Вы находитесь на странице: 1из 57

i

PENGGUNAAN MEDIA KARTON UNTUK MENINGKATKAN


PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG PELAJARAN
MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI KLANDUNGAN 1
KECAMATAN NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN
TAHUN PELAJARAN 2010/2011

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)


BIDANG STUDI EKSAKTA
UNTUK MEMENUHI TUGAS AKHIR S1 PGSD

Disusun oleh

SRI NGATINI
NIM. 818885352

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ – UT SURAKARTA
2011
ii

HALAMAN PENGESAHAN

Nama Mahasiswa : SRI NGATINI


NIM : 818885352
Program Studi : S1 PGSD
Tempat Mengajar : SDN Klandungan 1
Jumlah Pembelajaran : 2 siklus
Tanggal Pelaksanaan : Siklus I dilaksanakan tanggal 19 April 2011
Siklus II dilaksanakan tanggal 21 April 2011
Judul : Penggunaan Media Karton untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Bangun Ruang Pelajaran
Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Klandungan 1
Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran
2010/2011

Sragen, 20 Mei 2011


Mengetahui
Tutor Pembimbing Mahasiswa

MUHAMMAD ZAELANI, S.Pd SRI NGATINI


818885352
iii

ABSTRAKSI

SRI NGATINI, 2011, Penggunaan Media Karton untuk Meningkatkan


Pemahaman Konsep Bangun Ruang Pelajaran Matematika Siswa Kelas IV SD
Negeri Klandungan 1 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran
2010/2011.
Peningkatan kemampuan profesional guru dan peningkatan kualitas
pembelajaran merupakan usaha yang terus-menerus dan berkesinambungan dalam
rangka meningkatkan kecerdasan bangsa. Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan
sebagai salah satu usaha untuk mencapai peningkatan tersebut.
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN Klandungan 1 Kecamatan
Ngrampal Kabupaten Sragen. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan
media karton dalam pembelajaran konsep bangun ruang pelajaran Matematika.
Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui manfaat media karton dalam
meningkatkan minat dan hasil belajar Matematika siswa kelas IV.
Penelitian Tindakan Kelas ini menghasilkan 3 hal, yaitu: Peningkatan minat
belajar siswa; peningkatan pemahaman konsep bangun ruang dan Peningkatan
prestasi belajar Matematika.

Kata-kata kunci: Media, Karton, Prestasi, Peningkatan, Pembelajaran, Minat dan


Pemahaman.
iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian
dan penyusunan Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional ini dengan judul
“Penggunaan Media Karton untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun
Ruang Pelajaran Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Klandungan 1
Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011” dengan
baik dan lancar.
Selanjutnya penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada:
1. Bp. Mohammad Zaelani, S.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
memberikan pengarahan dan bimbingan hingga penulis bisa mengikuti
pembelajaran, melaksanakan penelitian dan menyusun laporan ini dengan
baik.
2. Bp. Yatmanto, S.Pd., selaku supervisor yang telah berkenan membantu
terselesaikannya penelitian dan penyusunan laporan ini.
3. Bp. Agus Sunarko, S.Pd., selaku kepala SDN Klandungan 1 yang telah
berkenan membantu terlaksananya penelitian dan penyusunan laporan dengan
baik dan lancar.
4. Bp/Ibu guru SDN Klandungan 1 semuanya yang telah memberikan dorongan
dan masukan demi terselesaikannya laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu saran dan masukan yang bersifat membangun sangat penulis nantikan
demi lebih sempurnanya laporan ini.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi para guru dan pembaca khususnya
serta dunia pendidikan dasar pada umumnya. Terimakasih.

Sragen, Mei 2011


Penulis
v

DAFTAR ISI

Hal
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
ABSTRAKSI ................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii
DAFTAR GRAFIK ....................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian........................................................................... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 6
A. Pendidikan di Sekolah Dasar........................................................... 6
1. Definisi Pendidikan Sekolah Dasar ............................................. 6
2. Tujuan Pendidikan Sekolah Dasar ............................................... 7
B. Penelitian Tindakan Kelas ............................................................... 8
1. Pengertian PTK ........................................................................... 8
2. Prinsip-prinsip PTK ..................................................................... 9
3. Manfaat PTK ............................................................................... 9
C. Matematika ...................................................................................... 10
1. Landasan Pembelajaran Matematika Berdasarkan KBK ............. 10
2. Pelaksanaan Pembelajaran Matematika yang Konstruktivistik ... 12
3. Media dalam Pembelajaran Matematika SD ............................... 12
4. Bahan Manipulatif dalam pembelajaran Matematika SD............ 13
D. Media Karton dalam Pembelajaran Matematika ............................. 13
BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN ................................................... 15
A. Obyek Tindakan ............................................................................. 15
vi

B. Data dan Metode Pengumpulan Data ............................................. 15


C. Prosedur Pelaksanaan ..................................................................... 16
1. Siklus I ........................................................................................ 16
2. Siklus II ....................................................................................... 17
D. Analisa Data ................................................................................... 17
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 19
A. Temuan dan Pengolahan Data ........................................................ 19
1. Pra Siklus ..................................................................................... 19
2. Siklus I ......................................................................................... 20
3. Siklus II........................................................................................ 21
4. Perbandingan Prestasi antar Siklus .............................................. 22
B. Pembahasan dan Refleksi ............................................................... 24
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 27
A. Kesimpulan .................................................................................... 27
B. Saran-saran ..................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii

DAFTAR TABEL

Hal
TABEL 4.1: Daftar Nilai Matematika Kelas IV pra siklus ............................ 19
TABEL 4.2: Profil Kelas IV Pembelajaran Matematika Siklus I .................. 20
TABEL 4.3: Daftar Nilai Matematika Kelas IV Siklus I ............................... 20
TABEL 4.4: Profil Kelas IV Pembelajaran Matematika Siklus II ................. 21
TABEL 4.5: Daftar Nilai Matematika Kelas IV Siklus II.............................. 22
TABEL 4.6: Perbandingan Nilai Matematika Kelas IV ................................ 22
viii

DAFTAR GRAFIK

Hal
GRAFIK 4.1: Perolehan Nilai Matematika Kelas IV .................................... 19
GRAFIK 4.2: Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Kelas IV ............... 19
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, hampir setiap orang menggunakan ilmu
Matematika meski dalam tingkatan yang paling sederhana, yaitu berhitung
untuk menyelesaikan persoalan keseharian yang dihadapinya.
Tahapan paling sederhana dalam Matematika yang disebut ilmu
berhitung, merupakan suatu alat penting bagi manusia untuk memecahkan
persoalan kehidupannya sehari-hari. Hampir setiap hari, hampir setiap
manusia melakukan penghitungan, penjumlahan, pengurangan, pembagian dan
perkalian. Oleh karena itu, seperti dikemukakan oleh Nasution (2007: 204)
bahwa matematika merupakan alat untuk berpikir ilmiah. Karena dalam
Matematika dibutuhkan kemampuan berlogika, berpikir sistematis dan logis.
Kebenaran dalam perhitungan matematika bisa diuji kepastian dan
ketetapannya.
Sebagai pengetahuan Matematika mempunyai ciri-ciri khusus antara
lain: abstrak, deduktif, konsisten, hierarkis dan logis. Menurut Soejadi (dalam
Muhsetyo, 2009; 1.2) keabstrakan matematika dikarenakan obyek dasarnya
abstrak, yaitu fakta, konsep, operasi dan prinsip. Ciri keabstrakan Matematika
beserta ciri lainnya yang tidak sederhana, menyebabkan matematika bagi
sebagian orang merupakan ilmu yang tidak mudah untuk dipelajari. Apalagi
pada tahap lanjutan tingkat ilmu Matematika setelah tahap berhitung dasar,
para peserta belajar akan dihadapkan pada tingkat kesulitan dan kerumitan
yang lebih tinggi. Kondisi ini menjadikan banyak siswa yang kurang tertarik
dengan matematika, bahkan ada sebagian yang sampai membenci matematika.
Akan tetapi ketidaktertarikan anak atau bahkan ketakutan anak terhadap
Matematika sebenarnya bisa dihilangkan. Ketertarikan dan kesukaan anak
terhadap pelajaran Matematika bisa ditumbuhkan sejak dini. Masa-masa usia
pra sekolah hingga sekolah dasar merupakan masa penting untuk
menumbuhkan kesukaan anak terhadap Matematika. Pada masa anak belajar

