Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
HIV/AIDS
RUMAH SAKIT BUDI AGUNG PALU
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
Manajemen RS Budi Agung Palu mempunyai kegiatan sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan
dicapai perusahaan dan mengatur strategi yang akan dilaksanakan agar dapat
tercapai. Perencanaan ini dapat disusun baik untuk jangka pendek maupun
jangka panjang, agar dapat dipakai sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan
perusahaan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah membentuk kerangka dasar dalam menentukan
aktifitas dan tugas pokok dari suatu kelompok individu atau individu dalam
perusahaan, yang meliputi pemberian tugas tanggung jawab tertentu,
pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu- individu untuk
melaksanakan tugas-tugasnya, pertanggung jawaban atas tugas yang diberikan.
3. Pengarahan (Leading/Actuating)
Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan susun personalianya,
langkah berikutnya pengarahan. Pengarahan merupakan proses yang harus
dilakukan oleh manajemen agar pelaksanaan dapat diarahkan sesuai dengan
tujuan yang diinginkan oleh perusahaan, untuk tujuan tersebut manjemen harus
selalu mengadakan pendekatan dan perbaikan yang diperlukan untuk
menumbuhkan motivasi para karyawan agar dapat bekerja dengan optimal sesuai
dengan rencana. Manajemen harus memberikan gambaran yang jelas apa yang
akan dituju, memberikan petunjuk yang memadahi, dan memiliki perasaan
apakah pelaksanaan akan memberikan sumbangan terhadap tujuan yang akan
dicapai tersebut.
4. Pengawasan (Controling)
Pengawasan atau pengendalian adalah proses untuk memeriksa kembali,
menilai dan selalu memonitor laporan-laporan apakah pelaksanaan tidak
menyimpang dari tujuan yang sudah ditentukan, hal ini penting untuk
menghemat pemborosan biaya yang dikeluarkan. Dalam mengadakan
pengendalian harus diadakan perbandingan antara hasil sesungguhnya yang
dicapai dengan proyeksi yang ditetapkan dalam perencanaan, untuk menilai
prestasi masa lalu dan meletakan tanggung jawab adanya penyimpangan yang
terjadi.
Untuk rencana kerja dalam satu tahun, Rumah Sakit, Direktur, komite,
instalasi dan bagian membuat rencana kerja. Rencana kerja ini akan menjadi
bahan evaluasi dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan tentang jenis dan mutu
pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib yang berhak diperoleh setiap
4
warga negara secara minimal, juga merupakan spesifikasi teknis tentang tolok
ukur pelayanan minimum yang diberikan kepada masyarakat. Indikator SPM
adalah tolak ukur untuk prestasi kuantitatif dan kualitatif yang digunakan untuk
menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi dalam pencapaian suatu
SPM tertentu, berupa masukan, proses, hasil dan atau manfaat pelayanan. SPM
dan indikator ini dimonitoring, dicatat oleh unit-unit yang terkait dan dilaporkan
secara berkala dalam Rapat Kerja bulanan. Evaluasi dari laporan akan dilakukan
implementasi guna perubahan menuju arah yang lebih baik.
5
BAB II
GAMBARAN UMUM
RUMAH SAKIT BUDI AGUNG PALU
RS Budi Agung Palu terletak di Jalan Maluku No.44 Palu, Kelurahan Lolu
Selatan, Kecamatan Palu Timur, Kota Palu 94112, Provinsi Sulawesi Tengah,
Indonesia. Telpon 0451 421 360 , 422 460, 422 355 Fax : 0451 424 145 , email :
rsbudiagungpalu@gmail.com , yang berdiri di atas lahan seluas lebih dari 13.764
M2
Pekerjaan perluasan bagunan Rumah Sakit Budi Agung Palu secara bertahap
dilaksanakan sesuai kebutuhan dan dana yang tersedia. Beberapa data-data dan
pengembangan bangunan dapat disampaikan sebagai berikut:
6
1. Nomor Kode RS : 7271095
2. Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit Budi Agung Palu
3. Jenis Rumah Sakit : Swasta
4. Kelas Rumah Sakit : Kelas C
5. Nama Direktur : dr. Ida Bagus Yadnya Putra
6. Penyelenggara : Yayasan
7. Alamat / Lokasi RS : Jl. Maluku No. 44 Palu
7.1 Kab/Kota : Palu
7.2 Kode Pos : 94112
7.3 Telp : (0451) 421360 - 422460 - 423355
7.4 Fax : (0451) 424145
7.5 Email : rsbudiagungpalu@gmail.com
8. Luas Rumah Sakit
8.1 Tanah : 13.764 M2
8.2 Bangunan : 8.750 M2
9. Surat izin / penetapan
9.1 Nomor : 17/23.5.7/DPMPTSP/II/2017
9.2 Tanggal : 27 Februari 2017
9.3 Oleh : DPMPTSP Kota Palu
9.4 Sifat : Perpanjangan
9.5 Masa berlaku s/d tahun: 27 Februari 2022
10. Penyelanggara Rumah Sakit
10.1 Nama : Yayasan Budi Agung Palu
10.2 Status : Yayasan
11. Akreditasi Rumah Sakit
11.1 Penetapan : 5 Pelayanan
11.2 Status : Penuh Tingkat Dasar
11.3 Tanggal Akreditasi : 18 juni 2012
7
umum di bagian bersalin kemudian berkembang dan memiliki 2 kamar dan 3
