Вы находитесь на странице: 1из 66

LAPORAN PENGAMATAN

KEDOKTERAN OKUPASI

TAHU AMIN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas SMF Ilmu Kesehatan Masyarakat
Program Pendidikan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Bandung

Disusun oleh :
Dwi Nisa Nurfitri
Muhammad Gilang Adhi Pratama
Rizky Prasetyo

Preseptor :
Siska Nia Irasanti, drg., MM
Nina Nurjanah, dr., SH., MH.

SMF ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNISBA
UPTD PUSKESMAS PAKUTANDANG
KABUPATEN BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas rahmat-Nya Laporan Home Industry ini dapat diselesaikan.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesarnya kepada:

1. Prof. Dr. Ieva B. Akbar, dr., AIF selaku Dekan Fakultas Kedokteran

UNISBA.

2. Titik Respati, drg., MSc.PH selaku koordinator Ilmu Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kedokteran UNISBA

3. Siska Nia Irasanti, drg., MM selaku preseptor bagian

4. Nina Nurjanah, dr., SH., MH. selaku preseptor lapangan

5. PIRT Olahan Tahu Amin

6. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari

kesempurnaan dan masih banyak kekurangannya mengingat keterbatasan dan

kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati

penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari

semua pihak. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, Desember 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

DAFTAR TABEL...................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR...............................................................................................ii

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF........................................................................1

BAB II DESKRIPSI SINGKAT INDUSTRI...........................................................4

2.1 Profil Industri.................................................................................................4

2.1.1 Sejarah Industri........................................................................................4

2.1.2 Geografi Wilayah.....................................................................................5

2.1.3 Sumber Daya Manusia.............................................................................5

2.1.4 Jam Kerja.................................................................................................6

2.1.5 Sarana dan Prasarana...............................................................................6

2.1.7 Bahan-Bahan Produksi..........................................................................12

2.1.8 Proses Pengolahan Hasil Industri..........................................................12

2.1.9 Jaminan Kesehatan Pekerja...................................................................15

BAB III LAPORAN KASUS................................................................................21

BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI................................................61

2
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Identifikasi Bahaya Dan Resiko Industri Rumah Tangga Olahan

Tahu…….…………………………………………………………………….......16

3
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Ruang tengah……………………………………………..……….....7

Gambar 2.2 Mesin penggilingan……………………………………………..……8

Gambar 2.3 Lantai pabrik……………………………………..…………………..8

Gambar 2.4 Tungku api……………………………………...……………………9

Gambar 2.5 Tempat perebusan……………………………………………………9

Gambar 2.6 Tempat Penguningan……...………………………………………...10

Gambar 2.7 Tempat pencetakan……………………………………………….....10

Gambar 2.8 Tempat pengemasan...………………………………………………11

Gambar 2.9 Denah rumah produksi tahu...………………………………………11

Gambar 2.10 Proses perendaman dan pencucian…..…………………………....12

Gambar 2.11 Proses penggilingan…..…………………………………………...13

Gambar 2.12 Proses perebusan (tanpa APD)….………………………………...14

Gambar 2.13 Proses pencetakan……………….………………………………...14

4
BAB I

RINGKASAN EKSEKUTIF

Industri olahan tahu Bapak Amin terletak di Kampung Kangkareng

Desa Cikoneng, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa

Barat. Luas lahan kerja pembuatan tahu ini sekitar 40 m2 dengan jarak

tempuh ke puskesmas ± 3,5 KM. Industri ini merupakan halaman depan

rumah tinggal yang memiliki 3 ruangan, yaitu ruang produksi berukuran

10x10 m2; ruang penyimpanan barang kebutuhan produksi yang berukuran

2x2m2; dan satu ruang terbuka yang berukuran 3x5m 2. Kondisi bangunan

tempat produksi tahu seluruhnya berlantai semen dan tanah.


Pekerja di industri olahan tahu Bapak Amin adalah 16 orang yang

terdiri dari 1 pemilik dan 15 karyawan, pekerja dengan rentang usia 21

sampai 45 tahun. Tidak ada aturan resmi yang mengatur mengenai

perizinan istirahat atau untuk tidak hadir jika pekerja mengalami halangan

seperti sakit atau memiliki urusan keluarga yang lain maka pemilik

memperbolehkan pekerja untuk beristirahat dan biasanya diganti dengan

pekerja yang lainnya.


Proses produksi olahan tahu Bapak Amin terdiri dari perendaman

kacang kedelai dalam air ±8 jam kemudian dicuci dengan air selama ±15

menit. Setelah itu dilakukan penggilingan selama ±15 menit dan direbus

selama 1 jam hingga mendidih lalu disaring. Setelah disaring dilakukan

pembibitan selama 15 menit sambil di aduk. Buang bagian yang cair,

sedangkan bagian yang mengental selanjutnya dicetak selama 30 menit

hingga adonan memadat sehingga dapat dipotong. Tahu yang telah

1
dipotong, di rendam di air garam dan kunyit selama 15 menit. Tahu

dikemas ke keranjang untuk didistribusikan dengan menggunakan motor.


Posisi kerja saat proses produksi tidak ergonomis dikarenakan

pekerja yang melakukan pencucian kacang kedelai bekerja dengan posisi

membungkuk dan saat tahu melalui proses penggaraman pekerja bekerja

dengan posisi membungkuk. Pekerja bekerja selama 7-10 jam, berdiri

terus menerus, menggunakan tangan secara terus menerus. Terdapat

beberapa faktor risiko di lingkungan kerja yang dapat menimbulkan

kecelakaan kerja diantaranya: kemungkinan tangan terkena luka bakar saat

pemindahan kacang kedelai yang sudah mendidih dan saat penggorengan,

luka sayatan saat memotong tahu, dan terjatuh akibat lantai yang licin.

Terdapat beberapa faktor risiko di lingkungan kerja yang dapat

menimbulkan penyakit akibat kerja seperti lower back pain akibat posisi

berjongkok yang berulang, penurunan pendengaran akibat bising mesin

diesel saat penggilingan infeksi saluran nafas akut akibat sering menghirup

asap dari pembakaran kayu untuk mendidihkan kacang kedelai, dan carpal

tunnel syndrome saat penyaringan, dan dermatitis akibat kontak dengan

bahan pembuatan tahu tanpa menggunakan APD.


Produksi tahu Bapak Amin tidak menghasilkan limbah berbahaya

yang dapat mencemari lingkungan di sekitar tempat produksi. Limbah

yang dihasilkan berupa ampas kedelai yang nantinya akan menjadi

makanan untuk hewan ternak dan air pembibitan yang sebagiannya akan

dipakai lagi untuk pembibitan selanjutnya.


Berdasarkan hasil observasi masalah-masalah yang ditemukan di

industri tahu Bapak Amin ditentukan prioritas masalah dengan

menggunakan metode Identifikasi Hazard and Risk Assessment dan

2
didapatkan masalah dengan high risk yaitu Low Back Pain dan Myalgia.

Beberapa alternatif pemecahan masalah yang dapat digunakan untuk

mengatasi hal tersebut diantaranya adalah pada proses pencucian,

penggilingan, perebusan, penyaringan, pembibitan, pencetakan,

pemotongan, penggaraman dan penggorengan disarankan untuk memberi

jeda setiap beberapa jam sekali saat bekerja. Pada proses penggilingan,

perebusan, penyaringan dan penggorengan disarankan untuk menyediakan

APD (glove) agar tidak terjadinya kecelakaan akibat kerja. Pada proses

pembibitan dan pencetakan adonan diberikan edukasi mengenai cara

mengangkat beban berat yang benar.

3
BAB II
DESKRIPSI SINGKAT INDUSTRI

2.1 Profil Industri

2.1.1 Sejarah Industri

Pabrik tahu Amin berdiri sejak tahun 2012. Pabrik ini merupakan

usaha rumahan biasa yang dikelola oleh Bapak Amin. Modal yang

digunakan untuk mengawali industri ini sebesar Rp. 50.000.000,00.

Pendiri menyadari bahwa pabrik tahu didirikan ini karena disekitar

pabrik tidak terdapat pabrik tahu sehingga pendiri mengambil

kesempatan ini untuk mendirikan pabrik tahu dan pendiri menyadari

bahwa kebutuhan tahu di rumah tangga cukup diminati banyak ibu rumah

tangga.
Pada awalnya Bapak Amin tidak memiliki pegawai lalu bertambah

3 pegawai dan sekarang sudah dibantu oleh 15 pegawai yang merupakan

penduduk sekitar rumah pabrik tahu, terdiri dari 15 laki-laki, bertugas

sebagai operator boiler, menggiling, meremas, mencetak dan merebus

dan, menguning. Pabrik ini mulanya berada di belakang rumah pemilik

dan bersatu dengan dapur namun 2 tahun kemudian mendirikan

bangunan pabrik sendiri yang berukuran 10m2 x 10m2.


