Вы находитесь на странице: 1из 40

1

PROPOSAL PENELITIAN HIBAH INTERNAL

PENGARUH BAHASA IBU TERHADAP PEMAHAMAN


PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA MAHASISWA
PRODI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI UNIMUDA SORONG

Oleh:

SITI FATIHATURRAHMAH AL. JUMROH 1428079201


NOUVAL RUMAF 1422089001

UNIVERSITAS PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH (UNIMUDA)


SORONG
2019
2

URAIAN UMUM

No Judul Penelitian : Pengaruh bahasa ibu terhadap pemahaman


pembelajaran bahasa Indonesia pada mahasiswa
prodi pendidikan bahasa Indonesia di
UNIMUDA Sorong
1 Objek penelitian : Bahasa Daerah Timur
2 Masa Pelaksanaan : Maret 2019
3 Usulan Biaya : Rp. 5.000.000,00
4 Temuan Target :
5 Rencana Luaran : Luaran dari penelitian ini berupa terbitan
artikel yang telah memiliki HAKI. Luaran
lainnya adalah karya ilmiah yang diseminarkan
di seminar nasional
6 Jurnal Ilmiah : Jurnal Kembara (Jurnal Keilmuan Bahasa,
Sasaran Sastra, dan Pengajarannya) P-ISSN: 2442-7632;
E-ISSN: 2442-9287
3

HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Pengaruh bahasa ibu terhadap pemahaman
pembelajaran bahasa Indonesia pada mahasiswa
prodi pendidikan bahasa Indonesia di UNIMUDA
Sorong
Pelaksana

Nama Lengkap : Siti Fatihaturrahmah Al. Jumroh, M.Pd.


Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong
NIDN : 1428079201
Jabatan Fungsional :-
Program Studi : Pendidikan Bahasa Indonesia
Nomor HP : 085398887291
Alamat surel (e-mail) : s.vatyh28@gmail.com

Anggota
Nama Lengkap : Nouval Rumaf, M.Pd.
Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong
NIDN : 1422089001
Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
Program Studi : Pendidikan Bahasa Indonesia
Nomor HP : 08124966527
Alamat surel (e-mail) : ovhal2015@gmail.com
Tahun Pelaksanaan : Tahun 2019
Biaya Keseluruhan : Rp. 5.000.000
Sorong, 25 Januari 2019
Mengetahui
Kaprodi Bahasa Indonesia Ketua Peneliti

(Teguh Yuliandri Putra, M.Pd.) (Siti Fatihaturrahmah Al.Jumroh, M.Pd.)


NIDN 1416079101 NIDN 1405018601

Dekan FKIP UNIMUDA Sorong

(Nursalim, M.Pd.)
NIDN 1406088801
4

DAFTAR ISI

Halaman Sampul ................................................................................................ i


Uraian Umum .................................................................................................... ii
Halaman Pengesahan ....................................................................................... iii
Daftar isi............................................................................................................. iv
Ringkasan ...........................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...........................................................................1


B. Perumusan Masalah .................................................................................4
C. Tujuan Penelitian .....................................................................................5
D. Luaran Penelitian .....................................................................................5
E. Manfaat Penelitian ...................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemerolehan Bahasa.. ..............................................................................7


B. Pembelajaran Bahasa Indonesia… ..........................................................19

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ........................................................................................27


B. Variabel Penelitian ..................................................................................27
C. Populasi dan Sampel ...............................................................................27
D. Variabel Penelitian ..................................................................................28
E. Instrumen Penelitian................................................................................29
F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................29
G. Teknik Analisis Data ...............................................................................30
BAB IV BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

A. Anggaran Dana Penelitian.......................................................................33


B. Jadwal Penelitian.....................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA
5

Ringkasan

Penelitian ini bertujuan untuk Mengkaji pengaruh bahasa ibu terhadap


pemahaman dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada mahasiswa prodi
pendidikan bahasa Indonesia di UNIMUDA Sorong. Sebagaimana diketahui
bahwa mahasiswa di UNIMUDA Sorong memiliki karakteristik bahasa daerah.
Bahasa daerah yang ada bermacam-macam mulai dari bahasa Moi bahasa bugis
sampai dengan bahasa jawa. Di dalam berkomunikasi juga sering di temukan
mahasiswa yang menggunakan dialek dari bahasa ibu mereka. Dialek atau bahasa
ibu tersebut tentunya akan berpengaruh pada penggunaan bahasa Indonesia
sebagai bahasa kedua. Oleh karena itu, calon peneliti menduga bahwa apakah
bahasa ibu mahasiswa mempengaruhi pembelajaran bahasa Indonesia. Sehingga
dapat mengakibatkan lemah atau kurangnya mahasiswa khususya prodi
pendidikan bahasa Indonesia dalam memahami pembelajaran bahasa Indonesia.
Oleh karenan itu hasil penelitian ini nantinya akan bermanfaan sebagai bahan
informasi bagi dosen khususnya pihak yang bersangkutan dalam usaha untuk
meningkatkan pembelajaran bahasa Indonesia karena sudah diketahui salah satu
penyebab dari lemahnya kemampuan mahasiswa dalam memahami
pemnbelajaran bahasa Indonesia.

Kata Kunci: Bahasa ibu, pemahaman dalam pembelajaran bahasa Indonesia


6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang wilayahnya sangat luas, penduduknya

terdiri dari berbagai suku bangsa dengan berbagai bahasa daerah serta berbagai

latar belakang budaya yang berbeda-beda. Oleh karena alasan tersebut, Indonesia

disebut negara yang kaya akan budaya. Salah satu di antara kekayaan budaya

Indonesia adalah adanya bahasa daerah.

Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan

manusia. Sebagai alat komunikasi bahasa Indonesia berfungsi menampung

perasaan dan pikiran penuturnya. Bahasa Indonesia merupakan unsur kebudayaan

nasional yang dilindungi pemerintah, tentunya perlu dilestarikan. Oleh karena itu,

melalui pengajaran bahasa Indonesia perlu ditumbuhkan sikap positif mahasiswa

terhadap bahasa Indonesia agar para mahasiswa merasa bahwa bahasa Indonesia

adalah miliknya dan milik bangsanya. Dengan demikian, mahasiswa dapat

menggunakan bahasa Indonesia serta bertanggung jawab terhadap kelanjutan

perkembangan bahasa itu.