ruangan terdiri dari :
– 2 kamar VIP Utama
– 1 Ruang Kelas I ( 2 tempat tidur )
– 1 Ruang Kelas II ( 3 tempat tidur )
– 1 Ruang Bayi ( 5 Box Bayi )
2. Tahun 1988, Rumah Sakit Budi Agung membuka dan mengembangkan
menjadi rumah sakit umum dengan menambah 16 Ruang dan 35 kamar tidur
yang terdiri dari :
– 1 Ruang VIP utama kartika sari ( masing – masing 2 TT)
– 4 Ruang anak – anak ( masing – masing 2 TT)
– 4 Ruang kelas I (masing – masing 1 TT)
– 4 Ruang kelas II ( masing – masing 2 TT)
– 1 Ruang fisiotherapi ( 2 TT)
– 1 Ruang kelas III untuk pria ( 6 TT)
– 1 Ruang kelas III untuk wanita ( 6 TT)
8
6. Tahun 2005, dengan meningkatnya permintaan kamar maka pada tahun
2005, RS Budi Agung melakukan penambahan kamar yaitu 2 kamar sweet
room, 6 kamar VIP A, 10 kamar VIP B , 1 kamar kelas I, (Bima I) , 2 kamar VIP (
Bima II dan III )
7. Tahun 2011, penambahan 10 kamar VIP ( Kresna ) dan RS Budi Agung
menambah beberapa peralatan untuk rehabilitasi Medis, seperti EEG,
TREADMILL, 2 PANTIEN MONITER, ALAT – ALAT LABORATORIUM, DC SHOCK
Dan sampai saat ini RS Budi Agung yang mempunyai kelas Tipe C dengan
Kapasitas TT sebanyak 96 Bed yang terdiri dari 82 bed perawatan umum dan
14 bed kamar bersalin yang di dukung oleh dokter umum dan 56 dokter
spesialis serta 238 karyawan medis dan non medis , RS budi agung juga
melaksanakan perluasan ruangan UGD dan ICU serta ICCU dengan
membangun bangunan baru , serta bangunan VIP dengan kapasitas 10
kamar
8. Tahun 2012, RS Budi Agung semakin berkembang dengan memberikan
pelayanan penderita rawat inap, sehingga di harapkan bisa memilki kamar
menjadi 106 kamar dan kapasitas 136 TT. Melaksanakan pula perluasan :
– Ruang makan karyawan dengan merenovasi ruang yang ada tanpa
membangun yang baru
– Renovasi perawatan anak
– Renovasi bagian informasi kamar bersalin
– Renovasi bagian eksterior depan RS Budi Agung
1. Tanah
Lokasi RS Budi Agung Palu berada di area pusat kota Palu yang tempatnya
terletak atau berkedudukan di jalan Budi Agung No.1 Palu. Lokasi RS. Budi
Agung cukup strategis oleh karena ditunjang dengan kemudahan akses
menuju rumah sakit serta dapat dijangkau oleh masyarakat dalam kota
maupun dari luar kota Palu.
RS Budi Agung Palu memiliki luas tanah yang cukup besar yaitu dengan
ukuran luas tanah 13.764 M2.
2. Bangunan
9
Bagunan RS Budi Agung Palu yang didirikan sejak tanggal 20 Maret 1973
sampai dengan saat ini memiliki luas Bangunan 8.162 M2. Tampak depan
dari bangunan RS Budi Agung terdiri dari bangu nan 2 lantai, untuk
pelayanan administrasi dan poliklinik serta IGD. Kemudian bangunan-
bangunan lainnya masih merupakan bangunan sejak berdirinya yang
mengalami renovasi-renovasi untuk mempertahankan fisik bangunannya.
3. Lahan Parkir
RS Budi Agung Palu memiliki area pakir yang cukup luas ± 5.840 M2. Lahan
parkir ini dipandang masih cukup memadai untuk menampung sejumlah
kendaraan milik pasien dan atau keluarga serta tamu lainnya yang
berkunjung untuk urusan yang berkaitan dengan rumah sakit.
5. Listrik
Penyediaan arus listrik mempunyai ijin yang setiap tahun diperbaharui
dengan pembaharuan terakhir masa berlaku sampai dengan 08 Januari 2033
2028, untuk mendukung operasional alat elektrik medis dan penerangan di
rumah sakit bersumber pada aliran listrik dari Perusahaan Listrik Negara
(PLN) dengan total 329 KVA, namun demikian RS Budi Agung Palu juga
melengkapi penyediaan arus listrik dari satu unit Generator Set pembangkit
listrik (Genset) dengan total 500 KVA, yang sewaktu-waktu dapat digunakan
apabila PLN mengalami suatu gangguan atau pemadaman untuk sementara
waktu untuk mensuplai kebutuhan rutin harian sebesar ....... KVA.
6. Air
Sumber utama penyediaan air bersih untuk kebutuhan di RS Budi Agung
Palu adalah air sumur dalam, melalui tehnik suntik (air sumur artesis) dan
untuk menjamin kualitas air yang digunakan maka rumah sakit
10
melakukan pemeriksaan bakteriologis Air secara berkala ke Laboratorium
Kesehatan Daerah (Labkesda) Kota Palu . Disamping itu RS Budi Agung
Palu juga menyediakan beberapa tandon persediaan air di beberapa titik
startegis, yang diharapkan dapat mensuplai kebutuhan operasional rutin
rumah sakit
7. Penangkal Petir
Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja PER-
02/MEN/1989 tentang Pemasangan dan Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
maka RS. Budi Agung Palu telah menyempurnakan penggunaan Instalasi
Penyalur Petir Elektrostatis KURN.R.85 pada Bulan Juli 2008 dengan surat ijin
Dinas Tenaga Kerja Nomor: 560/0178/BID.WAS dengan perpanjangan setiap
tahun dengan perpanjangan terakhir sampai dengan Juli 2020.
