Вы находитесь на странице: 1из 21

BAB III

AKUNTANSI KEUANGAN

A. Pengertian Akuntansi Keuangan


Akuntansi bukanlah kegiatan produktif yang bisa menghasilkan laba

untuk perusahaan/organisasi namun tidak berarti, bahwa peran akuntansi

dalam perusahaan menjadi diabaikan karena akuntansi memberikan

kontribusi yang besar untuk memanjukan perusahaan/organisasi.


Menurut Rizal Effendi (2013,1) akuntansi merupakan proses

pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, penggolongan dan

pengikhtisaran serta pelaporan informasi keuangan dalam ukuran moneter

(uang) dalam suatu perusahaan atau organisasi yang ditujukan kepada pihak-

pihak yang berkepentingan dalam rangka pengambilan keputusan.


Namun menurut Kartikahadi Hans, et al., (2016) pengertian akuntansi

keuangan (financial accounting) secara khusus diartikan sebagai : akuntansi

yang bertujuan menghasilkan informasi keuangan suatu entitas, yang berguna

bagi para pemangku kepentingan sebagai penerima dan pengguna laporan

keuangan untuk :
1. Pengambilan keputusan ekonomi, khususnya tentang investasi atau

pinjaman.
2. Pemahaman tentang posisi atau keadaan keuangan suatu unit usaha,

susunan aset yaitu komposisi liabilitas (hutang) dan ekuitas (modal)

yang mendanai aset tersebut.


40

3. Pemahaman tentang kinerja dan arus kas.

B. Jenis-jenis Akuntansi
Berikut beberapa jenis akuntansi yang perlu diketahui:
1. Akuntansi keuangan (Financial Accounting)
Akuntansi keuangan adalah suatu system dalam kegiatan akuntansi

yang berhubungan dengan segala persiapan laporan keuangan bagi

pihak luar seperti pemegang saham, pemasok, kreditor, dan lainnya

yang mengatur segala pencatatan transaksi yang dilakukan oleh

perusahaan.
2. Akuntansi Manajemen (Management Accounting)
Akuntansi manajemen merupakan akuntansi yang mencakup kegiatan

manajemen perusahaan. Informasi kuantitatif berupa lapiran keuangan

dan informasi kualitatif berupa laporan non keuangan. Laporan

keuangan dalam akuntansi manajemen memang ditunjukan untuk

pihak manajemen, yang kemudian digunakan oleh mereka. Berbeda

dengan laporan akuntansi keuangan pada akuntansi manajemen

laporan bersifat rahasia dan tidak diperuntukkan untuk umum atau

publik. Perhitungan yang dilakukan juga berdasarkan kebutuhan

manajemen, serta mengacu pada sistem informasi manajemen.


3. Akuntansi Pajak
Akuntansi pajak adalah bidang akuntansi yang bertujuan mengitung

dan melaporkan obyek pajak agar kewajiban pajak dapat dihitung,

dilaporkan dan dibayar sesuai dengan peraturan perpajakan yang

berlaku. Disini jelas yang menjadi acuan penyusunan laporan

keuangan adalah hukum pajak yakni peraturan perundangan pajak

yang berlaku di suatu negara. Laporan keuangan yang disusun untuk

tujuan perpajakan disebut laporan keuangan fiskal.


41

4. Akuntansi Biaya (Cost Accounting)


Pengertian akuntansi biaya adalah akuntansi yang mengelola segala

biaya perusahaan, yang berfungsi mengendalikan dan membuat

perencanaan akan biaya pada operasional perusahaan. Perencanaan

dan pengendalian biaya kemudian dibuat sebagai landasan

menenentukan harga.

C. Standar Akuntansi
Standar akuntansi di Indonesia saat berkembang menjadi 4

(empat) yang dikenal dengan 4 Pilar Standar Akuntansi. Empat pilar

standar itu adalah:


1. Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
SAK digunakan untuk suatu badan yang memiliki akuntanbilitas

publik, yaitu badan yang terdaftar atau masih dalam proses

pendaftaran di pasar modal atau badan fidusia (badan usaha yang

menggunakan dana masyarakat, seperti asuransi, perbankan dan

dana pensiun). Sejak tahun 2012, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

mengadopsi standar dari International Financial Report

Standard (IFRS) untuk standar akuntansi keuangan yang berlaku di

seluruh perusahaan terdaftar yang ada di Indonesia.