Bahasa Indonesia bersumber pada isi “Sumpah Pemuda 1928” dan pada

UUD Negara Tahun 1945 yang tercantum pada pasal 36 khusus yang menyatakan

“bahasa negara ialah bahasa Indonesia. Di samping itu, ada beberapa alasan lain

yang ikut mengangkat derajatnya. Hal ini akan dilihat dari jumlah penutur luas

penyebaran, dan peranannya sebagai ilmu, sastra dan ungkapan budaya lain yang

1
7

dianggap bernilai. Perlu diketahui bahwa sebagian subjek didik atau peserta didik

dibesarkan dalam bahasa daerah sehingga kemampuan mereka dalam

menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua sangatlah kurang. Hal ini

disebabkan bahasa Indonesia dan bahasa daerah hidup berdampingan, karena itu

sebagian peserta didik menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa keseharian

baik di lingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah akan sangat

berpengaruh pada pemerolehan bahasa kedua. (Muslich, 2010:1-2)

Di Indonesia tidak sedikit orang yang bilingual yakni orang yang

menggunakan dua bahasa secara berganti-ganti. Hal ini akan sangat berpengaruh

pada pembelajaran bahasa khususnyan kosakata bahasa indoensia tersebut baik

bahasa Indonesia maupun bahasa daerah. Seperti dikatakan Weichreich (dalam

Dahliah, 2012: 8) bahwa dua bahasa atau lebih kontak jika bahasa itu dipakai

secara bergantian oleh orang yang sama. Satu hal perlu diingat bahwa keberadaan

bahasa daerah yang ada di Indonesia telah ada sebelum bahasa Indonesia

diresmikan sebagai bahasa nasional dan bahasa Negara. Hal ini menandakan

kecenderungan masyarakat Indonesia pertama kali mengenal bahasa daerah

sebagai bahasa ibu yang dikuasai sedangkan bahasa Indonesia sebagai bahasa

kedua seperti yang dipelajari di sekolah. Keadaan penutur bahasa yang bilingual

tentunya dapat memengaruhi kurangnya pemahaman kosakata bahasa Indonesia

dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia. (Dahliah, 2012: 8)

Sebagaimana diketahui bahwa dalam pemerolehan bahasa terdapat dua

pemerolehan, yakni bahasa ibu dan bahasa kedua. Bahasa ibu adalah bahasa yang
8

pertama kali didapatkan di lingkungan keluarga, sedangkan bahasa kedua yang

didapat setelah masuk dalam bangku sekolah.

Pemerolehan bahasa pertama atau bahasa ibu ini yang dapat

memengaruhi seorang anak dalam memahami bahasa Indonesia. Seperti banyak

mahasiswa yang kurang memahami atau masih kesulitan dalam pembelajaran

bahasa Indonesia. Walaupun pada hakikatnya mahasiswa prodi pendidikan bahasa

Indonesia seharusnya lebih memahami tentang mengajaran bahasa di banding

dengan prodi lain yang bukan pada bidangnya.

Pada proses komunikasi masyarakat Indonesia menguasai bahasa

Indonesia sebagai bahasa nasional selain bahasa daerah mereka masing-masing.

Kedua bahasa tersebut kadang-kadang digunakan dalam kehidupan sehari-hari

secara bergantian, baik secara lisan maupun tulis. Situasi semacam ini

memungkinkan terjadinya kontak bahasa yang saling memengaruhi. Saling

pengaruh itu dapat dilihat pada pemakaian bahasa Indonesia yang disisipi oleh

kosakata bahasa daerah atau sebaliknya. Hal ini dikenal dengan sebutan

interferensi. Interferensi merupakan fenomena penyimpangan kaidah kebahasaan

yang terjadi akibat seseorang menguasai dua bahasa atau lebih. Aktivitas

pembelajaran berbasis bahasa secara mendasar akan bergantung pada pemahaman

mahasiswa terhadap kosakata. Para mahasiswa harus mempunyai akses pada

makna kata yang digunakan oleh pendidik dan lingkungan sekitarnya. (Wahyudin,

2010. http://www.wrm-Indonesia.org.)

Kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di perkirakan di

pengaruhi oleh keterbatasan pemahaman kosakata mahasiswa mengakibatkan


9

terhambatnya pencapaian kompetensi berbahasa, khususnya pada aspek berbicara.

Mahasiswa menjadi merasa kesulitan untuk mengungkapkan buah pikiran mereka

melalui kata-kata bahasa Indonesia. Oleh karena itu, kosakata merupakan hal yang

penting agar dapat menguasai bahasa kedua. Tanpa kosakata yang luas,seseorang

tidak dapat menggunakan struktur dan fungsi bahasa dalam komunikasi secara

baik. Sehingga makin kaya kosakata yang dimilikinya maka makin besar pula

kemungkinan ia terampil berbahasa.

Pemerolehan bahasa, baik bahasa ibu maupun bahasa kedua diperlukan

proses penguasaan bahasa yang dilakukan oleh anak secara natural atau alami.

Apabila diperhatikan dengan saksama, ditemukan kesalahan-kesalahan yang

dibuat mahasiswa. Kesalahan tersebut disebabkan antara lain, oleh

ketidakpahaman mahasiswa terhadap bahasa kedua, khususnya bahasa Indonesia

dalam pembelajaran. Oleh sebab itu, calon peneliti berkeinginan melakukan

penelitian terhadap pengaruh bahasa ibu terhadap pembelajaran bahasa Indonesia

pada mahasiswa prodi pendidikan bahasa Indonesia di UNIMUDA Sorong.

Bahasa ibu yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keragaman bahasa ibu

mahasiswa yang ada di UNIMUDA.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan, masalah yang diangkat dalam

penelitian ini adalah: Bagaimanakah pengaruh bahasa ibu terhadap penggunaan

kosakata baku bahasa Indonesia pada mahasiswa prodi pendidikan bahasa

Indonesia di UNIMUDA Sorong?


10

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

Mengkaji pengaruh bahasa ibu terhadap penggunaan kosakata baku bahasa

Indonesia pada mahasiswa prodi pendidikan bahasa Indonesia di UNIMUDA

Sorong.

D. Luaran Penelitian

Setelah dilakukan penelitian ini diharapkan akan menghasilkan hal-hal sebagai

berikut:

Tabel 1.1. Luaran Penelitian

No Jenis Luaran
Kategori Sub Kategori Wajib Tambahan
1 Artikel Ilmiah di Jurnal Internasional
bereputasi
Nasional Terakreditasi
Nasioal tidak √
terakreditasi
2 Artikel ilmiah di muat Internasional terindeks
di prossing Nasional √
3 Invited speaker dalam Internasional √
temu ilmiah Nasional √
4 Visiting lecture Internasional
5 Hak Kekayaan Paten
Intelektual (HKI) Paten sederhana
Hak cipta √
Merk dagang
Desain produk industry
Indikasi geografis
Perlindungan varietas
tanaman
Perlindungan topografi
sirkuit terpadu
6 Teknologi tepat guna
7 Model
8 Bahan ajar √
11

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini terbagi dua sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

a. Untuk memberikan informasi kepada mahasiswa dan pendidik mengenai

pengaruh bahasa ibu terhadap pembelajaran bahasa Indonesia.

b. Memberikan sumbangan pendidikan kepada mahasiswa tentang

pentingnya memahami bahasa Indonesia.

2. Manfaat Praktis

a. Dapat manjadi bahan informasi bagi dosen khususnya pihak yang

bersangkutan dalam usaha untuk meningkatkan pembelajaran bahasa

Indonesia khususnya dalam pemahaman mahasiswa mengenai kosakata

baku bahasa Indonesia dan sebagai bahan pengetahuan tentang

karakteristik bahasa daerah yang ada di UNIMUDA Sorong.

b. Dapat menjadi bahan rujukan bagi yang akan melakukan penelitian yang

relevan dengan penelitian ini.


12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini dikemukakan teori-teori yang mendukung atau berkaitan

dengan variabel penelitian sehingga dapat mengungkapkan kerangka pikir.

