Вы находитесь на странице: 1из 13

Makalah

Sejarah
Manajemen
Desita Friskadiani
Tania Yunita
Rina Zahwa
Untuk memenuhi tugas dari Drs. A. Rachman, MM.
Universitas Mercu pada semester satu Mata Kuliah Dasar Manajemen
Buana dan Kepemimpinan

Fakultas Ilmu
Komunikasi

Public Relations
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan dan teknologi dari masa kemasa telah memberikan


kontribusi besar bagi kemajuan jaman, khususnya pada lingkungan industri
dimana manajemen dan kepemimpinan menjadi suatu hal yang penting bagi
kelancaran dan keberhasilan suatu perusahaan untuk mencapai tujuan dari
perusahaan atau dunia industri.

Manajemen dibutuhkan oleh semua orang, karena tanpa manajemen yang


baik, segala usaha yang dilakukan organisasiakan kurang berhasil. Istilah
manajemen berasal dari bahasa Italia meneggiari yang berarti mengendalikan
hewan,khususnya kuda. Dalam perkembangannya istilah itu kemudian digunakan
untuk mengendalikan organisasi. Keberhasilan suatu organisasi antara lain
ditentukan oleh kemampuan manajer untuk mengatur kerja sama tersebut.
Kegiatan memimpin, mengatur, mengelola, mengendalikan, mengembangkan
kegiatan organisasi merupakan kegiatan manajemen.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
 Bagaimana pemikiran awal manajemen?
 Bagaimana perkembangan manajemen dari masa ke masa?
 Siapa saja tokoh-tokoh manajemen dunia sesuai dengan jaman?

1.3 Tujuan
Dalam penyusunan makalah berjudul “Sejarah Manajemen” ini, penulis
berharap dapat memberikan manfaat baik bagipenulis sendiri maupun pembaca
dan masyarakat luas.
Adapun tujuan berikut adalah sebagai berikut:
 Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Manajemen
dan Kepemimpinan yang di bimbing oleh bapak Drs. A. Rachman, MM.
 Makalah ini ditujukan bagi penulis dan yang membaca sebagai penambah
informasi dan pengetahuan mengenai sejarah dan perkembangan manajemen.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Manajemen dari Awal Hingga Sekarang
Menurut Management Accounting System.com sejarah berawalnya
manajemen ada pada sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting
dalam ilmu manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam
Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam
bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan
diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian
pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan
menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa
dengan sepuluh orang perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000
peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan
tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan
sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat
meningkatkan produktivitas dengan meningkatnya keterampilan dan kecekatan
tiap-tiap pekerja, menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas,
dan menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.

Peristiwa penting kedua yang memengaruhi perkembangan ilmu


manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai
dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat
pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang
disebut pabrik. Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu
membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan,
memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada
bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu
manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.
Sedangkan menurut Wikipedia, Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak
sejarah manajemen, namun diketahui bahwa ilmu manajemen telah ada sejak
ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan
adanya piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000
orang selama 20 tahun. Piramida Giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada
seseorang—tanpa memedulikan apa sebutan untuk manajer ketika itu—yang
merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan
bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan
pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai
rencana.

Gambar 2.1.1 Piramida di Mesir. Pembangunan piramida ini tak mungkin terlaksana tanpa adanya
seseorang yang merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakan para pekerja, dan mengontrol
pembangunannya.

Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400-an di


kota Venesia, Italia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan
perdagangan. Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis
dan melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi moderen saat ini.
Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang
kanal; pada tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal
tersebut. Hal ini mirip dengan model lini perakitan yang dikembangkan
oleh Henry Ford untuk merakit mobil-mobilnya. Selain lini perakitan, orang
Venesia memiliki sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau isinya,
manajemen sumber daya manusia untuk mengelola angkatan kerja, dan sistem
akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya.

Daniel Wren membagi evolusi pemikiran manajemen dalam empat fase, yaitu
pemikiran awal, era manajemen sains, era manusia sosial, dan era modern.

