Вы находитесь на странице: 1из 10

Analisis Percepatan Terhadap Biaya Proyek (Study kasus : Kantor Dinas

SKPD Gedung B5 Tenayan Raya)


Jurandi1), Hendra Taufik2)

Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil1), Dosen Jurusan Teknik Sipil2),


Fakultas Teknik, Universitas Riau, Pekanbaru 28293
Email : Jurandi.j@student.unri.ac.id1)
taufik27@yahoo.com2)

ABSTRACT
Project management so important for implementation a project for avoid problem that can
create disadvantages for owner or contractor, one of the problems that commonly occur in
a project is a estimated cost and timework isn’t fit with the planning. project construction
The Construction Project of Regional Work Units Pekanbaru City Government Office late
75 days from contract duration. Work can more fast with 3 ways, alternative overtime work,
alternative add more manpower and equipment, and alternative shift system. only work with
critical path is working in. analysis result obtained cost of construction acceleration that
caused by overtime alternative is Rp. 18,660,148.32, overtime implemented for 3 hours in a
day. Workers and equipment additional alternative that adjusted by field requirement result
is Rp 30,422,011,240.30 and shift alternative with day and night shift had equal productivity,
with construction acceleration that caused by shift alternative is Rp 22,479,247,709.57. In
conclusion, the most effective construction acceleration method is overtime alternative,
obtained the minimum financial loss and recommended to use for the construction
acceleration.

Keywords : Management, delay, cost, duration, overtime, work equipment and workers
additional.

I. PENDAHULUAN
1. Latar belakang fasilitas dan utilitas perkotaan serta
Kota pekanbaru adalah sebuah kota di kebutuhan lainnya. Dalam hal ini pekanbaru
Provinsi Riau, Indonesia. Terletak di Pulau telah menyiapkan kawasan yang akan
Sumatra, kota ini dilewati oleh aliran sungai dijadikan komplek pemerintahan. Komplek
siak yang mengalir ke selat malaka. Sebagai pemerintahan ini akan dibangun di kawasan
salah satu kota terbesar di Provinsi Riau, Kecamatan Tenayan Raya yang terletak di
Pekanbaru merupakan pusat pemerintahan sepanjang Jalan Lintas Timur sampai ke
Provinsi Riau. Selain itu Pekanbaru juga Desa Teluk Lembu Ujung.
merupakan kota administrasi mandiri Pembangunan komplek pemerintahan di
terbesar ke dua di Indonesia setelah kota Tenayan Raya ini sudah ditetapkan dengan
Aceh. dana dua tahun anggaran “ Multi years” yang
Meningkatnya kegiatan pembangunan sudah sesuai dengan Rencana Pembangunan
menyebabkan meningkatnya kegiatan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2012-
penduduk disegala bidang yang pada 2017. Anggaran biaya untuk pembangunan
akhirnya meningkatkan pula tuntutan dan kantor dinas SKPD gedung B5 di Jl. Badak
kebutuhan masyarakat terhadap penyediaan Ujung Kelurahan Sail Kecamatan Tenayan

