Вы находитесь на странице: 1из 11

ANALISIS ALUMINIUM PADA PISANG KLUTUK

(Musa Balbisiana Colla)

ARTIKEL

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Sidang Sarjana Teknik


Jurusan Teknologi Pangan

Oleh:
Rd. Duhita Diantiparamudita Utama
12.302.0153

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2017
Rd. Duhita Diantiparamudita Utama (123020153)
Analisis Aluminium pada Pisang Klutuk (Musa Balbisiana Colla)

ANALISIS ALUMINIUM PADA PISANG KLUTUK


(Musa Balbisiana Colla)

Rd. Duhita Diantiparamudita Utama*),


Dra. Hj. Ela Turmala Sutrisno, M.Si. **), dan Ir. Hj. Ina Siti Nurminabari, MP ***)
*)
Mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Teknik, Universitas Pasundan, Jl. Dr.
Setiabudhi No. 93, Bandung, 40153, Indonesia
**)
Dosen Pembimbing Utama, ***)Dosen Pembimbing Pendamping

Email : duhitanty.utama@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagian dari pisang klutuk baik yang tidak
dikukus maupun yang dikukus yang memiliki kandungan aluminium paling tinggi. Sampel yang
diteliti adalah bagian kulit, daging, serta biji pisang klutuk (Musa Balbisiana colla) yang tidak
dikukus dan yang dikukus. Penetapan kadar aluminium dilakukan dengan metode titrasi
kompleksometri.
Hasil penetapan kadar aluminium dari masing-masing sampel yaitu sampel A (kulit pisang
klutuk mature yang tidak dikukus) = 0,354%, sampel B (daging pisang klutuk mature yang tidak
dikukus) = 0,405%, sampel C (biji pisang klutuk mature yang tidak dikukus) = 0,473%, sampel D
(kulit pisang klutuk mature yang dikukus = 0,343%, sampel E (daging pisang klutuk mature yang
dikukus) = 0,078%, sampel F (biji pisang klutuk mature yang dikukus) = 0,372%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel C (biji pisang klutuk mature yang tidak
dikukus) merupakan sampel yang memiliki kandungan aluminium paling tinggi yaitu sebesar
0,473%, dan perlakuan pengukusan pada sampel mempengaruhi kandungan aluminium yang
terkandung pada pisang klutuk.

Kata Kunci: Aluminium, antasida alami, kompleksometri, pisang klutuk.

PENDAHULUAN cairan lambung. Apabila lapisan itu


rusak, asam akan merusak dinding
Latar Belakang lambung dan menyebabkan tukak atau
luka (Bangun, 2004).
Salah satu penyakit yang sering Terjadinya tukak atau luka pada
ditemukan di masyarakat adalah lambung biasa juga disebut dengan
penyakit Maag. Gangguan pencernaan tukak lambung (stomach ulcer), dimana
adalah istilah awam yang sering jenis sakit lambung ini merupakan jenis
digunakan jika terjadi gangguan yang yang lebih berat dari maag yaitu ada
berhubungan dengan perut atau semacam lubang (erosi) pada beberapa
lambung. Gangguan pada pencernaan, bagian dari saluran cerna (Ikawati,
oleh masyarakat sering disebut dengan 2010).
penyakit maag (gastritis). Secara umum, Salah satu obat tradisional yang
penyakit maag atau gangguan fungsi telah dikenal masyarakat adalah Pisang
lambung disebabkan oleh tingginya (Musaceae). Selain sebagai buah yang
kadar asam dalam lambung. Dalam enak dimakan pisang juga memiliki
keadaan normal, lapisan mukosa atau segudang manfaat untuk meningkatkan
selaput lendir melindungi dinding kesehatan tubuh. Pisang dapat
lambung terhadap pengaruh asam dan digunakan untuk mengobati luka, diare,
enzim yang biasanya terdapat di dalam radang amandel serta sebagai obat untuk

