Вы находитесь на странице: 1из 31

BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1. Landasan Teoritis Medis


2.1.1. Definisi
Dengue Haemorhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus
yang tergolong, arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aeqypti betina. DHF
terutama menyerang anak remaja dan dewasa dan seringkali meyebabkan kematian bagi penderita. (Perawatan
pasien DHF, Christantie Effedy, hal 1).
Dengue Haemorhagic Fever (DHF) adalah penyakit demam akut dengan ciri-ciri demam manifestasi
perdarahan, dan berfondensi mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan kematian. Puncak kasus DHF
terjadi pada, musim hujan yaitu bulan Desember sampai dengan Maret. Apabila menemukan kasus DHF harus
melapor segera (dalam waktu kurang dari 24 jam).
(Kapita Selekta Kedokteran edisi ketiga jilid 2, Arif Mansjoer, Hal 419)

2.1.2. Anatomi Fisiologi


Darah
Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat didalam pembuluh darah yang berwarna merah. Warna
merah ini keadaannya tidak menetap, tergantung banyaknya O2 dan CO2 didalamnya. Pada tubuh orang dewasa,
yang sehat terdapat darah sebanyak ± 1/3 dari berat badan atau kira-kira 4– 5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada
tiap-tiap orang tidak sama, tergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung dan pembuluh darah tentang
Viskoitas 1 kekentalan dari pada, darah lebih kental dari air yaitu mempunyai BJ 1,041-1,067 dengan jumlah
temperatur 38°C dan PH 7,37-7,45

Susunan darah
1. Air : 91%
2. Protein : 3% (albumin, globulin, protombin dan fibrinogen)
3. Mineral : 0,9% (Natrium klorida, natrium bikarbonat, garam fosfat, magnesium, kalsium dan zat
besi)
4. Bahan Organic : 0,9% (Glukosa, ternak, asam urat kreatinin, kolesterol dan asam amino).
Darah terdiri dari 2 bagian
1. Sel sel darah terdiri dari 3 macam

1
A. Eristorisit (sel darah merah), banyaknya kira kira 5 juta dalam I mm 3 (41/2-5 juta) warna kuning
kemerah merahan karena di dalamnya terdapat hemoglobin, warna akan bertambah merah jika di dalamnya
banyak terdapat O2 tempat pembuatannya yaitu di sum-sum tulang merah, limfa dan hati, riaemoglobin
normal pada orang dewasa berjumlah kira-kira 11,5-15 gram dalam 100 cc darah Normal Hb Wanita 11,5 gr
% dan Hb laki-laki 13,0 gr%.
B. Leukosit (sel darah putih), banyaknya kira kira 6000-9000 dalam 1 mm3, warnanya bening (Tidak
berwarna).
Fungsinya :
1. Sebagai serdadu tubuh yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit/ Bakteri yang masuk kedalam
jaringan RES (Sistem Retikulum Endotel) tempat pembiakan di dalam limpa dan kelenjar limfe
2. Sebagai pengangkut, yaitu mengangkut/membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa harus
kepembuluh darah, sel leukosit disamping berada di pembuluh darah juga terdapat di seluruh jaringan
tubuh manusia.
C. Trombosit (set pembeku) merupakan benda-benda kecil yang mati yang berbentuk bermacam macam dan
ukurannya bermacam macam pula, ada yang bulat, ada yang lonjong, warnanya putih, jumlah normal pada
orang dewasa 200-300/mm3, fungsinya memegang peranan penting dalam pembekuan darah, jika jumlah
kurang dari normal, maka kalau ada luka darah tidak cepat membeku sehingga dapat timbul pendarahan
terus menerus di dalam plasma darah terdapat suatu zat yang turut membantu terjadinya peristiwa
pembekuan darah, yaitu Ca2+ dan fibrinogen, fibrinogen mulai bekerja bila tubuh terluka.
2. Plasma darah, bagian yang eceran tanpa sel-sel darah, warnanya bening kekuning kuningan hampir 90% dari
plasma darah terdiri dari air, disamping itu terdapat pula zat-zat lain yang larut di dalamnya misalnya makanan,
hormon, antibody.
Fungsi darah terdiri atas:
1) Sebagai alat pengangkut yaitu:
a. Mengambil O2 /zat pembakar dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh jaringan tubuh
b. Mengangkat CO2 dan jaringan untuk dikelurkan melalui paru paru
c. Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan keseluruh jaringan alat
tubuh
d. Mengangkat/mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan melalui kulit dan
ginjal.
2) Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan bibit penyakit dan racun yang akan membinasakan tubuh
dengan perantaraan leukosit, antibody/zat-zat anti racun.
3) Menyebarkan panas keseluruh
(Syaifuddin, 1994, hal 70)

2
2.1.3. Etiologi
Virus dengue serotype 1,2,3,dan 4 yang ditularkan melalui vector nyamuk Aedes aegypti, nyamuk aedes
albopictus, aedes polynesiensis, dan beberapa. spesies lain merupakan vector yang kurang berperan. Infeksi dengan
salah satu serotype bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotype lain. (Kapita Selekta Kedokteran,
Arif Mansjoer, hal 419).

2.1.4. Patofisiologi
Virus hanya dapat hidup dalam sel hidup sehingga harus bersaing dengan sel manusia terutama dalam
kebutuhan protein, persaingan tersebut sangat tergantung pada daya tahan tubuh manusia. Fenomena patologis
yang utama pada penderita DHF adalah meningkatnya permeabilitas (dinding kapiler yang mengakibatkan
terjadinya perembesan ke ruang ekstraseluler.
Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk kedalam tubuh manusia adalah viremia yang mengakibatkan
penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik
merah pada kulit (petekie, hyperemia, tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti pembesaran limpa
(splenomegali).
Peningkatan permiabilitas dinding kapiler mengakibatkan berkurangnya volume plasma, terjadi hipotensi,
hemokonsentrasi dan hipoproteinemia serta efusi dan renjatan (syok), Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit)
20% Sementara adanya kebocoran (perembesan ) plasma (plasma leakage) sehingga nilai hematokrit penting
sebagai patokan pemberian cairan intravena, akibat yang dapat ditentukan bila penderita mengalami kekurangan
cairan adalah terjadinya rematan atau hipovolemik, jika berlangsung lama maka akan terjadi anoksida jaringan,
metabolic acidosis dan kematian bila tidak segera diatasi dengan baik (Cristantie Effendie, 1995, hal 2).

3
Infeksi Virus Dengue Kompleks Antigen Antibodi
+
komplemen

Demam Mual Hepato Alkalosis Trom Vaskulitis Reaksi


Muntah megali Respiratorik bositop Imunologik
(terutama
dengan
salsilat)

Dehidrasi
Haemorrhagic Permeabilitas
Diastesis Vuskular Derajat I
Meningkat

Kebocoran  Hemokonsentrasi
Plasma  Hipoproteinemia
 Efusi Serosa
Derajat II
 Hiponatremia

Hipovolemia Peningkatan Penurunan


Reabsorbsi eksresi nat+
Air dan urine dan
Hipotensi Na+ oleh peningkatan
Ginjal osmolalitas

Syok Derajat III

Hipoksia Derajat IV
Jaringan

DIC Asidosis
metabolik

Perdarahan masif

Kematian

Patofisiologi DHF

2.1.5. Gambaran Klinis

4
Gambaran klinis pada penderita DHF bervariasi berdasarkan derajat DHF dengan masa inkubasi antara 13-
15 hari, penderita biasanya mengalami demam akut (suhu meningkat tiba-tiba) serta disertai mengigil, saat demam
pasien komposmentis
Gejala klinis lain yang timbul dan sangat menonjol adalah terjadinya perdarahan saat demam dan tak jarang
pula dijumpai saat penderita bebas dari demam, pendarahan yang terjadi dapat berupa :
– Perdarahan pada kulit (petekie, ekimosis, hematom)
– Perdarahan lain seperti epitaksis, hematomesis, hematuria dan melena
Selain demam dan perdarahan tanda lain yang tidak khas yang ditemukan pada penderita DHF adalah:
– Keluhan pada saluran pencernaan: mual, muntah, tidak nafsu makan (anoreksia), diare, kostipasi.
– Keluhan pada system tubuh yang lain: nyeri atau sakit kepala. Nyeri pada otot, tulang dan sendi (break bone
fever), nyeri otot abdomen, nyeri ulu hati, pegal pada seluruh tubuh, kemerahan pada kulit, kemerahan
(flusting) pada muka, pembengkakan sekitar mata, lakrimalis dan fotofobia, obat-obat sekitar mata sakit bila
disentuh dan pergerakan bola mata terasa pegal.
Pada penderita DHF dijumpai pula pembesaran hati, limpa,dan kelenjar getah bening, ini akan kembali
normal. Pada masa peyembuhan penderita yang mengalami renjatan akan terdapat tanda-tanda stenosis perifer
( terutama pada ujung-ujung jari dan bibir), kulit terasa lemah dan dingin, tekanan darah menurun , nadi cepat dan
lemah.