Jom FTEKNIK Volume 4 No.2 Oktober 2017 1


Raya Kota Pekanbaru Provinsi Riau ini sangat luas mencapai 69000 m2 membuat
mencapai Rp. 58.207.775.486,37 (Lima pekerjaan galian dan timbunan yang cukup
Puluh Delapan Milyar Dua Ratus Tujuh Juta besar, Masalah juga terdapat pada jumlah
Tujuh Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu Empat alat yang terbatas sehingga tapak bangunan
Ratus Delapan Puluh Enam Koma Tiga belum bisa disesuaikan. Keterlambatan awal
Puluh Tujuh Rupiah). berlangsung selama 68 hari kalender atau
Berdasarkan dokumen perencanaan sebesar 10,27 %, sehingga implementasi
selanjutnya menjadi dokumen for proyek tidak seperti yang direncanakan atau
contruction atau dokumen pelaksaan terdiri dapat dikatakan kemajuan proyek terhambat.
dari beberapa bagian antara lain : Selain itu permasalahan diperparah
1. Gedung utama SKPD dengan lokasi proyek yang tidak
Gedung utama digunakan untuk ruang memungkinkan masuknya kendaraan berat
kerja yang terdiri dari 5 (laintai) yang karena akses masuknya melewati 2 (Dua)
juga dilengkapi dengan berbagai Jembatan yang sulit dilewati oleh kendaraan
fasilitas. berat sehingga kendaraan berat harus
2. Fasilitas Umum menunggu antrian masuk dan jika cuaca
3. Fasilitas sosial hujan kendaraan berat tidak bisa masuk ke
area proyek karena kondisi tanah yang
2. Keterlambatan sangat lembek dan licin..
Callahan (1992), menjelaskan bahwa Tujuan dari penelitian ini adalah
keterlambatan (delay) adalah apabila suatu 1. Menganalisa biaya pelaksanaan proyek
aktifitas atau kegiatan proyek konstruksi terhadap nilai kontrak dengan adanya
mengalami penambahan waktu, atau tidak percepatan pekerjaan.
diselenggarakan sesuai dengan rencana yang 2. Menganalisa alternatif percepatan
diharapkan. optimum terhadap biaya proyek.
Seringkali proyek-proyek besar
mengalami keterlambatan, keterlambatan II. TINJAUAN PUSTAKA
menjadi faktor utama karena waktu 1. Pengertian Proyek
penyelesaian tidak sesuai dengan waktu Munawaroh (2003) menyatakan proyek
yang telah disepakati sebelumnya. Hal ini merupakan bagian dari program kerja suatu
berdampak buruk bagi perusahaan. Agar organisasi yang sifatnya temporer untuk
proyek selesai tepat waktu maka, perlu
mendukung pencapaian tujuan organisasi,
dilakukan percepatan untuk mengejar
keterlambatan. Untuk mengatasi dengan memanfaatkan sumber daya manusia
keterlambatan yang terjadi dapat dilakukan maupun non sumber daya manusia. Proyek
dengan menambah durasi proyek namun dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian
percepatan durasi dapat mengakibatkan kegiatan yang hanya terjadi sekali, dimana
pertambahan biaya. Metoda Percepatan yang pelaksanaannya sejak awal sampai akhir
dapat dilakukan adalah dengan menambah dibatasi oleh kurun waktu tertentu
jumlah pekerja, mengadakan shift pekerjaan,
(Tampubolon, 2004).
menggunakan material dan alat kerja yang
lebih cepat penggunaannya dan dengan 2. Pengertian Manajemen Proyek
menambah system kerja atau lembur. Manajemen proyek merupakan suatu
Pada waktu pelaksanaannya kontraktor proses dari perencanaan, pengaturan,
mengalami permasalahan dalam waktu kepemimpinan, dan pengendalian dari suatu
penyelesaian proyek yaitu pekerjaan tapak proyek oleh para anggotanya dengan
bangunan karena pematangan lahan oleh memanfaatkan sumber daya seoptimal
pihak ketiga yaitu Bina Marga, lahan yang mungkin untuk mencapai sasaran yang telah
digunakan untuk pembangunan perkantoran ditentukan. Fungsi dasar manajemen proyek
terdiri dari pengelolaan-pengelolaan lingkup
Jom FTEKNIK Volume 4 No.2 Oktober 2017 2
kerja, waktu, biaya, dan mutu. Pengelolaan rutin dan menghasilkan produk yang
aspek-aspek tersebut dengan benar sama dengan terdahulu, maka kegiatan
merupakan kunci keberhasilan dalam ini tidak lagi diklasifikasikan sebagai
penyelenggaraan suatu proyek. proyek.
H.Kerzner (1982) menjelaskan bahwa c. Proyek Penelitian dan Pengembangan
manajemen proyek adalah suatu usaha untuk Proyek ini bertujuan melakukan
merencanakan, memimpin, mengendalikan penelitian dan pengembangan dalam
serta memimpin sumber daya perusahaan rangka menghasilkan suatu produk
untuk mencapai sasaran jangka pendek yang tertentu. Dalam mengejar proses akhir,
telah ditentukan. Manajemen proyek proyek ini seringkali menempuh proses
menggunakan pendekatan sistem hirarki yang berubah-ubah, demikian pula
(arus kegiatan) vertikal maupun horizontal. dengan lingkup kerjanya. Proyek ini
Dengan adanya manajemen proyek dapat berupa proyek yang
maka akan terlihat batasan mengenai tugas, meningkatkan dan memperbaiki mutu
wewenang, dan tanggung jawab dari pihak- produk. Contoh : Proyek membuat robot
pihak yang terlibat dalam proyek baik yang difungsikan untuk membantu
langsung maupun tidak langsung, sehingga pekerjaan rumah tangga, penelitian
tidak akan terjadi adanya tugas dan tangung mengenai ditemukannya bibit unggul
jawab yang dilakukan secara bersamaan. dari suatu tanaman.
Pada pelaksanaan suatu proyek sangat d. Proyek pelayanan manajemen
diperlukan koordinasi dan kerjasama antar Proyek ini bisa berupa : perusahaan
organisasi secara terstruktur agar tujuan merancang reorganisasi, perancangan
akhir proyek dapat selesai sesuai dengan struktur organisasi, merancang sistem
schedule yang telah direncanakan. informasi manajemen, meliputi
perangkat lunak ataupun perangkat
3. Macam-macam Proyek keras, merancang program efisiensi dan
Iman soeharto (2002) menjelaskan penghematan, serta melakukan
bahwa macam-macam proyek dilihat dari diversifikasi, penggabungan dan
segi kegiatannya, proyek dapat dibedakan pengambil alihan.
menjadi : e. Proyek kapital
a. Proyek Engineering Industri Kegiatan yang dilakukan dalam proyek
Komponen kegiatan utama jenis proyek ini biasanya digunakan oleh sebuah
ini terdiri dari pengkajian kelayakan, badan usaha atau pemerintah. Proyek
desain engineering, pengadaan, serta ini biasanya berupa pengeluaran biaya
kontruksi. Proyek jenis ini mencakup untuk pembebasan tanah, pembelian
kegiatan pembangunan gedung, materiil, pembelian peralatan,
jembatan, pelabuhan, jalan raya dan pemasangan fasilitas, desain mesin dan
fasilitas industri. konstruksi guna pembangunan instalasi
b. Proyek Engineering Manufaktur pabrik/gedung baru.
Jenis proyek ini dimaksudkan untuk 4. Biaya Proyek
menghasilkan produk baru, yang Biaya proyek adalah biaya yang harus
merupakan hasil usaha dari kegiatan dikeluarkan kontraktor untuk menyelesaikan
proyek. Kegiatan utama dalam proyek proyek yang terdiri dari Biaya Langsung dan
ini terdiri dari pengembangan produk, Biaya Tak Langsung. Biaya langsung adalah
pengadan, perakitan, serta uji coba biaya yang langsung digunakan untuk
fungsi dan operasi produk yang pelaksanaan proyek,yang terdiri dari :
dihasilkan. Contohnya seperti 1. Biaya bahan
pembuatan generator listrik, mesin 2. Biaya buruh
pabrik, kendaraan. Bila kegiatan 3. Biaya peralatan
manufaktur dilakukan berulang-ulang,