Promosi pabrik tahu ini berawal dari Bapak Amin yang

menjualnya tahunya mengelilingi wilayah ciparay dan menawarkannya di

pasar-pasar menggunakan motor dan menawarkan tahunya kepada

tetangga sekitar rumah. Sekarang telah meluas hingga ke pasar – pasar

hampir di seluruh kecamatan Ciparay. Saat awal berdiri, pabrik ini hanya

memproduksi 500 tahu perhari dan sekarang menjadi 40.000 tahu

4
perhari. Pabrik tahu ini dapat meningkatkan pendapatan pendiri dan

warga sekitar. Omset yang didapatkan semula Rp. 500.000,00 per bulan

sekarang menjadi Rp. 10.000.000,00 dengan harga Rp.4.000,00 per

kantongnya yang berisi 10 tahu.

2.1.2 Geografi Wilayah

Pabrik tahu terletak di Kampung Kangkareng RT 04/RW 13 Desa

Cikoneng Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat. Luas lahan kerja

pabrik tahu ini adalah 10 m² x 10m2, jarak tempuh ke puskesmas sekitar

3 km. Lokasi pabrik dekat jalan utama. Akses jalan menuju pabrik bisa

dilalui kendaraan roda dua maupun empat. Letak pabrik ini berada di

pemukiman penduduk.

2.1.3 Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia berjumlah 15 orang yang terdiri dari 15

laki-laki. Rentang usia para pekerja adalah 21-45 tahun. Mayoritas

tingkat pendidikan adalah lulusan SD-SMA. Pembagian tugas kerja

antara lain 15 orang yang dibagi menjadi 2 shift pagi dan malam. Pada

pagi hari 7 orang yang bertugas terdiri dari operator boiler, menggiling,

meremas, mencetak, merebus, menguning dan pada malam hari terdiri

dari 8 orang pekerja.

2.1.4 Jam Kerja

Jam kerja dibagi menjadi 2 shift, yaitu pagi dan malam. Shift

pagi mulai bekerja dari pukul 06.00 – 17.00 dengan waktu istirahat

5
pukul 12.00 – 13.00 yang digunakan untuk makan siang dan shalat

dzuhur dan shift malam mulai bekerja pada pukul 18.00 – 05.00. Waktu

kerja ini tidak sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan oleh

Kemenakertrans, dimana seharusnya untuk perusahaan dengan 6 hari

kerja dalam satu minggu yaitu 7 jam kerja per hari atau 40 jam kerja

dalam satu minggu. Apabila melebihi dari waktu kerja yang telah

ditentukan tersebut maka dianggap waktu kerja lembur.

2.1.5 Sarana dan Prasarana

Pabrik ini berada disamping rumah pemilik yang berukuran 10 m²

x 10m2 , yang berfungsi sebagai tempat pembuatan tahu dimulai dari

pencucian kacang kedelai, penggilingan, perebusan, penyaringan,

pembibitan dan pencetakan tahu.


Tempat perendaman dan pencucian kacang kedelai menggunakan

dua ember besar berisi air. Alat penggilingan menggunakan mesin diesel

berbahan bakar solar dengan sistem pembuangan langsung ke arah luar

ruangan. Hasil penggilingan direbus di sebuah wajan besar. Sumber

pembakaran menggunakan kayu bakar. Setelah dilakukan perebusan,

dilakukan penyaringan dengan menggunakan 2 buah ember, 2 kain saring

berukuran 2x2m2 dan sebuah kayu penyangga berbentuk kerucut

berdiameter 1,5x1,5m2. Proses selanjutnya ialah pembibitan yang

menggunakan sendok pengaduk dan bak besar berukuran 1,5x1,5m2.

Setelah pembibitan selesai, dilakukan pencetakan tahu menggunakan

pencetak kayu berukuran 30x40 cm2 dan pemberat untuk memadatkan

6
adonan tahu. Pemotongan tahu menggunakan pisau dan kayu pembagi

dengan ukuran bervariasi, yaitu 10, 11, 12, dan 13.


Penguningan dilakukan di sebuah bak berukuran 1x1x0,5m3

yang berisi air yang sudah diberi kunyit dan garam. Terakhir dilakukan

pengemasan menggunakan keranjang berbahan plastik berukuran

60x40cm.

Gambar 2.1 Ruang Tengah

7
Gambar 2.2 Mesin Penggilingan

Gambar 2.3 Lantai Pabrik

Gambar 2.4 Tungku Api

8
Gambar 2.5 Tempat Perebusan

Gambar 2.6 Tempat Penguningan

9
Gambar 2.7 Tempat Pencetakan

Gambar 2.8 Tempat Pengemasan

Keterangan:

: Tungku

: Mesin penggiling

: Pencetakan

TANGGA
10 : Perebusan
A : Pembibitan

: Penguningan
Gambar 2.7 Denah Rumah Produksi Tahu

2.1.7 Bahan-Bahan Produksi

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan tahu adalah :

a) Kacang kedelai
b) Bumbu (garam, kunyit, bawang merah, bawang putih, penyedap rasa)
c) Garam dapur

2.1.8 Proses Pengolahan Hasil Industri

- Kacang kedelai direndam dalam air ±8 jam kemudian dicuci hingga

bersih menggunakan air selama ±15 menit.


- Air yang digunakan berasal dari sumur. Tetapi tempat menampung

air kurang bersih sehingga air menjadi tidak bersih.


- Posisi pekerja saat mencuci dan merendam kedelai membungkuk

dan tidak ergonomis dengan frekuensi 10x dan durasi 15 menit

sehingga dapat mengakibatkan low back pain, nyeri otot, dan pegal-

pegal.
- Pekerja tidak menggunakan APD saat mencuci kedelai sehingga

dapat menyebabkan dermatitis kontak.

Gambar 2.10 Proses perendaman dan pencucian

11
- Proses penggilingan kacang kedelai selama ±15 menit dengan posisi

yang tidak ergonomis.


- Alat yang digunakan mengeluarkan suara bising sehingga sulit

mengobrol di dekat mesin walaupun mengobrol dalam jarak 1 meter.

Gambar 2.11 Proses penggilingan

- Proses perebusan dengan lama perebusan 1 jam hingga mendidih.

Pada proses ini pekerja tidak menggunakan APD yang dapat

menyebabkan luka bakar


- Setelah itu dilakukan penyaringan. Setelah disaring dilakukan

pembibitan selama 15 menit sambil di aduk. Bagian yang cair

dibuang sedangkan bagian yang mengental dilanjutkan ke proses

pencetakan.
- Bagian yang cair dibuang ke selokan yang berada di dalam ruangan

pembuatan tahu sehingga dapat mengakibatkan pencemaran

lingkungan.

12
-
Gambar 2.12 Proses perebusan (tanpa APD)
- Proses pencetakan dilakukan selama 30 menit hingga adonan

memadat menggunakan pemberat. Setelah adonan tahu memadat,

dilakukan proses pemotongan sesuai ukuran yang diinginkan.

Gambar 2.13 Proses pencetakan

- Tahu yang telah dipotong, di rendam di air garam dan kunyit selama

30 menit. Setelah itu tahu dikemas ke dalam plastik.

2.1.9 Jaminan Kesehatan Pekerja

Baik pemilik dan pekerja tidak memiliki jaminan kesehatan berupa

KIS ( Kartu Indonesia Sehat ) .