Adapun yang diuraikan dalam bab ini adalah pemerolehan bahasa, bahasa ibu,

bahasa kedua, dan kosakata baku.

A. Pemerolehan Bahasa

1. Hakikat Pemerolehan Bahasa

Pemerolehan bahasa oleh anak-anak yang memang merupakan salah satu

prestasi manusia yang paling hebat dan paling menakjubkan. Itulah sebabnya

masalah ini mendapatkan perhatian besar. Beberapa pengertian pemerolehan

bahasa, yakni pemerolehan bahasa mempunyai suatu permulaan yang tiba-tiba

atau mendadak. Menurut Kiparsky (dalam Tarigan, 2011:1) pemerolehan bahasa

adalah suatu proses yang digunakan oleh anak-anak untuk menyesuaikan

serangkaian hipotesis dengan ucapan orang tua sampai dapat memilih kaidah tata

bahasa yang paling baik dan paling sederhana dari bahasa bersangkutan. (Tarigan,

2011: 5)

Beberapa pengertian mengenai pemerolehan bahasa menurut beberapa

ahli yakni menurut Mc Graw (dalam Tarigan, 2011: 5) mengatakan bahwa

pemerolehan bahasa memiliki suatu permulaan yang gradual yang muncul dari

7
13

prestasi-prestasi mesin/motor, sosial dan kognitif pralinguistik. Pemerolehan

bahasa anak-anak dapat dikatakan mempunyai ciri kesinambungan, memiliki

suatu rangkaian kesatuan yang bergerak dari ucapan satu kata sederhana menuju

gabungan kata yang lebih rumit. (Tarigan, 2011: 5). Brown (Algifari, 2011)

mengatakan bahwa proses pemerolehan bahasa adalah suatu kebiasaan yang dapat

diperoleh melalui proses pengkondisian. Dhardgowidjojo menambahkan bahwa

pemerolehan bahasa yang bersifat nurture itu adalah pemerolehan bahasa yang

ditentukan oleh alam lingkungan. (Algifari, 2011.

http://pundipusatduniailmu.blogspot.com)

a. Urutan Perkembangan Pemerolehan Bahasa

Melalui masa, bentuk-bentuk bahasa yang dipakai oleh anak-anak

menjadi lebih mirip dengan bahasa yang dipakai oleh orang dewasa dalam

masyarakat. Hal ini disebabkan oleh adanya urutan dalam perkembangan

pemerolehan bahasa.

Menurut Tarigan (2011:16) urutan perkembangan pemerolehan bahasa

dapat dibagi atas tiga bagian penting, yakni: perkembangan prasekolah,

perkembangan ujaran kombinatori dan perkembangan masa sekolah.

1) Perkembangan Prasekolah

Pada perkembangan prasekolah ini anak terus menerus mengumpulkan

nama-nama benda dan orang di dunia yang disebut dalam tahap satu kata. Akan

tetapi, secara khusus kosakata permulaan anak mencangkup tipe kata-kata lain

juga yakni merupakan hal biasa mencari dan menemukan kata-kata tindak, seperti
14

pergi, datang dan sebagainya. Apabila anak telah mengembangkan sejumlah kata

dan cara menggunakan untuk mengekspresikan berbagai makna dia cenderung

memilih atau lebih dalam situasi tertentu kata yang paling informatif.

2) Perkembangan Ujaran Kombinatori

Perkembangan Ujaran Kombinatori adalah anak mulai mengomentari

sesuatu yang bersifat penolakan, ketidaksetujuan dan penyangkalan dengan

menggunakan kata "tidak, bukan dan jangan". Anak mulai sering mengajukan

pertanyaan untuk meminta informasi atau keterangan mengenai suatu hal yang

memuaskan rasa ingin tahunya mereka. Perkembangan penggabungan kalimat

adalah anak sudah mampu menggabungkan beberapa proposisi sebuah kalimat

lengkap. (Tarigan, 2011: 26-30)

3) Perkembangan Masa Sekolah

Setiap orang tua mengharapkan agar di sekitar usia lima tahun, anak-

anaknya dapat masuk taman kanak-kanak. Kalau demikian halnya, jenis pemakai

bahasa yang bagaimana anak-anak ini? harapan-harapan apakah yang ditunjuk

oleh pendidik kelas satu atau taman kanak-kanak sesuai dengan fasilitas anak-

anak dalam bahasa? tentu kita mengharapkan agar pendidik tidak melupakan satu

hal penting mengenai bahasa, yaitu bahwa perkembangan dan penggunaan bahasa

adalah unik dan universal. (Tarigan, 2011: 33)

Perkembangan bahasa pada masa sekolah dapat dibedakan dengan jelas

dalam tiga bidang, yaitu:


15

a) Struktur bahasa, perluasan dan penghalusan terus-menerus mengenai semantik

dan sintaksis serta ke taraf yang lebih kecil yakni fonologi. Pertumbuhan semantik

anak berlangsung terus karena pengalamannya bersambung dan meluas, yang

tentu saja mengandung pengertian bahwa sekolah mempunyai peranan yang

sangat penting. Pengalaman-pengalaman baru menuntut pertumbuhan dalam

sistem semantik anak mencangkup bagaimana cara anak-anak berbicara

mengenai orang baru, objek baru bahkan kegiatan yang baru. Selain itu, jika anak

menemukan kategori-kategori yang bertentangan ataupun berlawanan dengan

sistem yang telah dimilikinya dia memaksakan meninjau kembali atau

memperbaiki sistem semantiknya. Pertumbuhan sintaksis anak akan berlangsung

selama masa sekolah dasar juga hal itu akan jelas bagi pendidik dari pembicaraan

dan teks yang terdapat pada buku bacaan mereka.

b) Pemakaian bahasa, Clark & Clark (dalam Tarigan, 2011:37) mengatakan

bahwa anak-anak membangun struktur dan fungsi pada waktu yang bersamaan

sebaik mereka belajar lebih banyak struktur, mereka memperoleh lebih banyak

sarana untuk menyampaikan fungsi yang berbeda-beda.

c) Kesadaran metalinguistik, pertumbuhan kemampuan untuk memikirkan,

mempertimbangkan dan berbicara mengenai bahasa sebagai sandi atau kode

formal. Kesadaran metalinguistik anak dapat dipandang sebagai bagian dari

pikiran anak-anak pada umumnya. Kita telah melihat bahwa anak-anak kecil ikut

terlibat dalam beberapa perilaku bahasa yang membayangkan kesadaran yang

lebih matang dan lebih dewasa. Sudah tentu sekolah memegang peranan yang
16

penting mengenai peningkatan serta pematangan kesadaran metalinguistik ini.

(Tarigan, 2011: 35-39)

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pemerolehan bahasa

adalah proses memperoleh bahasa yang merupakan aktivitas ambang sadar dan

berlangsung di lingkungan masyarakat bahasa target dengan sifat alami dan

informal serta lebih merujuk pada tuntutan komunikasi. Perkembangan

pemerolehan bahasa seseorang dipengaruhi oleh faktor alamiah, perkembangan

kognitif, latar belakang sosial budaya dan faktor keturunan. Pemerolehan bahasa

dalam prosesnya dibantu oleh perkembangan kognitif, sebaliknya kemampuan

kognitif akan berkembang dengan bantuan bahasa. Keduanya berkembang dalam

lingkup interaksi sosial.

b. Salah Pengertian Mengenai Pemerolehan Bahasa

Pemerolehan atau akuisisi bahasa memang menarik bagi banyak pakar.

