Вы находитесь на странице: 1из 16

EVENT STUDY: PERGANTIAN DEWAN DIREKSI

TERHADAP HARGA SAHAM

(STUDY EMPIRIS, BURSA EFEK INDONESIA 2015-2018)

Leo Joko Purnomo F0316055


Indra Haning Pratama F0310648

Universitas Sebelas Maret

ABSTRACT

This paper examines the investor reaction to earnings


announcement around event period of earnings announcements
date. This paper divide into two categories, First, the positive-
earning announcement include increasing of earning per share
(EPS) and second, the negative-earning announcements consist of
decreasing of Earning Per Share (EPS). The examination of
content and efficient market hypothesis used Event Study. We
propose one hypotheses as positif-earnings announcement and
negative-earnings announcement correlate to reaction of stock
Price in IDX. Dependent variable is stock return and independent
variable is market return. The sample are the 29 companies from
LQ 45 that release the annual earnings of year 2004-2006. The
earnings announcements date is taken from Indonesian Securities
Supervisory Agency (Bapepam). Statistical test with standard
error of estimate (SEE) was used to test the significance of
abnormal return during event periods of earnings announcements.

The results show that investor responds significantly to the


positive and negative earnings announcement at the
announcement dates. And also, earning announcement seen give
information contents to capital market. Finally, the empirical
result is contrary the finding of Ball and Brown (1968), Foster
(1977), and Hayn (1995). However, this evidence supports the
Lako’s studies (2002a, 2002c).

Keywords: event study, reaction of stock price, market efficient,


positive-earning announcement, negative earnings
announcements, good news and bad news
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beberapa tahun terakhir isu mengenai pergantian Chief Executive
Officer (CEO) atau manajer puncak menjadi topik yang diperbincangkan.
Tahun 2018 Menteri BUMN Rini Soemarno melakukan gebrakan dengan
mengganti CEO lima perusahaan plat merah dalam rentang waktu yang
bersamaan. Hal menarik lainnya terjadi pada tahun 2015 melalui berita
Kompas (2016:6)., Riset terbaru Pricewaterhouse Coopers (PwC) bertajuk "2015
CEO Success Study" menemukan fakta bahwa sebanyak 17 persen dari 2.500
perusahaan publik terbesar di dunia mengganti CEO mereka. Jumlah tersebut
merupakan rekor terbanyak dalam 16 tahun terakhir.
Perubahan dalam kepemimpinan merupakan kejadian yang penting dalam
kehidupan sebuah perusahaan. Perusahaan butuh penyegaran organisasi dalam
upaya meningkatkan kinerja, daya saing korporasi, serta efisiensi sumber daya
perusahaan. Hal itu selaras dengan ilustrasi studi Bedles II (2001) yang
menyatakan bahwa premis dasar fungsionalitas pergantian adalah pengakuan
secara eksplisit bahwa tenaga kerja yang berbeda akan membawa nilai yang
berbeda pula bagi organisasi. hal tersebut menjelaskan bahwa kehilangan tenaga
kerja yang memiliki produktifitas tinggi akan berbeda dengan kehilangan tenaga
kerja yang memilki kemampuan rata-rata. Pergantian CEO menandakan akan
adanya suatu perubahan dalam pengelolaan perusahaan baik dari segi
peraturan, prosedur, ataupun kebijakan sehingga diharapkan dapat membawa
perusahaan ke arah yang positif dan memberikan dampak yang besar untuk
kemajuan perusahaan.

Pergantian CEO ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)


perusahaan. Sebelum RUPS diselenggarakan perusahaan mengumumkan terlebih
dahulu kepada publik terkait agenda pergantian CEO dalam RUPS. Informasi ini
akan langsung direspon oleh pemegang saham dan pasar. Berita pergantian CEO
menyebabkan harga pasar saham perusahaan cenderung berubah dalam jangka
waktu tertentu, umumnya sampai dengan lima hari setelah peristiwa terjadi.
Beberapa teori menjelaskan terkait respon pasar akibat pergantian CEO,
diantaranya studi Dedman and Lin (2002). Studi ini menggunakan studi peristiwa
model pasar untuk mengukur return tidak normal, dan melakukan pengujian
Student’s t-test and Patell’s standardised residual statistics tests untuk menguji
apakah return tidak normal untuk periode pengujian secara statistika berbeda dari
nol. Selain itu beberapa penelitian lainnya 1. Warner, Watts, and Wruck (1988)
menggunakan asumsi pasar efisien untuk menguji hubungan antara return saham
dan return pasar perusahaan dengan perubahan manajemen puncak 2. Martin and
McConnell (1991) dan Setiawan (2008) juga menggunakan asumsi pasar efisien
dalam menguji reaksi harga saham terhadap pergantian manajer puncak. Hasil dari
beberapa penelitian tersebut menyimpulkan bahwa harga saham / pasar bereaksi
positif dan negatif bergantung dari individu CEO dan kebijakan perusahaan.