2.1.6. Klasifikasi DHF


DHF diklasifikasikan berdasarkan derajat beratnya.
Penyakitnya, secara klinis dibagi menjadi : (WHO, 1986)
Derajat I : Demam disertai gejala klinis lain, tanpa pendarahan spontan. Uji tourniquet positif, trombositopenia
dan hemokonsentrasi.
Derajat II : Seperti derajat I dan disertai pendarahan pada kulit atau di tempat
lain.
Derajat III : Ditemukan kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan darah rendah (Hipotensi), gelisah,
sianosis sekitar mulut, hidung dan ujung jari (tanda-tanda dini rematan).
Derajat IV : Rematan berat (DSS) dengan nadi tak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur.

2.1.7. Pemeriksaan Penunjang


Pada pemeriksaan laboratorium akan di jumpai
– IgG dengue positif
– Trombositopenia
– Hb meningkat > 20%

5
– Hemotokrit meningkat
– Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan Hipoproteinemia, Hiponatremia, Hipokloremia. Pada hari
ke-2 dan ke-3 terjadi lekopenia, netropenia, peningkatan monisit, limposit dan basofil
– SGOT/SGPT mungkin meningkat
– Ureum dan pH darah mungkin meningkat
– Waktu perdarahan memanjang
– Pada pemeriksaan AGDA menunjukkan asidosis metabolic pCO2 <35-40 mmHg, HCO3 rendah, Base
excess (-).
– Pada pemeriksaan urine di jumpai albuminurea ringan
Pemeriksaan Serologi
Melakukan pengukuran titer anti bodi pasien dengan cara Hemaglutination inhibition test (HI test) atau
dengan uji pengikatan komplemen (Complement fixation test ( CFT). Pada pemeriksaan serologi dibutuhkan 2
bahan pemeriksaan yaitu pada masa akut atau demam dan pada masa penyembuhan ( 1-4 minggu setelah awal
gejala penyakit ). Untuk pemeriksaan serologi ini diambil darah vena 2-5 ml.
Pemeriksaan diagnosis yang menunjang antara lain Foto thorax mungkin di jumpai efusi pleura, pada USG
hepatomegalin dan splenomegalin.

2.1.8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan penderita dengan DHF adalah sebagai berikut:
1. Tirah baring atau istirahat baring
2. Diet makanan lunak
3. Minum banyak (2 - 2,5 liter/21jam) dapat berupa: susu, teh manis, sirup, dan beri oralit, pemberian cairan
merupakan hal yang paling penting bagi penderita DHF.
4. Pemberian cairan intravena (biasanya ringer laktat, NaCl fool) ringer laktat merupakan cairan intrvena yang
paling sering digunakan menggunakan Nat 130m Eg/liter, K +4m Eg/liter, korektor bass 28m Eg/liter da ca ++
3mEg/liter
5. Monitor tanda tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tekanan darah, pernafasan) jika kondisi pasien memburuk,
observasi ketat tiap jam
6. Periksa Hb, Ht dan trombosit setiap hari
7. Pemberian obat anti piretik sebaiknya dari golongan minofon, eukonin.
8. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut
9. Pemberian antibiotik bila terdapat kekhawatiran infeksi sekunder. (Kolaborasi dengan dokter).
10. Monitor tanda-tanda dini renjatan meliputi keadaan umum, perubahan tanda-tanda vital, hasil-hasil
pemeriksaan laboratorium yang memburuk.

6
11. Bila timbul kejang dapat diberikan diazepam (Kolaborasi dengan dokter).
Penatalaksanaan penderita DHF tanpa ada pemasangan infus dan dipertahankan selama 12 -48 jam setelah
renjatan diatasi. Observasi keadaan umum nadi, tekanan darah, suhu dan pernafasan.
Penderita yang mengalami renjatan (DSS) dan penurunan kesadaran biasanya dirawat di ruangan intensitif,
penderita diberi cairan dengan diguyur, bila tidak ada perbaikan penderita perlu mendapatkan plasma atau
expander plasma/dextran antara 15-20 ml/kg BB. Disamping itu penderita mungkin memerlukan No-Bikarbonas
untuk mengatasi asidosis metabolik untuk mengatasi keseimbangan volume intravaskuler, pemberian cairan
intravena baik dalam bentuk elektrolit maupun plasma dipertahankan 12-48 jam setelah renjatan teratasi.
Tranfusi darah dilakukan pada pasien dengan perdarahan yang membahayakan (Hematemesis dan Melena)
dan pasien DSS yang pada pemeriksaan berkala menunjukkan penurunan kadar Hb dan Ht.

2.1.10. Pencegahan
Untuk memutuskan rantai penurunan, pemberantasan vector dianggap cara yang paling memadai saat ini.
Vektor dengue khususnya Aegypti sebenarnya mudah diberantas karena sarang-sarangnya terbatas pada tempat
yang berisi air bersih dan jarak terbangnya maximal 100 meter. Tetapi karena vector tersebar luas, untuk
keberhasilan pemberantasan diperlukan total converage ( Meliputi seluruh wilayah)
Ada dua cara pemberantasan vector:
1. Menggunakan insektisida
Yang lazim digunakan disini adalah melethion untuk membunuh nyamuk dewasa dan hemephus (abate)
untuk membunuh jentik (Larvasida)
2. Tanpa insektisida
Caranya adalah:
a. Menguras bak mandi, tempayan dan tempat penampungan air minimal l x seminggu.
b. Menutup tempat penampungan air rapat-rapat
c. Membersihkan halaman rumah dari kaleng-kaleng bekas, botol-botol pecah dan benda-benda lain yang
memungkinkan nyamuk bersarang (Sjalfoellah Noer, 1996, hal 424).

2.1.11. Komplikasi
1. Perdarahan di bawah kulit
2. Perdarahan gusi
3. Perdarahan yang hebat berupa muntah darah akibat perdarahan jantung
4. Syok
5. Lemah jantung
6. Epistaksis, perdarahan dari hidung

7
2.2. Landasan Teoritis Keperawatan
2.2.1. Pengkajian
Data Dasar
- Persepsi pasien tentang kesehatan: upaya yang biasa dilakukan untuk mempertahankan hidup sehat,
alas an pasien masuk rumah sakit, (keluhan utama) yang dialami pasien, factor pencetus dan lamanya
keluhan, timbulnya keluhan (mendadak atau bertahap), upaya yang dilakukan untuk mengatasi keluhan.
- Pola nutrisi: frekuensi, jenis, pantangan, nafsu makan.
- Pola eliminasi: BAB dan BAK
- Pola aktivitas dan latihan
- Pola tidur dan istirahat
- Pola piker: persepsi diri,mekanisme koping, system nilai kepercayaan
- Pengkajian fisik yang meliputi : keadaan umum pasien, sakit (ringan,sedang,berat).
- Kesadaran: komposmentis, apatis, somnolen,soporus, koma, reflek, sensibilitas, nilai Glasgow Coma
Scale (GCS).
- Tanda-tanda vital: suhu,TD, nadi, pernafasan
- Keadaan rectum, kulit, kelenjar limpe, muka, kepala, mata, telinga, hidung, mulut dan leher, rectum,
alat kelamin, anggota gerak.
- Sirkulasi: finger print, turgor, hidrasi
- Keadaan dada:
 Paru-paru: inspeksi,palpasi,perkusi,auskultasi
 Jantung: inspeksi,palpasi,perkusi,auskultasi
 Abdomen: inspeksi,palpasi,perkusi,auskultasi

