Вы находитесь на странице: 1из 32

MAKALAH K3 (KESELAMATAN KESEHATAN KERJA)

BANGUNAN DAN SARANA DI LABORATORIUM

DISUSUN OLEH:

NOVIA ANDINI (174840117)

THERESIA MONICA L. T. (174840125)

TRI RIZKI PERTIWI (174840126)

DOSEN PENGAMPU:

EVA DEWI ROSMAWATI P, M. Kes

JURUSAN FARMASI

POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG

2019
1|Page
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya

sehingga penulisan makalah K3 (KESELAMATAN KESEHATAN KERJA) yang berjudul

“BANGUNAN DAN SARANA LABORATORIUM” dapat diselesaikan dengan baik. Penulis

menyadari sepenuhnya bahwa makalah jauh dari kata sempurna. Penulis menyampaikan rasa

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada teman-teman satu kelompok yang telah membantu

dalam mengerjakan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan

karunia-Nya kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Demikian penulisan makalah ini, penulis menyadari banyak keterbatasan dan

kekurangan ada di dalamnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun demi peningkatan wawasan kami dalam memberikan penulisan makalah

selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat pada semua pihak.

Pangkalpinang, 4 Febuari 2019

Penulis,

2|Page
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ 1

KATA PENGANTAR.............................................................................................. 2

DAFTAR ISI ............................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN

a. LATAR BELAKANG....................................................................................... 4

b. TUJUAN ........................................................................................................... 5

c. MANFAAT ....................................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

a. Fungsi bangunan serta rancangan peralatan untuk laboratorium ......................6

b. Peralatan di laboratorium untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja ..........17

c. Pemeliharaan laboratorium ........................................................................25

d. Mengetahui peralatan APD (Alat Pelindung Diri) ........................................26

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan ........................................................................................................ 31

b. Saran .................................................................................................................. 31

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 32

3|Page
BAB I

PENDAHULUAN

a. LATAR BELAKANG

Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau Praktikan, dosen, dan

peneliti melakukan percobaan. Bekerja di laboratorium kimia tak akan lepas dari berbagai

kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai jenis bahan kimia baik yang bersifat sangat

berbahaya maupun yang bersifat berbahaya. Selain itu, peralatan yang ada di dalam

Laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko tinggi bagi

Praktikan yang sedang melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara dan prosedur

penggunaan alat yang akan digunakan .

Oleh karena itu, diperlukan pemahaman dan kesadaran terhadap keselamatan dan

bahaya kerja dilaboratorium.Telah banyak terjadi kecelakaan ataupun menderita luka baik

yang bersifat luka permanen, luka ringan, maupun gangguan kesehatan dalam yang dapat

menyebabkan penyakit kronis maupun akut, serta kerusakan terhadap fasilitas – fasilitas dan

peralatan penunjang Praktikum yang sangat mahal harganya. Semua kejadian ataupun

kecelakaan kerja di laboratorium sebenarnya dapat dihindari dan diantisipasi jika para

Praktikan mengetahui dan selalu mengikuti prosedur kerja yang aman di laboratorium.

Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya

untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada

khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat

makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan

dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit

akibat kerja.

4|Page
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya

untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,

sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja

yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

Keamanan laboratorium merupakan hal yang penting, sebagai upaya keselamatan

dalam melaksanakan pemeriksaan/praktikum di laboratorium, dengan tujuan melindungi

pekerja/praktikan dan orang disekitarnya dari resiko terkena gangguan kesehatan yang

ditimbulkan laboratorium.

Bangunan dan sarana laboratorium adalah suatu hal yang harus di ketahui oleh seorang

pekerja atau oleh seseorang yang akan membuat suatu usaha, baik itu apotek maupun yang

lainnya, sebab apabila hal ini tidak di ketahui oleh pengusaha,maka akan terjadi kesalahan

yang amat fatal. Alat-alat yang mudah terinfeksi oleh zat kimia akan sangat berbahaya jika

kita tidak bisa menggunakannya dengan baik dan benar, di dalam makalah ini penyusun akan

menjelaskan bangunan yang baik untuk membuat suatu laboratorium, sebab apabila tidak

mengetahui tentang laboratorium dan bangunan dengan ruangan yang tidak kondusif maka

akan sangat di khwatirkan akan bahaya, dari zat-zat kimia yang mudah bereaksi, dampak

bahayanya tidak hanya di dalam suatu laboratorium, tetapi juga bisa berdampak kepada

masyarakat yang ada di sekitarnya.

b. TUJUAN

1. Mengetahui fungsi bangunan.

2. Mengetahui bahaya dari pada bangunan yang tidak kondusif.

3. Mengetahui fungsi sarana laboratorium.

4. Mengetahui peratan yang berada dalam laboratoium untuk mencegah kecelakaan kerja

5. Mengetahui peralatan APD (Alat Pelindung Diri)

5|Page
c. MANFAAT

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang fungsi dari bangunan serta sarana dalam

laboratorium serta mengetahui ruangan-ruangan yang dapat dijadikan sebagai tempat

suatu kegiatan didalam laboratorium. Dengan adanya penulisan pada makalah ini, penulis

pun berharap dengan pengetahuan tersebut maka pembaca dapat mengetahui serta

menghindari kemungkinan terjadinya bahaya yang dapat disebabkan apabila bangunan

dan sarana dalam suatu laboratorium yang tidak kondusif

6|Page
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. FUNGSI BANGUNAN SERTA RANCANGAN PERALATAN UNTUK

LABORATORIUM

1. a BANGUNAN

Bangunan untuk pembuatan obat hendaklah memiliki ukuran, rancangan, konstruksi serta

letak yang memadai agar memudahkan dalam pelaksanaan kerja, pembersihan dan

pemeliharaan yangk baik. Tiap sarana kerja hendaklah memadai, sehingga setiap resiko

terjadinya kekeliruan, pencemaran silang dan berbagai kesalahan lain yang dapat menurunkan

mutu obat, dapat dihindarkan.