Data Teknis Obyek Pengujian
1. Jenis / Merek/ type : Elektrostatik/ Kurn R-100
2. No Seri :-
3. Tahun Pembuatan / Pemasangan : 2018
4. Asal Negara Pembuat : indonesia
5. Jumlah pembumian : 3 buah
6. Tinggi bangunan : 14,62 meter
11
Jumlah tempat tidur pasien yang tersedia saat ini di Rumah Sakit Budi Agung
Palu adalah 139 tempat tidur. Komposisi total jumlah tempat tidur pasien
berdasarkan kelas perawatan dapat dijabarkan dalam tabel berikut ini:
TOTAL 139
2.6 KETENAGAAN
Jumlah total karyawan yang bekerja di Rumah Sakit Budi Agung yang terdata
sampai dengan Bulan Juni adalah 343 Karyawan. Komposisi jumlah tenaga
berdasarkan jenis ketenagaan dan jenis pendidikan dapat dijabarkan dalam tabel
berikut ini :
12
Dapat di sampaikan pula sebagai informasi bahwa khusus untuk tenaga
medis, Rumah Sakit Budi Agung juga memiliki tenaga medis dokter spesialis dan
subspesialis, yang bekerja paruh waktu dan memberi pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit Budi Agung. Jumlah total dokter spesialis dan subspesialis tersebut
adalah 34 orang dokter.
13
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI & TUJUAN RS
3.1 VISI :
Menjadi Rumah Sakit yang memberikan pelayanan prima dan berkualitas
3.2 MISI :
1. Menyelenggarakan pelayanan Kepada Masyarakat secara, cepat dan
akurat
2. Meningkatkan sarana dan prasarana sehingga pelayanan masyarakat
sesuai standar prosedur operasional
3. Membantu program pemerintah dalam bidang sosial
3.3 FALSAFAH :
“Melayani dengan senang hati”
3.4 TUJUAN
Meningkatkan standar kesehatan masyarakat
3.5 MOTTO
“Senyum, sapa, segar, simpati, serius, sukses”
14
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI
SEKRETARIS
Komite PPI
KKeperawatan Bidang Bidang Bagian Bagian
Komite Medis Bidang
Pelayanan Medis Penunjang Medis Keperawatan Umum & Adm Keuangan & Akuntansi
Komite PMKP
Ins.Laboratorium
Ins. Gawat Darurat Seksi Pelayanan Sub.Bag. SDM Sub Bag.
Komite Farmasi Keperawatan Keuangan
Terapi Ins.Radiologi
Kamar Bersalin Sub Bag. IPSRS
KSM Sub. Bag.
Ins. Farmasi Seksi Asuhan Akuntansi
ICU
Tim Terpadu Keperawatan Sub Bag. Humas
Tim K3RS ICCU Ins. Gizi
Tim MPP Sub Bag.
Tim Code Blue Ins. Bedah Sentral Unit Rekam Medis
Teknologi
Tim Ponek Ins. Rawat Jalan Informasi
Tim PPRA Unit CSSD
Tim Geriatri Ins. Rawat Inap Pengurus Yayasan Budi Agung Palu
Unit Kamar Jenazah
Tim HIV-AIDS
Tim TB DOTS 15
Tim PKRS
Tjokorda Agung Djaya Semara. S.E
Ketua
4.2 KETERANGAN DAN PENGERTIAN
4.2.1 Pejabat Struktural
a. Direktur adalah kepala atau pejabat tertinggi di RS Budi Agung Palu yang
diangkat oleh Yayasan Budi Agung Palu
b. Kepala bagian dan kepala bidang adalah pejabat yang membantu Direktur
sesuai Bagian dan bidang masing-masing, terdiri dari 5 (lima) yaitu 3 Kepala
Bidang dan 2 Kepala Bagian antara lain ; Bidang Pelayanan Medis, Bidang
Penunjang Medis, Bidang Keperawatan, Bagian Keuangan dan Akuntansi,
Bagian Umum & Administrasi
c. Kepala Bagian Umum dan Adminitrasi adalah pejabat yang membantu
Direktur dalam mengelola Penyedian Fasilitas Rumah Sakit dan juga pelayanan
SDM dan DIKLAT
d. Kepala Bidang Pelayanan Medis adalah pejabat yang membantu Direktur
untuk membantu mengelola, mengawasi dan mengevaluasi pelaporan lingkup
tugas bidang pelayanan medis
e. Kepala Bidang Penunjang Medis adalah Pengawasan dan pengendalian
pelaksanaan kegiatan pelayanan di instalasi maupun Unit penunjang medis
(Radiologi, Laboratorium, farmasi, Gizi, RM, CSSD, Kamar Jenazah.
f. Kepala Bidang Perawatan adalah pejabat yang membantu Direktur untuk
mengelola, mengawasi dan mengendalikan pelayanan keperawatan dan
asuhan keperawatan.
g. Kepala Bagian Keuangan adalah pejabat yang membantu Direktur untuk
membantu mengelola, mengawasi dan mengendalikan pelayanan di Kasir,
Akuntansi dan Penagihan
h. Kepala Unit Kerja adalah pejabat yang membantu Kepala Bagian, yang terdiri
dari tenaga ahli atau profesi dan memiliki fungsi tertentu sebagai bagian yang
tidak terpisahkan dari rumah sakit baik berfungsi pelayanan maupun
pendukung operasional rumah sakit. Unit Kerja dapat bertanggungjawab atas
satu atau lebih Sub Unit Kerja.
i. Kepala Ruangan adalah pejabat yang membantu Kepala Bagian, yang terdiri
dari tenaga ahli atau profesi dan memiliki fungsi tertentu sebagai bagian yang
tidak terpisahkan dari rumah sakit baik berfungsi pelayanan maupun
pendukung operasional rumah sakit.
