Вы находитесь на странице: 1из 55

PEDOMAN PENGORGANISASIAN

HIV/AIDS
RUMAH SAKIT BUDI AGUNG PALU

RUMAH SAKIT BUDI AGUNG PALU


Jl. Maluku No.44 Palu
PALU
2
DAFTAR ISI

1
2
BAB I
PENDAHULUAN

Menurut American Hospital Association (1974) Rumah Sakit adalah suatu


organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana
kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan, asuhan keperawatan
yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh
pasien.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Pada awal berdirinya, rumah sakit
merupakan organisasi sosial di bawah pemerintah yang berorientasi non profit.
Untuk biaya operasional mereka mendapatkan dana dari pemerintah. Dalam
perkembangannya ternyata pemerintah tidak dapat menampung masyarakat
yang berobat sehingga masyarakat mencari tempat lain yang dapat melayani
mereka lebih baik. Hal ini menumbuhkan industri jasa di bidang pelayanan
kesehatan yang mulai berorientasi profit untuk menutupi biaya operasional
mereka meskipun tidak meninggalkan unsur sosial sama sekali. Tumbuhnya
rumah sakit-rumah sakit swasta itu memunculkan persaingan baru dalam industri
jasa di bidang pelayanan kesehatan. Rumah sakit-rumah sakit swasta berupaya
memperlengkapi pelayanan mereka dengan peralatan kesehatan yang mutakhir.
Melihat perkembangannya rumah sakit tidak dapat meninggalkan pelayanan
profesional untuk mendapatkan profit agar dapat memuaskan konsumen
pengguna jasanya (pasien). Dalam pelayanan profesional ini dapat disebut
sebagai perusahaan jasa yaitu perusahaan yang memproduksi jasa bagi para
konsumen yang sangat membutuhkan jasa dari perusahaan tersebut. Berbeda
dengan perusahan jasa lain jasa yang ditawarkan rumah sakit berhubungan
langsung dengan kesehatan yang menyangkut kehidupan pasien, jadi nilai-nilai
kemanusian harus dijunjung tinggi. Rumah sakit sebagai penyedia jasa dibatasi
oleh kode etik profesi bagi setiap profesi yang bekerja di rumah sakit.
Dengan adanya perbedaan ini maka rumah sakit lebih disebut institusi
daripada perusahaan karena adanya tanggung jawab moril daripada mencari
keuntungan semata. Pengorganisasian Rumah Sakit meliputi seluruh kegiatan
penentuan jumlah dan jenis sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk
melaksanakan setiap kegiatan. Jasa-jasa penunjang merupakan sarana
pengorganisasian yang perlu dijalankan, sehingga proses pengolahan dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien.

3
Manajemen RS Budi Agung Palu mempunyai kegiatan sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan
dicapai perusahaan dan mengatur strategi yang akan dilaksanakan agar dapat
tercapai. Perencanaan ini dapat disusun baik untuk jangka pendek maupun
jangka panjang, agar dapat dipakai sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan
perusahaan.

2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah membentuk kerangka dasar dalam menentukan
aktifitas dan tugas pokok dari suatu kelompok individu atau individu dalam
perusahaan, yang meliputi pemberian tugas tanggung jawab tertentu,
pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu- individu untuk
melaksanakan tugas-tugasnya, pertanggung jawaban atas tugas yang diberikan.

3. Pengarahan (Leading/Actuating)
Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan susun personalianya,
langkah berikutnya pengarahan. Pengarahan merupakan proses yang harus
dilakukan oleh manajemen agar pelaksanaan dapat diarahkan sesuai dengan
tujuan yang diinginkan oleh perusahaan, untuk tujuan tersebut manjemen harus
selalu mengadakan pendekatan dan perbaikan yang diperlukan untuk
menumbuhkan motivasi para karyawan agar dapat bekerja dengan optimal sesuai
dengan rencana. Manajemen harus memberikan gambaran yang jelas apa yang
akan dituju, memberikan petunjuk yang memadahi, dan memiliki perasaan
apakah pelaksanaan akan memberikan sumbangan terhadap tujuan yang akan
dicapai tersebut.

4. Pengawasan (Controling)
Pengawasan atau pengendalian adalah proses untuk memeriksa kembali,
menilai dan selalu memonitor laporan-laporan apakah pelaksanaan tidak
menyimpang dari tujuan yang sudah ditentukan, hal ini penting untuk
menghemat pemborosan biaya yang dikeluarkan. Dalam mengadakan
pengendalian harus diadakan perbandingan antara hasil sesungguhnya yang
dicapai dengan proyeksi yang ditetapkan dalam perencanaan, untuk menilai
prestasi masa lalu dan meletakan tanggung jawab adanya penyimpangan yang
terjadi.
Untuk rencana kerja dalam satu tahun, Rumah Sakit, Direktur, komite,
instalasi dan bagian membuat rencana kerja. Rencana kerja ini akan menjadi
bahan evaluasi dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan tentang jenis dan mutu
pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib yang berhak diperoleh setiap

4
warga negara secara minimal, juga merupakan spesifikasi teknis tentang tolok
ukur pelayanan minimum yang diberikan kepada masyarakat. Indikator SPM
adalah tolak ukur untuk prestasi kuantitatif dan kualitatif yang digunakan untuk
menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi dalam pencapaian suatu
SPM tertentu, berupa masukan, proses, hasil dan atau manfaat pelayanan. SPM
dan indikator ini dimonitoring, dicatat oleh unit-unit yang terkait dan dilaporkan
secara berkala dalam Rapat Kerja bulanan. Evaluasi dari laporan akan dilakukan
implementasi guna perubahan menuju arah yang lebih baik.

5
BAB II
GAMBARAN UMUM
RUMAH SAKIT BUDI AGUNG PALU

2.1 LATAR BELAKANG


Rumah Sakit Budi Agung Palu adalah salah satu Rumah Sakit di Palu yang
berdiri sejak 1981 dan merupakan salah satu rumah sakit yang ada di Kota Palu
Sulawesi Tengah. RS Budi Agung Palu pada awalnya adalah Klinik Bersalin, tapi
dengan berjalannya waktu, maka RS Budi Agung Palu harus mampu pula bersaing
dengan rumah sakit lain dan mampu pula menghadapi Tantangan Era Globalisasi.
Pada era Globalisasi Rumah Sakit diharapkan dapat mengikuti Perkembangan
diantara perkembangan Teknologi dan Meningkatkan pelayanan terhadap
customer (pasien) dengan lebih memperhatikan nilai kepuasan,
Dalam memberikan pelayanan ini pun harus sesuai dengan prosedur karena
pada era globalisasi ini, semua tindakan dapat menimbulkan tuntutan
Malpraktek. Oleh karena itu RS. Budi Agung harus mempelajarai kekuatan &
kelemahan serta tantangan dan peluang yang ada untuk mencapai sasaran
meningkatkan kunjungan dan BOR rumah sakit, maka RS. Budi Agung harus
membuat renstra yang tetap berfokus kepada visi dan misi Rumah Sakit Budi
Agung Palu .

2.2 FILOSOFI RUMAH SAKIT BUDI AGUNG PALU


“ Bekerja Dengan Hati, Melayani dengan Jiwa dan Tulus dalam Tindakan
Kepada Pasien ”

2.3 SEJARAH RUMAH SAKIT BUDI AGUNG PALU


Untuk memberikan pelayanan kesehatan khususnya di wilayah kota palu dan
sekitarnya , maka yayasan Budi Agung Palu mendirikan dan mengelola sebuah
rumah sakit umum . sebelum menjadi rumah sakit , pendirian rumah sakit budi
agung palu di awali dengan terbentuknya sebuah klinik bersalin .
Pada tahun 1981 dr. A.A. NGR. GD. Djaja membentuk yayasan Budi Agung Palu
sekaligus menjadi ketua yayasan , pada tanggal 23 desember 1981 di bangun
klinik bersalin yang cukup sederhana yang berlokasi di jalan Maluku No. 44 Palu

RS Budi Agung Palu terletak di Jalan Maluku No.44 Palu, Kelurahan Lolu
Selatan, Kecamatan Palu Timur, Kota Palu 94112, Provinsi Sulawesi Tengah,
Indonesia. Telpon 0451 421 360 , 422 460, 422 355 Fax : 0451 424 145 , email :
rsbudiagungpalu@gmail.com , yang berdiri di atas lahan seluas lebih dari 13.764
M2
Pekerjaan perluasan bagunan Rumah Sakit Budi Agung Palu secara bertahap
dilaksanakan sesuai kebutuhan dan dana yang tersedia. Beberapa data-data dan
pengembangan bangunan dapat disampaikan sebagai berikut:

6
1. Nomor Kode RS : 7271095
2. Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit Budi Agung Palu
3. Jenis Rumah Sakit : Swasta
4. Kelas Rumah Sakit : Kelas C
5. Nama Direktur : dr. Ida Bagus Yadnya Putra
6. Penyelenggara : Yayasan
7. Alamat / Lokasi RS : Jl. Maluku No. 44 Palu
7.1 Kab/Kota : Palu
7.2 Kode Pos : 94112
7.3 Telp : (0451) 421360 - 422460 - 423355
7.4 Fax : (0451) 424145
7.5 Email : rsbudiagungpalu@gmail.com
8. Luas Rumah Sakit
8.1 Tanah : 13.764 M2
8.2 Bangunan : 8.750 M2
9. Surat izin / penetapan
9.1 Nomor : 17/23.5.7/DPMPTSP/II/2017
9.2 Tanggal : 27 Februari 2017
9.3 Oleh : DPMPTSP Kota Palu
9.4 Sifat : Perpanjangan
9.5 Masa berlaku s/d tahun: 27 Februari 2022
10. Penyelanggara Rumah Sakit
10.1 Nama : Yayasan Budi Agung Palu
10.2 Status : Yayasan
11. Akreditasi Rumah Sakit
11.1 Penetapan : 5 Pelayanan
11.2 Status : Penuh Tingkat Dasar
11.3 Tanggal Akreditasi : 18 juni 2012

