Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada saya sehingga akhirnya saya dapat membuat
makalah Keperawatan Komunitas II.
Pada kesempatan yang baik ini, saya menyampaikan rasa hormat dan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah
memberikan bantuan dan dorongan kepada saya dalam pembuatan makalah ini
terutama kepada :
1. Ibu Ns. Sang Ayu Made Adyani, M.Kep., Sp.Kep.Kom selaku dosen pada
mata kuliah Keperawatan Komunitas II.
2. Orang tua kami yang telah memberikan semangat, dukungan serta doa untuk
menyelesaikan makalah ini
3. Rekan satu kelas tutorial yang telah mendukung dalam menyelesaikan
makalah ini
ii
DAFTAR ISI
COVER
......................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
BAB I............................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................. 4
BAB II ............................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................... 6
II.1. Prevalensi dan Pengertian Hipertensi .............................................................................. 6
II.2. Terapi Warna & Akupuntur Warna ................................................................................ 7
II.3 SOP Terapi Warna .................................................................................................. 10
BAB III.......................................................................................................................... 12
PENUTUP ..................................................................................................................... 12
III.1. Kesimpulan .................................................................................................................. 12
III.2. Saran ............................................................................................................................ 12
Daftar Pustaka ............................................................................................................... 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
Beberapa alasan mengapa pasien menggunakan terapi alternatif dan
komplementer sebagai terapi pilihan selain terapi secara medis, menurut Vincent dan
Furnham (1996 dalam Roulston, Wilkinson, Haynes dan Campbell, 2013)
menyatakan bahwa pasien meyakini terapi alternatif dan komplementer memiliki
nilai positif terhadap kondisi kesehatannya, pengalaman menggunakan terapi medis
dan hasilnya kurang efektif, untuk menghindari efek samping dari terapi medis
seperti penggunaan obat-obatan, dan jeleknya komunikasi dari para praktisi
kesehatan. Sedangkan Astin (1998 dalam Roulston, Wilkinson, Haynes dan
Campbell, 2013) menjelaskan bahwa ada beberapa alasan mengapa penggunaan
terapi alternatif dan komplementer meningkat dari tahun ke tahun yaitu ;
ketidakpuasan dari hasil terapi medis secara konvensional, karena keinginan secara
pribadi untuk mengontrol proses pengobatan, dan karena pandangan secara filofis.
Lebih lanjut Ferrell, Coyle dan Paice (2015) mengidentifikasi beberapa alasan pasien
memilih terapi alternatif dan komplementer yaitu prognosis yang buruk, fokus
perawatan pada rasa nyaman bukan untuk mengobati, keinginan untuk lebih aktif
dalam memilih metode pelayanan secara pribadi, mengurangi efek samping
pengobatan, mengurangi komplikasi penyakit, keinginan untuk memenuhi semua
pilihan layanan, saran dari keluarga/orang terdekat untuk menggunakan terapi
alternatif dan komplementer, pandangan secara filosofis dan budaya, lebih murah
dibandingkan dengan pengobatan secara medis, akses yang lebih mudah,
ketidakpuasan dan hilangnya kepercayaan terhadap pengobatan medis, keinginan
untuk melakukan perawatan penyakit secara alamiah, harapan akan adanya
perubahan perkembangan penyakit, adanya perasaan ketidakberdayaan dan
keputusasaan, meningkatkan sistem imun, meningkatkan kesehatan secara umum,
dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
matahari. Penggunaan warna yang sudah dilakukan sejak dahulu yaitu penggunaan
warna hijau pada seragam TNI dengan maksud penyamaran dari musuh. Dari berbagai
warna banyak diantaranya yang dapat dijadikan sebagai terapi penyembuhan penyakit
yaitu warna merah dan kuning dapat menaikan tekanan darah, warna biru tidak
memiliki efek yang signifikan serta hijau dapat menurunkan tekanan darah
II.2. Terapi Warna & Akupuntur Warna
Warna langit dan banyak hal lain yang mempengaruhi suasana hati kita dan
perilaku. Terapis percaya warna yang memiliki efek pada kita masing-masing. Terapis
menggunakan pendekatan ini untuk memulihkan sel ke tingkat yang bahkan
keseimbangan dan untuk merangsang proses penyembuhan. Karena warna bisa
memiliki baik dampak positif dan negatif, warna tertentu dan jumlah warna yang akurat
sangat penting dalam penyembuhan. Warna akupunktur menggabungkan konsep warna
dan akupunktur sebagai cara untuk sumbatan jelas dan mengembalikan energi yang
sehat.
Tiap warna sesuai dengan aspek tertentu dari seseorang yang berubah dari
waktu ke waktu. Warna membantu tubuh dalam kemampuan alami untuk
keseimbangan itu sendiri, yang digunakan selama berabad-abad terutama di Asia.
Terapi Cahaya merangsang titik dan meridian-grid bidang cahaya untuk memfasilitasi
migrasi cahaya dalam tubuh 'sendiri' galaksi. hormonal kegiatan internal dapat dikaji
ulang melalui perubahan cahaya melalui mata, sebagai saraf optik mengkonversi
cahaya menjadi listrik yang kemudian melintasi organ, meridian dan sistem syaraf
tubuh kita. Warna dan terapi cahaya dapat regenerasi sel dan darah, dan dapat yang
sederhana seperti menerapkan kekuatan kasih dan penyembuhan oleh Tuhan dan setiap
7
dokter yang baik akan memasok kepada siapa pun. Warna pelangi adalah irisan dari
matahari.