Perbedaan pendapat antara sesama pakar pemerolehan bahasa seperti halnya

dalam bidang lain memang merupakan hal yang lumrah. Maklumlah para pakar

memandang dari sudut pandangan yang berbeda. Pribahasa lama mengatakan

bahwa dari perbedaan pendapat akan mempancarkan kilat kebenaran di samping

perbedaan pendapat sering juga terjadi salah pengertian atau salah paham

mengenai pemerolehan bahasa. Berikut adalah hipotesis tentang pemerolehan

bahasa pada anak, Laughlin (dalam Tarigan, 2011: 52) mengemukakan bahwa: 1)

Anak kecil memperoleh bahasa lebih cepat dan mudah daripada orang dewasa

karena secara biologis anak diprogramkan memperoleh bahasa sedangkan orang

dewasa tidak, 2) Semakin kecil anak, semakin terampil dia dalam pemerolehan
17

bahasa kedua, 3) Pemerolehan bahasa kedua merupakan proses yang berbeda

secara kualitatif daripada pemerolehan bahasa ibu, 4) Interferensi antara bahasa

ibu dan bahasa kedua merupakan bagian yang tidak ternilai serta ada di mana-

mana pada upaya belajar bahasa kedua, 5) Ada jalan tunggal menuju pemerolehan

bahasa kedua pada masa kanak-kanak, 6) Pengalaman kedwibahasaan dini serta

positif atau negatif mempengaruhi perkembangan bahasa anak perkembangan

pemanfaatan kognitif dan perkembangan intelektualnya.

2. Pemerolehan Bahasa ibu

Pemerolehan bahasa (language acquisition) adalah proses manusia

mendapatkan kemampuan untuk menangkap, menghasilkan dan menggunakan

kata untuk pemahaman dan komunikasi. Kapasitas ini melibatkan berbagai

kemampuan seperti sintaksis, fonetik dan kosakata yang luas. Pemerolehan bahasa

(akuisisi bahasa) merupakan proses yang berlangsung di dalam otak kanak-kanak

ketika dia memperoleh bahasa ibunya atau bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa

biasanya dibedakan dengan pembelajaran bahasa. (Alwi, dkk. 2010: 23)

Bahasa yang diperoleh bisa berupa vokal seperti pada bahasa lisan atau

manual seperti pada bahasa isyarat. Pemerolehan bahasa biasanya merujuk pada

pemerolehan bahasa ibu yang mengkaji pemerolehan anak terhadap bahasa ibu

mereka dan bukan pemerolehan bahasa kedua yang mengkaji pemerolehan bahasa

tambahan oleh anak-anak atau orang dewasa. Pembelajaran bahasa berkaitan

dengan proses-proses yang terjadi pada waktu seorang kanak-kanak mempelajari

bahasa kedua setelah dia memperoleh bahasa ibunya.


18

Jadi, pemerolehan bahasa berkenaan dengan bahasa ibu, sedangkan

pembelajaran bahasa berkenaan dengan bahasa kedua. Hal ini perlu ditekankan,

karena pemerolehan memiliki karakteristik yang berbeda dengan

pembelajarannya. Ada dua pengertian mengenai pemerolehan bahasa. Pertama,

pemerolehan bahasa mempunyai permulaan yang mendadak, tiba-tiba. Kedua,

pemerolehan bahasa memiliki suatu permulaan yang gradual yang muncul dari

prestasi-prestasi motorik, sosial, dan kognitif pralinguistik. Bahasa ibu adalah

bahasa ibu yang dikuasai manusia sejak awal hidupnya melalui interaksi dengan

sesama anggota masyarakat bahasanya, seperti keluarga dan masyarakat

lingkungan. Hal ini menunjukkan bahasa ibu merupakan suatu proses awal yang

diperoleh anak dalam mengenal bunyi dan lambang yang disebut bahasa.

(Dahliah, 2012: 15)

Apabila dalam proses awal menunjukkan pemahaman dan penghasilan

yang baik dari keluarga dan lingkungan bahasa yang diperolehnya, proses

pemerolehan bahasa selanjutnya akan mendapatkan kemudahan. Tahapan-tahapan

berbahasa ini memberikan pengaruh yang besar dalam proses pemerolehan bahasa

anak. Pemerolehan bahasa adalah proses pemahaman dan penghasilan (produksi)

bahasa pada diri anak melalui beberapa tahap mulai dari meraba sampai fasih

berbicara. (Indrawati dan Oktarina dalam Dahliah, 2012: 41)

Bahasa kedua akan dikuasai secara fasih apabila bahasa ibu yang diperoleh

sebelumnya sangat erat hubungannya (khususnya bahasa lisan) dengan bahasa

kedua tersebut. Hal itu memerlukan proses dan kesempatan yang banyak.

Kefasihan seorang anak untuk menggunakan dua bahasa sangat tergantung adanya
19

kesempatan untuk menggunakan kedua bahasa itu. Jika kesempatan banyak maka

kefasihan berbahasanya semakin baik. Pemerolehan bahasa ibu (B1) sudah tentu

mempunyai dampak terhadap anak untuk mendapatkan bahasa kedua (B2) yaitu

bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Bangsa Indonesia memiliki banyak suku, budaya dan bahasa dengan ragam

dialek yang berbeda-beda. Oleh karena itu, wajarlah bila di suatu sekolah (kelas

rendah) terdapat berbagai bahasa ibu mengingat mahasiswa berasal dari berbagai

latar belakang dan suku bahkan bahasa daerah yang beragam pula. Bahasa daerah

sebagai bahasa ibu dikenal anak sangat berpengaruh terhadap pemerolehan

bahasa Indonesia yang akan diperoleh anak di sekolahnya.

Adanya berbagai macam dan ragam bahasa menimbulkan masalah,

bagaimana kita menggunakan bahasa itu di dalam masyarakat. Dialek atau

pelafalan bahasa daerah dan ragam bahasa dalam tatanannya sebagai bahasa lisan

memiliki dampak terhadap pelafalan bahasa Indonesia yang baik dan benar

meskipun dari segi makna masih dapat diterima. Pelafalan yang nyata sering

terdengar dalam tuturan resmi berasal dari berbagai dialek bahasa di nusantara

yaitu Jawa, Batak, Sunda, Bali, Minangkabau, Makassar dan masih banyak lagi.

Orang tua dan lingkungan mempunyai andil besar terhadap pemerolehan

bahasa yang akan dipelajarinya di lembaga formal. Pemerolehan bahasa ibu anak

adalah bahasa daerah karena bahasa itulah yang diperolehnya pertama kali.

Perolehan bahasa ibu terjadi apabila seorang anak yang semula tanpa bahasa kini

ia memperoleh bahasa. Bahasa daerah merupakan bahasa ibu yang dikenal anak

sebagai bahasa pengantar dalam keluarga atau sering disebut sebagai bahasa ibu.
20

Bahasa ibu yang digunakan setiap saat sering kali terbawa ke situasi formal atau

resmi yang seharusnya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Bahasa ibu yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bahasa ibu

mahasiswa UNIMUDA, yang mana UNIMUDA merupakan salah satu

Universitas yang ada di wilayah Indonesia timur.