1
2

di Sekolah Dasar selain sudah memiliki kemampuan berlogika yang lebih baik
dibanding usia pra sekolah, pada kurikulum sekolah dasar, Matematika
menjadi salah satu pelajaran terpenting. Pada masa di sekolah dasar siswa mau
tidak mau, suka atau tidak suka, harus menempuh pelajar Matematika.
Ketidaktertarikan dan ketakutan siswa terhadap matematika akan
mengakibatkan kegagalan dalam belajar matematika. Kegagalan belajar
matematika akan menjadikan siswa tidak cakap dalam bermatematika. Kondisi
ini akan sangat tidak baik bagi pendidikan siswa tersebut selanjutnya.
Sebaliknya kesukaan dan minat yang tinggi untuk belajar Matematika sejak
dini akan membuat siswa terus-menerus tertantang untuk mempelajarinya.
Semangat dan minat belajar Matematika yang tinggi ini akan membuat siswa
menguasai ilmu Matematika dengan lebih baik. Bekal dasar ilmu Matematika
yang baik sejak sekolah dasar akan menjadi landasan kuat bagi pembelajaran
siswa di tingkatan yang lebih tinggi.
Ketertarikan dan minat anak untuk belajar Matematika bisa ditumbuhkan
dengan efektif sejak usia Sekolah Dasar. Untuk membangkitkan rasa suka dan
minat siswa terhadap Matematika bisa dilakukan dengan pemberian motivasi
yang konsisten dan berkelanjutan. Selain itu minat anak untuk belajar
matematika bisa ditumbuhkan dengan cara penyajian yang menarik dan
menyenangkan bagi anak didik. Penyajian yang menarik dan menyenangkan
berarti menuntut pelaksanaan pembelajaran dengan model dan strategi tertentu
yang bisa membuat anak merasa senang dan tidak sulit dalam mempelajari
Matematika. Ini merupakan sebuah tantangan bagi pendidikan matematika
untuk mencari dan memilih model pembelajaran yang menarik, mudah
dipahami siswa, menggugah semangat belajar, menantang untuk terlibat dan
pada akhirnya menjadikan siswa cerdas bermatematika (Muhsetyo, 2009:1.7).
Pencarian dan pemilihan model pembelajaran matematika perlu
berorientasi pada perkembangan terakhir di dunia, dengan terus berusaha
memperpendek kesenjangan antara kemajuan ilmu di Negara-negara lain
dengan kondisi keilmuan di Indonesia.
3

Model pembelajaran matematika yang berkembang didasarkan pada


teori-teori belajar. Hakikat teori-teori belajar yang sesuai dengan pembelajaran
matematika perlu dipahami dengan sungguh-sungguh sehingga tidak keliru
dalam menerapkannya. Teori-teori belajar ini menjadi tidak berguna jika
makna dari konsep-konsep yang dikembangkan tidak dipahami dengan baik.
Akan tetapi pemahaman konsep yang cukup baik tidak akan
menghasilkan pembelajaran matematika yang menarik, menyenangkan,
memotivasi siswa dan mencerdaskan siswa jika tidak dapat diiterpretasikan
dalam bentuk strategi-strategi spesifik yang disesuaikan dengan kondisi unik
dari setiap kelas. Guru dituntut untuk dapat menemukan dan memilih strategi
serta media yang akan digunakan dalam upaya menciptakan pembelajaran
matematika yang menarik, menyenangkan dan mencerdaskan. Ketidak-
mampuan atau keengganan mencari strategi dan media yang tepat akan
berakibat pada kegagalan pencapaian tujuan pembelajaran matematika.
Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan yang terjadi di kelas IV
SDNKlandungan 1, tempat penulis mengajar. Pembelajaran matematika di
kelas tersebut biasa disampaikan dengan ceramah konservatif dengan guru
sebagai pusatnya. Dalam proses pembelajaran seperti ini tidak terjadi
komunikasi timbal balik, guru mendominasi kelas, sedangkan siswa hanya
sebagai pendengar dan penonton. Proses pembelajaran ini tidak berhasil
mencerdaskan anak. Kondisi ini tercermin pada rendahnya minat siswa untuk
belajar matematika dan dari pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru
ternyata sebagian besar tidak bisa dijawab siswa dengan benar, bahkan
sekedar menjawab saja banyak siswa yang tidak melakukannya.
Berkaitan dengan kondisi tersebut, sebagai guru kelas, peneliti dengan
bantuan teman sejawat memikirkan dan mencari strategi serta pemanfaatan
media yang dipandang bisa memperbaiki pembelajaran, yaitu media kartu
bilangan. Untuk itu penulis melaksanakan penelitian tindakan kelas dan
menyusun laporan dengan judul “Penggunaan Media Karton untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang Pelajaran Matematika
4

Siswa Kelas IV SD Negeri Klandungan 1 Kecamatan Ngrampal Kabupaten


Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011”.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus Penelitian Tindakan Kelas.
Catatan dan data yang diperoleh selama penelitian dan hasil penelitian disusun
dalam sebuah Laporan Penelitian Tindakan Kelas.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang termuat dalam latar belakang di
atas, penulis mengemukakan permasalahan dalam penelitian ini sebagai
berikut:
1. Apakah penggunaan media karton dapat meningkatkan minat siswa kelas
IV untuk belajar matematika?
2. Apakah penggunaan media karton dapat meningkatkan pemahaman
konsep bangun ruang pelajaran matematika siswa siswa kelas IV?
3. Apakah penggunaan media karton dapat meningkatkan prestasi belajar
matematika siswa kelas IV?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas dua siklus ini bertujuan:
1. Ingin mengetahui apakah penggunaan media karton dapat meningkatkan
minat siswa kelas IV untuk belajar matematika.
2. Ingin mengetahui apakah penggunaan media karton dapat meningkatkan
pemahaman konsep bangun ruang pelajaran matematika siswa siswa kelas
IV.
3. Ingin mengetahui apakah penggunaan media karton dapat meningkatkan
prestasi belajar matematika siswa kelas IV.

D. Manfaat
Hasil penelitian yang termuat dalam laporan ini sangat bermanfaat bagi
penulis dalam upaya meningkatkan kemampuan profesionalnya sebagai guru
5

Sekolah Dasar. Selain itu penelitian ini juga diharapan dapat memberikan
manfaat bagi:
1. Pembaca/Para Guru
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh para guru sebagai tambahan
pengetahuan dan referensi untuk mengembangkan kemampuan
profesionalnya dalam mengajar baik dalam pembelajaran matematika
maupun pembelajaran lainnya. Sedangkan bagi pembaca lainnya,
penelitian ini dapat dijadikan tambahan pengetahuan yang akan
memperluas wawasan pengetahuan tentang pendidikan, khususnya
pendidikan di sekolah dasar.
2. Peneliti lain
Penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi dalam
melakukan PTK selanjutnya atau penelitian pendidikan lainnya.
3. Siswa
Bagi siswa Sekolah Dasar, hasil penelitian ini menginformasikan bahwa
pelajaran matematika sebenarnya bukanlah pelajaran yang menakutkan
dan sulit. Tetapi merupakan pelajaran yang menyenangkan dan cukup
mudah untuk dipelajari.
6

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pendidikan di Sekolah Dasar


1. Definisi Pendidikan Sekolah Dasar
Pengertian pendidikan yang sangat umum dikemukakan oleh
Driyarkara (dalam Suciati, 2007: 27) yang menyatakan bahwa pendidikan
adalah upaya memanusiakan manusia muda. Pengangkatan manusia muda
ke taraf insan harus diwujudkan di dalam seluruh proses atau upaya
pendidikan.
Sedangkan menurut Tilaar (1999: 28) hakikat pendidikan adalah
suatu proses menumbuh kembangkan eksistensi peserta didik yang
memasyarakat, membudaya, dalam tata kehidupan yang berdimensi lokal,
nasional dan internasional.
Rumusan hakikat pendidikan di atas memiliki komponen-komponen
sebagai berikut:
a. Pendidikan merupakan proses berkesinambungan. Proses pendidikan
mengimplikasikan bahwa peserta didik memiliki kemampuan-
kemampuan yang immanent (tetap ada) sebagai makhluk sosial, dan
juga mengimplikasikan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang
tidak pernah selesai.
b. Proses pendidikan berarti menumbuhkembangkan eksistensi manusia.
Artinya bahwa keberadaan manusia adalah suatu keberadaan interaktif.
Interaksi manusia ini tidak saja dengan sesamanya, tetapi juga dengan
alam, ide, dan dengan Tuhannya.
c. Eksistensi manusia yang memasyarakat. Proses pendidikan adalah
proses mewujudkan eksistensi manusia yang memasyarakat. Dalam
proses ini terjadi internalisasi nilai-nilai, pembaruan dan revitalisasi
(penyegaran) moral.
d. Proses bermasyarakat dan membudaya mempunyai dimensi waktu dan
ruang. Proses tersebut dapat menembus dimensi masa lalu, kini dan