2.4 DATA-DATA PERKEMBANGAN :


Sejalan dengan perubahan waktu, maka RS Budi Agung Palu terus mengalami
perkembangan dan pertumbuhan dalam fasilitas dan kelengkapan pelayanan. RS
Budi Agung Palu yang pada awalnya hanya memiliki kapasitas tempat tidur
kurang dari 100 tempat tidur, namun saat ini RS Budi Agung Palu telah memiliki
kapasitas tempat tidur yang berjumlah 139 tempat tidur dan telah mampu
melengkapi jenis dan fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap sesuai
dengan standar pelayanan minimal rumah sakit kelas C.
Berikut data-data perkembangan RS. Budi Agung Palu, sbb:
1. Tahun 1981, membetuk yayasan Budi Agung Palu lalu di bangun klinik
bersalin sederhana yang berlokasi di jalan maluku No. 44 Palu , dengan
jumlah kamar yang tersedia sebanyak 4 kamar dan mempercayakan kepada
dokter spesialis kanduangan yakni A.A. NGR. GD. Djaja membuka praktek

7
umum di bagian bersalin kemudian berkembang dan memiliki 2 kamar dan 3
ruangan terdiri dari :
– 2 kamar VIP Utama
– 1 Ruang Kelas I ( 2 tempat tidur )
– 1 Ruang Kelas II ( 3 tempat tidur )
– 1 Ruang Bayi ( 5 Box Bayi )
2. Tahun 1988, Rumah Sakit Budi Agung membuka dan mengembangkan
menjadi rumah sakit umum dengan menambah 16 Ruang dan 35 kamar tidur
yang terdiri dari :
– 1 Ruang VIP utama kartika sari ( masing – masing 2 TT)
– 4 Ruang anak – anak ( masing – masing 2 TT)
– 4 Ruang kelas I (masing – masing 1 TT)
– 4 Ruang kelas II ( masing – masing 2 TT)
– 1 Ruang fisiotherapi ( 2 TT)
– 1 Ruang kelas III untuk pria ( 6 TT)
– 1 Ruang kelas III untuk wanita ( 6 TT)

Untuk memenuhi standar sebagai rumah sakit umum ketua yayasan


melangkapi sarana dan prasarana rumah sakit di antaranya
membangun ruang praktek dokter/poliklinik serta menambah
peralatan rumah sakit yang canggih di sesuaikan dengan kebutuhan
rumah sakit

3. Tahun 1990, tepatnya tanggal 18 agustus 1990 klinik bersalin mulai


menempati gedung baru yang terletak disebelah bangunan lama dengan
kapasitas sebanyak 9 TT yang terdiri dari :
– 2 Ruang VIP Utama ( masing – masing 1 TT)
– 1 Ruang Kelas I ( 1 TT)
– 1 Ruang kelas II ( 2 TT)
– 1 Ruang kelas III ( 4 TT)
Untuk ruang bersalin di fungsikan sebagai
– Ruang Gawat darurat dengan 3 TT
– Ruang ICU dengan 4 TT
– 5 Ruang Utama masing – masing 1 TT
4. Tahun 1994, dengan meningkatnya permintaan kamar VIP serta pelayanan
dengan menggunakan peralatan yang lebih maju/canggih maka pada tahun
1994 di bangun 6 ruang VIP dengan fasilitas kamar yang lengkap dan
penambahan ruang operasi
5. Tahun 2002 di adakan perubahan/renovasi dan sekaligus penambahan
kamar , 2 kamar VIP dan 3 kamar kelas I

8
6. Tahun 2005, dengan meningkatnya permintaan kamar maka pada tahun
2005, RS Budi Agung melakukan penambahan kamar yaitu 2 kamar sweet
room, 6 kamar VIP A, 10 kamar VIP B , 1 kamar kelas I, (Bima I) , 2 kamar VIP (
Bima II dan III )
7. Tahun 2011, penambahan 10 kamar VIP ( Kresna ) dan RS Budi Agung
menambah beberapa peralatan untuk rehabilitasi Medis, seperti EEG,
TREADMILL, 2 PANTIEN MONITER, ALAT – ALAT LABORATORIUM, DC SHOCK
Dan sampai saat ini RS Budi Agung yang mempunyai kelas Tipe C dengan
Kapasitas TT sebanyak 96 Bed yang terdiri dari 82 bed perawatan umum dan
14 bed kamar bersalin yang di dukung oleh dokter umum dan 56 dokter
spesialis serta 238 karyawan medis dan non medis , RS budi agung juga
melaksanakan perluasan ruangan UGD dan ICU serta ICCU dengan
membangun bangunan baru , serta bangunan VIP dengan kapasitas 10
kamar
8. Tahun 2012, RS Budi Agung semakin berkembang dengan memberikan
pelayanan penderita rawat inap, sehingga di harapkan bisa memilki kamar
menjadi 106 kamar dan kapasitas 136 TT. Melaksanakan pula perluasan :
– Ruang makan karyawan dengan merenovasi ruang yang ada tanpa
membangun yang baru
– Renovasi perawatan anak
– Renovasi bagian informasi kamar bersalin
– Renovasi bagian eksterior depan RS Budi Agung

2.5 SARANA DAN PRASARANA


Sarana dan Prasarana yang dimiliki oleh Rumah Sakit Budi Agung Palu yang
akan dijabarkan dalam buku profil ini terdiri atas Tanah, Bangunan, Parkir,
Instalasi Pengelolahan Air Limbah (IPAL), Listrik, Air, Penangkal Petir, Alat Medis
dan Penujang Medis, Alat Non Medis, Jumlah tempat tidur pasien, Ketenagaan
dan Jenis Pelayanan.

1. Tanah
Lokasi RS Budi Agung Palu berada di area pusat kota Palu yang tempatnya
terletak atau berkedudukan di jalan Budi Agung No.1 Palu. Lokasi RS. Budi
Agung cukup strategis oleh karena ditunjang dengan kemudahan akses
menuju rumah sakit serta dapat dijangkau oleh masyarakat dalam kota
maupun dari luar kota Palu.
RS Budi Agung Palu memiliki luas tanah yang cukup besar yaitu dengan
ukuran luas tanah 13.764 M2.

2. Bangunan

9
Bagunan RS Budi Agung Palu yang didirikan sejak tanggal 20 Maret 1973
sampai dengan saat ini memiliki luas Bangunan 8.162 M2. Tampak depan
dari bangunan RS Budi Agung terdiri dari bangu nan 2 lantai, untuk
pelayanan administrasi dan poliklinik serta IGD. Kemudian bangunan-
bangunan lainnya masih merupakan bangunan sejak berdirinya yang
mengalami renovasi-renovasi untuk mempertahankan fisik bangunannya.

3. Lahan Parkir
RS Budi Agung Palu memiliki area pakir yang cukup luas ± 5.840 M2. Lahan
parkir ini dipandang masih cukup memadai untuk menampung sejumlah
kendaraan milik pasien dan atau keluarga serta tamu lainnya yang
berkunjung untuk urusan yang berkaitan dengan rumah sakit.

4. Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL)


Pada tanggal 19 Maret 2011, RS Budi Agung Palu telah meresmikan
Instalasi Pengolahan Air Limbah untuk kapasitas 150 - 200 tempat tidur atau
dengan debit air limbah maksimum 25 M3 per hari yang dilaksanakan oleh
CV. GRAHA KSATRIA ENVIROTAMA Surabaya. Sistem pengolahan air limbah
yang digunakan adalah Biofilter dengan mutu hasil pengolahan sesuai
ketentuan standar mutu yang berlaku.
Instalasi Pengolahan Air Limbah di RS Budi Agung Palu ini, beroperasi
berdasarkan surat ijin Badan Lingkungan Hidup Kota Palu Nomor:
821/166/IV.b/IPLC/BLH. Surat ijin ini berlaku selama 5(lima) tahun terhitung
mulai tanggal 25 Mei 2015 sampai 25 Mei 2020.

5. Listrik
Penyediaan arus listrik mempunyai ijin yang setiap tahun diperbaharui
dengan pembaharuan terakhir masa berlaku sampai dengan 08 Januari 2033
2028, untuk mendukung operasional alat elektrik medis dan penerangan di
rumah sakit bersumber pada aliran listrik dari Perusahaan Listrik Negara
(PLN) dengan total 329 KVA, namun demikian RS Budi Agung Palu juga
melengkapi penyediaan arus listrik dari satu unit Generator Set pembangkit
listrik (Genset) dengan total 500 KVA, yang sewaktu-waktu dapat digunakan
apabila PLN mengalami suatu gangguan atau pemadaman untuk sementara
waktu untuk mensuplai kebutuhan rutin harian sebesar ....... KVA.

6. Air
Sumber utama penyediaan air bersih untuk kebutuhan di RS Budi Agung
Palu adalah air sumur dalam, melalui tehnik suntik (air sumur artesis) dan
untuk menjamin kualitas air yang digunakan maka rumah sakit

10
melakukan pemeriksaan bakteriologis Air secara berkala ke Laboratorium
Kesehatan Daerah (Labkesda) Kota Palu . Disamping itu RS Budi Agung
Palu juga menyediakan beberapa tandon persediaan air di beberapa titik
startegis, yang diharapkan dapat mensuplai kebutuhan operasional rutin
rumah sakit

7. Penangkal Petir
Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja PER-
02/MEN/1989 tentang Pemasangan dan Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
maka RS. Budi Agung Palu telah menyempurnakan penggunaan Instalasi
Penyalur Petir Elektrostatis KURN.R.85 pada Bulan Juli 2008 dengan surat ijin
Dinas Tenaga Kerja Nomor: 560/0178/BID.WAS dengan perpanjangan setiap
tahun dengan perpanjangan terakhir sampai dengan Juli 2020.
Data Teknis Obyek Pengujian
1. Jenis / Merek/ type : Elektrostatik/ Kurn R-100
2. No Seri :-
3. Tahun Pembuatan / Pemasangan : 2018
4. Asal Negara Pembuat : indonesia
5. Jumlah pembumian : 3 buah
6. Tinggi bangunan : 14,62 meter

8. Alat Medis dan Penunjang Medis


Sarana dan prasarana medis berupa peralatan medis dan penunjang medis
yang digunakan dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Budi Agung Palu,
tercatat dalam buku daftar invetaris alat medis dan penunjang medis. Rincian
peralatan medis dan penunjang medis secara detail ada di dalam daftar
inventaris self assesment terlampir.

9. Alat Non Medis


Sarana dan prasarana non medis berupa peralatan perkantoran dan alat
lainnya yang menunjang pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Budi Agung
Palu, tercatat dalam buku daftar inventaris alat non medis dan kami
lampirkan dalam buku profil ini.

