Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
________________________________________
INDIKASI
1. Immobilisasi dan penyangga fraktur
2. Stabilisasi dan istirahatkan
3. Koreksi deformitas
4. Mengurangi aktivitas pada pada daerah yang terinfeksi
5. Membuat cetakan tubuh orthotik
• Gips yang ideal adalah dapat membungkus tubuh sesuai dengan bentuk tubuh.
• Penggunaan gips sesudah operasi lebih memungkinkan klien untuk mobilisasi dari pada pasien
ditraksi.
WINDOWS
Dilakukan untuk :
1. Memeriksa luka
2. Membuka jahitan
3. Memeriksa adanya penekanan
4. Membuang/mengangkat benda asing
5. mengurangi penekanan.
PEMBUKAAN
1. Dibuat garis terlebih dahulu
2. Mata gergaji hanya memotong benda yang keras
3. Pemotongan dihentikan bila pasien merasa kepanasan
4. Selama pemotongan, mata gergaji ditekan dengan lembut
5. Pada saat memotong, anggota ekstremitas harus disangga.
6. Cuci dan keringkan, beri pelembab
7. Ajarkan aktivitas bertahap.
http://www.baharisatriaperwira.co.cc/2010/05/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan.html
LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN GANGGUAN MUSKULOSKELETAL
24 Maret 2010 — Ghandi
TINJAUAN PUSTAKA
ASUHAN KEPERAWATAN
Sistem muskuloskeletal meliputi tulang, sendi, otot dan jaringan konektif yang
berhubungan (kartilago, tendon dan ligamen).
SISTEM RANGKA
Dipelihara oleh “Sistem Haversian” yaitu sistem yang berupa rongga yang di
tengahnya terdapat pembuluh darah.
Terjadi proses pembentukan jaringan tulang baru dan reabsorpsi jaringan tulang yang
telah rusak.
FUNGSI TULANG
PEMBAGIAN TULANG
Seperti : extremitas atas (scapula, klavikula, humerus, ulna, radius, telapak tangan),
extremitas bawah (pelvis, femur, patela, tibia, fibula, telapak kaki)
HISTOLOGI TULANG
Epifisis : Terletak di pangkal tulang panjang. Pada bagian ini otot berhubungan
dengan tulang dan membuat sendi menjadi stabil.
Kartilage artikular : Membungkus pangkal tulang panjang dan membuat permukaan tulang
panjang menjadi halus.
Diafisis : Bagian tulang panjang yang utama memberikan struktural pada tubuh.
Metafisis : Bagian tulang yang mengembang di antara epifisis dan diafisis.
SISTEM ARTIKULAR
1) Synarthrosis :
2) Amphiarthrosis :
SISTEM MUSKULAR
40-50 % BB manusia.
Pergerakan terjadi karena adanya kontraksi.
Tipe-tipe otot :
KARTILAGE
Kartilage adalah jaringan konektif yang tebal yang dapat menahan tekanan.
Kartilage umum terdapat pada tulang embrio
Umumnya kartilage ini berubah secara bertahap menjadi tulang dengan proses
ossifikasi tetapi beberapa kartilage tidak berubah setelah dewasa..
Ligamen dan tendon tersusun dari jaringan konektif fibrosa yang tebal, mengandung
serabut kolagen dalam jumlah yang sangat besar. Tendon menghubungkan otot ke
tulang.
Tendon merupakan perpanjangan dari pembungkus otot yang berhubungan langsung
dengan periosteum.
Ligamen menghubungkan tulang dan sendi dan memberikan kestabilan pada saat
pergerakan.
FRAKTUR
DEFINISI :
SEBAB :
1. Trauma :
JENIS FRAKTUR
1. Pecahan tulang menembus kulit, kerusakan jaringan sedikit, kontaminasi ringan, luka
<1 cm.
