Вы находитесь на странице: 1из 10

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Herpes zoster dapat muncul disepanjang tahun karena tidak dipengaruhi oleh musim dan
tersebar merata di seluruh dunia, tidak ada perbedaan angka kesakitan antara laki-laki dan
perempuan, angka kesakitan meningkat dengan peningkatan usia. Herpes zoster terjadi pada
orang yang pernah menderita varisela sebelumnya karena varisela dan herpes zoster
disebabkan oleh virus yang sama yaitu virus varisela zoster. Setelah sembuh dari varisela,
virus yang ada di ganglion sensoris tetap hidup dalam keadaan tidak aktif dan aktif kembali
jika daya tahan tubuh menurun.
Herpes zoster disebabkan oleh infeksi virus varisela zoster (VVZ) dan tergolong virus berinti
DNA, virus ini berukuran 140-200 nm, yang termasuk subfamili alfa herpes viridae.
Berdasarkan sifat biologisnya seperti siklus replikasi, penjamu, sifat sitotoksik dan sel tempat
hidup laten diklasifikasikan kedalam 3 subfamili yaitu alfa, beta dan gamma. VVZ dalam
subfamili alfa mempunyai sifat khas menyebabkan infeksi primer pada sel epitel yang
menimbulkan lesi vaskuler. Selanjutnya setelah infeksi primer, infeksi oleh virus herpes alfa
biasanya menetap dalam bentuk laten didalam neuron dari ganglion. Virus yang laten ini pada
saatnya akan menimbulkan kekambuhan secara periodik. Secara in vitro virus herpes alfa
mempunyai jajaran penjamu yang relatif luas dengan siklus pertumbuhan yang pendek serta
mempunyai enzim yang penting untuk replikasi meliputi virus spesifik DNA polimerase dan
virus spesifik deoxypiridine (thymidine) kinase yang disintesis di dalam sel yang terinfeksi.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Dalam penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa mampu memahami
konsep kelainan system integrumen yaitu Herpes Zoster
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami pengertian etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan
diagnostik serta penatalaksanaan pada pasien yang mengalami Herpes Zoster
b. Mahasiswa mampu menganalisis kasus dan mampu menerapkan prinsip asuhan keperawatan
dengan pendekatan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi
pada klien dengan kelainan Herpes Zoster

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Herpes zoster adalah radang kulit akut dan setempat disebabkan oleh virus, terutama terjadi
pada orang tua yang khas ditandai adanya nyeri radikuler unilateral serta timbulnya lesi
vesikuler yang terbatas pada dermatom yang dipersarafi serabut saraf spinal maupun ganglion
serabut saraf sensorik dari nervus kranialis. Infeksi ini merupakan reaktivasi virus varisela
zoster dari infeksi endogen yang telah menetap dalam bentuk laten setelah infeksi oleh virus.
B. Etiologi
Herpes zoster disebabkan oleh Varisella Zoster Virus yang mempunyai kapsid tersusun dari
162 subunit protein dan berbentuk simetri ikosehedral dengan diameter 100 nm. Virion
lengkapnya berdiameter 150-200 nm dan hanya virion yang berselubung yang bersifat
infeksius. Virus varisela dapat menjadi laten di badan sel saraf, sel satelit pada akar dorsalis
saraf, nervus kranialis dan ganglio autonom tanpa menimbulkan gejala. Pada individu yang
immunocompromise, beberapa tahun kemudian virus akan keluar dari badan saraf menuju ke
akson saraf dan menimbulkan infeksi virus pada kulit yang dipersarafi. Virus dapat menyebar
dari satu ganglion ke ganglion yang lain pada satu dermatom.
C. Manifestasi klinis
1. Gejala prodromal sistematik (demam, pusing, malese) maupun gejala prodomal local (nyeri
otot tulang, gatal, pegal).
2. Setelah itu timbul eritema yang dalam waktu singkat menjadi vesikel yang berkelompok,
vesikel ini berisi cairan yang jernih kemudian menjadi keruh (berwarna abu-abu) dapat
menjadi pustule dan krusta. (Prof. dr. Adhi Juwanda, 199:107).
3. Gambaran yang khas pada herpes zoster adalah erupsi yang lokalisata dan hamper selalu
unilateral.
Menurut daerah penyerangnya dikenal :
a. Herpes zorter of taimika : menyerang dahi dan sekitar mata
b. Herpes zorter servikali : menyerang pundak dan lengan
c. Herpes zorter torakalis : menyerang dada dan perut
d. Herpes zorter lumbalis : menyerang bokong dan paha.
e. Herpes zorter sakralis : menyerang sekitar anus dan getalia
f. Herpes zorter atikum : menyerang telinga.