10. Jumlah Tempat Tidur Pasien

11
Jumlah tempat tidur pasien yang tersedia saat ini di Rumah Sakit Budi Agung
Palu adalah 139 tempat tidur. Komposisi total jumlah tempat tidur pasien
berdasarkan kelas perawatan dapat dijabarkan dalam tabel berikut ini:

NO RUANGAN TEMPAT TIDUR / KELAS TOTAL TT %


VVIP VIP I II III
1 ICU 0 0 0 0 0 4
2 ICCU 0 0 0 0 0 3
3 PERAWATAN 1 0 5 6 8 17 36
4 PERAWATAN II 0 1 2 6 5 14
5 PERAWATAN III 2 9 12 0 0 23
6 PERAWATAN IV 0 19 0 0 0 19
7 PERAWATAN V 18 0 0 0 0 18
8 KB 0 5 2 5 4 16
9 BAYI 0 0 0 0 0 6

TOTAL 139

2.6 KETENAGAAN
Jumlah total karyawan yang bekerja di Rumah Sakit Budi Agung yang terdata
sampai dengan Bulan Juni adalah 343 Karyawan. Komposisi jumlah tenaga
berdasarkan jenis ketenagaan dan jenis pendidikan dapat dijabarkan dalam tabel
berikut ini :

12
Dapat di sampaikan pula sebagai informasi bahwa khusus untuk tenaga
medis, Rumah Sakit Budi Agung juga memiliki tenaga medis dokter spesialis dan
subspesialis, yang bekerja paruh waktu dan memberi pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit Budi Agung. Jumlah total dokter spesialis dan subspesialis tersebut
adalah 34 orang dokter.

NO KLASIFIKASI TENAGA JUMLAH PRESENTASE


%
1 TENAGA MEDIS
DOKTER UMUM 10
DOKTER GIGI 1
DOKTER SPESIALIS 33
2 TENAGA PERAWAT
S. Kep., Ns 32
S.Kep 5
DIII Keperawatan 83
SPK 5
Perawat GIGI -
3 TENAGA BIDAN
D4 Kebidanan -
DIII Kebidanan 7
DI Kebidanan -
4 TENAGA PROFESI KESEHATAN LAIN
Ssi 2
DIV Analis 1
DIII Analis 6
SMK Analis -
S1 Gizi -
DIII Gizi 1
Apoteker 4
Apoteker/Msi 1
Ass Apoteker 7
Rekam Medik 5
Fisioterapist 1
Radiografer 3
Sanitasi 3
5 TENAGA NON MEDIK
Sarjana 55
Diploma -
SMA/SMK 76
SMP/SD 3
JUMLAH 343

13
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI & TUJUAN RS

3.1 VISI :
Menjadi Rumah Sakit yang memberikan pelayanan prima dan berkualitas

3.2 MISI :
1. Menyelenggarakan pelayanan Kepada Masyarakat secara, cepat dan
akurat
2. Meningkatkan sarana dan prasarana sehingga pelayanan masyarakat
sesuai standar prosedur operasional
3. Membantu program pemerintah dalam bidang sosial

3.3 FALSAFAH :
“Melayani dengan senang hati”

3.4 TUJUAN
Meningkatkan standar kesehatan masyarakat

3.5 MOTTO
“Senyum, sapa, segar, simpati, serius, sukses”

3.6 NILAI – NILAI DASAR


TITIP C
1. Trust (Tulus, Jujur, dan Terbuka)
2. Integrity (Berpikir, Berkata, Berbuat yang benar dan terpuji)
3. Team Work (Bekerja sama )
4. Inovative (Selalu mengembangkan diri)
5. Profesional (Berkualitas)
6. Customer Fokus (fokus pada pelayanan)

14
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI

YAYASAN RUMAH SAKIT BUDI AGUNG


PALU
DIREKTUR

SEKRETARIS

Komite Keperawatan SPI

Komite PPI
KKeperawatan Bidang Bidang Bagian Bagian
Komite Medis Bidang
Pelayanan Medis Penunjang Medis Keperawatan Umum & Adm Keuangan & Akuntansi
Komite PMKP
Ins.Laboratorium
Ins. Gawat Darurat Seksi Pelayanan Sub.Bag. SDM Sub Bag.
Komite Farmasi Keperawatan Keuangan
Terapi Ins.Radiologi
Kamar Bersalin Sub Bag. IPSRS
KSM Sub. Bag.
Ins. Farmasi Seksi Asuhan Akuntansi
ICU
Tim Terpadu Keperawatan Sub Bag. Humas
Tim K3RS ICCU Ins. Gizi
Tim MPP Sub Bag.
Tim Code Blue Ins. Bedah Sentral Unit Rekam Medis
Teknologi
Tim Ponek Ins. Rawat Jalan Informasi
Tim PPRA Unit CSSD
Tim Geriatri Ins. Rawat Inap Pengurus Yayasan Budi Agung Palu
Unit Kamar Jenazah
Tim HIV-AIDS
Tim TB DOTS 15
Tim PKRS
Tjokorda Agung Djaya Semara. S.E
Ketua
4.2 KETERANGAN DAN PENGERTIAN
4.2.1 Pejabat Struktural
a. Direktur adalah kepala atau pejabat tertinggi di RS Budi Agung Palu yang
diangkat oleh Yayasan Budi Agung Palu
b. Kepala bagian dan kepala bidang adalah pejabat yang membantu Direktur
sesuai Bagian dan bidang masing-masing, terdiri dari 5 (lima) yaitu 3 Kepala
Bidang dan 2 Kepala Bagian antara lain ; Bidang Pelayanan Medis, Bidang
Penunjang Medis, Bidang Keperawatan, Bagian Keuangan dan Akuntansi,
Bagian Umum & Administrasi
c. Kepala Bagian Umum dan Adminitrasi adalah pejabat yang membantu
Direktur dalam mengelola Penyedian Fasilitas Rumah Sakit dan juga pelayanan
SDM dan DIKLAT
d. Kepala Bidang Pelayanan Medis adalah pejabat yang membantu Direktur
untuk membantu mengelola, mengawasi dan mengevaluasi pelaporan lingkup
tugas bidang pelayanan medis
e. Kepala Bidang Penunjang Medis adalah Pengawasan dan pengendalian
pelaksanaan kegiatan pelayanan di instalasi maupun Unit penunjang medis
(Radiologi, Laboratorium, farmasi, Gizi, RM, CSSD, Kamar Jenazah.
f. Kepala Bidang Perawatan adalah pejabat yang membantu Direktur untuk
mengelola, mengawasi dan mengendalikan pelayanan keperawatan dan
asuhan keperawatan.
g. Kepala Bagian Keuangan adalah pejabat yang membantu Direktur untuk
membantu mengelola, mengawasi dan mengendalikan pelayanan di Kasir,
Akuntansi dan Penagihan
h. Kepala Unit Kerja adalah pejabat yang membantu Kepala Bagian, yang terdiri
dari tenaga ahli atau profesi dan memiliki fungsi tertentu sebagai bagian yang
tidak terpisahkan dari rumah sakit baik berfungsi pelayanan maupun
pendukung operasional rumah sakit. Unit Kerja dapat bertanggungjawab atas
satu atau lebih Sub Unit Kerja.
i. Kepala Ruangan adalah pejabat yang membantu Kepala Bagian, yang terdiri
dari tenaga ahli atau profesi dan memiliki fungsi tertentu sebagai bagian yang
tidak terpisahkan dari rumah sakit baik berfungsi pelayanan maupun
pendukung operasional rumah sakit.
j. Berikut ini adalah nama-nama Bagian, Bidang, Instalasi, Unit dan Sub Bagian
yang ada di RS. Budi Agung Palu :
1. Bidang Pelayanan Medis
2. Bidang Penunjang Medis
3. Bidang Keperawatan
4. Bagian Umum dan Adminitrasi
5. Bagian Keuangan dan Akuntansi
6. Sub Bagian Keuangan
7. Sub Bagian Akuntansi

16
8. Sub Bagian HUMAS
9. Sub Bagian SDM/Diklat
10. Sub Bagian IPSRS
11. Sub Bagian Teknologi Informasi
12. Instalasi Gawat Darurat
13. Instslasi Rawat Jalan
14. Instalasi Rawat Inap
15. Instslasi Bedah Sentral
16. Instalasi Farmasi
17. Instalasi Laboratorium
18. Instalasi Radiologi
19. Instalasi Gizi
20. Unit Rekam Medis
21. Unit CSSD
22. Unit Kamar Jenazah
23. Pelayanan Keperawatan
24. Asuhan Keperawatan
25. ICU
26. ICCU

4.2.2 Pejabat Non-Struktural


a. Komite adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli dan profesi
dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada direktur dalam
rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit. Pejabat non-
struktural dalam organisasi RS. Budi Agung Palu terdiri dari : Komite Medik,
Komite Keperawatan, Komite PMKP,Komite Farmasi Terapi, Komite PPIRS.
b. Komite Medik adalah adalah perangkat rumah sakit untuk menerapkan tata
kelola klinis (clinical governance) agar staf medis di rumah sakit terjaga
profesionalismenya melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi
medis, dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi medis.
c. Komite Keperawatan adalah adalah perangkat rumah sakit untuk menerapkan
tata kelola keperawatan agar staf keperawatan di rumah sakit terjaga
profesionalismenya melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi
medis, dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi medis.
d. Komite PMKP adalah perangkat rumah sakit dalam rangka meningkatkan mutu
dan menjamin keselamatan pasien Rumah Sakit.
e. Komite Farmasi Terapi adalah
f. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi adalah adalah perangkat rumah
sakit untuk menerapkan tata kelola pencegahan dan pengendalian infeksi di RS
agar dapat dilakukan lebih optimal..
g. Tim terpadu adalah perangkat non struktural yang terdiri dari tenaga ahli dan
profesi dibentuk untuk bertanggungjawab terhadap bidang tertentu dalam
rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit yang bertugas

17
untuk membantu direktur untuk memberikan masukan, pertimbangan serta
usulan kebijakan tentang berbagai hal terkait pelayanan di rumah sakit
h. Satuan Pemeriksa Internal adalah perangkat rumah sakit yang membantu
direktur untuk mengawasi arah kebijakan Rumah Sakit; mengawasi
pelaksanaan rencana strategis; mengawasi pelaksanaan kendali mutu dan
kendali biaya
i. Kelompok Staf Medik adalah perangkat rumah sakit yang terdiri dari kelompok
dokter kelompok dokter yang bekerja di bidang medis dalam jabatan
fungsional sesuai dengan spesialisasi yang ada. Staf Medis (KSM) di RS. Budi
Agung Palu dikelompokkan menjadi 3 (tiga) sebagai barikut ;
A. KSM Bedah.
B. KSM Non Bedah
C. KSM Umum dan Gigi

