Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KATA PENGANTAR
A. PENGERTIAN APOTEK
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 26 Tahun
2018 tentang pelayanan perizinan berusaha terintegrasi secara
elektronik, bahwa apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian
tempat dilakukannya praktek kefarmasian oleh apoteker.
Definisi apotek menurut PP 51 Tahun 2009. Apotek
merupakan suatu tempat atau terminal distribusi obat perbekalan
farmasi yang dikelola oleh apoteker sesuai standar dan etika
kefarmasian.
PELAYANAN DI APOTEK
Menurut KepMenKes RI No.1332/Menkes/SK/X/2002,
disebutkan bahwa; persyaratan-persyaratan apotek adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mendapatkan izin apotek, apoteker atau apoteker yang
bekerjasama dengan pemilik sarana yang telah memenuhi
persyaratan harus siap dengan tempat, perlengkapan termasuk
sediaan farmasi dan perbekalan farmasi yang lain yang merupakan
milik sendiri atau milik pihak lain.
2. Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan
pelayanan komoditi yang lain di luar sediaan farmasi.
3. Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi yang lain di
luar sediaan farmasi.
4. Lokasi dan Tempat, Jarak antara apotek tidak lagi dipersyaratkan,
namun sebaiknya tetap mempertimbangkan segi penyebaran dan
pemerataan pelayanan kesehatan, jumlah penduduk, dan
kemampuan daya beli penduduk di sekitar lokasi apotek, kesehatan
lingkungan, keamanan dan mudah dijangkau masyarakat dengan
kendaraan.
5. Bangunan dan Kelengkapan, Bangunan apotek harus mempunyai
luas dan memenuhi persyaratan yang cukup, serta memenuhi
persyaratan teknis sehingga dapat menjamin kelancaran
pelaksanaan tugas dan fungsi apotek serta memelihara mutu
perbekalan kesehatan di bidang farmasi. Bangunan apotek
sekurang-kurangnya terdiri dari : ruang tunggu, ruang administrasi
dan ruang kerja apoteker, ruang penyimpanan obat, ruang
peracikan dan penyerahan obat, tempat pencucian obat, kamar
mandi dan toilet. Bangunan apotek juga harus dilengkapi dengan :
Sumber air yang memenuhi syarat kesehatan, penerangan yang
Prodi D III Farmasi STIKES Duta Gama Klaten 2019
Pedoman Praktek Kerja Lapangan (PKL) Apotek 3
baik, Alat pemadam kebakaran yang befungsi baik, Ventilasi dan
sistem sanitasi yang baik dan memenuhi syarat higienis, Papan
nama yang memuat nama apotek, nama APA, nomor SIA, alamat
apotek, nomor telepon apotek. Perlengkapan Apotek, Apotek harus
memiliki perlengkapan, antara lain: Alat pembuangan, pengolahan
dan peracikan seperti timbangan, mortir, gelas ukur dll.
6. Perlengkapan dan alat penyimpanan, dan perbekalan farmasi,
seperti lemari obat dan lemari pendingin. Wadah pengemas dan
pembungkus, etiket dan plastik pengemas. Tempat penyimpanan
khusus narkotika, psikotropika dan bahan beracun. Buku standar
Farmakope Indonesia, ISO, MIMS, DPHO, serta kumpulan
peraturan per-UU yang berhubungan dengan apotek. Alat
administrasi, seperti blanko pesanan obat, faktur, kwitansi, salinan
resep dan lain-lain.
Personalia Apotek :
1. Apoteker Pengelola Apotek
2. Tenaga Teknis Kefarmasian
3. Pegawai administrasi apotek
4. CS / cleaning service
C. PENGERTIAN OBAT
1. Obat bebas merupakan obat yang dapat di beli secara bebas
dan tidak membahayakan si pemakai dalam batas dosis yang
di anjurkan.
Dengan tanda lingkaran bulat warna hijau dengan garis tepi
hitam. Contohnya Pamol dan Dumin yang berisi paracetamol.
2. Obat bebas terbatas (daftar W= waarschuwing = peringatan)
adalah obat keras yang dapat diserahakan tanpa dengan
resep dokter dalam bungkus aslinya dari produsen atau pabrik
obat itu.
Kemudian diberi tanda lingkaran bulatwarna biru dan garis
tepiwarna hitam serta diberi tanda peringatan. Contohnya :
Prodi D III Farmasi STIKES Duta Gama Klaten 2019
Pedoman Praktek Kerja Lapangan (PKL) Apotek 4
Antiza yang berisi dextromethorpan HBr, paracetamol dan
phenylpropanolamin HCl.
3. Obat Keras (daftar G = ggeverlink = berbahaya ) merupakan
semua obat yang memiliki takaran / dosis maksimum yang
tercantum dalam daftar obat keras yang ditetapkan
pemerintah,di beri tanda khsusus lingkran bulat warna merah
dengan garis tepi hitam dan huruf “K” ditengah yang
menyentuh garis tepi seperti Ranitidine, Antasida, dan lain-
lain.