1. Lokasi bangunan hendaklah sedemikian rupa untuk mencegah terjadinya pencemaran dari

lingkungan sekelilingnya, seperti pencemaran dari udara, tanah dan air maupun dari

kegiatan didekatnya.

2. Gedung hendaklah dibangun dan dipelihara agar terlindung dari pengaruh cuaca, banjir,

rembesan melalui tanah serta masuk dan bersarangnya binatang kecil seperti tikus,

burung, serangga atau hewan lainnya.

3. Dalam menentukan rancang-bangun dan penataan gedung hendaklah dipertimbangkan

hal-hal berikut:

a. Kesesuaian dengan kegiatan-kegiatan lain.

b. Luasnya ruang kerja.

c. Pencegahan terjadinya penggunaan kawasan produksi sebagai lalu lintas umum bagi

karyawan atau bahan-bahan maupun sebagai tempat penyimpanan kecuali untuk

bahan-bahan yang sedang dalam proses.

4. Rangcang-bangun dan penataan gedung hendaklah memenuhi syarat-syarat berikut:

7|Page
a. Dicegah resiko bercampur baurnya obat atau komponen obat yang berbeda

kemungkianan terjadinya pencemaran silang oleh obat atau bahan-bahan lain.

b. Kegiatan pengolahan bahan bagi produk bukan obat dipisahkan dari ruang produksi

obat.

c. Disediakan ruangan terpisah untuk memebersihkan alat yang dapat dipindah-

pindahkan dan ruangan untuk menyimpan bahan pembersih.

d. Kamar ganti-simpan pakaian berhubungan langsung dengan daerah pengolahan tetapi

letaknya berpisah.

e. Toilet tidak terbuka langsung kedaerah produksi dan dilengkapi dengan ventilasi yang

baik.

f. Hewan ditempatkan dalam gedung terpisah.

5. Untuk kegiatan-kegiatan berikut diperlukan daerah tertentu:

a. Penerimaan bahan.

b. Karantina barang masuk.

c. Penyimpanan bahan awal.

d. Penimbangan dan penyerahan.

e. Pengolahan.

f. Penyimpanan produk ruahan.

g. Pengemasan.

h. Karantina obat jadi selama menunggu pelulusan akhir.

i. Penyimpanan obat jadi.

j. Pengiriman barang.

k. Laboratorium.

l. Pencucian peralatan.

8|Page
6. Daerah pengolahan produk steril hendakalah dipisahkan dari daerah produksi lain

dirancang dan dibangun secara khusus untuk kegiatan-kegiatan berikut:

a. Pembukaan kemasan kompenen.

b. Pencucian peralatan serta wadah.

c. Pengolahan.

d. Pengisian dan penutupan wadah langsung.

e. Ruang penyangga udara yang menghubungkan ruang ganti pakaian dan ruang

pengisian.

7. Penggantian pakaian steril sebelum memasuki ruang steril

a. Permukaan bagian dalam ruangan (dinding, lantai dan langit langit) hendakalah licin,

bebas dari keretakan dan sambungan terbuka serta mudah dibersihkan, dan bila perlu

mudah didesinfeksi.

b. Saluran air limbah hendaklah cukup besar dan dangkal serta mempunyai bak serta

ventilasi yang baik.

c. Lobang pemasukan dan pengeluaran udara serta pipah-pipah dan salurannya

hendaklah dipasang sedemkian rupa untuk mencegah timbulnya pencemaran terhadap

produk.

d. Bangunan hendaklah mendapat penerngan yang efektif dan mempunyai ventilasi

dengan fasilitas pengendali udara yang sesuai untuk kegiatan dalam bangunan

maupun lingkungan sekitarnya.

e. Pipa dan instalasi lain didaerah pembuatan hendaklah dipasang sedemikian rupa

untuk menghindari terbentunya ceruk yang tidak dapat dibersihkan.

f. Tenaga listrik hendaklah memadai untuk menjamin kelancaran fungsi peralatan

produksi dan laboratorium.

9|Page
g. Seluruh bangunan, termasuk daerah produksi, laboratorium, gudang, gang dan daerah

sekeliling gedung, hendaklah dirawat agar senantiasa dalam keadaan bersih dan rapi.

h. Daerah penyimpanan bahan hendaklah cukup luas, terang serta ditata dan dilengkapi

sedemikian rupa untuk memungkinkan penyimpanan bahan dan produk dalam

keadaan kering, bersih dan teratur:

1. Daerah penyimpanan hendaklah cocok untuk melaksanakan pemisahan bahan dan

produk yang dikarantina secara efektif.

2. Bila diperlukan hendakalah disediakan sarana penyimpanan dengan kondisi

khusus.

3. Daerah penyimpanan hendaklah ditata sedemikian rupa untuk memungkinkan

pemisahan yang efektif dan teratur .

4. Hendaklah disediakan tempat penyimpanan tepisah bagi barang-barang yang

ditolak, ditarik kembali atau dikembalikan.

5. Penyimpanan hendaklah ditata sedemikian rupa sehingga pemisahan masing-

masing label demikian pula barang cetakan lain.

1. b PERALATAN

Peralatan yang digunakan dalam pembuatan obat hendaklah memiliki rancangan bangunan

dan kontruksi yang tepat, ukuran yang memadai serta ditempatkan dengan tepat, sehingga

mutu yang rancang bagi tiap produk obat terjamin secara seragam dari batch ke batch, serta

untuk memudahkan pembersihan dan perawatannnya.

a. Rancang-bangun dan kontruksi

Rancang-bangun dan kontruksi peralatan hendaklah memenuhi persyaratan-persyaratan

berikut:

10 | P a g e
1. Permukaan peralatan yang bersentuhan dengan bahan baku, produk antara, produk

ruahan atau obat jadi tidak boleh bereaksi, meng-adisi atau meng-absorbsi, yang

dapat menubah identitas, mutu atau kemurniannya diluar batas yang telah ditentukan.

