Вы находитесь на странице: 1из 11

HUBUNGAN KONDISI PSIKOSOSIAL LANSIA HIPERTENSI

DENGAN KEJADIAN INSOMNIA

Agustono1, Reni Zulfitri2, Agrina3


Fakultas Keperawatan
Universitas Riau
Email: agustono1008@gmail.com

Abstract

Psychosocial condition in elderly hypertension can cause some health problems, one of that is insomnia. This study
aimed to know the correlation between psychosocial status in elderly hypertension and insomnia cases in public health
center area in Puskesmas Payung Sekaki, Pekanbaru city. The design of this research was descriptive correlation using
cross sectional approach. The sample of this research were 85 persons with using purposive sampling technique. The
data was collected by using valid and reliable questionnaire. The study analysis was univariate and bivariate using chi-
square test. The research result showed that the majority of research subject 60-74 years old were 65 respondents
(76,5%), 47 respondents (55,3%) were women , 82 respondents (96,5%) were moslems, 41 respondents (48,2%) were
minangness, 47 respondents (55,3%) were elementary background, 48 respondents (56,5%) were already marriage,
while 71 respondents (83,5%) were not answer. Based on the time of getting hypertension that were at >3-5 years
consist of 36 respondents (42,4%), the research result showed that commonly respondents of hypertension having
healthy psychosocial condition as much as 48 respondents (56,5%) and commonly elderly getting insomnia was 66
respondents (77,6%). Chi-square test showed that p value (0,012) < α (0,05), so it can be concluded that has significant
correlation between psychosocial status in elderly hypertension and insomnia cases. Elderly can increase their quality
of life and avoid psychosocial problem to prevent health problem like insomnia.
Keywords: elderly, hypertension, insomnia cases, psychosocial condition

PENDAHULUAN Jumlah penduduk lansia di Provinsi Riau


Proses menua merupakan suatu proses pada tahun 2015 yang berumur 60-64 tahun
yang terjadi terus-menerus (berlanjut) secara sebanyak 128.525 orang, pada umur 65-69 tahun
alamiah, yang dimulai sejak lahir dan dialami sebanyak 78.695 orang, pada umur 70-74 tahun
oleh semua mahluk hidup (Muhith & Siyoto, sebanyak 50.497 orang, sedangkan pada umur
2016). Menua juga merupakan proses penurunan 75+ tahun sebanyak 47.911 orang (Dinas
daya tahan tubuh dalam menghadapi suatu Kesehatan Provinsi Riau (2016). Menurut Dinas
rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang Kesehatan Kota Pekanbaru (2015), jumlah
berakhir dengan kematian (Dewi, 2014). penduduk lansia yang ada di Kota Pekanbaru
Menurut Undang-Undang Republik pada tahun 2014 yang berumur 60-64 tahun
Indonesia Nomor 13 tahun 1998 tentang sebanyak 14.438 orang, pada umur 65-69 tahun
kesejahteraan lanjut usia, yang dimaksud dengan sebanyak 10.813 orang, pada umur 70-74 tahun
lansia adalah seseorang yang telah mencapai sebanyak 6.777 orang, sedangkan pada umur
usia 60 tahun ke atas (Kemenkes RI, 2016). 75+ tahun sebanyak 6.464 orang.
Jumlah lansia akan terus mengalami peningkatan Tingginya jumlah lansia tersebut,
di seluruh dunia termasuk Indonesia, salah tentunya berisiko meningkatkan masalah
satunya Riau. Secara global penduduk lansia kesehatan yang terjadi pada lansia, salah satunya
diprediksi akan mengalami peningkatan terus adalah masalah kesehatan kronis yaitu
menerus. Proporsi penduduk lansia di seluruh hipertensi. Menurut Baradero, Dayrit, dan
dunia pada tahun 2013 sekitar 13,4%, dan pada Siswadi (2009) mendefinisikan hipertensi adalah
tahun 2050 diperkirakan akan mencapai sekitar peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik
25,3% sedangkan pada tahun 2100 penduduk dengan konsisten diatas 140/90 mmHg.
lansia diprediksi meningkat menjadi 35,1%. Hipertensi disebut dengan “the silent killer”
Proporsi penduduk lansia di Indonesia pada karena begitu banyak orang yang tidak
tahun 2013 sekitar 8,9%, pada tahun 2050 menyadari saat tekanan darahnya mulai
diperkirakan mencapai 21.4% sedangkan pada meninggi, bahkan sampai stadium yang sangat
tahun 2100 diperkirakan penduduk lansia menghawatirkan (Wulandari, 2009). Penyakit
meningkat sekitar 41% (Kemenkes RI, 2016). hipertensi juga dapat menyebabkan penderita

JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 51


mengalami berbagai komplikasi penyakit dan ketidakberdayaan dalam menjalankan suatu
bahkan bisa menyebabkan kematian (Ramayulis, aktivitas.
2013). Penyakit hipertensi ini menunjukkan Selain karena penyakit hipertensi yang
angka prevalensi yang sangat tinggi. dialami oleh lansia tersebut, masalah psikososial
Menurut World Health Organization juga terjadi akibat tidak mendapatkan dukungan
(WHO, 2011) menunjukkan diseluruh dunia, dari keluarga yang dicintainya (Santoso &
Ismail, 2009). Tidak semua lansia tinggal
sekitar 1 milyar orang menderita hipertensi. Pada bersama keluarga dan dekat dengan support
tahun 2025 prevalensi hipertensi diperkirakan system utamanya (keluarga). Akan tetapi,
akan terus meningkat sebanyak 29% orang sebagian lansia juga tinggal sendiri atau tanpa
dewasa diseluruh dunia terkena penyakit bersama keluarganya. Menurut Badan Pusat
hipertensi. Menurut Riset Kesehatan Dasar Statistik (BPS, 2015), di Indonesia lansia yang
(RISKESDAS, 2013), prevalensi hipertensi di tinggal sendiri tanpa keluarga sebanyak 9,66% di
Indonesia sebesar 26,5% dan di Riau perkotaan dan pedesaan. Kondisi seperti ini
berdasarkan hasil pengukuran pada umur > 18 beresiko terjadinya berbagai masalah kesehatan,
tahun sebesar 20,9%. Menurut Dinas Kesehatan salah satu diantaranya adalah insomnia.
Kota Pekanbaru (2016), bahwa hipertensi Insomnia merupakan ketidakmampuan
termasuk sepuluh besar kunjungan kasus mencukupi kebutuhan tidur baik secara kualitas
maupun kuantitas (Asmadi, 2008). Bahaya dari
penyakit tidak menular di Puskesmas se-Kota insomnia pada lansia yang mengalami hipertensi
Pekanbaru tahun 2015 sebanyak 36.476 jumlah yaitu akan makin memperburuk kondisi
kunjungan. Sedangkan menurut jenis kelamin hipertensi tersebut. Hal ini di jelaskan dalam
dengan kasus hipertensi, laki-laki sebanyak Remmes (2012) yang menyatakan bahwa
15231 jumlah kunjungan dan pada wanita gangguan tidur (insomnia) akan memperburuk
sebanyak 21245 jumlah kunjungan (Dinas gangguan medis dan psikiatri seperti penyakit
Kesehatan Kota Pekanbaru, 2016). hipertensi, penyakit pembuluh darah koroner
Tingginya angka prevalensi hipertensi atau otak, obesitas dan depresi.
tersebut, beresiko meningkatkan angka Berdasarkan hasil penelitian yang
komplikasi yang membahayakan jika tidak dilakukan oleh Khoirina, Saparwati dan Rosalina
diatasi secara cepat seperti timbulnya penyakit (2014) di Desa Trembulrejo Kecamatan Ngawen
Kabupaten Blora, menunjukkan bahwa terdapat
jantung koroner, gagal jantung, kerusakan hubungan yang signifikan antara depresi dengan
pembuluh darah pada otak, gagal ginjal dan kejadian insomnia pada lansia. Hasil penelitian
bahkan kematian (Dalimartha, Purnama, yang dilakukan oleh Novianti dan Nahariani
Sutarina, Mahendra, & Darmawan, 2008). (2015) di Desa Gambiran Kecamatan
Penyakit hipertensi ini membutuhkan Mojoagung Kabupaten Jombang, menunjukkan
penanganan seumur hidup. Hal tesebut tentunya bahwa terdapat hubungan antara stres dengan
dapat menimbulkan kecemasan dan berbagai insomnia pada lansia.
masalah psikososial lainnya. Berdasarkan studi pendahuluan yang
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 06 Februari 2018 di
dilakukan oleh Ridwan, Widodo dan Widiani Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Payung
(2017) di Posyandu Permadi Kelurahan Sekaki Kota Pekanbaru. Didapatkan data
Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kota Malang, sekunder dari Dinas Kesehatan Kota
menunjukkan bahwa ada hubungan antara Pekanbaru (2017) terdapat 5097 lansia di
hipertensi dengan kecemasan pada lansia. wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Payung
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sekaki Kota Pekanbaru. Di Wilayah Kerja
Puskesmas Kecamatan Payung Sekaki
Aditya (2015) di UPTD Rumoh Sejahtera
merupakan populasi lansia tertinggi yang ada
Geunaseh Sayang Ulee Kareng, menunjukkan
di Kota Pekanbaru. Didapatkan data sekunder
bahwa terdapat hubungan antara hipertensi bahwa Kelurahan Labuh Baru Barat (Wilayah
dengan demensia pada lansia. Kerja Puskesmas Kecamatan Payung Sekaki)