Data Khusus
1. Data Subjektif
– Lemah
– Panas atau demam
– Sakit kepala
– Anoreksia tidak nafsu makan, mual, haus, sakit saat menelan
– Nyeri ulu hati
– Nyeri pada otot
– Pegal-pegal pada seluruh tubuh
– Konstipasi (sembelit)

2. Data Objektif
– Suhu tubuh tinggi, mengigil, wajah tampak kemerahan
– Mukosa mulut kering, perdarahan pada gusi, lidah kotor
8
– Tampak bintik merah pada kulit
– Hypertermia pada tenggorokan
– Nyeri tekan pada Epigastrik
– Pada palpasi teraba pembesaran hati dan limpa
– Pada renjatan nadi cepat dan lemah hipotensi, sianosis periver

3. Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium akan di jumpai
– IgG dengue positif
– Trombositopenia
– Hb meningkat > 20%
– Hemotokrit meningkat
– Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan Hipoproteinemia, Hiponatremia, Hipokloremia. Pada hari
ke-2 dan ke-3 terjadi lekopenia, netropenia, peningkatan monisit, limposit dan basofil
– SGOT/SGPT mungkin meningkat
– Ureum dan pH darah mungkin meningkat
– Waktu perdarahan memanjang
– Pada pemeriksaan AGDA menunjukkan asidosis metabolic pCO2 <35-40 mmHg, HCO3 rendah, Base
excess (-).
– Pada pemeriksaan urine di jumpai albuminurea ringan
Pemeriksaan Serologi
Melakukan pengukuran titer anti bodi pasien dengan cara Hemaglutination inhibition test (HI test) atau
dengan uji pengikatan komplemen (Complement fixation test ( CFT). Pada pemeriksaan serologi dibutuhkan 2
bahan pemeriksaan yaitu pada masa akut atau demam dan pada masa penyembuhan ( 1-4 minggu setelah awal
gejala penyakit ).Untuk pemeriksaan serologi ini diambil darah vena 2-5 ml.
Pemeriksaan diagnosis yang menunjang antara lain Foto thorax mungkin di jumpai efusi pleura, pada USG
hepatomegalin dan splenomegalin.

2.2.2. Diagnosa Keperawatan


1. Peningkatan suhu tubuh b/d proses penyakit atau viremia
2. Ganguan pemenuhan kebutuhan nutrisi b/d mual, muntah, anoreksia
3. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit, diet,perawatan dan obat obatan b/d kurangnya informasi
4. Potensial terjadinya pendarahan lebih lanjut b/d trombositopenia
5. Ganguan aktivitas sehari hari b/d kondisi tubuh yang lemah
6. Kekurangan volume cairan b/d peningkatan permiabilitas dinding plasma.
9
7. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d mekanisme patologis (proses penyakit)
8. Potensial terjadinya syok hipovolemik b/d perdarahan hebat
9. Koping individu yang tidak efaktif b/d perawatan dirumah sakit
10. Potensial terjadinya reaksi tranfusi b/d pemberian transfusi
11. Kecemasan ringan sedang b/d kondisi pasien yang memburuk
12. Potensial devisit volume cairan b/d berpindahnya cairan intra vaskuler ke ekxtravaskuler
13. Potensial terjadinya infeksi b/d pemasangan infuse
14. Potensial terjadinya phlebitis b/d pemasangan infuse
15. Potensial terjadinya kelebihan volume cairan b/d pemberian cairan intravena.
16. Gangguan integritas jaringan b/d perdarahan akibat trombositopenia

2.2.3. Perencanaan
Diagnosa Keperawatan I
Peningkatan suhu tubuh (hipertemia) berhubungan dengan proses penyakit (viremia).

Tujuan : Suhu tubuh normal:


Hasil yang diharapkan:
− Suhu tubuh normal (36-37°C)
− Pasien bebas dari demam.
INTERVENSI RASIONAL
− Kaji saat timbulnya demam − Untuk mengidentifikasi pola demam
pasien
− Observasi tanda-tanda vital: suhu, − Tanda-tanda vital merupakan acua
nadi, tensi, pernafasan setiap 3 jam untuk mengetahui keadaan umum
atau lebih sering pasien.

− Beri penjelasan tentang penyebab − Penjelasan tentang kondisi yang


demam atau peningkatan suhu tubuh dialami pasien dapat membantu,
pasien/ keluarga mengurangi
kecemasan yang timbul.
− Beri penjelasan kepada keluarga − Keterlibatan keluarga sangat berarti
/pasien tetang hal-hal yang dapat dalam proses penyembuhan pasien
dilakukan untuk mengatasi demam di rumah sakit.
dan menganjurkan pasien/keluarga
untuk kooperatif
− Jelaskan pentingnya tirah baring − Penjelasan yang diberikan pada
bagi pasien dan akibatnya bila hal pasien keluarga akan memotivasi
tersebut tidak dilakukan pasien untuk kooperatif.
− Anjurkan pasien untuk banyak − Peningkatan suhu tubuh
minum ±2,5 L/hari dan jelaskan mengakibatkan penguapan tubuh
manfaatnya bagi pasien. meningkat sehingga perlu diimbangi
dengan asupan cairan yang banyak.
10
− Beri kompres dingin (pada − Kompres dingin akan membantu
daerah axial dan lipatan papa) menurunkan suhu tubuh.
− Catat asupan dan keluaran cairan − Untuk mengetahui adanya
ketidakseimibangan cairan tubuh
− Beri terapi cairan intravena dan − Pemberian cairan sangat penting
obat-obatan sesuaidengan program bagi pasien dengan suhu tinggi.
dokter (masalah kolaborasi). Pemberian cairan merupakan
wewenang dokter sehingga perawat
perlu berkolaborasi dalam hal ini.

Diagnosa Keperawatan II
Ganguan pemenuhan kebutuhan nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah,
anoreksia dan sakit waktu menclan.

Tujuan : Kebutuhan Nutrisi terpenuhi


Hasil yang diharapakan:
– Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi. pasien mampu menghabiskan makanan sesuai dengan porsi yang
diberikan/dibutuhkan.

INTERVENSI RASIONAL
− Kaji kcluhan mual, sakit menclan − Untuk menetapkan cara
dan muntah yang dialami pasien. mengatasinya.
− Mengkaji cara/ bagaimana − Cara menghidangkan dapat
makanan dihidangkan mempengaruhi nafsu makan pasien.
− Berikan makanan yang mudah − Membantu mengurangi kelelahan
ditelan, seperti : bubur tim dan pasien atau meningatkan asupan
hidangkan saat masih hangat makan karena mudah ditelan.
− Jelaskan manfaat makanan/ nutrisi − Meningkatkan pengetahuan
bagi pasien sakit. pasien tentang nutrisi sehingga
motivasi untuk makan
meningkat.
− Berikan umpan balik positif saat − Motivasi dan meningkatkan
pasien mau berusaha manghabiskan semangat pasien.
makananya.
− Berikanan makanan dalam proses − Untuk menghindari mual dan
kecil dan frekuensi sering. muntah
− Bcrikan nutrisi parental − Nuitrisi parental sangat
(kolaborasi dengan Dokter). bermamfaat /dibutuhkan pasien
terutama jka intake peroral sangat
kurang.
− Berikan obat-obatan antasida (anti − Obat antasida (anti emetik)
emetik) sesuai program dokter membantu pasien mengurangi rasa
mual dan muntah. Dengan
memberikan obat tersebut dihapkan
intake nutrisi pasien meningkat.
− Ukur berat badan pasien setiap hari − Untuk mengeatahui status gizi
11
(bila mungkin) pasien.

Diagnosa Keperawatan III


Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit diet, perawatan dan obat -obatan pasien berhubungan
dengan kurangya informasi.