2. Peralatan tidak boleh menimbulkan akibat yang merugikan terhadap produk,

misalnya karna bocornya katup, menetesnya zat pelumas dan karna hal lain yang

sejenis, atau karena perbaikan, pemeliharaan, modifikasi atau adaptasi yang salah.

3. Bahan-bahan yang diperlukan untuk suatu tujuan khusus, seperti pelumas atau

pendingin, tidak boleh bersentuhan langsung dengan bahan yang diolah karena hal

ini dapat merubah identitas, mutu atau kemurnian bahan baku, bahan antara, produk

ruahan atau obat jadi.

4. Peralatan hendaklah dapat dibersihkan dengan mudah, baik bagian dalam maupun

bagian luar.

5. Semua peralatan yang dipakai dalam pengolahan bahan kimia yang mudah terbakar

atau ditempatkan didaerah dimana digunakan bahan yang mudah terbakar, hendaklah

dilengkapi dengan perlengkapan elektris yang kedap eksplosi serta dibunyikan

dengan sempurna.

6. Peralatan yang digunakan untuk menimbang, mengukur, menguji dan mencatat

hendaklah diperiksa ketelitiannya secara teratur serta tertera menurut suatu program

dan prosedur yang tepat.Hasil pemeriksaan dan peneraan hendaklah dicatat dan

catatan tersebut disimpan dengan baik.

7. Penyaringan untuk cairan tidak boleh melepaskan serat kedalam produk.Penyaringan

yang mengandung asbes tidak boleh digunakan walapun penyaring khusus yang tidak

melepas serat digunakan sesudahnya.

b. Pemasangan dan penempatan

11 | P a g e
1. Peralatan hendaklah ditempatkan sedemikian rupa untuk memperkecil kemungkinan

pencemaran silang antar bahan didaerah yang sama.

2. Peralatan hendaklah ditempatkan dengan jarak yang cukup renggang dari peralatan

lain untuk memberikan keleluasaan kerja dan memastikn tidak terjadinya tercampur

baur atau kekeliruan.

3. Semua bahan mekanis terbuka dan kerekan hendaklah dilengkapi dengan pengaman.

4. Saluran air, uap, udara bertekanan atau hampa udara hendaklah dipasang sedemikian

rupa sehingga mudah dicapai selama kegiatan berlangsung.Saluran ini hendaklah

diberi label atau tanda yang jelas agar mudah dikenal.

5. Tiap peralatan utama hendaklah diberi nomor pengenal yang jelas.Nomor pengenal

ini akan dipakai pada semua perintah dan catatan pembuatan batch untuk menunjukan

unit atau alat tertentu yang dipakai pada proses pembuatan tertentu untuk batch yang

bersangkutan, kecuali bila alat tersebut hanya digunakan untuk satu jenis produk saja.

6. Semua pipa, tangki, selybung pipa uap atau pipa pendigin hendakalah diberi isolasi

yang baik untuk mencegah kemungkinan terjadinya cacat dan memeperkecil

kehilangan energi.

7. Saluran pipa kealat yang menggunakan uap bertekanan hendaklah dilengkapi dengan

perangkap uap dan saluran pembuangan yang berfungsi dengan baik.

8. Sistem-sistem penunjang seperti sistem pemanas, ventilasi, suhu udara, air minum,

pemurnian air, penyulingan air, uap, udara bertekanan dan gas hendaklah dipalidasi

untuk memastikan bahwa sistem-sistem tersebut senantiasa berfungsi sesuai dengan

tujuannya.

1. c PENGOLAHAN

Pengelolaan merupakan suatu proses pendayagunaan sumber daya secara efektif

dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan

12 | P a g e
memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya. Menurut Suharsimi Arikunto (1993,33),

istilah pengelolaan dianggap bersinonim dengan manajemendanadministrasi.Oleh karena

itu,pengertian manajemen adalah suatu usaha bersama sekelompok manusia untuk mencapai

tujuan. Organisasi secara efektif dan efisien dengan menggunakan segala upaya dan daya

yang ada.Manajemen fasilitas laboratorium sangat penting artinya bagi sebuah organisasi

pendidikan sebagai usaha untuk mencapai tujuan.

Pengelolaan merupakan suatu proses pendaya gunaan sumber daya secara efektif dan

efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan

keberlanjutan fungsi sumber daya. Henri Fayol (1996:86) menyatakan bahwa pengelolaan

hendaknya dijalankan berkaitan dengan unsur atau fungsi-fungsi manajer, yakni

perencanaan, pengorganisasian, pemberian komando, pengkoordinasian, dan pengendalian.

Sementara Luther M. Gullick (1993:31) menyatakan fungsi-fungsi manajemen yang

penting adalah perencanaan, pengorganisasian, pengadaan tenaga kerja, pemberian

bimbingan, pengkoordinasian, pelaporan, dan penganggaran. Pengelolaan laboratorium

berkaitan dengan pengelola dan pengguna, fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan

laboratorium, spesimen biologi, bahan kimia), dan aktivitas yang dilaksanakan di

laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya.

Dalam pengelolaan laboratorium, pengelolaannya meliputi beberapa aspek yaitu sebagai

berikut:

1. Perencanaan.

2. Penataan

3. Pengadministrasian

4. Pengamanan, perawatan, dan pengawasan

Di bawah ini akan dijelaskan secara rinci mengenai aspek-aspek tersebut di atas.

13 | P a g e
 Perencanaan

Perencanaan merupakan sebuah proses pemikiran yang sistematis, analitis, logis tentang

kegiatan yang harus dilakukan, langkah-langkah, metode, SDM, tenaga dan dana yang

dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien.