Jom FTEKNIK Volume 4 No.2 Oktober 2017 3


4. Biaya sub-kontraktor 4. Memilih alternatif
Sedangkan Biaya Tak Langsung adalah Beberapa alternatif harus selalu siap
biaya yang berhubungan dengan biaya sedia agar dapat dipergunakan untuk
manajemen proyek dan tidak tergantung dari mewujudkan tujuan dan sasaran yang
diinginkan. pilihan yang paling efisian
volume proyek, tetapi lamanya waktu
dan ekonomis dalam segi biaya selalu
pelaksanaan proyek (Soeharto I. , 1999) menjadi pilihan.
Pengeluaran Biaya Tak Langsung adalah 5. Menyusun rangkaian langkah mencapai
untuk : tujuan
1. Biaya Umum perkantoran : sewa Proses ini terdiri dari penetapan langkah
gedung, rekening listrik air, pegawai terbaik yang mungkin dapat
kantor, asuransi, transportasi, dan lain- dilaksanakan setelah memperhatikan
lain. berbagai batasan.
2. Gaji pegawai : untuk manajemen dan
pengawasan, pegawai kantor 6. Pengertian keterlambatan
administrasi dan teknik, keamanan dan (Ervianto, 1998) dalam bukunya
lain-lain. menyatakan pengertian keterlambatan
3. Biaya sarana umum : pengadaan kantor adalah sebagai waktu pelaksanaan yang
sementara di lapangan, barak untuk tidak dimanfaatkan sesuai dengan rencana
buruh, gedung, bengkel kerja, membuat kegiatan sehingga menyebabkan satu atau
jalan sementara, instalasi air, listrik, beberapa kegiatan mengikuti menjadi
generator, pompa air, dan lain-lain. tertunda atau tidak diselesaikan tepat sesuai
jadwal yang telah direncanakan.
5. Perencanaan Proyek 7. Dampak keterlambatan
Perencanaan adalah suatu proses yang (Levis & Atherley, 1996), menyatakan
mencoba meletakkan dasar tujuan dan bahwa keterlambatan akan berdampak pada
sasaran termasuk menyiapkan segala sumber perencanaan semula serta pada masalah
daya untuk mencapainya. Perencanaan keuangan. Keterlambatan dalam suatu
memberikan pegangan bagi pelaksanaan proyek konstruksi akan memperpanjang
mengenai alokasi sumber daya untuk durasi proyek atau meningkatkan biaya
melaksanakan kegiatan (Imam Soeharto, maupun keduanya. Adapun dampak
1997). keterlambatan pada owner adalah hilangnya
Langkah- langkah perencanaan proyek potensial income dari fasilitas yang
meliputi : dibangun tidak sesuai waktu yang
1. Penentuan tujuan ditetapkan, sedangkan pada kontraktor
Dengan rumusan dan tujuan yang jelas, adalah hilangnya kesempatan untuk
organisasi suatu proyek bisa menempatkan sumber dayanya ke proyek
mengoptimalkan sumber daya dengan lain, meningkatnya biaya tidak langsung
dengan efektif. (indirect cost) karena bertambahnya
2. Penentuan sasaran pengeluaran untuk gaji karyawan, sewa
Sasaran adalah titik-titik tertentu yang peralatan serta mengurangi keuntungan.
perlu dicapai untuk mewujudkan suatu Obrein JJ (1976), menyimpulkan
tujuan yang lelah ditetapkan bahwa dampak keterlambatan menimbulkan
sebelumnya. kerugian :
3. Mengkaji posisi awal terhadap tujuan 1. Bagi pemilik
Untuk mengetahui sejauh mana Keterlambatan menyebabkan kehilangan
kesiapan dan posisi maka perlu penghasilan dari bangunan yang
diadakan kajian terhadap posisi dan seharusnya sudah bisa digunakan atau
situasi awal terhadap tujuan dan sasaran disewakan.
yang hendak dicapai. 2. Bagi kontraktor