1
Rd. Duhita Diantiparamudita Utama (123020153)
Analisis Aluminium pada Pisang Klutuk (Musa Balbisiana Colla)

masalah pencernaan seperti sakit perut Selain dengan mengkonsumsi


akibat maag (Sudarsono dkk, 2002). langsung sebagai rujak, cara
Salah satu varietas pisang yang mengkonsumsi pisang mentah yang
dapat menyembuhkan masalah paling sederhana adalah dengan
pencernaan adalah pisang klutuk atau mengkukusnya. Oleh karena itu peneliti
biasa disebut pisang batu atau pisang ingin mengetahui apakah terjadi
manggala. Pisang klutuk mentah sering perubahan kandungan aluminium pada
digunakan sebagai obat untuk setiap bagian buah pisang klutuk mentah
mengurangi perasaan tidak enak di perut setelah penambahan perlakuan
atau dispepsia. Best et al. (1984) pengukusan.
menyatakan bahwa pisang batu (klutuk)
Manfaat Penelitian
mempunyai efek mencegah timbulnya
Manfaat yang diharapkan dari
ulkus pada tikus yang kemungkinan
penelitian ini adalah untuk memberikan
bekerjanya melalui stimulasi
informasi yang jelas mengenai
pertumbuhan mukosa gastrointestinal.
kandungan aluminium dalam pisang
Dalam uji klinis di Universitas
klutuk serta untuk memperluas
Gajah Mada dilakukan percobaan
pengetahuan mengenai buah yang
pemberian serbuk buah pisang klutuk
berkhasiat obat dari salah satu sumber
pada pasien. Tujuan semula uji klinis ini
pangan lokal Indonesia yaitu buah
adalah untuk melihat tolerabilitas pasien
pisang klutuk (Musa balbisiana Colla).
terhadap buah pisang klutuk yang
mentah. Tetapi melihat hasilnya yang
METODE PENELITIAN
positif, disimpiulkan bahwa buah
mentah itu memiliki prospek cerah Bahan dan Alat Penelitian
sebagai obat anti gejala gangguan Bahan-bahan yang digunakan
pencernaan (Tim Bina Karya Tani, dalam penelitian ini adalah pisang
2008). klutuk mature (usia 3 bulan setelah
Serbuk buah mentah pisang muncul jantung pisang) yang diperoleh
klutuk mampu mengikat asam klorida dari Pasar Induk Gedebage yang
dan meredakan gejala sakit maag diduga berlokasi di Jalan Soekarno Hatta
karena adanya senyawa antasida alami Bandung, aquades, larutan HCl 2 N,
yang terkandung di dalam buah pisang larutan tioasetamida, larutan NaOH 2 N,
klutuk yang diantaranya adalah alumina larutan NH4Cl 2 N, serbuk Dinatrium
(aluminium oksida). Alumina terkenal Edetat, larutan HCl 3 N, larutan Dapar
mempunyai daya serap yang besar asam asetat-amonium asetat, Etanol,
terhadap gas. Jika alumina bergabung Ditizon, dan larutan Zink Sulfat 0,05M.
dengan air, akan terbentuk Alat-alat yang digunakan dalam
hidroksidanya yang mampu mengikat penelitian ini adalah pisau, panci
kelebihan asam lambung (asam klorida) pengukus lumpang dan alu, tabung
(Tim Bina Karya Tani, 2008). reaksi, neraca digital, gelas kimia,
Namun penelitian yang erlenmeyer, pipet volumetrik, pipet
menyebutkan bagian pada pisang klutuk tetes, tang krus, kompor, kawat kassa,
(daging, biji dan kulit) yang paling cawan porselen, tanur, oven, desikator,
berkhasiat untuk menyembuhkan tukak labu ukur 100 ml, labu ukur 250 ml,
lambung belum diketahui. Bagian yang botol semprot, batang pengaduk, corong,
paling berkhasiat disini diartikan sebagai buret, klem dan statif.
bagian yang paling tinggi mengandung Tujuan Penelitian
senyawa anti tukak atau antasida alami Tujuan penelitian ini adalah untuk
yaitu alumina (aluminium hidroksida). mengetahui bagian dari pisang klutuk
baik yang tidak dikukus maupun yang

