Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PEMBAHASAN
81
82
tidur, nafsu makan menurun, pasien tampak cemas dan pasien tidak
bisa melakukan aktivitas serta pada saat auskultasi terdengar suara
tambahan yaitu wheezing pada saat ekspirasi dan terdengar pada
bagian apeks.
Tanda gejala lain berdasarkan hasil laboratorium didapatkan
leukosit 11,4 ribu/Ul hal ini kemungkinan terjadi karena kondisi pasien
yang mengalami asma bronchitis, dibuktikan dengan hasil thoraks
dimana dikatakan kesan bronchitis asmatis, terpasang oksigen nasal
kanul sebanyak 3 liter/menit. Dari data yang di peroleh dari pasien
maupun keluarga pasien semua manifestasi klinik sesuai denga teori
yang di kemukakan sebelumnya.
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data yang di peroleh melalui pengkajian, penulis
mengangkat 4 (empat) diagnosa keperawatan sementara pada teori
terdapat 7 diagnosa keperawatan, adapun diagnosa keperawatan yang
ditemukan pada kasus Ny “F”, yaitu :
1. Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan bronkospame.
Diagnosa ini di angkat karena pasien tampak batuk di sertai lendir,
sesak nafas, pernafasan cepat dan dangkal serta pada saat
melakukan auskultasi di dapatkan bunyi suara nafas tambahan yaitu
wheezing.
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan hiperventilasi.
Diagnosa ini diangkat oleh penulis karena data bahwa pasien tetap,
sesak napas dalam kondisi istirahat, kemudian data RBC 4,4 jt/UL,
HB 11,8 gr/dl dan HCT 35,2%, namun tidak dijumpai kondisi
sianosis maupun kolaps paru.
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik
(sesak, batuk, nyeri dada saat batuk). Diagnosa ini di angkat karena
pada saat pengkajian pasien mengatakan susah tidur, selama sakit
tidur malamnya ± 3 jam dan tidur siangnya ± 1 jam dan pasien selalu
83
C. Perencanaan keperawatan
Setelah melalui proses pengkajian dan penentuan masalah
keperawatan. Selanjutnya penulis memuat suatu perencanaan untuk
mengatasi masalah yang timbul, perencanaan yang di lakukan melalui
tindakan mandiri meliputi :
1. Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan bronkospame.
Pada diagnosa ini penulis membuat intervensi sesuai keadaan
pasien meliputi tindakan mandiri perawat yaitu kaji frekuensi
kedalaman dan bunyi pernafasan, auskultasi bunyi nafas dan
berikan posisi semi fowler. Tindakan observatif perawat yaitu
observasi TTV (TD, N, S, P) tindakan kolaboratif yaitu kolaborasi
dengan dokter dalam pemberian obat bronkodilator.
85
D. Pelaksanaan keperawatan
Pelaksanaan asuhan keperawatan di lakukan selama 3 hari
dari tanggal 18-20 maret 2013 selama 3 kali/24 jam di ruang Yoseph
Rumah Sakit Stella Maris Makassar. Intervensi dapat di laksanakan
karena adanya kerjasama yang baik dari pasien, keluarga dan tim
kesehatan lainnya.
E. Evaluasi
Tahap ini merupakan tahap akhir dari asuhan keperawatan
yang mencakup tentang apakah hasil yang di harapkan tercapai atau
tidak. Pada bab ini penulis mencantumkan evaluasi keperawatan pada
Ny “F” yaitu :
Dp I : ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan
bronkospame, dimana pasien mengatakan tidak sesak lagi,
batuk berkurang, nyeri dada tidak ada, bunyi nafas tambahan
yaitu wheezing sehingga masalah jalan nafas ini mulai teratasi.