Precursors Via Reactions in
Inverse Microemulsions”, Materials Chemistry and Physics, Vol. 37, hal. 263-268.
[20] Wu, M., dan Fang, T., (1994), “Morphology and Thermal Decomposition Behavior of
Coprecipitated La-Ba-Cu Oxalate”, Materials Chemistry and Physics, Vol. 37, hal.
278-283.

8
[21] Gabal, M. A., Hameed, S. A., dan Obaid, A. Y., (2012), “CoTiO3 Via Cobalt Oxalate-
TiO2 Precursor, Synthesis and Characterization”, Materials Characterization, Vol. 71,
hal. 87-94.

View publication stats

Вам также может понравиться