2. Kerusakan jaringan sedang, resiko infeksi lebih besar, luka >1 cm.
III. Luka besar sampai ± 8 cm, kehancuran otot, kerusakan neurovaskuler, kontaminasi besar.
1. Nyeri
2. Deformitas
3. Krepitasi
4. Bengkak
5. Peningkatan temperatur lokal
6. Pergerakan abnormal
7. Ecchymosis
8. Kehilangan fungsi
9. Kemungkinan lain.
PATOFISIOLOGI
Fraktur
Perdarahan
Kerusakan jaringan di ujung tulang
1. Vasodilatasi
2. Pengeluaran plasma
3. Infiltrasi sel darah putih
1. Haematom :
1. Proliferasi sel :
1. Pembentukan callus :
Dalam 6-10 hari setelah fraktur, jaringan granulasi berubah dan terbentuk callus.
Terbentuk kartilago dan matrik tulang berasal dari pembentukan callus.
Callus menganyam massa tulang dan kartilago sehingga diameter tulang melebihi
normal.
Hal ini melindungi fragmen tulang tapi tidak memberikan kekuatan, sementara itu
terus meluas melebihi garis fraktur.
1. Ossification
Callus yang menetap menjadi tulang kaku karena adanya penumpukan garam kalsium
dan bersatu di ujung tulang.
Proses ossifikasi dimulai dari callus bagian luar, kemudian bagian dalam dan berakhir
pada bagian tengah
Proses ini terjadi selama 3-10 minggu.
Terbentuk tulang yang berasal dari callus dibentuk dari aktivitas osteoblast dan
osteoklast.
KOMPLIKASI
1. 1. Umum :
Shock
Kerusakan organ
Kerusakan saraf
Emboli lemak
1. 2. D i n i :
Cedera arteri
Cedera kulit dan jaringan
Cedera partement syndrom.
1. 3. Lanjut :
TATA LAKSANA
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pemeriksaan fisik :
Identifikasi fraktur
Inspeksi
Palpasi (bengkak, krepitasi, nadi, dingin)
Observasi spasme otot.
1. Pemeriksaan diagnostik :
1. Osteomyelitis acut
2. Osteomyelitis kronik
3. Osteomalacia
4. Osteoporosis
5. Gout
6. Rhematoid arthritis
DATA SUBYEKTIF
Data biografi
Adanya nyeri, kekakuan, kram, sakit pinggang, kemerahan, pembengkakan,
deformitas, ROM, gangguan sensasi.
Cara PQRST :
o Provikatif (penyebab)
o Quality (bagaimana rasanya, kelihatannya)
o Region/radiation (dimana dan apakah menyebar)
o Severity (apakah mengganggu aktivitas sehari-hari)
o Timing (kapan mulainya)
DATA OBYEKTIF
PROSEDUR DIAGNOSTIK
- Lutut (ekstensi)
1. Spasme otot
Tindakan keperawatan :
1. Rubah posisi
2. Letakkan guling kecil di bawah pergelangan kaki dan lutut
3. Berikan ruangan yang cukup hangat
4. Hindari pemberian obat sedasi berat → dapat menurunkan aktivitas pergerakan
selama tidur
5. Beri latihan aktif dan pasif sesuai program
INTERVENSI
1. Istirahat
1. Kompres hangat
1. Kompres dingin
TRAKSI
BEBAN TRAKSI
1. Dewasa = 5 - 7 Kg
2. Anak = 1/13 x BB
Penarikan tulang yang patah melalui kulit dengan menggunakan skin traksi, plester
Ex. : traksi Buck, traksi Bryant.
JENIS TRAKSI
Traksi yang paling sederhana dan dipasang untuk jangka waktu yang pendek.
Indikasi :
o Untuk mengistirahatkan sendi lutut pasca trauma sebelum dioperasi
o Digunakan pada anak.
Komplikasi :
o Perban elastis dapat mengganggu sirkulasi
o Timbul alergi kulit
o Dapat timbul ulserasi akibat tekanan pada maleolus
o Pada lansia, traksi yang berlebihan dapat merusak kulit yang rapuh.