Tujuan: Pengetahuan pasien/keluarga tentang proses penyakit, diet dan perawatan penderita DHF meningkat.
Hasil yang diharapkan:
– Pengetahuan pasien /keluarga tentang proses penyakit, diet, perawatan dan obat-obatan bagi penderita. DHF
meningkat dan pasien /keluarga mampu menjelaskan kembali.

INTERVENSI RASIONAL
− Kaji tingkat pengetahuan pasien − Untuk memberikan informasi
/keluarga tentang penyakit DHF. pada pasien /keluarga, perawat perlu
mengatahui sejauh mana informasi
atau pengetahuan tentang penyakit
yang diketahui pada pasien serta
kebenaran informasi yang telah
didapat sebelumnya.
− Kaji latar belakang pendidikan − Agar perawat dapat memberi
keluarga/pasien. penjelasan sesuai dengan tingkat
pedidikan mereka sehingga
penjelasan dapat dipahami dan
tujuan yang direncanakan dapat
tercapai.
− Jelaskan tentang proses penyakit − Agar informasi dapat diterima dan
dict.perawatan dan obat-obatan pada tepat menimbulkan kesalah
pasien dengan bahasa dan kata-kata pahaman.
yang mudah dimcngerti (dipahami).
− Jelaskan Scmua prosedur yang akan − Dengan mengetahui prosedur atau,
dilakukan dan manfaatnya bagi tindakan yang dialami, pasien akan
pasien. lebih kooperatif dan kecemasanya
menurun.
− Berikan kesempatan pasien/ − Mengurangi keeemasan dan
keluarga untuk menayangkan hal- memotifasi pasien untuk kooperatif
hal yang ingin diketahui sehubungan selama masa perawatan dan
dengan penyakit yang dialami penyembuhan.
pasien.
− Gunakan leaflet atau gambar- − Gambar-gambar atau media cetak
gambaran dalam memberikan seperti leaflet dapat membantu
penjelasan (jika ada/memungkinkan) untuk mengingat penjelasan

Diagnosa Keperawatan IV
Potensial terjadinya perdarahan lebih lanjut berhubungan dengan trombositopenia.

12
Tujuan : Tidak terjadi tanda-tanda perdarahan
Hasil yang diharapkan:
– Tidak terjadi tanda-tanda perdarahan lebih lanjut (secara klinis).
– Jumlah trombosit meningkat

INTERVENSI RASIONAL
− Monitor tanda-tanda penurunan − Penurunan jumlah trombosit
trombosit yang disertai dengan merupakan tanda-tanda adanya
tanda tanda klinis. kebocoran pembuluh darah yang
pada tahap tertentu dapat
menimbulkan tanda-tanda
perdarahan
− Berikan penjelasan tentang − Agar pasien/keluarga
pengaruh trombositopenia pada mengetahui hal-hal yang mungkin
pasien. terjadi pada pasien dan dapat
membantu mengantisipasi.
− Monitor jumlah trombosit setiap − Dengan jumlah trombosit yang
hari. dipantau setiap hari, dapat diketahui
tingkat kebocoran
pembuluh darah.
− Anjurkan pasien untuk banyak − Aktivitas pasien yang tidak
istirahat. terkontrol dapat menyebabkan
terjadinya perdarahan.
− Berikan penjelasan pada pasien/ − Keterlibatan keluarga dengan segera
keluarga untuk segera melapor jika melaporkan terjadinya perdarahan
ada tanda-tanda perdarahan lebih nyata akan membantu pasien
lanjut seperti : hematemesis, melena, mendapatkan penanganan sedini
epistaksis. mungkin.
− Jelaskan obat-obatan yang diberikan − Dengan mengetahui obat-obatan
dan mamfaatnya serta akibatnya yang diminum dan mamfaatnya
bagi pasien maka pasien akan termotifasi untuk
mau minum obat sesuai dosis atau
jumlah yang diberikan.
− Antisipasi terjadinya perlukaan : − Perlukaan dapat menimbulkan
 Gunakan sikat gigi lunak perdarahan
 Pelihara kebersihan mulut
 Hindari tindakan invasive
melalui rectum
Seperti pemberian obat suppositoria
enema, rectal thermometer.
 Gunakan cukur listrik (jika
pasien butuh bercukur)
 Berikan tekanan 5-10 menit
setiap kali selesai mengambil
darah

Diagnosa Keperawatan V

13
Ganggguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kondisi tubuh yang lemah.

Tujuan : Kebutuhan aktivitas sehari-hari terpenuhi


Hasil yang diharapkan : Pasien mampu mandiri setelah bebas demam

INTERVENSI RASIONAL
− Keluhan pasien − Untuk mengidentifikasi masalah-
masalah pasien
− Hal-hal yang mampu/tidak mampu − Untuk mengetahui tingkat
dilakukan oleh pasien sehubungan ketergatungan pasien dalam
dengan kelemahan fisiknya. memenuhi kebutuhanya
− Bantu pasien memenuhi kebutuhan − Pemberian bantuan sangat
aktivitasnya sehari-hari sesuai dibutuhnkan pasien pada saat
dengan tingkat keterbatasan. kondisinya lemah
− Bantu pasien untuk madiri sesuai − Dengan melatih kemandirian pasien
dengan perkembangan kemajuan maka pasien tidak mengalami
fisiknya. ketergantungan pada perawat.
− Memberikan penjelasan tentang hal- − Dengan penjelasan yang diberikan
hal yang dapat membantu dan kepada pasien maka pasien
meningkatkan kekuatan fisik pasien. termotifasi untuk kooperatif selama
perawatan.
− Meletakkan barang-barang ditempat − Akan membantu pasien untuk
yang mudah dijangkau oleh pasien. memenuhi kebutuhanya sendiri
tanpa bantuan orang lain
− Menyiapkan bel didekat pasien − Agar pasien dapat segera meminta
perawat saat membutuhkannya.

Diagnosa VI
Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan mekanisme patologis (proses penyakit)

Tujuan : Rasa nyaman terpenuhi


Hasil yang diharapkan: Nyeri berkurang atau hilang

INTERVENSI RASIONAL
− Kaji tingkat nyeri yang dialami − Untuk mengetahui berapa berat
pasien dengan memberi rentang (0 nyeri yang dialami pasien
—10), biarkan pasien menentukan
tingkat nyeri yang dialaminya.
− Kaji faktor-faktor yang − Reaksi pasien terhadap nyeri dapoat
mempengaruhi reaksi-reaksi pasien dipengaruhi oleh berbagai faktor-
trerhadap nyeri (budaya, pendidikan, faktor, dengan mengetahui faktor-
dll). faktor tersebut maka perawat dapat
melakukan intervensi dengan
masalah klien
− Berikan posisi yang nyaman − Untuk mengurangi rasa nyeri
14
usahakan ruangan yang tenang.
− Berikan suasana gembira bagi − Dengan melakukan aktivitas lain
pasien, alihkan perhatiap pasien dari pasien dapat sedikit melupakan
rasa nyeri (libatkan keluarga). perhatiannya terhadap nyeri yang
dialami
− Berikan kesempatan pada pasien − Tiap berhubungan dengan orang-
untuk berkomunikasi dengan teman- orang terdekat atau teman membuat
temannya atau orang terdekat pasien gembira/ bahagia dan dapat
mengalihkan perhatiannya terhadap
nyeri.
− Berikan obat-obatan analfgetik − Obat-obatan analgetik dapat
(kolaborasi dokter). menekan atau mengurangi nyeri
pasien. Perlu adanya kolaborasi
dengan dokter karena pemberian
obat memerlukan wewenang dokter.