13
14
Tabel 2.1 Identifikasi Bahaya Dan Resiko Industri Rumah Tangga Olahan Tahu

Hazard Risiko
Prasarana/Proses Bahaya
Bahaya Bahaya
Bahaya Fisik Bahaya Kimia Ergonomis/fisiologi PAK/PAHK KAK
Biologis Psikososial
s
Perendaman Protein kedelai Rasa bosan DKA

Pencucian Bakteri 1.Posisi Rasa bosan 1. LBP


membungkuk selama 2. Myalgia
proses pencucian
2.Pekerjaan yang
berulang (monoton)
Penggilingan Alat diesel Tikus Suara mesin bising Rasa bosan 1. NIHL
(Noise
Induced
Hearing Loss)
Zat hasil 1. Iritasi sal.
pembakaran Pernafasan
menghasilkan polusi
udara
Pekerjaan yang 1. Myalgia
berulang (monoton)

15
Hazard Risiko
Prasarana/Proses Bahaya
Bahaya Bahaya
Bahaya Fisik Bahaya Kimia Ergonomis/fisiologi PAK/PAHK KAK
Biologis Psikososial
s
Perebusan Kecoa 1.Posisi Rasa bosan LBP
membungkuk yang Myalgia
berulang
2.Pekerjaan yang
berulang (monoton)
Air panas Burn Injury

Asap dari hasil 1.Iritasi sal.


pembakaran kayu nafas
bakar 2.Iritasi mata

Penyaringan 1.Posisi memutar Rasa bosan 1. LBP


badan yang berulang 2. Myalgia
2.Pekerjaan yang
berulang (monoton)
Air panas Burn Injury

Protein kedelai Peremasan adonan CTS


yang berulang DKA

16
Hazard Risiko
Prasarana/Proses Bahaya
Bahaya Bahaya
Bahaya Fisik Bahaya Kimia Ergonomis/fisiologi PAK/PAHK KAK
Biologis Psikososial
s
Pembibitan 1. Posisi Rasa bosan 1. LBP
membungkuk yang 2. Myalgia
berulang

Air panas Burn injury

Pencetakan 1.Mengangkat Rasa bosan 1. LBP


pemberat dengan
posisi yang salah
2.Pekerjaan yang
berulang (monoton)
Pemotongan Pisau 1. Vulnus
schisum

Penguningan Posisi mengambil Rasa bosan 1.LBP


dan menaruh tahu 2.Myalgia
membungkuk secara
berulang
Pengemasan Posisi berjongkok Rasa bosan 1.LBP
saat memilih tahu 2.Myalgia
untuk dikemas

Atap Atap kurang bersih 1. Iritasi Sal.


(berdebu) Nafas

17
Hazard Risiko
Prasarana/Proses Bahaya
Bahaya Bahaya
Bahaya Fisik Bahaya Kimia Ergonomis/fisiologi PAK/PAHK KAK
Biologis Psikososial
s

Lantai tempat Lantai kotor dan 1.Jatuh


produksi banyak genangan air akibat licin

18
Probability/Kemungkina Severity/Keparahan
n 1 2 3 4 5
1 Myalgia
Iritasi sal. Burn
2 LBP
pernafasan Injury
3 CTS
4 iritasi mata
DKA,
Plantar
5 NIHL,
fasciitis
Vulnus

Keterangan :

Probability :
1. Hampir pasti terjadi
2. Cenderung untuk terjadi
3. Mungkin dapat terjadi
4. Kecil kemungkinan terjadi
5. Jarang terjadi
Severity
1. Tidak ada cedera, kerugian material kecil
2. Cedera ringan, kerugian material sedang (<5jt)
3. Hilang hari kerja, kerugian cukup besar (>25jt)
4. Cacat, kerugian material besar (>50jt)
5. Kematian, kerugian material yang tak terhitung (>100jt)
Low Risk
Medium Risk
High Risk
Extreme Risk

LAPORAN OKUPASI I

19
Nama : Muhammad Gilang Adhi Pratama

NPM : 12100117105

3.1 Identitas Umum

Nama : Tn. U

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 36 tahun

Alamat : Kp. Sukamahi RT.03/RW.06, Desa

Babakan

Agama : Islam

Suku : Sunda

Status Marital : Menikah

Tanggal Pemeriksaan : 20 Desember 2018

3.2 Anamnesis Umum

3.2.1 Keluhan Utama : Nyeri pinggang

3.2.2 Anamnesis Khusus

Pasien mengeluh nyeri pada pinggang sejak tiga hari lalu. Keluhan

nyeri dirasakan bersifat tumpul, hilang timbul. Keluhan tidak disertai

dengan nyeri yang menjalar ke jari kaki, kesemutan dan baal. Keluhan

dirasakan semakin berat saat melakukan aktivitas dan membaik saat

istirahat dan diberi minyak oles. Keluhan dirasakan mengganggu aktivitas.

Keluhan belum pernah diobati ke dokter sebelumnya. Keluhan sering

20
terjadi sebelumnya. Pasien merasakan keluhan tersebut dua kali sampai

tiga kali dalam sebulan sejak 1 bulan yang lalu.

Pasien menyangkal pernah terjatuh sebelumnya, menyangkal

adanya sensari seperti tersetrum, menyangkal adanya jalaran ke bagian

ujung jari kaki. Pasien tidak memiliki penyakit DM, hipertensi, asam urat,

tidak ada keluhan sulit berkemih dan buang air besar.

Keluhan belum pernah diobati ke dokter. Untuk meredakan

nyerinya, pasien sering menggunakan minyak oles sambil diistirahatkan.

Keluhan tersebut dirasakan sudah hampir dua bulan terakhir.

Tidak ada riwayat keluarga dengan keluhan yang sama seperti

pasien. Pasien makan 2x dalam sehari, minum 10-13 gelas dalam sehari,

pasien jarang berolahraga dan aktivitas harian pasien bekerja di pabrik

tahu.

3.2.3 Anamnesis Okupasi


1. Tuliskan jenis pekerjaan yang dilakukan sejak pertama kali bekerja

sampai sekarang, serta lama kerja di setiap pekerjaan tersebut!

Tn. U bekerja di usaha rumah tangga pembuatan tahu di bagian

pemotongan, dan penguningan tahu. Pekerjaan ini sudah dilakukan sejak 3

tahun yang lalu hingga sekarang. Lama pekerjaan yang dilakukan sekitar

10–12 jam per hari dimulai pukul 05.00 – 17.00. Penguningan dan

pemotongan tahu yang mengharuskan pasien dalam posisi berdiri lama,

posisi pasien yang salah dan hanya beristirahat kurang lebih 1 jam untuk

shalat dan makan siang. Hal ini berlangsung terus menerus.

2. Uraian tugas/pekerjaan (yang dianggap berisiko untuk terjadinya

keluhan): Tn. U bekerja setiap hari dengan waktu libur hanya satu

21
hari di minggu pertama setiap bulan. Lama pekerjaan sekitar 10–12

jam. Pasien bekerja di bagian penguningan yang mengharuskan pasien

untuk berdiri. Seringkali saat melakukan penguningan tahu postur tubuh

pasien sedikit membungkuk.


3. Bahaya potensial dan risiko kecelakaan kerja pada pekerja serta pada

lingkungan kerja?

Uraian Bahaya Potensial Gangguan Risiko


Kegiatan kesehatan yang kecelakaan
Fisik Kimia Biologi Ergonomi Psiko
mungkin kerja
sosial
terjadi
Penguningan Air Luka bakar
panas
1.Posisi 1. LBP
berdiri 2. Myalgia
dalam 3.Plantar fascitis
waktu yang
lama
2. Kegiatan
berulang
Pemotongan Pisau 1.Vulnus
Schissum

4. Hubungan pekerjaan dengan keluhan yang dialami?

Pasien bekerja di bagian penguningan selama 3 tahun, dengan lama

waktu kerja 10–12 jam setiap hari. Posisi bekerja dengan berdiri lama

dan kadang membungkuk.

22
3.3 Pemeriksaan Fisik

3.3.1 Kesan Umum

Keadaan Umum : Tampak tidak sakit

Kesadaran : Kompos mentis

3.3.2 Tanda Vital

Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Nadi : 82x/menit

Respirasi : 18x/menit

Suhu : 36,7 ºC

3.3.3 BMI (Body Mass Index)

Berat Badan :55 kg

Tinggi Badan : 160 cm

BMI : 21,4 kg/m2 (Normal)

3.3.4 Status Generalis

Kepala dan Wajah: Normocephali, simetris, deformitas (-), edema

wajah (-), kulit sawo matang.

Mata : Simetris, konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-

/-), pupil bulat isokor

Hidung : simetris, deviasi septum (-), sekret (-/-), eutrofi (+/

+)

Mulut : mukosa oral basah, faring hyperemis (-), T1/T1

Leher

JVP : Tidak meningkat

KGB : Tidak teraba membesar

23
Kelenjar tiroid : tidak teraba adanya pembesaran

Thorax

Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V linea

midclavicularis sinistra

Perkusi : Batas kanan : ICS IV linea sternalis dextra

Batas kiri : ICS V linea midclavicularis sinistra

Batas atas : ICS III linea midclavicularis

sinistra

Auskultasi : Suara jantung S1 dan S2 reguler, murmur (-),

gallop (–)

Paru-paru

Inspeksi : Pergerakan dan bentuk simetris

Palpasi : Pergerakan kanan=kiri, pelebaran ICS -/-, taktil fremitus

ka=ki, ekspansi dada simetris

Perkusi : Sonor seluruh lapang paru

Auskultasi : VBS kanan=kiri, ronkhi -/-, wheezing -/-, vocal fremitus

ka=ki.