3. Pemerolehan Bahasa Kedua

Perolehan bahasa kedua merupakan sebuah kebutuhan bagi anak ketika

sedang mengikuti pendidikan. Di sekolah pendidik mempunyai pengaruh yang

sangat signifikan sebagai pendidik sekaligus pengajar. Di dalam lingkungan

sekolah pendidik merupakan figur sosok seseorang pengganti orangtuanya. Oleh

karena itu, sosok seorang pendidik mempunyai peranan penting dalam

memberikan tuturan bahasa kedua atau bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Sebagai contoh seorang pendidik matematika mengajarkan hasil

penjumlahan. Pendidik menanyakan proses penjumlahan dengan menggunakan

bahasa Bugis “Ke’kuga kuullei nruntuki wasselena ekdi!” Bagi anak yang berasal

dari Bugis tidak menjadi masalah dan bisa saja menjelaskannya (menggunakan

bahasa Bugis), tetapi anak yang tidak berasal dari daerah Bugis yang berada di

kelas yang sama akan mengalami kesulitan menerima bahasa daerah Bugis

sebagai bahasa kedua. Sebaliknya jika pendidik matematika tersebut

menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar tentu dapat dipahami oleh

seluruh mahasiswa yang bersangkutan.

Kebiasaan pendidik memakai bahasa Indonesia yang baik dan benar akan

membawa pengaruh positif bagi mahasiswa yang bersangkutan, sehingga mereka


21

akan terbiasa untuk berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Namun Sebaliknya,

apabila mahasiswa tetap terbiasa dengan bahasa daerahnya sebagai bahasa ibu

maka sangat sulit pendidik menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa

pengantar dalam menyampaikan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia

pendidikan.

Selanjutnya pemerolehan bahasa lewat pembelajaran maupun yang secara

alami memiliki proses dan urutan yang sama. Pengajaran bahasa di sekolah

hendaknya diusahakan secara alami, tidak difokuskan pada penilaian struktural

berupa pembetulan kesalahan bentuk bahasa secara terus-menerus.

4. Proses Pemerolehan Bahasa Kedua

Pada proses pemerolehan bahasa, tugas anak-anak dengan alat yang

dimilikinya adalah menentukan bahasa masyarakat manakah masukan kalimat-

kalimat yang didengarnya itu dimasukkan. Struktur awal atau skema nurani yang

dimiliknya semakin diperkaya setelah “bertemu” dengan masukan dari bahasa

masyarakatnya (bahasa ibunya) dan anak-anak akan membentuk teori tata

bahasanya berdasarkan itu. Tata bahasa itu terus-menerus disempurnakan

berdasarkan masukan yang semakin banyak, dan sesuai dengan proses pematangan

otaknya. Sesudah mencapai umur tiga atau empat tahun, tata bahasa ini sudah

hampir sama baiknya dengan tata bahasa yang dimiliki orang dewasa. Keadaan ini

merupakan hal yang luar biasa mengingat betapa rumitnya bahasa yang

diperolehnya.

Pemerolehan bahasa berbeda dengan pembelajaran bahasa. Orang dewasa

mempunyai dua cara yang berbeda berdikari, dan mandiri mengenai


22

pengembangan kompetensi dalam bahasa kedua. Pertama, pemerolehan bahasa

merupakan proses yang bersamaan dengan cara anak-anak mengembangkan

kemampuan dalam bahasa ibu mereka. Pemerolehan bahasa merupakan proses

bawah sadar. Para pemeroleh bahasa tidak selalu sadar akan kenyataan bahwa

mereka memakai bahasa untuk berkomunikasi. Selain itu, para pemeroleh tidak

perlu mempunyai kesadaran yang disengaja terhadap kaidah-kaidah yang mereka

punyai dan hanya dapat mengoreksi diri sendiri berdasarkan perasaan terhadap

ketatabahasaan. (Kreshen dalam Tarigan, 2011: 143)

Kedua, untuk mengembangkan kompetensi dalam bahasa kedua dapat

dilakukan dengan belajar bahasa. Anak-anak memperoleh bahasa, sedangkan

orang dewasa hanya dapat mempelajarinya. Akan tetapi ada hipotesis

pemerolehan belajar yang menuntut bahwa orang-orang dewasa juga memperoleh

bahasa, kemampuan memungut bahasa, bahasa tidaklah hilang pada masa puber.

Orang-orang dewasa juga dapat memanfaatkan sarana pemerolehan bahasa

alamiah yang sama seperti yang dipakai anak-anak. Pemerolehan merupakan

suatu proses yang amat kuat pada orang dewasa.

Menurut Abdul Chaer (dalam Damayanti, 2012) menyebutkan lima faktor

penentu dalam pembelajaran bahasa kedua, yaitu: Faktor motivasi, dalam

pembelajaran bahasa kedua ada asumsi yang menyatakan bahwa orang yang di

dalam dirinya ada keinginan, dorongan, atau tujuan yang ingin dicapai dalam

bahasa kedua cenderung akan lebih berhasil dibanding dengan orang yang belajar

tanpa dilandasi oleh suatu dorongan, tujuan, atau motivasi lain. 2) Faktor usia,

perbedaan umur mempengaruhi kecepatan dan keberhasilan belajar bahasa kedua


23

pada aspek fonologi, morfologi, dan sintaksis, tetapi tidak berpengaruh dalam

pemerolehan urutan. 3) Faktor penyajian formal, Pembelajaran bahasa secara

formal memiliki kemiripan dengan tipe pembelajaran formal yang sifatnya non

alamiah serta didukung oleh perangkat formal pembelajaran. 4) Faktor bahasa ibu,

bahasa ibu memiliki pengaruh terhadap pembelajaran bahasa kedua. Pada saat

pembelajar menggunakan bahasa kedua kadang kala secara sadar atau tidak telah

mengalihkan unsur-unsur bahasa ibunya sehingga menimbulkan interferensi, alih

kode, campur kode, dan kekeliruan. 5) Faktor lingkungan, lingkungan bahasa

sangat berpengaruh dalam pembelajaran bahasa kedua. Yang dimaksud dengan

lingkungan bahasa adalah segala hal yang didengar dan dilihat oleh pembelajar

sehubungan bahasa kedua yang dipelajari.

Cara pemerolehan bahasa kedua dapat dibagi dua cara, yaitu pemerolehan

bahasa kedua secara terpimpin dan pemerolehan bahasa kedua secara

alamiah.Pemerolehan bahasa kedua secara terpimpin adalah pemerolehan bahasa

kedua yang diajarkan kepada pelajar dengan menyajikan materi yang sudah

dipahami. Materi bergantung pada kriteria yang ditentukan oleh pendidik.

