Вы находитесь на странице: 1из 14

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 16 Semarang yang beralamat
di Kota Semarang. Pelaksanaan penelitian akan dilakukan pada kelas VII semester
genap tahun ajaran 2018/2019.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau
benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target
kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian (Sukardi, 2015:53). Populasi yang akan
digunakan pada penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 16 Semarang
tahun ajaran 2018/2019. Sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang dipilih
untuk sumber data (Sukardi, 2015:54). Sampel yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VII. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Teknik ini digunakan
dengan alasan menyesuaikan pertimbangan perorangan atau ahli. Pertimbangan ahli
pada penelitian ini diberikan oleh guru IPA di lokasi penelitian. Oleh sebab itulah
sampel dalam penelitian ini diambil menggunakan teknik purposive sampling yaitu
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan kelas yang digunakan memiliki
hasil belajar kognitif yang hampir sama.
3.3 Variabel Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan tiga variabel, yaitu variabel bebas, variabel
terikat, dan variabel kontrol.
3.3.1 Variabel Bebas
Variabel bebas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penerapan
model pembelajaran inkuiri tema interaksi makhluk hidup dan lingkungannya
berbantuan mindscape pada kelas eksperimen dan pembelajaran dengan model
pembelajaran inkuiri tema interaksi makhluk hidup dan lingkungannya berbantuan
buku ajar pada kelas kontrol.
3.3.2 Variabel Terikat
Variabel terikat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah berpikir
kreatif siswa.
3.3.3 Variabel Kontrol
Variabel kontrol yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi guru,
materi dan jumlah jam pembelajaran.
3.4 Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen.
Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain menurut Sugiyono (2015:77)
yaitu quasi-experimental dengan bentuk nonequivalent control group.
Gambaran mengenai rancangan nonequivalent control group design adalah:

O1 X O2
O3 Y O4

Gambar 3.1. Nonequivalent Control Group Design (Sugiyono, 2015:79)


Keterangan:
O1 & O3 = Kelompok siswa sebelum diberi perlakuan oleh peneliti (pretest).
X = Perlakuan melalui pembelajaran menggunakan model inkuiri
tema interaksi makhluk hidup dan lingkungannya berbantuan
mindscape
Y = Perlakuan melalui pembelajaran menggunakan model inkuiri
tema interaksi makhluk hidup dan lingkungannya
O2 = Kelompok siswa setelah diberi perlakuan dengan pembelajaran
menggunakan model pembelajaran inkuiri tema interaksi makhluk
hidup dan lingkungannya berbantuan mindscape (posttest).
O4 Kelompok siswa yang diberi perlakuan menggunakan
pembelajaran model inkuiri (posttest).