Abdomen

Inspeksi : Datar

Auskultasi : BU (+) normal, 9-10x/menit

Palpasi : lembut, nyeri tekan -, massa -, hepar dan lien tidak teraba

pembesaran

24
Perkusi : timpanik, ruang traube sonor

Atas Ka-Ki Bawah Ka-Ki


Edema -/- -/-
Sianosis -/- -/-

Capillary refill <2 detik Normal Normal

Kekakuan otot 5/5 5/5

Tonus Normal Normal

Atrofi Normal Normal


Tidak ada penurunan Tidak ada
Sensorik
sensorik penurunan sensorik

Neurologis

Refleks Fisiologis
Kanan kiri
Biceps + +

Triceps + +

Brachioradialis + +

Patella + +

Refleks Pathologis
Kanan kiri
Babinski - -

Chaddock - -

Oppenheim - -

Gordon - -

Schaefer

25
3.3 Pemeriksaan Fisik Khusus

Palpasi punggung bawah : nyeri (+), kaku otot (+)

ROM : penuh

Motorik : tungkai bawah kanan & kiri : normal

Sensorik : tes propioceprion : normal

Tes sensasi : Kanan = kiri

Tes khusus :

- Test Laseque : -/-

- Test Braggard: -/-

- Test Sicard : -/-

- Test Patrick : -/-

- Test Kontra Patrick : -/-

3.4 Resume Temuan Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik

Pasien Laki-laki berumur 36 tahun mengeluhkan nyeri pada bagian

pinggang sejak tiga hari lalu. Keluhan nyeri bersifat tumpul, hilang timbul.

Keluhan semakin berat saat melakukan aktivitas dan membaik saat

istirahat dan diberi minyak oles. Keluhan dirasakan mengganggu aktivitas.

Keluhan belum pernah diobati ke dokter sebelumnya. Pasien sudah pernah

mengalaminya sejak satu bulan terakhir.

26
Pasien bekerja 10 – 12 jam setiap hari dan sering berdiri lama

untuk menguning dengan posisi sedikit membungkuk.

3.6 Pemeriksaan Penunjang

Tidak dilakukan

3.7 Body Map

3.8 Diagnosis Diferensial

- Mechanical Low back pain

- Low Back Pain e.c Radiculopathy

3.9 Diagnosis Kerja

Mechanical Low back pain

3.10 Diagnosis Okupasional

1. Langkah 1

27
Diagnosis klinis: Mechanical low back pain

Dasarnya:

• Pasien mengeluhkan Pasien Laki-laki berumur 36 tahun

mengeluhkan nyeri pada pinggang dan punggung atas sejak tiga hari lalu.

Keluhan nyeri dirasakan bersifat tumpul, hilang timbul. Keluhan dirasakan

semakin berat saat melakukan aktivitas dan membaik saat istirahat dan

diberi minyak oles, nyeri tidak menjalar ke jari kaki dan tangan, tidak

kesemutan dan tidak baal. Faktor risiko terjadinya mechanical low back

pain adalah sikap tubuh atau postur yang buruk seperti membungkuk ke

depan, tidak tegak, dan punggung bawah sangat lordotik. Selain itu, faktor

kurangnya olah raga juga membuat fleksibilitas sendi dan ekstensibilitas

otot menjadi kurang baik sehingga mudah sekali mengalami penarikan dan

peregangan pada pergerakan yang kurang berarti. Gerakan-gerakan yang

tidak mengikuti mekanisme normal tubuh juga dapat menimbulkan LBP

mekanik seperti gerakan kombinasi terutama fleksi dan rotasi, repetitif,

dan disertai dengan beban yang berat. Gejala yang dirasakan berupa nyeri

di area lumbosacral, yaitu bagian paling bawah dari punggung, nyeri bisa

semakin parah dengan aktivitas. Gejala yang lebih berat dapat timbul

penjalaran ke bawah, depan, sisi, atau belakang kaki sampai ke ujung jari,

disertai kesemutan dan penurunan sensasi.

2. Langkah 2

Jelaskan pajanan hazard okupasi yang berkontribusi terhadap permasalahan

kesehatan.

28
Dasarnya pajanan:

 Fisik : Tidak ada


 Kimia : Tidak ada
 Biologi : Tidak ada
 Ergonomi/fisiologi : Postur tubuh yang salah ketika berdiri yaitu

membungkuk, tidak menggunakan APD saat

bekerja
 Psikososial : Tidak ada
 Lainnya : Tidak ada

3. Langkah 3

Jelaskan Evidenced Based (landasan secara teoritis) pajanan dengan penyakit yang

ada (diagnosis klinis).

Dasarnya:

LBP merupakan suatu gejala, bukan penyakit. LBP merupakan suatu gejala

klinis dengan manifestasi berupa nyeri yang terasa diantara costal margin (costa

ke-12) sampai dengan lipatan glutea.1 Mechanical low back pain ialah nyeri

pinggang bawah pada struktur anatomi normal yang digunakan secara berlebihan

(muscle strain) atau nyeri sekunder terhadap trauma stress yang abnormal. 2 Faktor

yang dapat menyebabkan nyeri pinggang bawah mekanik dibagi menjadi mekanik

statik dan mekanik dinamik. Pada faktor mekanik statik disebabkan oleh postur

tubuh yang buruk seperti membungkuk ke depan, tidak tegak pada kondisi statik.

Hal tersebut membuat titik berat badan akan jatuh ke depan mengakibatkan otot

berkontraksi untuk mempertahankan postur tubuh yang normal. Jika berlangsung

lama dapat menimbulkan kelelahan otot dan rangsangan pada ligamen yang dapat

menimbulkan nyeri.Pada mekanik dinamik terdapat beban mekanik abnormal

29
karen penggunaan yang berlebihan dari struktur jaringan (ligamen dan otot) di

daerah punggung bawah saat melakukan gerakan. Beban mekanik tersebut

melebihi kapasitas fisiologil dan toleransi otot atau ligamen di daerah punggung

bawah. Gerakan yang tidak mengikuti mekanisme normal tubuh juga dapat

menimbulkan LBP mekanik, terutama fleksi dan rotasi, repetitif dan dengan beban

berat Selain itu, karena fleksibilitas sendi dan ekstensibilitas otot yang kurang

sehingga dengan penarikan atau peregangan sudah terjadi dengan pergerakan

minimal.

Sumber :

4. Langkah 4

Jelaskan apakah pajanan cukup menimbulkan diagnosis klinis? Pajanan cukup

besar

Dasarnya:

 Masa kerja : 3 tahun


 Bekerja dalam waktu 10 – 12 jam setiap hari tanpa hari libur

kecuali satu hari di minggu pertama pada setiap bulan.

5. Langkah 5

Apa faktor individu yang berpengaruh terhadap timbulnya diagnosis klinis, bila

ada sebutkan!

Dasarnya: Pasien jarang berolahraga sehingga ototnya cenderung lebih kaku.

30
6. Langkah 6

Apa terpajan bahaya potensial yang sama seperti di langkah 3 di luar tempat

kerja?

Dasarnya: Pasien melakukan beberapa pekerjaan di rumah, seperti mengangkat

kayu bakar setiap hari untuk keperluan memasak. Kegiatan di rumah juga dapat

memperberat gejala pasien.

7. Langkah 7

Apa diagnosis klinis ini termasuk penyakit akibat kerja? penyakit akibat hubungan

kerja (PAHK)

Dasarnya: Diagnosis klinis pada pasien merupakan penyakit akibat hubungan

kerja, karena jumlah pajanan yang besar dengan jangka waktu yang lama dapat

menimbulkan suatu perkembangan penyakit secara perlahan. Pada pasien dengan

lama kerja 3 tahun dan selama 10 – 12 jam per hari, gejala sudah dirasakan sejak 3

bulan yang lalu, yang hilang setelah diistirahatkan dan diberikan minyak oles.

Pajanan bertambah parah dengan aktivitas yang dilakukan dirumah seperti

mengangkat kayu bakar.