6
7

masa depan. Selain itu berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan


teknologi komunikasi, proses pendidikan juga dapat menembus
dimensi lokal, nasional, regional dan global.
Uraian di atas mengisyaratkan bahwa mendidik berarti bertindak
secara sadar bertujuan untuk mempengaruhi perkembangan peserta didik
sebagai pribadi dalam kesatuan sistem sosiobudaya, di mana ia hidup.
Itulah sebabnya setiap pendidik harus memiliki kemampuan
mempengaruhi peserta didik. Sumber kemampuan ini adalah kemampuan
dan keterampilan yang dimiliki serta karakteristik pribadinya.
Pengaruh apa yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik agar
mencapai tujuan tertentu, bukan merupakan tujuan teknis belaka,
melainkan juga merupakan pilihan moral. Pendidik sudah pasti harus
memilih apa yang “terbaik” bagi kehidupan peserta didik saat ini dan masa
depan.
Dengan asumsi di manapun pendidikan akan berhadapan dengan
individu manusia yang sedang berkembang, Sunaryo Kartadinata (1996:
89) mengemukakan pengertian pendidikan dalam rumusan yang cukup
sederhana tetapi penuh makna, yaitu: pendidikan adalah proses membawa
manusia dari apa adanya kepada bagaimana seharusnya.
2. Tujuan Pendidikan Sekolah Dasar
Tujuan pendidikan di Sekolah Dasar mencakup pembentukan dasar
kepribadian siswa sebagai manusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan
tingkat perkembangan dirinya; pembinaan pemahaman dasar dan seluk-
beluk ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai landasan untuk belajar dan
jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan hidup dalam masyarakat.
Ini berarti bahwa selesainya mengikuti pendidikan di Sekolah Dasar
(SD) oleh peserta didik bukan tujuan terminimal melainkan merupakan
tujuan transisional atau tujuan yang bersifat sementara. Karena setelah
menamatkan pendidikan SD, seorang peserta didik harus didorong oleh
semua pihak untuk dapat melanjutkan belajar ke Sekolah Lanjutan Tingkat
8

Pertama (SLTP) atau yang sederajat hingga tamat dalam rangka


pelaksanaan wajib belajar 9 tahun.
Selanjutnya perlu diingat bahwa tamatan SLTP pun hanya
merupakan tujuan minimal, sebab pada gilirannya setiap peserta didik
perlu terus didorong untuk dapat melanjutkan kegiatan belajar ke jenjang
menengah, dan bahkan sampai ke jenjang pendidikan tinggi sesuai dengan
potensi dan kesempatan yang dimilikinya. Setelah menamatkan
pendidikan tinggi, pserta didik harus didorong untuk terus belajar
sepanjang hayat (Mikarsa, 2009: 1.13).
Sebagaimana ditetapkan dalam pasal 13 Undang-undang No. 2
Tahun 1999 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu Pendidikan Dasar
diselengggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta
memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk
hidup di dalam masyarakat serta mempersiapka peserta didik untuk
memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah.
Berkaitan dengan tujuan operasional pendidikan SD, dinyatakan
dalam Kurikulum Pendidikan Dasar, yaitu memberi bekal kemampuan
dasar membaca, menulis dan berhitung, pengetahuan dan keterampilan
dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat
perkembangannya serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti
pendidikan di SLTP.

B. Penelitian Tindakan Kelas


1. Pengertian PTK
Menurut Wardani (2007: 1.4) Penelitian tindakan kelas adalah
tindakan penelitian yang dilakukan dikelas. Penelitian tindakan kelas
adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri
melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai
guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.
Sedangkan Zainal Aqib (2007: 12) menjelaskan pengertian PTK
adalah; (a) Penelitian – kegiatan mencermati suatu obyek, menggunakan
9

aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang


bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat
dan penting bagi peneliti; (b) Tindakan – sesuatu gerak kegiatamn yang
sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini
berbentuk rangkaian siklus kegiatan; dan (c) Kelas – sekelompok siswa
yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang
guru.
2. Prinsip-prinsip PTK
Hopkins (dalam Aqib, 2007: 17) mengatakan ada 6 prinsip dalam
PTK, yaitu: (1) Pekerjaan guru adalah mengajar, dan apa pun metode PTK
yang diterapkan seyogianya tidak mengganggu komitmennya sebagai
pengajar; (2) Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut
waktu yang berlebihan, sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran;
(3) Metodologi yang digunakan harus reliable, sehingga memungkinkan
guru mengidentifikasi dan merumuskan hipotesis secara meyakinkan,
mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya,
serta memperoleh data yang dapat digunakan untuk menjawab hipotesis
yang dikemukakan; (4) Masalah program yang diusahakan oleh guru
seharusnya merupakan masalah yang cukup merisaukan dan bertolak dari
tanggung jawab professional; (5) Dalam menyelenggarakan PTK, guru
harus selalu bersikap konsisten menaruh perhatian kepedulian tinggi
terhadap proses dan prosedur yang berkaiotan dengan pekerjaannya; dan
(6) Dalam pelaksanaan PTK semaksimal mungkin harus digunakan
classroom excerding perspective, dalam arti permasalahan tidak terlihat
terbatas dalam konteks kelas dan atau mata pelajaran tertentu, melainkan
perspektif misi sekolah secara keseluruhan.
3. Manfaat PTK
Penelitian tindakan kelas (PTK) mempunyai manfaat yang cukup
penting, baik bagi guru, siswa maupun sekolah (Wardani, 2006: 1.16).
a. Manfaat bagi guru
10

PTK dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki pembelajaran


yang dikelolanya karena memang sasaran akhir adalah perbaikan
pembelajaran. Dengan demikian kemampuan profesionalnya
meningkat.
b. Manfaat bagi pembelajaran/siswa
Proses pebelajaran semakin efektif dan efisien. Siswa mengalami
proses pembelajaran yang lebih baik dan mempermudah dalam
menguasai materi.
c. Manfaat bagi sekolah
Sekolah yang para gurunya terampil melaksanakan PTK berarti
terampil dalam mengembangkan kemampuan, sehingga kegiatan dan
proses pencapaian tujuan sekolah menjadi lebih mudah dicapai.

C. Matematika
Ilmu matematika merupakan ilmu yang paling tua. Ilmu matematika ada
bersama dengan adanya manusia. Matematika yang dalam tahapan paling
sederhana disebut ilmu berhitung, merupakan suatu alat penting bagi manusia
untuk memecahkan persoalan kehidupannya sehari-hari. Matematika
merupakan alat untuk berpikir ilmiah. Karena dalam matematika dibutuhkan
kemampuan berlogika, berpikir sistematis dan logis (Nasution, 2007: 204).
1. Landasan Pembelajaran Matematika Berdasarkan KBK
Guru yang professional dan kompeten mempunyai wawasan
landasan yang dapat dipakai dalam perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran matematika. Teori-teori yang berpengarauh dalam
pengembangan dan perbaikan pembelajaran matematika antara lain:
a. Teori Thorndike
Teori ini disebut teori penyerapan, yaitu teori yang memandang peserta
didik sseperti selembar kertas putih, penerima pengetahuan yang siap
menerima pengetahuan secara pasif.
11

b. Teori Ausubel
Teori makna ini mengemukakan pentingnya kebermaknaan
pembelajaran akan membuat pembelajaran lebih bermanfaat, dan akan
mudah dipahami dan diingat oleh peserta didik.
c. Teori Jean Piaget
Teori ini merekomendasikan perlunya pengamatan terhadap tingkat
perkembangan intelektual anak sebelum suatu bahjan matematika
diberikan.
d. Teori Vygotsky
Teori ini berusaha mengembangkan smodel konstruktivistik belajar
mandiri piaget menjadi belajar kelompok. Melalui teori ini peserta
didik dapat memperoleh pengetahuan melalui kegiatan yang beraneka
ragam dengan guru sebagai fasilitator.
e. Teori Jerome Bruner
Teori ini berkaitan dengan perkembangan mental, yaitu kemampuan
mental anak berkembang secara bertahap mulai dari sederhana ke yang
rumit, mulai dari yang mudah ke yang sulit dan mulai dari yang
nyata/kongkret ke yang abstrak.
f. Pemecahan massalah (George Polya)
Pemecahan masalah merupakan realisasi dari keinginan meningkatkan
pembelajaran matematika sehingga peserta didik mempunyai
pandangan atau wawasan yang luas dan mendalam ketika menghadapi
masalah.
g. Teori Van Hiele
Teori ini menyatakan bahwa eksistensi dari lima tingkata yang berbeda
tentang pemikiran geometric, yaitu visualisasi, analisis, informal,
deduksi dan nigor.
h. RME (Realistic Mathematics Education)
Teori ini dimaksudkan untuk memulai pembelajaran matematika
dengan cara mengaitkannya denga situasi dunia nyata di sekitar siswa.
12