Perencanaan ini dimaksudkan untuk merencakan konsep dari suatu laboratorium itu

sendiri. Bagaimanakah bentuk laboratorum yang ideal? Berapa besarkah ukurannya?

Pertanyaan-pertanyaan ini tidak serta merta dapat kita dijawab, karena sebuah laboratium

dibangun untuk tujuan tertentu. Artinya sebelum laboratoium itu dibangun harus tahu

dulu untuk keperluan apa dan untuk dipakai siapa laboratorium tersebut. Misalnya

laboratorium yang akan digunakan untuk pembelajaran Biologi di Sekolah Menengah

tentunya akan memiliki bentuk yang berbeda dengan laboratorium untuk penelitian.

Demikian pula, laboratorium untuk penelitian atau percobaan fisiologi tumbuhan akan

berbeda dengan laboratorium untuk ekologi. Pada umumnya bentuk, ukuran dan tata

ruang suatu laboratorium didesain sedemikian rupa sehingga pemakai laboratorium

mudah melakukan aktivitasnya.

Disamping bentuk, ukuran laboratorium perlu mendapat perhatian, karena fungsi

laboratorium di sekolah-sekolah tidak hanya digunakan untuk percobaan yang bersifat

individual. Umumnya laboratorium digunakan untuk berbagai kegiatan percobaan dalam

konteks proses belajar mengajar. Jumlah siswa yang melebihi kapasiitas ruangan

laboratorium dalam satu kali percobaan akan mengganggu kenyamanan dan jalannya

percobaan atau aktivitas lainnya. Sebuah laboratorium dengan ukuran lantai seluas 100

m2 dapat digunakan oleh sekitar 40 orang siswa, dengan rasio setiap siswa menggunakan

tempat seluas 2,5 m2dari keseluruhan luas laboratorium. Laboratorium untuk keperluan

praktikum mahasiswa membutuhkan ukuran lebih luas lagi, misalnya 3 – 4 m2 untuk

setiap mahasiswa.

14 | P a g e
 Penataan

Tata letak peralatan adalah suatu bentuk usaha pengaturan penempatan peralatan di

laboratorium, sehingga laboratorium tersebut berwujud dan memenuhi persyaratan untuk

beroperasi. Kata pengaturan dalam kalimat di atas mengandung makna yang sangat luas,

yaitu bahwa dalam mewujudkan suatu laboratorium yang layak operasi diperlukan

penempatan perlatan yang tersusun yang rapi berdasar kepada proses dan langkah-

langkah penggunaan/aktivitas dalam laboratorium yang diharapkan, begitu pula dengan

daerah kerja harus memiliki luas yang memungkinkan pengguna/pekerja/operator dapat

bergerak bebas, aman dan nyaman, di samping lalu lintas bahan yang akan digunakan

dapat sampai ke tempat kerja dengan mudah dan lancar.

Tujuan Tata Letak laboratorium

a. Mengurangi hambatan dalam upaya melaksanakan suatu pekerjaan yang menjadi

tanggung jawabnya.

b. Memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna/pekerja/operator.

c. Memaksimalkan penggunaan peralatan.

d. Memberikan hasil yang maksimal dengan pendanaan yang minimal

e. Mempermudah pengawasan.

Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam menyusun tata letak peralatan dan

perabotan laboratorium adalah:

a. Mudah dilihat

b. Mudah dijangkau

c. Aman untuk alat

d. Aman untuk pemakai

e. Pengadministrasian
15 | P a g e
Pengadministrasian sering juga disebut sebagai kegiatan menginventaris.

Inventaris adalah sutu kegiatan dan usaha untuk mnyediakan catatan tentang keadaan

semua fasilitas, barang-barang yang dimiliki sekolah. Dengan kegiatan invetarisasi yang

memadai akan dapat diperoleh pedoman untuk mempersiapan anggaran atau

mempersiapkan kegiatan pada tahun yang akan datang.

Catatan inventaris yang baik akan mempermudah pergantian tanggung jawab dari

pengelola yang satu ke yang lainnya. Inventaris juga akan mempermudah untuk

mengetahui dimana suatu peralatan akan ditempatkan. Dengan demikian akan

mempermudahkan pengontrolan, seperti terhadap kehilangan yang disebabkan oleh

kecerobohan atau kecurian.

Menurut Instruksi Mendikbud No. 4/M/1980 tentang tata pelaksanaan dan

pelaporan hasil inventarisasi barang milik/kekayaan negara di lingkungan Depdikbud,

maka ada beberapa daftar alat inventarisasi yang harus digunakan atau diisi, diantaranya:

a. Buku induk barang inventaris

b. Buku catatan barang inventaris

c. Buku golongan barang inventaris

d. Laporan triwulan mutasi barang

e. Daftar isian barang

f. Daftar rekapitulasi barang inventaris

Pada dasarnya pengamanan, perawatan dan pengawasan laboratorium merupakan tanggung

jawab bersama baik pengelola maupun pengguna. Mengatur dan memelihara laboratorium

merupakan upaya agar laboratorium selalu tetap berfungsi sebagaimana mestinya.

Sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja mencakup usaha untuk selalu mencegah

kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium dan penangannya bila

terjadi kecelakaan.

