Вы находитесь на странице: 1из 15

MAKALAH

KONSEP BENCANA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Disaster Keperawatan

Dosen Pengajar : Rus Andraini, A.KP.,MPH

Disusun Oleh:

1. Hanifah Tri Lestari (P07220116097)


2. Yulpianti Annisa (P07220116120)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALIMANTAN TIMUR


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIII KEPERAWATAN
KELAS BALIKPAPAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “Konsep
Bencana” ini. Kami berterimakasih kepada Rus Andraini, A.KP.,MPH selaku Dosen
Mata Kuliah Disaster Keperawatan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengertahuan kita. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan makalah yang kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya tugas yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan makalah ini.

Balikpapan, 9 Januari 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….i


DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………….1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... …….2
C. Tujuan.....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………….………………3
A. Pengertian Bencana………...……………..………………………………………3
B. Tipe – tipe bencana...……………………………………………………………..5
C. Fase – fase dalam bencana………………………………………………………..7
D. Factor – factor yang memperburuk bencana……………………………………...7
BAB III PENUTUP …………………………………………………………………...10
A. Kesimpulan …………………………………………………………………...10
B. Saran …………………………………………………………………………...10
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………...11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan


mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik
factor alam maupun faktor non alam, maupun factor manusia ,sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,kerusakan lingkungan ,kerugian
harta benda, dan dampak psikologi. (Suratman Woro Suprojo, Prosiding
pengindraan jauh dan system informasi geografi.2012)

Indonesia menjadi negara yang paling rawan terhadap bencana di dunia


berdasar data yang dikeluarkan oleh Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk
Strategi Internasional Pengurangan Risiko Bencana (UN-ISDR). Tingginya
posisi Indonesia ini dihitung dari jumlah manusia yang terancam risiko
kehilangan nyawa bila bencana alam terjadi. Indonesia menduduki peringkat
tertinggi untuk ancaman bahaya tsunami, tanah longsor, gunung berapi. Dan
menduduki peringkat tiga untuk ancaman gempa serta enam untuk banjir.

Profesi keperawatan bersifat luwes dan mencakup segala kondisi, dimana


perawat tidak hanya terbatas pada pemberian asuhan dirumah sakit saja
melainkan juga dituntut mampu bekerja dalam kondisi siaga tanggap bencana.
Situasi penanganan antara keadaan siaga dan keadaan normal memang sangat
berbeda, sehingga perawat harus mampu secara skill dan teknik dalam
menghadapi kondisi seperti ini.

Kegiatan pertolongan medis dan perawatan dalam keadaan siaga bencana


dapat dilakukan oleh proesi keperawatan. Berbekal pengetahuan dan

1
kemampuan yang dimiliki seorang perawat bisa melakukan pertolongan siaga
bencana dalam berbagai bentuk.

Dalam penulisan makalah ini akan dijelaskan pentingnya peran perawat


dalam situasi tanggap bencana, bentuk dan peran yang bisa dilakukan perawat
dalam keadaan tanggap bencana.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan Bencana ?


2. Bagaimana tipe – tipe bencana ?
3. Bagaimana fase – fase dalam bencana ?
4. Bagaimana factor – factor yang memperburuk bencana ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami mengenai Bencana.


2. Untuk mengetahui dan memahami mengenai Tipe – tipe bencana.
3. Untuk mengetahui fase – fase dalam bencana.
4. Untuk mengetahui factor – factor yang memperburuk bencana.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

1. Pengertian Bencana

Bencana dapat didefinisikan dalam berbagai arti baik secara normative


maupun pendapat para ahli. Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007,
bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik
oleh faktor alam atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda dan dampak psikologis.

Pengertian bencana dalam Kepmen Nomor 17/kep/Menko/Kesra/x/95


adalah sebagai berikut : Bencana adalah Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
disebabkan oleh alam, manusia, dan atau keduanya yang mengakibatkan korban
dan penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan,
kerusakan sarana prasarana dan fasilitas umum serta menimbulkan gangguan
terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat.

Definisi Bencana menurut WHO (2002) adalah setiap kejadian yang


menyebabkan kerusakan gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia, atau
memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan kesehatan dalam skala tertentu
yang memerlukan respon dari luar masyarakat dan wilayah yang terkena.

UU No. 24 tahun 2007 mendefinisikan bencana sebagai “peristiwa atau


rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan

3
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor
non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban
jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis”. Sementara Asian Disaster Preparedness Center (ADPC)
mendefinisikan bencana dalam formulasi “The serious disruption of the
functioning of society, causing widespread human, material or environmental
losses, which exceed the ability of the affected communities to cope using their
own resources” (Abarquez & Murshed, 2004).

Menurut Departemen Kesehatan RI (2001), definisi bencana adalah


peristiwa atau kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan
ekologi, kerugian kehidupan manusia, serta memburuknya kesehatan dan
pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar biasa
dari pihak luar.