18
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA
RS. BUDI AGUNG PALU

1. Visi
Menjadi rumah sakit yang memberikan pelayanan prima dan berkualitas

2. Misi

1) Menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat secara cepat dan


akurat
2) Meningkatkan sarana dan prasarana sehingga pelayanan masyarakat
sesuai standar prosedur operasional
3) Membantu program pemerintah di bidang sosial

3. Tujuan
Tujuan Tim HIV AIDS adalah sedini mungkin mampu mengidentifikasi dan
membantu pasien dengan penyakit yang di sebabkan oleh VIRUS HIV sehingga
angka kesakitan dan kematian mampu di minimalkan pada pelayanan di
rumah sakit Budi Agung palu. Tim HIV AIDS di pimpin oleh seorang dokter
konsultan psikologi yang membawahi anggota yang terdiri dari 1 dokter
Umum, 5 perawat, 1 petugas laboratorium, 1 petugas farmasi, 1 petugas bpjs,
1 petugas RM

19
A. STRUKTUR ORGANISASI TIM HIV AIDS

Direktur
dr. Ida Bagus Yadnya Putra

Kordinator
Dr. Suryani, SP.KJ

KOMITE MEDIS
Dr. Faridnan Sp.An Ketua
Dr. Yudha Ganesa
KOMITE PPI
RUMAH SAKIT RUJUKAN
Maratin Amd.Kep Sekertaris
Merry Kristiani S.Kep,Ns
TIM HIV AIDS

Poliklinik
Rawat inap Laboratorium Farmasi
VCT I made fitriani Venansius I made Iwan lamanda
Ranta Pasulu
Masna, AMAK Amd.far
Amd.Kep

Mengetahui
Direktur Rumah Sakit Budi Agung Palu

(dr. Ida Bagus Yadnya Putra)

20
BAB VI
URAIAN JABATAN

Tugas tim HIV AIDS

1. Ketua Tim Penanggulangan HIV AIDS


Tugas Pokok:
1) Melaksanakan koordinasi penyelenggaraan upaya pelayanan HIV AIDS
sesuai dengan tingkatan pelayanan.
2) Melaksanakan koordinasi pelaksanaan kerjasama lintas program dan
lintas sektoral dengan berbagai disiplin.

Uraian Tugas:
1) Merencanakan/membuat rencana kerja kebutuhan tim hiv aids setiap
tahunnya.
2) Menyelenggarakan pelayanan hiv aids berdasarkan rencana kebutuhan
ketenagaan, sesuai kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh direktur
rumah sakit.
3) Menyelenggarakan rujukan, baik di dalam maupun ke dan dari luar
rumah sakit.
4) Menyelenggarakan kerjasama dengan tim/departeman/bagian/KSMF
(Kelompok Staf Medik Fungsional) lain di rumah sakit, serta hubungan
lintas program dan lintas sektoral melalui direktur rumah sakit.
5) Memberikan laporan berkala tim hiv aids kepada Direktur Rumah Sakit

2. Koordinator rawat jalan / VCT


Tugas Pokok:
Menyelenggarakan upaya pelayanan VCT di ruang lingkup
poliklinik, meliputi asesmen HIV AIDS , tugas konsultatif kuratif
(sederhana) serta melaksanakan rujukan ke tim/departemen/KSMF lain
bila perlu.

Uraian Tugas:
1) Merencanakan/membuat rencana kerja serta rencana kebutuhan
poliklinik HIV AIDS setiap tahunnya.

21
2) Menyediakan kelengkapan pelayanan HIV AIDS di poliklinik VCT
berdasarkan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh ketua tim HIV
AIDS
3) Menyediakan kelengkapan tugas pendidikan, latihan dan penelitian
serta pengembangan sesuai kebijakan tim HIV AIDS
4) Menyelenggarakan kerja sama dengan SMF di rumah sakit.
5) Bertanggung jawab kepada ketua TIM HIV AIDS atas penyelenggaraan
pelayanan VCT di poliklinik.

3. Koordinator rawat inap


Tugas Pokok:
Menyelenggarakan upaya pelayanan identifikasi sedini mungkin di ruang
lingkup rawat inap , meliputi pengkajian, tindakan kuratif, rehabilitasi dan
konsultasi, serta melaksanakan rujukan ke SMF.

Uraian Tugas:
1) Menyelenggarakan upaya pelayanan geriatri di rawat inap berdasarkan
kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh ketua tim HIV AIDS
2) Menyelenggarakan tugas pendidikan, latihan, penelitian serta
pengembangan sesuai kebijakan tim geriatri.
3) Menyelenggarakan kerjasama dan rujukan dengan SMF lain di Rumah
Sakit.
4) Bertanggung jawab kepada ketua tim Hiv aids atas laporan berkala dan
penyelenggaraan pelayanan HIV AIDS ruang di rawat inap

Semua pasien yang datang memeriksakan diri di poliklinik di layani menurut


standar pelayanan. Penderita yang di curigai menderita penyakit HIV AIDS dengan
memperhatikan tanda dan gejala seperti TB paru, candidiasis oral, IMS dan
lainnya terlebih dahulu di anjurkan untuk mengikuti konseling sukarela kemudian
menandatangani informt consent untuk pelaksanaan pemeriksaan laboratorium
HIV. Setelah hasil pemeriksaan positif maka hasil akan di konsultasikan pada
dokter penanggungjawab bersama pasien.

22
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

SKEMA HUBUNGAN KORDINASI


TIM HIV AIDS DENGAN UNIT KERJA LAIN

BIDANG
PELAYANA
N

PENUNJANG MEDIS
LABORATORIUM

PENDERITA FARMA
HIV SI

EKSTERNIS DAN PSIKOLOGI

23
Hubungan tim HIV AIDS dengan unit-unit lainya dibentuk sebagai sesuai dengan
jejaring interna dalam menangai pasien HIV AIDS di dalam Rumah Sakit.
Koordinasi kegiatan dilaksanakan oleh Tim HIV AIDS Rumah Sakit.

a. Direktur medis berfungsi dalam penyediaan SDM Tim, Koorniasi dan mutu
pelayanan.
b. Poliklinik berfungsi menaring tersangka pasien HIV AIDS serta dapat
menemukan masalah atau diagnosis lebih dari 1 atau dua masalah.
c. Laboratorium berfungsi sebagai sarana penunjang pengangkatan sebuah
diagnostik.
d. Farmasi berfungsi sebagai unit yang bertanggung jawab terhadap
manajemen obat di Rumah Sakit .
e. Pencatatan dan pelaporan dilakukan oleh petugs administrasi tim geriatri.
Rekan medis berfungsi sebagai pendukung data geriatri.
f. MKE berfungsi sebgai pelaksaan penyuluhan dan promosi layanan Geritri
di Rumah Sakit.

BAB VIII

16
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

Dalam upaya mempersiapkan tim HIV AIDS yg profesional, perlu kiranya


melakukan berbagaimacam kegiatan. Untuk mencapai hal tersebut perlu adanya
perencanaan SDM, yaitu proses mengantisipasi dan menyiapkan perputaran
orang kedalam, di dalam keluar organisasi. Adapun tujuannya adalah
memberdayagunakan sumber-sumber tersebut seefektif mungkin sehingga pada
waktu yang tepat dapat disediakan sejumlah orang yang sesuai dengan
persaratan jabatan. Perencanaan bertujuan untukmempertahankan dan
meningkatkan kemampuan organisasi dalam mencapai sasarannya melalui
strategi pengembangan kontribusi. Adapun pola ketenagaan dan kualifikasi
sumber daya manusia di tims Rumah Sakit Budi Agung Palu sebagai berikut :
Kualifikasi
Pendidik Jumla
N Nama an non h Tugas pokok dan
Pendidika Masa
o jabatan formal / kebut fungsi
n formal kerja
sertifikas uhan
i
1. Koordina S1/SII Minimal 1 STR, SIP 1 Penanggung jawab
tor kedoktera tahun dalam
layanan n umum / mengkoordinir Tim
HIV AIDS spesialis HIV AIDS di Rumah
Sakit
2. Ketua S1/SII Minimal 1 STR, SIP 1 Melaksanakan,
HIV AIDS kedoktera tahun Mengatur,
n umum / koordinasi dan
spesialis memantau
kegiatan pelayanan
HIV AIDS
3. Seketaris DIII Minimal 1 STR, SIP, 1 Melaksanakan
layanan Keperawat tahun SIK layanan
HIV AIDS an / kesekretariatan
Kebidanan dalam tim HIV AIDS
/ S1 dan membantu
Kedoktera koordinator
n layanan dalam
mengelola kegiatan
pelayanan HIV AIDS
4. Dokter S1 Minimal 1 STR, SIP 1 Memberika
Geriatri Kedoktera tahun pelayanan HIV AIDS
n Umum di Rumah Sakit
5. Administ DIII Minimal 1 STR, SIK 1 Melaksanakan

17
rasi Keperawat tahun kegiatan
Geriatri an / pencatatan dan
Kebidanan pelaporan kegiatan
administrasi
geriatri di rumah
sakit
6. Farmasi DIII Minimal 1 STR, SIK 1 Melaksanakan
geriatri farmasi/ tahun kegiatan
S1 Farmasi kefarmasiaan obat
di rumah sakit
7. Laborato Sekolah Minimal 1 STR, SIK 1 Melakukan
rium menengah tahun pemerikasaan
geriatri analis laboratorium
Kesehatan sesuai anjuran
(SMAK), dokter
DIII AMK

BAB XI
PERTEMUAN RAPAT

18
A. Pengertian
Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang yang
memiliki kepentingan dan tujuan yang sama untuk membicarakan atau
memecahkan suatu masalah tertentu.
B. Tujuan
1. Umum :
Dapat membantu terselengaranya pelayanan HIV AIDS yang profesional.
2. Khusus :
a. Dapat menggali segala permasalahan terkain dengan pemberi
pelayanan HIV AIDS
b. Dapat mencari jalan keluar atau pemecahan masalah terkait dengan
pelayanan HIV AIDS

C. Kegiatan rapat
Rapat dilakukan dan diadakan oleh tim HIV AIDS yang dipimpin oleh
koordinator HIV AIDS dan diikuti oleh semua stafnya. Rapat yang dilakukan
dan dua macam yaitu
1. Rapat terjadwal / Rapat rutin
Rapat terjadwal adalah rapat yang diadakan oleh koordinator layanan HIV
AIDS setiap bulan satu kali dengan perencanaan yang telah dibuat selama
satu tahun dengan agenda rapat yang telah ditentukan oleh koordinator
layanan HIV AIDS
Keterangan :
Rapat rutin HIV AIDS diselengarakan sebagai berikut :
a. Rapat bulanan (1 bulan sekali)
Waktu :
Jam :
Tempat :
Peserta :
Materi :
b. Rapat dengan unit terkait
Pertemuan terjadwal yang diperlukan untuk berkoordinasi secara rutin
dengan unit-unit terkait tertentu.
Waktu :
Jam :
Tempat :
Peserta :
Materi :
2. Rapat tidak terjadwal / rapat insidentil :

19
Rapat insidentil diselenggarakan sewaktu-waktu bila ada masalah atau
sesuatu hal yang perlu dibahas segera. Pertemuan insidentil dapat
melibatkan petugas dalam lingkup koordinator pelayanan da pelaksanaan
serta unit lain bila mana diperlukan untuk penanganan dan upaya
penyelesaikannya.