3.11 Kategori Kesehatan (pilih salah satu)

a. Kesehatan baik
b. Kesehatan cukup baik dengan kelainan yang dapat disembuhkan
c. Kemampuan fisik terbatas untuk pekerjaan tertentu
d. Tidak fit dan tidak aman untuk semua pekerjaan

31
3.12 Prognosis

ad vitam : ad bonam

ad functionam : dubia ad bonam

ad sanationam : dubia ad bonam

PERMASALAHAN PASIEN DAN RENCANA PENATALAKSANAAN

(Primer – Sekunder – Tersier)

Jenis
No Rencana tindakan tatalaksana
permasalahan
1 Mechanical Low Primer
Back Pain - Edukasi pekerja lain yang belum terkena
mengenai penyakit LBP yang dapat terjadi akibat
posisi yang statis, dengan posisi yang salah, dan
dalam waktu yang lama
- Memberikan penyuluhan mengenai posisi
egonomis dalam bekerja
- Memberikan penyuluhan mengenai keselamatan
kerja dan kecelakaan kerja untuk menurunkan risiko
penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja lainnya.
- Menyarankan kepada pemilik perusahaan agar
mempertimbangkan untuk membuat tempat
penggaraman di bak yang setinggi perut
- Menyarankan untuk pembuatan SOP kerja
- Menyarankan kepada pemilik perusahaan agar
gagang spatula dibuat sedikit lebih panjang agar
posisi pegawai menjadi lebih nyaman
- Menyarankan kepada pemilik perusahaan untuk
menyediakan kursi yang ergonomis untuk pegawai
saat mengemas tahu

Sekunder
- Analgetik : Asam Mefenamat 3x500mg selama 3
hari
- Muscle relaxant : Eperisone 3x50mg selama 3
hari

32
Non farmakologi
- Istirahat yang cukup

Rujuk dokter spesialis saraf jika keluhan tidak


membaik dan bertambah buruk.

Tersier
- Penggunaan korset lumbar agar posisi badan
tidak membungkuk

- Melakukan olahraga untuk peregangan otot


lumbar seperti pelvic tilt, single knee to chest,
double knee to chest dilakukan satu gerakan 5
detik diulangi sebanyak 10 kali dalam satu hari.
Dilakukan rutin setiap hari

UPAYA INTERVENSI REDUKSI HAZARD INDUSTRI (jangan sampai

hazard nya muncul)

Upaya Hierarki
No Jenis Aktivitas Intervensi
Kontrol
1 Eliminasi Tidak dapat dilakukan
2 Substitusi Menambah peralatan dan perlengkapan, seperti kursi
atau meja yang memenuhi standar ergonomis.
3 Enginering Memodifikasi panjang spatula agar lebih ergonomis saat
melakukan penguningan
4 Administratif Penggantian shift kerja
Rolling bagian kerja
Pengaturan durasi kerja dan istirahat
5 APD Penggunaan korset lumbar

33
LAPORAN KASUS OKUPASI II

Nama : Dwi Nisa Nurfitri

NPM : 12100117014

3.1 Identitas Umum

Nama : Tn. MM

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 30 tahun

Alamat : Kp. Cisalak RT.04/RW.05, Desa Cikoneng

Agama : Islam

Suku : Sunda

Status Marital : Sudah Menikah

Pendidikan Terakhir : SMP

Tanggal Pemeriksaan : 19 Desember 2018

34
3.2 Anamnesis Umum

3.2.1 Keluhan Utama : Pegal pada pinggang

3.2.2 Anamnesis Khusus

Pasien mengeluh pegal pegal pada pinggang sejak 1 minggu yang

lalu. Keluhan pegal-pegal dirasakan seperti berdenyut-denyut yang hilang

timbul. Keluhan tidak disertai kesemutan, baal dan nyeri yang menjalar ke

ujung jari kaki. Keluhan dirasakan semakin memberat ketika melakukan

aktivitas dan membaik ketika istirahat. Keluhan ini sering mengganggu

aktivitas.

Pasien menyangkal pernah terjatuh sebelumnya, menyangkal

adanya sensasi seperti tersetrum, menyangkal nyeri yang menjalar sampai

ujung jari kaki. Pasien tidak memiliki penyakit DM, hipertensi, asam urat,

tidak ada keluhan sulit berkemih dan buang air besar.

Pasien sering mengeluhkan keluhan yang sama. Dalam satu bulan

pasien dapat mengeluhkan keluhan pegal 2–3 kali. Pasien belum pernah

mengobati keluhannya tersebut ke dokter. Keluhan ini hanya diberikan

koyo atau krim oles yang di beli di warung sebagai penghangat untuk

meredakan pegal.

Tidak ada riwayat keluarga dengan keluhan yang sama seperti

pasien. Keluhan ini sudah sering dikeluhkan oleh pasien namun tidak

pernah berobat. Pasien makan 3x dalam sehari, minum sekitar 9-10 gelas

dalam sehari, dan aktivitas sehari-hari lebih banyak di pabrik tahu.

35
3.2.3 Anamnesis Okupasi

1. Tuliskan jenis pekerjaan yang dilakukan sejak pertama kali

bekerja sampai sekarang, serta lama kerja di setiap pekerjaan

tersebut!

Tn.MM sebelumnya bekerja di pabrik tahu di Tangerang

selama 2 tahun pada tahun 2004-2006. Pada tahun 2006 Tn. MM

pindah ke Garut dan bekerja di pabrik tahu selama 2 tahun pada

tahun 2006-2008 dan kemudian pindah lagi ke bandung di Pabrik

Tahu Amin hingga sekarang. Lama pekerjaan yang dilakukan

adalah 10-12 jam setiap harinya dengan posisi berdiri yang lebih

lama dan posisi yang salah.

2. Uraian tugas/pekerjaan (yang dianggap berisiko untuk terjadinya

keluhan):

Tn.MM bekerja dalam seminggu 6 hari dengan waktu libur 1 hari

dan lama pekerjaan 10-12 jam per hari dan hanya beristirahat kurang lebih

1 jam untuk shalat dan makan siang. Tn. M bekerja di bagian penyaringan

tahu dan pemotongan tahu yang mengharuskan pasien dalam posisi berdiri

lama, posisi pasien yang salah.

3. Bahaya potensial dan risiko kecelakaan kerja pada pekerja serta pada

lingkungan kerja?

36
HAZARD RISIKO
Prasarana/P Bahaya
Bahaya Bahaya Bahaya Bahaya PAK/PAH
roses Ergonomis KAK
Fisik Kimia Biologis Psikososial K
/Fisiologis
Penyaringan Suhu 1. Bakteri 1.Posisi Rasa bosan 1. LBP
ruangan 2. Tikus memutar 2. Myalgia
3. Kecoa badan yang 3.Resiko
berulang dehidrasi
2.Pekerjaan
yang
berulang
(monoton)
Air Burn Injury
panas

Peremasan CTS
adonan
yang
berulang
Pemotongan Pisau Rasa bosan 1. Vulnus
schisum

4. Hubungan pekerjaan dengan keluhan yang dialami?

Pasien bekerja di bagian penyaringan dan pemotongan tahu setiap

harinya dengan lama waktu 10-12 jam selama 14 tahun lamanya dan

dalam posisi berdiri yang terlalu lama dan terkadang membungkuk.

3.3 Pemeriksaan Fisik

3.3.1 Kesan Umum

Keadaan Umum : Tampak tidak sakit

Kesadaran : Kompos mentis

37
3.3.2 Tanda Vital

Tekanan Darah : 110/80 mmHg

Nadi : 92x/menit

Respirasi : 20x/menit

Suhu : 36,4 ºC

3.3.3 BMI (Body Mass Index)

Berat Badan : 60 kg

Tinggi Badan : 165 cm

BMI : 23,43 kg/m2 (Normal)

3.3.4 Status Generalis

Kepala

Mata : Simetris, konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik

(- /-), pupil bulat isokor

Hidung : simetris, deviasi septum (-), sekret (-/-)

Mulut : bibir tampak lembab

Leher

JVP : Tidak meningkat

KGB : Tidak teraba membesar

Kelenjar tiroid : tidak teraba adanya pembesaran

Thorax

Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

38
Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V linea

midclavicularis sinistra

Perkusi : Batas kanan : ICS IV linea sternalis dextra

Batas kiri : ICS V linea midclavicularis sinistra

Batas atas : ICS III linea midclavicularis

sinistra

Auskultasi : Suara jantung S1 dan S2 reguler, murmur -, gallop

Paru-paru

Inspeksi : Pergerakan dan bentuk simetris

Palpasi : Pergerakan kanan=kiri, pelebaran ICS -/-, vocal fremitus

+/+, ekspansi dada simetris

Perkusi : Sonor seluruh lapang paru

Auskultasi : VBS kanan=kiri, ronkhi -/-, wheezing -/-

Abdomen

Inspeksi : Datar

Palpasi : lembut, nyeri tekan -, massa -, hepar dan lien tidak teraba

pembesaran

Perkusi : timpanik, ruang traube sonor

Auskultasi : BU (+) normal, 9-10x/menit

Ekstremitas

Atas Ka-Ki Bawah Ka-Ki


Edema -/- -/-
Sianosis -/- -/-

39
Capillary refill <2 detik Normal Normal

Kekakuan otot 5/5 5/5

Tonus Normal Normal

Atrofi Normal Normal


Tidak ada penurunan Tidak ada
Sensorik
sensorik penurunan sensorik

Neurologis

Fisiologis

Kanan kiri
Biceps + +

Triceps + +

Brachioradialis + +

Patella + Patologis +

Kanan kiri
Babinski - -

Chaddock - -

Oppenheim - -

Gordon - -

3.4 Pemeriksaan Fisik Khusus

Palpasi : nyeri pinggang (+), kaku otot (+)