Jom FTEKNIK Volume 4 No.2 Oktober 2017 4


Keterlambatan penyelesaian proyek dorongan bimbingan dan pemberian intruksi
berarti naiknya overhead karena serta mengadakan koordinasi antar berbagai
bertambah panjang waktu pelaksanaan, kegiatan oleh atasan kepada bawahan
sehingga merugikan akibat sehingga pelaksanaan tugas dapat berjalan
kemungkinan naiknya harga karena lancar. Pengendalian adalah usaha yang
inflasi dan naiknya upah buruh, juga sistematis untuk menentukan standar yang
akan terta hannya modal kontraktor yang sesuai dengan sasaran perencanaan,
kemungkinan besar dapat dipakai untuk merancang system informasi,
proyek lain. membandingkan pelaksanaan dengan
3. Bagi konsultan standar menganalisis kemungkinan adanya
keterlambatan akan mengalami kerugian penyimpangan antara pelaksanaan dan
waktu, karena dengan adanya standar, kemudian mengambil tindakan
keterlambatan tersebut konsultan yang pembetulan yang diperlukan agar sumber
bersangkutan akan terhambat dalam daya dipergunakan secara efektif dan efisien
mengagendakan proyek lainnya. dalam rangka mencapai sasaran (soeharto,
1995). Secara umum pengendalian suatu
8. Mengatasi keterlambatan proyek dapat dibagi sebagai berikut :
(Dipohusodo I. , 1996), selama proses 1. Pengendalian mutu
konstruksi selalu saja muncul gejala 2. Pengendalian waktu
kelangkaan periodik atas material-material 3. Pengendalian biaya
yang diperlakukan, berupa material dasar
atau barang jadi baik yang lokal maupun 10. Kurva S
import. Cara penanganannya sangat Kurva S adalah penggambaran
bervariasi tergantung pada kondisi proyek, kemajuan kerja (bobot %) kumulatif pada
sejak yang ditangani langsung oleh staf sumbu vertikal terhadap waktu pada sumbu
khusus dalam organisasi sampai bentuk horisontal. Kemajuan kegiatan biasanya
pembagian porsi tanggung jawab diantara diukur terhadap jumlah uang yang telah
pemberi tugas, kontraktor dan sub- dikeluarkan oleh proyek. Perbandingan
kontraktor, sehingga penawaran material kurva “S” rencana dengan kurva
suatu proyek dapat datang dari sub- pelaksanaan memungkinkan dapat
kontraktor, pemasok atau agen, importer, diketahuinya kemajuan pelaksanaan proyek
produsen atau industri, yang kesemuanya apakah sesuai, lambat, ataupun lebih dari
mengacu pada dokumen perencanaan dan yang direncanakan. Kurva S dapat berupa
spesifikasi teknis yang telah ditetapkan. suatu grafik yang disusun untuk
Cara mengendalikan keterlambatan adalah : menunjukkan hubungan antara nilai
kumulatif biaya atau jam orang yang telah
1. Mengerahkan sumber daya tambahan
digunakan atau persentase (%) penyelesaian
2. Melepas rintangan-rintangan, ataupun
terhadap waktu (Amelia, 2009).
upaya-upaya lain untuk menjamin agar
pekerjaan meningkat dan membawa
11. Microsoft Project 2013
kembali ke garis rencana Microsoft Project 2013 adalah sebuah
3. Jika tidak mungkin tetap pada garis program komputer yang digunakan untuk
rencana semula mungkin diperlukan mengelola suatu proyek.Microsoft project
revisi jadwal, yang untuk selanjutnya merupakan sistem perencanaaan yang dapat
dipakai sebagai dasar penilaian membantu dalam menyusun penjadwalan
kemajuan pekerjaan pada saat (scheduling) suatu proyek atau rangkaian
berikutnya. pekerjaan.Microsoft project juga mampu
membantu melakukan pencatatan dan
9. Pengendalian proyek
pemantauan terhadap penggunaan sumber
Soegeng Djojowirono (2005)
daya (resource), baik yang berupa sumber
menyatakan bahwa pengendalian adalah