2. Standar Akuntansi Keuangan Badan Usaha Tanpa Akuntabilitas

Publik (SAK-ETAP)
SAK ETAP digunakan untuk suatu badan yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dalam menyusun laporan keuangan

untuk tujuan umum. SAK-ETAP juga mengikuti standar yang

ditetapkan oleh IFRS khususnya bidang Small Medium


42

Enterprise (Usaha Kecil Menengah). SAK-ETAP ini dikeluarkan

sejak tahun 2009 dan berlaku efektif pada tahun 2011.


3. Standar Akuntansi Keuangan Syariah (SAK Syariah)
Standar ini digunakan untuk badan usaha yang memiliki transaksi

syariah atau berbasis syariah. Standar ini terdiri atas keraengka

konseptual penyusunan dan pengungkapan laporan, standar

penyajian laporan keuangan dan standar khusus transaksi syariah

seperti mudharabah, murabahah, salam, ijarah dan istishna.


4. Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
SAP dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi

Pemerintahan (PSAP), dilengkapi dengan Pengantar Standar

Akuntansi Pemerintahan dan disusun mengacu kepada Kerangka

Konseptual Akuntansi Pemerintahan. Standar ini digunakan untuk

menyusun laporan keuangan instansi pemerintahan, baik pusat

ataupun daerah. SAP disusun dan disahkan oleh Komite Standar

Akuntansi Pemerintah (KSAP SAP). SAP berbasis akrual

ditetapkan dalam PP No. 71 Tahun 2010. Instansi masih

diperkenankan menggunakan PP No. 24 Tahun 2005, SAP berbasis

kas menuju akrual sampai tahun 2014

D. Kerangka Dasar Standar Akuntansi


Suatu Negara perlu memiliki Undang-Undang Dasar atau konstitusi

sebagai dasar penyelenggaraan pemerintahan suatu Negara, dan sebagai

acuan pokok penyusunan peraturan perundangan yang berlaku. Begitupun

profesi akuntansi memerlukan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian

Laporan Keuangan (Kerangka Dasar) yang berisikan konsep dasar

penyusunan standar akuntansi yang harus diikuti dalam penyusunan dan


43

penyajian laporan keuangan bagi para pemangku kepentingan (stakeholders),

khususnya pihak diluar manajemen. Karena itu sering disebut juga sebagai

Kerangka Dasar Konseptual (Conceptual Framework).

1. Tujuan Laporan Keuangan


Secara umum tujuan laporan keuangan menurut PSAK 1 (Revisi

2009) adalah untuk:


a) Memberikan informasi yang menyangkut posisi keuangan,

kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan

yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam

pengambilan keputusan ekonomi.


b) Menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen

(stewardship) dan pertanggungjawaban sumber daya yang

dipercayakan kepadanya.
c) Memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai.
d) Menyediakan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu.

2. Asumsi Dasar
Asumsi dasar penyusunan laporan keuangan:
a) Accrual Basic (Dasar Akrual)
Laporan keuangan harus disusun atas dasar akrual, kecuali

laporan arus kas, dimana aktiva, kewajiban, ekuiti (modal),

penghasilan, dan beban diakui saat kejadian, bukan saat kas

diterima atau dikeluarkan.


Contoh, walaupun perusahaan belum menerima uang dari

konsumen yang membeli secara kredit, perusahaan sudah mencatat

sebagai pendapatan. Begitu juga jika perusahaan membeli

perlengkapan usaha secara kredit, pengeluaran itu sudah dianggap

biaya, meskipun perusahaan belum mengeluarkan uang.


b) Going Concern (Kelangsungan Usaha)
44

Dengan asumsi dasar kelangsungan usaha, laporan

keuangan harus disusun atas dasar perusahaan akan melanjutkan

usahanya di masa depan, karena itu perusahaan diasumsikan tidak

bermaksud membubarkan atau mengurangi secara material skala

usahanya. Apabila perusahaan ingin membubarkan atau

mengurangi skala usaha secara material, maka laporan keuangan

harus disusun dengan asumsi dasar yang berbeda, dan asumsi dasar

yang digunakan harus diungkapkan.

3. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan


Berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) No.01 – ,

Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran

normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga

dapat memenuhi tujuannya atau menghasilkan informasi yang

berkualitas. Karakteristik berikut ini merupakan prasyaratan normatif

yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi

kualitas yang dikehendaki:


a) Relevan
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi

yang termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan

pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa

masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta

menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa

lalu.

Informasi yang relevan


45

1) Memiliki manfaat umpan balik (feedback value) Informasi

memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau

mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu.


2) Memiliki manfaat prediktif (predictive value)
Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi

masa yang akan dating berdasarkan hasil masa lalu dan

kejadian masa kini.


3) Tepat waktu
Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat

berpengaruh dan berguna dalam pengambilan keputusan.


4) Lengkap
Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan

selengkap mungkin, mencakup semua informasi akuntansi

yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dengan

memperhatikan kendala yang ada. Informasi yang

melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang termuat

dalam laporan keuangan diungkapkan dengan jelas agar

kekeliruan dalam penggunaan informasi tersebut dapat

dicegah.
b) Andal
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang

menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta

secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin

relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat

diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara

potensial dapat menyesatkan. Informasi yang andal memenuhi

karakteristik:
1) Penyajian Jujur
46

Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta

peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang

secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.


2) Dapat Diverifikasi (verifiability)
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat

diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh

pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan

yang tidak berbeda jauh.


3) Netralitas
Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak

berpihak pada kebutuhan pihak tertentu.


c) Dapat Dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih

berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan

periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan

lain pada umumnya.

d) Dapat Dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat

dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta

istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para

pengguna.
e) Materialitas (Materiality)
Dalam kasus tertentu hakikat informasi saja sudah cukup untuk

menganggap informasi relevan untuk dilaporkan materilitas

merupakan tolak ukur apakah suatu informasi dianggap

relevan.Suatu informasi dianggap material, bila suatu

kesalahan, salah saji, atau kelalaian mencantumkan informasi


47

tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna

informasi tersebut.

4. Unsur-Unsur Laporan Keuangan


Dalam laporan keuangan terdapat beberapa unsur yang harus di

gunakan, berikut ini adalah unsur unsur laporan keuangan:


a) Aktiva atau Aset
Aktiva atau aset adalah sumber dari daya ekonomi yang di

miliki oleh perusahaan, yang timbul dari suatu peristiwa masa

lampau dan akan mememeberikan manfaat di waktu yang akan

datang.

Unsur – unsur aktiva atau aset:


1) Aktiva Lancar adalah sebuah aset yang akan habis jika di

gunakan dan akan mendapatkan manfaat atau berubah

bentuk dari aktiva menjadi kas yang dalam waktu kurang

dari satu tahun. Contoh dari aktiva perusahaan adalah kas

dan persediaan barang dagang.


2) Investasi Jangka Panjang adalah sumber yang ekonomis

dari aktiva yang di miliki perusahaan dan bertujuan tidak

untuk digunakan pada kegiatan operasioinal perusahaan

tetapi akan memiliki tujuan yang lain yaitu untuk membeli

sebuah saham dan untuk membeli perusahaan lain.


3) Aktiva Tetap adalah aktiva yang hampir sama dengan

aktiva lancar akan tetapi aktiva tetap memiliki periode yang

lebih panjang (lebih dari satu tahun). Ciri – ciri aktiva yang

bisa dikategorikan menjadi aktiva tetap yaitu Aktiva

tersebut sudah dibeli dan memiliki tujuan untuk digunakan


48

dalam kegiatan operasi di perusahaan. Dan emiliki waktu

periode lebih dari satu tahun, misalnya kendaraan, mesin –

mesin produksi, dan lain – lain.


4) Aktiva tidak Berujud adalah aktiva yang sudah melekat di

perusahaan secara keseluruhan dan tidak bisa di identifikasi

secara fisik tetapi perusahaan bisa merasakan manfaatnya.