ROM : penuh

Motorik : tungkai bawah kanan & kiri : normal

Sensorik : tes propioception : normal

Tes sensasi : Kanan = kiri

Pemeriksaan Radiks : Bragard : -/-

40
Siccard : -/-

Laseque : -/-

Kernig : -/-

Patrick : -/-

Kontra patrick : -/-

3.5 Resume Temuan Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik

Pasien laki-laki berumur 30 tahun mengeluh pegal pegal pada pinggang

sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan pegal-pegal dirasakan seperti berdenyut-

denyut yang hilang timbul. Keluhan tidak disertai kesemutan,baal dan nyeri

menjalar ke ujung jari kaki. Keluhan dirasakan semakin memberat ketika

melakukan aktivitas dan membaik ketika istirahat. Pasien belum pernah

mengobati keluhan ini sebelumnya, namun menggunakan koyo dan krim oles

sebagai penghangat untuk meredakan pegal yang di beli di warung. Tidak ada

riwayat keluarga dengan keluhan yang sama seperti pasien. Pasien bekerja 10-12

jam setiap harinya dengan waktu istirahat sekitar 1 jam dengan posisi berdiri yang

terlalu lama.

3.6 Pemeriksaan Penunjang

Tidak dilakukan

3.7 Body Map

41
3.8 Diagnosis Diferensial

- Mialgia at regio pinggang

- Low Back Pain

3.9 Diagnosis Kerja

Mialgia at regio pinggang

3.10 Diagnosis Okupasional

1. Langkah 1

Diagnosis klinis : Mialgia at regio pinggang

Dasarnya :

Keluhan pegal-pegal dirasakan seperti berdenyut-denyut yang

hilang timbul. Keluhan tidak disertai kesemutan,baal dan nyeri menjalar

ke ujung jari kaki. Keluhan dirasakan semakin memberat ketika

melakukan aktivitas dan membaik ketika istirahat. Pasien belum pernah

mengobati keluhan ini sebelumnya, namun menggunakan koyo dan krim

oles sebagai penghangat untuk meredakan pegal yang di beli di warung.

Tidak ada riwayat keluarga dengan keluhan yang sama seperti pasien.

Pasien bekerja 10-12 jam setiap harinya dengan waktu istirahat sekitar 1

jam dengan posisi berdiri yang terlalu lama.

Faktor risiko terjadinya myalgia yaitu karena posisi tubuh yang

statik seperti duduk atau berdiri terlalu lama, tubuh terpapar getaran seperti

pengemudi truk, membungkuk terlalu lama dan berputar. Faktor risiko dari

42
pasien adalah ketika penyaringan dan pemotongan tahu dalam posisi

berdiri yang lama dan posisi yang tidak ergonomis yang dilakukan selama

14 tahun dengan durasi lama kerja 10-12 jam setiap harinya.

2. Langkah 2

Jelaskan pajanan hazard okupasi yang berkontribusi terhadap

permasalahan kesehatan.

Dasarnya pajanan:

 Fisik : Tidak ada

 Kimia : Tidak ada

 Biologi : Tidak ada

 Ergonomi/fisiologi : Posisi membunguk yang berulang, posisi

berdiri yang lama

 Psikososial : Tidak ada

 Lainnya : Tidak ada

3. Langkah 3

Jelaskan Evidenced Based (landasan secara teoritis) pajanan dengan

penyakit yang ada (diagnosis klinis).


Dasarnya:

Myalgia atau nyeri otot termasuk salah satu keluhan sakit yang

cukup sering diderita manusia. Penyebab myalgia adalah penggunaan otot

yang salah dan berlebihan yang mengakibatkan otot-otot yang digunakan

43
tersebut mengalami kekurangan oksigen, sehingga terjadi suatu proses

oksidasi anaerob yang akan menghasilkan asam laktat. Asam laktat inilah

yang dapat menimbulkan rasa pegal atau nyeri. Tanda dan gejala mialgia

terdiri dari nyeri, kekakuan otot, gejala neurologis (mati rasa, tremor,

telingga berdenging dll), kekakuan. Diagnosis mialgia : Anamnesis adalah

langkah awal untuk mengidentifikasi pemicu myalgia, meliputi sifat dari

nyeri, lokasi setempat/meluas atau menjalar, apa penyebabnya, misalnya:

trauma, sejak kapan, apakah keluhan ini dirasakan pertama kali atau sering

hilang timbul, kekakuan/kelemahan: kekakuan umumnya mengenai

persendian, kelainan bentuk/pembengkokan. Pemeriksaan fisik juga

termasuk dalam prosedur diagnostic Bukti kekakuan atau kelemahan dapat

diamati melalui gaya berjalan dan postur tubuh individu yang terkena.

Teori tersebut sama seperti yang dikeluhkan pasien bahwa pasien

telah mengalami pegal-pegal seperti berdenyut pada bagian pinggang

dengan adanya kekakuan otot ketika bekerja.


4. Langkah 4
Jelaskan apakah pajanan cukup menimbulkan diagnosis klinis
Pajanan cukup besar
Dasarnya:
 Masa kerja : 14 tahun
 Bekerja dalam waktu 10-12 jam setiap hari
5. Langkah 5
Apa faktor individu yang berpengaruh terhadap timbulnya diagnosis

klinis, bila ada sebutkan!


Dasarnya : Pasien jarang berolah raga
6. Langkah 6
Apa terpajan bahaya potensial yang sama seperti di langkah 3 di luar

tempat kerja?
Dasarnya: Tidak ada
7. Langkah 7

44
Apa diagnosis klinis ini termasuk penyakit akibat kerja? penyakit

akibat kerja
Dasarnya: Diagnosis klinis pada pasien merupakan penyakit akibat kerja,

karena keluhan ini sering dialami oleh pasien setelah kerja di industri

rumah tangga olahan tahu dengan faktor risiko selama 14 tahun dan lama

kerja 10-12 jam dalam posisi berdiri lama dan posisi tubuh yang salah.

3.11 Kategori Kesehatan (pilih salah satu)

a. Kesehatan baik
b. Kesehatan cukup baik dengan kelainan yang dapat disembuhkan
c. Kemampuan fisik terbatas untuk pekerjaan tertentu
d. Tidak fit dan tidak aman untuk semua pekerjaan

3.12 Prognosis

ad vitam : ad bonam

ad functionam : dubia ad bonam

ad sanationam : dubia ad bonam

PERMASALAHAN PASIEN DAN RENCANA PENATALAKSANAAN

(Primer – Sekunder – Tersier)

Jenis Hasil yang diharapkan


No Rencana tindakan tatalaksana
permasalahan

Myalgia 1. Primer Keluhan membaik dan


- Memberikan edukasi dan pelatihan
pasien dapat bekerja
pada pekerja lain cara mengangkut lebih maksimal
barang yang baik
- Edukasi pekerja lain yang belum
terkena, yang dapat terjadi akibat

45
Jenis Hasil yang diharapkan
No Rencana tindakan tatalaksana
permasalahan

posisi yang statis, dengan posisi


yang salah, dan dalam waktu yang
lama
- Menyarankan kepada pemilik pabrik
untuk menyediakan kursi yang
ergonomis untuk pegawai saat
pemotongan dan pengemasan tahu
2. Sekunder
- NSAID : Na diklofenak 2x50 mg
- PPI : Ranitidin 2x150mg
3. Tersier
- Melakukan peregangan setiap 15 menit
sekali. Dilakukan rutin setiap hari

UPAYA INTERVENSI REDUKSI HAZARD INDUSTRI

N Upaya Hierarki
Jenis Aktivitas Intervensi
o Kontrol
1 Eliminasi Tidak ada
2 Substitusi Menambah perlengkapan seperti kursi yang memenuhi

standar ergonomis.
3 Enginering Tidak ada
4 Administratif 1. Pengaturan durasi kerja dan istirahat