D. Klasifikasi Herpes Zoster


1. Herpes zoster oftalmikus
Herpes zoster oftalmikus merupakan infeksi virus herpes zoster yang mengenai bagian
ganglion gasseri yang menerima serabut saraf dari cabang ophtalmicus saraf trigeminus
(N.V), ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit. Infeksi diawali dengan nyeri kulit pada
satu sisi kepala dan wajah disertai gejala konstitusi seperti lesu, demam ringan. Gejala
prodromal berlangsug 1 sampai 4 hari sebelum kelainan kulit timbul. Fotofobia, banyak kelar
air mata, kelopak mata bengkak dan sukar dibuka.
2. Herpes zoster fasialis
Herpes zoster fasialis merupakan infeksi virus herpes zoster yang mengenai bagian ganglion
gasseri yang menerima serabut saraf fasialis (N.VII), ditandai erupsi herpetik unilateral pada
kulit.
3. Herpes zoster brakialis
Herpes zoster brakialis merupakan infeksi virus herpes zoster yang mengenai
pleksus brakialis yang ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit.
4. Herpes zoster torakalis
Herpes zoster torakalis merupakan infeksi virus herpes zoster yang mengenai
pleksus torakalis yang ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit.
E. Faktor Resiko Herpes zoster
1. Usia lebih dari 50 tahun, infeksi ini sering terjadi pada usia ini akibat daya tahan
tubuhnya melemah. Makin tua usia penderita herpes zoster makin tinggi pula resiko terserang
nyeri.
2. Orang yang mengalami penurunan kekebalan (immunocompromised) seperti HIV dan
leukimia. Adanya lesi pada ODHA merupakan manifestasi pertama dari
immunocompromised.
3. Orang dengan terapi radiasi dan kemoterapi.
4. Orang dengan transplantasi organ mayor seperti transplantasi sumsum tulang.
F. Faktor Resiko Herpes Zoster
Trauma / luka
Kelelahan
Demam
Alkohol
Gangguan pencernaan
Obat – obatan
Sinar ultraviolet
Haid
Stres
G. Patofisiologis
Herpez zoster disebabkan oleh varicello zoster (VZV). Selama terjadinya infeksi
varisela, VZV meninggalkan lesi dikulit dan permukaan mukosa ke ujung serabut saraf
sensorik. Kemudian secara sentripetal virus ini dibawa melalui serabut saraf sensorik. Dalam
ganglion ini, virus memasuki masa laten dan disini tidak infeksios dan tidak mengadakan
multiplikasi lagi, namun tidak berarti ia kehilangan daya infeksinya.
Bila daya tahan tubuh penderita mengalami manurun, akan terjadi reaktivasi virus.
Virus mengalami multiplikasi dan menyebar di dalam ganglion. Ini menyebabkan nekrosis
pada saraf serta menjadi inflamasi yang berat dan biasanya disertai nevralgia yang hebat.
VZV yang infeksius ini mengikuti serabut saraf sensorik/sehingga terjadi neuritis.
Neuritis ini berakhir pada ujung serabut saraf sensorik dikulit dengan gambaran erupsi yang
khas untuk erupsi horpes zoster.
1. Neurologi pasca herfetike
Rasa nyeri yang timbul pada daerah bekas penyembuhan neuralgia ini dapat berlangsung
berbulan-bulan sampai beberapa tahun.
2. Infeksi sekunder
Oleh bakteri akan menyebabkan terhambatnya penyembuhan dan akan meninggalkan bekas
sebagai sikatritis.
3. Pada sebagian kecil penderita dapat terjadi paralysis motorik, terutama bila virus juga
menyerang ganglion anterior bagian motorik kranialis. Terjadi biasanya 2 minggu setelah
timbul erupsi.