1. Traksi Russell’s
1. Cervical traksi
Digunakan pada fraktur cervical, maxillaries, clavicula
Beban 4-6 pounds
Komplikasi :
o Dapat terjadi gangguan integritas kulit
o Alergi
o Klien tidak nyaman dan melelahkan
1. Pelvic traksi
Nyeri dada
Dispnea
Nadi cepat dan lemah
system pernapasan
- tacycardi
GIPS
INDIKASI
WINDOWS
Dilakukan untuk :
1. Memeriksa luka
2. Membuka jahitan
3. Memeriksa adanya penekanan
4. Membuang/mengangkat benda asing
5. mengurangi penekanan.
PEMBUKAAN
DAFTAR PUSTAKA
1. I. PENGKAJIAN
Umur : 25 Tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SR
Cara Masuk : Lewat Instalasi Rawat Darurat RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Upaya yang telah dilakukan : Setelah kejadian tanggal 4 April 2002 jam 10.00 WIB. Klien
dibawa ke IRD Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
Kepala klien dipukul dengan benda tumpul. Luka robek pada pelipis kiri. Nyeri pada kepala
sebelah kiri dan panggul kiri, Pingsan + 10 menit.
2) Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan bahwa tidak ada keluarganya yang mengalami penderitaan seperti yang
dideritanya sekarang ini.
Klien mengatakan bahwa Lingkungan rumah tempat tinggal cukup bersihdan nyama.
2) Tanda-tanda vital
Suhu : 36,8 0C
Respirasi : 20 x/menit
3) Body Systems
Frekuensi 20 x/menit, Irama teratur, tidak terlihat gerakan cuping hidung, tidak terlihat
Cyanosis, tidak terlihat keringat pada dahi, Kesimpulan hasil thorax foto : normal
Nadi 120 X/menit kuat dan teratur, tekanan darah 140/80 mmHg, Suhu 36,8 0C, perfusi
hangat. Cor S1 S2 tunggal reguler, ekstra sistole/murmur tidak ada
Peristaltik normal, tidak kembung, tidak terdapat obstipasi maupun diare, klien buang air
besar 1 X/hari
Kesimpulan hasil foto femur sinistra : tampak clost fraktur collum femur sinistra.
Klien jarang menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan, kecuali bila sangat terpaksa Klien
terbiasa meminum jamu-jamuan dan obat-obat tradisional.
Klien dirumah biasa makan 3 X/hari dengan lauk yang cukup.Klien tidak alergi makanan
tertentu. Saat ini klien selalu menghabiskan porsi makanan yang diberikan dan minum air
putih sekitar 2 – 3 liter perhari.
Klien buang air kecil sering, Jumlah urine 1200 cc/24 jam, warna urine kuning pekat.
Klien biasanya bekerja diluar rumah, tapi saat ini klien hanya beristirahat di Rumah Sakit
sambil menunggu rencana operasi.
Klien kurang tidur baik pada waktu siang maupun malam hari. Klien tampak terganggu
dengan kondisi ruang perawatan yang ramai.
(6) Pola Kognitif dan Perseptual
Klien mampu melihat dan mendengar dengan baik, klien tidak mengalami disorientasi.
Hubungan dengan keluarga, teman kerja maupun masyarakat di sekitar tempat tinggalnya
biasa sangat baik dan akrab.
Selama terpasang skin traksi Klien tidak dapat melakukan hubungan seksual seperti biasanya.
Klien merasa sedikit stress menghadapi tindakan operasi. karena kurangnya pengetahuan
tentang Type pembedahan dan Jenis anesthesi.
Kebiasaan di rumah klien mandi 2 X/hari, gosok gigi 2 X/hari, dan cuci rambut 1 X/minggu.
(13) Ketergantungan
Aspek Psikologis
Klien terkesan takut akan penyakitnya, merasa terasing dan sedikit stress menghadapi
tindakan operasi.
Aspek Sosial/Interaksi
Hubungan dengan keluarga, teman kerja maupun masyarakat di sekitar tempat tinggalnya
biasa sangat baik dan akrab. Saat ini klien terputus dengan dunia luar, kehilangan pencari
nafkah (bagi keluarganya), biaya mahal.