16 | P a g e
Usaha yang dilakukan dalam memelihara kelancaran penggunaan laboratorium, antara lain:

a. Jadwal penggunaan laboratorium yang jelas

b. Tata tertib laboratorium yang dilaksanakan dengan tegas

c. Alat penanggulangan kecelakaan: pemadam kebakaran, kotak P3K, dalam keadaan baik

dan dipahami

Sarana pengamanan yang diperlukan dan harus ditaati di hampir semua laboratorium antara

lain:

1. Saluran air dengan kran dan shower

2. Saluran gas dengan kran sentral

3. Jaringan listrik yang dilengkapi dengan sekering atau pemutus arus

4. Kotak p3k yang berisi lengkap obat

5. Nomor telepon kantor pemadam kebakaran, rumah sakit, dan dokter

6. Alat pemadam kebakaran yang siap pakai dan mudah dijangkau

7. Aturan dan tata tertib penanggulangan kecelakaan

2. PERALATAN DI LABORATORIUM UNTUK MENCEGAH TERJADINYA

KECELAKAAN KERJA

Peralatan keselamatan berfungsi untuk melindungi karyawan dari kecelakaan yang

mungkin terjadi pada saat bekerja dengan alat atau bahan berbahaya serta bahan yang dapat

menimbulkan kebakaran. Di samping peralatan adapun peraturan yang harus di berlakukan

untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang mungkin di laboratorium. Tujuan peraturan

keselamatan kerja untuk menjamin:

 kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan orang yang bekerja di laboratorium;

17 | P a g e
 mencegah orang lain terkena risiko terganggu kesehatannya akibat kegiatan di

laboratorium;

 mengontrol penyimpanan dan penggunaan bahan yang mudah terbakar dan beracun;

dan mengontrol pelepasan bahan berbahaya (gas) dan zat berbau ke udara, sehingga

tidak berdampak negatif terhadap lingkungan.

Berikut ini adalah aturan-aturan umum yang harus ada.

 Orang yang tak berkepentingan dilarang masuk laboratorium, untuk mencegah hal

yang tidak diinginkan.

 Jangan melakukan eksperimen sebelum mengetahui informasi mengenai bahaya

bahan kimia, alat alat, dan cara pemakaiannya

 Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk

memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja.

 Harus tau cara pemakaian alat emergensi: pemadam kebakaran, eye shower,

respirator, dan alat keselamatan kerja yang lain.

 Setiap laboran/pekerja laboratorium harus tau memberi pertolongan darurat (P3K)

 Latihan keselamatan harus dipraktikkan secara periodik bukan dihapalkan saja.

 Dilarang makan minum dan merokok di lab, hal ini berlaku juga untuk laboran dan

kepala Laboratorium.

 Jangan terlalu banyak bicara, berkelakar, dan lelucon lain ketika bekerja di

laboratorium Jauhkan alat alat yang tak digunakan, tas, hand phone dan benda lain

dari atas meja kerja.

2. a Peralatan Dan Pakaian Pelindung Untuk Pegawai Labratorium

1. Pakaian Pribadi

18 | P a g e
 Pakaian yang membuat sebagian besar kulit terpapar (terbuka) tidak cocok di

laboratorium tempat digunakannya bahan kimia berbahaya. Pakaian pribadi harus

menutupi tubuh sepenuhnya.

 Kenakan jas laboratorium yang sesuai dalam keadaan dikancingkan dan lengan tidak

digulung. Selalu kenakan pakaian pelindung jika ada kemungkinan bahwa pakaian

pribadi dapat terkontaminasi atau rusak karena bahan berbahaya secara kimia. Pakaian

yang dapat dicuci atau sekali pakai yang dikenakan untuk bekerja di laboratorium

dengan khususnya bahan-bahan kimia berbahaya meliputi jas dan apron laboratorium

khusus, terusan baju-celana, sepatu boot khusus, penutup kaki, dan sarung tangan

pelindung, serta mantel pelindung percikan. Perlindungan dari panas, kelembaban,

dingin, dan/atau radiasi mungkin diperlukan dalam situasi khusus. Garmen sekali

pakai memberikan perlindungan terbatas saja dari penetrasi uap atau gas.

 Jas laboratorium harus tahan api. Jas katun tidak mahal dan tidak langsung terbakar,

tetapi bereaksi cepat dengan asam. Jas polyester tidak cocok untuk pekerjaan

membuat kaca atau pekerjaan dengan bahan-bahan yang mudah terbakar. Apron dari

plastik atau karet bisa memberi perlindungan yang baik dari cairan korosif, tetapi

mungkin tidak cocok jika terjadi kebakaran. Apron plastik juga bisa mengumpulkan

listrik statis, jadi tidak boleh digunakan di sekitar cairan yang mudah terbakar, bahan

peledak yang sensitif terhadap pelepas elektrostatis, atau bahan-bahan yang dapat

tersulut oleh pelepasan statis. Jas laboratorium atau apron laboratorium yang terbuat

dari bahan khusus tersedia untuk aktivitas risiko tinggi.

 Tinggalkan jas laboratorium di laboratorium untuk meminimalkan risiko tersebarnya

bahan kimia ke area publik, makan, atau kantor. Cuci jas secara teratur.

19 | P a g e
 Pilih pakaian pelindung yang tahan terhadap bahaya fisik, kimia, termal, dan mudah

dipindahkan, dibersihkan, atau dibuang.

 Pakaian sekali pakai yang sudah digunakan saat menangani bahan karsinogenik atau

bahan lain yang sangat berbahaya harus dipindah tanpa memaparkan bahan beracun

kepada satu orang pun. Pakaian tersebut harus dibuang sebagai limbah berbahaya.

 Rambut panjang yang tidak diikat dan baju yang longgar, seperti baju berkerah, celana

baggy, dan jas, tidak cocok untuk digunakan di laboratorium tempat digunakannya

bahan kimia berbahaya. Hal-hal tersebut bisa terkena api, tercelup di bahan kimia, dan

terbelit di peralatan.

 Jangan memakai cincin, gelang, arloji, atau perhiasan lain yang bisa rusak, menjerat

bahan kimia sehingga dekat dengan kulit kita, menyentuh sumber listrik, atau terbelit

di mesin.

 Jangan menggunakan pakaian atau aksesori yang terbuat dari kulit pada situasi ketika

bahan kimia bisa meresap ke dalam kulit dan dekat dengan kulit.