Diagnosa VII
Potensial terjadinya syok hypovolemik berhubungan dengan perdarahan hebat

Tujuan : Tidak terjadi syok hypovolemik


Hasil yang diharapkan: Tanda-tanda vital dalam batas normal. Keadaan umum baik

INTERVENSI RASIONAL
− Monitor keadaan umum pasien − Untuk membantu kondisi pasien
selama mass perawatan pasien
selama masa perawatan terutama
saat tedadi pendarahan dengan
memonitor keadaan umum pasien,
perawat dapat segera mengetahui
jika terjadi tanda-tanda presyok/
syok, sehingga dapat segera
ditangani.
− Observasi tanda-tanda vital tiap 2-3 − Tanda vital dalam bebas normal
jam menandaan keadaan umum pasien
baik, perawat perlu terns
mcngobservasi tanda-tanda vital
selama pasien mengalami
perdarahan untuk memastikan tidak
teriadi presyok/syok.
− Cek Hb, Ht, trombosit − Untuk mengetahui tingkat
kebocoran pembuluh darah yang
dialamni pasien.
− Perhatikan keluhan pasien − Untuk mengetahui seberapa jauh
seperti mata berkunang-kunang, pengaruh perdarahan tersebut pada
pusing, lemah, ekstremitas dingin, pasien sehingga tim kesehatan lebih
sesak nafas. waspada.
− Berikan tranfusi sesuai dengan − Untuk menggantikan volume
petunjuk dokter. darah /komponen darah yang
15
− Monitor masukan dan keluaran, hilang.
catat dan ukur perdarahan yang − Pencatatan dan pengukuran sangat
tedadi, produksi urine. penting untuk mengetahui jumlah
perdarahan yang dialami pasien
untuk mengetahui keseimbangan
− Berikan obat-obatan yang mengatasi cairaan tubuh.
perdarahan sesuai dengan program − Untuk membantu menghentikan
dokter. perdarahan.
− Bila terjadi tanda-tanda syok
hipovolemik baringkan pasien − Untuk menghindari kondisi yang
terlentang atau posisi datar. lebih buruk.
− Berikan terapi oksigen sesuai
dengan kebutuhan. − Pemberian O2 akan membantu
oksigenisasi jaringan, karena
dengan terjadinya perdarahan hebat
− Segera lapor kedokter jika tampak maka suplai O2 jaringan terganggu.
tanda-tanda syok hipovolemik dan − Untuk mendapatkan penanganan
observasi ketat pasicn dan percepat lanjut segera.
tetasan infuse sambil mcnunggu
program sclanjutnya dari doktcmya.

Diagnosa Keperawatan VIII


Koping individu tidak efektif berhubungan dengan perawatan dirumah sakit.

Tujuan : Mengidentifikasi koping yang efektif


Hasil yang diharapkan:
- Mengungkapkan perasaan selama dirawat dirumah sakit.
- Mengidentifikasi kekuatan dirinya.
- Mengidentifikasi koping yang efektif
- Mengidentifikasi dan memamfaatkan sumber-sumber eksternal.
- Menetapkan bagaimana cara mengatasi masalah selama dirawat dirumah sakit.

INTERVENSI RASIONAL
− Membina hubungan saling percaya − Hubungan saling percaya pasien
dengan pasicn perawat sangat penting
dan merupakan hal yang mendasar
dalam, memberikan asuhan
keperawatan.
− Berkomunikasi dengan bahasa yang − Bahasa yang sederhana jelas dan
mudah dimengerti dan pasien mudah dimengerti akan sangat
melindungi pasien dari situasi stress membantu pasien memahami setiap
informasi dan penjelasan.
− Beri kesempatan dan dorongan pada − Stressor yang meningkat dapat
pasien untuk mengucapkan perasaan menambah beban bagi pasien
dan persepsinya. sehingga perawat dapat melindungi
16
pasien dan stressor. Perawat dapat
membantu menghindari stress
dengan melibatkan keluarga karena
seringkali sumber dari stressor
tersebut adalah keluarganya.
− Bantu pasien mengkaji dan − Pasien butuh seseorang untuk
mengidentifikasi situasi dan masalah mendengarkan dan mengerti
yang timbul pada saat ini. perasaanya sehingga perawat harus
mampu menunjukkan rasa simpati
dan menjadi pendengar yang baik.
− Bantu pasien mengindentifikasi − Identifikasi masalah adalah hal yang
koping sebelumnya baik yang penting bagi pasien dan dengan
efektif maupun yang tidak efektif. bantuan perawat pasien menyadari
masalah yang dihadapinya.
− Bantu pasien menilai kekuatan − Pasien perlu menyadari kekuatan
dirinya dan kemungkinan yang dimilikinya atau hal-hal positif
pemecahan masalah. yang dapat dilakukanya untuk
memecahkan masalahnya.
− Diskusikan koping yang efektif − Diskusikan tentang koping efektif
yang akan digunakan yang digunakan pasien akan sangat
berarti bagi pasien dan akan
memberikan dampak yang positif
bagi pasien.
− Libatkan pasien dalam − Hal ini akan mendorong pasien
untuk bersikap kooperatif dan
merasa lebih berarti.
− Perawatan yang akan dilakukan − Penjelasan informasi sebelum
pada pasien dan memberitahu tindakan dilakukan akan
mamfaatnya. membantu mengurangi kecemasan
bagi pasien.

Diagnosa Keperawatan IX
Potensial terdinya reaksi tranfusi sehubungan dengan pemberian tranfusi

Tujuan: Tidak terjadi reaksi transfuse.


Hasil yang diharapkan: Tidak terjadi reaksi transfuse
INTERVENSI RASIONAL
− Pesan darah /komponen darah sesuai − Golongan darah yang tidak
dengan intruksi medis. sesuai akan membahayakan pasien
bahkan dapat mengakibatkan hal
yang fatal.
− Cek ulang formulir permintaan − Pengecekan ulang amat diperlukan
darah sebelum dikirim untuk meyakinkan bahwa
penderitaan darah sesuai dengan
yang tertulis pada formulir
permintaan.
− Sebelum pemberian tranfusi − Untuk meyakinkan bahwa
17
yakinkan bahwa dacrah tukusan transfuse dapat memberikan dengan
infus tidak tampak tanda-tanda lancar.
phlebitis dan aliran infus lancar.
− Gunakan blokset untuk pemberian − Agar menetes dengan lancar dan
transfuse. tidak membeku (infuse set biasanya
tidak dapat dipakai untuk pemberian
transfusi)
− Berikan cairan normal saline (NaCl) − Biasanya pemberian cairan sebelum
sebelum pemberian transfuse. memberikan tranfusi berguna untuk
membuka vena sehingga darah
mengalir dengan lancar.
− Jangan tunda pemberian tranfusi − Darah yang diterima dari bank darah
lebih dari 30 menit setelah darah harus segera dipakai karena setiap
diterima dari bank darah. kantung darah mempunyai batas
waktu (waktu kadaluarsa).
− Cek ulang bahwa darah yang akan − Ini penting untuk tanggung jawab
diberikan sesuai dengan identitas dan tanggung gugat jika, terjadi
pasien (perhatikan jenis, golongan, sesuatu terhadap pasien
jumlah dan masa, kadaluarsa darah.
− Cocokkan kode yang tertulis pada − Untuk memonitor ada atau, tidaknya
kantung darah dengan label darah reaksi tranfusi terhadap pasien.
yang ada)
− Tetap berada disamping pasien − Dengan mengetahui kemungkinan
selama 15-30 menit pertama selama ter adinya reaksi tranfusi maka
pemberian tranfusi dan obscrvasi pasien dapat mengantifikasi jika
tanda-tanda atau reaksi yang reaksi tersebut terjadi dan dapat
mungkin terjadi sclama pemberian mengurangi kecemasanya
transfusi.
− Anjurkan pasien/keluarga untuk − Agar pasien dapat segera mendapat
segera melaporkan jika ada terjadi bantuan dan tranfusi segera
reaksi transfusi. dihentikan.
− Segera hentikan pemberian tranfusi. − Untuk menghindari kondisi yang
Ganti set transfusi dengan dialirkan lebih fatal segera lapor kedokter
NaCl. untuk tindakan selanjutnya.
− Catat tanda-tanda/ reaksi yang − Pencatatan sangat penting untuk
dialami pasien tanggung jawab dan tanggung
gugat.

