Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DAMPAK PENATAAN BARIS TANAM DAN DEFOLIASI DAUN JAGUNG TERHADAP HASIL
JAGUNG (VARIETAS TAMBIN), PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH (VARIETAS
JERAFAH) DALAM SISTEM TUMPANGSARI
Amin Zuchri
Prodi Agroekoteknologi, FP Universitas Trunojoyo
E mail: aminzuchri@trunojoyo.co.id
kesuburan tanah, menambah efesiensi perakaran dalam dan luas tergantung ketersediaan
pemanfaatan faktor lingkungan dan tenaga kerja, hara di media tumbuh, bilamana hara cukup
menekan gulma, hama dan penyakit, serta dapat tersedia maka perakaran jagung cenderung
menambah pendapatan usaha tani (Rahmianna et terakumulasi pada tanah bagian atas (zona
al., 1989; Sukoco et al., 1992). pemupukan), sebaliknya bilamana hara kurang
Walaupun sistem tumpangsari mempunyai tersedia perakaran jagung mengarah ke dalam.
beberapa keuntungan, dalam sistem ini Hal ini dapat menjadi penting dalam persaingan
mempunyai sisi kelemahan yakni timbulnya hara.
kompetisi/persaingan di antara species-species Permasalahannya ialah untuk mengurangi
tanaman yang ditanam. Unsur-unsur yang dampak persaingan oleh tanaman jagung baik
dipersaingkan (Donald, 1960) mencakup hara, persaingan hara maupun radiasi matahari apakah
cahaya, air dan ruang. Persaingan menjadi parah dapat dilakukan melalui penataan baris tanam
bilamana elemen-elemen yang dipersaingkan jagung dan defoliasi daun jagung. Bilamana hal
menjadi kurang tersedia. Species tanaman yang tersebut dapat dilakukan, berapa besar taraf
agresif (Nugroho, 1990) dapat menjadi kompetitor penambahan hasil kacang tanah akibat perlakuan
terbaik sehingga species yang lemah akan tersebut. Selain itu, seberapa besar pengurangan
menderita. Hasil penelitian Zuchri (2006) hasil jagung sebagai dampak perlakuan tersebut.
menyimpulkan bahwa tanaman jagung yang Berdasarkan hal itu, penelitian ini bertujuan untuk
ditumpangsarikan dengan tanaman kedelai mengetahui dampak perlakuan penataan baris
bersifat lebih agresif dan dominan dibanding tanam dan defoliasi daun jagung terhadap hasil
tanaman kedelai. Agresifitas tanaman jagung jagung, pertumbuhan dan hasil kacang tanah.
lebih besar bilamana tanaman memperoleh cukup Disamping itu untuk mengetahui batas toleransi
hara (dipupuk), sehingga pertumbuhan kedelai perlakuan defoliasi tersebut untuk memperoleh
sangat tertekan. Agresifitas tersebut berkaitan hasil tertinggi untuk kedua hasil jagung dan
dengan habitus tanaman jagung yang lebih tinggi kacang tanah, baik dalam baris tanam tunggal
dengan sistem perakaran yang dalam dan luas. maupun ganda.
Oleh karena itu, bilamana tanaman kacang
tanah ditumpangsarikan dengan tanaman jagung BAHAN DAN METODE
dimungkinkan tanaman kacang tanah Penelitian dilaksanakan pada akhir musim
pertumbuhannya akan tertekan. Habitus tanaman penghujan, di Balai Kebun Hortikultura Provinsi
jagung yang tinggi, daun-daunnya akan menaungi Jawa Timur, yang berada di Desa Socah
tanaman kacang tanah, sehingga berdampak kecamatan Socah, Bangkalan. Dalam penelitian
tereduksinya produk fotosintesis tanaman kacang ini digunakan benih jagung varietas unggul lokal
tanah dan akhirnya mengurangi hasil (Suprapto, (varietas tambin), sedang benih kacang tanah
2002). Hal ini disebabkan (Ariffin, 1987) varietas jerapah.