Penelitian sebelum-sebelumnya menunjukkan hasil positif dan negatif,


sehingga paper ini disusun untuk menguji apakah terdapat pengaruh yang
signifikan/ positif antara pergantian dewan direksi perusahan dengan harga saham
perusahaan, dalam paper ini akan dijelaskan menggunakan data perusahan yang
listing di BEI periode 2015-2018

B. RUMUSAN MASALAH

Masalah dari pengujian ini adalah apakah pergantian CEO mempengaruhi


pergerakan harga saham perusahaan dan bagaimana tingkat signfikansi antara
kedua variabel ?

C. TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan paper ini adalah untuk menguji apakah pergantian CEO
mempengaruhi pergerakan harga saham perusahaan dan mengetahui tingkat
singfikansi dari kedua variabel yang sedang di uji dengan memberikan bukti
empiris menggunakan data abnormal return

D. MANFAAT PENULISAN
BAB II

LANDASAN TEORI

A. DIREKSI

1. Pengertian Direksi

Berdasarkan Pasal 1 angka (5) Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007


tentang Perseroan Terbatas (“UUPT”) menyebutkan bahwa pengertian
Direksi dalam Perseroan Terbatas (“Perseroan”) adalah organ Perseroan
yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan
untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan
serta mewakili Perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai
dengan anggaran dasar.

2. Kewenangan Direksi

Sebagaimana disebutkan dalam pengertian direksi di atas, maka


kewenangan direksi adalah sebagai berikut:

a. Salah satu organ Persoran yang memiliki kewenangan penuh atas


pengurusan dan hal-hal terkait kepentingan Perseroan sesuai
dengan maksud dan tujuan Perseroan.
b. Mewakili Perseroan untuk melakukan perbuatan hukum baik di
dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan UUPT
and anggaran dasar.

Kewenangan direksi untuk mewakili Perseroan bersifat tidak terbatas dan


tidak bersyarat, kecuali ditentukan lain dalam UUPT, anggaran dasar atau
keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (“RUPS”). Dalam hal anggota
direksi terdiri lebih dari 1 (satu) orang, yang berwenang mewakili
Perseroan adalah setiap anggota direksi, kecuali ditentukan lain dalam
anggaran dasar. Maksud dari pengecualian ini adalah agar anggaran dasar
dapat menentukan bahwa Perseroan dapat diwakili oleh anggota direksi
tertentu sebagaimana diatur dalam Pasal 98 UUPT.
Menurut Pasal 99 UUPT, kewenangan direksi dalam mewakili Perseroan
bukan berarti tidak ada pembatasan. Namun, dalam hal tertentu direksi
tidak berwenang mewakili Perseroan apabila:

a. Dalam hal terjadi perkara di pengadilan antara Perseroan dengan


anggota direksi yang bersangkutan; atau
b. Anggota direksi yang bersangkutan mempunyai benturan
kepentingan dengan Perseroan.
c. Jika terjadi kondisi seperti demikian, maka Perseroan dapat
diwakili oleh:
d. Anggota direksi lainnya yang tidak mempunyai benturan
kepentingan dengan Perseroan;
e. Dewan komisaris dalam hal seluruh anggota direksi mempunyai
benturan kepentingan dengan Perseroan; atau
f. Pihak lain yang ditunjuk oleh RUPS dalam hal seluruh anggota
direksi atau dewan komisaris mempunyai benturan kepentingan
dengan Perseroan.
3. Tanggung Jawab Direksi

Direksi bertanggung jawab atas pengurusan Perseroan dengan itikad baik.