I. Komplikasi herpes Zoster


1. Neuralgia Pasca Herpes zoster (NPH) merupakan nyeri yang tajam dan spasmodic
(singkat dan tidak terus – menerus) sepanjang nervus yang terlibat. Nyeri menetap di
dermatom yang terkena setelah erupsi.
2. Herpes zoster menghilang, batasan waktunya adalah nyeri yang masih timbul satu
bulan setelah timbulnya erupsi kulit. Kebanyakan nyeri akan berkurang dan menghilang
spontan setelah 1–6 bulan
3. Gangren superfisialis, menunjukan Herpes zoster yang berat, mengakibatkan
hambatan penyembuhan dan pembentukan jaringan parut.
4. Komplikasi mata, antara lain : keratitis akut, skleritis, uveitis, glaucoma sekunder,
ptosis, korioretinitis, neuritis optika dan paresis otot penggerak bola mata.
5. Herpes zoster diseminata / generalisata
6. Komplikasi sitemik, antara lain : endokarditis, menigosefalitis, paralysis saraf
motorik, progressive multi focal leukoenche phatopathy dan angitis serebral granulomatosa
disertai hemiplegi (2 terkahir ini merupakan komplikasi herpes zoster optalmik).
J. Pemeriksaan diagnostic pada Herpes zoster
Tes diagnostik untuk membedakan dari impetigo, kontak dermatitis dan herps simplex :
1. Tzanck Smear : mengidentifikasi virus herpes tetapi tidak dapat membedakan herpes
zoster dan herpes simplex.
2. Kultur dari cairan vesikel dan tes antibody : digunakan untuk membedakan diagnosis
herpes virus
3. Immunofluororescent : mengidentifikasi varicella di sel kulit
4. Pemeriksaan histopatologik
5. Pemerikasaan mikroskop electron
6. Kultur virus
7. Identifikasi anti gen / asam nukleat VV
8. Deteksi antibody terhadap infeksi virus
K. Penatalaksanaan Herpes zoster
a. Pengobatan
1. Pengobatan topical
 Pada stadium vesicular diberi bedak salicyl 2% atau bedak kocok kalamin untuk mencegah
vesikel pecah
 Bila vesikel pecah dan basah, diberikan kompres terbuka dengan larutan antiseptik atau
kompres dingin dengan larutan burrow 3 x sehari selama 20 menit
 Apabila lesi berkrusta dan agak basah dapat diberikan salep antibiotik (basitrasin /
polysporin ) untuk mencegah infeksi sekunder selama 3 x sehari
2. Pengobatan sistemik
Drug of choice- nya adalah acyclovir yang dapat mengintervensi sintesis virus dan
replikasinya. Meski tidak menyembuhkan infeksi herpes namun dapat menurunkan keparahan
penyakit dan nyeri. Dapat diberikan secara oral, topical atau parenteral. Pemberian lebih
efektif pada hari pertama dan kedua pasca kemunculan vesikel. Namun hanya memiliki efek
yang kecil terhadap postherpetic neuralgia.
Antiviral lain yang dianjurkan adalah vidarabine (Ara – A, Vira – A) dapat diberikan lewat
infus intravena atau salep mata.
Kortikosteroid dapat digunakan untuk menurunkan respon inflamasi dan efektif namun
penggunaannya masih kontroversi karena dapat menurunkan penyembuhan dan menekan
respon immune.
Analgesik non narkotik dan narkotik diresepkan untuk manajemen nyeri dan antihistamin
diberikan untuk menyembuhkan priritus.
b. Penderita dengan keluhan mata
Keterlibatan seluruh mata atau ujung hidung yang menunjukan hubungan dengan cabang
nasosiliaris nervus optalmikus, harus ditangani dengan konsultasi opthamologis. Dapat
diobati dengan salaep mata steroid topical dan mydriatik, anti virus dapat diberikan
c. Neuralgia Pasca Herpes zoster
 Bila nyeri masih terasa meskipun sudah diberikan acyclovir pada fase akut, maka dapat
diberikan anti depresan trisiklik ( misalnya : amitriptilin 10 – 75 mg/hari)
 Tindak lanjut ketat bagi penanganan nyeri dan dukungan emosional merupakan bagian
terpenting perawatan
 Intervensi bedah atau rujukan ke klinik nyeri diperlukan pada neuralgi berat yang tidak
teratasi.
L. Pengkajian Keperawatan
a. Riwayat
1. Riwayat menderita penyakit cacar
2. Riwayat immunocompromised (HIV/AIDS, leukimia)
3. Riwayat terapi radiasi
b. Diet
c. Keluhan utama
1. Nyeri
2. Sensasi gatal
3. Lesi kulit
4. Kemerahan
5. Fatige
d. Riwayat psikososial
1. Kondisi psikologis pasien
2. Kecemasan
3. Respon pasien terhadap penyakit
e. Pemeriksaan fisik
1. Tanda vital
2. Tes diagnostik
M. Pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan untuk klien dan keluarga
1. Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri, demam, drainase yang berbau busuk dan
muncul pus
2. Jelaskan tentang kemungkinan neuralgia paska herpes dan tekankan bahwa anda dapat
menangani nyeri
3. Beritahu pasien bahwa mereka dapat menulari orang lain, oleh karena itu perlu
diperhatikan tindakan higienis rutin seperti pemakaian alat pribadi
4. Tidak melakukan kontak social hingga lesi mengering
5. Gunakan obat sesuai aturan, pakai pakian yang menyerap keringat, pertahankan suhu
udara tetap dingin / nyaman
6. Dapat digunakan sarung tangan katun pada malam hari saat muncul keinginan untuk
menggaruk
7. Lakukan tehnik relaksasi untuk menurunkan nyri dan batasi aktivitas yang berlebihan

BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Kasus
Ny. MH usia 56 tahun di rawat di ruang penyakit kulit RS Medical sentre dengan keluhan
kulitdi bagian kulit perut tersa pedas dan nyeri, kulit terlihat kemerahan dan melepuh, timbul
bula serta muncul lagi di bawah mata kiri. Berdasarkan keterangan keluarga belum di berikan
obat hanya di berikan parem kelapa yang di kunyah. Pemeriksaan fisik TD : 110/70 mmhg, S:
37,5 C , RR: 24 x/m , N : 104 x/m
B. Analisa Data
NO DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI

1. DS : Pasien mengeluh kulit Nyeri akut agencidera biologis ;


terasa pedes dan nyeri proses inflamasi
P:
Q : nyeri seperti terbakar
R : pada bagian perut/abdomen
S : nyeri skala 6
T : terus menerus
DO : kulit kemerahan,
melepuh, timbul bula
2. DS : - Gangguan persepsiPerubahan fungsi
DO : timbul bula di bawahsensori sensori
mata sebelah kiri, mata
kemerahan, visus mata buruk

3. DS : Pasien mengeluh kulitnyaGangguan integritas kulit Perubahan turgor


terasa pedes kulit; elastisitas
DO : Erupsi berupa vesikel
yang menggerombol, Warna
kulit kemerahan

4. DS : - Resiko infeksi Post de entri


DO : terjadi erupsi kulit, mikroorganisme
tampak kemerahan dan gatal

C. Diagnosa Keperawtan
1. Nyeri akut b.d agen cidera biologis; proses inflamasi
2. Perubahan persepsi sensori b.d perubahan fungsi sensori
3. Gangguan integritas kulit b.d perubahan turgor kulit; elatisitas
4. Resiko infeksi b.d post de entri mikroorganisme
D. Intervensi
1. Dx 1 : Nyeri akut b.d agen cidera biologis; proses inflamasi
Tujuan : Nyeri berkurang
KH : - Nyeri < 3
- Pasien bisa istirahat dengan tenang
- Pasien dapat menggunakan teknik relaksasi distraksi
Intervensi :
1. Memberikan posisi yang nyaman
2. Ciptakan lingkungan yang nyaman : membatasi pengunjung
3. Mengajarkan teknik relaksasi distraksi
4. Kolaborasi pemberian analgetik
5. Menganjurkan pasien untuk istirahat cukup

2. Dx 2: Gangguan persepsi sensori b.d perubahan fungsi sensori


Tujuan : Pasien mendemonstrasikan peningkatan kemampuan untuk memproses rangsangan
visual
KH : – Visus meningkat
– Respon verbal peningkatan penglihatan
Intervensi :
1. Kaji ketajaman penglihatan klien
2. Berikan pencahayaan yang sesuai dengan klien
3. Cegah glare atau sinar yang menyilaukan
4. Letakkan barang pada tempat yang konsisten
5. Membatasi klien untuk tidak melakukan aktivitas sendiri seperti : turun dari bed tempat
tidur sendiri, pergi keluar dari ruangan