2. Perlindungan Kaki

Tidak semua jenis alas kaki cocok untuk digunakan di laboratorium ketika bahaya kimia

dan mekanik mungkin terjadi. Kenakan sepatu yang kuat di daerah tempat bahan kimia

berbahaya digunakan atau kerja mekanik dilakukan. Sepatu kayu, sepatu berlubang, sandal,

dan sepatu kain tidak memberikan perlindungan terhadap bahan kimia yang tumpah. Dalam

banyak kasus, sepatu keselamatan adalah pilihan terbaik. Kenakan sepatu dengan lapisan

20 | P a g e
baja di depannya (steel toe) saat menangani benda yang berat seperti silinder gas. Tutup

sepatu mungkin diperlukan untuk bekerja terutama dengan bahan-bahan berbahaya. Sepatu

dengan sol konduktif berguna untuk mencegah menumpuknya muatan statis, dan sol isolasi

bisa melindungi terhadap kejutan listrik.

3. Perlindungan Mata dan Wajah

 Selalu kenakan kacamata pengaman dengan pelindung samping untuk bekerja di

laboratorium dan, terutama dengan bahan kimia berbahaya. Kaca mata resep biasa

dengan lensa yang diperkeras tidak dapat berfungsi sebagai kaca mata pengaman.

Lensa kontak bisa digunakan dengan aman jika dilengkapi perlindungan mata dan

wajah yang tepat.

 Kenakan kaca mata pelindung percikan bahan kimia, yang memiliki bagian samping

tahan percikan agar melindungi mata sepenuhnya, jika ada bahaya percikan dalam

operasi yang melibatkan bahan kimia berbahaya.

1. Kenakan kaca mata pelindung benturan jika ada bahaya partikel yang

beterbangan.

2. Kenakan pelindung seluruh wajah dengan kaca mata pengaman dan pelindung

samping agar melindungi seluruh wajah dan tenggorokan. Jika ada kemungkinan

percikan bahan cair, sekaligus kenakan pelindung wajah dan kaca mata pelindung

percikan bahan kimia. Alat-alat ini khususnya penting untuk pekerjaan dengan

cairan yang sangat korosif. Gunakan pelindung seluruh wajah dengan pelindung

tenggorokan dan kaca mata pengaman dengan pelindung samping saat menangani

bahan kimia yang mudah meledak atau sangat berbahaya.

21 | P a g e
3. Jika pekerjaan di laboratorium bisa melibatkan paparan terhadap laser, sinar

ultraviolet, sinar inframerah, atau cahaya tampak yang intens, kenakan pelindung

mata khusus.

 Berikan perlindungan mata yang diperlukan bagi pengunjung. Tempel tanda di

laboratorium yang menunjukkan bahwa perlindungan mata perlu dipakai di

laboratorium yang menggunakan bahan kimia berbahaya.

4. Pelindung Tangan

Sepanjang waktu, gunakan sarung tangan yang sesuai dengan derajat bahaya. Krim dan

lotion penghalang dapat memberi perlindungan kulit tetapi tidak akan pernah

menggantikan sarung tangan, pakaian pelindung, atau peralatan pelindung lainnya.

PELINDUNG KESELAMATAN

Gunakan pelindung keselamatan untuk melindungi diri terhadap kemungkinan bahaya

ledakan atau percikan. Lindungi peralatan laboratorium di semua sisinya sehingga tidak ada

paparan pegawai segaris pandang. Jendela depan tudung kimia bisa memberikan

perlindungan. Namun, gunakan pelindung portabel saat melakukan manipulasi, terutama

dengan tudung yang memiliki jendela yang terbuka secara vertikal, bukannya horizontal.

Pelindung portabel dapat memberi perlindungan terhadap bahaya dengan keparahan

terbatas, seperti percikan kecil, panas, dan api. Namun, pelindung portable tidak melindungi

bagian samping atau bagian belakang peralatan. Selain itu, banyak pelindung portabel tidak

ditimbang secara memadai untuk perlindungan bagian depan dan bisa menimpa pekerja jika

terjadi ledakan. Pelindung yang terpasang sepenuhnya mengelilingi alat eksperimen bisa

memberi perlindungan terhadap kerusakan ledakan kecil. Polimetil metakrilat, polikarbonat,

22 | P a g e
polivinil klorida, dan kaca pelat keselamatan yang dilaminasi adalah bahan-bahan pelindung

tembus cahaya yang baik.

Jika pembakaran mungkin terjadi, bahan pelindung harus sulit terbakar atau lambat

terbakar. Kaca pelat keselamatan yang dilaminasi mungkin bahan terbaik untuk situasi

semacam itu, jika kaca dapat menahan tekanan ledakan kerja. Polimetil metakrilat

memberikan keseluruhan kombinasi karakteristik pelindung yang sangat baik jika

mempertimbangkan biaya, transparansi, kekuatan tekanan tinggi, ketahanan terhadap beban

tekukan, kekuatan benturan, ketahanan pecah, dan laju pembakaran. Polikarbonat jauh lebih

kuat dan melakukan pemadaman sendiri setelah penyulutan, tetapi mudah diserang pelarut

organik.

 Peralatan keselamatan kebakaran

Semua laboratorium kimia harus memiliki pemadam api jenis karbon dioksida dan

bahan kimia kering. Sediakan pemadam api jenis lain tergantung pekerjaan yang dilakukan di

laboratorium. Berikut ini adalah empat jenis pemadam api yang paling umum dan jenis

kebakaran yang cocok dengan pemadam api tersebut. Pemadam api multiguna juga bisa

disediakan.

 Pemadam api jenis air efektif untuk kertas dan sampah yang terbakar. Jangan gunakan

pemadam ini untuk memadamkan kebakaran listrik, cairan, atau logam.