3.5 Prosedur Penelitian


3.5.1 Tahap Persiapan
Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap persiapan penelitian sebagai
berikut.
1. Melakukan uji coba soal pada kelas yang sudah menempuh materi interaksi
makhluk hidup dan lingkungannya.
2. Menganalisis data hasil uji coba soal. Uji coba akan dilakukan untuk mengetahui
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda butir soal.
3. Menetapkan instrumen penelitian yang akan digunakan.
3.5.2 Tahap Analisis
Tahap menganalisis data hasil penelitian yang akan diperoleh untuk menarik
simpulan penelitian yang akan dilakukan dan melaporkan hasil penelitian.
3.6 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang akan diterapkan pada penelitian ini meliputi:
3.6.1 Metode Tes
Metode tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa yang
disusun berdasarkan indikator berpikir kreatif. Tes akan digunakan untuk mengukur
pengaruh penerapan pembelajaran inkuiri tema interaksi makhluk hidup dan
lingkungannya berbantuan mindscape . Metode tes yang akan dilakukan dalam
penelitian ini ada 2, yaitu pretest dan posttest. Soal yang akan diberikan berupa soal
pilihan ganda beralasan yang telah diuji coba terlebih dulu dengan tujuan untuk
mengetahui validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran dari soal yang
akan digunakan. Hasil tes kemudian akan diolah untuk menguji kebenaran hipotesis
penelitian.
3.6.2 Metode Angket
Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan pada penelitian ini salah
satunya yaitu metode angket, dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Metode angket akan
digunakan untuk mendapatkan data tanggapan siswa terhadap penerapan model
pembelajaran inkuiri tema interaksi makhluk hidup dan lingkungannya berbantuan
mindscape.
3.6.3 Metode Observasi
Lembar observasi yang akan diterapkan pada penelitian ini berisi penilaian
untuk mengetahui tingkat berpikir kreatif siswa yang akan dilakukan selama
pembelajaran berlangsung. Lembar pengamatan dalam penelitian ini berisi tentang
penilaian aspek psikomotorik siswa. Lembar pengamatan digunakan oleh observer
pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Metode ini digunakan untuk
mengamati keterampilan berpikir kreatif sebagai data penunjang tentang pengaruh
penerapan mindscaping pada model pembelajaran inkuiri terhadap berpikir kreatif
peserta didik.
3.6.4 Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi dalam penelitian ini akan digunakan untuk memperoleh
data mengenai jumlah populasi, jumlah sampel, daftar nama siswa anggota sampel,
nilai siswa, dan dokumentasi kegiatan selama penelitian.
3.7 Instrumen Penelitian
3.7.1 Tes
Soal tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif adalah
soal uraian yang disusun berdasarkan 4 indikator yang sudah dipilih untuk
mengukur kemampuan berpikir kreatif yaitu :
1. Fluency atau berpikir fasih yaitu kemampuan menghasilkan banyak ide
2. Flexibility atau berpikir luwes yaitu kemampuan menghasilkan ide-ide yang
bervariasi
3. Originality atau berpikir orisinal yaitu kemampuan menghasilkan ide baru
4. Elaboration atau berpikir terperinci yaitu kemampuan mengembangkan ide-ide
sehingga dihasilkan ide yang rinci.
Soal tes yang akan digunakan untuk mengukur berpikir kreatif siswa adalah
soal pilihan ganda beralasan yang disusun berdasarkan taksonomi Bloom. Tes yang
sudah disusun akan diukur validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat
kesukarannya sebelum digunakan untuk pretest dan posttest pada penelitian yang
akan dilaksanakan.
3.7.2 Non Tes
3.7.2.1 Lembar Observasi
Lembar observasi akan digunakan untuk mengetahui berpikir kreatif siswa
setelah proses pembelajaran dilaksanakan dalam penelitian. Berdasarkan kajian
literatur maka indikator kemampuan berpikir kreatif dan motivasi belajar adalah
sebagai berikut:
Indikator berpikir kreatif:
1. Fluency atau berpikir fasih yaitu kemampuan menghasilkan banyak ide.
2. Flexibility atau berpikir luwes yaitu kemampuan menghasilkan ide-ide yang
bervariasi.
3. Originality atau berpikir orisinal yaitu kemampuan menghasilkan ide baru.
4. Elaboration atau berpikir terperinci yaitu kemampuan mengembangkan ide-ide
sehingga dihasilkan ide yang rinci.

3.7.2.2 Angket
Metode ini akan digunakan untuk mendapatkan data tanggapan siswa tentang
pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran inkuiri tema interaksi
makhluk hidup dan lingkungannya berbantuan mindscape setelah proses
pembelajaran selesai. Data tanggapan siswa akan dibahas dalam kelebihan dan
keterbatasan model pembelajaran inkuiri tema interaksi makhluk hidup dan
lingkungannya berbantuan mindscape . Lembar angket akan berisi tentang lima
aspek yaitu ketertarikan terhadap pembelajaran, kemudahan muatan materi
pembelajaran, media mindscape, alat evaluasi, dan berpikir kreatif siswa.
3.8 Analisis Instrumen
3.8.1 Analisis Instrumen Tes
Instrumen tes pada penelitian ini akan diuji coba terlebih dahulu pada kelas
uji coba sebelum digunakan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis
instrumen tes yang akan dilakukan meliputi validitas, realibilitas, daya beda, dan
taraf kesukaran soal tes yang dijabarkan sebagai berikut:
3.8.1.1 Uji Validitas
Sebuah item memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai
kesejajaran dengan skor total. Validitas butir soal pilihan ganda menggunakan
rumus korelasi product moment, yaitu:
𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑁 ∑ 𝑋 2 – (∑ 𝑋)2 }{𝑁 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 }
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = jumlah siswa
X = skor item tiap nomor
Y = jumlah skor total
ΣXY = jumlah perkalian X dan (Arikunto, 2012:93).
Harga 𝑟𝑥𝑦 yang diperoleh dibandingkan dengan harga 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan taraf signifikan
α = 5%. Jika 𝑟𝑥𝑦 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka soal dikatakan valid dengan taraf signifikansi 5%.
3.8.1.2 Reliabilitas
Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dikatakan
memiliki taraf kepercayaan tinggi apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang
tetap (Arikunto, 2012).
Menurut Anderson sebagaimana dikutip oleh Arikunto (2012:87),
menyatakan bahwa persarat bagi tes, yaitu validitas dan reliabilitas ini penting
karena validitas lebih penting sedangkan reliabilitas itu perlu, karena menyokong
terbentuknya validitas.
Rumus yang digunakan untuk menentukan reliabilitas soal berbentuk
pilihan ganda beralasan menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:

𝑛 ∑ 𝜎𝑖2
𝑟11=(𝑛−1) (1 − )
𝜎𝑡2

Keterangan :
𝑟11 : reliabilitas tes secara keseluruhan
∑ 𝜎𝑖2 : jumlah varians skor tiap-tiap item

𝜎𝑡2 : varians total


n : banyaknya butir soal.
Sedangkan rumus untuk mencari varians menggunakan rumus:
2
(∑ 𝑋)
∑ 𝑋2 –
2 𝑁
𝜎 = 𝑁
(Arikunto, 2012: 123)

Harga r11 yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan harga r tabel


dengan 𝛼 =5%. Perhitungan yang menghasilkan r hitung> r tabel maka soal
tersebut reliabel.
3.8.1.3 Taraf Kesukaran
Indeks kesukaran (difficulty index) merupakan bilangan yang menunjukkan
sukar mudahnya suatu soal, dimana besarnya indeks kesukaran antara 0,0 – 1,0.
Taraf kesukaran untuk soal bentuk pilihan ganda, digunakan rumus:
𝐵
𝑃=
𝐽𝑆
Keterangan :
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria tingkat kesukaran soal menurut Arikunto (2012:223) yaitu jika
diperoleh indeks kesukaran antara 0,00 hingga 0,30 maka soal dikatakan sukar; 0,31
hingga 0,70 soal dikatakan sedang; dan jika diperoleh 0,71 hingga 1,00 maka soal
dikatakan mudah.