Strategi-strategi yang dipakai oleh seorang pendidik sesuai dengan apa yang

dianggap paling cocok bagi mahasiswanya.Pemerolehan bahasa kedua secara

alamiah adalah pemerolehan bahasa kedua atau asing yang terjadi dalam

komunikasi sehari-hari, bebas dari pengajaran atau pimpinan pendidik. Tidak ada

keseragaman cara. Setiap individu memperoleh bahasa kedua dengan caranya

sendiri-sendiri. Interaksi menuntut komunikasi bahasa dan mendorong

pemerolehan bahasa. Dua ciri penting dari pemerolehan bahasa kedua secara
24

alamiah atau interaksi spontan ialah terjadi dalam komunikasi sehari-hari, dan

bebas dari pimpinan sistematis yang sengaja. Chomsky berpendapat bahwa

pemerolehan bahasa itu berdasarkan pada nature karena menurutnya ketika anak

dilahirkan ia telah dengan dibekali dengan sebuah alat tertentu yang membuatnya

mampu memelajari suatu bahasa. Alat tersebut disebut dengan piranti

pemerolehan bahasa.

B. Pembelajaran Bahasa Indonesia

Belajar merupakan tindakan dan perilaku mahasiswa yang kompleks

(Dimyati, 2006:45). Sedangkan, pembelajaran yakni bagaimana membelajarkan

mahasiswa atau bagaimana membuat mahasiswa dapat belajar dengan mudah dan

terdorong oleh kemauannya sendiri untuk mempelajari apa yang teraktualisasikan

dalam kurikulum sebagai kebutuhan peserta didik (Asri, 2010:12). Pembelajaran

Bahasa Indonesia adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman

individu dalam interaksi dengan lingkungannya.

Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Hal ini haruslah

kita sadari benar-benar, pendidik dalam tugasnya sehari-hari harus memahami

benar-benar bahwa tujuan akhir pembelajaran bahasa ialah agar para mahasiswa

terampil berbahasa; yaitu terampil menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Tujuan yang perlu dilakukan agar para mahasiswa mempunyai kompetensi bahasa

(language competence) yang baik. Apabila seseorang mempunyai kompetensi

bahasa yang baik, maka mahasiswa diharapkan dapat berkomunikasi dengan

orang lain secara baik dan lancar, baik secara lisan maupun tulisan. Mahasiswa
25

juga diharapkan menjadi penyimak dan pembicara yang baik, menjadi pembaca

yang komprehensif serta penulis yang terampil dalam kehidupan sehari-hari. Agar

tujuan ini tercapai, maka para pendidik berupaya sekuat daya harus menggunakan

bahasa dengan baik dan benar, agar mahasiswa dapat meneladaninya.8 Suatu

kenyataan bahwa manusia menggunakan bahasa sebagai sarana komunikasi vital

dalam hidup ini. Bahasa adalah milik manusia. Bahasa adalah salah satu ciri

pembeda utama kita sebagai umat manusia dengan makhluk hidup lainnya di

dunia ini. Setiap anggota masyarakat terlibat dalam komunikasi linguistik; di satu

pihak dia bertindak sebagai pembicara dan di pihak lain sebagai penyimak.

Proses komunikasi yang lancar, proses perubahan dari pembicara menjadi

penyimak maupun dari penyimak menjadi pembicara terjadi begitu cepat, terasa

sebagai suatu peristiwa biasa dan wajar. Oleh sebab itu, pengertian bahasa ditinjau

dari dua segi, yakni segi teknis dan segi praktis. Pengertian bahasa secara teknis

adalah seperangkat ujaran yang bermakna, yang dihasikan dari alat ucap manusia.

Secara praktis, bahasa merupakan alat komunikasi antara anggota masyarakat

yang berupa sistem lambang bunyi yang bermakna, yang dihasilkan dari alat ucap

manusia. Dari pengertian secara praktis ini dapat kita ketahui bahwa bahasa dalam

hal ini mempunyai dua aspek, yaitu aspek sistem (lambang) bunyi dan aspek

makna. Bahasa disebut sistem bunyi atau sistem lambang bunyi karena bunyi-

bunyi bahasa yang kita dengar atau kita ucapkan itu sebenarnya bersistem atau

memiliki keteraturan.

Hal ini, istilah sistem bunyi hanya terdapat di dalam bahasa lisan,

sedangkan di dalam bahasa tulis bahasa sistem bunyi itu digambarkan dengan
26

lambang-lambang tertentu yang disebut huruf. Dengan demikian, bahasa selain

dapat disebut sistem bunyi, juga disebut sistem lambang. Berdasaarkan

pemaparan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa

Indonesia adalah suatu proses perjalanan panjang yang dilalui oleh setiap

mahasiswa dalam mempelajari bahasa Indonesia atau bahasa kedua setelah bahasa

Ibu. Adapun kompetensi dalam pembelajaran bahasa Indonesia meliputi

menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia di dalam

kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi yakni sebagai

lambang kebanggaan kebangsaan, lambang identitas nasional, alat pemersatu,

serta alat komunikasi antardaerah dan antarkebudayaan. Berikut ini merupakan

fungsi pembelajaran Bahasa Indonesia, antara lain: a. Untuk meningkatkan

produktivitas pendidikan, dengan jalan mempercepat laju belajar dan membantu

pendidik untuk menggunakan waktunya secara lebih baik, dan mengurangi beban

pendidik dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan

mengembangkan gairah belajar mahasiswa. b. Memberikan kemungkinan

pendidikan yang sifatnya lebih individual, dengan jalan mengurangi kontrol

pendidik yang kaku dan tradisional, serta memberikan kesempatan bagi

mahasiswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya. c. Memberikan

dasar yang lebih ilmiah terhadap pengajaran, dengan jalan perencanaan program

pendidikan yang lebih sistematis, serta pengembangan bahan pengajaran yang

dilandasi oleh penelitian perilaku. d. Lebih memantapkan pengajaran, dengan

jalan menongkatkan kemampuan manusia denagan berbagai media komunikasi,


27

serta penyajian informasi dan data secara lebih konkrit. e. Memungkinkan belajar

secara seketika, karena dapat mengurangi jurang pemisah antara pelajaran yang

bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya konkrit, serta

memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.

Selanjutnya, memungkinkan penyajian pendidikan yang lebih luas,

terutama dengan alat media massa. Beberapa tujuan pembelajaran Bahasa

Indonesia, yaitu: a. Berkomunikasi secara efektif dan efesien sesuai dengan etika

yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis. b. Menghargai dan bangga

menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara. c.

Memahami bahasa indonesia serta menggunakan dengan tepat dan kreatif untuk

berbagai tujuan. d. Menggunakan bahasa indonesia untuk meningkatkan

kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial. e. Menikmati dan

memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperluas budi

pekerti, meningkatkan pengetahuan maupun kemampuan berbahasa serta bersastra

sebagai khasanah budaya dan juga intelektual manusia Indonesia.

C. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian Sri Susanti (2011: 54) dengan judul “ Interferensi Bahasa

Selayar dalam Pemakaian Bahasa Indonesia Ragam Tulis Mahasiswa Kelas VI

SDN Benteng III Kabupaten Kepulauan Selayar”. Hasil penelitian menunjukkan

terjadi penyimpangan yang mempengaruhi kaidah bahasa Indonesia yang

matang dan modern.