i. Peta konsep
Peta konsep merupakan kebermaknaan yang ditunjukkan dengan bagan
atau peta sehingga hubungan antar konsep menjadi jelas dan
keseluruhan konsep teridentifikasi.
2. Pelaksanaan Pembelajaran Matematika yang Konstruktivistik
Proses pembelajaran untuk mendapatkan kompetensi perlu
mendapatkan penanganan sungguh-sungguh dari guru, karena guru benar-
benar secara sadar bersedia membuat persiapan dan bekerja lebih
interaktif. Sebagai pembelajaran yang reltif berbeda dari sebelumnya, guru
dituntut lebih kreatif dan responsif untuk merencanakan pembelajaran
berbasis kompetensi dari topik-topik smatematika di dalam kurikulum
sekolah.
Keuntungan utama dari penerapan pembelajaran berbasis kompetensi
bagi siswa adalah keawetan ingatan (lebih teringat) dan kecerdasan
intelektual (meningkat) karena terlatih melihat sesuatu secara menyeluruh
dengan memperhatikan berbagai aspek. Kemampuan individual dan kerja
sama juga meningkat karena kegiatan pembelajaran diarahkan tidak selalu
klasikal, dan kerja kelompok mendapat pehatian.
3. Media dalam Pembelajaran Matematika SD
Banyak media di sekitar kita yang dapat digunakan dalam
pembelajaran matematika. Dari begitu banyaknya media yang ada, guru
perlu memilih media yang sesuai berdasarkan karakteristik audiens/siswa,
karakteristik materi/bahan matematika, ketersediaan media, biaya yang
tersedia, serta kemampuan mengoperaasikan alat (termasuk ketersediaan
operator) keterbatasan-keterbatasan dalam memilih sesuai kreteria perlu
diperhatikan sehingga tidak terjadi usaha untuk memaksakan keinginan
yang pada akhirnya juga akan merugikan banyak hal dan banyak pihak
(waktu, biaya dan tenaga). Perlu juga diperhatikan bahwa masing-masing
media tentu mempunyai dampak negatif disamping dampak positif.
Sehingga pertimbangan dalam penggunaan media menjadi lebih
mendalam.
13

4. Bahan Manipulatif dalam Pembelajaran Matematika SD


Bahan manipulatif dapat digunakan untuk menanamkan pemahaman
konsep matematika atau untuk mengidentifikasi pengamatan. Bahan-bahan
manipulatif dapat dikreasikan sendiri oleh guru sesuai dengan meteri yang
akan diajarkan. Bahan-bahan tersebut dapat dibuat dari benda –benda yang
banyak terdapat disekiar kita.
Bahan manipulatif pada hakikatnya membantu guru mengajar
sehingga siswa mudah menerima konsep matematika yang diberikan. Satu
topik matematika bisa jadi dapat dibantu oleh dua macam atau lebih bahan
manipulatif yang semuanya cocok.
Barang atau benda yang ada di sekitar kita yang dapat dibuat untuk
bahan manipulaitf antara lain; karton, kertas, plastic, kayu, lidi, papan,
atau bahkan bahan-bahan yang sudah jadi misalnya, bola tenis (bekas) atau
bola plastik, kemasan plastik bola tenis (untuk model tabung/silinder),
berbagai macam kotak, kertas/karton (untuk model kubus dan balok) atau
mainan dari plastik yang tersedia dan berupa bangun geometri ruang.

D. Media Karton dalam Pembelajaran Matematika


Karton adalah bahan yang sangat mudah didapat karna selain banyak
dijual ditoko-toko sekitar tempat tinggal, karton banyak digunakan dalam
berbagai kemasan produk kebutuhan sehari-hari. Jadi keberadaan karton
sangat dekat dengan para siswa. Bahkan seringkali para siswa sekolah dasar
menggunakan karton sebagai alat permainan, bahan membuat mainan atau
bahan membuat prakarya di sekolah.
Selain untuk hal-hal tersebut di atas, karton bisa dirancang sebagai
sebuah media yang efektif dan efisien dalam sebuah proses pembelajaran.
Seperti pembelajaran matematika dengan sub bahasan bangun ruang, media
karton sangat cocok dengan kebutuhan peragaan dan memperjelas
pemahaman.
14

Pemilihan media karton pada pembelajaran konsep bangun ruang ini


didasarkan selain karton murah dan mudah didapat juga karena karakteristik
karton itu sendiri. Karton merupakan kertas agak tebal sehingga cukup kuat
untuk membertahankan sebuah bentuk yang diinginkan, mudah dibentuk atau
dipotong sesuai keinginan dan ditekuk atau dilipat simetris. Karakter seperti
ini akan membuat karton sangat cocok untuk membuat replika atau bentuk
kotak, balok, kubus atau bangun ruang teratur lainnya. Sehingga dengan media
karton ini pembelajaran konsep bangun Ruang akan lebih menarik dan mudah
menghasilkan pemahaman bagi para siswa.
15

BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN

Penelitian perbaikan pembelajaran dilaksanakan dua siklus di kelas IV SD


Negeri Klandungan 1 Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen. Siklus pertama
dilaksanakan pada 19 April 2011 dan siklus kedua pada 21 April 2011.

A. Obyek Tindakan
Obyek tindakan dalam penelitian ini adalah peserta dan proses belajar
mengajar matematika di kelas IV SD Negeri Klandungan 1 yang meliputi:
1. Kurang berminatnya siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika
2. Rendahnya prestasi belajar matematika.

B. Data dan Metode Pengumpulan Data


Data yang didapat dan diolah dalam penelitian ini berupa informasi
mengenai peran aktif, sikap, respon, kreatifitas siswa dalam mengikuti
pembelajaran, prestasi hasil belajar siswa dan penyampaian materi oleh guru
Data penelitian diperoleh melalui observasi proses pembelajaran dan review
hasil belajar. Observasi proses pembelajaran dilakukan terhadap siswa, guru
dan proses penyampaian materi. Observasi dilakukan oleh peneliti yang
sekaligus berperan sebagai guru dalam proses pembelajaran tersebut. Selain
observasi yang dilakukan oleh guru sambil mengajar, observasi lain dilakukan
oleh teman sejawat yang sengaja diperbantukan untuk ikut mengamati
keseluruhan yang terlibat dalam pembelajaran dan proses pembelajaran itu
sendiri termasuk guru dan cara mengajarnya.
Hasil pengamatan teman sejawat sangat berguna sebagai referensi dalam
melakukan refleksi dan evaluasi untuk menyimpulkan hasil maupun untuk
menyusun perbaikan pembelajaran selanjutnya.

15
16

C. Prosedur Pelaksanaan
Siklus I
1. Perencanaan
Peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan baik materi,
sumber bahan maupun media dan strategi yang akan digunakan.
2. Pelaksanaan.
a. Kegiatan awal (Pemberian motivasi dan pengkondisian siswa untuk
menerima materi)
b. Kegiatan inti (Penyampaian materi)
c. Kegiatan akhir (evaluasi)
3. Pengamatan dan Penilaian
Pengamatan dalam penelitian ini dilakukan oleh dua orang. Pertama
penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang sekaligus guru dalam
pembelajaran tersebut dan kedua, pengamatan yang dilakukan oleh teman
sejawat. Guru mengamati peran aktif dan minat belajar yang ditampakkan
oleh siswa dan mengamati hasil belajar siswa. Sedangkan teman sejawat
mengamati pelaksanaan secara keseluruhan termasuk peran guru dan
proses pembelajaran itu sendiri.
Penilaian dilakukan oleh peneliti untuk menilai hasil pengerjaan soal
oleh para siswa dan penilaian yang diberikan oleh teman sejawat terhadap
prooses pembelajaran termasuk di dalamnya panyampaian materi oleh
guru.
Dari hasil pengerjaan siswa didapatkan data berupa nilai angka yang
diambil berdasarkan jumlah jawaban yang benar. Nilai ini digunakan
sebagai bahan penilaian prestasi belajar para siswa. Hasil penilaian ini
menjadi dasar penyimpulan tingkat keberhasilan perbaikan pembelajaran
pada siklus pertama. Pemberian nilai dihitung dengan rumus:

Nilai : x 100
17

Rumus tersebut juga digunakan untuk menghitung tingkat


penguasaan materi pada pra siklus dan siklus II.
4. Refleksi
Pada tahap ini, peneliti, teman sejawat dan supervisor berdiskusi
membahas pelaksanaan penelitian dan hasil kerja siswa. Dari diskusi dan
review hasil kerja siswa diketahui tingkat keberhasilan penelitian siklus
pertama dan dasar untuk menyusun perencanaan siklus kedua.