2. Penggantian shift kerja

3. Pelatihan cara pengangkatan barang yang baik

4. Rotasi kerja untuk mengurangi pajanan pada

pekerja secara terus menerus


5 APD Korset lumbal

46
LAPORAN KASUS OKUPASI III

Nama : Rizky Prasetyo

NPM : 12100117169

3.1 Identitas Umum

Nama : Tn. S

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 40 tahun

Alamat : Kp. Sukarasa RT.04/RW.14, Desa Arjasari

Agama : Islam

Suku : Sunda

Status Marital : Sudah Menikah

Pendidikan Terakhir : SMA

Tanggal Pemeriksaan : 20 Desember 2018

3.2 Anamnesis Umum

3.2.1 Keluhan Utama : Pegal pada pinggang dan betis kanan

3.2.2 Anamnesis Khusus

Pasien mengeluh pegal pada pinggang dan betis kanan sejak 5 hari

yang lalu. Keluhan pegal-pegal dirasakan seperti berdenyut yang hilang

timbul. Keluhan tidak disertai kesemutan dan nyeri menjalar ke ujung jari

kaki. Keluhan dirasakan semakin memberat ketika melakukan aktivitas

47
dan membaik ketika istirahat. Pasien belum pernah mengobati keluhan ini

sebelumnya.

Keluhan disertai dengan adanya kram pada bagian betis ketika

sedang bekerja. Kram dirasakan ketika pasien sedang bekerja dengan

posisi berdiri yang terlalu lama. Ketika muncul kram pasien hanya

beristirahat sampai nyeri hilang.

Pasien menyangkal pernah terjatuh sebelumnya, menyangkal

adanya jalaran ke bagian ujung jari kaki, tidak memiliki penyakit DM,

hipertensi, asam urat, tidak ada keluhan sulit berkemih dan buang air

besar.

Pasien sering mengeluhkan keluhan yang sama. Dalam satu bulan

pasien dapat mengeluhkan keluhan pegal 7-10 kali. Pasien belum pernah

mengobati keluhannya tersebut ke dokter. Tidak ada riwayat keluarga

dengan keluhan yang sama seperti pasien. Keluhan ini sudah sering

dikeluhkan oleh pasien namun tidak pernah berobat. Pasien makan 3x

dalam sehari, minum 12 gelas dalam sehari, dan aktivitas sehari-hari lebih

banyak di pabrik tahu.

3.2.3 Anamnesis Okupasi

1. Tuliskan jenis pekerjaan yang dilakukan sejak pertama kali bekerja

sampai sekarang, serta lama kerja di setiap pekerjaan tersebut!

Tn.S sebelumnya bekerja sebagai karyawan pabrik makanan

selama 2 tahun pada tahun 1998–2000. Pada tahun 2000 Tn.S pindah ke

pabrik pembuatan tahu Amin hingga sekarang. Lama pekerjaan yang

48
dilakukan adalah 10-12 jam setiap harinya dengan posisi berdiri yang lebih

lama.

2. Uraian tugas/pekerjaan (yang dianggap berisiko untuk terjadinya

keluhan):

Tn.S bekerja setiap hari tanpa ada waktu libur dan lama pekerjaan

10-12 jam per hari. Tn. S bekerja di bagian penyaringan tahu, pembibitan

tahu, yang mengharuskan pasien dalam posisi berdiri lama, posisi pasien

yang salah dan hanya beristirahat kurang lebih 1 jam untuk shalat dan

makan siang.

3. Bahaya potensial dan risiko kecelakaan kerja pada pekerja serta pada

lingkungan kerja?

HAZARD RISIKO
Prasarana/P Bahaya
Bahaya Bahaya Bahaya Bahaya PAK/PAH
roses Ergonomis KAK
Fisik Kimia Biologis Psikososial K
/Fisiologis
Penyaringan 1.Posisi 1. LBP
memutar 2. Myalgia
badan yang
berulang
2.Pekerjaan
yang
berulang
(monoton)
Air panas Burn Injury

Peremasan CTS
adonan
yang
berulang
Pembibitan 1. Posisi 1. LBP
membungk 2. Myalgia
uk yang
berulang
Air panas Burn injury

49
4. Hubungan pekerjaan dengan keluhan yang dialami?

Pasien bekerja di bagian penyaringan, pembibitan dan pencetakan

tahu seorang diri dalam jangka waktu yang panjang 10-12 jam dan

setiap hari selama 18 tahun lamanya.

3.3 Pemeriksaan Fisik

3.3.1 Kesan Umum

Keadaan Umum : Tampak tidak sakit

Kesadaran : Kompos mentis

3.3.2 Tanda Vital

Tekanan Darah : 130/80 mmHg

Nadi : 90x/menit

Respirasi : 24x/menit

Suhu : 37,2 ºC

3.3.3 BMI (Body Mass Index)

Berat Badan : 60 kg

Tinggi Badan : 165 cm

BMI : 22,23 kg/m2 (Normal)

3.3.4 Status Generalis

Kepala

Mata : Simetris, konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik

(- /-), pupil bulat isokor

Hidung : simetris, deviasi septum (-), sekret (-/-)

Mulut : bibir tampak lembab

50
Leher

JVP : Tidak meningkat

KGB : Tidak teraba membesar

Kelenjar tiroid : tidak teraba adanya pembesaran

Thorax

Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V linea

midclavicularis sinistra

Perkusi : Batas kanan : ICS IV linea sternalis dextra

Batas kiri : ICS V linea midclavicularis sinistra

Batas atas : ICS III linea midclavicularis

sinistra

Auskultasi : Suara jantung S1 dan S2 reguler, murmur -, gallop

Paru-paru

Inspeksi : Pergerakan dan bentuk simetris

Palpasi : Pergerakan kanan=kiri, pelebaran ICS -/-, vocal fremitus

+/+, ekspansi dada simetris

Perkusi : Sonor seluruh lapang paru

Auskultasi : VBS kanan=kiri, ronkhi -/-, wheezing -/-

Abdomen

Inspeksi : Datar

51
Palpasi : lembut, nyeri tekan -, massa -, hepar dan lien tidak teraba

pembesaran

Perkusi : timpanik, ruang traube sonor

Auskultasi : BU (+) normal, 9-10x/menit

Atas Ka-Ki Bawah Ka-Ki


Edema -/- -/-
Sianosis -/- -/-

Capillary refill <2 detik Normal Normal

Kekakuan otot 5/5 5/5

Tonus Normal Normal

Atrofi Normal Normal


Tidak ada penurunan Tidak ada
Sensorik
sensorik penurunan sensorik

Neurologis

Fisiologis
Kanan kiri
Biceps + +

Triceps + +

Brachioradialis + +

Patella +
Patologis +

52
Kanan kiri
Babinski - -

Chaddock - -

Oppenheim - -

Gordon - -

3.4 Pemeriksaan Fisik Khusus

Palpasi pinggang : nyeri (+)

ROM : penuh

Pemeriksaan Radiks : Bragard : (-)

Siccard : (-)

Laseque : (-)

Kernig : (-)

Motorik : tungkai bawah kanan & kiri : normal

Sensorik : tes propioception : normal

Tes sensasi : Kanan = kiri

3.5 Resume Temuan Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik

Pasien laki-laki berumur 40 tahun mengeluh pegal pegal pada pinggang

dan betis sejak 5 hari yang lalu. Keluhan pegal-pegal dirasakan seperti

berdenyut yang hilang timbul. Keluhan tidak disertai kesemutan dan nyeri

menjalar ke ujung jari kaki. Keluhan dirasakan semakin memberat ketika

melakukan aktivitas dan membaik ketika istirahat. Pasien belum pernah

mengobati keluhan ini sebelumnya. Keluhan disertai dengan adanya kram

pada bagian betis ketika sedang bekerja. Kram dirasakan ketika pasien

53
sedang bekerja dengan posisi berdiri yang terlalu lama. Ketika muncul kram

pasien hanya beristirahat sampai nyeri hilang. Pasien menyangkal pernah

terjatuh sebelumnya. Pasien belum pernah mengobati keluhannya tersebut ke

dokter. Tidak ada riwayat keluarga dengan keluhan yang sama seperti pasien.

Keluhan ini sudah sering dikeluhkan oleh pasien namun tidak pernah

berobat. Pasien bekerja 10-12 jam setiap harinya.