BAB X
PENUTUP

Pedoman ini mengatur proses pengorganisasian di tim HIV AIDS yang


mengatur secara rinci baik keanggotaan maupun proses kerja dari setiap tenaga
sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Kegiatan terlaksana secara teratur
dan terstruktur sesuai dengan fungsi dan jabatan dari setiap tenaga dan
mengatur proses kerja antar unit sesuai dengan bidang layanan. Dengan
disusunya pedoman pengorganisasian tim HIV AIDS di Rumah Sakit Budi Agung
Palu diharapkan dapat membantu pelksanaan penerapan standar pelayanan
dirumah sakit. Pedoman pengorganisasian tim HIV AIDS ini dapat dijadikan
sebagai acuan dalam pengelolaan tim HIV AIDS dan unsur terkait dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuaidengan bidangnya masing-

20
masing dan membangun kerjasama yang baik secara interna Rumah sakit.
Termasuk tatalaksana hubungan kerja dengan unit kerja lain baik didalam dan
diluar rumah sakit. Semoga buku panduan ini dapat bermanfaat dalam
mewujudkan pola kerja dan menyusun pengorganisasian layanan HIV AIDS
sehingga tercipta pelayanan yang handal, berkualitas, terpadu dan menyeluruh.

BAB VI
URAIAN JABATAN

(TERLAMPIR sebagai BUKU)

21
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

7.1 HUBUNGAN KERJA ANTARA DIREKTUR DENGAN PENGURUS YAYASAN BUDI


AGUNG PALU

Direktur adalah pemimpin tertinggi dari RS Budi Agung Palu Pengelolaan


Rumah Sakit dilakukan oleh Direktur. Dalam menjalankan tugasnya Direktur
bertanggung jawab kepada Pengurus Yayasan Budi agung Palu. Yayan Budi
Agung Palu melakukan pembinaan dan pengawasan dalam pengelolaan Rumah
Sakit dengan menetapkan kebijakan pelaksanaan pelayanan untuk tercapainya
visi, misi, falsafah dan tujuan rumah sakit.
Keberhasilan rumah sakit tergantung dari pengelolaan oleh Direktur dan
pembinaan serta pengawasan dari Pengurus Yayasan Budi Agung Palu. sehingga
dalam pertanggungjawaban tugas dan kewajiban antara Pengelola dan Pengurus
adalah bersifat tanggung renteng.
Mengambil tindakan atas nama Ketua Yayasan jika dalam hubungan tenaga
kesehatan dan pasien terjadi penyimpangan/ pelanggaran moral, etika profesi
dan hukum dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Yayasan.

7.2 KOORDINASI ANTARA DIREKTUR DENGAN WAKIL DIREKTUR


Dalam menjalankan tugas-tugasnya, Direktur dapat memberikan
kewenangan yang ada padanya kepada Wakil Direktur sesuai dengan bagian dan
bagian masing-masing. Para Wakil Direktur berhak dan berwenang bertindak atas
nama Direktur setelah mendapat persetujuan dari Direktur dan secara
admisntrasi selalu memberikan tembusan surat kepada direktur.
Apabila Direktur berhalangan tetap menjalankan pekerjaannya atau apabila
jabatan itu terluang dan penggantinya belum memangku jabatan, maka
kekosongan jabatan tersebut dipangku oleh salah seorang yang ditunjuk
sementara oleh Pengurus Yayasan Budi Agung Palu
Apabila Direktur dan semua Wakil Direktur berhalangan tetap melakukan
pekerjaannya atau jabatan Direktur terluang seluruhnya dan belum diangkat,
maka sementara pengelolaan Rumah Sakit dijalankan oleh Pengurus Yayasan
Budi Agung Palu Dalam keadaan Direktur berhalangan sementara dalam
menjalankan tugas dan kewenangan sebagaimana dimaksud, Direktur dapat
mendelegasikannya kepada Wakil Direktur.

7.3 KOORDINASI ANTARA DIREKTUR DENGAN KOMITE (MEDIK, KEPERAWATAN


DAN PPI)
Komite berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Rumah
Sakit Budi Agung Palu. Ketua Komite diangkat dan ditetapkan oleh Direktur.

22
Perangkat komite yang lain diangkat dan ditetapkan oleh Direktur setelah
mendapat rekomendasi dari Ketua Komite. Dalam pelaksanaan tugasnya, Komite
memberikan laporan secara tertulis dalam bentuk rekomendasi.

7.4 HUBUNGAN KERJA ANTARA DIREKTUR DENGAN SATUAN PEMERIKSA


INTERNAL (SPI)
Satuan Pemeriksaan Internal berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur RS Budi Agung Palu. Tugas pokok Satuan Pemeriksan Internal
adalah melaksanakan pemeriksaan dan penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan
semua unsur di rumah sakit agar dapat berjalan sesuai dengan rencana dan
ketentuan yang berlaku.
Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam, Satuan
Pemeriksaan Internal berfungsi :
a. Melaksanakan pemeriksaan/audit keuangan dan operasional.
b. Merancang dan melaksanakan pemeriksaan pelaksanaan pengendalian intern.
c. Melakukan identifikasi risiko.
d. Mencegah terjadinya penyimpangan.
e. Memberikan konsultasi pengendalian intern.
Pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud di atas disampaikan
kepada Direlktur dalam bentuk rekomendasi.

7.5 HUBUNGAN KERJA ANTARA DIREKTUR DENGAN STAF MEDIS


Direktur berhak mengangkat dan memberhentikan Anggota Kelompok Staf
Medis (KSM) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang–undangan dan
peraturan kebijakan yang berlaku serta Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital
Bylaws) RS Budi Agung Palu.
Direktur menerbitkan surat penugasan klinis berdasarkan rincian
kewenangan klinis setiap staf medis (delineation of clinical privilege) yang
direkomendasikan oleh komite medik. Penugasan staf medis tersebut disebut
sebagai penugasan klinis (clinical appointment).
Dalam keadaan tertentu Direktur rumah sakit dapat pula menerbitkan surat
penugasan klinis sementara (Temporary Clinical Appointment), misalnya untuk
konsultan tamu yang diperlukan sementara oleh rumah sakit. Direktur rumah
sakit dapat mengubah dan atau membekukan untuk waktu tertentu surat
penugasan klinis (clinical appointment) staf medis sesuai kewenangan yang ada.
Dengan dibekukan atau diakhirinya penugasan klinis (Clinical Appointment)
seorang staf medis tidak berwenang lagi melakukan pelayanan medis dirumah
sakit tersebut. Mekanisme penugasan klinis ini merupakan salah satu instrumen
utama tata kelola klinis (clinical governance) yang baik.

23
7.6 HUBUNGAN KERJA ANTARA KABAG KABID DENGAN JAJARAN DIBAWAHNYA
Para Kepala Bagian mempunyai tugas melakukan monitoring, evaluasi dan
tindak lanjut pelayanan sesuai dengan pembagian tugasnya, namun tidak
menutup kemungkinan bisa melakukan koordinasi diluar pembagian tugasnya
jika berkaitan sampai kepada jajaran dibawah masing-masing.

24
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

8.1 POLA KETENAGAAN


Analisis Kebutuhan Pegawai adalah proses yang dilakukan secara logis,
teratur, dan berkesinambungan untuk mengetahui jumlah dan kualitas pegawai
yang diperlukan, analisis kebutuhan pegawai dilakukan agar pegawai memiliki
pekerjaan yang jelas sehingga pegawai secara nyata terlihat sumbangan
tenaganya terhadap pencapaian misi organisasi atau program yang telah
ditetapkan. Beban kerja adalah sejumlah target pekerjaan atau target hasil yang
harus dicapai dalam satu satuan waktu tertentu.
Teknik penghitungan yang baru harus melalui cara yang lebih mudah dan
dapat diaplikasikan dalam semua unit pelayanan yang ada di rumah sakit,
sehingga penyebaran dan penyamaan perhitungan dalam masing-masing unit
mempunyai standar yang sama dengan pola pengembangan yang berbeda di
masing-masing unit pelayanan. Teknik yang dimaksudkan meliputi :
1. Mudah dilakukan, menggunakan data yang sudah dikumpulkan dan sudah
tersedia
2. Mudah digunakan, hasil perhitungan dapat berkontribusi pada kebijakan
staffing di pelayanan kesehatan
3. Komprehensif, hasilnya dapat diterima oleh manajemen, misalnya yang
berhubungan dengan keuangan
4. Realistis, hasilnya tidak membebani budgeting dan alokasi sumber daya.

8.1.1 Metode Penghitungan Pola Ketenagaan


Pengertian
1. Formasi adalah jumlah dan susunan jabatan / golongan karyawan yang
diperlukan dalam suatu satuan unit kerja untuk mampu melaksanakan tugas
pokok dalam jangka waktu tertentu.
2. Persediaan karyawan adalah jumlah karyawan yang dimiliki saat ini.
Persediaan karyawan disebut juga dengan bezetting.
3. Analisis kebutuhan karyawan adalah proses yang dilakukan secara logis,
teratur, dan berkesinambungan untuk mengetahui jumlah dan kualitas
karyawan yang diperlukan. Analisis kebutuhan karyawan dilakukan agar
karyawan memiliki pekerjaan yang jelas sehingga karyawan secara nyata
terlihat sumbangan tenaganya terhadap pencapaian misi organisasi atau
program yang telah ditetapkan.
4. Standar kemampuan rata-rata karyawan adalah standar kemampuan yang
menunjukkan ukuran enerji rata-rata yang diberikan seorang karyawan atau
sekelompok karyawan untuk memperoleh satu satuan hasil. Standar
kemampuan rata-rata karyawan disebut standar prestasi rata-rata karyawan.