j. Berikut ini adalah nama-nama Bagian, Bidang, Instalasi, Unit dan Sub Bagian
yang ada di RS. Budi Agung Palu :
1. Bidang Pelayanan Medis
2. Bidang Penunjang Medis
3. Bidang Keperawatan
4. Bagian Umum dan Adminitrasi
5. Bagian Keuangan dan Akuntansi
6. Sub Bagian Keuangan
7. Sub Bagian Akuntansi
16
8. Sub Bagian HUMAS
9. Sub Bagian SDM/Diklat
10. Sub Bagian IPSRS
11. Sub Bagian Teknologi Informasi
12. Instalasi Gawat Darurat
13. Instslasi Rawat Jalan
14. Instalasi Rawat Inap
15. Instslasi Bedah Sentral
16. Instalasi Farmasi
17. Instalasi Laboratorium
18. Instalasi Radiologi
19. Instalasi Gizi
20. Unit Rekam Medis
21. Unit CSSD
22. Unit Kamar Jenazah
23. Pelayanan Keperawatan
24. Asuhan Keperawatan
25. ICU
26. ICCU
17
untuk membantu direktur untuk memberikan masukan, pertimbangan serta
usulan kebijakan tentang berbagai hal terkait pelayanan di rumah sakit
h. Satuan Pemeriksa Internal adalah perangkat rumah sakit yang membantu
direktur untuk mengawasi arah kebijakan Rumah Sakit; mengawasi
pelaksanaan rencana strategis; mengawasi pelaksanaan kendali mutu dan
kendali biaya
i. Kelompok Staf Medik adalah perangkat rumah sakit yang terdiri dari kelompok
dokter kelompok dokter yang bekerja di bidang medis dalam jabatan
fungsional sesuai dengan spesialisasi yang ada. Staf Medis (KSM) di RS. Budi
Agung Palu dikelompokkan menjadi 3 (tiga) sebagai barikut ;
A. KSM Bedah.
B. KSM Non Bedah
C. KSM Umum dan Gigi
18
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA
RS. BUDI AGUNG PALU
1. Visi
Menjadi rumah sakit yang memberikan pelayanan prima dan berkualitas
2. Misi
3. Tujuan
Tujuan Tim HIV AIDS adalah sedini mungkin mampu mengidentifikasi dan
membantu pasien dengan penyakit yang di sebabkan oleh VIRUS HIV sehingga
angka kesakitan dan kematian mampu di minimalkan pada pelayanan di
rumah sakit Budi Agung palu. Tim HIV AIDS di pimpin oleh seorang dokter
konsultan psikologi yang membawahi anggota yang terdiri dari 1 dokter
Umum, 5 perawat, 1 petugas laboratorium, 1 petugas farmasi, 1 petugas bpjs,
1 petugas RM
19
A. STRUKTUR ORGANISASI TIM HIV AIDS
Direktur
dr. Ida Bagus Yadnya Putra
Kordinator
Dr. Suryani, SP.KJ
KOMITE MEDIS
Dr. Faridnan Sp.An Ketua
Dr. Yudha Ganesa
KOMITE PPI
RUMAH SAKIT RUJUKAN
Maratin Amd.Kep Sekertaris
Merry Kristiani S.Kep,Ns
TIM HIV AIDS
Poliklinik
Rawat inap Laboratorium Farmasi
VCT I made fitriani Venansius I made Iwan lamanda
Ranta Pasulu
Masna, AMAK Amd.far
Amd.Kep
Mengetahui
Direktur Rumah Sakit Budi Agung Palu
20
BAB VI
URAIAN JABATAN
Uraian Tugas:
1) Merencanakan/membuat rencana kerja kebutuhan tim hiv aids setiap
tahunnya.
2) Menyelenggarakan pelayanan hiv aids berdasarkan rencana kebutuhan
ketenagaan, sesuai kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh direktur
rumah sakit.
3) Menyelenggarakan rujukan, baik di dalam maupun ke dan dari luar
rumah sakit.
4) Menyelenggarakan kerjasama dengan tim/departeman/bagian/KSMF
(Kelompok Staf Medik Fungsional) lain di rumah sakit, serta hubungan
lintas program dan lintas sektoral melalui direktur rumah sakit.
5) Memberikan laporan berkala tim hiv aids kepada Direktur Rumah Sakit
Uraian Tugas:
1) Merencanakan/membuat rencana kerja serta rencana kebutuhan
poliklinik HIV AIDS setiap tahunnya.
21
2) Menyediakan kelengkapan pelayanan HIV AIDS di poliklinik VCT
berdasarkan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh ketua tim HIV
AIDS
3) Menyediakan kelengkapan tugas pendidikan, latihan dan penelitian
serta pengembangan sesuai kebijakan tim HIV AIDS
4) Menyelenggarakan kerja sama dengan SMF di rumah sakit.
5) Bertanggung jawab kepada ketua TIM HIV AIDS atas penyelenggaraan
pelayanan VCT di poliklinik.
Uraian Tugas:
1) Menyelenggarakan upaya pelayanan geriatri di rawat inap berdasarkan
kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh ketua tim HIV AIDS
2) Menyelenggarakan tugas pendidikan, latihan, penelitian serta
pengembangan sesuai kebijakan tim geriatri.
3) Menyelenggarakan kerjasama dan rujukan dengan SMF lain di Rumah
Sakit.
4) Bertanggung jawab kepada ketua tim Hiv aids atas laporan berkala dan
penyelenggaraan pelayanan HIV AIDS ruang di rawat inap
22
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
BIDANG
PELAYANA
N
PENUNJANG MEDIS
LABORATORIUM
PENDERITA FARMA
HIV SI
23
Hubungan tim HIV AIDS dengan unit-unit lainya dibentuk sebagai sesuai dengan
jejaring interna dalam menangai pasien HIV AIDS di dalam Rumah Sakit.
Koordinasi kegiatan dilaksanakan oleh Tim HIV AIDS Rumah Sakit.
a. Direktur medis berfungsi dalam penyediaan SDM Tim, Koorniasi dan mutu
pelayanan.
b. Poliklinik berfungsi menaring tersangka pasien HIV AIDS serta dapat
menemukan masalah atau diagnosis lebih dari 1 atau dua masalah.
c. Laboratorium berfungsi sebagai sarana penunjang pengangkatan sebuah
diagnostik.
d. Farmasi berfungsi sebagai unit yang bertanggung jawab terhadap
manajemen obat di Rumah Sakit .
e. Pencatatan dan pelaporan dilakukan oleh petugs administrasi tim geriatri.