3. Dx 3 : Gangguan integritas kulit b.d perubahan turgor kulit


Tujuan : Pasien tidak mengalami kerusakan intergritas kulit yang lebih parah
KH : - Erupsi berkurang
- Kulit tidak kemerahan dan tidak terjadi iritasi yang lebih parah
Intervensi :
1. Kaji tingkat kerusakan kulit
2. Jauhkan lesi dari manipulasi dan kontaminasi
3. Berikan terapi topical sesuai program
4. Berikan diet TKTP
5. Dilarang menggaruk-garuk kulit dengan tangan kotor

4. Dx : Resiko infeksi b.d post de entri mikroorganisme


Tujuan : Tidak terjadi infeksi
KH : - Bula tidak bertambah banyak
- Tidak bertambah gatal dan nyeri
- Kemerahan pada bula berkurang
Intervensi :
1. Menganjurkan klien untuk selalu cuci tangan bersih
2. Personal hygiene minimal 2x sehari
3. Dilarang menggaruk-garuk kulit dengan tangan
4. Batasi pengunjung dan minimalkan kontak langsung dengan klien
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN :
Herpes zoster adalah radang kulit akut dan setempat disebabkan oleh virus, terutama terjadi
pada orang tua yang khas ditandai adanya nyeri radikuler unilateral serta timbulnya lesi
vesikuler yang terbatas pada dermatom yang dipersarafi serabut saraf spinal maupun ganglion
serabut saraf sensorik dari nervus kranialis. Infeksi ini merupakan reaktivasi virus varisela
zoster dari infeksi endogen yang telah menetap dalam bentuk laten setelah infeksi oleh virus.
Pendidikan kesehatan untuk klien dan keluarga
8. Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri, demam, drainase yang berbau busuk dan
muncul pus
9. Jelaskan tentang kemungkinan neuralgia paska herpes dan tekankan bahwa anda dapat
menangani nyeri
10. Beritahu pasien bahwa mereka dapat menulari orang lain, oleh karena itu perlu
diperhatikan tindakan higienis rutin seperti pemakaian alat pribadi
11. Tidak melakukan kontak social hingga lesi mengering
12. Gunakan obat sesuai aturan, pakai pakian yang menyerap keringat, pertahankan suhu
udara tetap dingin / nyaman
13. Dapat digunakan sarung tangan katun pada malam hari saat muncul keinginan untuk
menggaruk
14. Lakukan tehnik relaksasi untuk menurunkan nyri dan batasi aktivitas yang berlebihan

DAFTAR PUSTAKA

Bruner dan Suddart. 2002. Edisi 8, Vol 2. Jakarta: EGC


Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta :
EGC
Judith M. Wilkinson. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi Nic dan
Noc. Jakarta : EGC
Djuanda, Adhi, dkk. 1993. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi ke Dua. Jakarta : FKUI
Harahap, Marwali.2000. Ilmu Penyakit Kulit. Hipokrates: Jakarta.
Smeitzer, Suzanne C.2001. Buku Ajar Keperawatan Medical-Bedah Brunner & Suddarth.
EGC: Jakarta