Penelitian Herni (2009: 40) dengan judul “Pengaruh Bahasa Makassar

Dialek Konjo Terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia pada Mahasiswa Kelas X


28

SMA Negeri 1 Kajang Kabupaten Bulukumba”. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa terjadi interferensi ke dalam bahasa Indonesia, sehingga dapat

memengaruhi kebakuan bahasa Indonesia.

Penelitian Mualim (1999: 45) dengan judul “Pengaruh Bahasa Ibu (Bugis

dalam Pemakaian Bahasa Indonesia Baku Mahasiswa Kelas X SMA Negeri 3

Watan Soppeng”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi interferensi ke

dalam bahasa Indonesia dan dapat mengakibatkan rusaknya sifat kebakuan bahasa

Indonesia. (Herni, 2009: 3)

Penelitian yang dilakukan penulis berbeda dengan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Seperti penelitian yang dilakukan

oleh Herni (2009) berfokus pada bahasa Makassar dialek Konjo, penelitian Sri

Susanti (2011) berfokus pada interferensi bahasa Selayar terhadap ragam tulis.

Sedangkan, peneliti sendiri berinisiatif untuk melakukan penelitian pada pengaruh

bahasa ibu terhadap pembelajaran bahasa Indonesia.

D. Kerangka Pikir

Di dalam berbahasa dikenal pemerolehan bahasa, yakni pemerolehan

bahasa pada anak. Pemerolehan bahasa pada anak di bagi menjadi dua,

pemerolehan bahasa ibu dan pemerolehan bahasa kedua. Penguasaan sebuah

bahasa oleh seorang anak dimulai dengan pemerolehan bahasa ibu yang sering

kali disebut bahasa ibu. Pemerolehan bahasa merupakan sebuah proses yang

sangat panjang sejak anak belum mengenal sebuah bahasa sampai fasih

berbahasa. Setelah bahasa ibu diperoleh maka pada usia tertentu anak

mendapatkan sebuah bahasa baru yang diperolehnya dalam lingkungan sekolah.


29

Dalam hal ini yang merupakan bahasa ibu mahasiswa SMP Negeri 40 Bulukumba

yakni bahasa Bugis, dan bahasa kedua mahasiswa SMP Negeri 40 Bulukumba

yakni bahasa Indonesia.

Bahasa ibu adalah bahasa ibu yang dikuasai manusia sejak awal hidupnya

melalui interaksi dengan sesama anggota masyarakat bahasanya, seperti keluarga

dan masyarakat lingkungan. Hal ini menunjukkan bahasa ibu (B1) merupakan

suatu proses awal yang diperoleh anak dalam mengenal bunyi dan lambang yang

disebut bahasa.

Bahasa ibu tentunya sangat berpengaruh terhadap pemahaman mahasiswa

terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa keduanya khususnya pada pemahaman

mahasiswa mengenai kosakata baku bahasa Indonesia. Sering kali mahasiswa

kurang mengetahui kosakata baku bahasa Indonesia atau sulit menggunakan

kosakata bahasa Indonesia sehingga sering kali mencampurkan atau

menggabungkan antara kosakata bahasa Indonesia dengan kosakata bahasa ibu

mereka. Hal ini tentunya dapat menyebabkan mahasiswa tidak memahami

kosakata baku bahasa Indonesia yang sebagai bahasa persatuan, dan wajib bagi

tiap warga negaranya untuk mengetahui tentang bahasa Indonesia.


30

Bagan Karangka Pikir

Pemerolehan bahasa

Bahasa kedua
Bahasa ibu (pertama) Bahasa Indonesia
1. Bahasa Moi
2. Bahasa Jawa

Pembelajaran bahasa Indonesia

Pengaruh Bahasa Ibu terhadap pemahaman


Pembelajaran Bahasa Indonesia

Analisis

Analisis Statistik Analisis Statistik


Deskripsi Inferensial

Temuan

Gambar 2.1. Bagan Karangka Pikir


31

E. Hipotesis

Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang, kajian pustaka

maupun kerangka pikir yang dikemukakan di atas maka diajukan hipotesis

penelitian sebagai berikut: Ha: Ada pengaruh bahasa ibu mahasiswa terhadap

pemahaman dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada mahasiswa prodi

pendidikan bahasa Indonesia.


32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh bahasa ibu terhadap

pembelajaran bahasa indonesia mahasiswa prodi pendidikan bahasa Indonesia.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan

pendekatan kuantitatif karena penelitian ini mencakup hal-hal yang didasarkan

atas perhitungan presentase dan perhitungan statistik. Metode yang digunakan

yaitu metode deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah pendekatan

kuantitatif bertujuan untuk menjelaskan secara sistematis, faktual, dan akurat

mengenai fakta-fakta terhadap fenomena-fenomena tertentu. Fenomena yang

dimaksud dalam penelitian ini yaitu mengenai pengaruh bahasa ibu terhadap

pembelajaran bahasa indonesia.

B. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua variabel penelitian dengan jenis

hubungan kausal. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab

akibat, dalam hubungan tersebut terdapat variable independent dan dependent.

Variable independent dalam penelitian ini adalah bahasa ibu sedangkan

variable dependent adalah pembelajaran bahasa indonesia mahasisswa.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

32
33

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini

adalah seluruh mahamahasiswa pogram studi pendidikan bahasa Indonesia yang

berjumlah

2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah mahamahasiswa program studi pendidikan

bahasan Indonesia semester V yang terdiri dari dua kelas yaitu V A dan V B.

Alasan di pilihnya kelas tersebut adalah karena peneliti menganggap bahwa

mahasiswa semester V sudah cukup mengerti dan mudah beradaptasi dengan

penelitian yang dilakukan. Selain itu juga, mahamahasiswa tersebut dapat

dikatakan sudah berpengalaman dan dilihat dari gejala-gejala yang terlihat,

sehingga layak di jadikan sampel penelitian.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian dan pada akhirnya akan

menghasilkan kesimpulan. Variabel dalam penelitian ini adalah variable

hubungan sebab akibat. Adapun variabel-variabel yang digunakan adalah bahasa

ibu dan variable pembelajaran bahasa Indonesia.

Variabel tersebut dapat digambarkan pola atau model hubungan antar

variabel yang diteliti ke dalam paradigma penelitian sebagai berikut:

X Y
Gambar 3.1. Pola Hubungan Antar Variabel
34

Keterangan:

X = Variabel bahasa ibu

Y = Variabel pembelajaran bahasa Indonesia

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ialah sesuatu yang digunakan untuk menjaring data

penelitian yakni untuk mengukur variabel dalam penelitian. Di dalam penelitian

ini instrumen yang digunakan adalah lembar soal/lembar tes yang digunakan

untuk mengungkap variabel pengaruh bahasa ibu dan variabel pembelajaran

bahasa Indonesia.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dari berbagai sumber. Metode

penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan atau mengumpulkan,

menyajikan, dan menganalisis data yang diperoleh dari lapangan dengan tujuan

dan kegunaan tertentu. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik

pengumpulan data berupa tes deskripsi. Teknik tes ini digunakan untuk

mengumpulkan data bahasa ibu dan pembelajaran bahasa Indonesia. Selain itu

digunakan juga teknik dokumentasi, wawancara, dan kepustakaan yang digunakan

untuk menjaring data pendukung. Teknik dokumentasi menjaring data saat proses

penelitian berlangsung. Teknik wawancara digunakan untuk mengetahui

karakteristik bahasa ibu yang diperoleh mahamahasiswa prodi pendidikan bahasa

Indonesia, serta teknik kepustakaan untuk memperoleh informasi yang berkaitan

dengan penelitian yang akan dilakukan.