25
5. Beban kerja adalah sejumlah target pekerjaan atau target hasil yang harus
dicapai dalam satu satuan waktu tertentu.

8.1.2 Prinsip Penyusunan Formasi


Dalam penyusunan formasi hendaknya diperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut :
1. Setiap jenjang jabatan jumlah karyawannya sesuai dengan beban kerjanya.
2. Setiap perpindahan dalam posisi jabatan yang baik karena adanya mutasi atau
promosi dapat dilakukan apabila tersedia posisi jabatan yang lowong.
3. Selama beban kerja organisasi tidak berubah komposisi jumlah karyawan tidak
berubah.

Hal-hal yang Mempengaruhi


Dalam menghitung formasi karyawan, perlu mengidentifikasi hal-hal yang
mempengaruhi terjadinya perubahan dalam organisasi. Beberapa hal tersebut
adalah :
1. Perubahan target-target
Setiap unit kerja dalam organisasi setiap kurun waktu tertentu menetapkan
program-program yang didalamnya terkandung target yang akan menjadi beban
pekerjaan. Target yang berubah akan mempengaruhi pula jumlah beban
pekerjaan. Dengan demikian, beban kerja jabatan akan bergantung kepada ada
tidaknya perubahan target dari program yang ditetapkan oleh unit kerjanya.
Khususnya faktor klien meliputi :
a. Tingkat kompleksitas dan lamanya kebutuhan
perawatan
b. Tipe klien sesuai dengan penyakitnya, usia,
maupun faktor spesifik
c. Jumlah klien dan fluktuasinya
d. Keadaan sosial ekonomi yang mempengaruhi
kesehatannya
e. Harapan klien dan keluarganya.
2. Perubahan fungsi-fungsi
Fungsi yang dimaksud disini adalah fungsi unit kerja. Perubahan fungsi unit
kerja memiliki kecenderungan mempengaruhi bentuk kelembagaan. Dengan
adanya perubahan fungsi unit berarti juga mempengaruhi peta jabatan.
3. Perubahan komposisi karyawan
Komposisi karyawan dapat digambarkan dalam penempatan karyawan dalam
jabatan mengikuti peta jabatan yang ada. Perubahan komposisi karyawan berarti
perubahan pula penempatannya, baik karena pensiun, promosi, mutasi, tingkat
pendidikan dan pengalaman karyawan, kelangkaan tenaga spesialis, kebijakan
pengaturan dinas atau karena hal lain. Perubahan komposisi karyawan
merupakan perubahan jumlah karyawan dalam formasi.

26
4. Perubahan lain yang mempengaruhi organisasi
Perubahan lain yang mempengaruhi organisasi dapat berupa peningkatan
mutu pelayanan, perubahan kebijakan pembinaan dan pengembangan, misalnya
pengalihan pencapaian program dari swakelola menjadi pelimpahan pekerjaan
kepada pihak ketiga. Hal ini pada akhirnya akan mempengaruhi pula kepada
jumlah beban kerja.
5. Faktor lingkungan yang sangat berpengaruh pada :
a. Tipe dan lokasi RS
b. Lay out ruang keperawatan
c. Fasilitas dan juknis pelayanan yang diberikan
d. Kelengkapan peralatan medik, diagnostik
e. Pelayanan penunjang dari unit lain
f. Macam kegiatan yang dilaksanakan : penyuluhan, kunjungan rumah, dll.
Dari beberapa indicator atau metode penghitungan pola ketenagaan yang
ada, Bagian SDM akan menggunakan beberapa metode dalam pengaturan
pelaksanaan kerja di Unit-unit kerja terkait. Metode yang dipergunakan dalam
pelaksanaan kerja di RS Budi Agung Palu dilakukan dengan metode work-load
analysis dan khusus profesi perawat, penghitungan pola ketenagaan sudah
mempunyai standar yang telah ditentukan dari beberapa standar yang ada.
Penghitungan pola ketenagaan Keperawatan mengadopsi dari Peraturan yang
telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, meliputi :

8.1.3 Perhitungan Tenaga Keperawatan (Metode Depkes)


Dengan menggunakan pengelompokan klien menurut jumlah dan
kompleksitas pelayanan keperawatan yang dibutuhkan klien, maka pimpinan
keperawatan dapat menghitung jumlah tenaga keperawatan untuk masing-
masing unit sesuai rumusan / metoda sebagai berikut :
1. Sistem / Model / Metode Pemberian Asuhan Keperawatan / Penugasan
2. Tingkat Ketergantungan Pasien / Klasifikasi Pasien
3. Jumlah klien yang dirawat / hari / bulan / tahun dalam suatu unit.
4. Jumlah & Kategori Tenaga (pendidikan dan pengalaman)
5. Pengaturan & Penjadwalan Tenaga
6. Tipe rumah sakit dan lay out suatu bangsal.
7. Pelayanan dan fasilitas yg tersedia
8. Penyuluhan Kesehatan dan harapan klien dan keluarga
9. Rata-rata waktu keperawatan langsung dan tidak langsung.

27
0 1 A p ril 2 0 1 2
Untuk menghitung waktu yang dibutuhkan merawat klien perhari perlu
dijumlahkan :

KE
H &T
WPL + WPTL + WPK

AECNoAnG
WPL : Waktu yang dibutuhkan untuk perawatan langsung

suAlta
WPTL : Perawatan tidak langsung

AN
WPK : Waktu untuk penyuluhan kesehatan.

n t - W o rksh o p P O L A
Kebutuhan staf keperawatan dasar adalah jumlah minimal dari tenaga
keperawatan pada setiap unit / bangsal / ruang  sesuai kebijakan rumah sakit
dengan menentukan :
1. Jumlah hari dalam 1 tahun = 365 hari
2. Jumlah hari kerja non efektif dalam 1 tahun
3. Jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun : 365 – 86 = 279 hari
4. Jumlah minggu efektif = 279 : 7 = 39,8 minggu
5. Jumlah jam kerja efektif dalam 1 tahun : 39,8 minggu x 40 jam = 1.592 jam /
tahun.

Rata-rata jam
Rata-rata Jumlah jam
No Jenis Perawatan
pasien/hr kerja
pasien/hari
1 Penyakit Dalam 10 3,5 35
2 Bedah 8 4 32
3 Gawat 1 10 10
4 Anak 3 4,5 13,5
5 Kebidanan 1 2,5 2,5
Jumlah 23 93

1. Jumlah perawat yang diperlukan


Jumlah jam perawatan/hr = 93 = 13,28 perawat
Jam kerja efektif/shift 7

2. Loss day (hari libur/cuti/hari besar)


Jumlah hari minggu setahun + Cuti + Hari Besar x Jumlah Perawat
Jumlah hari kerja efektif/tahun
52 + 12 + 12 = 76 x 13,28 = 3,69 perawat
279

3. Koreksi 25% (tugas-tugas non keperawatan)

28
25x Jumlah tenaga keperawatan + loss day
100

25x (13,28 + 3,69) = 4,24


100

4. Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan


13,28 + 3,69 + 4,24 = 21,21

29
Rata-rata jam
Rata-rata Jumlah jam
No Jenis Perawatan
pasien/hr kerja
pasien/hari
1 Askep minimal 7 2 14
2 Askep Sedang 7 0,08 21,56
3 Askep Agak Berat 11 4,15 45,65
4 Askep Maksimal 1 6,16 6,16
Jumlah 26 87,37

Berdasarkan penelitian di luar negeri :


1. Jumlah perawat yang diperlukan
Jumlah jam perawatan/hr = 87,37 = 12,48 perawat
Jam kerja efektif/shift 7

2. Loss day (hari libur/cuti/hari besar)


Jumlah hari minggu setahun + Cuti + Hari Besar x Jumlah Perawat
Jumlah hari kerja efektif/tahun

52 + 12 + 14 = 78 x 12,48 = 3,48 perawat


279

3. Koreksi 25% (tugas tugas non keperawatan)


25x Jumlah tenaga keperawatan + loss day
100

25x (12,48 + 3,48) = 3,99


100

4. Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan


12,48 + 3,48 + 3,99 = 19,95 = 20 orang

30
Kamar Operasi
1. Dasar perhitungan tenaga
2. Jumlah dan jenis operasi
3. Jumlah kamar operasi
4. Pemakaian kamar operasi (diprediksi 6 jam/hari)
5. Tugas perawat 2 orang/tim (instrumen + sirkulasi)
6. Ketergantungan pasien :
a. Operasi Besar : 5 jam
b. Operasi sedang : 2 jam
c. Operasi kecil : 1 jam
7. Alat tenun dan set operasi dipersiapkan oleh CSSD
(Jml jam kep./ hr x Jml. Operasi ) x Jml. Prwt/tim + ( cadangan )
Jam kerja efektif/hr

Misal : 30 operasi/ hari :


Operasi besar : 6 orang
Operasi sedang : 15 orang
Operasi kecil : 9 orang

Tenaga yang dibutuhkan =


{ ( 6x5 jam) + (15x2 jam) + ( 9x1 jam) } x 2 + 1
7
= 20,71 = 21 orang.

Ruang Penerimaan dan RR (Recovery Room)


Ketergantungan Pasien :
a. Ruang penerimaan = 15 menit
b. Ruang Recovery = 1 jam
1,15 x 30 = 4,92 = 5 orang.
7

Gawat Darurat
Dasar perhitungan :
1. Rata-rata jumlah pasien/ hari
2. Jumlah jam perawatan/ hari = 4 jam
Rata-rata jumlah pasien/ hari = 50 orang
1. Tenaga yang dibutuhkan = 50 x 4 = 28,57
7
2. Loss day = 78 x 28,57 = 7,98
279
3. Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan

31
0 1 A p ril 2 0 1 2
28,57 + 7,98 = 36,55 = 37 orang.

Critical Care
a. Jumlah perawatan/hari = 12 jam
b. Rata rata jumlah pasien/hari = 10 orang

KE
H &T
1. Tenaga yang dibutuhkan 10 x 12 = 17,14

AECNoAnG
7
2. Loss day 78 x 17,14 = 4,79

suAlta
279

AN
3. Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan

n t - W o rksh o p P O L A
17,14 + 4,79 = 21,93 = 23 orang.