3.8.1.4 Daya Pembeda


Kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang
berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah diketahui dengan
melakukan uji daya pembeda soal. Daya beda soal dihitung menggunakan rumus
berikut:
𝐵𝑎 − 𝐵𝑏
𝐷= = 𝑃𝑎 − 𝑃𝑏
𝐽𝑎 − 𝐽𝑏
Keterangan:
D = daya pembeda
Ba = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
Bb = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Ja = banyaknya peserta kelompok atas
Jb = banyaknya peserta kelompok bawah
Pa = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
Pb = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
(Arikunto, 2012: 228).
Kriteria daya pembeda soal menurut Arikunto (2012:232) yaitu jika
diperoleh daya beda bernilai negatif maka dikatakan sangat jelek; 0,00 hingga 0,20
dikatakan jelek; 0,21 hingga 0,40 dikatakan cukup; 0,41 hingga 0,70 dikatakan baik
dan 0,71 hingga 1,00 dikatakan sangat baik. Soal yang akan digunakan adalah soal
yang memiliki nilai daya pembeda lebih dari 0,20 (kriteria daya pembeda cukup,
baik, dan sangat baik).
3.8.1.5 Penentuan Soal Tes
Soal yang akan digunakan untuk mengukur berpikir kreatif siswa berupa
soal yang memenuhi kriteria validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya
pembeda yang ditentukan. Selain itu, pengambilan soal juga akan memperhatikan
indikator yang telah ditentukan. Setiap indikator harus ada soal yang mewakili,
sehingga kemampuan siswa pada indikator berpikir kreatif siswa yang ditentukan
dapat diukur melalui soal yang dipilih.
3.8.2 Analisis Instrumen Non Tes
Instrumen non tes dalam penelitian adalah lembar observasi berpikir kreatif
siswa dan angket tanggapan siswa. Instrumen akan dikonstruk berlandaskan kajian
teori selanjutnya akan dikonsultasikan dengan ahli instrumen non tes. Validasi
instrumen non tes dapat dilakukan cukup dengan validasi konstruk menggunakan
pendapat ahli (judgment experts). Ahli akan menilai dan memvalidasi indikator
instrument non tes dalam penelitian. Para ahli akan diminta pendapat tentang
instrumen yang telah disusun.
3.9 Metode Analisis Data
Teknik analisis data ada dua jenis yaitu statistik parametrik dan statistik non
parametrik. Pemilihan penggunaan teknik berdasarkan jenis data dan distribusi data
tersebut. Statistik parametrik akan digunakan ketika data yang dihasilkan
berdistribusi normal dengan data berupa interval atau rasio, sedangkan statistik non
parametrik digunakan jika data penelitian tidak berditribusi normal dengan data
berupa nominal atau ordinal. Analisis yang akan digunakan untuk mengetahui
pengaruh model pembelajaran inkuiri tema interaksi makhluk hidup dan
lingkungannya berbantuan mindscape terhadap berpikir kreatif siswa dalam
penelitian ini adalah korelasi biserial/product moment jika data berdistribusi
normal, sedangkan korelasi Rank Spearman jika data berdistribusi tidak normal.
Suliyanto (2014:159) menyatakan bahwa korelasi Rank Spearman digunakan
untuk menguji hipotesis asosiatif antar variabel jika data yang digunakan memiliki
skala ordinal. Jika data yang digunakan berskala interval atau rasio, tetapi data tidak
normal atau ukuran sampel kecil (≤30), maka data harus ditransformasikan terlebih
dahulu menjadi skala ordinal untuk dapat dianalisis dengan menggunakan uji Rank
Spearman. Rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien korelasi Rank
Spearman sebagai berikut:
6𝛴𝑑2
𝜌𝑥𝑦 = 1 −
𝑁(𝑁 2 − 1)
Keterangan:
𝜌𝑥𝑦 = Koefisien korelasi Rank Spearman
6 = Konstanta
𝛴𝑑2 = Kuadrat selisih antar-ranking dua variabel
N = Jumlah pengamatan (Suliyanto, 2014:159).
3.9.1 Analisis Data Awal
3.9.1.1 Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui sama atau tidaknya
karakteristik dari suatu sampel. Data ulangan akhir semester ganjil tahun ajaran
2018/2019 adalah data yang akan digunakan untuk dianalisis. Analisis ini meliputi
homogenitas populasi. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui seragam atau
tidaknya varians sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Rumus
yang digunakan adalah:
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
F=
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
Kriteria pengujiannya adalah:
1. jika FHitung > F0,5α(n1 – 1)(n2 - 1), berarti varians kedua kelas sampel berbeda
2. jika FHitung < F0,5α(n1 – 1)(n2 - 1), berarti varians kedua kelas sampel sama
(Sugiyono, 2015:199).
Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5%, dengan dk=k-1. Sampel dikatakan
homogen jika Fhitung < Ftabel.
3.9.1.2 Uji Normalitas Data
Uji ini akan digunakan untuk mengetahui normal tidaknya data yang diperoleh
dalam penelitian sebelum dianalisis sehingga kesimpulan yang diambil tidak
menyimpang dan dapat dipertanggungjawabkan. Rumus yang digunakan untuk
menguji kenormalan data adalah dengan Chi-Kuadrat.
𝑘
2
(𝑂𝑖 − 𝐸𝑖 )2
𝑥 =∑
𝐸𝑖
𝑡=1
Keterangan :
X2 = Chi kuadrat
Oi = Frekuensi hasil Pengamatan
Ei = Frekuensi Harapan
K = banyaknya kelas interval

Hipotesis yang diberikan :

Ho = distribusi normal

Ha = distribusi tidak normal (Sudjana, 2005:273)


Taraf signifikansinya adalah 5% dengan derajat kebebasan dk = k-1. Kriteria
kenormalannya adalah jika χ2hitung ≤ χ2tabel maka data tersebut berdistribusi normal.
Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
1. Ho diterima jika χ2 hitung < χ2 tabel dengan derajat kebebasan dk=k-1, dan taraf
signifikan 5%. Hasil ini menunjukkan bahwa data berdistribusi normal, sehingga
uji selanjutnya menggunakan statistika parametrik
2. Ha diterima jika χ2 hitung ≥ χ2 tabel dengan derajat kebebasan dk=k-1, dan taraf
signifikan 5%. Hasil ini menunjukkan bahwa data tidak berdistribusi normal,
sehingga uji selanjutnya menggunakan statistika non parametrik