35

G. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul dalam penelitian ini dikelola dan dianalisis. Analisis

data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dari seluruh responden,

menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk

menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji

hipotesis yang telah

diajukan.

Secara rinci teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Teknik Analisis Statistik Deskriptif

Teknik analisis deskriptif ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah

pertama pendeskripsian mengenai bahasa ibu mahamahasiswa prodi pendidikan

bahasa Indonesia dengan cara menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum.

Pelaksanaan analisis data dalam penelitian ini peneliti mengikuti langkah-

langkah, seperti yang dianjurkan oleh Miles dan Huberman bahwa analisis bahasa

dengan menggunakan pendekatan kualitatif meliputi kegiatan koleksi data,

kemudian reduksi data, pemaparan data, dan penarikan simpulan (Sunarni,

2008:30)

Data penelitian yang diperoleh berasal dari hasil wawancara terbuka yang

dilakukan oleh calon peneliti dengan mahamahasiswa prodi pendidikan bahasa

Indonesia.

2. Teknik Analisis Inferensial


36

Penelitian ini selain menggunakan teknik analisis deskriptif juga

digunakan teknik analisis inferensial yakni statistik nonparametris. Teknik

ini digunakan untuk menjawab rumusan kedua yaitu apakah bahasa ibu

mempengaruhi pemahaman mahasiswa dalam pemebelajara bahasa

indoensia? Untuk menjawab rumusan masalah yang diajukan maka

digunakan Uji analisis regresi dengan pertimbangan sebagai berikut:

Uji analisis regresi digunakan untuk mencari pengaruh atau hubungan

sebab akibat. Berdasarkan keterangan tersebut, penelitian yang dilakukan

oleh peneliti memiliki ciri yaitu: (1) penelitian yang bertujuan untuk mencari

pengaruh variabel; (2) hipotesis penelitian yang berupa hipotesis asosiatif;

(3) data penelitian berbentuk ordinal; (4) jumlah sampel kecil dan

berasal dari sumber yang sama; (5) ranking data kurang bervariasi.

Perhitungan yang dilakukan oleh calon peneliti untuk analisis data

tersebut digunakan bantuan program komputer SPSS versi 22, yakni selain

untuk menjawab rumusan masalah kedua juga sekaligus digunakan untuk

menguji hipotesis penelitian. Untuk mengetahui korelasi antara variabel-

variabel dalam penelitian. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

Ha = Ada pengaruh bahasa ibu mahamahasiswa prodi pendidikan bahasa

Indonesia terhadap pemahaman dalam pembelajaran bahasa

Indonesia.

Berdasarkan uji statistik regresi diketahui pengaruh antar dua

variabel. Agar dapat diketahui pengaruhnya maka dapat dilihat dari

signifikannya, jika nilai signifikan < 0,05 maka, dapat disimpulkan bahwa
37

terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel yang dihubungkan artinya

Ha diterima. Sebaliknya, jika nilai signifikan > 0,05 maka, dapat disimpulkan

bahwa tidak terdapat pengaruh antara variabel yang dihubungkan artinya Ha

ditolak.

Selanjutnya, untuk dapat memberikan interpretasi seberapa kuat

pengaruh antarvariabel tersebut maka, dapat digunakan acuan sebagai

berikut:

Tabel 3.7 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi pengaruh

Interval Koefisen Tingkat pengaruh

0,00 < r < 0,25 Pengaruh sangat lemah

0,25 ≤ r < 0,50 Pengaruh lemah

0,50 ≤ r < 0,75 Pengaruh erat

0,75 ≤ r < 1,00 Pengaruh sangat erat


38

BAB IV

BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

A. Anggaran Dana Penelitian

Biaya penelitian dapat dirincikan sebagai berikut:

Biaya yang
No Jenis Pengeluaran
diusulkan (Rp)
Honorarium untuk pelaksana, petugas laboratorium,
pengumpul data, pengolah data, penganalisis data, honor
1. Rp. 500.000
operator, dan honor pembuat sistem (maksimum 30% dan
dibayarkan sesuai ketentuan)
Pembelian bahan habis pakai untuk ATK, fotocopy, surat
menyurat, penyusunan laporan, cetak, penjilidan laporan,
2. Rp.1.500.000
publikasi, pulsa, internet, bahan laboratorium, langganan
jurnal (maksimum 60%)
Biaya akomodasi-konsumsi, perdiem/lumpsum, transport
3. Rp. 3.000.000
(maksimum 40%)
Sewa untuk peralatan/mesin/ruang laboratorium,
4. kendaraan, peralatan penunjang penelitian lainnya 0
(maksimum 40%)
Jumlah Rp. 5.000.000

B. Jadwal Penelitian

Adapun jadwal penelitian direncanakan selama 5 bulan dengan rincian sebagai

berikut:

No Uraian Kegiatan 1 2 3 4 5

Perencanaan

1 Pembinaan

2 Perancangan data korpus


39

3 Menyusun program

Pelaksanaan Program

4 Proses penelitian

5 Pengolahan data penelitian

Observasi dan Evaluasi

6 Observasi

7 Evaluasi Kegiatan

Pelaporan

8 Penyusunan Laporan

9 Publikasi Ilmiah
40

DAFTAR PUSTAKA

Algifari. 2011.
http://pundipusatduniailmu.blogspot.com/2011/12/PsikolinguistikPemer
olehan-Bahasa.html. Diakses, 31 Mei 2014

Alwi, Hasan. dkk. 2010. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.

Dahliah. 2012.Pengaruh Bilingual (Bugis dan Makassar) terhadap Perkembangan


Intelegensi Linguistik Mahasiswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 5
Kota Makassar. Skripsi. UNISMUH: Makassar.

Damayanti, Eka. 2012. http://bahasa.kompasiana.com/2012/09/25/Pembelajaran-


Bahasa-Kedua-496197.html. Diakses, 20 Januari2019.

Herni. 2009. Pengaruh Bahasa Makassar Dialek Konjo terhadap Penggunaan


Bahasa Indonesia pada Mahasiswa Kelas X SMA Negeri 1 Kajang
Kabupaten Bulukumba. Skripsi. UNISMUH: Makassar.

Muslich, Masnur. 2010. Garis-Garis Besar Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia.


Bandung: PT Refika Aditama.

Susanti, Sri. 2011. Interferensi Bahasa Selayar dalam Pemakaian Bahasa


Indonesia Ragam Tulis Mahasiswa Kelas VI SDN Benteng III
Kabupaten Kepulauan Selayar. Skripsi. UNISMUH: Makassar.

Tarigan, Henry Guntur. 2011. Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa


Bandung.

--------------2011. Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Bandung: Angkasa Bandung.

Wahyudin, Ahmad. 2010. http://www.wrm-Indonesia.org. Diakses 20 Januari


2019.

Вам также может понравиться