2.1.1 Manajemen di Era Manajemen Ilmiah:


Era ini ditandai dengan berkembangan perkembangan ilmu manajemen dari
kalangan insinyur seperti Henry Towne, Frederick Winslow Taylor,
Frederick A. Halsey, dan Harrington Emerson. Manajemen ilmiah, atau
dalam bahasa Inggris disebut scientific management, dipopulerkan oleh
Frederick Winslow Taylor dalam bukunya yang berjudul Principles of
Scientific Management pada tahun 1911. Dalam bukunya itu, Taylor
mendeskripsikan manajemen ilmiah adalah “penggunaan metode ilmiah
untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan sesuatu pekerjaan.”
Beberapa penulis seperti Stephen Robbins menganggap tahun terbitnya
buku ini sebagai tahun lahirya teori manajemen modern. Henry Gantt yang
pernah bekerja bersama Taylor di Midvale Steel Company menggagas ide
bahwa seharusnya seorang mampu mandor memberi pendidikan kepada
karyawannya untuk bersifat rajin dan kooperatif. Ia juga mendesain sebuah
grafik untuk membantu manajemen yang disebut sebagai Gantt chart yang
digunakan untuk merancang dan mengontrol pekerjaan.

Manajemen ilmiah kemudian dikembangkan lebih jauh oleh pasangan


suami-istri Frank dan Lillian Gilbreth. Keluarga Gilbreth berhasil
menciptakan micromotion yang dapat mencatat setiap gerakan yang
dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk
melakukan setiap gerakan tersebut. Era ini juga ditandai dengan hadirnya
teori administratif, yaitu teori mengenai apa yang dilakukan oleh
para manajer dan bagaimana cara membentuk praktik manajemen yang baik.
Gambar 2.1.1.1 Frederick Winslow Taylor.

Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun 1940-an ketika Patrick


Blackett melahirkan ilmu riset operasi, yang merupakan kombinasi dari
teori statistika dengan teori mikroekonomi. Riset operasi, sering dikenal
dengan “Sains Manajemen”, mencoba pendekatan sains untuk
menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik dan
operasi. Pada tahun 1946, Peter F. Drucker menerbitkan salah satu buku
paling awal tentang manajemen terapan: “Konsep Korporasi” (Concept of
the Corporation). Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari
General Motors) yang menugaskan penelitian tentang organisasi.

2.1.2 Manajemen di Era Manusia Sosial

Era manusia sosial ditandai dengan lahirnya mahzab perilaku (behavioral


school) dalam pemikiran manajemen di akhir era manajemen ilmiah.
Mahzab perilaku tidak mendapatkan pengakuan luas sampai tahun 1930-an.
Katalis utama dari kelahiran mahzab perilaku adalah serangkaian studi
penelitian yang dikenal sebagai eksperimen Hawthrone. Eksperimen
Hawthrone dilakukan pada tahun 1920-an hingga 1930-an di Pabrik
Hawthrone milik Western Electric Company Works di Cicero, Illenois.
Kajian ini awalnya bertujuan mempelajari pengaruh berbagai macam tingkat
penerangan lampu terhadap produktivitas kerja. Hasil kajian
mengindikasikan bahwa ternyata insentif seperti jabatan, lama jam kerja,
periode istirahat, maupun upah lebih sedikit pengaruhnya terhadap output
pekerja dibandingkan dengan tekanan kelompok, penerimaan kelompok,
serta rasa aman yang menyertainya. Peneliti menyimpulkan bahwa norma-
norma sosial atau standar kelompok merupakan penentu utama perilaku
kerja individu.

2.1.3 Manajemen Modern (1940-sekarang)


Tokoh manajemen pada masa ini adalah Douglas McGregor yang terkenal
dengan teori X dan Y. Teori XY ini merupakan salah satu teori perilaku. Teori
XY ini diungkap McGregor dalam bukunya, The Human Side Enterprise.
Dalam buku ini, diuraikan para manajer atau pemimpin organisasi memiliki dua
jenis pandangan terhadap para pegawai atau karyawan yaitu teori X atau teori
Y. Menurut asumsi teori X dari McGregor ini bahwa orang-orang ini pada
hakekatnya adalah:
1. Pada dasarnya pegawai tidak menyukai pekerjaan, jika mungkin berusaha
menghindarinya.
2. Karena pegawai tidak menyukai pekerjaan, maka mereka harus dipaksa,
dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan-
tujuan yang diinginkan.
3. Para pegawai akan mengelakkan tanggung jawab dan mencari pengarahan
yang formal sepanjang hal itu terjadi.
4. Kebanyakan pegawai menempatkan rasa aman diatas faktor lain yang
berhubungan dengan pekerjaan yang akan memperlihatkan sedikit ambisi.
5. Pekerjaan itu pada hakekatnya seperti bermain dapat memberikan
kepuasan kepada orang. Keduanya bekerja dan bermain merupakan
aktiva-aktiva fisik dan mental. Sehingga di antara keduanya tidak ada
perbedaan, jira keadaan sama-sama menyenangka.
6. Manusia dapat mengawasi diri sendiri, dan hal itu tidak bisa dihindari
dalam rangka mencapai tujuan-tujuan organisasi.
7. Kemampuan untuk berkreativitas di dalam memecahkan persoalan-
persoalan organisasi secara luas didistribusikan kepada seluruh karyawan.
8. Motivasi tidak saja berlaku pada kebutuhan-kebutuhan social,
penghargaan dan aktualisasi diri tetapi juga pada tingkat kebutuhan-
kebutuhan fisiologi dan keamanan.
9. Orang-orang dapat mengendalikan diri dan kreatif dalam bekerja jika
dimotivasi secara tepat.
10. Dengan memahami asumís dasar teori Y ini, McGregor menyatakan
selanjutnya bahwa merupakan tugas yang penting bagi menajemen untuk
melepaskan tali pengendali dengan memberikan kesempatan
mengembangkan potensi yang ada pada masing-masing individu. Motivasi
yang sesuai bagi orang-orang untuk mencapai tujuannya sendiri sebaik
mungkin, dengan memberikan pengarahan usaha-usaha mereka untuk
mencapai tujuan organisasi