penaungan merubah kuantitas dan kualitas radiasi Penelitian ini dirancang dalam percobaan
matahari yang diterima daun-daun yang ternaungi. faktorial dengan dua faktor, selanjutnya dirancang
Jika kuantitas dan kualitas radiasi berada di bawah dalam rancangan petak terbagi (RPT). Sebagai
ambang batas yang dibutuhkan kloroplas untuk petak utama (faktor A) ialah penataan baris tanam
aktivitas fotosintesis (dalam reaksi terang) maka jagung, terdiri dua taraf: baris tanam tunggal
proses pembentukan NADPH dan ATP terganggu, (A1), dan baris tanam ganda (A2). Sedang anak
yang berdampak terhadap proses pembentukan petak (faktor B) ialah defoliasi daun jagung terdiri
karbohidrat dalam reaksi gelap (Salisbury dan empat taraf, yakni: Daun tanaman tidak
Ross, 1995). Kondisi ini berdampak pada laju didefoliasi (sebagai pembanding)(B0), defoliasi
pertumbuhan tanaman rendah dan hasil yang daun 30% (B1), defoliasi daun 40% (B2) dan
tereduksi. Persaingan dapat berlangsung dalam defoliasi 50% (B3). Sehingga terbentuk delapan
tanah, terutama dalam persaingan air dan hara. perlakuan kombinasi. Setiap perlakuan diulang
Dalam persaingan ini, faktor akar sangat tiga kali. Data yang diperoleh dari percobaan
menentukan. Tanaman yang memiliki perakaran dinalisis berdasarkan model: Yijk = µ + ρi + αj
dalam dan luas (Moenandir, 1993) menjadi lebih + ∑ij + βk + (αβ)jk + ∑ijk
agresif dan dominasi dalam mengeksploetasi hara. Keterangan: µ rerata umum, ρi
Menurut Zuchri (1993) tanaman jagung memiliki pengaruh blok ke-i, αj pengaruh faktor utama ke-
42 Amin Zuchri :Dampak penataan baris tanam dan defoliasi
j, ∑ij pengaruh galat besar, βk pengaruh faktor bersamaan dengan saat tanam, sisa dosis urea
tambahan, (αβ)jk pengaruh interaksi, dan ∑ijk (2/3) diberikan pada 30 hari setelah tanam.
pengaruh galat petak kecil. Sedang tanaman kacang tanah dipupuk dengan
Berdasarkan model tersebut, maka data dosis 50 kg urea/ha, 75 kg SP36/ha dan 75 kg
yang diperoleh dianalisis dengan analisis ragam KCl/ha. Seluruh diberikan bersamaan saat tanam.
(Anova) yang dilanjutkan dengan uji F dan uji
nyata jarak Duncan. HASIL DAN PEMBAHASAN
(1). Jika Fhitung > Ftabel (0,05) dan atau Dalam tumpangsari terjadi persaingan baik
Fhitung > Ftabel (0,01), berarti faktor tersebut antar spesies yang ditumpangsari kan maupun
berpengaruh terhadap variabel yang teramati. dalam spesies itu sendiri. Intensitas persaingan
(2). Apabila suatu faktor berpengaruh terhadap tergantung banyak faktor, antara lain karakteristik
variabel yang teramati maka dilakukan analisis spesies yang bersaing. Dalam penelitian ini
lebih lanjut dengan UNJD(0,05) untuk dipapar kan pengaruh persaingan tanaman kacang
mengetahui taraf beda antar perlakuan dalam tanah dengan tanaman jagung yang diatur baris
faktor tersebut. tanamnya dan diperlakukan defoliasi daun hingga
Dalam pelaksanaan percobaan, benih taraf tertentu.
ditanam dengan jarak 25x35cm, berada di antara
dua baris tanam jagung, sedang jarak tanam Dampak pada tanaman jagung
jagung 70x35cm. Dalam setiap lubang tanam Penataan baris tanaman jagung dari tunggal
dipelihara hanya satu tanaman baik tanaman ke baris tanam ganda tidak berpengaruh terhadap
jagung maupun kacang tanah. Tanaman jagung komponen hasil, kecuali berat kering tongkol upas
dipupuk dengan dosis 200 kg urea/ha, 100 kg (tanpa kulit), bahkan pada komponen ini terjadi
SP36/ha, dan 50 kg KCl/ha. Seluruh pupuk interaksi antara penataan baris tanam jagung
SP36, KCl dan 1/3 dosis urea diberikan dengan defoliasi daun jagung (Tabel 1).
Komponen/variabel A B AB
Sedangkan perlakuan defoliasi daun jagung 50% (baris tanam tunggal) tidak berbeda nyata
berpengaruh terhadap berat kering tanaman dan terhadap seluruh perlakuan defoliasi daun pada
berat 100 biji. Terpengaruhnya berat kering baris ganda kecuali pada defoliasi 50%. Hal yang
tanaman sebagai dampak defoliasi daun dapat menarik dalam baris tanam ganda ialah defoliasi
mudah dipahami, karena defoliasi daun berarti daun tidak berpangaruh terhadap berat tongkol
penghilangan organ tanaman. Oleh karena itu upas. Diduga hal ini terjadi berkaitan dengan
semakin besar defoliasi daun dapat berdampak taraf persaingan yang terjadi dalam tanaman
semakin berkurangnya berat kering tanaman jagung itu sendiri.