Rawat Jalan
a. Jumlah perawatan/hari = 15 menit
b. Rata-rata jumlah pasien/hari = 100 orang
1) Tenaga yang dibutuhkan
100 x 15 = 3,57
7 x 60
2) Koreksi 15% = 15 x 3,57= 0,53
100
3) Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan :
= 3,57 + 0,53 = 4,10 = 4 orang.

Kamar Bersalin
a. Waktu yang diperlukan untuk pertolongan persalinan
(Kala I s/d IV ) / pasien = 4 jam
b. Rata-Rata jumlah pasien/hari = 10 orang
1) Tenaga yang dibutuhkan
= 10 x 4 = 5,71
7
2) Loss day = 78 x 5,71 = 1,59
279
3) Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan :
= 5,71 + 1,59 = 7,3 = 7 orang.

Unit Rawat Inap


Jml jam perawat x 52 mg x 7 hr x jml TT x BOR + Koreksi 25 %
41 jml mg efektif x 40 jam

Unit Rawat Jalan


Jml jam perawat x 52 mg x 6 hr x jml kunj + koreksi 10%
41 jml mg efektif x 40 jam

32
Unit Kamar Bedah / Operasi
Jml jam perawat x 52 mg x 7 hr x jml anggota tim x Jml OK + koreksi 25%
41 jml mg efektif x 40 jam

Kamar Bersalin
Jml jam perawat x 52 mg x 7 hr x jml kunj + koreksi 25%
mg efektif x 40 jam

33
8.2 KUALIFIKASI PERSONIL

No Jabatan / Fungsi Kualifikasi


1 Ketua Yayasan Sesuai ketentuan yang ditetapkan Yayasan
2 Direktur S1.Plus
3 Kepala Satuan Pemeriksa
S1 / S2
Internal
4 Kepala Bidang Pelayanan Medis Dokter / S2
5 Kepala Bidang Keperawatan S1 Keperawatan, Ns.
6 Kepala Bidang PSDM D3 / S1
7 Kepala Bidang Keuangan S1 / S2 Akuntansi/ManajemenKeuangan/D3
8 Kepala Unit SLTA/D3/S1
9 Kepala Ruangan 1 D3 / S1 Keperawatan
2 Mempunyai masa kerja lebih dari 5
tahun.
14 Dokter IGD 1 Pendidikan S1 Kedokteran Umum
2 Mengikuti pelatIihan ATLS, ACLS, EKG
3 Mempunyai pengalaman di UGD 3 tahun
4 Tanggap terhadap pelaksanaan pelayanan
Gawat Darurat
15 Perawat IGD 1 Pendidikan formal S1 Kep & DIII Keperawatan
2 Mengikuti pelatihan BLS, PPGD, EKG
3 Mempunyai pengalaman kerja di UGD 1 thn
4 Mampu melaksanakan asuhan keperawatan
Gawat Darurat
16 Driver Ambulance 1 Mempunyai SIM A / B1
2 Mempunyai pengalaman dibidangnya 3
tahun.
3 Cepat, tanggap dan cekatan
4 Memiliki keahlian penanganan gawat
darurat.
17 Perawat Rawat Jalan 1 Pendidikan Formal SPK/D3 Keperawatan
2 Mengikuti pelatihan BLS, EKG
3 Mampu melaksanakan asuhan keperawatan
rawat jalan.
18 Kasir 1 Pendidikan minimal SMA/SMK akutansi
2 Menguasai komputer, khususnya Microsoft
Office

34
3 Menguasai sistem pembukuan dan keuangan
secara umum.
19 Perawat Rawat Inap Ruang ICU 1 Pendidikan formal S1 Kep. DIII Keperawatan
2 Mengikuti pelatihan BLS, ECG, Basic ICU,
ACLS
3 Pernah mengikuti masa orientasi di Ruang
ICU min 3-6 bulan
4 Mampu melaksanakan dan memahami
asuhan keperawatan pasien kritis.
5 Mampu melaksanakan ketrampilan Clinical
care.
20 Perawat Rawat Inap Ruang 1 Pendidikan formal S1 Kep, DIII Kebidanan
Kebidanan / Perinatologi 2 Mengikuti pelatihan BLS, Resusitasi
Neonatus, NST, ECG
3 Mempunyai SIB, SIPB yang terintegrasi
4 Pernah mengikuti masa orientasi di Ruang
Perinatologi 2-3 bulan
5 Mampu melaksanakan dan memahami
asuhan kebidanan dan perawatan pasien
perinatologi.
21 Perawat Rawat Inap Ruang 1. Pendidikan formal S1 Kep, DIII
Anak Keperawatan
2. Mengikuti pelatihan BLS.
3. Pernah mengikuti masa orientasi di Ruang
Anak min 2-3 bulan
4. Mampu melaksanakan dan memahami
asuhan keperawatan dan keperawatan anak
5. Memiliki rasa kasih sayang kepada anak.
22 Perawat Rawat Inap Ruang 1 Pendidikan formal S1 Kep, D3 Keperawatan
Bedah 2 Mengikuti pelatihan BLS
3 Pernah mengikuti masa orientasi di ruang
bedah min 2-3 bulan
4 Mampu melaksanakan dan memahami
asuhan keperawatan medical bedah.
23 Perawat Anestesi/ Kamar 1 Pendidikan S1 Kep, D3 Keperawatan
Operasi 2 Mengikuti pelatihan Anestesi, BLS, ECG.
3 Pernah mengikuti masa orientasi dibidangnya
3-6 bulan.

35
4 Mampu melaksanakan dan memahami
asuhan keperawatan pasien dalam proses
pembiusan dan pembedahan.
24 Perawat Asisten dan 1 Pendidikan S1 Kep, D3 Keperawatan
Instrument Kamar Operasi 2 Mengikuti pelatihan BLS, ECG.
3 Pernah mengikuti pendidikan tindakan
keperawatan di kamar operasi
4 Pernah mengikuti masa orientasi dibidangnya
3-6 bulan.
25 Radiografer 1 D3 Radiologi / D3 ATRO
2 Diutamakan mempunyai sertifikat PPR
3 Mempunyai pengalaman di bidang radiologi
2 tahun.
26 Apoteker 1 S1 dan Apoteker
2 Mempunyai pengalaman di bidangnya 3
tahun.
27 Asistan Apoteker 1 D3 Farmasi
2 Pengalaman di bidangnya 2 tahun.
28 Analis Medis 1 D3 Analis / Poltekes Analis
2 Mempunyai sertifikat Phlebotomi
3 Mempunyai pengalaman di bidangnya 2
tahun.
29 Administrasi Analis Medis 1 SMA/SMK/sederajat
30 Fisioterapis 1 D3 Fisioterapi/ Rehabilitasi Medis
2 Mempunyai pengalaman di bidangnya 2
tahun.
31 Gizi 1 S1/D3 Gizi
2 Mempunyai pengalaman di bidangnya 2
tahun.
32 Dapur 1 D1 / D3 Perhotelan
2 Mempunyai pengalaman di bidangnya 3
tahun.
33 Rekam Medis 1 D3 Perekam Medis Rumah Sakit
2 Mempunyai pengalaman di bidangnya 2
tahun.
34 Marketing 1 S1 /D3/SLTA segala jurusan
2 Mempunyai pengalaman di bidangnya 3
tahun
3 Ulet, cekatan, tanggap.

36
35 Laundry 1 SMA / Sederajat
2 Menguasai system pengolahan Laundry
3 Pengalaman di bidangnya 2 tahun.
36 Security 1 SMA/Sederajat
2 Mempunyai postur tubuh yang ideal, sehat
rohani dan jasmani
3 Pengalaman di bidangnya 2 tahun
4 Pernah mengikuti pelatihan keamanan.

37
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

Pengertian Orientasi adalah usaha membantu para pekerja agar mengenali


secara baik dan mampu beradaptasi dengan suatu situasi atau dengan ingkungan
dan iklim bisnis RS, memahami dan bersedia melaksanakan perilaku sosial yang
mewarnai kehidupan RS sehari-hari, mengetahui dan memahami berbagai aspek
teknis pekerjaan maupun jabatannya, sehingga dapat bekerja secara efektif,
efisien dan produktif.

PROGRAM ORIENTASI KASYARAWAN

38
BAB X
PERTEMUAN – RAPAT
Untuk dapat mengelola dan menjalankan organisasi RS maka diperlukan
wadah pertemuan atau rapat untuk dapat membahas dan mendiskusikan segala
sesuatu yang terkait dengan pelayanan. Sesuai dengan peraturan internal rumah
sakit (hospitals byLaw) secara resmi rapat di RS dikenal dengan sitilah , yang
terdiri dari ;
1. Keuangan RS
2. Personalia RS
3. Biaya RS
Direktur harus melaporkan susunan tiap-tiap berikut dengan namanya
kepada Pengurus Yayasan untuk mendapatkan pengesahan.

10.1 Keuangan RS
Pemimpin Rapat Keuangan adalah Direktur Rumah Sakit. Rapat
keuangan dihadiri oleh Yayasan Yayasan.
Anggota Keuangan terdiri dari:
a. Yayasan
b. Direktur
c. Ka.SPI
d. Bidang Keperawatan
e. Kepala Bagian Keuangan/Program
f. Bendahara
g. Bidang Umum
h. Kepala Instalasi Farmasi
i. Kepala Instalasi Pemeliharaan dan Sarana
j. Kepala Instalasi Gizi
Mekanisme dan tata cara rapat adalah sebagai berikut ;
a. Sekretaris memberikan undangan kepada para anggota dan Yayasan paling
lambat 3 hari sebelum tanggal Rapat Keuangan.
b. Sekretaris memberikan agenda Rapat Keuangan kepada para Anggota
Keuangan dan Yayasan Yayasan paling lambat 2 hari sebelum tanggal Rapat
Keuangan.
c. Sekretaris menyampaikan hasil Keuangan kepada para anggota Keuangan
dan Yayasan paling lambat 3 hari setelah Rapat Keuangan dilaksanakan .
d. Direktur dapat berkoordinasi dengan Yayasan Yayasan untuk membicarakan
terlebih dahulu mengenai agenda Rapat Keuangan.
e. Hasil Rapat Keuangan diketahui dan ditandatangani oleh Yayasan Yayasan.
f. Rapat Keuangan diadakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam seminggu.