Sedangkan menurut Wikipedia, Era moderen ditandai dengan hadirnya


konsep manajemen kualitas total (total quality management—TQM) di abad ke-
20 yang diperkenalkan oleh beberapa guru manajemen, yang paling terkenal di
antaranya W. Edwards Deming (1900–1993) dan Joseph Juran (lahir 1904).

Deming, orang Amerika, dianggap sebagai Bapak Kontrol Kualitas di Jepang.


Deming berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan dalam kualitas bukan
berasal dari kesalahan pekerja, melainkan sistemnya. Ia menekankan pentingnya
meningatkan kualitas dengan mengajukan teori lima langkah reaksi berantai. Ia
berpendapat bila kualitas dapat ditingkatkan, maka:
1. Biaya akan berkurang karena berkurangnya biaya perbaikan,
sedikitnya kesalahan, minimnya penundaan, dan pemanfaatan yang
lebih baik atas waktu dan material
2. Produktivitas meningkat
3. Pangsa pasar meningkat karena peningkatan kualitas dan penurunan
harga
4. Profitabilitas perusahaan peningkat sehingga dapat bertahan dalam
bisnis
5. Jumlah pekerjaan meningkat.

Deming mengembangkan 14 poin rencana untuk meringkas pengajarannya


tentang peningkatan kualitas.

Kontribusi kedua datang dari Joseph Juran. Ia menyatakan bahwa 80 persen


cacat disebabkan karena faktor-faktor yang sebenarnya dapat dikontrol oleh
manajemen. Dari teorinya, ia mengembangkan trilogi manajemen yang
memasukkan perencanaan, kontrol, dan peningkatan kualitas. Juran
mengusulkan manajemen untuk memilih satu area yang mengalami kontrol
kualitas yang buruk. Area tersebut kemudian dianalisis, kemudian dibuat solusi
dan diimplementasikan.

2.2 TOKOH-TOKOH MANAJEMEN DUNIA SESUAI ZAMAN


1. Teori Manajemen Klasik,tokoh-tokohnya yaitu:
 Robert Owen, Bapak manajemen Klasik (1800an)
 Charles Babbage
2. Teori manajemen ilmiah,tokoh-tokohnya yaitu :
 Frederick Winslow Taylor, Bapak manajemen Ilmiah (1900an)
 Frank Bunker Gilberth dan Lilian Gilberth
 Henry Laurance Gantt
 Harrington Emerson
3. Teori Organisasi Klasik,tokoh-tokohnya yaitu :
 Henry Fayol
 James D. Mooney
 Marry Parker Follet
 Chaster I. Barnard
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan pada bab 2 sebelumnya, penulis bisa menyimpulkan bahwa


manajemen sangat berpengaruh kepada berkembangnya suatu perusahaan atau
industri. Manajemen dalam perkembangannya melewati berbagai teori yang
dikemukakan oleh beberapa ahli yang memiliki inti atau kesimpulan yang sama
yakni kecacatan suatu sistem adalah berasal dari manajemen yang kurang baik.
Daftar Pustaka

 http://www.managementaccountingsystems.com/12/pengertian-sejarah-
dan-perkembangan-manajemen.htm
 http://saehosky.blogspot.com/2013/04/tokoh-tokoh-manajemen-
dunia.html
 http://yesamartha.blogspot.com/2013/01/teori-organisasi-klasik.html
 http://ikanteri89.blogspot.com/2014/10/makalah-manajemen-pengertian-
fungsi-dan.html
 http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen

Вам также может понравиться