Tanggung jawab direksi melekat penuh secara pribadi atas kerugian
Perseroan, apabila anggota direksi yang bersangkutan bersalah atau lalai
dalam menjalankan tugasnya.

Tanggung jawab direksi yang terdiri atas 2 (dua) anggota direksi atau lebih
berlaku secara tanggung renteng bagi setiap anggota direksi. Pengecualian
terhadap tanggung jawab secara renteng oleh anggota direksi terjadi
apabila dapat membuktikan:

a. Kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya;


b. Telah melakukan pengurusan dengan itikad baik dan kehati-hatian
untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan
Perseroan;
c. Tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung mapun
tidak langsung atas tindakan pengurusan yang mengakibatkan
kerugian; dan
d. Telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau
berlanjutnya kerugian tersebut.
4. Tugas Direksi

Sesuai dengan Pasal 100 UUPT, direksi berkewajiban menjalankan dan


melaksanakan beberapa tugas selama jabatannya menurut UUPT, yaitu:

a. Membuat daftar pemegang saham, daftar khusus, risalah RUPS dan


risalah rapat direksi;
b. Membuat laporan tahunan dan dokumen keuangan Perseroan;
c. Memelihara seluruh daftar, risalah dan dokumen keuangan
Perseroan.

Seluruh daftar, risalah, dokumen keuangan Perseroan dan dokumen


Perseroan lainnya disimpan di tempat kedudukan Perseroan. Atas
permohonan tertulis dari pemegang saham, direksi dapat memberi izin
kepada pemegang saham untuk memeriksa daftar pemegang saham, daftar
khusus, risalah RUPS serta mendapat salinan risalah RUPS dan salinan
laporan tahunan.

Anggota direksi juga wajib melaporkan kepada PT mengenai saham yang


dimiliki anggota direksi dan/atau keluarganya dalam Perseroan dan
Perseroan lain untuk dicatat dalam daftar khusus. Anggota direksi yang
tidak melaksanakan kewajiban ini dan menimbulkan kerugian bagi
Perseroan, bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian Perseroan
tersebut sebagaimana diatur dalam Pasal 101 UUPT.

Lebih lanjut, menurut Pasal 102 UUPT diatur tugas direksi sehubungan
dengan pengurusan kekayaan Perseroan dimana direksi berkewajiban
untuk memperoleh persetujuan RUPS untuk:

a. Mengalihkan kekayaan Perseroan; atau


b. Menjadikan kekayaan Perseroan sebagai jaminan utang.
Kekayaan Perseroan yang dimaksud merupakan kekayaan yang jumlahnya
lebih dari 50% (lima puluh persen) jumlah kekayaan bersih Perseroan
dalam 1 (satu) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain
maupun tidak. Selain tugas-tugas di atas, kewajiban atau tugas direksi juga
dapat ditentukan lebih lanjut dalam anggaran dasar Perseroan.

B. SAHAM

1. Pengertian Saham
Saham sering diartikan sebagai Tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau
badan dalam suatu perusahaan (Fakhruddin dan Hadianto, 2001: 6).Suatu surat
berharga yang menunjukkan adanya kepemilikan seseorang atau badan hukum
terhadap perusahaan penerbit saham (Darmadji dan Fakhruddin,2001: 5)
2. Jenis-Jenis Saham
Berdasarkan hak kepemilikannya, maka saham dapat dibagi 2 jenis (Fakhruddin
dan Hadianto, 2001: 12), yaitu:

Saham Biasa (common stocks) - Merupakan saham yang menempatkan


pemiliknya paling yunior dalam hal pembagian dividen dan hak atas harta
kekayaan perusahaan apabila perusahaantersebut dilikuidasi. Saham biasa ini
merupakan saham yang paling banyakdikenal dan diperdagangkan di pasar.
Sebagai pemilik perusahaan pemegang saham biasanya memiliki hak yaitu:

Hak Kontrol - Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan
direksi. Hal ini berarti bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk mengontrol
siapa saja yang akan memimpin perusahaannya. Pemegang saham dapat
melakukan hak kontrolnya dalam bentuk memveto dalam pemilihan direksi di
rapat tahunan pemegang saham atau tindakan-tindakan yang membutuhkan
persetujuan pemegang saham.