Banyak konsep pengobatan Cina tidak memiliki mitra dalam pengobatan Barat.
pengobatan Cina memandang pikiran dan tubuh sebagai sistem energik yang tidak
dapat dipisahkan dari satu sama lain atau alam semesta. Organ tidak, seperti dalam
Kedokteran Barat, struktur berfungsi terpisah, namun saling berhubungan sistem organ
yang bekerja sama untuk menjaga tubuh berfungsi dengan baik. Dalam pengobatan
Cina seperti dengan terapi warna itu adalah pasien dan bukan penyakit yang diobati.
2. Psikologis elemen
7. Spiritual elemen
8
3. Pengangkutan oksigen dalam tubuh
6. Itu, emosi dan mental keseimbangan fisik oleh harmonisasi dan cahaya
keseimbangan warna tubuh
Warna memasuki tubuh kita dan bekerja melalui kulit, mata, titik akupunktur
dan makanan. Setiap warna mengandung berbagai elemen yang diperlukan untuk
kelangsungan hidup kita. Energi cahaya dan warna yang sedang diangkut melalui
saluran meridian dan sistem limfatik tetapi juga melalui sel-sel molekul kami, dan
DNA. Terbuka tubuh yang lebih adalah untuk warna, semakin cepat akan transportasi
energi dan informasi warna untuk jaringan dan sel-sel seluruh tubuh.
Terapi warna yang dikenal juga dengan nama chromatherapy didasarkan pada
pernyataan bahwa setiap warna tertentu mengandung energi-energi penyembuh dan
berpengaruh pada fisik manusia (Daggaet, 2008) Warna tertentu bisa berpengaruh pada
psikofisiologis seseorang. Pada manusia warna selain berpengaruh pada reaksi
fisiologis relaksasi pada otot polos, warna juga memberi berbagai pengaruh pada
kondisi psikologis manusia (Torrice, 2000). Warna memiliki berbagai karakteristik
energi yang berbeda–beda apabila diaplikasikan pada tubuh. Pembelajaran mengenai
pengaruh warna terhadap perilaku, emosi dan fisik manusia ini dikenal dengan sebutan
psikologi warna.
Warna hijau menimbulkan rasa nyaman, rileks, kalem, mengurangi stres,
menyeimbangkan, dan menenangkan emosi. Warna hijau untuk mereka yang menderita
lemah jantung, sakit pernapasan, dan kanker. Orange Warna yang ceria. mampu
membebaskan dan melepaskan emosi, menghilangkan rasa mengasihani diri, rasa tak
berguna, dan tak ingin memaafkan. Ungu menimbulkan efek yang dalam pada jiwa dan
telah digunakan dalam psikiatri untuk membantu menenangkan pasien yang menderita
sejumlah gangguan mental dan gangguan panik. Jingga lebih berfungsi untuk
mengatasi masalah alergi dan konstipasi atau sembelit. Biru Warna yang dingin dan
9
menenangkan. Putih warna yang betul-betul suci, warna perlindungan yang membawa
damai dan perasaan nyaman. Hitam warna yang membuat nyaman, melindungi, dan
misterius, berhubungan dengan kesunyian. Hitam mencegah kita untuk tumbuh dan
berubah. (Martinson, 2002; Nicholson, 2002; Pytel, 2006)
Warna hijau menurut Pytel (2006) akan menurunkan tahanan perifer akibat
vasodilatasi yang ditimbulkan karena berbanding lurus dengan peningkatan kadar beta
endorphin dan melatonin sehingga meningkatkan perfusi darah kejaringan termasuk ke
kortek serebral dan selanjutnya memperbaiki sirkulasi seluler neuron dan
meningkatkan neurotransmitter acetilkolin sehingga meningkatkan fungsi kortek
cerebri terutama daerah frontal sehingga meningkatkan performa kognitif. Disamping
itu warna hijau juga merangsang hipotalamus mengurangi pelepaskan
adrenocorticotropin hormone sehingga meningkatkan kemampuan belajar dan memory
(Schwartz, 2005).
NO TINDAKAN NILAI
0 1 2
TAHAP PRE INTERAKSI
1 Kesiapan diri sebelum terapi, observasi catatan perkembangan klien
2 Identifikasi pilihan warna yang akan digunakan dalam terapi.
(misalnya warna Merah, Biru, Orange, Hijau, Kuning, Putih, Unggu
dll) masing-masing warna memiliki indikasi tertentu.
3 Identifikasi sumber daya (misalnya, tenaga, ruang, peralatan, uang
dan lain-lain) yang diperlukan selama terapi.
4 Tentukan sasaran: individu/keluarga/kelompok dan lain-lain
TAHAP ORIENTASI
5 Memberi salam
6 Memperkenalkan diri
7 Bina hubungan saling percaya
8 Menjelaskan tujuan, prosedur tindakan, persetujuan, memberikan
kesempatan klien bertanya sebelum melakukan terapi.
10
9 Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tanpa gangguan.
TAHAP KERJA
10 Bantu klien untuk memilih posisi yang nyaman.
11 Berikan balon pada klien untuk dipegang.
12 Menginstruksikan klien untuk menutup mata sambil membayangkan
warna hijau (dilakukan selama 5 menit)
13 Membuka mata kemudian melihat balon berwarna hijau yang sedang
dipegang.
14 Ulangi hal tersebut sebanyak 2 kali
TAHAP TERMINASI
15 Evaluasi perasaan responden setelah melakukan terapi
16 Evaluasi hasil kegiatan (kenyamanan klien)
17 Simpulkan hasil kegiatan
18 Berikan umpan balik positif
19 Kontrak pertemuan selanjutnya
20 Bereskan alat-alat
Keterangan :
0 : Tidak Dilakukan
1 : Dilakukan Sebagian
2 : DIlakukan Semua
11
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
12
Daftar Pustaka
13