Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
UNIT 3
Para mahasiswa sekalian, tentu Anda masih ingat bahan ajar pada Unit 3
utama yakni Pengembangan Materi IPS. Pada unit pengayaan ini, Anda akan
diajak mengkaji dan memperdalam penguasaan dalam pengorganisasian materi
pembelajaran IPS, terutama pengembangan materi pembelajaran IPS yang lebih
menekankan pada aspek afektif, yakni sikap, nilai, dan perilaku. Materi
pembelajaran IPS yang bermuansa afektif ini dipandang belum banyak
dimanfaatkan oleh para guru karena pembelajaran lebih berorientasi pada aspek
kognitif(content oriented) dengan materi yang bersifat formal (formal content).
Padahal materi pembelajaran IPS perlu memanfaatkan aspek informal (informal
content) serta nuansa kontekstual. Oleh karena itu, uraian pada unit pengayaan ini
akan lebih banyak menyajikancontoh-contoh dan latihan dalam mengembangkan
materi pembelajaran IPS.
41
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
Uraian Materi
Tentu Anda sudah memahami tugas pokok guru seperti yang uraikan
padaUnit 3 utama. Anda pun tentu masih ingat bahwa guru hendaknya memiliki
kemampuan untuk mengorganisasikan dan mengemas media pembelajaran
sebagai materi IPS sehingga dapat memenuhi kebutuhan para peserta didik.
Banyak keluhan yang dilontarkan oleh siswa, orang tua, dan pemerhati pendidikan
bahwa pembelajaran IPS lebih menekankan pada hapalan, tidak menantang,
bersifat konseptual dan/atau deduktif. Tentu saja kondisi ini tidak diharapkan.
Oleh karena itu, perlu ada perubahan dalam mengemas materi pembelajaran dan
pelaksanaannya sehingga peserta didik merasa senang belajar (enjoyable).
Pembelajaran hendaknya semakin bermakna dan dapat memberikan pengaruh
positif bagi peserta didik saat kini maupun dimasa yang akan datang.
Pada unit pengayaan ini, Anda akan diajak untuk berlatih dalam
mengembangkan/ mengemas media pembelajaran sebagai materi IPS.
Kemampuan mengembangkan materi mencakup kemampuan menghimpun
informasi (locating and gathering information)sebagai tahap awal dalam
mengorganisasian materi pembelajaran. Kemampuan guru dalam mengemas
materi pembelajaran yang kontekstual hendaknya memperhatikan potensi peserta
didik atau respon siswa. Dengan demikian, pengembangan materi bersifat
induktif, yakni mulai dari dunia dan kebutuhan siswa.
Jauh sebelum kelahiran mata pelajaran IPS di Indonesia, Leppert (1963)
mengemukakan bahwa program pengajaran IPS hendaklah memberikan
kesempatan kepada sekolah (siswa) untuk menemukan dan menggunakan
beragam jenis sumber informasi, seperti membaca buku sumber, menyajikan
media audiovisual, dan sumber-sumber yang diperoleh dari lingkungan
masyarakat.
42
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
Gambar:
sumber
belajar
tercetak
(buku)
43
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
44
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
Pemanfaatan masalah sosial dan kejadian alam secara efisien dan efektif
sebagai laboratorium proses belajar mengajar dalam memperoleh informasi
berkaitan dengan unit kajian dalam IPS. File sumber masyarakat menjadi
instrumen baik bagi guru maupun siswa. Di lingkungan sekolah yang belum
mengembangkan file sumber masyarakat, guru IPS perlu mempunyai file sendiri
dan melibatkan siswa dalam kegiatan. Pengelompokan dan pengorganisasian
sumber dari masyarakat antara lain: bisnis, komunikasi, budaya, pemerintahan,
sejarah, perindustrian, transportasi, rekreasi dan permainan.
Gambar:
Anak-anak sedang
bermain
peristiwa yang lebih luas. Misalnya, berapa besar impor dari negara-negara lain
berkontribusi terhadap pengadaan pangan di negara kita.
LATIHAN:
Mengingat karakteristik siswa SD/MI belum mampu berpikir abstrak dan rasional,
maka guru perlu mempersiapkan media pembelajaran IPS yang menarik dan sesuai
dengan karakteristik dan tingkat kemampuan berpikir anak usia SD/MI.
47
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
Uraian Materi
48
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
Dengan berdasarkan pada teori belajar sosial dari Bandura ini maka dapat
disimpulkan bahwa kesadaran sosial maupun kepekaan sosial dapat
dikembangkan, dipelajari atau dibelajarkan kepada para siswa. Bagaimana cara
mengembangkan kepekaan sosial untuk mengantisipasi, mempersiapkan dan
sekaligus mengadakan perubahan sosial?