Jom FTEKNIK Volume 4 No.2 Oktober 2017 5


daya manusia maupun yang berupa b. Crash Duration
peralatan. Kemampuan yang terdapat dalam Crash duration adalah waktu yang akan
microsoft project 2013 antara lain: dibutuhkan suatu proyek dalam
1. Task, mencatat semua kegiatan yang usahanya mempersingkat waktu yang
ada dalam suatu proyek durasinya lebih pendek dari normal
duration.
2. Resources, pencatatan sumber daya
Proses percepatan juga menyebabkan
manusia, peralatan yang dialokasikan
perubahan pada elemen biaya yaitu:
untuk mengerjakan pekerjaan tersebut.
a. Normal Cost
3. Schedule, proses penjadwalan suatu
Biaya langsung yang diperlukan untuk
pekerjaan, kapan proyek akan selesai
menyelesaikan kegiatan dengan kurun
dan sampai kapan proyek akan selesai.
waktu normal.
4. Predecessor, suatu hubungan keterlamb
b. Crash Cost
keterlambatan antara suatu pekerjaan
Jumlah biaya langsung untuk
dengan pekerjaan lain.
menyelesaikan pekerjaan dengan kurun
Dalam Microsoft Project 2013
waktu tersingkat .
mengenal 4 macam hubungan antar
pekerjaan, yaitu: Pemendekan durasi dapat dilakukan
1. FS (Finish to Start) dengan ketentuan sebagai berikut:
Suatu hubungan ketergantungan dimana 1. Dilakukan pada kegiatan lintasaan kritis
suatu pekerjaan (B) tidak boleh dimulai 2. Jumlah pemendekan durasi yang
sampai pekerjaan (A) selesai diadakan sesuai dengan durasi waktu
dilaksanakan. yang dibutuhkan untuk mengatasi
2. FF (Finish to Finish) keterlambatan.
Suatu hubungan ketergantungan dimana Rumus pemendekan durasi dengan
suatu pekerjaan (B) tidak dapat metode penambahan jam kerja (lembur) tiap
diselesaikan sampai pekerjaan lain (A) kegiatan (Saldjana, 1995) dari Rumus 1-6
selesai dilaksanakan.
3. SS (Start to Start) 𝜸 = {(𝐷1 . 𝑡1 ). 𝑇1 (𝐵𝑚 + (𝑈𝑝𝑗 . 𝑓1 ))} −
Suatu hubungan ketergantungan dimana {(𝐷𝑎 − 𝐷𝑐 )(𝑇. 𝑈𝑝ℎ )}……………….…(2.7)
suatu pekerjaan (B) tidak boleh dimulai Rumus untuk tambahan biaya peralatan yang
sebelum pekerjaan lain (A) dimulai dilemburkan : 𝜸 = {(𝐷1 . 𝑡1 )(𝑃 + 𝐵𝑝𝑗 )} −
juga.
{(𝐷𝑎 − 𝐷𝑐 )(𝑇. 𝐵𝑝ℎ )}…………….……(2.8)
4. SF (Start to Finish)
Suatu hubungan ketergantungan dimana Rumus pemendekan durasi dengan
suatu pekerjaan (B) tidak dapat metode penambahan tenaga kerja (Saldjana,
diselesaikan sampai pekerjaan lain (A) 1995) : 𝜸 = {(𝐷𝑐 . 𝑇𝑏 )(𝑈𝑝ℎ + 𝐵𝑚 ) +
dimulai. (𝐵𝑡 . 𝑇𝑏 )} − {(𝐷𝑎 − 𝐷𝑐 )(𝑈𝑝ℎ . 𝑇)}…….(2.8)
Untuk kegiatan yang menggunakan alat
12. Metoda Pemendekan Durasi berat, rumus tambahan biayanya sebagai
Dipercepatnya durasi suatu proyek akan berikut (Saldjana, 1995) : 𝜸 =
berdampak pada waktu dan biaya. Terdapat {𝐷𝑒 (𝐷𝑐 . 𝐵𝑝ℎ )(𝑃𝑏 + 𝑇𝑟 )} − {(𝐷𝑎 −
dua nilai waktu tiap aktifitas dalam suatu 𝐷𝑐 )(𝑃. 𝐵𝑝ℎ )}…………………………(2.9)
jaringan kerja saat percepatan terjadi, yaitu :
Rumus penambahan biaya dengan kerja
a. Normal Duration shift tiap kegiatan (Saldjana, 1995) : 𝜸 =
Normal Duration adalah waktu yang {(𝐷𝑐 . 𝑇𝑏 )(𝑈𝑝ℎ + 𝐵𝑚 ) + (𝐵𝑡 . 𝑇𝑏 )} −
dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu
aktifitas atau kegiatan dengan sumber {(𝐷𝑎 − 𝐷𝑐 )(𝑈𝑝ℎ . 𝑇)}……………..…(2.10)
