Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena
hanya atas karunia dan rahmat-Nya, penyusunan Bahan Ajar Program Keahlian Geologi
Pertambangan dapat diselesaikan dengan baik.
Penyusunan Bahan Ajar ini dilakukan untuk memberikan pembenaran secara akademis
dan sebagai landasan pemikiran dari materi pokok Geologi Struktur yang terdiri dari
empat Kegiatan Pembelajaran (1) Dasar-Dasar Geologi Struktur, (2) Gaya-Gaya Geologi
Struktur (3) Jenis-Jenis Geologi Struktur dan (4) Pengukuran Geologi Struktur.
Penyusunan bahan ajar ini didasarkan pada hasil kajian dan diskusi terhadap substansi
materi muatan yang terdapat di berbagai pelaksanaan perkembangan di bidang Geologi
Pertambangan. Adapun penyusunannya dilakukan berdasarkan pengolahan dari hasil
eksplorasi studi kepustakaan, pendalaman materi secara komprehensif dengan para
praktisi dan pakar di bidangnya, serta diskusi internal tim yang dilakukan secara intensif.
Kelancaran proses penyusunan Bahan Ajar ini tentunya tidak terlepas dari keterlibatan
dan peran seluruh Tim Penyusun, yang telah dengan penuh kesabaran, ketekunan, dan
tanggung jawab menyelesaikan apa yang menjadi tugasnya. Untuk itu, terima kasih atas
ketekunan dan kerjasamanya.
Tim Penyusunan
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................. ii
A. PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
RANGKUMAN ..................................................................................................................... 22
TUGAS................................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 22
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
KEGIATAN BELAJAR 4: PENGUKURAN GEOLOGI
STRUKTUR
A. PENDAHULUAN
Geologi struktur merupakan bagian dari ilmu geologi yang terdiri dari bentuk
(arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Adapun deformasi batuan
adalah perubahan bentuk dan ukuran pada batuan karena akibat dari gaya yang
bekerja di dalam bumi. Secara umum pengertian geologi struktur adalah ilmu yang
mempelajari tentang bentuk arsitektur batuan sebagai bagian dari kerak bumi dan
penjelasan bagaimana proses pembentukannya.
Beberapa kalangan berpendapat bahwa geologi struktur lebih ditujukan pada studi
mengenai unsur-unsur struktur geologi, seperti perlipatan (fold), rekahan / Kekar
(fraktur), patahan/ Sesar (patahan), dan sebagainya yang merupakan bagian dari
unsur tektonik (satuan tektonik), sedangkan tektonik dan geotektonik yang
merupakan objek yang lebih besar, yang merupakan obyek-obyek geologi seperti
cekungan sedimentasi, rangkaian pegunungan, lantai samudera,dan sebagainya.
Geologi struktur merupakan hal kedua yang harus dipahami oleh seseorang yang
mendalami geologi pertambangan. Setelah memahmi batuan dan mineral,
selanjutnya perubahan komposisi letak batuan dan perubahan mineral yang ada dapat
disebabkan oleh geologi struktur ini. Dalam Ekplorasi geologi pertambangan,
Struktur geologi yang ada dapat menjadi suatu indikasi keterdapatan suatu bahan
sumber daya mineral atau bahan galian tertentu. Dengan mempelajari Geologi
struktur maka kita dapat memahami suatu gejala geologi yang terjadi, dan informasi
menjadi sangat berguna untuk menginterpretasi data hasil Ekplorasi geologi
pertambangan.
Page | 1
3. Petunjuk Belajar
Agar kita berhasil dengan baik dalam mempelajari bahan ajar ini berikut beberapa
petunjuk yang dapat anda ikuti:
a. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai anda memahami
secara tuntas, untuk apa, dan bagaimana mempelajarinya.
b. Tangkaplah makna dari setiap konsep yang dibahas dalam modul ini melalui
pemahamam sendiri dan tukar pikiran dengan teman anda.
c. Upayakan untuk dapat membaca sumber-sumber lain yang relevan untuk
menambahkan wawasan anda menjadikan perbandingan jika pembahasan dalam
modul ini masih dianggap kurang.
d. Mantapkan pemahaman anda dengan latihan dalam modul dan melalui kegiatan
diskusi dengan mahasiswa atau dosen.