Pada lansia hipertensi akan mengalami Kota Pekanbaru merupakan Kelurahan yang
tanda gejala seperti kelemahan dan keletihan tertinggi lansia hipertensi yaitu sebanyak 534
(Ibrahim, 2017). Hal itu tentunya aktivitas orang dalam setahun. Hasil wawancara dengan
sehari-hari yang dialami oleh usia lanjut akan 8 orang lansia didapatkan lansia hipertensi
terganggu seperti interaksi dengan sebanyak 6 orang (75%) dengan keluhan
lingkungannya menjadi berkurang dan merasa seperti pusing, susah tidur (sering terbangun
JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 52
ditengah malam), rasa berat pada tengkuk. Tabel 1
Lansia dengan gangguan psikososial pada Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
lansia hipertensi seperti tidak ada dukungan (n=85)
keluarga sebanyak 3 orang (37,5%) , kesepian No Karakteristik Responden N %
sebanyak 1 orang (12,5%), stress sebanyak 1 1. Usia
orang (12,5%), kelelahan sebanyak 1 orang a. Elderly (60-74 tahun) 65 76,5
b. Old (75-90 tahun) 20 23,7
(12,5%), sedih sebanyak 2 orang (25%). 2. Jenis Kelamin
Lansia dengan insomnia sebanyak 4 orang a. Laki-Laki 38 44,7
(50%). b. Perempuan 47 55,3
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk 3. Agama
mengetahui hubungan kondisi psikososial lansia a. Islam 82 96,5
b. Kristen 3 3,5
hipertensi dengan kejadian insomnia. penelitian 4. Suku
ini diharapkan dapat memberikan edukasi dan a. Minang 41 48,2
informasi mengenai hubungan kondisi b. Jawa 17 20,2
psikososial lansia hipertensi dengan kejadian c. Melayu 20 23,5
d. Batak 7 8,2
insomnia 5. Pendidikan Terakhir
a. SD 47 55,3
METODOLOGI PENELITIAN b. SMP 20 23,5
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan c. SMA 11 12,9
d. Perguruan Tinggi 7 8,2
Labuh Baru Barat (Wilayah Kerja Puskesmas 6. Status Perkawinan
Kecamatan Payung Sekaki) Kota Pekanbaru a. Belum menikah 2 2,4
Penelitian ini merupakan penelitian yang b. Menikah 48 56,5
bersifat kuantitatif dengan desain penelitian c. Duda/Janda 35 41,2
7. Pengalaman Kerja
korelasional menggunakan pendekatan cross a. PNS/TNI/ Veteran 0 0
sectional. Populasi dari penelitian ini adalah b. Karyawan Swasta 0 0
lansia hipertensi yang ada di Kelurahan Labuh c. Wiraswasta 14 16,5
Baru Barat (wilayah kerja Puskesmas d. Tidak Bekerja 71 83,5
8. Lama menderita Hipertensi
Kecamatan Payung Sekaki) Kota Pekanbaru a. < 1 tahun 3 3,5
berjumlah 534 orang. Cara pengambilan b. > 1-2 tahun 32 37,6
sampel responden dalam penelitian ini yaitu c. > 3-5 tahun 36 42,4
dengan cara purposive sampling dengan d. > 6 tahun 14 16,5
jumlah responden sebanyak 85 orang. Tabel 1 menunjukkan bahwa mayoritas
Alat pengumpulan data yang responden berusia 60-74 tahun yaitu sebanyak
digunakan pada penelitian ini adalah 65 orang responden (76,5%), berjenis kelamin
kuesioner. Analisis data menggunakan analisis perempuan sebanyak 47 orang responden
univariat dan bivariat. Analisis univariat dalam (55,3%), dengan agama Islam sebanyak 82
penelitian ini akan menampilkan distribusi orang responden (96,5%) , suku Minang
sebanyak 41 orang responden (48,2%), dengan
frekuensi usia, jenis kelamin, agama, suku, pendidikan terakhir SD yaitu sebanyak 47 orang
pendidikan terakhir, status perkawinan, responden (55,3%), status perkawinan menikah
pengalaman kerja, lama menderita hipertensi, yaitu sebanyak 48 orang responden (56,5%).
gambaran kondisi psikososial lansia hipertensi Sebagian besar responden tidak bekerja
dan kejadian insomnia. Analisa bivariat sebanyak 71 orang responden (83,5%).
digunakan untuk mengetahui apakah ada Berdasarkan lama menderita hipertensi yang
hubungan yang signifikan antara 2 variabel tertinggi yaitu pada >3-5 tahun adalah sebanyak
36 orang responden (42,4%).
yaitu kondisi psikososial lansia hipertensi
dengan kejadian insomnia yang menggunakan Tabel 2
uji Chi-square. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kondisi
Psikososial Lansia Hipertensi (n=85)
HASIL PENELITIAN No. Kondisi psikososial lansia N %
1. Analisis Univariat hipertensi
1. Sehat 48 56,5
Distribusi berdasarkan karakteristik
2. Tidak sehat 37 43,5
responden dijelaskan pada tabel dibawah ini: Total 85 100

JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 53


Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian kondisi psikososial lansia hipertensi dengan
besar responden lansia hipertensi memiliki kejadian insomnia.
kondisi psikososial yang sehat yaitu sebanyak
48 orang responden (65,9%). PEMBAHASAN
1. Karakteristik Responden
Tabel 3 a. Usia
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kejadian Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Insomnia (n=85) dilakukan terhadap 85 responden lansia
No. Kejadian insomnia N % hipertensi diperoleh bahwa mayoritas
1. Insomnia 66 77,6 responden berusia 60-74 tahun. Hal ini
2. Tidak insomnia 19 22,4 dikarenakan responden yang berusia 60-74
Total 85 100
tahun aktif mengikuti berbagai macam
kegiatan di sekitar rumah, sehingga responden
Tabel 3 menunjukkan bahwa mayoritas
mudah ditemui dan bersedia ikut serta untuk
responden mengalami insomnia yaitu
menjadi responden. Hanya ada beberapa orang
sebanyak 66 orang responden (77,6%).
lansia yang berusia 80 tahun ke atas yang
dapat ditemui.
2. Analisis Bivariat
Selain itu, berdasarkan data hasil Riset
Analisis ini menggunakan uji
Kesehatan Dasar tahun 2013 angka harapan
statistik Chi-square untuk mengetahui
hidup yang berusia 60 tahun ke atas berjumlah
hubungan antara variabel independen
142 juta dan diperkirakan akan terus
(kondisi psikososial lansia hipertensi)
meningkat hingga 3 kali lipat pada tahun 2050.
dengan variabel dependen (kejadian Hasil penelitian ini sejalan dengan
insomnia) di Kelurahan Labuh Baru Barat penelitian yang dilakukan oleh Agustina, Sari
(Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan & Savita (2014), mengenai faktor-faktor yang
Payung Sekaki) Kota Pekanbaru. Hasil uji berhubungan dengan hipertensi pada lansia
statistik di dapatkan sebagai berikut: diatas 65 tahun, dijelaskan bahwa lansia
hipertensi terbanyak pada usia 60-74 tahun
Tabel 4 (elderly) sebanyak 83,9% sedangkan usia >75-
Hubungan Kondisi Psikososial Lansia 90 tahun (old) sebanyak 16,1%. Hasil penelitian
Hipertensi Dengan Kejadian Insomnia (n=85) ini diperkuat oleh teori Aspiani (2014), pada
lansia terjadi perubahan di sistem
Variabel Kejadian insomnia Total p value kardiovaskuler yang dapat menyebabkan
Kondisi hipertensi.
psikososial Tidak
Insomnia
lansia insomnia
hipertensi b. Jenis Kelamin
Sehat 32 (66,7%) 16 (33,3%) 48 (100%) 0,012
Hasil penelitian yang telah dilakukan
Tidak sehat 34 (91,9%) 3 (8,1%) 37 (100%) terhadap 85 responden di Kelurahan Labuh
Total 66 (77,6%) 19 (22,4%) 85 (100%) Baru Barat (Wilayah Kerja Puskesmas
Payung Sekaki) Kota Pekanbaru, didapatkan
Tabel 4 dapat dilihat bahwa hasil bahwa jumlah perempuan lebih banyak
analisis hubungan kondisi psikososial lansia dibandingkan dengan jumlah laki-laki yaitu
hipertensi dengan kejadian insomnia, bahwa sebanyak 47 orang responden (55,3%). Data
sebanyak 48 responden lansia hipertensi dari Population Reference Bureau (2011),
memiliki kondisi psikososial sehat, dengan juga menunjukkan bahwa usia harapan hidup
kejadian insomnia sebanyak 32 responden perempuan lebih panjang dibandingkan laki-
(66,7%) dan tidak insomnia sebanyak 16 laki, maka jumlah penduduk lanjut usia
responden (33,3%). Dari 37 responden lansia perempuan lebih banyak dibandingkan laki-
hipertensi memiliki kondisi psikososial yang laki. Hasil penelitian ini sejalan dengan
tidak sehat, dengan kejadian insomnia penelitian yang dilakukan oleh
sebanyak 34 responden (91,9%) dan tidak Novitaningtyas (2014), bahwa lansia
insomnia sebanyak 3 responden (8,1%). Hasil hipertensi lebih banyak dialami oleh
uji statistik menunjukkan p value (0,012) < α perempuan daripada laki-laki, yaitu
(0,05) menunjukkan ada hubungan antara sebanyak 43,7%. Menurut Prasetyaningrum
JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 54
(2014), perempuan saat usia 65 tahun keatas kehidupan yang penuh dengan stres
atau lansia lebih berisiko mengalami mempunyai kaitan erat atau berhubungan
hipertensi dari pada laki-laki. Kondisi ini dengan insidens hipertensi yang lebih tinggi
dipengaruhi oleh hormon. Seorang wanita (Tambayong, 2000).
yang sudah memasuki masa menopause,
lebih berisiko untuk mengalami obesitas f. Status Perkawinan
yang akan meningkatkan terjadinya Berdasarkan status perkawinan
hipertensi. responden, bahwa sebagian besar menikah
c. Agama yaitu sebanyak 48 orang responden (56,5%).
Berdasarkan hasil penelitian bahwa Hal ini dikarenakan sebagian responden masih
jenis agama responden didapatkan bahwa tinggal bersama pasangan hidup. Hasil
mayoritas agama Islam sebanyak 82 orang penelitian ini sejalan dengan penelitian
responden (96,5%). Kota Pekanbaru mayoritas Wiraputra (2013), mengenai stress pada
beragama Islam, khususnya di Kecamatan penduduk lanjut usia yang menderita hipertensi
Payung Sekaki (Bappeda Kota Pekanbaru, di Wilayah Kerja Puskesmas Tabanan II
2015). Hal tersebut tentunya lansia beragama Kabupaten Tabanan, dijelaskan bahwa lanjut
Islam mudah sekali ditemui dan kesempatan usia dengan status perkawinan (menikah) lebih
lansia beragama islam untuk dijadikan sebagai banyak menderita hipertensi yaitu sebanyak 53
responden lebih besar dibandingkan dengan (60,9%) orang responden. Pasangan hidup,
agama lainnya. anak, saudara dan sebagainya merupakan orang
d. Suku yang paling penting dalam memberikan
Berdasarkan suku responden, dukungan sosial.
didapatkan bahwa sebagian besar responden
adalah suku Minang sebanyak 41 orang g. Pengalaman Kerja
responden (48,2%). Hasil penelitian ini Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
didukung oleh penelitian Fitriani (2012), mayoritas responden tidak bekerja, yaitu
bahwa orang atau lansia yang bersuku Minang sebanyak 71 orang responden (83,5%). Hal ini
mempunyai tradisi seperti pola kebiasaan bisa dikaitkan dengan jenis kelamin dari hasil
makan yang bisa menyebabkan hipertensi, penelitian yang didominasi oleh perempuan
dimana orang atau lansia bersuku Minang yang lebih banyak tidak bekerja, karena
lebih suka menggunakan garam tinggi, disebabkan perempuan lebih banyak menjadi
bersantan kental, lemak dan sebagainya. Pola IRT (ibu rumah tangga). Hasil penelitian ini
kebiasaan makan tersebut tentunya bisa sejalan dengan penelitian Wiraputra (2013),
menyebabkan hipertensi. Menurut Junaedi, bahwa lansia tidak bekerja lebih banyak
Yulianti, & Rinata, (2013), penderita penyakit menderita hipertensi dibandingkan dengan
hipertensi harus mengatur pola makan yaitu bekerja yaitu sebanyak 65,5%. Menurut Riyadi
mengurangi makanan berprotein hewani, & Purwanto (2009), masa tua terjadi penurunan
tinggi lemak, tinggi karbohidrat dan makanan
fungsi fisik dan mental yang rentan sekali
bernatrium tinggi (makanan bersantan, ikan
dengan penyakit contohnya hipertensi, hal ini
asin, daging merah dan makanan yang
digoreng). disebabkan oleh menurunnya fungsi berbagi alat
e. Pendidikan Terakhir tubuh. Sehingga sebagian besar lansia tidak
Berdasarkan riwayat pendidikan bekerja.
terakhir responden, didapatkan bahwa segaian h. Lama Menderita Hipertensi
besar responden tamatan SD yaitu sebanyak 47 Berdasarkan lama menderita penyakit
orang responden (55,3%). Hasil penelitian ini hipertensi, didapatkan bahwa yang tertinggi
didukung oleh penelitian yang dilakukan yaitu >1-2 tahun adalah 32 orang responden
Novitaningtyas (2014), bahwa hipertensi pada (37,6%) dan >3-5 tahun adalah sebanyak 36
lansia cenderung terjadi pada seseorang orang responden (42,4%). Hasil penelitian ini
berpendidikan dasar atau SD, yaitu terdapat sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
sebanyak 45,7% lansia dengan pendidikan SD Sinuraya, et al., (2017), bahwa lansia dengan
mengalami penyakit hipertensi. Pendidikan lama menderita hipertensi paling banyak yaitu
rendah (SD), penghasilan rendah dan >1-5tahun sebanyak 56 orang responden

JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 55


(37,3%). Hasil penelitian yang dilakukan oleh menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
Yenny dan Elly (2006), didapatkan bahwa signifikan antara lama menderita hipertensi
penyakit kronik (hipertensi) secara bermakna dengan tingkat kecemasan pada lansia.
menurunkan kualitas hidup lansia. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa
semakin lama lansia atau responden menderita
2. Gambaran Kondisi Psikososial Lansia hipertensi maka semakin tinggi pula tingkat
Hipertensi kecemasan yang dirasakan oleh lansia.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Penderita hipertensi membutuhkan penanganan
dilakukan terhadap 85 responden, bahwa sepanjang hayat, harus terkontrol. Apabila tidak
terdapat 48 orang responden (56,5%) lansia terkontrol akan menimbulkan berbagai macam
hipertensi memiliki kondisi psikososial yang komplikasi yang membahayakan dan bahkan
sehat. Akan tetapi, sebagian lansia hipertensi bisa menyebabkan kematian (Dalimartha,
memiliki kondisi psikososial yang tidak sehat Purnama, Sutarina, Mahendra, & Darmawan,
sebanyak 37 orang responden (43,5%). 2008). Hal ini tentunya akan menimbulkan
Hal ini dikarenakan responden yang kecemasan dan gangguan interaksi sosial bagi
ditemukan, ada sebagian lansia yang tinggal lansia atau penderita hipertensi.
tidak bersama keluarga. Lansia yang tidak
tinggal bersama keluarga tentunya support 3. Gambaran Kejadian Insomnia
system keluarga menjadi berkurang. Hasil Berdasarkan hasil penelitian yang telah
penelitian ini didukung oleh penelitian dilakukan terhadap 85 responden diperoleh
Marwanti (2012), mengenai hubungan support bahwa sebagian besar responden mengalami
system keluarga dan kondisi fisik dengan insomnia yaitu sebanyak 66 orang responden
tingkat depresi lansia di Desa Randulanang (77,6%). Hal ini dikarenakan sebagian lansia
Jatinom Klaten, menunjukkan bahwa lansia
yang mengalami hipertensi mengalami kondisi
dengan support system keluarga yang kurang,
psikososial yang tidak sehat. Hal ini
87% lansia mengalami depresi. Menurut
disebabkan karena kurangnya support system
Maryam (2008), berkumpul bersama keluarga
dari keluarga. Kurangnya support system dari
yang terdapat anak, cucu, saudara merupakan
keluarga akan berdampak depresi pada lansia
support system yang paling penting untuk
(Santoso dan Ismail, 2009). Selain itu, kondisi
lansia, dimana keluarga bisa membantu lansia
psikososial yang tidak sehat yang disebabkan
menghadapi berbagai masalah kesehatannya
termasuk penyakit kronis seperti hipertensi. karena kehilangan pasangan yang dapat
Kondisi psikososial yang tidak sehat menyebabkan kesepian pada lansia (Maryam,
pada lansia hipertensi ini, selain karena Ekasari, Rosidawati, Jubaedi, & Batubara,
sebagian ada yang tinggal tidak bersama 2008).
keluarganya, juga disebabkan karena ada Kejadian insomnia juga dapat dilihat
sebagian lansia yang ditinggalkan pasangannya dari karakteristik responden usia lanjut (> 60-74
(tidak berpasangan). Lansia yang ditinggal tahun). Hasil penelitian ini didukung oleh
pasangannya akan mengalami masalah penelitian Sulistyarini dan Santoso (2016),
psikososial seperti kesepian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lansia dengan usia >60-74
didukung oleh penelitian Munandar, Hadi dan tahun lebih tinggi mengalami insomnia yaitu
Maryah (2017), menunjukkan bahwa lansia sebanyak 27 responden (84,4%). Menurut teori
yang ditinggal pasangan sebagian besar Nugroho (2010), gangguan tidur adalah
mengalami kesepian sebanyak 32 orang keluhan utama yang sering dialami oleh lansia,
responden (91,4%). Hasil penelitian ini diperkirakan lebih dari setengah jumlah lansia
diperkuat oleh teori Sunaryo, et al., (2015) yang berusia diatas 60 tahun mengalami
bahwa kesepian biasanya dialami oleh usia kesulitan tidur dan terjadi perubahan pola tidur
lanjut pada saat meninggalnya pasangan hidup seiring bertambahnya usia. Selain dari usia,
atau teman dekat. kejadian insomnia juga dapat dilihat dari
Hasil Penelitian yang dilakukan oleh karakteristik responden (jenis kelamin
Laksita (2016), mengenai hubungan lama perempuan). Hasil penelitian ini didukung oleh
menderita hipertensi dengan tingkat kecemasan penelitian Sulistyarini dan Santoso (2016),
pada lansia di Desa Praon Nusukan Surakarta, menunjukkan bahwa lansia dengan jenis

JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 56


kelamin perempuan lebih tinggi mengalami Jombang. Hal ini dibuktikan bahwa lansia
insomnia dari pada laki-laki yaitu sebanyak 25 dengan penyakit kronis (hipertensi) berisiko
orang responden (78,1%). Menurut Nugroho 6,926 kali untuk terkena insomnia
(2010), prevalensi insomnia lebih tinggi pada dibandingkan dengan lansia yang tidak
perempuan dibandingkan laki-laki. Dimana memiliki penyakit kronis (hipertensi).
perempuan lebih memiliki kemungkinan untuk
mengalami mimpi buruk, kesulitan tidur dan 4. Hubungan Antara Kondisi Psikososial
sering terbangun dibandingkan laki-laki. Lansia Hipertensi Dengan Kejadian
Perempuan secara psikologis mempunyai Insomnia
mekanisme koping yang rendah dibandingkan Hasil penelitian tentang hubungan
laki-laki dalam mengatasi masalah. Adanya kondisi psikososial lansia hipertensi dengan
gangguan secara fisik maupun secara kejadian insomnia di Kelurahan Labuh Baru
psikologis tersebut maka wanita akan Barat (Wilayah Kerja Puskesmas Payung
Sekaki) Kota Pekanbaru. Hasil uji statistik
mengalami kecemasan. Kecemasan tersebut
menunjukkan bahwa nilai p value (0,012) < α
membuat wanita mengalami insomnia.
(0,05) menunjukkan ada hubungan antara
Kejadian insomnia dapat dilihat dari kondisi psikososial lansia hipertensi dengan
karakteristik responden (pendidikan terakhir kejadian insomnia.
SD). Menurut teori Darmojo (2005), tingkat Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pendidikan, adalah sebuah faktor sosiokultural kondisi psikososial lansia hipertensi yang sehat
yang dapat mempengaruhi insomnia. Tingkat terdapat 32 responden (66,7%) mengalami
pendidikan yang tinggi individu bisa untuk insomnia. Hal ini disebabkan adanya salah satu
mengakses dan memahami informasi tentang faktor yaitu usia. Semakin bertambah usia
berbagai macam kesehatan sehingga seseorang seseorang maka akan terjadi penurunan dalam
memiliki pengetahuan untuk memilih strategi kualitas tidurnya (Fong et al., 2002). Hal ini juga
dalam mengatasi insomnia. diperkuat oleh teori nugroho (2010), gangguan
Kejadian insomnia dilihat dari tidur adalah keluhan utama yang sering dialami
karakteristik responden (status perkawinan oleh lansia, diperkirakan lebih dari setengah
menikah). Menurut penelitian Sumirta & jumlah lansia yang berusia diatas 60 tahun
Laraswati (2014), bahwa Lansia yang mengalami kesulitan tidur dan terjadi perubahan
mengalami insomnia kategori tinggi dialami pola tidur seiring bertambahnya usia.
pada status perkawinan (menikah) yaitu 5 Hasil Penelitian yang dilakukan oleh
orang (50%). Khoirina, Saparwati, & Rosalina. (2014),
Selain itu, kejadian insomnia dilihat mengenai hubungan antara depresi dengan
dari karakteristik responden (tidak bekerja). kejadian insomnia pada lansia di Desa
Menurut penelitian Sumirta & Laraswati Trembulrejo Kecamatan Ngawen Kabupaten
(2014), menunjukkan bahwa Lansia yang Blora yang menunjukkan bahwa ada hubungan
antara depresi dengan kejadian insomnia. Hal ini
mengalami insomnia kategori tinggi paling
dibuktikan pada lansia dengan kondisi depresi
banyak pada lansia tidak bekerja yaitu 8 orang
ringan membuat lansia mengalami insomnia.
(57,1%). Menurut Milkhatun (2017), bahwa Hal ini diperkuat oleh teori Lubis (2009),
lansia dengan masalah psikologis atau depresi penderita depresi umumnya selalu mengalami
seperti masalah pensiun (tidak bekerja), susah tidur. Setidaknya sebanyak 80% dari
gangguan fisik, kematian orang yang dicintai, orang menderita depresi mengalami insomnia.
kehilangan keamanan dan ekonomi Penelitian ini juga didukung oleh
mengakibatkan lansia mengalami gangguan Novianti & Naharani (2015), menunjukkan
tidur. Apabila gangguan tidur tersebut tidak bahwa ada hubungan stres dengan insomnia
diobati akan menyebabkan gangguan tidur pada lansia di Desa Gambiran Kecamatan
malam yaitu insomnia. Mojoagung Kabupaten Jombang. Hal ini
Hasil penelitian ini sejalan oleh dibuktikan bahwa lansia dengan kondisi stres
penelitian Sayekti dan Hendrati (2015), bahwa sedang membuat lansia mengalami insomnia.
terdapat hubungan antara penyakit kronis Hal ini diperkuat oleh teori Lanywati (2001),
(hipertensi) dengan kasus insomnia pada lansia bahwa keadaan stress ketegangan seseorang
di Pelayanan Sosial Lanjut Usia (PSLU) dapat menyebabkan timbulnya gangguan

JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 57


kesehatan dan salah satu gejala yang paling meningkatkan dan mempertahankan upaya
banyak muncul yaitu insomnia. promotif dan preventif terutama melalui
kegiatan pemeriksaan kesehatan rutin di
SIMPULAN Posbindu dengan tidak melupakan aspek-
Penelitian tentang hubungan kondisi aspek biologis, aspek psikologis, sosial dan
psikososial lansia hipertensi dengan kejadian spiritual lansia.
insomnia di Kelurahan Labuh Baru Barat 3. Bagi lansia dan keluarga
(Wilayah Kerja Puskesmas Payung Sekaki) Kota Hasil penelitian dapat memberi
Pekanbaru, menunjukkan bahwa karakteristik informasi mengenai hubungan kondisi
responden paling banyak berusia 60-74 tahun psikososial lansia hipertensi dengan
yaitu sebanyak 65 orang responden (76,5%), kejadian insomnia sehingga keluarga dapat
berjenis kelamin perempuan sebanyak 47 orang memberikan care atau perhatian yang lebih
responden (55,3%), dengan agama Islam baik agar terciptanya kualitas hidup yang
sebanyak 82 orang responden (96,5%), suku lebih baik bagi lansia.
Minang sebanyak 41 orang responden (48,2%), 4. Bagi peneliti berikutnya
dengan pendidikan terakhir SD yaitu sebanyak Peneliti berikutnya diharapkan
47 orang responden (55,3%), status perkawinan dapat mengembangkan ranah penelitian
menikah yaitu sebanyak 48 orang responden seperti tidak hanya menghubungkan satu
(56,5%). Sebagian besar responden tidak bekerja faktor saja, namun faktor-faktor lain yang
sebanyak 71 orang responden (83,5%). mempengaruhi kejadian insomnia, seperti
faktor usia dan lainnya.
Berdasarkan lama menderita hipertensi yang
tertinggi yaitu pada >3-5 tahun adalah sebanyak UCAPAN TERIMAKASIH
36 orang responden (42,4%). Terima kasih peneliti ucapkan atas bimbingan
Hasil penelitian terkait kondisi dan bantuan dari berbagai pihak dalam
psikososial lansia hipertensi menunjukkan penyelesaian penelitian ini.
bahwa sebagian besar responden hipertensi
memiliki kondisi psikososial sehat yaitu 1
Agustono: Mahasiswa Fakultas Keperawatan
sebanyak 48 orang responden (56,5%) dan Universitas Riau, Indonesia.
sebagian besar lansia mengalami insomnia 2
Dr. Reni Zulfitri, M.Kep, Sp.Kom: Dosen
sebanyak 66 responden (77,6%). Hasil uji Departemen Keperawatan Komunitas Fakultas
statistik menunjukkan p value (0,012) < α (0,05), Keperawatan Universitas Riau, Indonesia.
sehingga diperoleh kesimpulan ada hubungan 3
Ns. Agrina, M.Kep, Sp.Kom.,PhD: Dosen
antara kondisi psikososial lansia hipertensi Departemen Keperawatan Komunitas Fakultas
dengan kejadian insomnia di Kelurahan Labuh Keperawatan Universitas Riau, Indonesia.
Baru Barat (Wilayah Kerja Puskesmas Payung
Sekaki) Kota Pekanbaru.
DAFTAR PUSTAKA
SARAN Aditya. (2015). Hubungan hipertensi dengan
1. Bagi perkembangan ilmu keperawatan demensia pada lanjut usia di unit
Bidang ilmu keperawatan pelaksana teknis dinas rumoh sejahtera
khususnya pada keperawatan gerontik geunaseh sayang ulee kareng. Jurnal
hendaknya senantiasa mengembangkan Unsyiah Program Studi Pendidikan
keilmuannya terkait asuhan keperawatan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Syiah Kuala. Retrieved from
yang tepat pada lansia, khususnya pada
http://etd.unsyiah.ac.id/baca/index.php?i
lansia hipertensi yang mengalami kondisi
d=14782&page=10
psikososial.
Agustina, S., Sari, S. M., & Savita, R. (2014).
2. Bagi Kelurahan Labuh Baru Barat Faktor-faktor yang berhubungan dengan
(wilayah kerja Puskesmas Kecamatan hipertensi pada lansia diatas 65 tahun.
Payung Sekaki) Kota Pekanbaru Jurnal Kesehatan Komunitas PSIK
Bagi Puskesmas dan Kelurahan STIKES Hangtuah Pekanbaru. Retrieved
Labuh Baru Barat (wilayah kerja from
Puskesmas Kecamatan Payung Sekaki) http://jurnal.htp.ac.id/index.php/keskom/
Kota Pekanbaru, diharapkan tetap article/download/70/57/
JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 58
Asmadi. (2008). Teknik prosedural minangkabau di jakarta). Fakultas Ilmu
keperawatan: Konsep dan Aplikasi Sosial Universitas Negeri Padang.
Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Retrieved from
Salemba Medika. https://media.neliti.com/media/publicatio
Aspiani, R.Y. (2014). Buku ajar asuhan ns/7114-ID-pola-kebiasaan-makan-
keperawatan gerontik aplikasi nanda orang-lanjut-usia-studi-kasus-penderita-
NIC & NOC Jilid 1. Jakarta: CV Trans penyakit-hipertensi.pdf
Info Media Fong, et al., (2002). Gender differences in
Baradero, M., Dayrit, M. W., & Siswadi, Y. insomnia-a study in the hong kong
(2008). Klien gangguan kardiovaskuler:
chinese population. vol.2 No.8
seri asuhan keperawatan. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC. Ibrahim. (2017). Asuhan keperawatan pada
Badan Pusat Statistika. (2014). Statistik lansia dengan hipertensi. Idea Nursing
penduduk lanjut usia, 1–239. Jakarta: Journal Universitas Syiah Kuala.
Badan Pusat Statistik. Retrieved from Retrieved from
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415 http://www.rp2u.unsyiah.ac.id/index.php
324.004 /welcome/prosesDownload/10594/4
Bappeda Kota Pekanbaru. (2015). Informasi Junaedi, E., Yulianti, S., & Rinata, M., G.
kecamatan payung sekaki 2015. (2013). Hipertensi kandas berkat herbal.
Pekanbaru. Retrieved From Jakarta: Fmedia.
http://bappeda.pekanbaru.go.id/downloa
Kemenkes RI. (2016). Situasi lanjut usia
d/data-dokumen/2555/informasi-
kecamatan-payung-sekaki-2015/ (lansia) di indonesia. Jakarta Selatan:
Dalimartha, S., Purnama, B. T., Sutarina, N., Kemenkes RI. Retrieved from
Mahendra, B., & Darmawan, R. (2008). http://www.depkes.go.id/download.php?
Can your self hipertensi. Jakarta: file=download/pusdatin/infodatin/infodat
Penebar Plus. in%20lansia%202016.pdf
Darmojo (2005). Proses menua dan implikasi Khoirina, I., Saparwati, M., & Rosalina.
kliniknya: buku ajar penyakit dalam jilid (2014). Hubungan antara depresi
I (ed. 5), Jakarta: Fakultas Kedokteran dengan kejadian insomnia pada lansia di
UI desa trembulrejo kecamatan ngawen
Dewi, S. R. (2014). Buku ajar keperawatan
gerontik Ed I.Yogjakarta: Deepublish. kabupaten blora. Program Studi Ilmu
Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. (2015). Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo
Profil kesehatan kota pekanbaru tahun Ungaran. Retrieved from
2014. Pekanbaru: Dinas Kesehatan Kota https://anzdoc.com/queue/hubungan-
Pekanbaru. Retrieved from antara-depresi-dengan-kejadian-
http://www.depkes.go.id/resources/down insomnia-pada-lansia.html
load/profil/PROFIL_KAB_KOTA_2014 Laksita, I. D. (2016). Hubungan lama
/1471_Riau_Kota_Pekan_Baru_2014.pd menderita hipertensi dengan tingkat
f kecemasan pada lansia di desa praon
Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. (2016).
Profil kesehatan kota pekanbaru tahun nusukan surakarta. PSIK FIK Universitas
2015. Pekanbaru: Dinas Kesehatan Kota Muhammadiyah Surakarta. Retrieved
Pekanbaru. Retrieved from from
http://www.depkes.go.id/resources/down http://eprints.ums.ac.id/44958/1/11.%20
load/profil/PROFIL_KAB_KOTA_2015 NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
/1471_Riau_Kota_Pekanbaru_2015.pdf Lanywati, E. (2001). Insomnia: gangguan sulit
Dinas Kesehatan Provinsi Riau. (2016). Profil tidur. Yogyakarta: Kanisius
kesehatan 2015. Pekanbaru: Dinas Lubis, N. L. (2016). Depresi tinjauan
Kesehatan Provinsi Riau. Retrieved from psikologis. Jakarta: Kencana
http://www.depkes.go.id/resources/down Maryam, R. S., Ekasari, M. F., Rosidawati.,
load/profil/PROFIL_KES_PROVINSI_2 Jubaedi, A., & Batubara, I. (2008).
015/04_Riau_2015.pdf Mengenal usia lanjut dan perawatannya.
Fitriani, E. (2012). Pola kebiasaan makan Jakarta: Salemba Medika
orang lanjut usia (studi kasus: penderita Marwanti. (2012). Hubungan support system
penyakit hipertensi sukubangsa keluarga dan kondisi fisik dengan

JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 59


tingkat depresi lansia di desa Prasetyaningrum, Y. I. (2014). Hipertensi
randulanang jatinom klaten. Skripsi bukan untuk ditakuti. Jakarta: Fmedia.
(dipublikasikan) FIK Universitas Ramayulis, R. (2013). Makanan sehat atasi
Muhammadiyah Surakarta. Retrieved berbagai penyakit asam urat, diabetes
from mellitus, kolesterol & hipertensi. Jakarta:
http://eprints.ums.ac.id/20436/16/2._NA Penebar Plus.
SKAH_PUBLIKASI.pdf Remmes, A. H. (2012). Current diagnosis and
Milkhatun. (2017). Hubungan antara depresi treatment neurology. sleep disorders.
dengan insomnia pada lansia di uptd second edition. Singapore: The
panti sosial tresna werdha nirwana puri McGraw-Hill Companies, Inc. pp. 483-
samarinda. Jurnal Ilmu Kesehatan 491.
Fakultas Ilmu Kesehatan UMKT. Ridwan, Widodo, D., & Widiani, E. (2017).
Retrieved from Hubungan hipertensi dengan kecemasan
https://journals.umkt.ac.id/index.php/jik/ pada lanjut usia di posyandu permadi
kelurahan tlogomas kecamatan
article/download/50/29/
lowokwaru kota malang vol.2. Journal
Muhith, A., & Siyoto, S. (2016). Pendidikan
Nursing News Universitas Tribhuwana
keperawatan gerontik Ed. I.Yogyakarta:
Tunggadewi Malang. Retrieved from
CV Andi Offset.
https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fi
Munandar, I., Hadi, S., & Maryah, V. (2017). kes/article/download/704/563
Hubungan dukungan keluarga dengan RISKESDAS. (2013). Riset kesehatan dasar.
tingkat kesepian pada lansia yang tinggal Jakarta: Kemenkes RI. Retrieved from
pasangan di desa mensere. Jurnal http://www.depkes.go.id/resources/down
Nursine News PSIK-FIK Universitas load/general/Hasil%20Riskesdas%20201
Tribhuwana Tunggadewi. Retrieved 3
from Santoso, H., & Ismail, A. (2009). Memahami
https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fi krisis lanju usia. Jakarta: Gunung Mulia
kes/article/viewFile/491/409 Sayekti, N. P. I. W., & Hendrati, L. W. (2015).
Nugroho. (2010). Keperawatan gerontik dan Analisis risiko depresi, tingkat sleep
geriatrik. Jakarta: Penerbit Buku hygiene dan penyakit kronis dengan
Kedokteran EGC kejadian insomnia pada lansia. Jurnal
Novianti, I. & Naharani, P. (2015). Hubungan Berkala Epidemiologi FKM Universitas
stres dengan insomnia pada lansia di Airlangga Surabaya. Retrieved from
desa gambiran kecamatan mojoagung https://e-
kabupaten jombang. STIKES Pemkab journal.unair.ac.id/JBE/article/viewFile/
Jombang. Retrieved from 1660/1277
http://jurnalperawat.stikespemkabjomba Sinuraya, R. K., et al., (2017). Pengukuran
ng.ac.id/index.php/september2015/articl tingkat pengetahuan tentang hipertensi
e/download/16/16 pada pasien hipertensi di kota bandung:
Novitaningtyas, T. (2014). Hubungan sebuah studi pendahuluan. Jurnal
karakteristik (umur, jenis kelamin, Farmasi Klinik Indonesia Fakultas
tingkat pendidikan) dan aktivitas fisik Farmasi Universitas Padjajaran
dengan tekanan darah pada lansia di Sumedang. Retrieved from
kelurahan makamhaji kecamatan http://jurnal.unpad.ac.id/ijcp/article/view
kartasura kabupaten sukoharjo. Skripsi File/15968/pdf
(dipublikasikan) FIK Universitas Sulistyarini, T., & Santoso, D. (2016).
Muhammadiyah Surakarta. Retrieved Gambaran karakteristik lansia dengan
from gangguan tidur (insomnia) di rw 1
http://eprints.ums.ac.id/29084/9/02._Nas kelurahan bangsal kota kediri. Jurnal
kah_Publikasi.pdf penelitian keperawatan STIKES RS.
Population Reference Bureau (2011). World Baptis Kediri. Retrieved from
population data sheet. Retrieved from https://anzdoc.com/download/gambaran-
karakteristik-lansia-dengan-gangguan-
http://www.prb.org/Data
tidur-insomnia.html
finder/Geography/Data.aspx?loc=395

JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 60


Sumirta, I. N., & Laraswati, A. I. (2014). World Health Organization. (2011). Sebagian
Faktor yang menyebabkan gangguan besar penderita hipertensi tidak
tidur (insomnia) pada lansia. menyadarinya. Retrieved from
Keperawatan Politeknik Kesehatan. http://www.depkes.go.id/article/print/17
Retrieved from http://poltekkes- 051800002/sebagian-besar-penderita-
denpasar.ac.id/files/JURNAL%20GEM
A%20KEPERAWATAN/JUNI%202015 hipertensi-tidak-menyadarinya.html
/I%20Nengah%20Sumirta.pdf Wulandari, N. (2009). Solusi sehat mengatasi
Sunaryo, et al., (2015). Asuhan keperawatan hipertensi. Jakarta: Agromedia Pustaka.
gerontik. Yogyakarta: CV. ANDI Yenny & Elly, H. (2006). Prevalensi penyakit
OFFSET kronis dan kualitas hidup pada lanjut
Tambayong, J. (2000). Patofisiologi untuk usia di jakarta selatan. Jakarta: Universa
keperawatan. Jakarta: EGC Medicina. Retrieved From
Wiraputra, A. (2013). Stres pada penduduk www.univmed.org/wpcontent/uploads/2
lanjut usia yang menderita hipertensi di 012/04/Yenny.pdf
wilayah kerja puskesmas tabanan II
kabupaten tabanan. Jurnal ISM PSPD FK
Universitas Udayana. Retrieved from
https://isainsmedis.id/index.php/ism/artic
le/viewFile/66/67

JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 61

Вам также может понравиться