(Tabel 2). Dalam Tabel 2 terlihat defoliasi daun
sebesar 40% dan 50% nyata mengurangi berat Dampak pada tanaman kacang tanah
kering tanaman jagung sebesar 38,35% dan Perlakuan baris tanam dan defoliasi daun
38,76% dibanding tanpa defoliasi. Jika diamati jagung dapat berpengaruh terhadap tanaman
pada berat 100 biji (Tabel 3), berat 100 biji kacang tanah. Dalam Tabel 5, tanpak pentaan
jagung dapat terpengaruh nyata jika tanaman baris tanam jagung mempengaruhi luas daun,
jagung didefoliasi daun 50%. Pada taraf defoliasi berat kering tanaman dan beberapa komponen
tersebut berat 100 biji jagung berkurang sebesar hasil kacang tanah (berat kering polong, jumlah
15,09%(2,8g) dibanding dengan tanpa defoliasi. polong, berat kering biji dan jumlah biji/tanaman).
Pengaruh interaksi penataan baris tanaman Sedangkan defoliasi daun jagung berpengaruh
jagung dengan defoliasi daun jagung terhadap terhadap jumlah daun, berat kering tanaman,
berat kering tongkol upas (Tabel 4), bilamana jumlah cabang tanaman, dan seluruh komponen
diamati berat tongkol upas pada baris tunggal hasil kacang tanah. Interaksi tidak
memiliki berat yang lebih besar dibanding berat mengindikasikan adanya pengaruh, yang berarti
tongkol pada baris tanam ganda baik pada kedua faktor perlakuan secara bersama-sama tidak
perlakuan tanpa defoliasi maupun dengan berpengaruh terhadap keseluruh variabel tersebut.
defoliasi daun. Walaupun pada defoliasi daun
44 Amin Zuchri :Dampak penataan baris tanam dan defoliasi
Variabel/komponen A B AB
Luas daun * tn tn
Jumlah daun tn ** tn
Brt kering tanaman tn ** tn
Jumlah cabang/tan. tn ** tn
Brt kering polong/tan. ** ** tn
Jumlah polong/tan. ** ** tn
Jumlah biji/tan. ** ** tn
Berat 100 biji tn ** tn
Brt kering biji/tan. ** ** tn
Keterangan: A (penataan baris tanam jagung),
B (defoliasi daun jagung), * berpengaruh nyata (p=0,05),
** berpengaruh sangat nyata )p=0,01), tn tidak nyata
Apabila diamati Tabel 6, perubahan baris nilai-nilai dalam baris tanam ganda. Hal ini dapat
tanam jagung dari baris tunggal ke baris tanam berarti bahwa perubahan baris tanam berdampak
ganda mempengaruhi secara nyata terhadap luas positif terhadap peningkatan komponen-
daun kacang tanah. Dalam baris ganda ternyata komponen hasil tersebut terutama berat kering
memiliki luas daun yang lebih luas dibanding luas biji/tanaman. Dengan kata lain, penanaman
daun yang dimiliki baris tanam tunggal. jagung dalam baris ganda mempunyai arti penting
Perbedaan tersebut dapat dijelaskan bahwa dalam peningkatan hasil kacang tanah dalam
perubahan baris tanam tunggal keganda sistem tumpangsari.
