Tujuan bimbingan sekolah dasar tidak boleh tidak sejalan dengan tujuan pendidikan sekolah dasar. Pada satuan pendidikan dasar utamanya sekolah dasar, bimbingan adalah usaha untuk membantu siswa mencapai tugas-tugas perkembangannya sebagai persiapan melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi. Dalam bab IV pasal 26 ayat 1 Standar Nasional Pendidikan dikatakan bahwa standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Lebih rinci dijabarkan oleh Prayitno (1997:59), bahwa tujuan pendidikan sekolah dasar berlandaskan an menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang; (1) beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (2) berbudi pekerti luhur, (3) memiliki pengetahuan dan keterampilan, (4) sehat jasmani dan rohani, (5) berkepribadian mantap dan mandiri, (6) memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dalam kerangka tujuan pendidikan nasional tersebut, tujuan umum pendidikan SD adalah memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk, (1) mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota msyrakat, warga negara dan anggota umat manusia, serta (2) mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. Bimbingan dalam konteks pendidikan di sekolah dasar adalah membantu siswa skolah dasar mencapai tujuan umum pendidikan nasional yang dilakukan melalui bimbingan pribadi di dalam ujud bimbingan ikap beriman dan bertakwa melalui pemahaman terhadap ajaran agama dan implementasi keimanan dan ketaqwaan pada Tuhan Yang Maha Esa. Selanjutnya, untuk menanamkan nilai-nilai budi pekerti pada anak-anak sekolah dasar, bisa diberikan bimbingan seperti, membiasakan mereka hormat kepada guru ketika bertemu guru disekolah atau diluar sekolah, menghargai sesama teman melalui kegiatan kelompok, dibiasakan mengucapkan salam agam, meminta ijin bila keluar kelas (ke kamar mandi atau kepentingan lain) saat pelajaran sedang berlangsung, meminta ijin menggunakan milik orang lain, tidak menyela pembicaraan guru atau orang lain yang sedang berbicara, membantu teman yang sedang kesusahan, dan bimbingan lain yng mempunyai tujuan yang sama. Agar siswa memiliki pengetahuan dan keterampilan yang menunjang kehidupannya sehari-hari dan sebagai bekal melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi (SLTP), sekolah dapat memberikan bimbingan tentang bagaimana cara-cara belajar yang efektif, cara-cara berkomunikasi dan berinteraksi yang komunikatif dengan teman dan orang lain, melatih teknologi sederhana yang menyangkut muatan local seperti menyiapkan sarana upacara, dan mlatih teknologi yang lebih modern dan diperlukanbagi prsiapan kelanjutan studi. Selanjutnya agar anak- anak hidup sehat jasmani, diberikan bimbingan olahraga dengan melakukan gerakan sederhana sampai gerakan kompleks sesuai potensi yang dimiliki siswa. Demikian juga agar siswa-siswa memiliki pribadi yang terintegrasi, sekolah dapat memberikan bimbingan tentang emosi (menegur kalau melihat anak berselisih dengan teman), membimbing anak bersikap sportif (menghargai teman yang berprestasi dan mendrong teman yang belum mencapai hasil maksimal), tidak mencela yang membuat orang lain tidak senang (seperti berkata kasar yang membuat teman sakit hati). Untuk melatih tanggung jawab diberikan bimbingan melalui tugas-tugas baik langsung oleh guru pengasuh mata pelajaran atau tugas lain yang mendukung kegiatan sekolah. Jadi, demikianlah pentingnya bimbingan disekolah dasar sebagai pendukung mencapai tujuan pendidikan sekolah dasar dan sebagai persiapan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
2.2 Tujuan Bimbingan Sekolah Dasar
Kunci untuk membangun ikatan emosional antar guru dengan siswa dalam proses pembelajaran adalah terciptanya suasana yang menyenangkan dan menyingkirkan segala ancaman dalam suasana belajar, Beberapa studi menunjukan bahwa siswa lebih banyak belajar jika pelajarannya menantang, suasananya ramah serta mempunyai suara dalam pembuatan keputusan. Mempunya suara maksudnya bahwa sianak diajak berpartisipasi dan dilibatkan dalam proses belajar mengajar. Disekolah dasar, penciptaan suasana seperti ini amat penting dirasakan. Disamping merupakan suasana awal membangun hubungan belajar, juga mengembangakan keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat. Untuk menarik keterlibatan siswa adalah, membangun hubungan yang menarik bersifat simpati dan mengembangkan sikap dan tidakan empati. Bobbi De Porter (1999:24) mengatakan bahwa, membangun hubungan dengan menjalin rasa simpatik, dan saling pengertian akan membangun jembatan menuju kehidupan yang bergairah, membuka jalan memasuki dunia baru, menetagui minat, berbagi kesuksesan puncak, dan berbicara dengan bahasa hati. Membina hubungan bisa memudahkan guru melibatkan siswa, memudahkan pengelolaan kelas, memperpanjang waktu fokus dan meningktaktan kegembiraan. Dengan emikian, bimbingan di Sekolah Dasar diutamakan untuk menciptakan suasana yang kondusif, membangun hubungan emosional yang sehat untuk menjadikan siswa senang belajar. Jika suasana seperti itu berkembang akan memudahkan guru mencapai tujuan belajar. Prayitno (1997:63) merumuskan tujuan bimbingan disekolah dasar adalah "agar pribadi dan segnap potensi yang dimiliki siswa sekolah dasar dapat berkembang secara optimal. Secara khusus tujuan ini dirinci sebagai berikut: (1) menanamkan dan mengembangkan kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) mengembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung, (3) mengembangkan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari, (4) belajar bergaul dan bekerja dengan kelompok sebaya, (5) belajar menjadi pibadi yang mandiri, (6) memperlajari keterampilan fisik sedrhana yang diperlukan baik untuk permainan atau kehidupan, (7) mengembangkan kkata hati, moral, nilai-nilai sebagai pedoman perilaku, (8) membina hidup sehat untuk diri sendiri dan lingkungn, (9)enuntun agar meraka belajar menjalankan pernana sosial sesuai dengan jenis kelaminnya, (10) mengembangkan sikap terhadap kelompok dan lembaga-lembaga, (11) mengembangkan pemahaman dan sikap awal untuk perencanaan masa depan". Rumusan tujuan ini sangat mendukung tujuan pendidikan nasional yang dituangkan Undang- undang Sistem Pendidikan Nasional (2003 pasal 3) yaitu, mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk, berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warna negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pencapaian tujuan yang mulia ini, menuntut guru sekolah dasar untuk terampil mengintegrasikan materi bimbingan dalam kegiatan belajar-mengajar. Kreativitas guru sekolah dasar dalam konteks ini sangat dibutuhkan untuk mengimplementasikan layanan bimbingan pada setiap kegiatan karena mereka tidak memiliki waktu khusus untuk memberikan bimbingan pada siswa yang memerlukan. Jika ada masalah siswa secara khusus, guru sekolah dasar harus menyediakan waktu khusus memberikan layanan bimbingan. Sebagai akibatnya maka waktu mengajar akan tersita oleh waktu layanan bimbingan untuk satu atau beberapa orang siswa, sementara sebagian besar siswa dikelas akan terbengkalai. Untuk menghindari terjadinya ini maka inisiatif guru untuk membagi waktu mengajar dan waktu bimbingan khusus (kalau ada) sangat diperlukan seperti, pada saat jam istirahat atau diluar jam sekolah. Dengan demikian antara tugas mengajar dan membimbing khusus bisa berjalan.