Aspek Spiritual
Klien dan keluarganya sejak kecil memeluk agama islam, ajaran agama dijalankan setiap
saat. Klien sangat aktif menjalankan ibadah sholat 5 waktu sehari dan aktif mengikuti
kegiatan agama yang diselenggarakan oleh masjid di sekitar rumah tempat tinggalnya
maupun oleh masyarakat setempat.
DL
Diff
Fungsi Ginjal :
BUN : 10 mg/dl (9 – 18).
Fungsi Hati :
Bilirubin
Spasme otot
O : Daerah perifer pucat/sianosis. berkurangnya Gangguan
aliran darah akibat perfusi perifer
Pengisian kapiler daerah yang trauma > 5 adanya trauma
detik. jaringan/tulang
S : Klien mengatakan Nyeri pada pangkal paha sebelah kiri pada saat digerakkan
Spasme otot
Klien mengatakan kurang tidur baik pada waktu siang maupun malam hari.
Klien tampak terganggu tegang dan gelisah dengan kondisi ruang perawatan yang ramai
O : Tensi 140/80 mmHg
-
Kolaborasi
dengan dokter
Untuk
pemberian obat
analgetik.
8 Gangguan perfusi Tujuan : - - Untuk S u b h a n
Apri perifer Observasi ada mendeteksi dini
l berhubungan Perfusi perifer tidaknya terhadap masalah
200 dengan dapat kualitas nadi perfusi perifer.
2 berkurangnya dipertahankan. periver dan
aliran darah akibat bandingkan - Untuk
adanya trauma Kriteria : dengan pulses mendeteksi dini
jaringan/tulang. normal. terhadap masalah
- HR 60 – perfusi perifer.
Data Penunjang : 100 X/mt. -
Observasi - Untuk
- Daerah - Kulit pengisian mengetahui
perifer hangat, sensori kapiler, warna terhadap masalah/
pucat/sianosis. normal.. kulit dan gangguan
kehangatannya perubahan
- Pengisian - pada bagian motorik/sensorik.
kapiler daerah Diastolik 60 – distal daerah
yang trauma > 5 90 mmHg. yang fraktur. - Untuk
detik. mendeteksi dini
- RR 16 – - Kaji terhadap masalah
- Daerah 24 X/mt. adanya perfusi perifer.
perifer dingin. gangguan
- Urine perubahan - Untuk
output 30 – 50 motorik/sensori meningkatkan
cc perjam. k anjurkan klien aliran vena dan
untuk mengurangi
- mengatakan edema.
Pengisian lokasi adanya
kapiler 3 – 5 rasa sakit/tidak
- Untuk
detik. nyaman. mengetahui
terhadap masalah
- aliran vena dan
Observasi traksi mengurangi
jangan sampai edema.
terlalu menekan
syaraf dan - Untuk
pembuluh mendeteksi dini
darah. terhadap masalah
ischemik daerah
- tungkai.
Pertahankan
daerah yang - Untuk
fraktur lebih meningkatkan
tinggi kecuali sirkulasi,
bila ada kontra mengurangi
indikasi. terjadinya trombus
terutama pada
- Kaji ekstrimitas bagian
bila ada edema bawah.
dan
pembengkakan - Untuk
ekstrimitas yang mendeteksi dini
fraktur. terhadap masalah
perfusi perifer.
-
Observasi - Untuk
adanya tanda- mengurangi edema
tanda ischemik sesuai indikasi.
daerah tungkai
seperti : - Untuk
penurunan suhu, mendeteksi dini
dingin dan terhadap
peningkatan masalahdan dan
rasa sakit. pemberian cairan
Untuk
- Dorong memudahkan
klien untuk pemberian obat
melakukan serta pemenuhan
mobilisasi cairan bila mual,
secepatnya muntah dan
sesuai indikasi. keringat dingin
terjadi.
-
Observasi
tanda-tanda
vital, catat dan
laporkan bila
ada gejala
sianosis, dingin
pada kulit dan
gejala
perubahan
status mental.
- Berikan
kompres es
sekitar fraktur.