Contoh dari aktiva tidak berujud ini adalah merek dari

perusahaan, hak cipta, goodwill, dan lain – lain.


5) Aktiva Lain – lain adalah aktiva perusahaan yang tidak

memenuhi klasifikasi di atas. Contoh dari aktiva ini adalah

peralatan mesin – mesin kantor yang masih mempunyai

umur ekonomis tetapi kondisinya sudah tidak layak atau

rusak, dana jaminan, dan lain – lain.


b) Kewajiban
Kewajiban adalah sebuah hutang yang di miliki oleh

perusahaan pada saat ini dan timbul dari peristiwa lampau

perusahaan dan hutang akan di bayar oleh perusahaan di masa

yang akan datang dengan menggunakan sumber daya ekonomi

yang tersedia. Kewajiban dibagi menjadi 2 bagian yaitu:


1) Kewajiban Jangka Pendek merupakan kewajiban yang

harus dibayar dalam jangka waktu satu tahun. Yang termasuk

pada kewajiban jangka pendek adalah hutang dagang, hutang

deviden, wesel bayar, hutang biaya, dan lain sebagainya.


2) Kewajiban Jangka Panjang merupakan kewajiban yang

dibayar dalam periode yang lebih lama dan bersifat periodik.

Yang termasuk kewajiban jangka panjang adalah hutang


49

hipotek dan hutang obligasi yang memiliki jangka waktu

lebih dari satu tahun.

c) Ekuitas
Ekuitas adalah hak residual atau sisa dari aktiva perusahaan setelah

dikurangi oleh semua kewajiban yang ada. Ekuitas sering di sebut

dengan modal. Elemen – elemen untuk penyusunan ekuitas:


1) Modal adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mendirikan

dan menjalankan usaha operasional perusahaan, dapat berupa

uang maupun tenaga. Modal dapat berasal dari pemilik usaha

itu sendiri, atau dari pihak lain yang menanamkan modal untuk

bekerja sama.
2) Agio Saham adalah kekayaan bersih perusahaan yang didapat

dari menjual saham dengan harga lebih tinggi dari harga yang

berlaku. Agio saham adalah selisih dari harga saham yang

dijual dengan harga saham seharusnya (jika tidak dijual mahal

atau tidak berada di kurs tinggi).


3) Laba di Tahan adalah laba yang tidak diberikan pada pemegang

saham dalam pembagian deviden atau pembagian keuntungan

modal. Laba ditahan digunakan untuk keperluan perusahaan

selanjutnya, seperti menambah usaha atau memperluas area

usaha. Ketentuan mengenai laba ditahan ini diputuskan dalam

Rapat Umum Pemegang Saham atau RUPS.


50

5. Konsep Modal dan Pemeliharaan Modal


a) Konsep dan Pemeliharaan Modal Keuangan
Menurut konsep modal keuangan, seperti uang atau daya beli yang

diinvestasikan. Pemeliharaan modal keuangan mengnggap laba

hanya diperoleh kalau nilai uang/nilai finansial dari aset bersih

pada suatu periode usaha melebihi pada akhir suatu periode usaha

melebihin awal periode, setelah memperhitungkan kembali

penyetoran dan atau penarikan modal dari pemilik


b) Konsep dan Pemeliharaan Modal Fisik
Menurut konsep modal fisik, seperti kemampuan usaha, modal

dipandang sebagai kapasitas produktif entitas yang didasarkan

pada, misalnya unit output perhari. Pemeliharan modal fisik

meganggap laba hanya diperoleh kalua kapasitas prouktif fisik

(atau kemampuan usaha) pada suatu akhir periode usha melebihi

awal periode , setelah memperhitungkan kembali penyetoran dan

atau penarikan modal oleh pemilik.

E. Siklus Akuntansi
Informasi berupa laporan keuangan dihasilkan melalui proses

akuntansi yang panjang. Pada proses tersebut terdapat tahap-tahap yang harus

dipenuhi untuk mendapatkan hasil laporan yang baik, valid dan akuntabel.

Tahap-tahap itulah yang kemudian disebut sebagai siklus akuntansi.