49
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
Asumsi dasar sesuai dengan teori belajar sosial dari Bandura (1977)
menyatakan bahwa Perilaku individu yang berbeda-beda dapat dipelajari melalui
proses pengkondisian kelas, pengkondisian peran perilaku (simulasi) dan belajar
melalui pengamatan. Misalnya, seorang anak laki-laki berperilaku sebagai laki-
laki sedangkan anak perempuan berperilaku sebagai perempuan karena orang
tuanya menunjukkan perilaku seperti tersebut dan dapat pula mereka belajar dari
pengamatan melalui perilaku teman-temannya atau melihat siaran program TV.
Singkatnya, kepekaan dan kesadaran pun bukan hal yang tidak mungkin untuk
dipelajari dan dibelajarkan. Mari kita perhatikan gambar foto berikut ini. Apa
perasaan Anda ketika melihat gambar-gambar/foto berikut ini?
50
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
Tentu anda masih ingat bahwa kepekaan sosial itu tidak muncul dari
lingkungan semata atau dari individu secara otonom.Kepekaan sosial muncul
karena ada pengalaman individu dari waktu sebelumnya. Oleh karena itu, upaya
yang dapat dilakukan oleh guru adalah mengklarifikasi pengalaman tersebut dan
mengembangkannya di kelas melalui rekonstruksi dengan melibatkan siswa dalam
aktivitas sosial dan proses pembelajaran. Dengan kata lain, kepekaan sosial akan
dapat terjadi apabila setiap guru dalam proses belajar mengajar selalu melibatkan
semua siswa dalam aktivitas pembelajaran di kelas maupun di luar sekolah secara
terencana dan terprogram.
51
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
kelas yang melibatkan siswa ini pada gilirannya akan memberi kontribusi
terhadap pencapaian tujuan IPS antara lain: menarik perhatian siswa,
mengembangkan sejumlah kemampuan berpikir, memberikan arah dan tujuan
belajar, membantu menerapkan temuan hasil penelitian, melakukan sosialisasi
program, memberikan kesempatan berpikir, merencanakan kegiatan, berbagi rasa,
bekerja dan menilai, serta kemampuan lain yang dapat melatih kepekaan sosial.
Pada hakekatnya setiap anak menyukai benda mainan atau benda model dari
suatu bangunan. Misalnya, banyak anak ketika bermain di pantai, membuat
rumah-rumahan atau istana; mereka membuat model pesawat, perahu, mobil, dan
benda idola lainnya. Aktivitas yang melibatkan aspek sensory motorik seperti ini
sangat mendukung dalam mengembangkan kreativitas anak-anak.Aktivitas ini
memberi kesempatan yang luas untuk berkreasi, berpikir, berbuat sesuai dengan
keinginannya dan bekerja menggunakan alat yang ada. Model aktivitas seperti
ini akan lebih berhasil guna apabila di lakukan dalam proses pembelajaran secara
terprogram dan terencana, khususnya di dalam kelas IPS.
Ada sejumlah kriteria yang dapat menjadi masukan dan pertimbangan guru
IPS dalam memilih aktivitas untuk pembelajaran di kelas, a.l. kegiatan itu
hendaknya: (1) bermanfaat untuk mencapai tujuan IPS; (2) dapat mengungkap,
memperkaya, dan memperluas wawasan dan arti konsep penting; (3) menuntut
siswa berpikir dan merencanakan sesuatu secara seksama; (4) sesuai dengan
kemampuan siswa; (5) waktu dan tenaga yang dihabiskan dapat diimbangi oleh
hasil belajar yang diperoleh; dan (6) bahan-bahan yang diperlukan tersedia.
Berdasarkan kriteria ini, guru dan siswa dapat merundingkan kegiatan apa yang
akan dilakukan di dalam kelas IPS tersebut.
Untuk memperoleh hasil dari aktivitas yang memiliki kriteria di atas, ada
sejumlah langkah yang hendaknya dilakukan bersama-sama antara guru dan
siswa, seperti: (1) membahas tujuan kegiatan termasuk alasannya sehingga semua
siswa memahami betul apa yang akan dicapai; (2) merencanakan metode atau
52
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
Menurut ahli Studi Sosial, Jarolimek dan Parker (1993), kegiatan musik
memberikan kontribusi yang cukup penting bagi pembelajaran IPS. Melalui
bahasa musik yang bersifat universal, siswa dapat memperluas komunikasi
dengan orang-orang yang berlainan ras dan berbudaya dari bangsa lain baik pada
masa lampau maupun masa kini. Bermacam jenis nyanyian dan musik ada
hubungannya dengan sejarah perjuangan dan budaya bangsa kita. Seperti apa
jenis musik dan nyanyian berkaitan dengan kondisi masyarakat yang ada pada
masa itu. Misalnya, lagu “Halo-Halo Bandung” terkesan mengandung semangat
yang membara karena diciptakan untuk melukiskan dan membangkitkan semangat
masyarakat Bandung pada saat itu.Ekspresi musik merupakan pengalaman
emosional dari rasa seseorang sehingga musik dapat memberikan inspirasi bagi
semangat patriotisme, cinta tanah air, loyalitas, dan kesetiaan kepada bangsa dan
negara.Oleh karena itu, pemerintah kita seringkali menggunakan musik dan
nyanyian dalam membangun semangat solidaritas sebagai bangsa.