-
Kolaborasi
untuk
pemeriksaan
Laboratorium,
foto rontgen,
pemberian
cairan
parenteral atau
transfusi darah
bila perlu dan
persiapan
operasi jika
perlu.
8 Kecemasan Tujuan : - Berikan - Untuk S u b h a n
Apri berhubungan dorongan mengurangi rasa
l dengan rencana Rasa cemas terhadap tiap- cemas
200 pembedahan dan dapat tiap proses
2 kehilangan status diatasi/berkuran kehilangan - privacy
kesehatan. g. status kesehatan dan lingkungan
yang timbul. yang nyaman
Data Penunjang : Kriteria : dapat mengurangi
- Berikan rasa cemas.
- Klien - Klien privacy dan
mengatakan dapat lingkungan - Untuk
sedikit stress menyatakan yang nyaman. dapat lebih
menghadapi kecemasan yang memberikan
tindakan operasi. dirasakan. - Batasi ketenangan.
Klien mengatakan staf
kurang tidur baik - Klien perawat/petugas - Untuk
pada waktu siang dapat kesehatan yang mendeteksi dini
maupun malam beristirahat menangani terhadap masalah
hari. Klien dengan tenang. pasien.
tampak terganggu - Untuk
tegang dan gelisah - Tensi - mengurangi rasa
dengan kondisi dan Nadi dalam Observasi cemas.
ruang perawatan batas normal. bahasa non
yang ramai. verbal dan -
- Ekspresi bahasa verbal Kemampuan
- Tensi wajah dari gejala- pemecahan
140/80 mmHg. ceria/rileks. gejala masalah pasien
kecemasan. meningkat bila
- Nadi = lingkungan
120 X/mt. - Temani nyaman dan
klien bila mendukung
gejala-gejala diberikan.
kecemasan
timbul. - Untuk
mengurangi
- Berikan ketegangan klien
kesempatan
bagi klien untuk - Informasi
mengekspresika yang diberikan
n perasaannya . dapat membantu
mengurangi
- Hindari kecemasan/ansieta
konfrontasi s.
dengan klien.
- Untuk
- Berikan menghindari
informasi kemungkinan yang
tentang program tidak diinginkan.
pengobatan dan
hal-hal lain - Untuk
yang mengurangi
mencemaskan ketegangan dan
klien. kecemasan klien.
-
Anjurkan klien
istirahat sesuai
dengan yang
diprogramkan.
- Berikan
dorongan pada
klien bila sudah
dapat merawat
diri sendiri
untuk
meningkatkan
harga dirinya
sesuai dengan
kondisi
penyakit.
- Hargai
setiap pendapat
dan keputusan
klien.
8 Kurangnya Tujuan : - Kaji - S u b h a n
Apri pengetahuan tingkat Pengetahuan
l tentang Pengetahuan pengetahuan membantu
200 pembatasan klien tentang Klien dan mengembangkan
2 aktifitas, pembatasan keluarga tentang kepatuhan klien
pemeriksaan aktifitas, pembatasan dan keluarga
diagnostik dan pemeriksaan aktifitas, terhadap rencana
tujuan tindakan diagnostik dan pemeriksaan terapeutik
yang tujuan tindakan diagnostik dan
diprogramkan yang tujuan tindakan - Untuk
berhubungan diprogramkan yang menambah
dengan kurangnya meningkat diprogramkan. pengetahuan klien.
informasi yang
akurat pada klien. Kriteria - Berikan -
penjelasan Meningkatkan
Data Penunjang : - Klien terhadap klien kemampuan klien
menyatakan setiap prosedur untuk
- Klien telah memahami yang akan memecahkan
menyatakan tentang dilakukan masalah
belum memahami pembatasan misalnya
tentang aktifitas, tentang - Agar
pembatasan pemeriksaan pembatasan sirkulasi darah
aktifitas, diagnostik dan aktifitas, pada bagian bawah
pemeriksaan tujuan tindakan pemeriksaan dari daerah yang
diagnostik dan yang diagnostik dan fraktur tetap lancar
tujuan tindakan diprogramkan. tujuan tindakan dan otot tidak
yang yang atrofi.