2
Rd. Duhita Diantiparamudita Utama (123020153)
Analisis Aluminium pada Pisang Klutuk (Musa Balbisiana Colla)

dikukus yang memiliki kandungan b) Analisis Kualitatif Aluminium


aluminium tertinggi. Penetapan jenis pisang klutuk
Rancangan Penelitian dipilih berdasarkan ada atau tidaknya
Penelitian yang dilakukan dibagi kandungan aluminium pada dua titik
dalam dua tahap meliputi penelitian tingkat kematangan buah pisang klutuk
pendahuluan dan penelitian utama. yaitu pisang klutuk mature atau ¾
Penelitian pendahuluan bertujuan matang (usia 3 bulan setelah muncul
untuk menentukan jenis pisang klutuk jantung pisang) dan pisang klutuk ripe
yang terdeteksi mengandung aluminium. atau matang sepenuhnya (4 bulan
Penelitian pendahuluan ini dilakukan setelah muncul jantung pisang).
melalui dua tahap yaitu identifikasi Identifikasi ini bertujuan untuk
tingkat kematangan buah pisang klutuk menentukan jenis pisang klutuk mana
dan analisis kualitatif Aluminium. yang terdeteksi mengandung
Metode yang digunakan untuk Aluminium. Pisang klutuk yang telah
identifikasi tingkat kematangan yaitu diamati secara visual, kemudian
secara manual dilakukan berdasarkan dilakukan identifikasi kandungan
pengamatan visual secara subjektif pada aluminium dengan menggunakan reaksi
objek dimana parameter yang diamati pengendapan. Larutan sampel akan
meliputi warna, kekerasan, aroma, serta direaksikan dengan Asam klorida,
bentuk penampang melintang. tioasetamida, natrium hidroksida, serta
Sedangkan metode yang digunakan ammonium klorida. Sampel yang positif
untuk analisis kualitatif Aluminium mengandung aluminium akan
adalah reaksi pengendapan (Farmakope, menghasilkan endapan putih berupa gel.
1995) yang mana dilakukan pada dua Penelitian utama bertujuan untuk
jenis pisang klutuk dengan titik mengetahui kadar Aluminium pada
kematangan yang berbeda yaitu pada kulit, daging serta biji pisang klutuk
usia 3 bulan (mature) dan 4 bulan (ripe) baik yang tidak dikukus maupun yang
setelah muncul jantung pisang. Jenis dikukus. Pada penelitian utama ini
pisang klutuk yang teridentifikasi pisang klutuk yang digunakan adalah
mengandung Aluminiumlah yang akan pisang klutuk dengan jenis kematangan
menjadi sampel terpilih. terpilih pada penelitian pendahuluan.
a) Identifikasi Kematangan Pisang Pengujian kadar Aluminium pada
bagian-bagian pisang klutuk ini
Klutuk
dilakukan secara kuantitatif dengan
Metode yang akan digunakan menggunakan metode Titrasi
dalam identifikasi kematangan ini yaitu Kompleksometri (Farmakope, 1995)
dilakukan berdasarkan pengamatan sehingga diperoleh bagian pisang klutuk
visual secara subjektif dimana parameter dengan kandungan Aluminium paling
yang diamati meliputi warna, kekerasan, tinggi.
aroma serta bentuk penampang a) Analisis Kuantitatif Aluminium
melintang. Sampel yang digunakan pada Pisang Klutuk yang Tidak
dalam klasifikasi kematangan ini adalah Dikukus
pisang klutuk mature yaitu usia 3 bulan Analisis kuantitatif yang akan
setelah muncul jantung pisang (¾ digunakan dalam penentuan kadar
matang) dari sumber sisir pisang yang aluminium pada pisang klutuk yang
sama. Sampel disimpan di suhu ruang, tidak dikukus yaitu metode Titrasi
di tempat yang terbuka dan diamati Kompleksometri. Analisis ini bertujuan
selama satu bulan hingga pisang untuk mengetahui kadar aluminium
menjadi matang penuh atau mencapai yang terkandung dalam setiap bagian
tahap ripening. buah pisang klutuk yang tidak dikukus.