Data dapat dikatakan berdistribusi normal jika nilai χ2 hitung < χ2 tabel dengan dk=k-1
untuk nilai χ2 tabel pada taraf signifikasi 5%.
3.9.2 Analisis Data Akhir
Analisis data akhir akan dilakukan dengan menggunakan data setelah
perlakuan. Data yang akan digunakan adalah data posttest.
3.9.2.1 Uji Normalitas Data
Uji ini digunakan untuk mengetahui normal tidaknya data yang diperoleh
dalam penelitian sebelum dianalisis. Rumus yang digunakan untuk menguji
kenormalan data adalah dengan Chi-Kuadrat.
𝑘
2
(𝑂𝑖 − 𝐸𝑖 )2
𝑥 =∑
𝐸𝑖
𝑡=1

Keterangan :
X2 = Chi kuadrat
Oi = Frekuensi hasil Pengamatan
Ei = Frekuensi Harapan
K = banyaknya kelas interval
Hipotesis yang diberikan :
Ho = distribusi normal
Ha = distribusi tidak normal
Taraf signifikansinya adalah 5% dengan derajat kebebasan dk = k-1.
Kriteria pengujian jika χ2 hitung < χ2 tabel, maka Ho diterima, apabila χ2 hitung ≥ χ2 tabel,
maka Ha diterima.
3.9.2.2 Analisis Aspek Kognitif
Hasil pada aspek kognitif siswa akan diukur menggunakan data hasil
pretest dan posttest yang berupa tes pilihan ganda beralasan. Analisis nilai dihitung
menggunakan persentase keberhasilan sebagai berikut:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑥= × 100%
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Besar peningkatan kemampuan siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dapat
diukur menggunakan rumus gain ternomalisasi sebagai berikut:
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 (𝑔) =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
Keterangan :
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 (𝑔) = besarnya faktor gain
Skor posttest = nilai hasil tes akhir
Skor pretest = nilai hasil tes awal
Skor maksimal= nilai maksimal tes
Untuk menguji pengaruh pembelajaran inkuiri berbantuan mindscape
terhadap aspek kognitif siswa akan digunakan analisis korelasi biserial
menggunakan data observasi siswa. Rumus yang digunakan yaitu:
(𝑌̅1 − 𝑌̅2 )𝑝𝑞
𝑟𝑏 =
𝑢 𝑠𝑦
Keterangan: (Sudjana, 2005:390).
rb = korelasi biserial
𝑌̅1 = rata-rata nilai kelompok eksperimen
𝑌̅2 = rata-rata nilai kelompok kontrol
p = proporsi pengamatan pada kelompok eksperimen
q = proporsi pengamatan pada kelompok kontrol
u = tinggi ordinat dari kurva normal baku pada titik z yang memotong bagian
luas normal baku menjadi p dan q
sy = simpangan baku dari kedua kelompok
Untuk dapat memberi interpretasi terhadap kuatnya pengaruh itu, maka
digunakan pedoman berikut: jika nilai 0,0 < r ≤ 0,2 maka pengaruh sangat rendah;
0,2 < r ≤ 0,4 pengaruh rendah; 0,4 < r ≤ 0,6 pengaruh sedang; 0,6 < r ≤ 0,8 pengaruh
kuat; dan 0,8 < r ≤ 1,0 pengaruh sangat kuat.