Rekan medis berfungsi sebagai pendukung data geriatri.
f. MKE berfungsi sebgai pelaksaan penyuluhan dan promosi layanan Geritri
di Rumah Sakit.
BAB VIII
16
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
17
rasi Keperawat tahun kegiatan
Geriatri an / pencatatan dan
Kebidanan pelaporan kegiatan
administrasi
geriatri di rumah
sakit
6. Farmasi DIII Minimal 1 STR, SIK 1 Melaksanakan
geriatri farmasi/ tahun kegiatan
S1 Farmasi kefarmasiaan obat
di rumah sakit
7. Laborato Sekolah Minimal 1 STR, SIK 1 Melakukan
rium menengah tahun pemerikasaan
geriatri analis laboratorium
Kesehatan sesuai anjuran
(SMAK), dokter
DIII AMK
BAB XI
PERTEMUAN RAPAT
18
A. Pengertian
Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang yang
memiliki kepentingan dan tujuan yang sama untuk membicarakan atau
memecahkan suatu masalah tertentu.
B. Tujuan
1. Umum :
Dapat membantu terselengaranya pelayanan HIV AIDS yang profesional.
2. Khusus :
a. Dapat menggali segala permasalahan terkain dengan pemberi
pelayanan HIV AIDS
b. Dapat mencari jalan keluar atau pemecahan masalah terkait dengan
pelayanan HIV AIDS
C. Kegiatan rapat
Rapat dilakukan dan diadakan oleh tim HIV AIDS yang dipimpin oleh
koordinator HIV AIDS dan diikuti oleh semua stafnya. Rapat yang dilakukan
dan dua macam yaitu
1. Rapat terjadwal / Rapat rutin
Rapat terjadwal adalah rapat yang diadakan oleh koordinator layanan HIV
AIDS setiap bulan satu kali dengan perencanaan yang telah dibuat selama
satu tahun dengan agenda rapat yang telah ditentukan oleh koordinator
layanan HIV AIDS
Keterangan :
Rapat rutin HIV AIDS diselengarakan sebagai berikut :
a. Rapat bulanan (1 bulan sekali)
Waktu :
Jam :
Tempat :
Peserta :
Materi :
b. Rapat dengan unit terkait
Pertemuan terjadwal yang diperlukan untuk berkoordinasi secara rutin
dengan unit-unit terkait tertentu.
Waktu :
Jam :
Tempat :
Peserta :
Materi :
2. Rapat tidak terjadwal / rapat insidentil :
19
Rapat insidentil diselenggarakan sewaktu-waktu bila ada masalah atau
sesuatu hal yang perlu dibahas segera. Pertemuan insidentil dapat
melibatkan petugas dalam lingkup koordinator pelayanan da pelaksanaan
serta unit lain bila mana diperlukan untuk penanganan dan upaya
penyelesaikannya.
BAB X
PENUTUP
20
masing dan membangun kerjasama yang baik secara interna Rumah sakit.
Termasuk tatalaksana hubungan kerja dengan unit kerja lain baik didalam dan
diluar rumah sakit. Semoga buku panduan ini dapat bermanfaat dalam
mewujudkan pola kerja dan menyusun pengorganisasian layanan HIV AIDS
sehingga tercipta pelayanan yang handal, berkualitas, terpadu dan menyeluruh.
BAB VI
URAIAN JABATAN
21
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
22
Perangkat komite yang lain diangkat dan ditetapkan oleh Direktur setelah
mendapat rekomendasi dari Ketua Komite. Dalam pelaksanaan tugasnya, Komite
memberikan laporan secara tertulis dalam bentuk rekomendasi.
23
7.6 HUBUNGAN KERJA ANTARA KABAG KABID DENGAN JAJARAN DIBAWAHNYA
Para Kepala Bagian mempunyai tugas melakukan monitoring, evaluasi dan
tindak lanjut pelayanan sesuai dengan pembagian tugasnya, namun tidak
menutup kemungkinan bisa melakukan koordinasi diluar pembagian tugasnya
jika berkaitan sampai kepada jajaran dibawah masing-masing.
24
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
25
5. Beban kerja adalah sejumlah target pekerjaan atau target hasil yang harus
dicapai dalam satu satuan waktu tertentu.
26
4. Perubahan lain yang mempengaruhi organisasi
Perubahan lain yang mempengaruhi organisasi dapat berupa peningkatan
mutu pelayanan, perubahan kebijakan pembinaan dan pengembangan, misalnya
pengalihan pencapaian program dari swakelola menjadi pelimpahan pekerjaan
kepada pihak ketiga. Hal ini pada akhirnya akan mempengaruhi pula kepada
jumlah beban kerja.
5. Faktor lingkungan yang sangat berpengaruh pada :
a. Tipe dan lokasi RS
b. Lay out ruang keperawatan
c. Fasilitas dan juknis pelayanan yang diberikan
d. Kelengkapan peralatan medik, diagnostik
e. Pelayanan penunjang dari unit lain
f. Macam kegiatan yang dilaksanakan : penyuluhan, kunjungan rumah, dll.
Dari beberapa indicator atau metode penghitungan pola ketenagaan yang
ada, Bagian SDM akan menggunakan beberapa metode dalam pengaturan
pelaksanaan kerja di Unit-unit kerja terkait. Metode yang dipergunakan dalam
pelaksanaan kerja di RS Budi Agung Palu dilakukan dengan metode work-load
analysis dan khusus profesi perawat, penghitungan pola ketenagaan sudah
mempunyai standar yang telah ditentukan dari beberapa standar yang ada.