3
Rd. Duhita Diantiparamudita Utama (123020153)
Analisis Aluminium pada Pisang Klutuk (Musa Balbisiana Colla)

Sampel pisang klutuk dipisahkan bagian kulit dari hijau muda menjadi kuning.
tangkainya serta dibersihkan kulitnya Semakin matang pisang klutuk maka
dari kotoran dengan menggunakan lap semakin rendah tingkat kekerasannya.
basah. Selanjutnya pisang klutuk yang Aroma dari pisang klutuk mature tidak
telah bersih dipisahkan setiap bagiannya tercium bau khas dari pisang, namun
yaitu daging, biji serta kulitnya. Masing- semakin matang aroma khas pisang
masing bagian pisang klutuk ditimbang semakin kuat. Pisang klutuk mature
sebanyak 10 gram. Setelah terpisah akan memproduksi getah yang keluar
sampel dilakukan destruksi kering dari kulitnya dan terus menurun
(pengabuan). Hasil dari pengabuan kadarnya hingga tahap ripening atau
digunakan sebagai sampel untuk titrasi pada usia 15 minggu. Setelah pisang
kompleksometri. klutuk mencapai usia 15 minggu maka
b) Analisis Kuantitatif Aluminium ia akan menghentikan produksi getah di
pada Pisang Klutuk yang Dikukus kulitnya. Biji yang terdapat pada pisang
Analisis kuantitatif yang akan klutuk mature berwarna serupa dengan
digunakan dalam penentuan kadar dagingnya dan memiliki tekstur lunak,
aluminium pada pisang klutuk yang seiring kematangannya biji pada pisang
dikukus yaitu metode Titrasi klutuk semakin tampak dengan warna
Kompleksometri. Analisis ini bertujuan semakin gelap dan membentuk lapisan
untuk mengetahui kadar aluminium luar biji dan membesar hingga pada
yang terkandung dalam setiap bagian tahap ripening biji akan tampak
buah pisang klutuk yang dikukus. berwarna hitam.
Sampel pisang klutuk dipisahkan bagian Pematangan diartikan sebagai
tangkainya serta dibersihkan kulitnya perwujudan dari mulainya proses
dari kotoran dengan menggunakan lap kelayuan dimana organisasi antar sel
basah. Pisang yang telah dibersihkan menjadi terganggu. Gangguan ini
dipisahkan setiap bagiannya yaitu merupakan pelopor dari kegiatan
daging, biji serta kulitnya kedalam hidrolisa substrat oleh campuran enzim-
cawan porselen. Masing-masing bagian enzim yang ada didalamnya. Selama
pisang klutuk ditimbang sebanyak 10 proses hidrolisa terjadi pemecahan
gram. Selanjutnya dilakukan khlorofil, pati, pektin, dan tanin. Dari
pengukusan pada suhu 60-80oC selama hasil pemecahan senyawa-senyawa
15 menit. Setelah sampel dikukus tersebut akan terbentuk bahan-bahan
kemudian dilanjutkan dengan destruksi seperti etilen, pigment, flavor, energi
kering (pengabuan). Hasil dari dan polipeptida (Muchtadi, 2010).
pengabuan digunakan sebagai sampel Selama proses pematangan terjadi
untuk titrasi kompleksometri. perubahan-perubahan warna dari hijau
menjadi kuning atau merah; rasa asam
HASIL DAN PEMBAHASAN
menjadi manis; tekstur menjadi lebih
Penelitian pendahuluan ini lunak; terbentuknya vitamin-vitamin;
meliputi hasil identifikasi kematangan dan timbulnya aroma yang khas karena
pisang klutuk yang akan digunakan terbentuknya senyawa-senyawa volatil
dalam analisis kualitatif Aluminium, (Muchtadi, 2010).
sehingga diperoleh jenis pisang klutuk Warna bahan pangan secara alami
yang terdeteksi mengandung aluminium. disebabkan oleh senyawa organik yang
a) Identifikasi Kematangan Pisang disebut pigmen. Di dalam sayuran dan
Klutuk buah-buahan terdapat empat kelompok
Berdasarkan hasil pengamatan pigmen yaitu khlorofil, karotenoid,
didapat bahwa indikator kematangan antosianin, dan antoksantin. Selain itu
pisang klutuk adalah berubahnya warna terdapat pula kelompok senyawa

4
Rd. Duhita Diantiparamudita Utama (123020153)
Analisis Aluminium pada Pisang Klutuk (Musa Balbisiana Colla)

polifenol yang disebut tannin, yang naiknya jumlah pektin yang larut air
asalnya tidak berwarna tetapi bila (Muchtadi, 2010).
bereaksi dengan logam atau teroksidasi Kelayuan adalah suatu tahap
dapat memberikan warna coklat normal yang selalu terjadi dalam siklus
kehitaman, dan juga rasa sepat kehidupan tanaman. Dapat pula
(astringency) (Muchtadi, 2010). diartikam sebagai suatu tahap kelayuan
Khlorofil banyak terdapat pada buah-buahan yang terjadi setelah proses
buah-buahan yang berwarna hijau. Pada pematangan, akan tetapi kelayuan
buah-buahan yang masih muda, jumlah (senescence) dapat pula terjadi tanpa
khlorofil relatif lebih banyak melalui tahap pematangan, yaitu bila
dibandingkan dengan karotenoid terjadi suatu kerusakan pada buah-
sehingga buah berwarna hijau. Selama buahan tersebut (Muchtadi, 2010).
proses pematangan buah, akan terjadi Terjadinya bunga pada
degradasi khlorofil dan muncul tanaman dapat mempercepat
berwarna dari pigmen-pigmen lain, berlangsungnya senescence karena
sehingga buah berubah warnanya adanya mobilitas zat-zat makanan untuk
menjadi kuning (Muchtadi, 2010). pertumbuhan biji (buah) (Muchtadi,
Pada umumnya sebagian besar 2010).
buah-buahan, menghilangnya warna Gejala-gejala kelayuan pada
hijau merupakan pertanda kematangan. tanaman ditandai dengan mulai
Selama pematangan kandungan menguningnya daun, perontokan daun
khlorofil pada buah menurun secara dan buah dan bagian bunga, pematangan
perlahan. Hilangnya warna hijau pada buah serta pengurangan daya tahan
buah, mungkin karena terjadinya terhadap penyakit. Beberapa hormon
oksidasi atau penjenuhan terhadap yang berperan mempengaruhi proses
ikatan rangkap molekul khlorofil senescence adalah auksin, etilen,
(Muchtadi, 2010). giberelin, asam absisat, dan sitokinin
Senyawa kimia utama dalam (Muchtadi, 2010).
aroma buah adalah ester dari alkohol b) Analisis Kualitatif Aluminium
alifatik dan asam-asam lemak berantai Analisis kualitatif aluminium
pendek. Senyawa volatil diproduksi dan pada pisang klutuk bertujuan untuk
dikeluarksn oleh buah hanya apabila mengetahui jenis pisang klutuk yang
buah mulai matang (Muchtadi, 2010). terdeteksi mengandung aluminium pada
Pematangan akan menyebabkan dua titik kematangan yang berbeda yaitu
naiknya kadar gula sederhana untuk pisang klutuk mature (usia 3 bulan
memberikan rasa manis, penurunan setelah tumbuh jantung pisang) dan
kadar asam organik senyawa fenolik pisang klutuk ripe (usia 4 bulan setelah
untuk mengurangi rasa asam dan sepet, tumbuh jantung pisang) seperti yang
serta kenaikan produksi zat-zat volatil terlihat pada Gambar 1.
untuk memberikan flavor karakteristik
buah (Muchtadi, 2010).
Tekanan turgor sel selalu
berubah selama proses perkembangan
dan pematangan. Perubahan ini
umumnya disebabkan karena komposisi
dinding sel berubah. Adanya perubahan
ini mempengaruhi kekerasan buah, bila
(a) (b)
buah matang. Pengempukan buah
disebabkan menurunnya jumlah Gambar 1. (a) Pisang Klutuk Mature, (b)
protopektin yang tidak larut air dan Pisang Klutuk Ripe

