Вы находитесь на странице: 1из 10

RESUME

SIKLUS AIR

Nama : Ami Rahmi


NIM : 4103 2121 18 2002
Prodi : Bahasa dan Sastra Indonesia
Mata Kuliah : Ilmu Alamiah Dasar

Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah
berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui kondensasi,
presipitasi, evaporasi dan transpirasi.
Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus
hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi,
kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan es dan
salju (sleet), hujan gerimis atau kabut.
Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi
kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh
tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi
terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:
 Evaporasi / transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di
tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan
kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu
akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun
(precipitation) dalam bentuk hujan, salju, hujan es.
 Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah
melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air
tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak
secara vertikal atau horizontal di bawah permukaan tanah hingga air
tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
 Air Permukaan - Air bergerak di atas permukaan tanah dekat dengan
aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori
tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah
dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung
satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh
air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut.
Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau,
waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan
mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di
daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang
membentuk sistem Daerah Aliran Sungai (DAS). Jumlah air di bumi secara
keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya.
Tempat terbesar terjadi di laut.
Macam-Macam dan Tahapan Proses Siklus Air :

Siklus Pendek / Siklus Kecil


1. Air laut menguap menjadi uap gas
karena panas matahari
2. Terjadi kondensasi dan pembentukan
awan
3. Turun hujan di permukaan laut

Siklus Sedang
1. Air laut menguap menjadi uap gas
karena panas matahari
2. Terjadi evaporasi
3. Uap bergerak oleh tiupan angin ke
darat
4. Pembentukan awan
5. Turun hujan di permukaan daratan
6. Air mengalir di sungai menuju laut kembali

Siklus Panjang / Siklus Besar


1. Air laut menguap menjadi uap gas
karena panas matahari
2. Uap air mengalami sublimasi
3. Pembentukan awan yang mengandung
kristal es
4. Awan bergerak oleh tiupan angin ke
darat
5. Pembentukan awan
6. Turun salju
7. Pembentukan gletser
8. Gletser mencair membentuk aliran sungai
9. Air mengalir di sungai menuju darat dan kemudian ke laut

HUJAN ASAM
Hujan asam diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di
bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena
karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk
sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena
membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan
dan binatang.
Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan
pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi
dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini
berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat
dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air
hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air
permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman.
Usaha untuk mengatasi hal ini saat ini sedang gencar dilaksanakan.
Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung
berapi dan dari proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi,
mayoritas hujan asam disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industri,
pembangkit tenaga listrik, kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan
pertanian (terutama amonia). Gas-gas yang dihasilkan oleh proses ini dapat
terbawa angin hingga ratusan kilometer di atmosfer sebelum berubah
menjadi asam dan terdeposit ke tanah.
Hujan asam karena proses industri telah menjadi masalah yang
penting di Republik Rakyat Tiongkok, Eropa Barat, Rusia dan daerah-daerah
di arahan anginnya. Hujan asam dari pembangkit tenaga listrik di Amerika
Serikat bagian Barat telah merusak hutan-hutan di New York dan New
England. Pembangkit tenaga listrik ini umumnya menggunakan batu bara
sebagai bahan bakarnya.

Proses yang terlibat dalam pemecahan Asam ( catatan: bahwa hanya


SO2 dan NOX memegang peran penting dalam hujan asam).

Pembentukan hujan asam


Secara sederhana, reaksi pembentukan hujan asam sebagai berikut:

Bukti terjadinya peningkatan hujan asam diperoleh dari analisis es


kutub. Terlihat turunnya kadar pH sejak dimulainya Revolusi Industri dari 6
menjadi 4,5 atau 4. Informasi lain diperoleh dari organisme yang dikenal
sebagai diatom yang menghuni kolam-kolam. Setelah bertahun-tahun,
organisme-organisme yang mati akan mengendap dalam lapisan-lapisan
sedimen di dasar kolam. Pertumbuhan diatom akan meningkat pada pH
tertentu, sehingga jumlah diatom yang ditemukan di dasar kolam akan
memperlihatkan perubahan pH secara tahunan bila kita melihat ke masing-
masing lapisan tersebut.
Sejak dimulainya Revolusi Industri, jumlah emisi sulfur dioksida dan
nitrogen oksida ke atmosfer turut meningkat. Industri yang menggunakan
bahan bakar fosil, terutama batu bara, merupakan sumber utama
meningkatnya oksida belerang ini. Pembacaan pH di area industri kadang-
kadang tercatat hingga 2,4 (tingkat keasaman cuka). Sumber-sumber ini,
ditambah oleh transportasi, merupakan penyumbang-penyumbang utama
hujan asam.
Masalah hujan asam tidak hanya meningkat sejalan dengan
pertumbuhan populasi dan industri tetapi telah berkembang menjadi lebih
luas. Penggunaan cerobong asap yang tinggi untuk mengurangi polusi lokal
berkontribusi dalam penyebaran hujan asam, karena emisi gas yang
dikeluarkannya akan masuk ke sirkulasi udara regional yang memiliki
jangkauan lebih luas. Sering sekali, hujan asam terjadi di daerah yang jauh
dari lokasi sumbernya, di mana daerah pegunungan cenderung memperoleh
lebih banyak karena tingginya curah hujan di sini.
Terdapat hubungan yang erat antara rendahnya pH dengan
berkurangnya populasi ikan di danau-danau. pH di bawah 4,5 tidak
memungkinkan bagi ikan untuk hidup, sementara pH 6 atau lebih tinggi akan
membantu pertumbuhan populasi ikan. Asam di dalam air akan
menghambat produksi enzim dari larva ikan trout untuk keluar dari telurnya.
Asam juga mengikat logam beracun seperi alumunium di danau. Alumunium
akan menyebabkan beberapa ikan mengeluarkan lendir berlebihan di sekitar
insangnya sehingga ikan sulit bernapas. Pertumbuhan fitoplankton yang
menjadi sumber makanan ikan juga dihambat oleh tingginya kadar pH.