Penghitungan pola ketenagaan Keperawatan mengadopsi dari Peraturan yang
telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, meliputi :
27
0 1 A p ril 2 0 1 2
Untuk menghitung waktu yang dibutuhkan merawat klien perhari perlu
dijumlahkan :
KE
H &T
WPL + WPTL + WPK
AECNoAnG
WPL : Waktu yang dibutuhkan untuk perawatan langsung
suAlta
WPTL : Perawatan tidak langsung
AN
WPK : Waktu untuk penyuluhan kesehatan.
n t - W o rksh o p P O L A
Kebutuhan staf keperawatan dasar adalah jumlah minimal dari tenaga
keperawatan pada setiap unit / bangsal / ruang sesuai kebijakan rumah sakit
dengan menentukan :
1. Jumlah hari dalam 1 tahun = 365 hari
2. Jumlah hari kerja non efektif dalam 1 tahun
3. Jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun : 365 – 86 = 279 hari
4. Jumlah minggu efektif = 279 : 7 = 39,8 minggu
5. Jumlah jam kerja efektif dalam 1 tahun : 39,8 minggu x 40 jam = 1.592 jam /
tahun.
Rata-rata jam
Rata-rata Jumlah jam
No Jenis Perawatan
pasien/hr kerja
pasien/hari
1 Penyakit Dalam 10 3,5 35
2 Bedah 8 4 32
3 Gawat 1 10 10
4 Anak 3 4,5 13,5
5 Kebidanan 1 2,5 2,5
Jumlah 23 93
28
25x Jumlah tenaga keperawatan + loss day
100
29
Rata-rata jam
Rata-rata Jumlah jam
No Jenis Perawatan
pasien/hr kerja
pasien/hari
1 Askep minimal 7 2 14
2 Askep Sedang 7 0,08 21,56
3 Askep Agak Berat 11 4,15 45,65
4 Askep Maksimal 1 6,16 6,16
Jumlah 26 87,37
30
Kamar Operasi
1. Dasar perhitungan tenaga
2. Jumlah dan jenis operasi
3. Jumlah kamar operasi
4. Pemakaian kamar operasi (diprediksi 6 jam/hari)
5. Tugas perawat 2 orang/tim (instrumen + sirkulasi)
6. Ketergantungan pasien :
a. Operasi Besar : 5 jam
b. Operasi sedang : 2 jam
c. Operasi kecil : 1 jam
7. Alat tenun dan set operasi dipersiapkan oleh CSSD
(Jml jam kep./ hr x Jml. Operasi ) x Jml. Prwt/tim + ( cadangan )
Jam kerja efektif/hr
Gawat Darurat
Dasar perhitungan :
1. Rata-rata jumlah pasien/ hari
2. Jumlah jam perawatan/ hari = 4 jam
Rata-rata jumlah pasien/ hari = 50 orang
1. Tenaga yang dibutuhkan = 50 x 4 = 28,57
7
2. Loss day = 78 x 28,57 = 7,98
279
3. Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan
31
0 1 A p ril 2 0 1 2
28,57 + 7,98 = 36,55 = 37 orang.
Critical Care
a. Jumlah perawatan/hari = 12 jam
b. Rata rata jumlah pasien/hari = 10 orang
KE
H &T
1. Tenaga yang dibutuhkan 10 x 12 = 17,14
AECNoAnG
7
2. Loss day 78 x 17,14 = 4,79
suAlta
279
AN
3. Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan
n t - W o rksh o p P O L A
17,14 + 4,79 = 21,93 = 23 orang.
Rawat Jalan
a. Jumlah perawatan/hari = 15 menit
b. Rata-rata jumlah pasien/hari = 100 orang
1) Tenaga yang dibutuhkan
100 x 15 = 3,57
7 x 60
2) Koreksi 15% = 15 x 3,57= 0,53
100
3) Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan :
= 3,57 + 0,53 = 4,10 = 4 orang.
Kamar Bersalin
a. Waktu yang diperlukan untuk pertolongan persalinan
(Kala I s/d IV ) / pasien = 4 jam
b. Rata-Rata jumlah pasien/hari = 10 orang
1) Tenaga yang dibutuhkan
= 10 x 4 = 5,71
7
2) Loss day = 78 x 5,71 = 1,59
279
3) Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan :
= 5,71 + 1,59 = 7,3 = 7 orang.
32
Unit Kamar Bedah / Operasi
Jml jam perawat x 52 mg x 7 hr x jml anggota tim x Jml OK + koreksi 25%
41 jml mg efektif x 40 jam
Kamar Bersalin
Jml jam perawat x 52 mg x 7 hr x jml kunj + koreksi 25%
mg efektif x 40 jam
33
8.2 KUALIFIKASI PERSONIL
34
3 Menguasai sistem pembukuan dan keuangan
secara umum.
19 Perawat Rawat Inap Ruang ICU 1 Pendidikan formal S1 Kep. DIII Keperawatan
2 Mengikuti pelatihan BLS, ECG, Basic ICU,
ACLS
3 Pernah mengikuti masa orientasi di Ruang
ICU min 3-6 bulan
4 Mampu melaksanakan dan memahami
asuhan keperawatan pasien kritis.
5 Mampu melaksanakan ketrampilan Clinical
care.
20 Perawat Rawat Inap Ruang 1 Pendidikan formal S1 Kep, DIII Kebidanan
Kebidanan / Perinatologi 2 Mengikuti pelatihan BLS, Resusitasi
Neonatus, NST, ECG
3 Mempunyai SIB, SIPB yang terintegrasi
4 Pernah mengikuti masa orientasi di Ruang
Perinatologi 2-3 bulan
5 Mampu melaksanakan dan memahami
asuhan kebidanan dan perawatan pasien
perinatologi.