Hak menerima Pembagian Keuntungan - Sebagai pemilik perusahaan, pemegang


saham biasa berhak mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Tidak
semua laba dibagikan, tetapi sebagian laba akan ditanamkan kembali ke dalam
perusahaan. Laba yang ditahan ini (retained earning) merupakan sumber dana
intern perusahaan sedangkan laba yang tidak ditahan diberikan kepada pemilik
saham dalam bentuk dividen.

Hak Preemtive - Hak preemtive (preetive right) merupakan hak untuk


mendapatkan persentase kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan
tambahan lembar saham. Jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham
yang beredar akan lebih banyak dan akibatnya persentase kepemilikan saham
yang lama akan turun. Hak preemtive memberi prioritas kepada pemegang
saham lama untuk membeli tambahan saham baru, sehingga persentase
kepemilikan tidak berubah.

Saham Preferen (preferred stocks) - Saham ini mempunyai karakteristik


gabungan antara obligasi dan saham biasa karena bisa menghasilkan pendapatan
tetap, tetapi bisa juga mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Ada
dua hal penyebab saham preferen serupa dengan saham biasa yaitu mewakili
kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas
lembaran saham tersebut dan membayar dividen. Perbedaan saham preferen
dengan obligasi terletak pada tiga hal yaitu klaim atas laba dan aktiva, dividen
tetap selama masa berlaku dari saham, mewakili hak tebus dan dapat ditukar
dengan saham biasa.

Bebarapa karakteristik saham preferen adalah sebagai berikut:

1) Preferen terhadap dividen

Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen terlebih


dahulu dibandingkan pemegang saham biasa.

Saham preferen umumnya memberikan hak dividen kumulatif, yaitu memberikan


hak kepada pemegangnya untuk menerima dividen tahun-tahun sebelumnya yang
belum dibayarkan, dan dibayarkan sebelum pemegang saham biasa menerima
dividennya.

2) Preferen pada waktu likuidasi


Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan
dibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh saham biasa pada saat terjadi
likuidasi. Besarnya hak atas aktiva adalah sebesar nilai nominal saham
preferennya termasuk semua dividen yang belum dibayarkan jika bersifat
kumulatif.

3. Pengertian Harga Saham


Harga saham (Hartono, 1998: 69) adalah harga yang terjadi di pasar bursa pada
waktu tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar yaitu permintaan dan penawaran
pasar. Harga saham dipengaruhi oleh 4 aspek yaitu: pendapatan, dividen, aliran
kas, dan pertumbuhan. Pada penelitian ini yang akan dibahas adalah pengaruh
dividen dengan harga saham, dimana harga saham dianggapsebagai nilai sekarang
dari seluruh dividen yang diharapkan di masa mendatang.

4. Nilai-Nilai Saham
Ada dua pendekatan untuk melakukan analisis investasi yang berkaitan dengan
harga saham (Husnan, 1996: 315) yaitu:

Analisis Fundamental - Analisis ini beranggapan bahwa setiap investor adalah


makhluk rasional, karena itu analisis ini mencoba mempelajari hubungan antara
harga saham dengankondisi perubahaan yang tercermin pada nilai kekayaan
bersih perusahaan itu.

Analisis Teknikal - Analisis ini beranggapan bahwa penawaran dan permintaan


menentukan harga saham. Para analis teknikal lebih banyak menggunakan
informasi yang timbul dari luar perusahaan yang memiliki dampak terhadap
perusahaan dari pada informasi intern perusahaan.
5. Tiga jenis penilaian saham
Ada tiga jenis penilaian saham (Hartono, 2000: 79), yaitu:

a. Nilai buku
Nilai buku ialah nilai asset yang tersisa setelah dikurangi kewajiban perusahaan
jika dibagikan. Nilai buku hanya mencerminkan berapa besar jaminan atau
seberapa besar aktiva bersih untuk saham yang dimiliki investor.

Beberapa nilai yang berkaitan dengan nilai buku (Hartono, 2000: 80-82):

Nilai nominal, ialah nilai yang ditetapkan oleh emiten.

Agio saham, ialah selisih harga yang diperoleh dari yang dibayarkan investor
kepada emiten dikurangi harga nominalnya.

Nilai modal disetor, ialah total yang dibayar oleh pemegang saham kepada
perusahaan emiten, yaitu jumlah nilai nominal ditambah agio saham.