Siklus II
Secara garis besar prosedur pelaksanaan perbaikan pada siklus kedua
tidak berbeda dari prosedur pelaksanaan pada siklus pertama. Dari hasil
refleksi siklus pertama didapatkan informasi perbaikan pada tahap persiapan
dan pelaksanaan.
1. Persiapan
Persiapan yang dilakukan pada siklus kedua berdasarkan hasil yang belum
maksimal pada siklus pertama. Media karton yang akan digunakan dibuat
dalam bentuk lebih bervariasi dan lebih banyak. Hal ini dimaksudkan
untuk lebih mengugah minat dan membangkitkan kreatifitas berpikir
siswa.
2. Pelaksanaan
Setiap tahapan mendapatkan intensitas perhatian yang lebih tinggi
dibanding pada pelaksanaan siklus I dengan memastikan semua siswa
terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
3. Penilaian (dilaksanakan seperti pada siklus pertama)
4. Refleksi
Dilakukan terhadap keseluruhan proses perbaikan pembelajaran. (siklus
pertama dan kedua).

D. Analisa Data
Data dianalisa bersama dengan teman sejawat dengan menerapkan
model alur, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
18

Dalam proses analisa ini data disajikan berurutan, selanjutnya


dibandingkan antar data pada setiap tahapan dengan standar keberhasilan yang
digunakan. Dari pembandingan tersebut akan diketahui tingkat keberhasilan
penelitian berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan.
19

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menyajikan temuan yang diperoleh selama penelitian yang berupa
(a) Temuan yang terdiri dari profil kelas selama proses pembelajaran berlangsung,
nilai penguasaan materi siswa dan pengolahannya mulai dari pra siklus, siklus 1
dan siklus 2; perbandingan antar siklus; grafik perolehan nilai; (b) Pembahasan.

A. Temuan dan Pengolahan Data


1. Pra Siklus
a. Profil Kelas
Kondisi kelas sebelum penelitian dilakukan dapat dikatakan kurang
ideal. Hal ini bisa dilihat dari cukup banyaknya siswa yang kurang
memperhatikan penyampaian materi, sebagian siswa Nampak
mengalami kejenuhan.
b. Pencapaian Nilai
(nilai rata-rata tiap siswa yang diambil dari dua kali ulangan terakhir)
Tabel 4.1: Daftar Nilai Matematika Kelas IV Pra Siklus
NO NAMA NILAI
1 Alifia Damayanti 70
2 Tri Kristianto 40
3 Wiwin Wulandari 70
4 Astuti Wijayanti 40
5 Devi Rahmaniar 70
6 Eko Sumarsono 50
7 Triyono Kuncoro 70
8 Galih Prisca L 50
9 Mey Sulistyani 60
10 Ibrahim Sundariyanto 40
11 Febrian A 60
12 Rian Ferdianto 75
13 Siti Fatimah 70
14 I Puji Astuti 50
15 Kukuh Wardoyo 60
JUMLAH 875
RATA-RATA 58,33

19
20

Keterangan tabel
Siswa yang mendapat nilai 40 sebanyak 3 anak (20%)
Siswa yang mendapat nilai 50 sebanyak 3 anak (20%)
Siswa yang mendapat nilai 60 sebanyak 3 anak (20%)
Siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 5 anak (33,33%)
Siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 1 anak (6,66%)

2. Siklus I
a. Profil kelas
Suasana kelas selama proses pembelajaran siklus I menunjukkan
adanya perkembangan dari sebelumnya. Kondisi kelas selama proses
berlangsung dapat dilihat pada tabel barikut:
Tabel 4.2: Profil Kelas IV Pembelajaran Matematika Siklus I
NO DESKRIPSI SIKAP SISWA
1 Kurang memperhatikan penyampaian materi 3 anak
pembelajaran
2 Diam memperhatikan namun tidak menunjuk- 3 anak
kan sikap peran aktif
3 Memperhatikan dan aktif mengikuti proses 9 anak
pembelajaran

b. Pencapaian nilai
Pada akhir pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran siklus I,
diadakan tes penguasaan materi. Dari tes tersebut didapatkan nilai
masing-masing siswa sebagai berikut:
Tabel 4.3: Daftar Nilai Pelajaran Matematika Kelas IV Siklus I
NO NAMA NILAI
1 Alifia Damayanti 80
2 Tri Kristianto 60
3 Wiwin Wulandari 70
4 Astuti Wijayanti 50
5 Devi Rahmaniar 80
6 Eko Sumarsono 60
7 Triyono Kuncoro 80
21

8 Galih Prisca L 70
9 Mey Sulistyani 70
10 Ibrahim Sundariyanto 60
11 Febrian A 70
12 Rian Ferdianto 90
13 Siti Fatimah 80
14 I Puji Astuti 60
15 Kukuh Wardoyo 70
JUMLAH 1050
RATA-RATA 70

Keterangan:
Siswa yang mendapat nilai 50 sebanyak 1 anak (6,66%)
Siswa yang mendapat nilai 60 sebanyak 4 anak (26,66%)
Siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 5 anak(33,33%)
Siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 4 anak (26,66%)
Siswa yang mendapat nilai 90 sebanyak 1 anak (6,66%)

3. Siklus II
a. Profil kelas
Tabel 44: Profil Kelas IV Pembelajaran Matematika Siklus II
NO DESKRIPSI SIKAP SISWA
1 Kurang memperhatikan penyampaian materi -
pembelajaran
2 Diam memperhatikan namun tidak menunjuk- 1 anak
kan sikap peran aktif
3 Memperhatikan dan aktif mengikuti proses 14 anak
pembelajaran

b. Pencapaian nilai
Dari tes yang dilakukan dalam penelitian perbaikan
pembelajaran siklus II didapatkan data sebagai berikut:
22

Tabel 4.5: Daftar Nilai Pelajaran Matematika Kelas IV Siklus II


NO NAMA NILAI
1 Alifia Damayanti 90
2 Tri Kristianto 70
3 Wiwin Wulandari 80
4 Astuti Wijayanti 60
5 Devi Rahmaniar 90
6 Eko Sumarsono 80
7 Triyono Kuncoro 90
8 Galih Prisca L 80
9 Mey Sulistyani 80
10 Ibrahim Sundariyanto 70
11 Febrian A 80
12 Rian Ferdianto 100
13 Siti Fatimah 90
14 I Puji Astuti 70
15 Kukuh Wardoyo 80
JUMLAH 1210
RATA-RATA 80,66

Keterangan:
Siswa yang mendapat nilai 60 sebanyak 1 anak (6,66%)
Siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 3 anak (20%)
Siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 6 anak (40%)
Siswa yang mendapat nilai 90 sebanyak 4 anak (26,66%)
Siswa yang mendapat nilai 100 sebanyak 1 anak (6,66%)

4. Perbandingan Prestasi antar Siklus


Tabel 4.6: Perbandingan Nilai Belajar Matematika siswa Kelas IV
(pra siklus, siklus I dan siklus II)
PRA SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II
JUMLAH NILAI 875 1050 1210
NILAI RATA-RATA 58,33 70 80,66

Dari data pada tabel 4.6, dapat dihitung peningkatan prestasi


pelajaran matematika siswa kelas IV SDN Klandungan 1 dari pra siklus ke
siklus II sebagai berikut:
23

80,66−58,33
Peningkatan prestasi : [ ] 𝑥 100% = 38,28%
58,33

Hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN Klandungan 1 dapat


digambarkan dengan grafik di bawah ini.