21 Perawat Rawat Inap Ruang 1. Pendidikan formal S1 Kep, DIII
Anak Keperawatan
2. Mengikuti pelatihan BLS.
3. Pernah mengikuti masa orientasi di Ruang
Anak min 2-3 bulan
4. Mampu melaksanakan dan memahami
asuhan keperawatan dan keperawatan anak
5. Memiliki rasa kasih sayang kepada anak.
22 Perawat Rawat Inap Ruang 1 Pendidikan formal S1 Kep, D3 Keperawatan
Bedah 2 Mengikuti pelatihan BLS
3 Pernah mengikuti masa orientasi di ruang
bedah min 2-3 bulan
4 Mampu melaksanakan dan memahami
asuhan keperawatan medical bedah.
23 Perawat Anestesi/ Kamar 1 Pendidikan S1 Kep, D3 Keperawatan
Operasi 2 Mengikuti pelatihan Anestesi, BLS, ECG.
3 Pernah mengikuti masa orientasi dibidangnya
3-6 bulan.
35
4 Mampu melaksanakan dan memahami
asuhan keperawatan pasien dalam proses
pembiusan dan pembedahan.
24 Perawat Asisten dan 1 Pendidikan S1 Kep, D3 Keperawatan
Instrument Kamar Operasi 2 Mengikuti pelatihan BLS, ECG.
3 Pernah mengikuti pendidikan tindakan
keperawatan di kamar operasi
4 Pernah mengikuti masa orientasi dibidangnya
3-6 bulan.
25 Radiografer 1 D3 Radiologi / D3 ATRO
2 Diutamakan mempunyai sertifikat PPR
3 Mempunyai pengalaman di bidang radiologi
2 tahun.
26 Apoteker 1 S1 dan Apoteker
2 Mempunyai pengalaman di bidangnya 3
tahun.
27 Asistan Apoteker 1 D3 Farmasi
2 Pengalaman di bidangnya 2 tahun.
28 Analis Medis 1 D3 Analis / Poltekes Analis
2 Mempunyai sertifikat Phlebotomi
3 Mempunyai pengalaman di bidangnya 2
tahun.
29 Administrasi Analis Medis 1 SMA/SMK/sederajat
30 Fisioterapis 1 D3 Fisioterapi/ Rehabilitasi Medis
2 Mempunyai pengalaman di bidangnya 2
tahun.
31 Gizi 1 S1/D3 Gizi
2 Mempunyai pengalaman di bidangnya 2
tahun.
32 Dapur 1 D1 / D3 Perhotelan
2 Mempunyai pengalaman di bidangnya 3
tahun.
33 Rekam Medis 1 D3 Perekam Medis Rumah Sakit
2 Mempunyai pengalaman di bidangnya 2
tahun.
34 Marketing 1 S1 /D3/SLTA segala jurusan
2 Mempunyai pengalaman di bidangnya 3
tahun
3 Ulet, cekatan, tanggap.
36
35 Laundry 1 SMA / Sederajat
2 Menguasai system pengolahan Laundry
3 Pengalaman di bidangnya 2 tahun.
36 Security 1 SMA/Sederajat
2 Mempunyai postur tubuh yang ideal, sehat
rohani dan jasmani
3 Pengalaman di bidangnya 2 tahun
4 Pernah mengikuti pelatihan keamanan.
37
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
38
BAB X
PERTEMUAN – RAPAT
Untuk dapat mengelola dan menjalankan organisasi RS maka diperlukan
wadah pertemuan atau rapat untuk dapat membahas dan mendiskusikan segala
sesuatu yang terkait dengan pelayanan. Sesuai dengan peraturan internal rumah
sakit (hospitals byLaw) secara resmi rapat di RS dikenal dengan sitilah , yang
terdiri dari ;
1. Keuangan RS
2. Personalia RS
3. Biaya RS
Direktur harus melaporkan susunan tiap-tiap berikut dengan namanya
kepada Pengurus Yayasan untuk mendapatkan pengesahan.
10.1 Keuangan RS
Pemimpin Rapat Keuangan adalah Direktur Rumah Sakit. Rapat
keuangan dihadiri oleh Yayasan Yayasan.
Anggota Keuangan terdiri dari:
a. Yayasan
b. Direktur
c. Ka.SPI
d. Bidang Keperawatan
e. Kepala Bagian Keuangan/Program
f. Bendahara
g. Bidang Umum
h. Kepala Instalasi Farmasi
i. Kepala Instalasi Pemeliharaan dan Sarana
j. Kepala Instalasi Gizi
Mekanisme dan tata cara rapat adalah sebagai berikut ;
a. Sekretaris memberikan undangan kepada para anggota dan Yayasan paling
lambat 3 hari sebelum tanggal Rapat Keuangan.
b. Sekretaris memberikan agenda Rapat Keuangan kepada para Anggota
Keuangan dan Yayasan Yayasan paling lambat 2 hari sebelum tanggal Rapat
Keuangan.
c. Sekretaris menyampaikan hasil Keuangan kepada para anggota Keuangan
dan Yayasan paling lambat 3 hari setelah Rapat Keuangan dilaksanakan .
d. Direktur dapat berkoordinasi dengan Yayasan Yayasan untuk membicarakan
terlebih dahulu mengenai agenda Rapat Keuangan.
e. Hasil Rapat Keuangan diketahui dan ditandatangani oleh Yayasan Yayasan.
f. Rapat Keuangan diadakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam seminggu.
39
10.2 Tugas Keuangan RS adalah sebagai berikut ;
a. Memberikan keputusan atas permohonan pengadaan, pembelian, segala
kebutuhan Unit Usaha , perbaikan alat kesehatan, barang, mesin, kendaraan
dan pembelian obat termasuk kesepakatan dengan pihak ketiga baik baru
maupun perpanjangan kesepakatan sesuai dengan kewenangan Unit usaha.
b. Melanjutkan permohonan perbaikan bangunan unit usaha ke Pengurus Pusat.
c. Memberikan keputusan atas pengeluaran sejumlah uang sesuai dengan
kewenangan Unit Usaha.
d. Mengawasi dan mengevaluasi keuangan Unit Usaha.