diprogramkan. - Klien diprogramkan.
dapat - Untuk
- Klien menjelaskan - Berikan menambah
bertanya-tanya kembali secara kesempatan pengetahuan klien
tentang sederhana pasien dan bahwa keuntungan
pembatasan tentang hal-hal keluarga untuk pemakaian traksi
aktifitas, yang telah mengekspresika yaitu untuk
pemeriksaan dijelaskan. n perasaannya menurunkan nyeri
diagnostik dan dan mengajukan spasme,
tujuan tindakan - Klien pertanyaan mengoreksi dan
yang tidak bertanya terhadap hal-hal mencegah
diprogramkan. lagi tentang yang belum deformitas dan
pembatasan dipahami. mengimobilisasi
aktifitas, sendi yang sakit.
pemeriksaan -
diagnostik dan Anjurkan klien
tujuan tindakan untuk
yang melakukan
diprogramkan. mobilisasi aktif
dengan
menggerakkan
persendian pada
bagian bawah
dari daerah
yang fraktur.
-
Diskusikan
pentingnya
penarikan
tulang yang
patah melalui
kulit dengan
menggunakan
skin traksi
dengan beban 5
– 7 Kg serta
gejala dan tanda
abnormal yang
timbul selama
perawatan dan
anjurkan klien
segera melapor
kepada
perawat/dokter
yang bertugas
bila ada rasa
sakit yang
semakin
bertambah,
perasaan dingin
atau perubahan
sensasi.
IV. IMPLEMENTASI/TINDAKAN
KEPERAWATAN
NAMA
Tgl. Jam TINDAKAN KEPERAWATAN PERAWAT /
MAHASISWA
8 April 10.00 - Mengkaji keadaan nyeri yang meliputi : lokasi, S u b h a n
2002 WIB intensitas, lama nyeri dll.
V. EVALUASI
NAMA
Tgl. Diagnosa Keperawatan Evaluasi PERAWAT /
MAHASISWA
8 April Gangguan rasa nyaman Gangguan rasa nyaman dapat S u b h a n
2002 (nyeri) berhubungan dengan diatasi/berkurang.
geseran/pergerakan fragmen
tulang Kriteria :
- Pembengkakan
hilang/berkurang.
- RR 16 – 24 X/mt.
http://wadung.wordpress.com/2010/03/24/laporan-kasus-asuhan-keperawatan-klien-dengan-
gangguan-muskuloskeletal/
Gips merupakan alat fiksasi untuk penyembuhan patah tulang. Gips memiliki sifat menyerap air dan
bila itu terjadi akan timbul reaksi eksoterm dan gips akan menjadi keras. Sebelum menjadi keras,
gips yang lembek dapat dibalutkan melingkari sepanjang ekstremitasdan dibentuk sesuai dengan
bentuk ekstremitas. Gips yang dipasang melingkari ekstremitas disebut gipas sirkuler sedangkan jika
gips dipasang pada salah satu sisi ekstremitas disebut gips bidai.
BAB II
PEMBAHASAN
Gips dalam bahasaa latin disebut kalkulus, dalam bahasa ingris disebut plaster of paris , dan dalam
belanda disebut gips powder. Gips merupakan mineral yang terdapat di alam berupa batu putih tang
mengandung unsur kalsium sulfat dan air.
Gips adalah alat imobilisasi eksternal yang kaku yang di cetak sesuai dengan kontur tubuh tempat
gips di pasang (brunner & sunder, 2000) gips adalah balutan ketat yang digunakan untuk imobilisasi
bagian tubuh dengan mengunakan bahan gips tipe plester atau fiberglass (Barbara Engram, 1999).
Jadi gips adalah alat imobilisasi eksternal yang terbuat dari bahan mineral yang terdapat di alam
dengan formula khusus dengan tipe plester atau fiberglass.
