Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Definisi
Bronkopneumonia adalah pneumonia yang terdapat di daerah bronkus kanan maupun
kiri atau keduanya. Bronkopneumonia (pneumonia lobularis) adalah peradangan pada
parenkim paru yang awalnya terjadi di bronkioli terminalis dan juga dapat mengenai
alveolus sekitarnya. Bronkiolus terminalis menjadi tersumbat dengan eksudat mukopurulen
membentuk bercak-bercak konsolidasi di lobulus yang bersebelahan. Penyakit ini seringnya
bersifat sekunder, mengikuti infeksi dari saluran nafas atas, demam pada infeksi spesifik dan
penyakit yang melemahkan sistem pertahanan tubuh. Pada bayi dan orang-orang yang
lemah, pneumonia dapat muncul sebagai infeksi primer. Bronkopneumonia sering
disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing.
1.3. Etiologi
Secara umun individu yang terserang bronkopneumonia diakibatkan oleh adanya
penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme patogen. Orang yang
normal dan sehat mempunyai mekanisme pertahanan tubuh terhadap organ pernafasan yang
terdiri atas : reflek glotis dan batuk, adanya lapisan mukus, gerakan silia yang
menggerakkan kuman keluar dari organ, dan sekresi humoral setempat.
Faktor Infeksi
Bronkopneumonia hidrokarbon dapat terjadi oleh karena aspirasi selama penelanan muntah atau
pemasangan selang NGT ( zat hidrokarbon seperti pelitur, minyak tanah dan bensin).
Bronkopneumonia lipoid dapat terjadi akibat pemasukan obat yang mengandung minyak secara
intranasal, termasuk jeli petroleum. Setiap keadaan yang mengganggu mekanisme menelan
seperti palatoskizis, pemberian makanan dengan posisi horizontal, atau pemaksaan pemberian
makanan seperti minyak ikan pada anak yang sedang menangis. Keparahan penyakit tergantung
pada jenis minyak yang terinhalasi. Jenis minyak binatang yang mengandung asam lemak tinggi
bersifat paling merusak contohnya seperti susu dan minyak ikan.
Selain faktor di atas, daya tahan tubuh sangat berpengaruh untuk terjadinya Bronkopneumonia.
Menurut sistem imun pada penderita-penderita penyakit yang berat seperti AIDS dan respon
imunitas yang belum berkembang pada bayi dan anak merupakan faktor predisposisi terjadinya
penyakit ini.
Faktor Resiko
Faktor-faktor yang berperan dalam kejadian Bronkopneumonia adalah sebagai berikut :
Usia
Kebanyakan infeksi saluran pernafasan yang sering mengenai anak usia dibawah 3 tahun,
terutama bayi kurang dari 1 tahum. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak pada balita
lebih rentan terkena penyakit bonkopneumonia dibandingkan orang dewasa dikarenakan
kekebalan tubuhnya masih belum sempurna.
Status Gizi
Interaksi antara infeksi dan Kekurangan Kalori Protein (KKP) telah lama dikenal, kedua keadaan
ini sinergistik, saling mempengaruhi, yang satu merupakan predisposisi yang lain (Tupasi, 1985).
Pada KKP, ketahanan tubuh menurun dan virulensi phatogen lebih kuat sehingga menyebabkan
keseimbangan yang tergangu dan akan terjadi infeksi, sedangkan salah satu determinan utama
dalam mempertahankan keseimbangan tersebut adalah status gizi.
Rumah
Rumah merupakan struktur fisik, dimana orang menggunakannya untuk tempat berlindung yang
dilengkapi dengan fasilitas dan pelayanan yang diperlukan, perlengkapan yang berguna untuk
kesehatan jasmani, rohani, dan keadaanan sosialnya yang baik untuk keluarga dan individu
(WHO, 1989).
Patofisiologi
Bronchopneumonia selalu didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas yang disebabkan oleh
bakteri staphylococcus, Haemophillus influenzae atau karena aspirasi makanan dan minuman.
Dari saluran pernafasan kemudian sebagian kuman tersebut masukl ke saluran pernafasan bagian
bawah dan menyebabkan terjadinya infeksi kuman di tempat tersebut, sebagian lagi masuk ke
pembuluh darah dan menginfeksi saluran pernafasan dengan ganbaran sebagai berikut:
Infeksi saluran nafas bagian bawah menyebabkan tiga hal, yaitu dilatasi pembuluh darah alveoli,
peningkatan suhu, dan edema antara kapiler dan alveoli.
Ekspansi kuman melalui pembuluh darah kemudian masuk ke dalam saluran pencernaan dan
menginfeksinya mengakibatkan terjadinya peningkatan flora normal dalam usus, peristaltik
meningkat akibat usus mengalami malabsorbsi dan kemudian terjadilah diare yang beresiko
terhadap gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
Manifestasi Klinis
Demam mendadak, disertai menggigil, baik pada awal penyakit atau selama sakit
Batuk, mula-mula mukoid lalu purulen dan bisa terjadi hemoptisis
Nyeri pleuritik, ringan sampai berat, apabila proses menjalar ke pleura (terjadi pleuropneumonia)
Tanda & gejala lain yang tidak spesifik : mialgia, pusing, anoreksia, malaise, diare, mual &
muntah.
Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan dahak
Mempunyai banyak keterbatasan
Usahakan bebas dari kontaminan dengan berbagai cara :
Sputum dicuci dg garam faali, diambil sputum yang mengandung darah dan nanah
kavum orofaring dibersihkan dulu dengan cara berkumur
aspirasi trakeal
memakai bronkosokopi
pungsi transtorakal
spesimen yg diperoleh lalu dilakukan pengecatan gram dan kultur
Pemeriksaan darah
Abnormalitas radiologis pada pneumonia disebabkan karena pengisian alveoli oleh cairan radang
berupa : opasitas / peningkatan densitas ( konsolidasi ) disertai dengan gambaran air
bronchogram
Bila di dapatkan gejala klinis pneumonia tetapi gambaran radiologis negatif, maka ulangan foto
toraks harus diulangi dalam 24-48 jam untuk menegakkan diagnosis.
Pemeriksaan gas darah
Hipoksemia & hipokarbia
Asidosis respiratorik pada stadium lanjut
Tampilan klinis pneumonia dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu bacterial dan non
bacterial (atipikal)
KARAKTER KLINIS
PNEUMONIA BAKTERIAL
PNEUMONIA NON BAKTERIAL (ATIPIKAL)
Timbulnya gejala
Mendadak sebagian besar di paru
Berangsur-angsur, sering bersifat umum selain di paru
Batuk
Produktif dengan banyak sputum, purulen/mukopurulen
Tidak produktif, sputum sedikit
Pengecatan gram
Sering ditemukan mikroba
Nyeri dada
Ada, bervariasi dari yang ringan sampai berat
Jarang
Foto paru
Tanda konsolidasi lobar, segen atau bronkopneumonia
Tidak mengikuti batas anatomis, kelainan interstitial
Penatalaksanaan
Enterik gram-negative :
Penghuni rumah jompo
Adanya dasar penyakit kardiopulmoner
Adanya penyakit ko-morbid yang lain
Pengobatan antibiotika sebelumnya
Pseudomonas aeruginosa :
Kerusakan jaringan paru (bronkiektasis)
Terapi kortikosteroid (>10 mg pednison/hari)
Pengobatan antibiotik spektrum luas lebih dari 7 hari sebelumnya
Malnutrisi
Faktor antibiotik diperlukan adanya pendekatan yang logis untuk memperkirakan etiologi dan
memberikan pengobatan inisial secara empiris. Pendekatan ini harus mempertimbangkan :