Diagnosa Keperawatan X
Kecemasan ringan-sedang sehubungan kondisi pasien yang memburuk

Tujuan : Kecemasan berkurang


Tidak terjadi reaksi transfuse
Pasien merasa lebih tenang

INTERVENSI RASIONAL
− Kaji rasa cemas yang dialami − Menetapkan tingkat kecemasan
18
pasien/ keluarga. yang dialami pasien/ keluarga
− Jalin hubungan saling percaya − Agar pasien/keluarga bersikap
dengan pasien dengan keluarga. terbuka kepada perawat
− Tujukkan sikap empati, gunakan − Sikap empati akan membuat pasien/
sentuhan pada saat yang tepat. keluarga merasa nyaman.

Diagnosa Keperawatan XI
Potensial infeksi sehubungan dengan tindakan invasive (pemasangan infuse, NGT).

Tujuan: Memberikan pengobatan secara intensif.


Kriteria Hasil
Agar tidak terjadi tanda-tanda infeksi

INTERVENSI RASIONAL
− Kaji saat pasien dilakukan − Untuk mengetahui adanya
pemasangan infuse atau NGT. keseimbangan cairan dalam tubuh.

Diagnosa Keperawatan XII


Potensial terjadi reaksi transfuse sehubungan dengan pemberian transfusi terhadap pasien.
Tujuan yaitu agar mengetahui pemberian transfuse secara efektif
Kriteria Hasil : Agar tidak terjadi tanda-tanda pendarahan.

INTERVENSI RASIONAL
− Observasi tanda-tanda vital − Menetapkan data dasar pasien
terjadinya peradangan atau
perdarahan

Diagnosa Keperawatan XV
Potensial terjadinya kelebihan cairan sehubungan dengan pemberiancairan intravena.

Tujuan : Agar cairan yang dimasukkan tidak berlebihan


Kriteria hasil : Agar tidak terjadi kelebihan cairan

INTERVENSI RASIONAL
− Memberikan cairan intravena − Agar cairan yang dimasukkan tidak
melalui selang infuse berlebihan

Diagnosa Keperawatan XVI


Gangguan integritas jaringan sehubungan dengan perdarahan akibat trombositopenia

19
Tujuan
Mengetahui hasil trombosit yang normal
Kriteria Hasil
Agar tidak terjadi perdarahan akibat trombositopenia

INTERVENSI RASIONAL
− Melakukan uji tourniquet pada − Agar mengetahui adanya tanda-
pasien tanda petekie pada pasien

BAB III
LAPORAN KASUS

20
I. Pengkajian
A. Identitas Pasien
Nama : Tn R
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 26 tahun
Status Perkawinan : Belum kawin
Agama : Kristen
Pendidikan : PT
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jl. Pasar III Gg. Bunga Cempaka XIII Medan
Selayang
Tgl masuk/pengkajian : 14 Mei 2009
No. Register : 20.19.88
Ruang / Kamar : Lt. IIA / Pipit
Golongan darah :O

B. Penanggung Jawab Pasien/keluarga terdekat


Nama : Ny. N
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jl. Pasar III Gg. Bunga Cempaka XIII Medan
Selayang.
Hubungan dengan pasien : Ibu

II. Riwayat Kesehatan Sekarang


1. Resume ( Bila pasien telah dirawat beberapa hari sebelumnya )
Tanggal 14 Mei 2009 pukul 10.00 wib pasien masuk IGD, dengan keluhan demam menggigil sejak 3
hari yang lalu, mual, muntah, tidak nafsu makan, pusing, dan badan terasa lemah, pegal-pegal, nyeri ulu
hati , temp : 39o C, TD : 130/70 mmHg, RR : 20 x/menit, pols : 80 x/menit, Di IGD diberi therapy IVFD
Asering 30 tts/menit, 2 x 1 tablet, cyprofloksasin 2 x 1 mg, PCT 3 x 1 tablet, uji torniguet (+).Radin
2. Keluhan utama : Demam menggigil ± 3 hari, mual (+), muntah (+), tidak nafsu makan, sakit kepala, badan
terasa lemah, pegal-pegal dan nyeri ulu hati.
3. Faktor Pencetus : Viremia ( virus masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti )
4. Lamanya keluhan : Demam ± 3 hari sebelum masuk Rumah Sakit
5. Timbulnya keluhan : bertahap
6. Faktor yang memperberat : Kekurangan cairan
21
7. Upaya yang dilakukan : Memperbanyak intake cairan, mengompres dingin dan tirah baring serta
therapi obat-obatan
Upaya yang dilakukan orang lain : membawa klien ke RS
8. Diagnosa medis : DHF Grade II

IV. Riwayat kesehatan masa lalu


1. Penyakit yang pernah dialami
a. Masa kanak-kanak : Demam dan flu ringan
b. Riwayat Kecelakaan : Tidak ada
c. Tidak pernah operasi dan dirawat di RS
2. Tidak ada riwayat alergi
3. Kebiasaan merokok dan minum kopi
V. Riwayat Kesehatan Keluarga
- Orang tua : Sehat tidak ada menderita DHF
- Saudara kandung : Sehat, tidak ada menderita DHF
- Tetangga : Ada menderita DHF
- Penyakit keturunan yang ada : Tidak ada
- Anggota keluarga yang meninggal : Ada yaitu orang tua laki-laki karena penyakit jantung
- Genogram

IV. Pola kebiasaan sehari-hari


A. Biologis
No Pola Sebelum Masuk RS Setelah Masuk RS
1 Nutrisi
a. Pola makan Tidak teratur Teratur 3x sehari
b. Makanan yang disukai Nasi goreng Tidak ada
c. Makanan pantangan Tidak ada Tidak ada
d. Diet MB M II
e. Nafsu makan Baik Kurang, porsi yang disediakan
hanya 1/2 porsi yang habis
55 Kg
f. BB 56 Kg

2 Minum 4-5 gelas / hari


a. Pola minum Teratur 8-10 gelas / hari Air putih + pocari sweet
b. Jenis minuman Air putih 1000 cc/hari
c. Banyak ± 1500 cc/hari Teh botol
d. Minuman yang disukai Teh botol

3 Pola tidur 22.00-06.00 wib / hari


22
a. Kebiasaan tidur malam 22.00-05.00 wib / hari 13.00-15.00 wib
b. Kebiasaan tidur siang 15.00-16.00 wib Tidak ada
c. Kesulitan tidur Tidak ada Tidak ada
d. Cara mengatasi Tidak ada

4 Pola Eliminasi fekal / BAB 1 x / hari


a. Frekuensi 1 x / hari Padat
b. Konsistensi Padat Kuning
c. Warna Kuning

5 Pola eliminasi urine 8-10 x / hari


a. Frekuensi 7-8 x / hari 1500 cc
b. Banyaknya 1000 cc Jernih / kuning jernih
c. Warna Jernih / kuning jernih Tidak ada
d. Kelainan Tidak ada

6 Pola aktivitas Istirahat diRumah Sakit


a. Bekerja di Os tidak bekerja namun Os
masih kuliah
b. Jarak tempat kerja dari rumah 2 km
c. Kendaraan yang Sepeda motor
digunakan/jarak
d. Jumlah jam kerja / hari ± 7 jam ( 10.00 – 1400 wib)

7 Pola Personal Hygiene 2 x /hari Hanya di lap dengan air hangat 1 x


a. Kebiasaan mandi sehari
2 x /hari 2 x sehari
b. Menggosok gigi 2 x seminggu 2 x seminggu
c. Mencuci rambut Tidak tentu Tidak tentu
d. Memotong kuku Tidak ada Ada, karena Os merasa lemah dan
e. Hambatan dalam melakukan pada tangan kanan terpasang
PH infuse

8 Pola rekreasi Main band Menonton TV


a. Tempat hiburan Tidak pernah Tidak ada
b. Olah raga

B. Psikologis
1. Persepsi Penyakit : Os. Merasa yakin penyakitnya akan sembuh dan selalu bertanya tentang
penyakitnya
2. Konsep diri : Baik, pasien dapat menerima keadaannya
3. Emosi : Stabil
4. Adaptasi : Baik, pasien dapat beradaptasi dengan keadaan
lingkungan Rumah Sakit
C. Sosial
1. Hubungan antar keluarga : Harmonis, keluarga selalu menjaga pasien
23
2. Hubungan dengan orang lain : Baik, banyak keluarga dan tetangga yang datang menjenguk
3. Perhatian terhadap orang lain : Baik, pasien mengenal orang-orang
disekelilingnya
4. Perhatian terhadap lawan bicara : Baik, pasien memberi respon ketika diajak bicara
5. Kegemaran : Bermain sepak bola
6. Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia

D. Spritual
1. Pola ibadah
- Sebelum masuk RS : Pasien rajin ke gereja dan berdoa
- Setelah masuk RS : Pasien hanya berdoa ditempat tidur saja
2. Keyakinan tentang kesehatan : Pasien yakin akan sembuh

V. Pemeriksaan fisik
1. Tanda-tanda vital ( tanggal 14 Mei 2009 )
a. Keadaan umum : Pasien tampak lemah, kepala pusing, nyeri ulu hati,
demam menggigil, mual dan muntah, nafsu makan
menurun
b. Tingkat kesadaran : Compos mentis
c. Suhu : 390 C
d. Tekanan darah : 130 / 70 mmHg
e. Denyut jantung / Nadi : 84 x / i
f. Pernafasan : 24 x / i
g. Tinggi badan/ berat bdn : 168 cm / 54 kg
h. Ciri-ciri : Tinggi, kurus, kulit sawo matang
2. Head to toe dan pengkajian sistem
a. Kepala
- Bentuk : Oval
- Ukuran : Normal
- Warna dan bentuk rambut : Hitam, tidak ada pecah-pecah
- Kebersihan kulit kepala : Bersih, tidak berketombe
- Dan lain-lain : Tidak ada kelainan

b. Mata / Penglihatan

24
- Bentuk : Elips
- Sklera : Tidak ada ikterus
- Konjungtiva : Tidak anemis
- Pupil : Isokor kiri dan kanan
- Posisi : Normal, simetris kiri dan kanan
- Ketajaman penglihatan : Baik
- Refleks cahaya : Positif
- Pemakaian alat bantu : Tidak ada
- Dan lain-lain : Tidak ada kelainan

c. Hidung dan Penciuman


- Bentuk : Normal, simetris kiri dan kanan
- Peradangan : Tidak ada peradangan
- Perdarahan : Tidak ada perdarahan
- Fungsi Penciuman : Baik, dapat membedakan bau balsem dan kulit jeruk
- Pemakaian alat bantu : Tidak ada
- Dan lain-lain : Tidak ada kelainan

d. Telinga / Pendengaran
- Bentuk : Normal, simetris kiri dan kanan
- Peradangan : Tidak ada peradangan
- Perdarahan : Tidak ada perdarahan
- Fungsi pendengaran : Baik, dapat mendengar detik jarum jam
- Pemakaian alat bantu : Tidak ada
- Dan lain-lain : Tidak ada kelainan

e. Rongga mulut dan Gusi


- Bibir : Kering
- Mukosa gusi : Ada perdarahan
- Lidah : Kotor, bercak putih
- Gigi : Tidak ada karies / jumlah 32 buah, bersih
- Tonsil / faring : Tidak ada pembengkakan
- Peradangan : Tidak ada
- Perdarahan : Ada

25
- Fungsi pengecapan : Setiap makanan masuk dirasakan pahit
- Kemampuan menelan : Baik
- Kelenjar getah bening : Tidak ada pembengkakan

f. Leher
- Bentuk : Normal
- Peradangan : Tidak ada peradangan
- Perdarahan : Tidak ada perdarahan
- Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran
- Vena Jugularis : Tidak ada peningkatan
- Kekakuan : Tidak ada

g. Thorax
- Bentuk rongga : Simetris
- Bunyi nafas : Vesikuler
- Irama pernafasan : Reguler ( 24 x / menit )
- Irama denyut jantung : Reguler
- Nyeri dada : Tidak ada
- Produksi Sputum : Tidak ada
- Dan lain-lain : Tidak ada kelainan

h. Abdomen
- Bentuk : Simetris kiri dan kanan
- Turgor Kulit : Baik
- Hepar : Tidak teraba
- Lien : Tidak teraba
- Ginjal : Tidak teraba
- Nyeri : Nyeri pada ulu hati
- Bising usus : Normal 15 x / menit
- Dan lain-lain : Tidak ada kelainan

i. Ekstremitas atas
- Bentuk dan kekuatan : Simetris dan lemah
- Rentang gerak : Terbatas karena tangan kanan terpasang infus

26
- Refleks : Positif
- Dan lain-lain : Tidak ada kelainan

j. Ekstremitas bawah
- Bentuk dan kekuatan : Simetris dan lemah
- Rentang gerak : Baik, extremitas bawah dapat digerakkan
- Refleks : Positif
-Dan lain-lain : Tidak ada kelainan

k. Kulit
- Warna : Sawo matang ( terdapat peteki dan ekimosis di ektremitas atas )
- Integritas : Normal
- Turgor : Elastis
- Kelembaban : kering
- Suhu : 39 0 c

IX. Data Penunjang lain.


1. Pemeriksaan Laboratorium
Darah Rutin
Tanggal 14 Mei 2009
Pemeriksaan hematologi Hasil Satuan Angka normal
WBC L 4,70 10^ 3/ ul 5-10
RBC 5,30 10^ 3/ ul 4,2-5,4
HGB 15,00 g / dl 12,0-16
HCT H 49,80 % 38-47
MCV 89,00 fl 72-93
MCH 29,80 pq 27-31
MCHC 33,50 g / dl 31-55
PLT L 60,00 10^ 3 / ul 150-450
BSR 8,00 mm / jam 10-22
N. Batang L 1,00 % 2-5
N. Segmen H 72,00 % 30-60
Limfosit L 23,00 % 20-40
Monosit L 4,00 % 4-8

27
RDW 12,50 % 11-15
PCT 0,091 % 0,100-0,500
MPV L 7,00 fl 7-11
PDW 13,20 % 10,0-18,0

Pemeriksaan Widal Test tgl 14 Mei 2009


Titer S. Typhi S. Par.A S. Par. B S. Par. C Titer (1 / 160 atau
0 80 80 80 80
Widal kenaikan titer <4x)
H 80 80 80 80

Tanggal 15 Mei 2009


Pemeriksaan hematologi Hasil Satuan Angka normal
WBC L 5,20 10^ 3/ ul 5-10
RBC 5,92 10^ 3/ ul 4,2-5,4
HGB H17,50 g / dl 12,0-16
HCT H48,00 % 38-47
MCV 88,00 fl 72-93
MCH 29,60 pq 27-31
MCHC 33,50 g / dl 31-55
PLT L 80,00 10^ 3 / ul 150-450
BSR 6,00 mm / jam 10-22
N. Batang L 1,00 % 2-5
N. Segmen H 75,00 % 30-60
Limfosit L 21,00 % 20-40
Monosit L 3,00 % 4-8
RDW 12,20 % 11-15
PCT 0,124 % 0,100-0,500
MPV L 6,40 fl 7-11
PDW H 11,60 % 10,0-18,0

Urine : Tidak dilakukan


Feces : Tidak dilakukan
2. Pemeriksaan Radiologi : Tidak dilakukan
3. Pemberian Therapi : - Obat-obatan : - IFVD Ringer Lactat 40 gtt/mnt

28
- Antasida 125 mg, 3x1 tab / hari
- Livron B. plex 3x1 tab / hari
- PCT 500 mg, 3x1 tab / hari
- Imboost 1x1 tab / hari
- Metoclopramide 10 mg, 2x1 /hari
- Ciprofloksaxin 500 mg, 2x1 /hari
- Injeksi: - Ranitidin 50 mg 1 Amp / 12 jam
- Transamin 1 amp / 12 jam

ANALISA DATA
No. Syimtom Etiologi Problem
1. DS: Pasien mengatakan demam, Virus Dangue Peningkatan suhu
Badan meriang, kepala pusing ↓ tubuh
Dan mual Masuk ke dalam (hipertermi)
DO: Klien tampak lemah tubuh
Temp: 390C ↓
TD : 130/70 mmHg Viremia
RR : 20x/i ↓
Pols : 80x/i Terjadi reaksi
Trombosit : 60. 10^ 3/ ul antibody
Tampak peteki pada kulit ↓
WBC: 5,20. 10^ 3/ ul Hipertermi
HCT : 49,80 %
HGB : 15 gr/dl