5
Rd. Duhita Diantiparamudita Utama (123020153)
Analisis Aluminium pada Pisang Klutuk (Musa Balbisiana Colla)

Tabel 1. Hasil Analisis Kualitatif 2. Hal ini menunjukan bahwa aluminium


Aluminium pada pisang klutuk mature diduga lebih
Jenis Pisang Pisang banyak dibandingkan dengan aluminium
Pisang
Klutuk Klutuk pada pisang klutuk ripe.
Klutuk Ripe
Mature
Jenis (Usia 4
(Usia 3
pereaksi bulan)
bulan)
Tidak
Tidak terjadi
HCL 2N terjadi
perubahan
perubahan
Terbentuk Terbentuk
sedikit sedikit
Tioasetamida
2N endapan endapan Gambar 2. Hasil Reaksi Pengendapan
putih putih berupa (kiri: Pisang klutuk mature,
berupa gel gel kanan: pisang klutuk ripe).
Jumlah Jumlah
Reaksi ion aluminium dengan
endapan endapan
larutan natrium hidroksida meghasilkan
putih putih berupa
NaOH 2N endapan putih aluminium hidroksida.
berupa gel gel
bertambah bertambah Al3+ + 3OH-  Al(OH)3 ↓
banyak banyak
Endapan melarut dalam reagensia
Jumlah
berlebihan, pada mana ion-ion
endapan
tetrahidroksoaluminat terbentuk:
putih Tidak terjadi
NH4Cl 2N Al(OH)3 + OH-  [Al(OH)4]-
berupa gel perubahan
bertambah Reaksi ini adalah reaksi
banyak reversible, dan setiap reagensia yang
Hasil + (positif) + (positif) akan mrengurangi konsentrasi ion
Terdapat hidroksil dengan cukup, akan
banyak Terdapat menyebabkan reaksi berjalan dari kanan
endapan sedikit ke kiri, dengan akibat mengendapnya
putih endapan aluminium hidroksida. Ini dapat
berupa gel. putih berupa dihasilkan dengan larutan ammonium
Ket. Sampel gel.Sampel klorida (konsentrasi ion-hidroksil
diduga diduga berkurang karena terbentuknya basa
positif positif lemah ammonia, yang mudah
mengandu mengandung dikeluarkan sebagai gas ammonia
ng aluminium. dengan pemanasan) atau dengan
aluminium penambahan suatu asam; dalam hal yang
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat terakhir ini, asam yang sangat
bahwa pada sampel pisang klutuk berlebihan menyebabkan hidroksida
mature dan pisang klutuk ripe terdapat yang diendapkan melarut lagi.
endapan putih berupa gel yang [Al(OH)4]- + NH4+ → Al(OH)3 ↓ + NH3 ↑ + H2O
menunjukan bahwa kedua sampel positif
mengandung aluminium. Namun dapat [Al(OH)4]- + H+ ↔ Al(OH)3 ↓ + H2O
dilihat juga bahwa endapan gel Al(OH)3 + 3H+ ↓ ↔ Al3+ + 3H2O
berwarna putih pada sampel pisang
Pengendapan aluminium
klutuk mature tampak lebih banyak
hidroksida oleh larutan natrium
dibandingkan pada sampel pisang klutuk
hidroksida dan ammonia tak akan terjadi
ripe seperti yang ditujukan oleh Gambar