Grafik 4.1: Perolehan nilai Matematika kelas IV


(pra siklus, siklus I dan siklus II)

5
PEROLEHAN NILAI

0
10 20 30 40PEROLEHAN
50 60 NILAI
70 80 90 100

Keterangan:
: pra siklus
: siklus I
: siklus II

Adapun peningkatan prestasi yang dicapai oleh siswa kelas IV dari pra
siklus hingga siklus kedua (akhir perbaikan pembelajaran) dapat disajikan
dalam grafik berikut:

Grafik 4.2: Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Kelas IV


24

90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pra Siklus Siklus Siklus II

B. Pembahasan dan Refleksi


1. Pembahasan
Berdasarkan perolehan penyajian, pengolahan data dan diskusi
dengan teman sejawat serta supervisor, penelitian perbaikan pembelajaran
yang dilakukan sudah menunjukkan adanya kemajuan. Kondisi kelas
selama proses pembelajaran berlangsung pada pra siklus, secara umum
dikategorikan sebagai kondisi yang kurang ideal dengan nilai prestasi
siswa yang masih berada di bawah angka 60. Pada pra siklus nilai
terendahnya 40 yang didapat oleh 3 siswa, nilai 50 ada 3 siswa, 70 juga 3
siswa, dan nilai 80 yang merupakan nilai tertinggi hanya diperoleh 1
siswa. Pada siklus pertama, situasi kelas selama proses pembelajaran
menampakkan adanya kemajuan. Hal ini ditandai dengan semakin
meningkatnya peran aktif siswa selama proses berlangsung dan
peningkatan nilai. Pada siklus ini, nilai 50 tinggal 1 siswa, nilai 60 dicapai
oleh 4 anak, nilai 70 ada 5 anak, nilai 80 diperoleh 4 siswa dan nilai
tertinggi menjadi 90 meski hanya diraih oleh seorang sisa. Pada siklus II
terjadi peningkatan yang cukup memuaskan. Peran aktif siswa dalam
proses pembelajaran jauh mengalami peningkatan. Demikian pula dengan
nilai tes. Nilai terendahnya naik menjadi 60 yang diperoleh 1 siswa, nilai
70 ada 5 siswa, yang mendapat nilai 80 ada 6 anak dan nilai 100 (nilai
maksimal) diperoleh 1 siswa.
25

Dari penyajian dan pengolahan data tersebut di atas dapat dilihat


adanya peningkatan peran aktif siswa maupun penguasaan materi yang
diukur dengan nilai tes siswa. Meningkatnya peran aktif siswa selama
proses pembelajaran ini menunjukkan meningkatnya minat siswa terhadap
pelajaran matematika. Sedangkan tingkat penguasaan materi tercermin
dari pencapaian nilai rata-rata. Pada pra siklus, tingkat penguasaan materi
baru 58,33 persen dengan nilai rata-rata 58,33. Pada siklus II, tingkat
penguasaan materi meningkat menjadi 70 persen dengan nilai rata-rata 70.
Selanjutnya pada siklus III, tingkat penguasaan materi menjadi 80,66
persen dengan nilai rata-rata 80,66.

2. Refleksi
Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I, membawa
peningkatan cukup bagus bila dibanding dengan kondisi pra siklus. Tetapi
peningkatan ini belum mencapai posisi maksimal yang diinginkan. Pada
siklus I masih terjadi hal-hal yang agak mengurangi efektifitas dan
efisiensi proses pembelajaran, yaitu:
a. Baik guru maupun siswa kurang persiapan.
b. Masih ada beberapa siswa yang menggunakan media karton sebagai
mainan atau membuat mainan.
Namun kekurangan ini bisa diperbaiki pada siklus II. Hampir seluruh
siswa bisa berkonsentrasi pada pelajaran dan menggunakan media karton
untuk mendemonstrasikan pembuatan bentuk bangun ruang dan
memahami karakteristik bangun yang dibentuk. Sehingga proses
pembelajaran pada siklus II berjalan dengan lebih baik.
Penelitian perbaikan yang dilakukan guru berhasil mengoptimalkan
penggunaan karton sebagai media pembelajaran dalam penyampaian
materi dan demonstrasi. Cara ini membuat materi dapat dengan lebih
mudah dimengerti oleh para siswa. Disamping itu siswa ikut berperan aktif
untuk menemukan pengetahuan berkaitan dengan bangun ruang dan
karakteristiknya. Hal ini mambangkitkan minat belajar anak. Dengan
26

demikian anak lebih terfokus pada pembelajaran untuk menemukan


pengetahuan. Nampak adanya keasyikan tersendiri ketika siswa belajar
dengan metode dan menggunakan alat peraga seperti ini.
Namun masih ada kendala seperti yang lazim dihadapi yaitu
keterbatasan waktu. Penambahan alokasi waktu akan sangat
mempengaruhi peningkatan proses pembelajaran. Tetapi jika tidak
memungkinkan untuk menambah alokasi waktu, perbaikan ini cukup
membawa hasil yang menggembirakan. Kemampuan siswa untuk
memahami materi sudah cukup baik dan rata-rata siswa sudah mampu
melakukan demonstrasi membuat dan menganalisa sifat-sifat bangun
ruang. Selain itu siswa bisa mengembangkan kreatifitas mereka untuk
mempelajari bangun-bangun lain yang lebih rumit seperti limas, trapesium
dan sebagainya.
27

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari penyajian dan analisa hasil penelitian perbaikan pembelajaran
matematika 2 siklus yang telah dilakukan di kelas IV SDN Klandungan 1
dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Penggunaan media karton dapat meningkatkan minat siswa kelas IV untuk
belajar matematika.
2. Penggunaan media karton dapat meningkatkan pemahaman konsep bangun
ruang pelajaran matematika siswa siswa kelas IV.
3. Penggunaan media karton dapat meningkatkan prestasi belajar matematika
siswa kelas IV. Peningkatan prestasi belajar siswa tercermin pada
perolehan nilai masing-masing siswa maupun nilai rata-rata. Nilai rata-rata
sebelum perbaikan pembelajaran tercatat 58,33. Pada perbaikan siklus
pertama nilai rata-rata menjadi 70. Hasil ini meningkat lagi pada perbaikan
siklus kedua menjadi 80,66. Peningkatan penguasaan materi dari pra siklus
ke siklus II sebesar 38,28 persen.

B. Saran-saran
Berdasarkan analisis data dan kesimpulan tersebut di atas, ada beberapa
hal yang sebaiknya dilakukan oleh para guru untuk lebih meningkatkan
kualitas pembelajaran bagi siswa, diantaranya adalah:
1. Memperbanyak penggunaan media peraga. Hal ini diperlukan selain untuk
membangkitkan anak untuk lebih aktif mengikuti proses pembelajaran, juga
membantu menciptakan pemahaman bahwa logika abstrak dalam
matematika bisa diwujudkan dalam bentuk demonstrasi yang kongkrit.
2. Lebih banyak memberikan pertanyaan yang memacu anak untuk berpikir
kritis dan menemukan jawaban.
3. Perlu dikembangkan metode kerja kelompok dalam proses pembelajaran di
kelas. Cara ini akan mendorong anak untuk mengembangkan daya pikir dan

27
28

kerja sama. Kerja sama dan kekuatan daya pikir sangat diperlukan dalam
membangun pemikiran ilmiah dalam diri siswa.
29

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zaenal. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yirama Widya

Arikunto, Suharsini. 1996. Pengelolaan Kelas dan Siswa: Sebuah Pendekatan


Evaluatif. Jakarta : Rajawali.

Mikarsa, Hera Lestari. 2009. Pendidikan Anak di Sekolah Dasar. Jakarta: Penerbit
Universitas Terbuka.

Muhsetyo, Gatot. 2009. Materi dan Pembelajaran Matematika SD: Jakarta:


Universitas Terbuka.

Nasution, Andi Hakim. 2007. Filsafat Ilmu; Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:
Indonesia University Press.

Suciati dkk. (2007). Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta: Penerbit Universitas


Terbuka.

Tilaar. 1999. Sistem Pendidikan Nasional yang Kondusif bagi Pengembangan


Masyarakat Industri Modern Berdasarkan Pancasila. Jakarta: Konggres
Ilmu Pengetahuan Nasional V.