Indikasi pemasangaan gips adalah pasien dislokasi sendi , fraktur, penyakit tulang spondilitis TBC,
pasca operasi, skliosis, spondilitis TBC, dll
A. Jenis-jenis Gips
Kondi si yang ditangani dengan gips menentukan jenis dan ketebalangips yang dipasang. Jenis-jenis
gips sebagai berikut:
1. Gips lengan pendek. Gips ini dipasang memanjang dari bawah siku sampai lipatan telapak tanga,
dan melingkar erat didasar ibu jari.
2. Gips lengan panjang. Gips ini dipasang memanjang. Dari setinggi lipat ketiak sampai disebelah
prosimal lipatan telapak tangan. Siku biasanya di imobilisasi dalam posisi tegak lurus.
3. Gips tungkai pendek. Gi[s ini dipasang memanjang dibawah lutut sampai dasar jari kaki, kaki
dalam sudut tegak lurus pada posisi netral,
4. Gips tungkai panjang, gips ini memanjang dari perbatasan sepertiga atas dan tengah paha sampai
dasar jari kaki, lutut harus sedikit fleksi.
5. Gips berjalan. Gips tungkai panjang atau pendek yang dibuat lebih kuat dan dapat disertai telapak
untuk berjalan
6. Gips tubuh. Gips ini melingkar di batang tubuh
7. Gips spika.gipsini melibatkan sebagian batang tubuh dan satu atau dua ekstremitas (gips spika
tunggal atau ganda)
8. Gips spika bahu. Jaket tubuh yang melingkari batang tubuh, bahu dan siku
9. Gips spika pinggul. Gips ini melingkari batang tubuh dan satu ekstremitas bawah (gips spika
tunggal atau ganda)
E. Pelepasan gips
Alat yang di gunakan untuk pelepasan gips
1. Gergaji listrik/pemotong gips
2. Gergaji kecil manual
3. Gunting besar
4. Baskom berisi air hangat
5. Gunting perban
6. Bengkok dan plastic untuk tempat gips yang di buka
7. Sabun dalam tempatnya
8. Handuk
9. Perlak dan alasnya
10. Waslap
11. Krim atau minyak
Teknik pelepasan gips, antara lain:
Pengkajian
Pengkajian secara umum perlu di lakukan sebelum pemasangan gips terhadap gejala dan tanda,
status emosional,pemahaman tujuan pemasangan gips, dan kondisi bagian tubuh yang akan di
pasang gips. Pengkajian fisik bagian tubuh yang akan di gips meliputi status neurovaskuler, lokasi
pembengkakan, memar , dan adanya abrasi. Data yang perlu di kaji pasien setelah gips di pasang
meliputi:
1. Data subyektif: adanya rasa gatal atau nyeri ,keterbatasan gerak, dan rasa panas pada daerah
yang di pasang gips
2. Data obyektif: apakah ada luka di bagian yang akan digips. Misalnya luka operasi , luka akibat
patah tulang; apakah ada sianosis;apakah ada pendarahan ;apakah ada iritasi kulit;apakah atau bau
atau cairan yang keluar dari bagian dari bagian tubuh yang di gips.
Diagnosis keperawatan
Berdasarkan data pengkajian , diagnosis keperawatan utama pada pasien yang menggunakan gips
meliputi:
1. Cemas yang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan prosedur pemasangan gips
2. Gangguan rasa nyeri yang berhubungan dengan terpasangnya gips
3. Keterbatasan pemenuhan kebutuhandiri yang berhubungan dengan terpasangnya gips
4. Gangguan eleminasi fekal yang berhubungan dengan imobilisasi
5. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan adanya penekanan akibat pemasangan gips
6. Resiko tinggi cedera yang berhubungan dengan pemasangan gips pada tungkai
7. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan pemasangan gips
8. Resiko tinggi perubahan perfusi jaringan ferifer yang berhubungan dengan respons fisiologis
terhadap cederta atau gips restriksi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
....................
DAFTAR PUSTAKA
1. Suratun dkk (2008). Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal SAK. Jakarta:penerbit buku
kedokteran EGC
2. Andaners.wordpress.com
3. http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1959026-imobilisasi-gips/ tgl 13 April 2010
http://akperku.blogspot.com/2010/04/asuhan-keperawatan-pasien-dengan-gips.html.