1. PERENCANAAN
Perencanaan merupakan kegiatan dalam pemilihan jenis,
jumlah dan harga dalam rangka pengadaan dengan tujuan
mendapatkan jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan
dan anggaran, serta menghindari kekosongan obat. Dalam
perencanaan pengadaan ini, ada empat metode yang sering
dipakai yaitu :
a. Metode epidemiologi yaitu berdasarkan pola penyebaran
penyakit dan pola pengobatan penyakit yang terjadi dalam
masyarakat sekitar.
b. Metode konsumsi yaitu berdasarkan data pengeluaran barang
periode lalu. Selanjutnya data tersebut dikelompokkan dalam
PEMBIMBING LAPANGAN
RANGE
ASPEK YANG DINILAI
NILAI
A. SIKAP
• Inisiatif 0 - 85
• Disiplin 0- 85
• Tanggung Jawab 0 - 85
• Terampil 0 - 85
• Mampu bekerja sama dengan team 0 - 85
Rata-rata nilai sikap = total nilai sikap : 5
B. SKILL
1. Mencatat kebutuhan sediaan farmasi dan • Skor untuk
perbekalan kesehatan masing-
2. Memesan sediaan farmasi dan perbekalan masing
kesehatan kompetensi
3. Menerima sediaan farmasi dan perbekalan 0 – 100
kesehatan • Rata-rata
4. Menyimpan sediaan farmasi dan perbekalan nilai skill
kesehatan = total nilai
5. Melakukan administrasi dokumen sediaan skill : 24
farmasi dan perbekalan kesehatan
6. Menghitung/kalkulasi biaya obat dan perbekalan
kesehatan
7. Menyiapkan dan meracik sediaan farmasi
8. Menulis etiket dan menempelkannya pada
kemasan sediaan farmasi
9. Menulis kopi resep
10. Memberikan informasi tentang keluarga
Prodi D III Farmasi STIKES Duta Gama Klaten 2019
Pedoman Praktek Kerja Lapangan (PKL) Apotek 33
berencana
11. Memberikan pelayanan obat bebas, bebas
terbatas dan perbekalan kesehatan
12. Membuat sediaan obat guna
keperluan/persediaan apotik
13. Berkomunikasi dengan orang lain
14. Membuat rencana pengadaan sediaan farmasi
dan perbekalan kesehatan
15. Melakukan pengadaan sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan
16. Membuat perencanaan, pengadaan dan
pelaporan obat golongan narkotik dan
psikotropika
17. Menyerahkan obat kepada pasien
18. Melakukan pelayanan narkotika dan
psikotropika
19. Melakukan pelayanan tentang KB kepada
masyarakat
20. Melakukan pelayanan residensial (home care)
21. Melakukan monitoring penggunaan obat
berdasarkan resep
22. Melakukan monitoring efek samping obat
23. Melakukan pelayanan informasi obat
24. Melakukan pelayanan pengobatan
mandiri/swamedikasi
C. RESPONSI Nilai
Kegiatan responsi merupakan kegiatan test akhir response
bisa dengan test tertulis maupun tes lesan. 1 – 100
Adapun soal responsi diserahkan kepada
pembimbing PKL.
Prodi D III Farmasi STIKES Duta Gama Klaten 2019
Pedoman Praktek Kerja Lapangan (PKL) Apotek 34
NILAI AKHIR : 20 %(RATA-RATA NILAI SIKAP) + 50 % (RATA-
RATA NILAI SKILL) + 30 % NILAI RESPONSI
PEMBOBOTAN NILAI
NILAI A = 75 – 100
NILAI B+ = 70 – 74
NILAI B = 65 – 69
NILAI C+ = 60- 64
NILAI C = 55 – 59
NILAI D = 40 -54
NILAI E = 0 – 39
I. NILAI SIKAP
• Inisiatif : ……...…
• Disiplin :………….
• Tanggung Jawab : …………
• Terampil : …………
• Mampu bekerja dengan team : ………….
TOTAL NILAI : …………………..
RATA-RATA NILAI SIKAP : ………………….
PARAF
NO TGL KEGIATAN PKL
PEMBIMBING
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Nama Dosen :
Tanggal supervisi :
Solusi Permasalahan :
Lain-lain
JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. DASAR TEORI
• APOTEK
• PENGELOLAAN PERBEKALAN KESEHATAN DAN PERBEKALAN
FARMASI DI APOTEK
• PELAYANAN KEFARMASIAN di APOTEK
C. TUJUAN KEGIATAN PKL
D. MANFAAT KEGIATAN PKL
BAB II
DESKRIPSI KEGIATAN PKL di APOTEK
(Tempat praktek masing-masing)
A. PENGELOLAAN PERBEKALAN KESEHATAN DAN PERBEKALAN
FARMASI di APOTEK
B. PELAYANAN KEFARMASIAN di APOTEK
BAB III
PEMBAHASAN
BAB IV
SARAN dan KRITIK
BAB V
KESIMPULAN dan PENUTUP
PENUTUP
Penyusun