Siklus akuntansi adalah proses penyusunan suatu laporan keuangan

yang dapat dipertanggungjawabkan dan diterima. Informasi akuntansi dapat

dihasilkan melalui siklus akuntansi Pada umumnya selalu dimulai dari

transaksi sampai epada pembuatan laporan keuangan perusahaan. Dilanjutkan


51

dengan adanya saldo yang ditutup dengan jurnal penutup atau sampai pada

jurnal pembalik.

Gambar 3.1
Contoh Gambar Siklus Akuntansi

Gambar di atas menjelaskan siklus akuntansi secara umum. Dan berikut ini

penjelasan untuk masing-masing siklus:


1. Identifikasi Transaksi ke dalm Jurnal Umum
Langkah awal yang harus Anda lakukan adalah mencatat dan memindahkan

transaksi yang telah berlangsung selama periode tersebut ke jurnal umum.

Jurnal adalah aktivitas meringkas dan mencatat transaksi perusahaan

berdasarkan dokumen dasar. Sumber dokumen seperti kwitansi, faktur

penjualan, faktur pembelian, penerimaan kas, dan yang lainnya.


2. Memindahbukukan (Posting) Transaksi Akuntansi dari Jurnal ke Buku Besar
Posting adalah aktivitas memindahkan catatan di buku jurnal ke dalam buku

besar sesuai dengan jenis transaksi dan nama perkiraan masing-masing.


Buku besar adalah kumpulan dari semua perusahaan yang saling berhubungan

satu dengan lainnya dan merupakan suatu kesatuan.


52

3. Menyusun Neraca Saldo untuk Mengecek Kesamaan Debit dan Kredit

Transaksi Akuntansi yang Telah Dicatat dan Dibukukan


Neraca saldo berisi daftar akun-akun yang digunakan beserta nilai saldonya

yang fungsinya untuk membuktikan bahwa sisi debit dan kredit telah balance.
4. Membuat Jurnal Penyesuaian dan Membukukan (Posting) Jurnal Penyesuaian

ke Buku Besar
Jurnal penyesuaian dilakukan apabila ada kesalahan pada penjurnalan

dan posting atau memastikan biaya dan pendapatan benar-benar telah dicatat

pada periode yang benar. Yang umum dibuat ayat penyesuaian adalah :
a. Koreksi kesalahan penjurnalan.
b. Penyusutan aset tetap.
c. Penyesuaian sewa dibayar di muka yang berubah menjadi beban sewa

karena manfaatnya telah digunakan atau dilampaui.


d. Perlengkapan yang berubah menjadi beban perlengkapan karena telah

habis dipakai.
e. Pendapatan diterima di muka yang dihapus menjadi pendapatan jasa

sesuai dengan produk jasa yang telah dijual.


f. Dan lain sebagainya.
5. Menyusun Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Neraca saldo disesuaikan ini menjadi sumber data dasar untuk menyusun

laporan keuangan. Setelah disusun ayat penyesuaian atas akun-akun tertentu,

akun-akun yang bersangkutan tersebut pasti mengalami perubahan nilai atau

nominal. Sehingga nilai saldonya perlu disesuaikan kembali dengan

menyusun neraca saldo setelah penyesuaian. Teknisnya dengan

menjumlahkan atau mengurangkan akun-akun penyesuaian dengan saldonya

pada neraca saldo


6. Menyusun Laporan Keuangan Berdasarkan Neraca Saldo Setelah

Penyesuaian
Pada umumnya, laporan keuangan meliputi laporan laba/rugi, laporan

perubahan modal, dan neraca. Pada tahap ini akun-akun yang ada pada neraca
53

saldo setelah penyesuaian dipindahkan ke laporan keuangan sesuai dengan

laporan keuangannya.
a. Laporan Neraca atau Laporan posisi keuangan
Laporan neraca adalah laporan yang berisi posisi keuangan perusahaan

meliputi aset, utang dan modal pada periode akuntansi tertentu.


b. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan yang menyajikan perhitungan atas

semua pendapatan dan biaya perusahaan. Terdiri dari seluruh pendapatan

yang diperoleh perusahaan dikurangi dengan semua beban yang

dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut.


c. Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal adalah laporan yang menyajikan perubahan

posisi modal perusahaan. Perubahan tersebut terjadi karena penambahan

(tambahan modal disetor) atau pengurangan investasi (prive) dari pemilik

modal perusahaan. Kemudian hasilnya ditambah dengan laba atau

dikurangi rugi perusahaan dari laporan laba rugi.Nantinya, dapat

diketahui berapa jumlah modal perusahaan pada akhir periode akuntansi.


d. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah laporan yang menyajikan aliran dana kas masuk

dan keluar perusahaan pada aktivitas investasi, operasional, dan

pendanaan dalam satu periode akuntansi tertentu.


e. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan yaitu laporan tambahan yang berisi

informasi yang lebih rinci atas akun tertentu. Tujuannya adalah untuk

memberikan nilai yang lebih komprehensif atas laporan keuangan

perusahaan. Dalam catatan ini, biasanya terdapat informasi metode

pencatatan akuntansi yang digunakan.


f. Membuat Jurnal Penutup dan Membukukan (Posting) Jurnal Penutup ke

Buku Besar
54

Membuat jurnal untuk menutup semua akun yang berkaitan dengan

laporan laba rugi dan laporan perubahan modal. Tujuan jurnal penutup ini

adalah menghindari terjadinya perhitungan ulang pada periode akuntansi

berikutnya. Jadi, yang ditutup meliputi akun-akun pendapatan, beban dan

perubahan modal.
g. Menyusun Neraca Saldo Setelah Penutupan
Tujuan dari neraca ini adalah untuk melihat apakah akun telah seimbang

(balance) untuk selanjutnya memulai kegiatan akuntansi pada periode

baru. Teknisnya dengan menyusun akun-akun yang masih memiliki nilai

saldo setelah dilakukan penutupan


h. Membuat Jurnal Pembalik dan Membukukan (Posting) Jurnal Pembalik

ke Buku Besar
Jurnal pembalik ini sifatnya optional saja, jadi tidak harus dibuat. Hanya

untuk transaksi tertentu jurnal pembalik harus dibuat. Contohnya untuk

transaksi pendapatan diterima dimuka saat penjurnalan langsung dijurnal

sebagai pendapatan atau biaya dibayar dimuka dijurnal sebagai biaya

maka harus dibuat jurnal pembaliknya. Jurnal pembalik disusun pada

awal periode akuntansi baru.

F. Persamaaan Dasar Akuntansi


Pengertian persamaan dasar akuntansi adalah keseimbangan dari

dua sisi yaitu antara sisi kiri (aktiva) dan sisi kanan (pasiva), sehingga

perubahan yang timbul karena adanya transaksi keuangan dan

keseimbangannya akan selalu di pertahankan.

Persamaan Dasar Akuntansi

AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS


55

Rumus dasar ini salah satu rumus yang memiliki hubungan yang

saling berkaitan antara : Aset (Aktiva) dengan Kewajiban atau Hutang

(Liability) dan Modal (Capital).

1. Aset (Aktiva) adalah kekayaan yang di miliki oleh perusahaan yang

ditunjukan dengan nilai uang tertentu. Contoh dari aset atau aktiva

yaitu: Cash (Kas), Inventory (Persediaan), Building (Gedung) dan

Equipment (Peralatan).

2. Kewajiban (Liability) adalah jumlah hutang yang di miliki oleh

perusahaan kepada pihak luar. Contohnya : Surat hutang, hutang,

hutang obligasi

3. Modal adalah kepentingan investor atau pemilik dalam sebuah

perusahaan yang memiliki tujuan dengan memberikan atau

menyetorkan uang atau dari bentuk kekayaan yang lainnya. Modal

ini biasanya disebut dengan Ekuitas pemilik.

G. Penyajian Laporan Keuangan

Untuk mencapai tujuan dari laporan keuangan ada beberapa penyajian

yang lengkap yang terdiri dari komponen berikut ini:

1. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian adalah laporan yang berisi posisi

keuangan perusahaan meliputi aset, utang dan modal pada periode

akuntansi tertentu.

2. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif


56

Laporan Laba rugi Komprehensif yaitu laporan yang memberikan

informasi mengenai kinerja perusahaan yang menimbulkan perubahan

pada jumlah ekuitas perusahaan, yang bukan berasal dari transaksi dengan

atau kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik,. Laba rugi

komprehensif terdiri dari:

a. Laba Rugi

Laba rugi memberikan informasi mengenai pendapatan, beban, dan

laba rugi suatu perusahaan selama suatu periode tertentu . Laporan ini

memberikan informasi mengenai hasil bersih entitas, sama dengan

jumlah laba bersih yang dilaporkan dalam Laporan Laba Rugi yang

selama ini dikenal.

b. Penghasilan komprehensif lainnya

Penghasilan komprehensif lain atau biasa disebut OCI (other

comprehensive income) berisi pos-pos pendapatan dan beban yang

tidak diakui dalam laba rugi.

3. Laporan Perubahan Ekuitas Konsilidasi

Agar para pemangku kepentingan dapat mengikuti perubahan yang terjadi

atas setiap komponen ekuitas dari masa ke masa secara transparan, maka

perlu disusun laporan tersendiri dalam suatu Laporan Perubahan Ekuitas.

Laporan ini disusun dengan melakukan analisis atas kelompok akun

ekuitas serta dokumen dan catatan yang berkaitan dengan ekuitas, antara

lain keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tentang pembayaran

dividen, koreksi laba rugi tahun lalu, perubahan struktur modal, dan
57

perubahan pada komponen ekuitas lainnya, seperti penghasilan

komprehensif lain.

4. Laporan Arus Kas

Informasi tentang kas dan setara kas serta arus penerimaan dan

penggunaan dana kas dan setara kas adalah informasi yang sangat penting

dan berguna untuk dilaporkan kepada dan dipahami oleh para pemangku

kepentingan. Penyusunan laporan arus kas dapat dilakukan berdasrakan

metode langsung atau metode tak langsung. Metode langsung disusun

berdasarkan jurnal penerimaan kas dan bank, serta data pendukung

lainnya. Sedangkan metode tak langsung menyusun laporan arus kas

dengan membandingkan neraca awal dan neraca akhir, laporan laba rugi ,

serta data pendukung lainnya.

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan yaitu laporan tambahan yang berisi

informasi yang lebih rinci atas akun tertentu. Tujuannya adalah untuk

memberikan nilai yang lebih komprehensif atas laporan keuangan

perusahaan.
58

H. Kesimpulan

Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu

organisasi. Dari laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan sutu

organisasi beserta perubahan yang terjadi di dalamnya. Akuntansi dibuat

secara kualitatif dengan satuan ukuran uang. Informasi mengenai keuangan

sangat dibutuhkan khususnya oleh pihak internal ataupun

Kerangka Dasar Standar Akuntansi Keuangan atau (SAK) Indonesia berisi

dan menjelaskan konsep dasar tentang tujuan laporan keuangan, asumsi dasar,

karakteristik kualitatif laporan keuangan, definisi, pengakuan, pengukuran

unsur-unsur laporan keuangan dan konsep tentang modal serta pemeliharaan

modal. Kerangka dasar bukanlah suatu standar akuntansi, kerangka dasar

hanya menjelaskan konsep dasar dan tidak mengatur suatu permasalahan

akuntansi secara khusus dan rinci.


DAFTAR PUSTAKA

Agung R I Gusti, Audit Kinerja Pada Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat,
2018

Wahyuni T. Ersa. Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis IFRS. Jakarta:


Ikatan Akuntan Indonesia, 2016.

Kartikahadi, Hans; Uli Sinaga, Rosita; Syamsul, Merliyana; Veronica Siregar,


Sylvia dan Tri Wahyuni, Ersa. 2016. Akuntansi Keuangan berdasarka SAK
berbasis IFRS. Jakarta: Selemba Empat.

Effendi, Rizal. 2013. Accounting Principles “Prinsip-Prinsip Akuntansi Berbasis


SAK ETAP”. Jakarta

Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta

Irham, Fahmi 2015 Analisis Laporan Keuangan. Bandung : Alfabeta

62

Вам также может понравиться