Menurut Asian Disaster Reduction Center (2003) yang dikutip Wijayanto


(2012), Bencana adalah suatu gangguan serius terhadap masyarakat yang
menimbulkan kerugian secara meluas dan dirasakan baik oleh masyarakat,
berbagai material dan lingkungan (alam) dimana dampak yang ditimbulkan
melebihi kemampuan manusia guna mengatasinya dengan sumber daya yang
ada. Lebih lanjut, menurut Parker (1992) dalam dikutip Wijayanto (2012),
bencana adalah sebuah kejadian yang tidak biasa terjadi disebabkan oleh alam
maupun ulah manusia, termasuk pula di dalamnya merupakan imbas dari
kesalahan teknologi yang memicu respon dari masyarakat, komunitas, individu
maupun lingkungan untuk memberikan antusiasme yang bersifat luas.

Menurut Coburn, A. W. dkk. 1994. Di dalam UNDP mengemukakan


bahwa : Bencana adalah Satu kejadian atau serangkaian kejadian yang member
meningkatkan jumlah korban dan atau kerusakan, kerugian harta benda,
infrastruktur, pelayanan-pelayanan penting atau sarana kehidupan pada satu
skala yang berada di luar kapasitas normal.

4
Bencana dapat terjadi, karena ada dua kondisi yaitu adanya peristiwa atau
gangguan yang mengancam dan merusak (hazard) dan kerentanan (vulnerability)
masyarakat. Bila terjadi hazard, tetapi masyarakat tidak rentan, maka berarti
masyarakat dapat mengatasi sendiri peristiwa yang mengganggu, sementara bila
kondisi masyarakat rentan, tetapi tidak terjadi peristiwa yang mengancam maka
tidak akan terjadi bencana.

Sedangkan Heru Sri Haryanto (2001 : 35) Mengemukakan bahwa:


Bencana adalah Terjadinya kerusakan pada pola pola kehidupan normal, bersifat
merugikan kehidupan manusia, struktur sosial serta munculnya kebutuhan
masyarakat.

Sehingga dapat disimpulkan dari beberapa pengertian bencana diatas,


bahwa pada dasarnya pengertian bencana secara umum yaitu suatu kejadian atau
peristiwa yang menyebabkan kerusakan berupa sarana prasana maupun struktur
sosial yang sifatnya mengganggu kelangsungan hidup masyarakat.

2. Tipe Bencana

Jenis-jenis bencana alam terdiri 3 bagian (Urata, 2008)


1. Bencana alam ( natural disaster)
Bencana yang terjadi akibat kerusakan ekosistem dan telah terjadi kelebihan
kapasitas komunitas yang terkena dampaknya.
a. Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan
bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif,
akitivitas gunung api atau runtuhan batuan. Gempa bumi menyebabkan
kerusakan fisik sarana dan prasarana dan menyebabkan banyak korban.
Masalah kesehatan yang sering muncul cacat karena patah tulang dan
masalah sanitasi.
b. Letusan gunung api merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang
dikenal dengan istilah "erupsi". Bahaya letusan gunung api dapat berupa
5
awan panas, lontaran material (pijar), hujan abu lebat, lava, gas racun,
tsunami dan banjir lahar. Masalah kesehatan yang di hasilkan adalah
kematian, luka bakar, gangguan pernafasan akibat gas. Letusan gunung
merapi dapat menyebabkan masalah gizi karena menyebabkan rusaknya
tanaman, pohon serta hewan ternak.
c. Tsunami berasal dari bahasa Jepang yang berarti gelombang ombak
lautan ("tsu" berarti lautan, "nami" berarti gelombang ombak). Tsunami
adalah serangkaian gelombang ombak laut raksasa yang timbul karena
adanya pergeseran di dasar laut akibat gempa bumi. Tsunami
menyebabkan kerusakan bangunan, tanah, sarana dan prasarana umum,
kerusakan sumber air bersih.
d. Tanah longsor merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau
batuan, ataupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng
akibat terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng.
e. Banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu daerah
atau daratan karena volume air yang meningkat.
Banjir bandang adalah banjir yang datang secara tiba-tiba dengan debit air
yang besar yang disebabkan terbendungnya aliran sungai pada alur
sungai.
2. Bencana buatan manusia
Bencana buatan manusia adalah penyebabnya ditimbulkan oleh aktivitas
manusia contohnya kecelakaan kereta, kecelakaan kereta, kecelakaan
lalulintas, kebocoran gas.
3. Bencana khusus
Bencana khusus dibedakan menjadi empat kategori yaitu:
a. Tipe menyebar ke wilayah yang luas contohnya radio aktif dan nuklir
b. Tipe komplek jika terjadi bencana pertama di susul bencana kedua dank
ke tiga serta di susul penyebarannya.
c. Tipe gabungan atau campuran, bencana ini terjadi campuran antara
bencana alam dengan bencana akibat ulah manusia.
d. Tipe jangka panjang, tipe ini memerlukan waktu pengecekan lokasi
kejadian dan penyelamatan korban.