2. DS: Klien mengatakan tidak Infeksi virus Gangguan


selera makan dengue pemenuhan
DO: Porsi yang disediakan tidak ↓ kebutuhan nutrisi
habis ( ½ porsi : 175 gr) mual Masuk dalam kurang dari
ada, muntah 100cc/1x tubuh kebutuhan tubuh
muntah, bibir ↓
kering, BB menurun ( 56-55 Viremia
kg). ↓
Kompleks
antigen
antibody +
komplemen

Nausea +
vomiting

Intake makanan
3. DS: Klien mengatakan tidak yang kurang Gangguan
mampu melakukan aktivitas aktivitas sehari-
sendiri, badan terasa lemah Viremia hari
DO: - Klien dibantu dalam ↓
29
melakukan personal hygiene Hipertermi +
oleh perawat maupun vomiting
keluarga ↓
- Terpasang infus pada Hipovolemia
tangan kanan ↓
Kondisi tubuh
yang lemah

4. DS : - Viremia Potensial
DO: Tampak bintik-bintik ↓ terjadinya
merah pada lengan. Trombositopenia perdarahan lebih
Trombosit : 60. 10^3/ ul ↓ lanjut
Uji tourniquet (+), Permiabilitas
perdarahan pada gusi vaskuler
HCT : 49,80 %, meningkat

Kebocoran
plasma

Hipovolemia

Kurang terpajan
informasi
5. DS : Klien mengatakan tidak ↓ Kurang
mengetahui tentang Kurang pengetahuan
proses penyakit. pemahaman tentang proses
DO : Klien bertanya-tanya penyakit penyakit, diet,
tentang penyakitnya. ↓ perawatan dan
Ekspresi wajah Kurang obat-obatan.
menunjukkan cemas pengetahuan

II. PRIORITAS MASALAH & DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Peningkatan suhu tubuh b/d viremia d/d pasien mengatakan demam, badan meriang, kepala pusing dan
mual, Temp : 39 0 C, TD : 130/ 70 mmHg, RR : 24 x / menit, Pols : 84 x / menit, pasien tampak lemah,
Trombosit : 60. 10^ 3/ ul Tampak peteki pada kulit, WBC: 5,20 10^ 3/ ul, HCT: 49,80%, HGB : 15 %
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake makanan yang kurang
d/d klien tidak nafsu makan, porsi yang disediakan tidak habis, hanya ½ porsi yang habis (175 gr), mual
ada, muntah 100cc/1x muntah, bibir klien tampak kering, berat badan menurun ( 56 kg-55 kg )
3. Gangguan aktivitas sehari-hari b/d kondisi tubuh yang lemah d/d klien tidak dapat melakukan personal
hygiene sendiri dan eliminasi sendiri, infus terpasang pada tangan kanan.
4. Potensial terjadinya perdarahan lebih lanjut b/d trombositopenia d/d tampak bintik-bintik merah pada
lengan, Trombosit menurun 60.10 ^ 3/ ul Uji torniguet (+), perdarahan pada gusi, HT : 49.80 %, HGB :
15 g/dl
30
5. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan obat-obatan b/d kurang informasi d/d
pasien bertanya-tanya tentang penyakitnya.

31

Вам также может понравиться

  • LP Hipertensi II
    LP Hipertensi II
    Документ22 страницы
    LP Hipertensi II
    naufal
    Оценок пока нет
  • LP Epilepsi Jadi
    LP Epilepsi Jadi
    Документ18 страниц
    LP Epilepsi Jadi
    naufal
    Оценок пока нет
  • Asma Bronkial Jadi
    Asma Bronkial Jadi
    Документ19 страниц
    Asma Bronkial Jadi
    naufal
    Оценок пока нет
  • Asma Bronkial Jadi
    Asma Bronkial Jadi
    Документ19 страниц
    Asma Bronkial Jadi
    naufal
    Оценок пока нет
  • LP Epilepsi Jadi
    LP Epilepsi Jadi
    Документ18 страниц
    LP Epilepsi Jadi
    naufal
    Оценок пока нет
  • 1 LP-EDH-burr Hole
    1 LP-EDH-burr Hole
    Документ13 страниц
    1 LP-EDH-burr Hole
    Anugrahani Kadanti
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Askep Post Orif Hume
    Laporan Pendahuluan Askep Post Orif Hume
    Документ21 страница
    Laporan Pendahuluan Askep Post Orif Hume
    Yuda Arie Dharmawan
    Оценок пока нет
  • LP Hipertensi II
    LP Hipertensi II
    Документ16 страниц
    LP Hipertensi II
    naufal
    Оценок пока нет
  • LP Hipertensi II
    LP Hipertensi II
    Документ16 страниц
    LP Hipertensi II
    naufal
    Оценок пока нет
  • HIPERTENSI Jadi
    HIPERTENSI Jadi
    Документ15 страниц
    HIPERTENSI Jadi
    naufal
    Оценок пока нет
  • LP Gout
    LP Gout
    Документ14 страниц
    LP Gout
    naufal
    Оценок пока нет
  • LP Gout
    LP Gout
    Документ21 страница
    LP Gout
    naufal
    Оценок пока нет
  • HIPERTENSI Jadi
    HIPERTENSI Jadi
    Документ15 страниц
    HIPERTENSI Jadi
    naufal
    Оценок пока нет
  • Faktur Hmerus
    Faktur Hmerus
    Документ7 страниц
    Faktur Hmerus
    naufal
    Оценок пока нет
  • LP Gastritis Jdi
    LP Gastritis Jdi
    Документ11 страниц
    LP Gastritis Jdi
    naufal
    Оценок пока нет
  • LP Epilepsi Jadi
    LP Epilepsi Jadi
    Документ21 страница
    LP Epilepsi Jadi
    naufal
    Оценок пока нет
  • LP Fraktur Humerus
    LP Fraktur Humerus
    Документ35 страниц
    LP Fraktur Humerus
    savitri
    100% (1)
  • LP Epilepsi Jadi
    LP Epilepsi Jadi
    Документ18 страниц
    LP Epilepsi Jadi
    naufal
    Оценок пока нет
  • LP Sol
    LP Sol
    Документ13 страниц
    LP Sol
    naufal
    Оценок пока нет
  • Pemulihan Tulang Humerus
    Pemulihan Tulang Humerus
    Документ17 страниц
    Pemulihan Tulang Humerus
    naufal
    Оценок пока нет
  • Faktur Hmerus
    Faktur Hmerus
    Документ7 страниц
    Faktur Hmerus
    naufal
    Оценок пока нет
  • LP Gout
    LP Gout
    Документ14 страниц
    LP Gout
    naufal
    Оценок пока нет
  • LP Pnemonia
    LP Pnemonia
    Документ12 страниц
    LP Pnemonia
    naufal
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan CKD
    Laporan Pendahuluan CKD
    Документ15 страниц
    Laporan Pendahuluan CKD
    Maya Al-Faith
    Оценок пока нет
  • LP CA Laring
    LP CA Laring
    Документ23 страницы
    LP CA Laring
    naufal
    Оценок пока нет
  • LP CA Laring
    LP CA Laring
    Документ23 страницы
    LP CA Laring
    naufal
    Оценок пока нет
  • FRKTURNEK
    FRKTURNEK
    Документ16 страниц
    FRKTURNEK
    naufal
    Оценок пока нет
  • LP Kanker Rongga Mulut
    LP Kanker Rongga Mulut
    Документ13 страниц
    LP Kanker Rongga Mulut
    naufal
    Оценок пока нет
  • LP CA Laring
    LP CA Laring
    Документ14 страниц
    LP CA Laring
    naufal
    Оценок пока нет
  • LP Kanker Rongga Mulut
    LP Kanker Rongga Mulut
    Документ19 страниц
    LP Kanker Rongga Mulut
    naufal
    Оценок пока нет