Wardani, I G. A. K.; Julaeha, Siti; & Marsinah, Ngadi. 2007. Pemantapan


Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wardani, IG. A. K.; Wihardi, Kuswoyo.; Nasoetion, Noehi. 2006. Penelitian


Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Winataputra, Udin. Materi: Pendidikan Kewarganegaraan di SD: 2008. Jakarta:


Universitas Terbuka.
30

Lampiran
31

LEMBAR PENGAMATAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


(SIKLUS 1)

Sekolah : SDN Klandungan 1


Kelas/Semester : IV/2
Materi/Sub Bahasan : Matematika/ Sifat dan Unsur Bangun Ruang
Pelaksanaan : 19 April 2011
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

Profil Kelas IV Perbaikan Pembelajaran Matematika Siklus 1


No Deskripsi Sikap Siswa Siswa
1 Tidak memperhatikan penyampaian -
materi pembelajaran, bercakap sendiri,
berbuat gaduh
2 Diam memperhatikan namun tidak 3 anak
menunjukkan sikap peran aktif
3 Memperhatikan dan aktif mengikuti 12 anak
proses pembelajaran
Hasil Pengamatan Proses Perbaikan Pembelajaran Matematika Kelas IV Siklus 1
Kemunculan
No Unsur yang dinilai Keterangan
Ada Tidak
1 Apersepsi √
2 Penyampaian tujuan pembelajaran √
3 Pemberian motivasi √
4 Pelaksanakan kegiatan pembelajaran √
5 Memberikan kesempatan siswa untuk √
bertanya
6 Menjawab pertanyaan dari guru √ Kurang
7 Terjadi interaksi antara guru dan murid √ Kurang
8 Melibatkan siswa dalam kegiatan √
pembelajaran
9 Memberikan reward √
10 Memberikan umpan balik √

Supervisor

YATMANTO, S.Pd.
NIP. 195804241979111005
32

LEMBAR PENGAMATAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


(SIKLUS 2)

Sekolah : SDN Klandungan 1


Kelas/Semester : IV/2
Materi/Sub Bahasan : Matematika/ Sifat dan Unsur Bangun Ruang
Pelaksanaan : 21 April 2011
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

Profil Kelas IV Perbaikan Pembelajaran Matematika Siklus 1


No Deskripsi Sikap Siswa Siswa
1 Tidak memperhatikan penyampaian -
materi pembelajaran, bercakap sendiri,
berbuat gaduh
2 Diam memperhatikan namun tidak -
menunjukkan sikap peran aktif
3 Memperhatikan dan aktif mengikuti 15 anak
proses pembelajaran
Hasil Pengamatan Proses Perbaikan Pembelajaran Matematika Kelas IV Siklus 1
Kemunculan
No Unsur yang dinilai Keterangan
Ada Tidak
1 Apersepsi √
2 Penyampaian tujuan pembelajaran √  Kegiatan
3 Pemberian motivasi √
pembelajaran
4 Pelaksanakan kegiatan pembelajaran √
5 Memberikan kesempatan siswa untuk √ berjalan baik
bertanya
6 Menjawab pertanyaan dari guru √
7 Terjadi interaksi antara guru dan √  Guru dan siswa
murid aktif
8 Melibatkan siswa dalam kegiatan √
pembelajaran
9 Memberikan reward √
10 Memberikan umpan balik √

Supervisor

YATMANTO, S.Pd.
NIP. 195804241979111005
33

DAFTAR NILAI PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV


(PRA PERBAIKAN)

Sekolah : SDN Klandungan 1


Kelas/Semester : IV/2
Materi/Sub Bahasan : Matematika/ Sifat dan Unsur Bangun Ruang
Pelaksanaan : 12 April 2011
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

NO NAMA NILAI
1 Alifia Damayanti 70
2 Tri Kristianto 40
3 Wiwin Wulandari 70
4 Astuti Wijayanti 40
5 Devi Rahmaniar 70
6 Eko Sumarsono 50
7 Triyono Kuncoro 70
8 Galih Prisca L 50
9 Mey Sulistyani 60
10 Ibrahim Sundariyanto 40
11 Febrian A 60
12 Rian Ferdianto 75
13 Siti Fatimah 70
14 I Puji Astuti 50
15 Kukuh Wardoyo 60
JUMLAH 875
RATA-RATA 58,33

Mahasiswa

SRI NGATINI
NIM. 818885352
34

DAFTAR NILAI PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV


(PERBAIKAN SIKLUS II)

Sekolah : SDN Klandungan 1


Kelas/Semester : IV/2
Materi/Sub Bahasan : Matematika/ Sifat dan Unsur Bangun Ruang
Pelaksanaan : 21 April 2011
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

NO NAMA NILAI
1 Alifia Damayanti 90
2 Tri Kristianto 70
3 Wiwin Wulandari 80
4 Astuti Wijayanti 60
5 Devi Rahmaniar 90
6 Eko Sumarsono 80
7 Triyono Kuncoro 90
8 Galih Prisca L 80
9 Mey Sulistyani 80
10 Ibrahim Sundariyanto 70
11 Febrian A 80
12 Rian Ferdianto 100
13 Siti Fatimah 90
14 I Puji Astuti 70
15 Kukuh Wardoyo 80
JUMLAH 1210
RATA-RATA 80,66

Mahasiswa

SRI NGATINI
NIM. 818885352
35

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa :

Nama : SRI NGATINI


NIM : 818885352
Program Studi : S-1 PGSD
UPBJJ – UT : Surakarta
Tempat Mengajar : SDN Klandungan 1
Alamat Sekolah : Klandungan, Kec. Ngrampal, Kab. Sragen

menyatakan bahwa:

Nama : YATMANTO, S.Pd


NIP. : 195804241979111005

adalah supervisor yang akan melakukan pengamatan dan ikut memberikan


penilaian terhadap perencanaan dan penyelengggaraan perbaikan pembelajaran
dua siklus mata pelajaran Matematika yang merupakan tugas mata kuliah PDGK
(4501) Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP).

Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Mengetahui Yang Membuat Pernyataan


Supervisor Mahasiswa

YATMANTO, S.Pd SRI NGATINI


NIP. 19580424 1979111005 NIM: 818885352
36

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN


(SIKLUS I)

Satuan Pendidikan : SDN Klandungan 1


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV/II
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Pelaksanaan : 19 April 2011

A. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang sederhana

B. Hasil Belajar
1. Siswa mampu mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang sederhana.
2. Siswa mampu menggambar bangun ruang sederhana.

C. Indikator
1. Mengenal sifat bangun ruang sederhana kubus dan balok.
2. Menyebutkan sifat bangun kubus dan balok.
3. Menggambar bangun kubus dan balok.

D. Tujuan Perbaikan
Meningkatkan pemahaman dan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi
sifat dan unsur bangun ruang sederhana.

E. Materi Pokok
Sifat dan unsur bangun ruang sederhana.

F. Metode
1. Demonstrasi
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
4. Penugasan
37

G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan awal (5 menit)
Apresepsi/Motivasi: diawali dengan berdoa dan absensi, mengangkat
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan
bangun ruang dan simetri. Pemberian motivasi dan penyampaian tujuan
pembelajaran.
2. Kegiatan inti (55 menit)
a. Guru memberikan penjelasan mengenai bangun ruang sederhana. Pada
saat memberikan penjelasan guru memberikan contoh dan
mendemonstrasikan bangun dan sifat-sifat bangun tersebut.
b. Guru bersama siswa mendemonstrasikan membuat berbagai macam
bangun ruang sederhana dengan menggunakan karton.
c. Siswa berlatih menggambar berbagai bangun ruang sesuai dengan
sifat-sifat yang diberikan.
d. Guru bersama siswa mendiskusikan sifat-sifat bangun ruang.
e. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya.
f. Guru memberikan tugas untuk dikerjakan siswa secara individu.
3. Kegiatan akhir (10 menit)
a. Guru bersama siswa membuat kesimpulan.
b. Guru memberikan pekerjaan rumah.

H. Alat/Media dan Sumber Belajar


1. Alat/Media Belajar:
a. Karton
b. Gunting.
c. Lem
d. Papan tulis, kapur tulis, penghapus, penggaris.
e. Benda-benda berbentuk kubus dan balok
f. LKE Matematika Kelas IV
38

2. Sumber Belajar:
- Buku Pelajaran Matematika Sekolah Dasar Kelas IV. (Burhan
mustaqim & Ary Astuty)
- Buku Pelajaran Matematika Sekolah Dasar Kelas IV. Penerbit Erlangga
Karangan M.Khafidz Suyati.
- Buku Pelajaran Matematika Sekolah Dasar Kelas IV. Penerbit 3
Serangkai Karangan Supardjo

I. Evaluasi
1. Prosedur Evaluasi
a. Awal : ada dalam apersepsi
b. Proses : Mengamati keaktifan siswa saat mengerjakan soal
c. Akhir : Tes tertulis
2. Alat Evaluasi
Tes tertulis dengan soal terlampir
3. Penilaian :

Skor nilai: x 100

Mengetahui Ngrampal, 9 April 2011


Supervisor II Mahasiswa

YATMANTO, S.Pd SRI NGATINI


NIP. 19580424 1979111005 NIM: 818885352
39

SOAL PERBAIKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA KLS IV


(SIKLUS I)

Kerjakan soal di bawah ini dengan benar!