Laba ditahan, ialah laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham dan
diinvestasikan kembali ke perusahaan dan merupakan sumber dana internal.

b. Nilai pasar
Nilai pasar merupakan harga yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran
saham di pasar modal atau disebut juga dengan harga pasar sekunder. Nilai pasar
tidak lagi dipengaruhi oleh emiten atau pihak pinjaman emisi, sehingga boleh jadi
harga inilah yang sebenarnya mewakili nilai suatu perusahaan.

c. Nilai intrinsik
Nilai intrinsik adalah nilai saham yang menentukan harga wajar suatu saham agar
saham tersebut mencerminkan nilai saham yang sebenarnya sehingga tidak terlalu
mahal. Perhitungan nilai intrinsik ini adalah mencari nilai sekarang dari semua
aliran kas di masa mendatang baik yang berasal dari dividen maupun capital gain
(Sulistyastuti, 2002).
C. STUDI PERISTIWA (EVENT STUDY)

Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi


pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan
sebagai suatu pengumuman. Event study dapat digunakan untuk menguji
kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman dan dapat
juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat (Jogiyanto,
2003).

Pengujian kandungan informasi dan pengujian efisiensi pasar bentuk


setengah kuat merupakan dua pengujian yang berbeda. Jogiyanto (2003)
menyatakan bahwa pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk
melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung
informasi (information content), maka diharapkan pasar bereaksi pada waktu
pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan
adanya perubahan harga dari sek+uritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur
dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan
menggunakan abnormal return.

D. RETURN ABNORMAL

1. Pengertian Abnormal Return


Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari return
yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal, atau selisih antara
return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasian.
a. Mean-adjusted Model
Model ini menganggap bahwa return ekspektasian bernilai konstan
sama dengan rata-rata return realisasian sebelumnya selama periode
estimasi. Rumus mean-adjusted model dapat dicari dengan rumus:
𝑅𝑖,𝑗
E[Ri,t] = 𝑇

b. Market Model
Model ini dilakukan dengan dua tahap, yang pertama membentuk
model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode
estimasi. Selanjutnya, menggunakan model ekspektasi ini untuk
mengestimasi return ekspektasian di periode jendela. Model ekspektasi
dapat dibentuk menggunakan teknik regresi OLS dengan persamaan :
Ri,j = αi + βi . R – εi,j
c. Market-adjusted Model
Model ini menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi
return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut.
2. Rata-rata Abnormal Return
Pengujian adanya abnormal return tidak dilakukan untuk tiap-tiap
sekuritas, tetapi dilakukan secara agregat dengan menguji rata-rata return tak
normal seluruh sekuritas secara cross-section untuk tiap-tiap hari di periode
peristiwa. Pengujian rata-rata return taknormal digunakan pengujian t-test
yang menguji hipotesis nol bahwa rata-rata return taknormal adalah sama
dengan nol. Rumus mencari rata-rata return taknormal, yaitu :
𝑅𝑇𝑁𝑖,𝑡
RRTNt = 𝑘

3. Akumulasi Abnormal Return


Akumulasi return taknormal (ARTN) atau cumulative abnormal return
(CAR) merupakan penjumlahan return taknormal hari sebelumnya di dalam
periode peristiwa untuk masing-masing sekuritas sebagai berikut:
ARTNi,t = RTNi,a
Jika terdapat k buah sekuritas, maka akumulasi rata-rata return
taknormal (ARRTN) atau cumulative average abnormal return (CAAR)
dihitung dengan rumus :
𝐴𝑅𝑇𝑁𝑖,𝑡
ARRTNt = 𝑘

Akumulasi rata-rata return taknormal (ARRTN) dapat juga dihitung


dengan mengakumulasikan rata-rata return taknormal untuk hari-hari
sebelumnya.
4. Pengujian Statistik Terhadap Abnormal Return
Pengujian statistik terhadap return taknormal mempunyai tujuan untuk
melihat signifikansi return taknormal yang ada di periode peristiwa.
Signifikansi yang dimaksud adalah bahwa abnormal return tersebut secara
statistik signifikan tidak sama dengan nol (positif untuk kabar baik dan negtaif
untuk kabar buruk). Pengujian t-test digunakan untuk maksud ini, yaitu dapat
dihitung dengan rumus :
𝛽
T = 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑒𝑠𝑡𝑖𝑚𝑎𝑠𝑖