bertambahnya ruang antar kedua baris tanam Biomassa tanaman (berat kering) yang
jagung sehingga dengan demikian menambah berasal dari hasil proses fotosintesis, serapan hara
intensitas cahaya yang diterima tanaman kacang dan air yang diolah melalui proses biosintesis
tanah. Kondisi tersebut berarti menambah dipandang sebagai manifestasi dari semua proses
aktivitas fotosintesis yang selanjutnya memacu dan peristiwa yang terjadi dalam pertumbuhan
aktivitas metabolisme tanaman, pemacuan tanaman, dan dapat digunakan sebagai indikator
tersebut akan menambah laju pertumbuhan pertumbuhan yang terbaik (Sitompul dan
tanaman terutama luas daun. Guritno, 1995). Hal ini berarti daun-daun kacang
Dalam baris tanam tunggal (Tabel 6) nilai- tanah yang ternaungi oleh daun-daun jagung
nilai berat kering polong, jumlah polong jumlah (tanpa defoliasi) akan mengurangi produk
biji dan berat kering biji/tanaman memiliki nilai fotosintesis yang terindikasi rendahnya berat
yang lebih rendah dan berbeda jika dibanding kering tanaman (Tabel 7) dibanding dengan daun-
Amin Zuchri :Dampak penataan baris tanam dan defoliasi 45
daun kacang tanah yang cukup menerima cahaya penting dalam kenaikan berat kering biji/tanaman,
(perlakuan defoliasi daun jagung). Menurut karena kedua komponen hasil tersebut berkorelasi
Lanbers et. al. (1990) dan Salisbury dan Ross positif terhadap berat kering biji/tanaman. Hal
(1995) daun-daun yang ternaungi menjadi lebih yang menarik bahwa defoliasi sebesar 30% dapat
tipis, jaringan palisade dan sel-sel mesofil menambah berat kering biji/tanaman sebesar
berkurang, jumlah kloroplas sedikit, nisbah 39,74% dibanding tanpa defoliasi, dan jika
klorofil a/b rendah, demikian juga kapasitas defoliasi daun jagung dilakukan sebesar 40% atau
fotosintesis per luasan daun menjadi rendah. 50% maka pertambahan hasil masing-masing
Sehingga tanaman kacang tanah yang ternaungi mencapai 82,76% atau 136,83%, hal ini
akan menjadi lemah dibanding tanaman yang merupakan pertambahan hasil yang patut
cukup menerima cahaya. Sebaliknya, pada daun- dicermati dalam upaya peningkatan hasil kacang
daun yang cukup menerima cahaya memiliki tanah dalam sistem tumpangsari.
kloroplas dan jaringan palisade yang Namun jika diamati pada hasil tanaman
banyak/padat, nisbah klorofil a/b dan kapasitas jagung (Tabel 3 dan 4), hasil jagung cenderung
fotosintesis per luasan daun tinggi. Dampak semakin tereduksi dengan semakin besar defoliasi
tersebut dapat dicermati dalam Tabel 7 yang daun jagung. Hal tersebut diduga disebabkan
mengindikasikan bahwa defoliasi daun jagung karena semakin rendahnya pasokan fotosintat
dapat berdampak positif dalam menambah berat sebagai dampak hilangnya organ-organ daun,
kering tanaman kacang tanah secara nyata, yang terlihat/terindikasi dengan semakin
semakin besar defoliasi daun jagung maka berkurangnya berat kering tanaman jagung (Tabel
semakin bertambah secara nyata berat kering 2). Dengan kata lain, semakin berkurangnya hasil
tanaman, demikian pula terhadap jumlah daun. jagung sebagai dampak semakin bertambahnya
Hal tersebut berbeda dengan jumlah cabang defoliasi daun jagung diikuti dengan
kacang tanah, walaupun defoliasi berpengaruh bertambahnya hasil kacang tanah (Tabel 3, 4 dan
terhadap percabangan kacang tanah. 8). Untuk memperoleh perlakuan yang
Defoliasi daun jagung berpengaruh pula menguntungkan, menurut Nugroho (1990) dapat
terhadap komponen hasil kacang tanah (Tabel 8), dinilai berdasarkan nilai nisbah kesetaraan tanah
bertambahnya defoliasi daun jagung ternyata (NKT) (Land equevalen ratio/LER), nilai NKT
semakin menambah berat kering polong, jumlah atau LER yang tertinggi merupakan perlakuan
polong, jumlah biji dan berat 100 biji dan berat yang lebih menguntungkan. Namun dalam
kering biji/tanaman secara nyata. Kenaikan berat konteks ini tidak dilakukan penilaian dan bahasan.
100 biji dan jumlah biji/tanaman mempunyai arti
Tabel 8. Dampak defoliasi daun jagung terhadap komponen hasil kacang tanah
Defoliasi daun Berat Juml Juml. Berat 100 Berat
jagung Kering polong/ Biji/tan biji kering
polong/ tan biji/tan
tan
Tanpa defoliasi 7,32 a 14,50 a 29,00 a 46,83 a 13,63 a
Defoliasi 30% 10,10 b 19,67 b 39,34 b 48,95 b 18,88 b
Defoliasi 40% 1318 c 23,50 c 47,00 c 53,60 c 24,91 c
Defoliasi 50% 16,88 d 28,83 d 57,66 d 56,05 d 32,28 d
Keterangan: Notasi yang berbeda dalam satu kolom mengindikasikan
antar perlakuan berbeda nyata berdasar nilai UNJD (0,05)