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Page | 2
D. URAIAN MATERI
Page | 3
Gambar 2. Pengukuran Jurus dan Kemiringan Lapisan Batuan
Page | 4
Untuk mengukur trend dengan menggunakan kompas Silva, pertama-tama kita
tempatkan kompas dengan cara yang sama seperti kita menempatkan kompas
Brunton. Setelah itu, cincin kalibrasi yang mengelilingi lingkaran kompas diputar
sedemikian rupa sehingga titik nol pada lingkaran graduasi kompas tepat berimpit
dengan arah yang ditunjukkan oleh jarum utara kompas. Dengan demikian, trend dari
garis yang diukur itu adalah angka yang ditunjuk oleh garis rujukan yang pada badan
kompas.
Plunge diukur dengan menempatkan sisi kompas agar terletak di sepanjang
unsur linier atau terletak sejajar dengannya. Jika alat yang kita gunakan adalah
kompas Silva, maka jarum inklinasi kompas secara otomatis akan menunjuk suatu
angka yang merupakan harga plunge dari unsur linier itu. Jika yang digunakan adalah
kompas Brunton, pertama-tama tempatkan sisi kompas dengan cara yang sama
seperti kita menempatkan kompas Silva. Kemudian putar tungkai penera klinometer
sedemikian rupa sehingga level pada klinometer itu tepat berada di tengah-tengah.
Nilai plunge adalah angka yang ditunjuk oleh jarum klinometer.
Pemerian yang lengkap dari trend dan plunge suatu garis dalam ruang dapat
dinyatakan dengan dua cara.
Cara pertama biasa digunakan apabila kita menggunakan kompas kuadran.
Contohnya adalah 20o N60oE yang mengandung pengertian bahwa garis yang diukur
memiliki plunge 20o dan azimuth 60o dari utara ke arah timur; N60 oE adalah kesan
arah down-plunge dari unsur linier yang diukur.
Cara kedua biasa digunakan apabila kita menggunakan kompas azimuth. Contohnya
adalah 20o/060o yang mengandung pengertian bahwa garis yang diukur memiliki
plunge 20o dan azimuth 60o dari arah utara.
Page | 7
secara langsung dan/atau ketika kita ingin mengetahui jurus dan kemiringan rata-rata
dari suatu paket batuan yang ukurannya lebih besar dari ukuran singkapan. Untuk
melakukan hal itu kita harus menempatkan diri sedemikian rupa sehingga arah
pandang kita merupakan arah garis jurus dari bidang yang akan diukur. Apabila
dilihat dari sudut pandang seperti itu, maka bidang itu akan tampak sebagai
gambaran sayatan melintang. Kemiringan yang diukur dengan cara ini merupakan
kemiringan sebenarnya.
Page | 8
Gambar 4. Unsur-unsur Struktur Perlapisan
Struktur garis adalah struktur batuan yang membentuk geometri garis, antara lain
gores garis, sumbu lipatan, dan perpotongan dua bidang. Struktur garis dapat
dibedakan menjadi stuktur garis riil dan struktur garis semu.
Struktur garis riil adalah struktur garis yang arah dan kedudukannya dapat
diamati dan diukur langsung di lapangan, contoh: gores garis yang terdapat pada
bidang sesar. Sedangkan struktur garis semu adalah semua struktur garis yang arah
atau kedudukannya ditafsirkan dari orientasi unsur-unsur struktur yang membentuk
kelurusan atau liniasi,
Berdasarkan saat pembentukannya, struktur garis dapat dibedakan menjadi
struktur garis primer yang meliputi: liniasi atau penjajaran mineral-mineral pada
batuan beku tertentu, dan arah liniasi struktur sedimen. Struktur garis sekunder yang
Page | 10
meliputi: gores-garis, liniasi memanjang fragmen breksi sesar, garis poros lipatan,
kelurusan-kelurusan dari topografi, sungai dan sebagainya.
Page | 11
2. Memutar klinometer hingga gelembung pada nivo tabung berada di tengah
nivo dan besar sudut penunjaman (plunge) merupakan besaran sudut
vertikal yang ditunjukkan oleh penunjuk pada skala klinometer.
B. Cara pengukuran struktur garis yang tidak mempunyai arah penunjaman (trend)
Adapun yang termasuk struktur garis yang tidak mempunyai arah penunjaman
(trend) umumnya berupa arah-arah kelurusan, misalnya : arah liniasi fragmen
breksi sesar, arah kelurusan sungai, dan arah kelurusan gawir sesar
Trend dan plunge didefinisikan sebagai kedudukan suatu garis dalam dimensi ruang.