6
Rd. Duhita Diantiparamudita Utama (123020153)
Analisis Aluminium pada Pisang Klutuk (Musa Balbisiana Colla)

bila ada serta asam tartarat, asam sitrat, daging, serta biji pisang klutuk mature
asam sulfosalisilat, asam malat, gula, yang tidak dikukus dengan yang dikukus
dan lain-lain senyawa hidroksi organik, yang mengandung kadar aluminium
karena pembentukan garam-garam tertinggi.
kompleks yang larut. Maka zat-zat Penelitian utama yaitu analisis
organik ini harus diuraikan dengan kuantitatif yang dilakukan untuk
pemijaran perlahan-lahan atau dengan mengetahui kandungan aluminium
menguapkan dengan asam sulfat pekat tertinggi pada bagian kulit, daging serta
atau asam nitrat pekat sebelum biji pisang klutuk mature baik yang
aluminium dapat diendapkan dalam tidak dikukus maupun yang dikukus.
pengerjaan analisis kualitatif yang biasa Masing-masing bagian pisang klutuk
(Svehla, 1979). terlebih dahulu dilakukan destruksi
Reaksi ion aluminium dengan kering yaitu pengabuan untuk
larutan ammonium yaitu menghasilkan selanjutnya diuji kadar aluminiumnya
endapan putih seperti gelatin dimana dengan menggunakan metode titrasi
aluminium hidroksida Al(OH)3, yang kompleksometri.
larut sedikit dalam reagensia berlebihan. a) Kadar Abu
Kelarutan berkurang dengan adanya Berdasarkan hasil analisis
garam-garam ammonium, disebabkan kadar abu didapatkan bahwa pada
oleh efek ion sekutu (suatu ion yang sampel A yaitu kulit pisang klutuk
juga merupakan salah satu bahan mature yang tidak dikukus dan sampel B
endapan). Sebagian kecil endapan yaitu daging pisang klutuk mature yang
masuk ke dalam larutan sebagai tidak dikukus menghasilkan kadar abu
aluminium hidroksida koloid (sol sebesar 0,80%, pada sampel C yaitu biji
aluminium hidroksida): sol ini pisang klutuk mature yang tidak dikukus
berkoagulasi pada pendidihan atau pada menghasilkan kadar abu sebesar 0,90%,
penambahan garam-garam yang larut pada sampel D yaitu kulit pisang klutuk
(misalnya: ammonium klorida), dengan mature yang dikukus menghasilkan
menghasilkan endapan aluminium kadar abu sebesar 0,91%, pada sampel E
hidroksida, yang dikenal sebagai gel yaitu daging pisang klutuk mature yang
aluminium hidroksida. Untuk menjamin dikukus menghasilkan kadar abu sebesar
pengendapan yang sempurna dengan 0,69%, sedangkan pada sampel F yaitu
larutan ammonia, larutan aluminium itu biji pisang klutuk mature yang dikukus
ditambahkan dengan sedikit berlebihan, yaitu sebesar 0,70%. Hasil analisis kadar
dan campuran dididihkan sampai cairan abu pada sampel pisang klutuk dapat
sedikit berbau ammonia. Bila baru dilihat pada Tabel 2.
diendapkan, ia mudah melarut dalam
Tabel 2. Hasil Analisis Kadar Abu pada
asam kuat dan basa kuat, tetapi setelah
Sampel Pisang Klutuk Mature
dididihkan ia menjadi sangat sedikit
Kode
larut (Svehla, 1979).
Sampe Bagian Perlakuan % Abu
Al3+ + 3NH3 + 3H2O  Al(OH)3↓ + 3NH4+ l
Berdasarkan hasil analisis diatas A Kulit 0,80 %
Tidak
maka dapat disimpulkan bahwa sampel B Daging 0,80 %
dikukus
yang terpilih merupakan sampel yang C Biji 0,90 %
diduga mengandung lebih banyak D Kulit 0,91 %
aluminium yaitu sampel pisang klutuk E Daging Dikukus 0,69 %
mature. Dengan terpilihnya sampel F Biji 0,70 %
tersebut maka selanjutnya akan Kadar abu ada hubungannya
ditentukan kadar aluminiumnya untuk dengan mineral suatu bahan. Mineral
dibandingkan antara bagian kulit,