daya normal yang ada tanpa adanya Rumus untuk kegiatan yang
biaya tambahan lain dalam sebuah menggunakan alat berat : 𝜸 =
proyek.
Jom FTEKNIK Volume 4 No.2 Oktober 2017 6
{𝐷𝑒 (𝑃. 𝑃𝑠𝑠 )(𝑊𝑠𝑠 + 𝐵𝑝𝑗 )} − {(𝐷𝑎 − sebelumya lahan ini merupakan lahan
𝐷𝑐 )(𝑃. 𝐵𝑝ℎ )}……………….…….…(2.11) perkebunan masyarakat, dapat dilihat pada
Dengan : Gambar 1.
𝐵𝑚 : Biaya makan pekerja lembur tiap hari
(Rp/hari)
𝐵𝑝ℎ : Biaya pemilikan per hari (Rp)
𝐵𝑝𝑗 : Biaya pemilikan per jam (Rp)
𝐵𝑡 : Biaya trasportasi pekerja tambahan
tiap orang (Rp/orang)
𝐷𝑎 : Durasi rencana awal (hari)
𝐷𝑐 : Durasi setelah pemendekan (hari)
𝐷1 : Lamanya lembur (jam/satu minggu)
𝑓1 : Faktor pengali upah lembur
P : Jumlah peralatan (orang/hari)
𝑃𝑏 : Jumlah peralatan tambahan (orang)
𝑃𝑠𝑠 : Jumlah peralatan shift siang (unit) Gambar 1 Lokasi Proyek
𝑃𝑠𝑚 : Jumlah peralatan shift malam (unit) Sumber : Google Earth 2016
𝑡1 : Tambahan waktu lembur
(jam/minggu) Tenaga kerja yang digunakan pada
T : Jumlah tenaga kerja per hari pembangunan gedung ini berasal dari
(orang/hari) berbagai daerah termasuk tenaga kerja dari
𝑇𝑟 : Biaya mobilisasi per unit (RP/hari) pulau jawa. Terbagi menjadi 3 kelompok
𝑇𝑠𝑠 : Tenaha kerja shift siang (orang) tenaga kerja yaitu pekerjaan pembesian,
𝑇𝑠𝑚 : Tenaha kerja shift malam (orang) bekisting dan pengecoran yang bertujuan
𝑈𝑝𝑗 : Upah pekerja per jam (Rp/hari) untuk mempercepat pekerjaan dan
𝑈𝑝ℎ : Upah pekerja per hari (Rp/hari) mengurangi tingkat kesalahan pada
𝑊𝑠𝑠 : Lama shift siang (jam) pekerjaan.Pada pekerjaan tertentu seperti
𝑊𝑠𝑚 : Lama shift malam (jam) pekerjaan baja, plumbing, pengelasan harus
Y : Tambahan biaya
mempunyai sertifikat keahlian khusus.
III. METEDOLOGI PENELITIAN 3. Analisis Data
1. Data Umum Dalam studi data yang dikumpulkan
Penelitian ini diawali dengan meliputi data sekunder. Data sekunder
melakukan kajian terhadap sejumlah adalah data – data pendukung yang dapat
literatur yang dapat mendukung pendekatan dijadikan input dan refrerensi yang
analisis, meliputi: metoda percepatan durasi digunakan dalam melakukan analisis
yang akan digunakan dan serta penggunaan keterlambatan dan percepatan. Data
software Microsoft Project 2013. sekunder dapat berupa data penjadwalan
(Trihendradi, 2013) dan kurva S, laporan harian pekerjaan,
kontrak proyek.
2. Data dan Lokasi Penelitian Data tersebut diperlukan untuk
Secara keseluruhan penelitian ini mengetahui bandingan besaran biaya
menggunakan data sekunder yang diperoleh keterlambatan dan biaya percepatan dengan
dari data Pembangunan Kantor Dinas Satuan menganalisa produktifitas & biaya metode
Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) normal dan alternatif-alternatif percepatan
Pemerintah Kota Pekanbaru Provinsi Riau. yang dipakai menggunakan bantuan
Kondisi lapangan pada pembangunan program microsoft excel , dan Microsoft
Kantor SKPD ini merupakan tanah kosong Project 2013.
seluas ± 300 Ha dan ini menguntungkan
untuk posisi site facility dan stock material
penunjang pekerjaan gedung. Pada