 Pemadam api jenis karbon dioksida efektif untuk memadamkan cairan yang terbakar,

seperti hidrokarbon atau cat, dan kebakaran listrik. Pemadam api ini dianjurkan untuk

kebakaran yang melibatkan peralatan komputer, instrumen yang mudah pecah, dan

sistem optik karena tidak merusak peralatan tersebut. Pemadam ini kurang efektif

untuk memadamkan kebakaran kertas dan sampah serta tidak boleh digunakan untuk

menangani kebakaran logam hidrida atau logam. Berhati-hatilah saat menggunakan

23 | P a g e
pemadam api ini karena gaya dorong gas mampat bisa menyebarkan bahan yang

mudah terbakar, seperti kertas, dan bisa menumpahkan wadah cairan yang mudah

terbakar.

 Pemadam api jenis serbuk kering, yang berisi amonium fosfat atau natrium bikarbonat,

efektif memadamkan cairan yang terbakar dan kebakaran listrik. Pemadam ini kurang

efektif untuk memadamkan kebakaran kertas dan sampah atau logam. Pemadam api ini

tidak dianjurkan untuk kebakaran yang melibatkan instrumen yang mudah pecah atau

sistem optik karena masalah pembersihan. Peralatan komputer mungkin perlu diganti

jika terpapar serbuk kering dalam jumlah cukup. Pemadam api ini umumnya digunakan

di tempat yang mungkin terdapat pelarut dalam jumlah besar.

 Pemadam api Met-L-X dan pemadam api lainnya yang memiliki formulasi granular

khusus efektif memadamkan logam yang terbakar. Tercakup dalam kategori ini adalah

kebakaran yang melibatkan magnesium, litium, natrium, dan kalium; paduan logam

reaktif; dan hidrida logam, alkil logam, dan organologam lainnya. Pemadam api ini

kurang efektif untuk memadamkan kebakaran kertas dan sampah, cairan, atau listrik.

Setiap pemadam api harus memiliki label yang memperlihatkan jenis kebakaran yang

dipadamkan dan tanggal pemeriksaan terakhir. Ada sejumlah jenis pemadam api lain yang

lebih khusus yang tersedia untuk menangani situasi bahaya kebakaran yang tidak biasa. Setiap

orang di laboratorium yang terlatih harus bertanggung jawab untuk mengetahui lokasi,

pengoperasian, dan keterbatasan pemadam kebakaran di daerah kerja. Supervisor

laboratorium bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua pegawai mengetahui lokasi

pemadam api dan dilatih untuk menggunakannya. Pegawai yang ditunjuk harus segera

mengisi ulang atau mengganti pemadam kebakaran yang sudah digunakan.

 Detektor panas dan asap

24 | P a g e
Sensor panas dan/atau detektor asap mungkin merupakan bagian dari peralatan

keselamatan gedung. Alat ini mungkin membunyikan alarm secara otomatis dan

menghubungi petugas pemadam kebakaran; alat ini mungkin mengaktifkan sistem

pemadaman api secara otomatis; atau alat ini mungkin hanya berfungsi sebagai alarm

setempat. Karena pengoperasian laboratorium bisa menghasilkan panas atau uap, evaluasi

jenis dan lokasi detektor dengan cermat untuk menghindari alarm keliru yang sering berbunyi.

 Respirator

Masing-masing respirator di laboratorium harus memiliki informasi tertulis yang

memperlihatkan keterbatasan, cara pemasangan, dan prosedur pemeriksaan dan pembersihan

peralatan ini. Orang-orang yang menggunakan respirator saat bekerja harus dilatih secara

menyeluruh tentang pengujian pemasangan, penggunaan, keterbatasan, dan pemeliharaan

peralatan tersebut. Pelatihan harus berlangsung sebelum penggunaan pertama kali dan setiap

tahun setelah itu dan harus meliputi demonstrasi dan praktik pemakaian, penyetelan, dan

pemasangan peralatan dengan tepat.

Pengguna harus memeriksa respirator setiap sebelum digunakan, dan supervisor

laboratorium harus memeriksanya secara berkala. Alat bantu pernafasan mandiri harus

diperiksa sedikitnya sebulan sekali dan dibersihkan setelah digunakan.

3. PEMELIHARAAN LABORATORIUM

4. Laboratorium yang rapi adalah laboratorium yang aman. Sebaliknya, laboratorium yang

tidak tertata dapat membahayakan bagi penggunanya. Berikut ini adalah aturan dalam

memelihara laboratorium.

25 | P a g e
 Jangan menghalangi akses jalan menuju jalur keluar darurat dan peralatan darurat

seperti pemadam api dan peralatan keselamatan.

 Bersihkan daerah kerja secara teratur termasuk lantai untuk mengurangi bahaya

pernafasan.

 Semua bahan kimia disimpan dengan rapi secara berurutan dan diberi label dengan

benar. Hadapkan label kearah luar agar mudah dilihat. Wadah harus bersih dan bebas

dari debu. Untuk wadah dan label yang mulai rusak maka harus diganti, kemas ulang

atau buang di tempat yang sesuai.

 Semua peralatan dan bahan kimia harus disimpan kembali di tempat penyimpanan jika

sudah selesai digunakan.

 Kencangkan semua tabung gas yang dimampatkan ke dinding atau bangku.

 Jangan menyimpan wadah bahan kimia di lantai laboratorium.