3.9.2.3 Analisis Berpikir Kreatif Siswa


Hasil berpikir kreatif siswa akan diukur menggunakan data observasi siswa.
Hasil observasi berpikir kreatif siswa tiap indikator menggunakan rumus berikut:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑥= × 100%
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Persentase ketercapaian berpikir kreatif siswa tersebut mengacu pada kriteria
penilaian sebagai berikut: jika persentase 83,34 < skor ≤ 100 maka sangat baik;
66,67 < skor ≤ 83,34 baik; 50 < skor ≤ 66,67 cukup baik; dan 33,33 < skor ≤ 50
kurang baik.
Untuk menganalisis pengaruh pembelajaran inkuiri berbantuan mindscape
terhadap berpikir kreatif siswa digunakan analisis korelasi Rank Spearman karena
data yang dianalisis berupa data ordinal. Rumus korelasi Rank Spearman
(Suliyanto, 2014:159) yaitu:

6𝛴𝑑 2
𝜌𝑥𝑦 = 1 −
𝑁(𝑁 2 − 1)
Keterangan:
𝜌𝑥𝑦 = koefisien korelasi Rank Spearman
6 = konstanta
𝛴𝑑 2 = kuadrat selisih antar-ranking dua variabel
N = jumlah pengamatan
Untuk dapat memberi interpretasi terhadap kuatnya pengaruh, maka digunakan
interpretasi sebagai berikut: jika nilai 0,0 < r ≤ 0,2 maka pengaruh sangat rendah;
0,2 < r ≤ 0,4 pengaruh rendah; 0,4 < r ≤ 0,6 pengaruh sedang; 0,6 < r ≤ 0,8 pengaruh
kuat; dan 0,8 < r ≤ 1,0 pengaruh sangat kuat.
Uji hipotesis kesadaran budaya siswa adalah:
H0 = Tidak ada hubungan atau tidak terdapat pengaruh signifikan antara model
pembelajaran inkuiri berbantuan mindscape terhadap berpikir kreatif siswa
Ha = Ada hubungan atau terdapat pengaruh antara model pembelajaran inkuiri
berbantuan mindscape terhadap berpikir kreatif siswa
Pengujian hipotesis pada sampel yang berukuran n dan memiliki koefisien
korelasi r dapat menggunakan statistik t.
𝑟√𝑛 − 2
𝑡=
√1 − 𝑟 2
Keterangan:
t = distributor t
r = koefisien korelasi
n = jumlah data

Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:


H0 diterima jika thitung < t(1-α)(n1+n2-2) berarti tidak ada hubungan atau tidak terdapat
pengaruh signifikan model pembelajaran pembelajaran inkuiri berbantuan
mindscape terhadap berpikir kreatif siswa
Ha diterima jika thitung ≥ t(1-α)(n1+n2-2) berarti ada hubungan atau terdapat pengaruh
model pembelajaran inkuiri berbantuan mindscape terhadap berpikir kreatif siswa.
Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan penggunaan model
pembelajaran inkuiri berbantuan mindscape terhadap berpikir kreatif siswa dapat
ditentukan dengan rumus koefisien determinan sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
Keterangan:
KD = nilai koefisien determinasi
r = nilai koefisien korelasi

3.9.2.4 Analisis Deskriptif Data Tanggapan Siswa


Data angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap
pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri berbantuan mindscape dengan
berpikir kreatif siswa. Analisis data angket akan menggunakan data hasil
pengisian angket oleh siswa.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. membuat rekapitulasi data hasil angket tanggapan siswa dengan
memperhatikan skor aspek positif dan skor aspek negatif sebagai berikut:
a. Aspek positif
Skor 4 untuk kategori SS; skor 3 kategori S; skor 2 kategori KS; dan skor 1
kategori SKS.
a. Aspek negatif
Skor 1 untuk kategori SS; skor 2 kategori S; skor 3 kategori KS; dan skor 4
kategori SKS.
Keterangan:
SS = sangat setuju
S = setuju
KS = kurang setuju
SKS = sangat kurang setuju
2. menghitung jumlah skor yang diperoleh siswa dengan rumus berikut:
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
Persentase (%) = x100%
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

𝑠𝑘𝑜𝑟𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 4
Penilaian tertinggi (%) = 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑥 100% = 𝑥 100% = 100%
4

𝑠𝑘𝑜𝑟𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ 1
Penilian terendah (%) = 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑥 100% = 𝑥 100% = 25%
4

% 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖−% 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ 100 %−25 %


Interval kelas (%) = = = 18,75%
4 4
Kriteria penilaian angket tanggapan siswa dapat dibedakan menjadi:
Jika 81,25% < x ≤ 100% maka kategori sangat baik; 62,25% < x ≤ 81,25%
kategori baik; 43,75% < x ≤ 62,25% kategori cukup baik; dan 25,00%< x ≤
43,75% kategori kurang baik.

Вам также может понравиться