Jom FTEKNIK Volume 4 No.2 Oktober 2017 7


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pemendekan durasi dilakukan dengan
Berdasarkan data yang diperoleh, Upah tiga alternatif, yaitu :
tanaga kerja berasal dari Daftar Harga Dan 1. Pemendekan durasi dengan alternatif
Upah Dilingkungan Dinas Perumahan kerja lembur yang dipengaruhi oleh
Pemukiman dan Cipta Karya Kota stamina para pekerja, hal ini
Pekanbaru Pada Pembangunan Kantor Dinas menyebabkan terjadinya penurunan
Pekerjaan Umum Provinsi Riau yang dapat produktifitas kerja.
dilihat seperti dibawah ini : 2. Pemendekan durasi dengan alternatif
Pekerja = Rp.55.000,00 penambahan tenaga kerja dan peralatan.
Kepala tukang = Rp.80.000,00 Dalam hal ini, penambahan tenaga kerja
Tukang batu = Rp.70.000,00 dan peralatan harus disesuaikan dengan
Tukang besi = Rp.70.000,00 volume pekerjaan untuk menghindari
Tukang kayu = Rp.70.000,00 terjadinya penumpukan tenaga kerja
Mandor = Rp.85.000,00 maupun peralatan agar tidak
menimbulkan kerugian pembayaran
Setelah dilakukan analisa pada upah pekerja dan biaya peralatan.
pekerjaan persiapan dan pekerjaan gedung 3. Pemendekan durasi dengan alternatif
maka didapatkan kegiatan – kegiatan yang shift. Jumlah tenaga kerja pada shift
berada pada lintasan kritis. Tabel 1. malam sama dengan jumlah tenaga
kerja pada shift siang, hanya pada
Tabel 1. Pekerjaan yang mengalami lintasan beberapa item pekerjaan tertentu ada
kritis penambahan tenaga kerja mandor.
Durasi Produktifitas tenaga kerja pada shift
No Uraian Pekerjaan Pekerjaan siang sama dengan produktifitas tenaga
(hari) kerja pada shift malam.
1 Penyediaan tiang pancang 36
Perhitungan produktivitas diukur secara
2 pekerjaan pemancangan 60
3 struktur lantai dasar/satu 75
real dilapangan dengan jumlah jam kerja
4 struktur lantai dua 63 normal selama 8 jam kerja.
5 struktur lantai tiga 56 Pekerjaan-pekerjaan yang mengalami
6 struktur lantai empat 49 pemendekan durasi bisa dilihat pada tabel 3.
7 struktur lantai lima 45 berikut ini.
8 struktur lantai lima A 42
9 struktur ring balok atap 42 Tabel. 3 pekerjaan yang mengalami
10 pekerjaan rangka & penutup 34 pemendekan durasi
atap Durasi (Hari)
Penambahan
(Sumber : Hasil Analisa) No Item Pekerjaan
Normal Lembur Tenaga Kerja Shift
& Alat
Upah biaya peralatan berasal dari 1 Pengadaan Tiang Pancang 36 26 18 18
Sumber : (PT Nindya, 2015) yang dapat 2 Pek. Pemancangan 60 50 33 40
dilihat pada tabel 2 berikut ini. 3 Struktur Lt. Dasar/satu 75 64 43 75

Tabel 2 Biaya kepemilikan peralatan 4 Struktur Lt. dua 63 54 38 63

No Jenis alat Harsat (Rp/jam) 5 Struktur Lt. tiga 56 48 35 56


6 Struktur Lt. empat 49 42 31 49
1 Countainer Triller 550.000 7 Struktur Lt. lima 45 39 29 45
2 Crane 248.000 8 Struktur Lt. lima A 42 35 24 34
9 Pekerjaan Ring Balok Atap 42 35 24 42
3 Concrate Pump 120.000
10 Pek. Rangka & Penutup Atap 34 28 17 34
4 Alat Pancang 360.000 (Sumber : Hasil Analisa)
5 Mesin Las 35.600
6 Mesin Potong Besi 36.700 Analisa rekapitulasi penambahan biaya
(Sumber : Hasil Analisa) tenaga kerja untuk masing-masing alternatif
:

Jom FTEKNIK Volume 4 No.2 Oktober 2017 8


1. Alternatif kerja lembur 60% 52.26% %
Berdasarkan hasil analisa Microsoft

Persentase (%)
50%
Project 2013 alternatif kerja lembur bisa 38.62% %
40% 32.06% %
menyelesaikan proyek dalam waktu 665 hari 30%
27.10% %
dengan tambahan biaya sebesar Rp. 20%
18,660,584,148.32 10%
2. Alternatif penambahan tenaga kerja dan 0%
peralatan Normal Alternatif Alternatif +SD Alternatif
lembur shift
Berdassarkan hasil analisa microsoft
project 2013 alternatif penambahan tenaga
kerja dan peralatan bisa menyelesaikan Gambar 3 Persentase biaya masing-masing
proyek dalam waktu 601 hari dengan metode percepatan
tambahan biaya sebesar Rp. Sumber : (Hasil dan Analisa, 2017)
30,422,011,240.30 V. KESIMPULAN DAN SARAN
a. Alternatif kerja shift 1. kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa microsoft Dari hasil analisa perhitungan berbagai
project 2013 alternatif kerja shift bisa alternatif dapat disimpulkan :
menyelesaikan proyek dalam waktu 718 hari 1. Pembangunan gedung B5 kantor SKPD
dengan tambahan biaya sebesar Rp. yang ditargetkan selesai selama 658 hari
22,479,247,709.57 mengalami keterlambatan selama 68
Dari ketiga alternatif diatas, alternatif hari, yaitu waktu penyelesaiannya
yang paling efisien untuk menyelesaikan bertambah menjadi 726 hari dengan
pekerjaan adalah alternatif kerja lembur, biaya pelaksanaan bertambah sebesar
karena perbedaan waktu penyelesaian 32,06% dari biaya total proyek.
proyek yang tidak begitu jauh dengan waktu 2. Tiga alternatif percepatan proyek yakni
rencana, serta memiliki biaya tambahan metode lembur, penambahan tenaga
yang paling minimum. kerja & alat, dan metode shift
memberikan nilai biaya peningkatan
Besarnya biaya pelaksanaan dari
proyek sebesar 32,06%, 52,26%, dan
masing-masing metode pemendekan bisa
38,62%. Maka alternatif yang paling
dilihat pada Gambar 2 berikut ini.
ekonomis yaitu metode lembur.

2. Saran
Rp30,422,011,240.30 1. Keterlambatan pembangunan pada
Rp18,660,584,148.32 Rp22,479,247,709.57 gedung B5 ini dapat dihindaari dengan
cara kontraktor yang akan
Rp15,772,898,440.27
melaksanakan pembangunan sudah
harus menyelesaikan semua izin yang
terkait sehingga tidak ada hambatan
Normal Alternatif lembur Alternatif +SD Alternatif shift yang mengganggu jalannya
pembangunan proyek.
Gambar 2 Grafik perbandingan biaya 2. Keterlambatan yang terjadi dapat
Sumber : (Hasil dan Analisa, 2017) diminimalisir dengan cara kontraktor
pelaksana harus selalu memeriksa dan
Meski biaya tambahan cukup besar
mengawasi setiap saat pada setiap
mencapai Rp. 18.660.584.148,32 namun ini
pekerjaan, serta memberikan perhatian
merupakan biaya paling minimum untuk
khusus bagi item pekerjaan yang
mengejar keterlambatan. Persentase biaya
sekiranya dapat mengalami kendala
keterlambatan masing- masing metode
sehingga proyek bisa di selesaikan
pekerjaan terhadap total biaya proyek bisa
dengan waktu yang diinginkan.
dilihat pada Gambar 3 berikut ini.

Jom FTEKNIK Volume 4 No.2 Oktober 2017 9


VI. DAFTAR PUSTAKA Soeharto, I. (1999). Manajemen Proyek Dari
Amelia, R. (2009). Alternatif Mengurangi Konsepsual Sampai Operasional
Dampak Keterlambatan Proyek Jilid I Edisi Kedua. Jakarta:
Terhadap Waktu Dan Biaya. Erlangga.
Pekanbaru: Universitas Riau.
Tampubolon, M. p. (2004). Manajemen
Callahan, M. (1992). Construction Project Operasional. Jakarta: Ghalia
Schedulling. New York: Mc Graw Indonesia.
Hill.
Trihendradi. (2013). Microsoft Project 2013
Dipohusodo, I. (1996). Manajemen Proyek Langkah Mudah Merencanakan dan
dan Konstruksi Jilid 2. Yogyakarta: Mengendalikan Proyek. Yogyakarta:
Kanisius. Penerbit Andi.

Djojowirono, s. (1984). Manajemen


Kontruksi. Yogyakarta: ANDI.
Ervianto, W. (1998). Manajemen Proyek
Konstruksi. Yogyakarta: Andi
Offside.
Kerzner, H. (1995). "Project Manajemen", A
system to Planning, Scheduling, and
Controling. New York: Van
Nostrand Reinbold.
Levis & Atherley. (1996). Deley
Construction. Langford.
Munawaroh. (2003). Principle Of
ManaGement Construction .
Semarang: Jendela Ilmu.
PT Nindya, K. (2015). Dokumen Proyek
Satuan Kerja Perangkat Daerah
Gedung B5. Pekanbaru: PT. Nindya
Karya.
Saldjana. (1995). Studi Dampak
Keterlambatan Proyek Terhadap
Peningkatan Biaya Kontraktor.
Bandung: Institut Teknologi
Bandung.
Soeharto. (1995). Manajemen Proyek: Dari
Konseptual Sampai Operasional.
Jakarta: Erlangga.
Soeharto, I. (1997). Manajemen Proyek Dari
Konsepsual Sampai Operasional
Jilid II Edisi Pertama. Jakarta:
Erlangga.

Jom FTEKNIK Volume 4 No.2 Oktober 2017 10

Вам также может понравиться