Tanaman dipengaruhi oleh hujan asam dalam berbagai macam cara.


Lapisan lilin pada daun rusak sehingga nutrisi menghilang sehingga tanaman
tidak tahan terhadap keadaan dingin, jamur dan serangga. Pertumbuhan
akar menjadi lambat sehingga lebih sedikit nutrisi yang bisa diambil, dan
mineral-mineral penting menjadi hilang.
Ion-ion beracun yang terlepas akibat hujan asam menjadi ancaman
yang besar bagi manusia. Tembaga di air berdampak pada timbulnya wabah
diare pada anak dan air tercemar alumunium dapat menyebabkan penyakit
Alzheimer.
Hujan asam dilaporkan pertama kali di Manchester, Inggris, yang
menjadi kota penting dalam Revolusi Industri. Pada tahun 1852, Robert
Angus Smith menemukan hubungan antara hujan asam dengan polusi udara.
Istilah hujan asam tersebut mulai digunakannya pada tahun 1872. Ia
mengamati bahwa hujan asam dapat mengarah pada kehancuran alam.
Walaupun hujan asam ditemukan pada tahun 1852, baru pada tahun
1970-an para ilmuwan mulai mengadakan banyak melakukan penelitian
mengenai fenomena ini. Kesadaran masyarakat akan hujan asam di Amerika
Serikat meningkat pada tahun 1990-an setelah di New York Times memuat
laporan dari Hubbard Brook Experimental Forest di New Hampshire tentang
banyaknya kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh hujan asam.
Metode Pencegahan
Di Amerika Serikat, banyak pembangkit tenaga listrik tenaga batu bara
menggunakan Flue gas desulfurization (FGD) untuk menghilangkan gas yang
mengandung belerang dari cerobong mereka. Sebagai contoh FGD adalah
wet scrubber yang umum digunakan di Amerika Serikat dan negara-negara
lainnya. Wet scrubber pada dasarnya adalah tower yang dilengkapi dengan
kipas yang mengambil gas asap dari cerobong ke tower tersebut. Kapur atau
batu kapur dalam bentuk bubur juga diinjeksikan ke dalam tower sehingga
bercampur dengan gas cerobong serta bereaksi dengan sulfur dioksida yang
ada, Kalsium karbonat dalam batu kapur menghasilkan kalsium sulfat ber pH
netral yang secara fisik dapat dikeluarkan dari scrubber. Oleh karena itu,
scrubber mengubah polusi menjadi sulfat industri.
Di beberapa area, sulfat tersebut dijual ke pabrik kimia sebagai gipsum
bila kadar kalsium sulfatnya tinggi. Di tempat lain, sulfat tersebut
ditempatkan di land-fill.
MASALAH LINGKUNGAN

Masalah lingkungan di daerah tempat tinggal saya:


1. Pembakaran sampah
Penyebab masih maraknya pembakaran sampah di lingkungan saya
dikerenakan kurang pahamnya penduduk setempat akan bahaya yang
diakibatkan dari pembakaran sampah tersebut. Dampaknya orang
disekitar pembakaran sampah terkena asap tersebut yang
menyebabkan terganggunya saluran pernafasan, tercemarnya udara,
kulit menjadi lebih kering. Jalan keluarnya dapat dengan cara
memberikan penyuluhan tentang bahaya pembakaran sampah oleh
pihak berwenang sehingga pemahaman warga dapat berubah ke arah
yang lebih baik lagi. Atau dengan cara menanamkan rasa peduli
terhadap lingkungan.
2. Buruknya saluran buangan limbah rumah tangga atau selokan
Penyebab burukknya saluran buangan limbah rumah tangga di
lingkungan saya diikerenakan sempitnya jalan yang berdampak pada
kecilnya saluran tersebut diperparah dengan pendangkalan karena
lumpur-lumpur yang terbawa saat hujan. Sehingga jika hujan turun,
jalanan menjadi mudah tergenang atu bahkan banjir. Solusi untuk
keadaan demikian dapat dengan cara pengerukan sedimen-sedimen
dalam selokan serta memper lebar dimensi selokan itu.

Вам также может понравиться