Kedudukan ini dinyatakan dengan arah dan besaran sudut dari garis tersebut,
sehingga simbol dari suatu garis mengandung tiga elemen, yaitu:
a. garis trend
b. arah mata panah yang menunjukkan arah penunjaman
c. nilai penunjaman.
Page | 12
Besar dari pitch antara 0° hingga 90°, dinyatakan pada bidang/arah perlapisan yang
bersudut lancip. Sebenarnya pitch di lapangan dapat diukur langsung dengan
menggunakan busur derajat, dengan catatan bidang tersebut tersingkap baik.
Kenyataannya kadang-kadang sulit untuk mendapatkan bidang yang baik di
lapangan, sehingga perlu dilakukan perhitungan.
Apparent plunge atau kemiringan semu adalah besarnya sudut penunjaman struktur
garis yang diukur tidak dengan garis proyeksinya pada bidanq horisontal. Apparent
plunge selalu lebih besar dari true plunge tetapi kurang dari atau sama dengan 90°.
Kasus ini banyak dipakai dalarn pemboran miring dimana sayatan batuan yang
dipenetrasi harus diperlihatkan dalam sayatan vertikal.
Gambar 7. Cara Pengukuran Strike dan Dip Menggunakan Kompas Geologi Tipe
Brunton
Page | 13
Gambar 8. Teknik Mengukur Trend dan Plunge Suatu Struktur Garis L1
Page | 14
Data-data pengukuran yang diperoleh dan dicatat dengan cara-cara seperti
tersebut di atas akan memberikan “daya hidup” geometris pada peta geologi. Dari
peta itu keluar ekspresi-ekspresi fisik dan geometris dari berbagai bentuk struktur
internal yang ada dalam formasi-formasi batuan.
Lebih jauh lagi, data-data pengukuran orientasi yang tersimpan dalam buku
catatan lapangan menjadi dasar untuk analisis dan tafsiran yang mungkin diberikan
kemudian. Terakhir, penyebaran nilai-nilai pengukuran yang dirajahkan dalam peta
dasar memberikan gambaran kepada pengamat peta itu mengenai lokasi-lokasi
singkapan dan lokasi-lokasi dimana bedrock tertutup oleh material lain.
Page | 15
ketinggian tertentu terhadap suatu titik (misalnya muka air laut) terhadap suatu titik,
garis atau bidang. Pengukuran ketebalan dan kedalaman dapat ditempuh dengan dua
cara, yaitu pengukuran secara langsung dan pengukuran secara tidak langsung.
Pengukuran kedalaman dan ketebalan secara langsung dilakukan pada daerah
yang relatif datar dengan kedudukan perlapisan hampir tegak, atau pada tebing terjal
dengan lapisan relatif mendatar. Dengan kata lain pengukuran ketebalan secara
langsung diterapkan bila topografi tegaklurus dengan kemiringan batuan.
Pengukuran ketebalan dan kedalaman secara tidak langsung dilakukan pada
kondisi medan tertentu, sehingga pengukuran secara langsung sulit dilaksanakan.
Perhitungan dapat ditempuh dengan dua cara, yaitu:
1. Cara matematis
2. Cara grafis.
Ketebalan dapat juga dihitung dari peta geologi, yaitu dengan mengukur dua
komponen jarak lereng yang diukur tegak lurus dengan jurus umum lapisan.
Pengukuran Ketebalan
Perhitungan ketebalan cara matematis menggunakan ilmu ukur sudut. Perhitungan
tergantung besar dan arah dari kemiringan lereng (slope) dan kemiringan lapisan
(dip).
Page | 16
Perhitungan ketebalan secara grafis menggunakan alignment diagram, yaitu Palmer
alignment diagram dan Mertie alignment diagram.
Palmer alignment diagram digunakan bila pengukuran lebar singkapan tegak lurus
jurus lapisan dan pengukuran pada medan yang datar. Diagram ini dapat juga
digunakan untuk mencari kemiringan lapisan, bila lebar singkapan dan ketebalan
diketahui. Diagram tersebut juga dapat digunakan bila permukaan tanah memiliki
kemiringan, dengan syarat lebar singkapan diukur tegak lurus terhadap jurus
perlapisan. Tetapi lebar singkapan pada diagram adalah jarak lereng dan dip
(kemiringan lapisan) ditambah (atau dikurang) sudut lereng. Jika kemiringan lapisan
memiliki arah yang berlawanan terhadap kemiringan lereng, kemiringan lereng
ditambahkan terhadap kemiringan lapisan (dip + slope). Jika kemiringan lapisan
memiliki arah yang sama dengan kemiringan lereng, maka kemiringan lereng
dikurangkan dari kemiringan lapisan (dip – slope).