 Jangan menggunakan lantai, tangga dan koridor sebagai area penyimpanan bahan kimia

maupun peral

5. PENGGUNAAN APD

Alat pelindung diri (APD) merupakan perlengkapan yang dimaksudkan untuk dipakai

atau dipegang oleh seseorang di tempat kerja yang dapat melindunginya dari salah satu

atau lebih risiko terhadap keselamatan dan kesehatannya. Termasuk dalam hal ini,

pakaian yang dikenakan untuk melindungi diri dari cuaca bila diperlukan, helm, sarung

tangan, pelindung mata, sepatu, dan sebagainya. Perlengkapan seperti baju kerja biasa

atau seragam yang tidak secara spesifik mampu melindungi diri dari risiko keselamatan

dan kesehatan kerja tidak dikategorikan ke dalam APD.

a. Pelindung tubuh

Alat pelindung tubuh dikenakan pada keadaan berikut ini:

26 | P a g e
a. Bekerja diluar ruangan dan atau dengan cuaca yang tidak kondusif.

b. Bekerja di lingkungan dengan temperatur ekstrem.

c. Bekerja di jalan raya yang memerlukan kemudahan penglihatan oleh

lingkungan sekitar.

d. Aktivitas yang memungkinkan kontaminasi dengan bahan kimia.

e. Pemadam kebakaran

f. Mengelas atau memotong benda dengan alat mekanis.

b. Pelindung kepala

Alat pelindung kepala digunakan pada keadaan berikut ini.

a. Pekerjaan pada tangga, di bawah maupun di dekatnya.

b. Pekerjaan konstruksi bangunan tinggi dan besar.

c. Bekerja di saluran dan terowongan.

d. Aktivitas transportasi dengan risiko kejatuhan benda.

e. Aktivitas dengan bahaya dari benda tergantung.

c. Pelindung mata dan wajah

Beberapa aktivitas yang berisiko berikut memerlukan alat pelindung wajah dan

mata,antara lain:

a. Bekerja dengan alat berpenggerak yang menyebabkan potongan,

partikel atau material abrasif terlempar.

b. Bekerja dengan alat genggam yang menyebabkan potongan dan partikel

terlempar.

c. Bekerja dengan bahan kimia yang dapat menyebabkan luka dan iritasi.

d. Bekerja pada peleburan logam.

e. Pengelasan dengan intensitas tinggi atau radiasi optis lainnya.

f. Menggunakan gas atau uap bertekanan.

27 | P a g e
d. Pelindung pendengaran

Alat pelindung telinga digunakan pada keadaan dengan suara ekstrem yang

berpotensi mengakibatkan kerusakan gendang telinga. Intensitas suara dan frekuensi

yang tinggi di tempat kerja dapat menyebabkan hilangnya pendengaran. Namun,

perlu diperhatikan bahwa pemakaian alat pelindung pendengaran tersebut tidak boleh

menghambat pemakai untuk mendengar suara peringatan.

e. Pelindung telapak tangan dan lengan

Beberapa aktivitas yang membahayakan berikut memerlukan alat pelindung telapak

tangan dan lengan, antara lain:

a. Aktivitas di luar ruangan yang bersuhu ekstrem atau material abrasif.

Keterampilan dan kelincahan tangan dapat terganggu pada suhu dingin. Sarung

tangan mampu melindungi telapak tangan dari tanah yang terkontaminasi bahan

kimia

b. Bekerja dengan mesin yang bergetar terutama dalam keadaan dingin

c. Memindahkan barang yang memiliki tepian tajam, kerusakan kemasan, ataupun

temperatur ekstrem.

d. Kontak dengan bahan dingin atau panas.

e. Pekerjaan dengan risiko terkena aliran listrik, terbakar atau suhu tinggi.

f. Pemakaian atau pemindahan mesin yang mengandung bahan kimia termasuk

pembersihan bahan kimia.

f. Pelindung kaki dantelapak kaki

Beberapa contoh aktivitas yang memerlukan alat pelindung kaki dan telapak kaki

yaitu:

28 | P a g e
a. Pekerjaan dengan risiko tertumbuk material yang mengakibatkan kerusakan

kulit seperti semen atau risiko penetrasi oleh paku.

b. Memindahkan material dengan risiko terpeleset, jatuh, dan mendarat pada

permukaan keras, kontak dengan tumpahan bahan kimia.

c. Pekerjaan listrik dengan risiko tersetrum dan mudah terbakar

Berikut cara pemeliharaan untuk beberapa jenis APD (Alat Pelindung Diri)

29 | P a g e
30 | P a g e
BAB III

PENUTUP

a. KESIMPULAN

Bangunan dan sarana laboratorium sangat penting untuk kita ketahui,sebab

apabila kita tidak mengetahui fungsi dari pada bangunan dan tempat untuk sarana

laboratorium yang baik dan benar,maka akan berakibat fatal,alat-alat laboratorium

memiliki zat kimia yang mudah bereaksi jadi apabila kita tidak bisa menempatkan

alat-alat atau bahan-bahan kimia di tempat yang aman akan berakibat buruk bagi

kita dan lingkungan kita.dan tidak kalah penting juga pemasangan dari pada alat-

alat laboratorium yang benar ,itu akan sangat mempengaruhi kinerja yang ada di

laboratorium,semakin baik pemasangan alat-alat laboratorium maka akan semakin

aman juga para pekerja dan lingkungan laboratorium.

b. SARAN

Dalam suatu laboratorium pengetahuan akan lebih membantu kita dalam hal

menangani kasus-kasus tentang bangunan dan sarana laboratorium,karena

pengetahuan itu bisa berguna bagi kita apabila kita lebih dahulu bertindak

sebelum kecelakaan dalam bekerja terjadi.

31 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

DIRJEN POM, 1988 Cara Pembuatan Obat Yang Baik, DEPKES, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi., (1993). Organisasidan Administrasi Pendidikan Teknologi

Dan Kejuruan. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Amien, Moh., (1988). Buku Pedoman Laboratorium dan Petunjuk Praktikum

Pendidikan IPA Umum Untuk Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Depdikbud, Jakarta.

Soemardjo, dan Sumardjito. (1996), Aturan Perundangan Bangunan dan

Sarana/Prasarana, FPTK IKIP, Yogyakarta.

Soenarto, dan Satunggalno.(1996). Strategi Implementasi,Motivasi dan Evaluasi

Kebijakan dalam Perawatan Sarana dan Prasarana, FPTK IKIP,

Yogyakarta.

32 | P a g e

Вам также может понравиться