Вам также может понравиться

  • Leaflet Gizi Ibu Menyusui
    Leaflet Gizi Ibu Menyusui
    Документ3 страницы
    Leaflet Gizi Ibu Menyusui
    Kharisma Ratih
    Оценок пока нет
  • Pendkes Nutrisi Ibu Menyusui
    Pendkes Nutrisi Ibu Menyusui
    Документ13 страниц
    Pendkes Nutrisi Ibu Menyusui
    Kharisma Ratih
    Оценок пока нет
  • Presentasi Kasus Kelompok 2 TB Paru
    Presentasi Kasus Kelompok 2 TB Paru
    Документ17 страниц
    Presentasi Kasus Kelompok 2 TB Paru
    Kharisma Ratih
    Оценок пока нет
  • Isi Logbook
    Isi Logbook
    Документ1 страница
    Isi Logbook
    raisht
    Оценок пока нет
  • Benner Bio
    Benner Bio
    Документ7 страниц
    Benner Bio
    Kharisma Ratih
    Оценок пока нет
  • Informed Consent
    Informed Consent
    Документ1 страница
    Informed Consent
    Kharisma Ratih
    Оценок пока нет
  • Proposal Pendkes DBD
    Proposal Pendkes DBD
    Документ15 страниц
    Proposal Pendkes DBD
    Kharisma Ratih
    Оценок пока нет
  • 3 Lampiran Ketentuan Dalam Seleksi Administrasi PDF
    3 Lampiran Ketentuan Dalam Seleksi Administrasi PDF
    Документ2 страницы
    3 Lampiran Ketentuan Dalam Seleksi Administrasi PDF
    ع HfZ
    Оценок пока нет
  • Kesehatan Gigi Anak
    Kesehatan Gigi Anak
    Документ15 страниц
    Kesehatan Gigi Anak
    Kharisma Ratih
    Оценок пока нет
  • Promkes DBD
    Promkes DBD
    Документ9 страниц
    Promkes DBD
    Denny Martial
    Оценок пока нет
  • Panduan Status Psikiatrikus - PJI
    Panduan Status Psikiatrikus - PJI
    Документ20 страниц
    Panduan Status Psikiatrikus - PJI
    Galvin Pratama Köga Thabroni
    Оценок пока нет
  • Leaflet-Pijat-Bayi BENAR
    Leaflet-Pijat-Bayi BENAR
    Документ2 страницы
    Leaflet-Pijat-Bayi BENAR
    Kharisma Ratih
    Оценок пока нет
  • HALUSINASI
    HALUSINASI
    Документ9 страниц
    HALUSINASI
    Aldilla Trisna
    Оценок пока нет
  • PK Benar
    PK Benar
    Документ10 страниц
    PK Benar
    Miaa
    Оценок пока нет
  • Kelompok 25 LP Askep Nutrisi
    Kelompok 25 LP Askep Nutrisi
    Документ36 страниц
    Kelompok 25 LP Askep Nutrisi
    Octa Rexy
    Оценок пока нет
  • Discharge Planning
    Discharge Planning
    Документ3 страницы
    Discharge Planning
    Kharisma Ratih
    Оценок пока нет
  • Presentasi Kasus
    Presentasi Kasus
    Документ24 страницы
    Presentasi Kasus
    Kharisma Ratih
    Оценок пока нет
  • 123 PDF
    123 PDF
    Документ1 страница
    123 PDF
    Kharisma Ratih
    Оценок пока нет
  • Askep KELOMPOK Komunitas Lansia
    Askep KELOMPOK Komunitas Lansia
    Документ52 страницы
    Askep KELOMPOK Komunitas Lansia
    luthfi annaufal
    0% (1)
  • LP Menua Roshella Avinka
    LP Menua Roshella Avinka
    Документ16 страниц
    LP Menua Roshella Avinka
    Igedhe Frizko
    Оценок пока нет
  • Format Sap.
    Format Sap.
    Документ4 страницы
    Format Sap.
    Jabbar Mhanthabb Mhanthabb
    Оценок пока нет
  • Form Pengkajian KDP
    Form Pengkajian KDP
    Документ11 страниц
    Form Pengkajian KDP
    niksa
    Оценок пока нет
  • Analisis Intervensi Implementasi PDF
    Analisis Intervensi Implementasi PDF
    Документ3 страницы
    Analisis Intervensi Implementasi PDF
    Kharisma Ratih
    Оценок пока нет
  • Masalah kesehatan mental dan resiko perilaku
    Masalah kesehatan mental dan resiko perilaku
    Документ7 страниц
    Masalah kesehatan mental dan resiko perilaku
    Kharisma Ratih
    Оценок пока нет
  • Edit Pijat Oksitosin Bener
    Edit Pijat Oksitosin Bener
    Документ2 страницы
    Edit Pijat Oksitosin Bener
    Kharisma Ratih
    Оценок пока нет
  • Promkes DBD
    Promkes DBD
    Документ9 страниц
    Promkes DBD
    Denny Martial
    Оценок пока нет
  • DPD 1
    DPD 1
    Документ8 страниц
    DPD 1
    Muslimin
    Оценок пока нет
  • Askep Anak
    Askep Anak
    Документ8 страниц
    Askep Anak
    Kharisma Ratih
    Оценок пока нет
  • Kelompok 6 TB Milier Wk. B
    Kelompok 6 TB Milier Wk. B
    Документ46 страниц
    Kelompok 6 TB Milier Wk. B
    Kharisma Ratih
    Оценок пока нет
  • ASKEP ANAK - BAYI SD REMAJA
    ASKEP ANAK - BAYI SD REMAJA
    Документ9 страниц
    ASKEP ANAK - BAYI SD REMAJA
    Kharisma Ratih
    Оценок пока нет