7
Rd. Duhita Diantiparamudita Utama (123020153)
Analisis Aluminium pada Pisang Klutuk (Musa Balbisiana Colla)

yang terdapat dalam suatu bahan dapat kurang stabil, maka perlakuan ini tidak
merupakan dua macam garam yaitu memberikan hasil yang baik. Contoh
garam organik dan garam anorganik. yang telah didestruksi, baik destruksi
Yang termasuk dalam garam organik basah maupun kering dianalisis
misalnya garam-garam asam mallat, kandungan logamnya (Kristianingrum,
oksalat, asetat, pektat. Sedangkan garam 2012).
anorganik antara lain dalam bentuk b) Analisis Kuantitatif Aluminium
garam fosfat, karbonat, khlorida, sulfat, Penetapan kadar aluminium
nitrat (Sudarmadji, 2010). dilakukan secara kuantitatif yaitu
Selain kedua garam tersebut, menggunakan metode titrasi
kadang-kadang mineral berbentuk kompleksometri. Kadar aluminium
sebagai senyawaan kompleks yang dalam sampel ditentukan berdasarkan
bersifat organis. Apabila akan jumlah titrasi kembali sampel.
ditentukan jumlah mineralnya dalam Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh
bentuk aslinya adalah sangat sulit, oleh kadar aluminium dalam sampel yang
karenanya biasanya dilakukan dengan dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini.
menentukan sisa-sisa pembakaran garam
Tabel 3. Hasil Analisis Kadar
mineral tersebut, yang dikenal dengan
Aluminium pada Pisang Klutuk
pengabuan (Sudarmadji, 2010).
Mature
Pengbuan merupakan perusakan
Kode
oksidatif dari bahan organik sebelum Bagian Perlakuan % Al
Sampel
penetapan suatu analit anorganik.
A Kulit 0.354 %
Seringkali digunakan untuk Tidak
menghilangkan efek matriks dengan B Daging 0.405 %
dikukus
sampel seperti makanan dan bahan C Biji 0.473 %
hayati (Day and Underwood, 1999) D Kulit 0.343 %
Untuk menentukan kandungan E Daging Dikukus 0.078 %
mineral bahan makanan, bahan tersebut F Biji 0.372 %
harus dihancurkan / didestruksi terlebih Berdasarkan Tabel 3 di atas,
dulu. Cara yang biasa dilakukan yaitu masing-masing sampel memiliki kadar
pengabuan kering (dry ashing) dan aluminium yang bervariasi, diantaranya:
pengabuan basah (wet ashing). sampel pisang klutuk yang tidak dikukus
Pemilihan cara tersebut tergantung pada secara umum memiliki rata - rata kadar
sifat zat organik dalam bahan, mineral aluminium yang lebih tinggi
yang akan dianalisa serta sensitivitas dibandingkan sampel pisang klutuk yang
cara yang digunakan (Yenrina, 2015). dikukus. Berdasarkan hasil analisis
Destruksi kering merupakan seluruh sampel didapat bahwa sampel C
perombakan organik logam di dalam yang merupakan biji pisang klutuk
sampel menjadi logam-logam anorganik mature yang tidak dikukus adalah
dengan jalan pengabuan sampel dalam sampel yang menunjukkan kadar
muffle furnace dan memerlukan suhu aluminium tertinggi (0,473%). Pada
pemanasan tertentu. Pada umumnya urutan kedua terdapat sampel B yang
dalam destruksi kering ini dibutuhkan merupakan daging pisang klutuk mature
suhu pemanasan antara 400-800oC, yang tidak dikukus (0,405%), kemudian
tetapi suhu ini sangat tergantung pada urutan selanjutnya terdapat sampel F
jenis sampel yang akan dianalisis. Untuk yang merupakan biji pisang klutuk
menentukan suhu pengabuan dengan mature yang dikukus (0,372%),
system ini terlebih dahulu ditinjau jenis selanjutnya sampel A yaitu kulit pisang
logam yang akan dianalisis. Bila oksida- klutuk mature yang tidak dikukus
oksida logam yang terbentuk bersifat (0,354%), selanjutnya sampel D yaitu