Pertama, nyanyian bagi para guru IPS sudah selayaknya berusaha mencari
jenis nyanyian yang dapat melatih kepekaan siswa terhadap apa yang telah
dilakukan oleh para pahlawan ketika merebut dan mempertahankan kemerdekaan
Negara RI. Nampaknya, tidaklah cukup mengajarkan sejarah perjuangan itu
hanya dengan ceramah.Lagu-lagu perjuangan perlu dinyanyian sehingga guru
perlu memilih lagu yang relevan dengan materi atau peristiwa sejarah tersebut.
Tentu saja guru IPS perlu pula menghayati setiap lagu-lagu perjuangan, misalnya
lagu ‘Sepasang Mata Bola’, lagu ‘Syukur’, lagu ‘Maju Tak Gentar’, dan lain-lain,
kapan dan dalam suasana apa lagu-lagu tersebut disenandungkan. Nyanyian
merupakan suatu pengalaman yang dapat memperluas apresiasi siswa dimana
pun.Oleh karena itu, apabila guru sedang membahas tentang kehidupan suatu
masyarakat di suatu daerah (Sulawesi Selatan, misalnya) maka guru mengajak
siswa untuk menyanyikan lagu yang berasal dari daerah tersebut (lagu ‘Angin
Mamiri’, misalnya). Dengan demikian, siswa akan lebih banyak kesempatan
untuk belajar tentang budaya melalui nyanyian.
54
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
Dengan perantaraan media cat dan kanvas, para siswa mungkin dapat
membuat simbol dari pengalamannya, mengungkapkan pemikiran-pemikiran, atau
mengkomunikasikan perasaan yang tidak dapat disampaikan melalui bahasa lisan.
Bagi anak yang berada di tingkat pendidikan dasar, gambar atau lukisan dapat
mengungkapkan cerita secara lengkap sesuai dengan pengetahuan yang ada pada
anak tersebut.
Latihan:
1. Apa yang harus dilakukan oleh guru IPS dan bagaimana melatih kepekaan
sosial peserta didik?
2. Coba anda klarifikasi jenis kegiatan kenegaraan dan kegiatan kemasyarakatan
lainnya yang biasa menggunakan musik atau nyanyian
55
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
RANGKUMAN
Kepekaan sosial dapat terjadi apabila setiap guru dalam proses belajar
mengajar selalu melibatkan semua siswa dalam aktivitas pembelajaran di kelas
maupun di luar sekolah secara terencana dan terprogram. Aktivitas kelas yang
melibatkan siswa ini pada gilirannya akan memberi kontribusi terhadap
pencapaian tujuan IPS antara lain: menarik perhatian siswa, mengembangkan
sejumlah kemampuan berpikir, memberikan arah dan tujuan belajar, membantu
menerapkan temuan hasil penelitian, melakukan sosialisasi program, memberikan
kesempatan berpikir, merencanakan kegiatan, berbagi rasa, bekerja dan menilai,
serta kemampuan lain yang dapat melatih kepekaan sosial. Strategi untuk melatih
kepekaan sosial siswa, selain melalui musik dan seni lukis, bentuk kesenian lain
seperti nyanyian, ekspresi yang berirama (membaca puisi, sajak), dan sekaligus
mendengarkan musik atau mengapresiasi perlu dibelajarkan dan dilatihkan.
56
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
Tes Formatif
Lingkarilah salah satu kemungkinan jawaban pada setiap butir pertanyaan yang
menurut Anda paling tepat.
1. Informasi dari masyarakat untuk pembuatan media pembelajaran yang
berkaitan dengan masalah rendahnya produktivitas barang dapat diperoleh
dari organisasi:
a. kebudayaan
b. transportasi
c. perindustrian
d. sejarah
2. Istilah kepekaan sosial dalam IPS menunjukkan adanya ciri dalam diri siswa
sbb. :
a. mudah marah
b. mudah bereaksi terhadap suatu keadaan
c. cepat tertarik
d. mudah tergoda
3. Tahap awal munculnya kepekaan sosial pada diri anak adalah adanya
pengetahuan siap dalam dirinya yang dikemukakan oleh Campbell dengan
istilah:
a. pengetahuan sosial
b. sikap sosial
c. Keterampilan sosial
d. kesadaran sosial
57
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
GLOSARIUM
Kepekaan: berasal dari kata “peka” (sensitive) ialah mudah merasa atau mudah
terangsang, atau suatu kondisi seseorang yang mudah bereaksi
terhadap suatu keadaan.
58
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
DAFTAR PUSTAKA
Welton, David A & Mallan, John T. (1988) Children and Their World, Strategies
for Teaching Social Studies (3rd ed.). Boston, Dallas: Houghton Mifflin
Company.
Welton, David A & Mallan, John T. (1988) Children and Their World, Strategies
for Teaching Social Studies (3rd ed.). Boston, Dallas: Houghton Mifflin
Company.
59