Standarisasi yang dilakukan adalah dengan membagi nilai return


taknormal dengan nilai kesalahan standar estimasinya (standar error of the
estimate). Kesalahan standar estimasi merupakan kesalahan standar pada
waktu mengestimasi nilai abnormal returnnya. Return taknormal standarisasi
dapat dicari dengan rumus:
𝑅𝑇𝑁𝑖,𝑡
RTNSi,t = 𝐾𝑆𝐸𝑖

Kesalahan Standar Estimasi Berdasarkan Rata-Rata Return Periode Estimasi


Cara pertama menghitung kesalahan standar estiamasi berdasarkan
deviasi nilai-nilai return dari nilai rata-rata returnnya selama periode
estimasi :
∑𝑹
𝒊=𝒕(𝑹𝒂 −𝑹)
𝟐
KSEi = √ 𝑻𝑰−𝟐
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini merupakan event study (studi peristiwa) yang mempelajari


reaksi suatu peristiwa pengumuman pergantian direktur utama (CEO) perusahaan
dengan melihat tanggal pengumuman sebagai titik kritis. Reaksi pasar ini
diukur dengan menggunakan abnormal return saham. Berdasarkan jenis datanya,
penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif.
B. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar
dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2018. Penentuan sampel dalam
penelitian ini dilakukan secara purposive sampling memenuhi kriteria sebagai
berikut:
1. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek indonesia periode 1 Januari 2015- 31
Desember 2018.
2. Perusahaan yang mengumumkan pergantian dewan direksi pada periode 1
Januari 2015- 31 Desember 2018.
3. Data tanggal pengumuman tersedia dan dapat diidentifikasi dengan jelas.
Sampel yang terpilih sebanyak 50 Perusahaan, sebagai berikut
Kode
No Nama Perusahaan Tahun Aktif
Perusahaan
1 ADMF Adira Dinamika Multi Finance Tbk
2 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
3 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk
4 BUMI Bumi Resources Tbk
5 GIAA Garuda Indonesia (Persero) Tbk
6 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
7 ANTM Aneka Tambang Tbk
8 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk
9 SMBR Semen Baturaja (Persero) Tbk
10 BNGA Bank Cimb Niaga Tbk
11 TINS Timah Persero Tbk
12 ASRI Alam Sutera Realty Tbk
13 BATA Sepatu Bata Tbk
14 EXCL Xl Axiata Tbk
15 INAF Indofarma Tbk
16 KLBF Kalbe Farma Tbk
17 PTPP PP Persero Tbk
18 MEDC Medco Energi Internasional Tbk
19 MPPA Matahari Putra Prima Tbk
20 JSMR Jasa Marga Tbk
21 BKSL Sentul City Tbk
22 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk
23 ASII Astra International Tbk
24 BBTN Bank Tabungan Negara Persero
25 KAEF Kimia Farma Persero Tbk
26 TPIA Chandra Asri Petrochemical Tbk
27 ACST Acset Indonusa Tbk
28 AUTO Astra Otoparts Tbk
29 BBKP Bank Bukopin Tbk
30 BNLI Bank Permata Tbk
31 BSIM Bank Sinarmas Tbk
32 BBLD Buana Finance Tbk
33 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk
34 ELSA Elnusa Tbk
Garuda Maintenance Facility Aero
35 GMFI
Asia Tbk
36 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
37 INDY Indika Energy Tbk
38 ITMG Indo Tambangraya Megah
39 ISAT Indosat Tbk
40 KRAS Krakatau Steel Persero Tbk
41 LPKR Lippo Karawaci Tbk
42 PTBA PT Bukit Asam Tbk
43 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk
44 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC)
45 WSBP Waskita Beton Precast Tbk (WSBP)
46 BJBR BPD Jawa Barat dan Banten
47 UNTR United Tractors Tbk
48 SSMS Sawit Sumber Mas Tbk
49 TLKM Telkom Tbk.
50 WSKT Waskita karya Tbk

C. VARIABEL PENELITIAN
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham masing-masing
perusahaan, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah Pergantian
CEO

Вам также может понравиться