8
Rd. Duhita Diantiparamudita Utama (123020153)
Analisis Aluminium pada Pisang Klutuk (Musa Balbisiana Colla)

kulit pisang klutuk mature yang dikukus 2. Sebaiknya analisis kadar


(0,343%) dan di urutan terakhir adalah aluminium pada buah pisang
sampel E yaitu daging pisang klutuk dilakukan pada beberapa titik umur
mature yang dikukus (0,078%). buah sehingga dapat diketahui
Sampel pisang klutuk mature dengan jelas umur pisang klutuk
yang dikukus yaitu kode D, E, dan F yang memiliki jumlah aluminium
setelah pemisahan bagian kulit, daging tertinggi.
dan biji dilakukan penimbangan masing- 3. Sebaiknya pemisahan bagian kulit,
maing sebanyak 10 gram. Berikutnya daging, dan biji pada sampel yang
dilakukan pengukusan pada suhu 60- dikukus dilakukan setelah pisang
80oC selama 15 menit. Menurut klutuk utuh melalui proses
Lukmanul (2014), pengukusan pengukusan.
membantu proses penguapan kandungan 4. Saat pengujian analisis kualitatif,
air pada bahan pangan dengan suhu sebaiknya seluruh bagian pisang
panas yang mengakibatkan kadar air utuh dihancurkan kemudian
akan menurun sehingga proses diambil sesuai jumlah yang
pengurangan kadar air akan semakin dibutuhkan, tidak hanya mengambil
cepat apabila ukuran permukaan bahan di beberapa bagian saja.
lebih luas sehingga akan mempermudah
proses pengeluaran air dalam bahan DAFTAR PUSTAKA
pangan. Pengukusan menyebabkan
pengeluaran air atau penurunan kadar air Bangun, A.P. 2004. Mengobati
dalam bahan pangan lebih banyak. Problem Pencernaan dengan
Akibat dari pengukusan, sampel D, E Terapi Jus. PT Tangerang:
dan F mengalami penurunan berat yaitu AgroMedia Pustaka.
dari 10 gram menjadi 9,84 ; 8,69 ; dan
Best, R., D.A. Lewis, N. Nasser. 1984.
9,98 gram. Maka didapatlah hasil kadar
The Anti-Ulcerogenic Activity
aluminium pada pisang klutuk mature
Of The Unripe Plantain
yang dikukus lebih rendah dibandingkan
Banana (Musa Species).
dengan kadar aluminium pada pisang
Journal Ethnopharmacol, 82
klutuk mature yang tidak dikukus.
(1) : 107-16
KESIMPULAN DAN SARAN Day, R.A. and A.L. Undeerwood. 1999.
Analisis Kimia Kuantitatif.
Kesimpulan Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit
Berdasarkan hasil pengujian dapat Erlangga.
disimpulkan bahwa sampel C yaitu biji
pisang klutuk mature yang tidak dikukus Farmakope. 2014. Farmakope
merupakan bagian pisang klutuk yang Indonesia. Edisi V. Jakarta:
memiliki kandungan aluminium Departemen Kesehatan R.I
tertinggi (0,473%). Ikawati, Z. 2010. Resep Hidup Sehat.
Terdapat perubahan kandungan Yogyakarta: Penerbit Kansius.
aluminium yang lebih rendah pada buah
pisang klutuk mature setelah diberi Lukmanul, H. L. 2014. Studi Pengaruh
perlakuan pengukusan. Lama Pengukusan dan Kadar
Bumbu Terhadap Kualitas
Saran Keripik Jamur Tiram
1. Sebaiknya pisang klutuk yang (Pleurotus ostreatus) dengan
digunakan langsung didapatkan Metode Penggorengan Vacum.
dari kebunnya untuk memastikan Universitas Hasanuddin.
umur pisang yang lebih akurat. Makassar.

9
Rd. Duhita Diantiparamudita Utama (123020153)
Analisis Aluminium pada Pisang Klutuk (Musa Balbisiana Colla)

Muchtadi, T.R., Sugiyono, dan F.


Ayustaningwarno. 2010. Ilmu
Pengetahuan Bahan Pangan.
Bandung: Alfabeta.
Sudarmadji, Slamet. 2010. Analisa
Bahan Makanan dan
Pertanian. Yogyakarta : Liberty
Yogyakarta.
Sudarsono, D. Gunawan, S. Wahyuono,
I.A. Donatus, dan Purnomo.
2002. Tumbuhan Obat II
(Hasil Penelitian, Sifat- sifat
dan Penggunaan). Yogyakarta:
Pusat Studi Obat Tradisional
Universitas Gadjah Mada
Svehla, G. 1979. Buku Ajar Vogel:
Analisis Anorganik
Kuantitatif Makro dan
Semimikro. Jakarta: PT Kalman
Media Pusaka.
Tim Bina Karya Tani. 2008. Budidaya
Tanaman Pedoman Bertanam
Pisang. Bandung: CV. Yrama
Widya
Yenrina, Rina. 2015. Metode Analisis
Bahan Pangan dan Komponen
Bioaktif. Padang: Andalas
University Press.

10

Вам также может понравиться