3.6 Pemeriksaan Penunjang

Tidak dilakukan

3.7 Body Map

3.8 Diagnosis Diferensial

- Mialgia pada daerah pinggang dan betis

- Radikulopathy

3.9 Diagnosis Kerja

Mialgia pada regio pinggang dan betis

3.10 Diagnosis Okupasional

1. Langkah 1

Diagnosis klinis : Mialgia pada daerah pinggang dan betis

54
Dasarnya :

Pasien mengeluh pegal pegal pada pinggang dan betis sejak 5 hari

yang lalu. Keluhan pegal-pegal dirasakan seperti berdenyut yang hilang

timbul. Keluhan tidak disertai kesemutan dan nyeri menjalar ke ujung jari

kaki. Keluhan dirasakan semakin memberat ketika melakukan aktivitas

dan membaik ketika istirahat. Keluhan disertai dengan adanya kram pada

bagian betis ketika sedang bekerja. Pasien menyangkal pernah terjatuh

sebelumnya, menyangkal adanya sensari seperti tersetrum, menyangkal

adanya jalaran ke bagian ujung jari kaki, dan tidak ada keluhan sulit

berkemih dan buang air besar. Pasien bekerja 10-12 jam setiap harinya.

Faktor risiko terjadinya myalgia yaitu karena penggunaan otot

berlebih, terlalu sering dalam posisi yang sama, dan posisi yang salah.

Faktor risiko dari pasien adalah ketika penyaringan, pembibitan dalam

posisi berdiri yang lama dan posisi yang tidak ergonomis ketika

mengangkat benda yang dilakukan terus menerus selama 18 tahun dengan

durasi lama kerja 10-12 jam setiap harinya.

2. Langkah 2

Jelaskan pajanan hazard okupasi yang berkontribusi terhadap

permasalahan kesehatan.

Dasarnya pajanan:

 Fisik : Tidak ada

 Kimia : Tidak ada

 Biologi : Tidak ada

55
 Ergonomi/fisiologi : Posisi membunguk yang berulang, posisi

berdiri yang lama

 Psikososial : Tidak ada

 Lainnya :-

3. Langkah 3

Jelaskan Evidenced Based (landasan secara teoritis) pajanan dengan

penyakit yang ada (diagnosis klinis).


Dasarnya:
Mialgia adalah gejala dimana diagnosis langsung tidak dianjurkan.

Perkembangan nyeri otot sering dikaitkan dengan kondisi atau gangguan

lain dan nyeri otot biasanya merupakan respon inflamasi. Tanda dan gejala

mialgia terdiri dari tegang otot yang terkena, lemas pada bagian otot yang

terkena, stress, nyeri otot, sulit tidur dan demam jika ada riwayat infeksi

sebelumnya. Diagnosis mialgia diarahkan pada kondisi mendasar yang ada

yang memicu onset dan ini mungkin termasuk metode diagnostik berikut:

Anamnesis adalah langkah awal untuk mengidentifikasi pemicu mialgia.

Prosesnya mencakup riwayat kesehatan lengkap yang mencakup penyakit

sebelumnya dan saat ini, meliputi : trauma, infeksi, penggunaan otot

berlebih atau posisi yang salah dan termasuk obat-obatan yang diminum.

Pemeriksaan fisik juga termasuk dalam prosedur diagnostik. Prosesnya

bermanfaat dalam mengidentifikasi kemungkinan penyebab mialgia. Bukti

kekakuan atau kelemahan dapat diamati melalui gaya berjalan dan postur

tubuh individu yang terkena.


Teori tersebut sama seperti yang dikeluhkan pasien bahwa pasien

telah mengalami pegal-pegal seperti berdenyut pada bagian pinggang dan

betis dengan adanya ketegangan otot ketika bekerja.

56
4. Langkah 4
Jelaskan apakah pajanan cukup menimbulkan diagnosis klinis
Pajanan cukup besar
Dasarnya:
 Masa kerja : 18 tahun
 Bekerja dalam waktu 10-12 jam setiap hari
5. Langkah 5
Apa faktor individu yang berpengaruh terhadap timbulnya diagnosis

klinis, bila ada sebutkan!


Dasarnya : Laki-laki, usia 40 tahun

6. Langkah 6
Apa terpajan bahaya potensial yang sama seperti di langkah 3 di luar

tempat kerja?
Dasarnya: Tidak ada
7. Langkah 7
Apa diagnosis klinis ini termasuk penyakit akibat kerja? penyakit

akibat kerja
Dasarnya: Diagnosis klinis pada pasien merupakan penyakit akibat kerja,

karena keluhan ini sering dialami oleh pasien setelah kerja di industri

rumah tangga olahan tahu dengan faktor risiko selama 18 tahun dan lama

kerja 10-12 jam dalam posisi berdiri lama dan posisi tubuh yang salah.

3.11 Kategori Kesehatan (pilih salah satu)

e. Kesehatan baik
f. Kesehatan cukup baik dengan kelainan yang dapat disembuhkan
g. Kemampuan fisik terbatas untuk pekerjaan tertentu
h. Tidak fit dan tidak aman untuk semua pekerjaan

3.12 Prognosis

Klinik/Okupasi: Occupational myalgia et regio back and fibula

ad vitam : ad bonam

ad functionam : dubia ad bonam

ad sanationam : dubia ad bonam

57
PERMASALAHAN PASIEN DAN RENCANA PENATALAKSANAAN

(Primer – Sekunder – Tersier)

Target Hasil yang


Rencana tindakan Keterangan
No Jenis permasalahan waktu diharapkan
tatalaksana

4. Primer
- Memberikan edukasi

dan pelatihan pada

pekerja lain cara angkat Keluhan

angkut yang baik membaik dan


5. Sekunder
1 Myalgia - NSAID : Na ----------- pasien dapat

diklofenak 2x50 mg bekerja lebih


- PPI : Ranitidin
maksimal
2x150mg
6. Tersier
- Melakukan peregangan

setiap 15 menit sekali

UPAYA INTERVENSI REDUKSI HAZARD INDUSTRI

N Upaya Hierarki Jenis Aktivitas Intervensi

58
o Kontrol
1 Eliminasi Tidak ada
2 Substitusi Menambah perlengkapan seperti kursi yang memenuhi

standar ergonomis.
3 Enginering Tidak ada
4 Administratif 1. Pengaturan durasi kerja dan istirahat

2. Pelatihan cara angkat angkut yang baik

3. Rotasi kerja untuk mengurangi pajanan pada pekerja

secara terus menerus


5 APD Korset lumbal

BAB IV

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

59
4.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan di lapangan yang

berada di Desa Cikoneng, kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung dapat

disimpulkan bahwa :

1. Gambaran umum kesehatan lingkungan industri ditinjau dari segi

bangunan, fasilitas, dan peralatan produksi yang digunakan kurang baik.

2. Perilaku hidup bersih dan sehat pekerja saat melakukan produksi masih

kurang

3. Para pekerja belum seluruhnya menggunakan APD, dikarenakan

kurangnya kesadaran dari para pekerja dan terbatasnya APD yang

disediakan oleh pemilik.

4. Durasi kerja yang masih padat dan sedikitnya waktu istirahat.

4.2 Rekomendasi

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka saran yang

dapat kami berikan diantaranya:

1. Puskesmas

a. Puskesmas diharapkan dapat melakukan pengawasan berkala pada

industri-industri rumah tangga yang ada di wilayah puskesmas

Pakutandang, terutama kepada rumah industri olahan tahu bapak

Amin, sehingga para pekerja dapat mengetahui beberapa hal mengenai

keselamatan kerja dan kecelakaan dalam kerja.

60
b. Melakukan pemeriksaan dan penilaian kesehatan terhadap karyawan

di industri untuk mengetahui ada atau tidaknya penyakit akibat kerja,

penyakit akibat hubungan kerja, dan kecelakaan kerja.

c. Memberikan edukasi dan informasi kepada pengelola tempat industri

agar lebih memperhatikan kesehatan serta keselamatan pekerja.

2. Pengelola industri olahan tahu

a. Memperbaiki bangunan olahan tahu agar terjaga kebersihan dan

higienitas produk tahu.

b. Mengatur waktu kerja dalam 2 jam harus istirahat 5-15 menit untuk

menurunkan myalgia dan low back pain

c. Membiasakan pekerjanya untuk berperilaku hidup bersih dan sehat

dengan mencuci tangan menggunakan sabun sebelum dan setelah

produksi

d. Pengelola diharapkan dapat memperhatikan kesehatan para

karyawannya dengan pemeriksaan berkala ke puskesmas dan

memberikan jaminan kesehatan kepada para pekerja.

61

Вам также может понравиться