6
3. Fase – fase dalam bencana

Menurut Barbara santamaria (1995),ada tiga fase dapat terjadinya suatu


bencana yaitu fase pre impact,impact,dan post impact
1. Fase pre impact merupakan warning phase,tahap awal dari
bencana.Informasi didapat dari badan satelit dan meteorologi cuaca.Seharusnya
pada fase inilah segala persiapan dilakukan dengan baik oleh
pemerintah,lembaga dan masyarakat.
2. Fase impact Merupakan fase terjadinya klimaks bencana.inilah saat-saat
dimana manusia sekuat tenaga mencoba untuk bertahan hidup.fase impact ini
terus berlanjut hingga tejadi kerusakan dan bantuan-bantuan yang darurat
dilakukan.
3. Fase post impact merupakan saat dimulainya perbaikan dan penyembuhan
dari fase darurat.Juga tahap dimana masyarakat mulai berusaha kembali pada
fungsi kualitas normal.Secara umum pada fase post impact para korban akan
mengalami tahap respons fisiologi mulai dari penolakan (denial),marah
(angry),tawar –menawar (bargaing),depresi (depression),hingga penerimaan
(acceptance).

4. Faktor – factor yang memperburuk bencana

Terdapat factor-faktor penyebab terjadinya bencana, yaitu :

1. Kurangnya pemahaman terhadap karakteristik bahaya (hazard)

2. Sikap atau perilaku yang mengakibatkan penurunan kualitas sumber


daya alam (vulnerability)

3. Kurangnya informasi atau peringatan dini (early warning) yang


menyebabkan ketidaksiapan

4. Ketidakmampuan atau ketidakberdayaan dalam menghadapi ancaman


bahaya

7
5. Faktor alami merupakan keadaan mudah terjadinya bencana atau
kerentanan tergantung kondisi alam seperti bentuk geografis, geologi,
cuaca, iklim (Urata, 2008).

6. Faktor social adalah kerentanan akibat ulah manusia, contohnya:


pembangunan bangunan di daerah yang miring, meningkatnya angka
urbanisasi, kemiskinan, pengendalian bencana yang tidak tepat (Urata,
2008).

Secara umum faktor penyebab terjadinya bencana adalah karena adanya


interaksi antara ancaman (hazard) dan kerentanan (vulnerability). Ancaman
bencana menurut Undang-undang Nomor 24 tahun 2007 adalah “Suatu kejadian
atau peristiwa yang bisa menimbulkan bencana”. Kerentanan terhadap dampak
atau risiko bencana adalah “Kondisi atau karateristik biologis, geografis, sosial,
ekonomi, politik, budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk
jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan masyarakat untuk
mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan menanggapi dampak bahaya
tertentu” (MPBI, 2004:5).1

Berikut Faktor lainnya yang dapat memperburuk bencana, antara lain :

1. Kemiskinan

Keluhan yang paling sering disampaikan mengenai permukiman


masyarakat miskin adalah rendahnya kualitas lingkungan yang
dianggap sebagai bagian kota yang mesti disingkirkan. Terbentuknya
pemukiman kumuh, yang sering disebut sebagai slum area sering
dipandang potensial menimbulkan banyak masalah perkotaan.
Dampak dari kondisi tersebut terjadi kecenderungan akan berbagai
kebiasaan tidak sadar lingkungan seperti sifat mengotori dan
mencemari sumber-sumber air, mencemari lingkungan yang
berpengaruh terhadap air permukaan, dan memungkinkan penyebaran
penyakit melalui pembuangan air limbah, Terbatasnya teknologi

8
terapan untuk penanganan masalah-masalah seperti system
pembuangan air limbah, sampah, dan pengelolaan air bersih.

2. Pertumbuhan Penduduk

Dampak pertumbuhan penduduk terhadap keseimbangan


lingkungan dan kelestarian alam lainnya adalah berdampak buruk bagi
ketersediaan air, ketersediaan udara bersih, minimnya kesempatan
mengenyam pendidikan, terbatasnya ketersediaan perumahan dan
semakin sedikitnya lahan kosong.