10.3 Personalia RS
Pemimpin Rapat Personalia adalah Direktur Rumah Sakit. Rapat
Personalia dihadiri oleh Yayasan Yayasan dan atau Pengurus lainnya.
Anggota Personalia terdiri dari:
a. Yayasan
b. Direktur
c. Ka.SPI
d. Bidang Keperawatan
e. Bendahara
f. Bidang PSDM
10.4 Mekanisme dan tata cara Rapat Personalia RS adalah sebagai berikut ;
a. Sekretaris memberikan undangan kepada para anggota dan Yayasan paling
lambat 3 hari sebelum tanggal Rapat Personalia
b. Sekretaris memberikan agenda Rapat Personalia kepada para Anggota
Personalia dan Yayasan Yayasan paling lambat 2 hari sebelum tanggal Rapat
Personalia.
c. Sekretaris menyampaikan hasil Personalia kepada para anggota Personalia
dan Yayasan Yayasan paling lambat 3 hari setelah Rapat Personalia
dilaksanakan .
d. Direktur dapat berkoordinasi dengan Yayasan Yayasan untuk membicarakan
terlebih dahulu mengenai agenda Rapat Personalia.
e. Hasil Rapat Personalia diketahui dan ditandatangani oleh Yayasan Yayasan.
f. Rapat Personalia diadakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam sebulan.
40
10.4 Biaya RS
Pemimpin Rapat Biaya RS adalah Kepala Bidang Keuangan/Program.
Rapat Biaya dihadiri oleh Direktur dan Yayasan Yayasan.
Anggota Biaya terdiri dari:
a. Yayasan
b. Direktur
c. Ka.SPI
d. Bidang Keperawatan
e. Kepala Bagian Keuangan/Program
f. Bendahara
g. Akuntansi Pembukuan
h. Penagihan/Klaim
i. Bidang Umum
j. Kepala Instalasi Farmasi
k. Kepala Instalasi Pemeliharaan dan Sarana
l. Kepala Instalasi Gizi
10.5 Mekanisme dan tata cara Rapat Biaya RS adalah sebagai berikut ;
a. Sekretaris memberikan undangan kepada para anggota dan Yayasan paling
lambat 3 hari sebelum tanggal Rapat Biaya
b. Sekretaris memberikan agenda Rapat Biaya kepada para Anggota Biaya dan
Yayasan Yayasan paling lambat 2 hari sebelum tanggal Rapat Biaya .
c. Sekretaris menyampaikan hasil Biaya kepada para anggota Biaya dan
Yayasan Yayasan paling lambat 3 hari setelah Rapat Biaya dilaksanakan.
d. Rapat Biaya RS diadakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam seminggu.
Selain ketiga jenis rapat di atas maka secara operasional juga terdapat
rapat-rapat lain yang secara rutin dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan oleh direktur rumah sakit.
41
No Jenis Rapat Peserta Jadwal
1 Rapat Anggaran Yayasan, Direktur November
Yayasan
2 Rapat Kerja Yayasan Yayasan, Direktur, Februari
Kabid.Keperawatan, Kabid
SDM.
3 Rapat Anggaran RS Seluruh pejabat struktural September
4 Rapat Kerja RS Seluruh pejabat struktural Maret
5 Rapat Komite Medik Seluruh SMF, Perangkat KM Setiap Rabu Minggu
dan Jajaran Direksi ke-3
6 Rapat Komite Perawat , Perangkat Komita Setiap Rabu Minggu
Keperawatan dan Jajaran Direksi ke-2
7 Rapat Komite PPI PIC PPI, Perangkat PPI dan Setiap Rabu Minggu
Jajaran Direksi ke-1
8 Weekly Report Seluruh pejabat struktural Setiap hari Selasa
9 Morning Report Seluruh Pelaksna di Tempat Setiap Pagi
Kerja MAsing2
10 Rapat PMKP PIC PMKP, Perangkat PMKP Setiap Rabu Minggu
dan Jajaran Direksi ke-4
11 Rapat Tim Terpadu PIC TIM TERPADU, Setiap Jumat dan
Perangkat TIM dan Jajaran Sabtu
Direksi
12 Rapat SPI Para Kabag, Kabid dan Setiap Kamis Minggu
Jajaran Direksi ke-2
13 Rapat Jajaran Para Kabid, Ka. Inst dan Setiap Senin
Manajemen Karu
42
BAB XI
PELAPORAN
43
11.2.2 Laporan BULANAN Eksternal Terdiri Dari :
a. Laporan Surveilans Terpadu Dinas Kesehatan Kota Palu
b. Laporan Demam Berdarah Dengue Dinas Kesehatan Kota Palu
c. Laporan Wabah Dinas Kesehatan Kota Palu
b. Laporan RL. 5.1 Pengunjung RS SIRS-6 Kementrian Kesehatan -Jakarta.
c. Laporan RL. 5.2 Kunjungan Rawat Jalan SIRS-6 Kementrian Kesehatan –
Jakarta.
d. Laporan RL. 5.3 Tentang 10 besar penyakit IRNA SIRS-6 Kementrian
Kesehatan – Jakarta.
e. Laporan RL. 5.3 Tentang 10 besar penyakit IRJ SIRS-6 Kementrian Kesehatan –
Jakarta.
f. Laporan Klaim ke Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
g. Laporan Kegiatan Rapat Keuangan dan Personalia ke Yayasan Pelayanan
Kesehatan Bala Keselamatan di Bandung
44
24. Laporan Aplikasi Sarana dan Prasarana Kesehatan (ASPAK) ke Direktorat
Jendral Bina Upaya Kesehatan – Kementrian Kesehatan RI Jakarta.
25. Laporan Kinerja RS ke Yayasan Pelayanan Kesehatan Bala Keselamatan di
Bandung
45