39
10.2 Tugas Keuangan RS adalah sebagai berikut ;
a. Memberikan keputusan atas permohonan pengadaan, pembelian, segala
kebutuhan Unit Usaha , perbaikan alat kesehatan, barang, mesin, kendaraan
dan pembelian obat termasuk kesepakatan dengan pihak ketiga baik baru
maupun perpanjangan kesepakatan sesuai dengan kewenangan Unit usaha.
b. Melanjutkan permohonan perbaikan bangunan unit usaha ke Pengurus Pusat.
c. Memberikan keputusan atas pengeluaran sejumlah uang sesuai dengan
kewenangan Unit Usaha.
d. Mengawasi dan mengevaluasi keuangan Unit Usaha.

10.3 Personalia RS
Pemimpin Rapat Personalia adalah Direktur Rumah Sakit. Rapat
Personalia dihadiri oleh Yayasan Yayasan dan atau Pengurus lainnya.
Anggota Personalia terdiri dari:
a. Yayasan
b. Direktur
c. Ka.SPI
d. Bidang Keperawatan
e. Bendahara
f. Bidang PSDM

10.4 Mekanisme dan tata cara Rapat Personalia RS adalah sebagai berikut ;
a. Sekretaris memberikan undangan kepada para anggota dan Yayasan paling
lambat 3 hari sebelum tanggal Rapat Personalia
b. Sekretaris memberikan agenda Rapat Personalia kepada para Anggota
Personalia dan Yayasan Yayasan paling lambat 2 hari sebelum tanggal Rapat
Personalia.
c. Sekretaris menyampaikan hasil Personalia kepada para anggota Personalia
dan Yayasan Yayasan paling lambat 3 hari setelah Rapat Personalia
dilaksanakan .
d. Direktur dapat berkoordinasi dengan Yayasan Yayasan untuk membicarakan
terlebih dahulu mengenai agenda Rapat Personalia.
e. Hasil Rapat Personalia diketahui dan ditandatangani oleh Yayasan Yayasan.
f. Rapat Personalia diadakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam sebulan.

10.4 Tugas Personalia RS adalah sebagai berikut ;


a. Membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan kesejahteraan
karyawan.
b. Merencanakan, mengevaluasi pengembangan karir karyawan.
c. Membicarakan masalah-masalah kepegawaian.
d. Menetapkan hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Rumah Sakit.

40
10.4 Biaya RS
Pemimpin Rapat Biaya RS adalah Kepala Bidang Keuangan/Program.
Rapat Biaya dihadiri oleh Direktur dan Yayasan Yayasan.
Anggota Biaya terdiri dari:
a. Yayasan
b. Direktur
c. Ka.SPI
d. Bidang Keperawatan
e. Kepala Bagian Keuangan/Program
f. Bendahara
g. Akuntansi Pembukuan
h. Penagihan/Klaim
i. Bidang Umum
j. Kepala Instalasi Farmasi
k. Kepala Instalasi Pemeliharaan dan Sarana
l. Kepala Instalasi Gizi

10.5 Mekanisme dan tata cara Rapat Biaya RS adalah sebagai berikut ;
a. Sekretaris memberikan undangan kepada para anggota dan Yayasan paling
lambat 3 hari sebelum tanggal Rapat Biaya
b. Sekretaris memberikan agenda Rapat Biaya kepada para Anggota Biaya dan
Yayasan Yayasan paling lambat 2 hari sebelum tanggal Rapat Biaya .
c. Sekretaris menyampaikan hasil Biaya kepada para anggota Biaya dan
Yayasan Yayasan paling lambat 3 hari setelah Rapat Biaya dilaksanakan.
d. Rapat Biaya RS diadakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam seminggu.

10.6 Tugas Biaya RS


a. Mengevaluasi segala biaya dan pengeluaran Rumah Sakit.
b. Memeriksa semua tanda bukti atas pemasukkan dan pengeluaran Rumah Sakit
c. Mengesahkan semua tanda bukti atas pemasukan dan pengeluaran Rumah
Sakit.

Selain ketiga jenis rapat di atas maka secara operasional juga terdapat
rapat-rapat lain yang secara rutin dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan oleh direktur rumah sakit.

JENIS DAN JADWAL RAPAT, RS. BUDI AGUNG PALU

41
No Jenis Rapat Peserta Jadwal
1 Rapat Anggaran Yayasan, Direktur November
Yayasan
2 Rapat Kerja Yayasan Yayasan, Direktur, Februari
Kabid.Keperawatan, Kabid
SDM.
3 Rapat Anggaran RS Seluruh pejabat struktural September
4 Rapat Kerja RS Seluruh pejabat struktural Maret
5 Rapat Komite Medik Seluruh SMF, Perangkat KM Setiap Rabu Minggu
dan Jajaran Direksi ke-3
6 Rapat Komite Perawat , Perangkat Komita Setiap Rabu Minggu
Keperawatan dan Jajaran Direksi ke-2
7 Rapat Komite PPI PIC PPI, Perangkat PPI dan Setiap Rabu Minggu
Jajaran Direksi ke-1
8 Weekly Report Seluruh pejabat struktural Setiap hari Selasa
9 Morning Report Seluruh Pelaksna di Tempat Setiap Pagi
Kerja MAsing2
10 Rapat PMKP PIC PMKP, Perangkat PMKP Setiap Rabu Minggu
dan Jajaran Direksi ke-4
11 Rapat Tim Terpadu PIC TIM TERPADU, Setiap Jumat dan
Perangkat TIM dan Jajaran Sabtu
Direksi
12 Rapat SPI Para Kabag, Kabid dan Setiap Kamis Minggu
Jajaran Direksi ke-2
13 Rapat Jajaran Para Kabid, Ka. Inst dan Setiap Senin
Manajemen Karu

42
BAB XI
PELAPORAN

11.1 PELAPORAN INTERNAL


11.1.1 Laporan Insidentil, terdiri dari :
a. Permintaan Laporan dari Direktur RS.
b. Permintaan Laporan dari Kabid RS.
c. Permintaan Laporan dari Unit Terkait.

11.1.2 Laporan mingguan yang terdiri dari :


a. Laporan kegiatan Gawat Darurat
b. Laporan kegiatan Instalasi Rawat Jalan (pelayanan tiap poli)
c. Laporan kegiatan Instalasi Rawat Inap (Indikator efisiensi)
d. Laporan kegiatan Instalasi Radiologi
e. Laporan kegiatan Instalasi Laboratorium
f. Laporan kegiatan Instalasi Rehabilitasi Medik
g. Laporan kegiatan Instalasi Gizi
h. Laporan kegiatan Instalasi Bedah Sentral
i. Laporan kegiatan Instalasi Farmasi
j. Kepala Unit Marketing

11.1.3 Laporan Bulanan Terdiri Dari :


a. Laporan Target dan indikator SPM setiap bagian, instalasi, unit dan ruangan.
b. Laporan Bulanan Komite Medik
c. Laporan Bulanan Komite Keperawatan
d. Laporan Bulanan Komite PPI
e. Laporan Bulanan Tim Terpadu
f. Laporan Keuangan (triwulan dan semester)

11.1.4 Laporan Tahunan Terdiri Dari :


a. Laporan Pelayanan Medis dari Kepala Bidang Pelayanan Medis.
b. Laporan Keuangan dari Kepala Bidang Keuangan.
c. Laporan Ketenagaan dari Kepala Bidang PSDM.
d. Laporan Kegiatan dari Kepala Unit Marketing.
e. Laporan Kinerja Rumah Sakit dari Bidang Umum

11.2 PELAPORAN EKSTERNAL


11.2 1 Laporan Insidentil :
a. Laporan Surveilans Terpadu Dinas Kesehatan Kota Palu
b. Laporan Demam Berdarah Dengue Dinas Kesehatan Kota Palu
c. Laporan Wabah Dinas Kesehatan Kota Palu

43
11.2.2 Laporan BULANAN Eksternal Terdiri Dari :
a. Laporan Surveilans Terpadu Dinas Kesehatan Kota Palu
b. Laporan Demam Berdarah Dengue Dinas Kesehatan Kota Palu
c. Laporan Wabah Dinas Kesehatan Kota Palu
b. Laporan RL. 5.1 Pengunjung RS SIRS-6 Kementrian Kesehatan -Jakarta.
c. Laporan RL. 5.2 Kunjungan Rawat Jalan SIRS-6 Kementrian Kesehatan –
Jakarta.
d. Laporan RL. 5.3 Tentang 10 besar penyakit IRNA SIRS-6 Kementrian
Kesehatan – Jakarta.
e. Laporan RL. 5.3 Tentang 10 besar penyakit IRJ SIRS-6 Kementrian Kesehatan –
Jakarta.
f. Laporan Klaim ke Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
g. Laporan Kegiatan Rapat Keuangan dan Personalia ke Yayasan Pelayanan
Kesehatan Bala Keselamatan di Bandung

11.2.3 Laporan TAHUNAN Eksternal Terdiri Dari :


1. RL. 1.1 Data Dasar RS. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
2. RL. 1.2 Indikator Pelayanan. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
3. RL. 1.3 Tempat Tidur. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
4. RL. 2. Ketenagaan. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
5. RL. 3.1 Rawat Inap. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
6. RL. 3.2 Rawat Darurat. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
7. RL. 3.3 Gigi Mulut. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
8. RL. 3.4 Kebidanan. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
9. RL. 3.5 Perinatologi. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
10. RL. 3.6 Pembedahan. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
11. RL. 3.7 Radiologi. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
12. RL. 3.8. Laboratorium. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
13. RL. 3.9. Rehab Medik. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
14. RL. 3.10 Pelayanan Khusus. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
15. RL. 3.11 Obat. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
16. RL. 3.12 Rujukan. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
17. RL. 3.13. Cara Bayar. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
18. RL. 4A. Penyakit Rawat Inap. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
19. RL. 4B. Penyakit Rawat Jalan. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
20. RL. 5.1 Pengunjung RS SIRS-6 Kementrian Kesehatan - Jakarta.
21. RL. 5.2 Kunjungan Rawat Jalan SIRS-6 Kementrian Kesehatan – Jakarta.
22. RL. 5.3 Tentang 10 besar penyakit IRNA SIRS-6 Kementrian Kesehatan –
Jakarta.
23. RL. 5.3 Tentang 10 besar penyakit IRJ SIRS-6 Kementrian Kesehatan Jakarta.

44
24. Laporan Aplikasi Sarana dan Prasarana Kesehatan (ASPAK) ke Direktorat
Jendral Bina Upaya Kesehatan – Kementrian Kesehatan RI Jakarta.
25. Laporan Kinerja RS ke Yayasan Pelayanan Kesehatan Bala Keselamatan di
Bandung

45

Вам также может понравиться