Page | 17
Gambar 11. Palmer Alignment Diagram untuk Menentukan Ketebalan Lapisan
Batuan
Mertie alignment diagram mempunyai fungsi yang sama dengan Palmer alignment
diagram, hanya diagram ini bisa digunakan untuk pengukuran pada topografi yang
mempunyai kemiringan (slope) dan pengukuran tidak tegak lurus jurus. Yang perlu
diperhatikan adalah bahwa kita harus membedakan apakah kemiringan lapisan searah
dengan slope atau berlawanan. Bila searah maka besar sudut antara jalur pengukuran
dan jurus diplot di bagian bawah pada skala azimuth lintasan dan sebaliknya.
Page | 18
Gambar 12. Mertie Alignment Diagram untuk Menentukan Ketebalan Lapisan
Batuan
Pengukuran Kedalaman
Perhitungan kedalaman cara matematis menggunakan ilmu ukur sudut. Perhitungan
tergantung jarak titik pengukuran terhadap singkapan perlapisan dan kemiringan
lapisan (dip), kemiringan lereng (slope), sudut antara lintasan pengukuran dengan
jurus lapisan
Pengukuran kedalaman cara grafis menggunakan aligment diagram, seperti halnya
pengukuran ketebalan cara grafis. Prosedur pencariannya juga sama. Perbedaannya
hanya pada skala yang digunakan. Palmer alignment diagram digunakan bila
pengukuran horisontal dan tegak lurus jurus. Apabila tidak tegak lurus jurus maka
digunakan Mertie alignment diagram.
Palmer alignment diagram juga dapat digunakan bila permukaan tanah memiliki
kemiringan, dengan syarat jarak lereng pengukuran diukur tegak lurus terhadap jurus
perlapisan. Dip (kemiringan lapisan) ditambah (atau dikurang) slope angle (sudut
lereng). Jika kemiringan lapisan memiliki arah yang berlawanan terhadap kemiringan
lereng, kemiringan lereng ditambahkan terhadap kemiringan lapisan (dip + slope).
Jika kemiringan lapisan memiliki arah yang sama dengan kemiringan lereng, maka
kemiringan lereng dikurangkan dari kemiringan lapisan (dip – slope).
Page | 19
Gambar 13. Palmer Alignment Diagram untuk Menentukan Kedalaman
Lapisan Batuan
Page | 20
Gambar 14. Mertie Alignment Diagram untuk Menentukan Kedalaman Lapisan
Batuan
Page | 21
RANGKUMAN
Disamping jenis struktur, yang juga penting adalah orientasi atau kedudukan
struktur. Dengan mengetahui orientasi atau kedudukan suatu struktur geologi, kita
dapat mengetahui arah kemiringan dan ketebalan lapisan batuannya. Struktur geologi
digambarkan sebagai struktur bidang, misalnya bidang sesar, bidang rekahan, bidang
sayap lipatan, bidang sumbu lipatan.
Kedudukan suatu struktur bidang dinyatakan dengan :
1. Jurus
2. Kemiringan
TUGAS
1. Kita dapat mengetahui apa saja dengan mengetahui orientasi atau kedudukan
suatu struktur geologi?
2. Apa yang dimaksud dengan Strike?
3. Apa yang kamu ketahui tentang arti dip?
4. Dip dan strike ditunjukan pada huruf?
TES FORMATIF
Page | 22
DAFTAR PUSTAKA
1. Asikin, Sukendar, 1997, Diktat Geologi Struktur Indonesia, Jurusan Teknik
Geologi, Bandung: Institut Teknologi Bandung
2. Davis, G. H., Reynolds, S. J., 1996, Structural Geology of Rocks and Regions,
Second Edition, USA: John Willey and Sons.
3. Noor, Djauhari, 2009, Pengantar Geologi, Bab 7. Geologi Struktur.
4. Ragan, D. M., 1973. Structural Geology; An Introduction to Geometrical
Techniques, 2nd edition. London: John Willey and Sons.
5. Sudarno, dkk., 2008, Panduan Praktikum Geologi Struktur, Laboratarium
Geologi Dinamika Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
6. http://darwispaddoca.blogspot.co.id/2016/04/unsu-unsur-struktur-geologi.html
Page | 23