Sudah banyak sekali terjadi pencemaran lingkungan di Indonesia,


yang disebabkan oleh berbagai macam masalah seperti polusi dari
kendaraan, banjir yang disebabkan oleh buang sampah sembarangan,
serta panasnya bumi karena kurangnya oksigen sebab hutan-hutan
banyak ditebang sebagai lahan tempat tinggal manusia, dan tanaman-
tanaman semakin berkurang dan semakin sedikit menghasilkan
oksigen . Jika ditinjau ulang, seluruh aktivitas yang dapat merusak
lingkungan tersebut dan juga menghasilkan polusi, merupakan
aktivitas yang dilakukan oleh manusia. Manusia dalam hal ini
berperan penting dalam kelangsungan hidup lingkungan di sekitarnya.
Semakin banyak jumlah penduduk di suatu tempat cenderung
menyebabkan pencemaran dalam suatu lingkungan tersebut.

3. Urbanisasi Yang Cepat

Para urban yang tidak memiliki pekerjaan dan tempat tinggal


biasanya menggunakan lahan kosong di pusat kota maupun di daerah
pinggiran Daerah Aliran Sungai (DAS) untuk mendirikan bangunan
liar baik untuk pemukiman maupun lahan berdagang mereka. Hal ini
tentunya akan membuat lingkungan tersebut yang seharusnya
bermanfaat untuk menyerap air hujan justru menjadi penyebab

9
terjadinya banjir. Daerah Aliran Sungai sudah tidak bisa menampung
air hujan lagi.

4. Kerusakan Lingkungan

Kerusakan lingkungan yang disebabkan kegiatan manusia jauh


lebih besar dibandingkan dengan kerusakan lingkungan yang
disebabkan oleh proses alam. Bencana alam yang terjadi karena ulah
manusia yang tidak bertanggung jawab. Bukan berarti bencana ini
dibuat oleh manusia tetapi akibat dari ulah manusia atau dipicu dari
perbuatan manusia, seperti penebangan hutan secara liar,
penambangan liar, pengambilan air tanah secara berlebihan dan lain-
lain untuk berbagai keperluan. Perbuatan-perbuatan tersebut lambat
laun akan menyebabkan bencana alam seperti banjir, tanah longsor,
atau erosi tanah.

5. Kurangnya Kesadaran Akan Informasi

Kesadaran masyarakat Indonesia terhadap bencana masih rendah.


Kejadian bencana yang berulang-ulang seharusnya mampu
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kebencanaan. Di
Indonesia sebuah bencana lebih dianggap sebagai takdir Tuhan,
sehingga mereka akan pasrah dalam menghadapi bencana. Pada
kenyataanya, bencana bisa dicegah dan kemunculannya bisa dideteksi
melalui tanda-tanda.

10
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Di beberapa daerah di Indonesia merupakan daerah yang rawan bencana.
Dengan banyaknya bencana, kesiagaan dan pelaksanaan tanggap bencana harus
dilakukan dengan baik. Karena dampak yang ditimbulkan bencana tidaklah
sederhana, maka penanganan korban bencana harus dilakukan dengan
terkoordinasi dengan baik sehingga korban yang mengalami berbagai sakit baik
fisik, sosial, dan emosional dapat ditangani dengan baik dan manusiawi.
Perawat sebagai kaum yang telah dibekali dasar-dasar kejiwaan
kebencanaan dapat melakukan berbagai tindakan tanggap bencana. Seharusnya
modal itu dimanfaatkan oleh mahasiswa keperawatan agar secara aktif turut
melakukan tindakan tanggap bencana.

B. Saran
Perawat adalah tenaga kesehatan yang sangat berkompeten untuk
melakukan pelayanan kesehatan di daerah yang sedang mengalami bencana, oleh
karena itu diharapkan bagi mahasiswa keperawatan maupun perawat yang sudah
berpengalaman dalam praktik pelayanan kesehatan mau untk berperan dalam
penanggulangan bencana yang ada di sekitar kita. Karena ilmu yang didapat di
bangku perkuliahan sangat relevan dengan yang terjadi di masyarakat, yaitu
fenomena masalah kesehatan yang biasanya muncul di tempat yang sedang
terjadi bencana.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://andrianindra17.wordpress.com/2014/12/01/penyebab-terjadinya-bencana/

https://jonisyafrizal.wordpress.com/kreativitas-ide/pengaruh-pertambahan-penduduk-
terhadap-keseimbangan-lingkungan-dan-kelestarian-alam/

https://www.academia.edu/8478955/Urbanisasi_Dan_Dampaknya_Terhadap_Lingkunga
n

http://eprints.undip.ac.id/48018/1/Bab_I.pdf

https://www.academia.edu/7738396/DIMENSI_KEMISKINAN_DAN_PROBLEMATI
KA_PERMUKIMAN_KUMUH

https://perencanaankota.blogspot.com/2016/05/faktor-penyebab-pertumbuhan-kawasan-
permukiman-kumuh.html

http://mediaindonesia.com/read/detail/139452-bencana-dan-kemiskinan-saling-berkaitan

https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-bencana-alam.html

http://eprints.umm.ac.id/35917/3/jiptummpp-gdl-dwianitasa-49038-3-babii.pdf

12

Вам также может понравиться