1. Perhatikan gambar di bawah ini!
H G
E F

D C

A B

a. Sebutkan titik-titik sudut bangun di atas!


b. Sebutkan rusuk-rusuk kubus di atas!
c. Sisi rusuk AD sama panjang dengan ………
d. Jumlah sisi bangun di atas adalah ………
e. Sisi bangun di atas berbentuk ……..
2. Perhatikan gambar di bawah ini
H G
E F
D C
A B
a. Sebutkan sisi-sisi bangun di atas!
b. Titik-titik sudut bangun di atas adalah …………….
c. Sebutkan rusuk-rusuk bangun di atas yang saling sejajar!
40

Kunci Jawaban:
1. a. Titik-titik bangun di atas adalah: A; B; C; D; E; F; G; dan H
b. Rusuk-rusuk kubus di atas adalah: AB; DC; EF; GH; AD; BC; EH; FG;
AE AE; BF; CG; dan DH.
c. AB; DC; EF; GH; BC; EH; FG; AE; BF; CG; dan DH
d. 6 sisi
e. Persegi
2. a. ABCD; EFGH; ABFE; CDGH; ADEH; dan BCFG
b. A; B; C; D; E; F; G; dan H
c. AB//CD//EF//GH; AD//BC//FG//EH; dan AE//BF//CG//DH
41

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN


(SIKLUS II)

Satuan Pendidikan : SDN Klandungan 1


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV/II
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Pelaksanaan : 24 April 2011

A. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang sederhana

B. Hasil Belajar
1. Siswa mampu mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang sederhana.
2. Siswa mampu menggambar bangun ruang sederhana.

C. Indikator
1. Mengenal sifat bangun ruang sederhana kubus dan balok.
2. Menyebutkan sifat bangun kubus dan balok.
3. Menggambar bangun kubus dan balok.

D. Tujuan Perbaikan
Meningkatkan pemahaman dan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi
sifat, unsur bangun ruang berdasarkan hasil pencapaian siklus I.

E. Materi Pokok
Sifat dan Unsur Bangun Ruang

F. Metode
1. Demonstrasi
2. Diskusi
42

3. Tanya jawab
4. Penugasan

G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan awal (5 menit)
Apresepsi/Motivasi, setelah berdoa dan absensi, disampaikan pencapaian
hasil belajar pada siklus I dan kekurangan-kekurangan yang muncul pada
siklus I. Pemberian motivasi dan penyampaian tujuan pembelajaran serta
perbaikan yang harus dilakukan oleh setiap siswa berkaitan dengan
pembelajaran masing-masing siswa.
2. Kegiatan inti (55 menit)
a. Guru memberikan penjelasan mengenai bangun ruang disertai dengan
memberikan contoh dan mendemonstrasikan bangun dan sifat-sifat
bangun tersebut dalam kuantitas yang lebih banyak dibanding siklus
pertama.
b. Guru bersama siswa mendemonstrasikan membuat berbagai macam
bangun ruang, balok dan kubus (dalam variasi dan tingkat kesulitan
yang lebih tinggi dibanding siklus I).
c. Siswa berlatih menggambar berbagai bangun sesuai dengan sifat-sifat
yang diberikan.
d. Guru bersama siswa mendiskusikan sifat-sifat bangun ruang.
e. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya.
f. Guru memberikan tugas untuk dikerjakan siswa secara individu.
3. Kegiatan akhir (10 menit)
a. Guru bersama siswa membuat kesimpulan.
b. Guru memberikan pekerjaan rumah.

H. Alat/Bahan dan Sumber Belajar


1. Alat/Media belajar:
a. Karton
b. Gunting.
43

c. Lem
d. Papan tulis, kapur tulis, penghapus, penggaris
e. LKE
f. Benda-benda berbentuk kubus dan balok
2. Sumber belajar:
- Buku Pelajaran Matematika Sekolah Dasar Kelas IV. (Burhan
mustaqim & Ary Astuty)
- Buku Pelajaran Matematika Sekolah Dasar Kelas IV. Penerbit Erlangga
Karangan M.Khafidz Suyati.
- Buku Pelajaran Matematika Sekolah Dasar Kelas IV. Penerbit 3
Serangkai Karangan Supardjo

I. Evaluasi
1. Prosedur Evaluasi
a. Awal : ada dalam apersepsi
b. Proses : Mengamati keaktifan siswa saat mengerjakan soal
c. Akhir : Tes tertulis
2. Alat Evaluasi
Tes tertulis dengan soal terlampir
3. Penilaian :

Skor nilai: x 100

Mengetahui Ngrampal, 19 April 2011


Supervisor II Mahasiswa

YATMANTO, S.Pd SRI NGATINI


NIP. 19580424 1979111005 NIM: 818885352
44

SOAL PERBAIKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA KL.IV


(SIKLUS II)

Kerjakan soal di bawah ini dengan benar!


1. Perhatikan gambar di bawah ini!
W V
T U

S R

P Q

a. Panjang rusuk PQ = …….. = ……..= ………


b. Panjang rusuk PS = ……… = ……… = ……..
c. Panjang rusuk PT = ………= ……… = ………
d. Sisi-sisi bangun di atas adalah PQRS, ………., .…….., ………, ……..,
dan ……..
e. Luas sisi PQRS = …………
Luas sisi PQUT = …………
Luas sisi PSWT = ………….
2. Perhatikan gambar di bawah ini

H G
E F

D C

A B

a. Sebutkan sisi-sisi bangun di atas!


b. Titik-titik sudut bangun di atas adalah ……………..
45

c. Apakah semua rusuk bangun di atas sama panjang?


d. Apakah semua rusuk pada bangun di atas tidak sama panjang?
e. Apakah semua sisi memiliki luas yang sama?
f. Apakah semua sisi memiliki luas yang tidak sama
3. Manakah dari bentuk-bentuk dibawah ini yang merupakan kubus? dan balok?

(b) (c)

(a)
(d)

(f)

(e)
46

Kunci jawaban soal matematika kelas IV siklus II


1. Dari gambar balok di atas:
a. PQ = SR = TU = VW
b. PS = QR = TW = UV
c. PT = QU = SW = RV
d. PQRS, TUVW, PQUT, SRVW, PSWT, dan QRVU
e. PQRS = TUVW
PQUT = SRVW
PSWT = QRVU
2. Dari gambar kubus di atas:
a. Sisi bangunnya adalah ABCD, EFGH, ABFE, DCGH, ADHE, dan BCGF
b. Titik-titik sudutnya adalah A, B, C, D, E, F, G, dan H.
c. Ya
d. Tidak
e. Ya
f. Tidak
3. Dari gambar-gambar di atas:
a. Kubus : (c), (d), dan (e)
b. Balok : (a), (b), dan (f)
47

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : SRI NGATINI
NIM : 818885352
UPBJJ-UT : 44 Surakarta

Menyatakan bahwa:
Nama : HARTINI,S.Pd
NIP : 196412221988102002
Tempat mengajar : SD Negeri Klandungan 1

Adalah teman sejawat yang membantu dalam pelaksanaan perbaikan


pembelajaran Matematika kelas IV SD Negeri Klandungan 1, yang merupakan
tugas mata kuliah PDGK 4501 Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP).
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Yang membuat pernyataan


Teman Sejawat Mahasiswa

HARTINI,S.Pd SRI NGATINI


NIP. 196412221988102002 NIM. 818885352
48

FORMAT KESEDIAAN TEMAN SEJAWAT DALAM


PENYELENGGARAAN PKP

Kepada
Kepala UPBJJ UT Surakarta
Di Surakarta

Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa:

Nama : HARTINI, S.Pd


NIP. : 196412221988102002
Tempat mengajar : SD Negeri Klandungan 1
Alamat Sekolah : Ngrejeng, Klandungan, Ngrampal, Sragen

Menyatakan bersedia sebagai teman sejawat untuk mendampingi dalam


pelaksanaan Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) atas nama:
Nama : SRI NGATINI
NIM : 818885352
Program Studi : S1 PGSD
Alamat Sekolah : Ngrejeng, Klandungan, Ngrampal, Sragen

Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Mengetahui,
Kepala SDN Klandungan 1 Teman Sejawat

Agus Sunarko, S.Pd Hartini,S.Pd


NIP. 195902231978021001 NIP. 196412221988102002
49

GAMBAR

Вам также может понравиться