Вы находитесь на странице: 1из 10

MEKANISME KOPING IBU YANG MENGALAMI POSTPARTUM BLUES

Silvrida Silaen1, Misrawati2, Sofiana Nurchayati3

Program Studi Ilmu Keperawatan


Universitas Riau
Email: Silvrida@ymail.com

Abstract

Postpartum blues arises when a mother failed to accept their condition caused of pregnancy, pregnancy process ,delivery and
post partum. This research is highly essential since postpartum blues which is known as a form of a light depression,can
develop into postpartum depression if it is not well handled. This research is aimed to explore coping mechanism who has
postpartum blues by using qualitative research method with Phenomenology approach. Four participants which are chosen by
purposive sampling technique have experienced data saturation from local State hospital Arifin Achmad Pekanbaru. Data is
gathered through interview (In depth interview), field record, the input result of The Edinburgh Postnatal Depression Scale
(EPDS) and analyzed by using Colaizzi method. the result of the research identifies two theme, they are coping mechanism and
coping impact which are used. Coping mechanism which is used is by the participant namely coping and maladaptive
mechanism and the impact coping which is used namely positive and negative impact. The result of this research suggests the
nurses to give more attention to the psychological health of a mother after delivery by giving support therapy by doing so, it
will show emotional concerns, appreciations, and informations or by giving nursery aid to the mother after delivery.

Keywords: coping mechanism, postpartum blues

PENDAHULUAN
Postpartum adalah periode setelah bayi lahir diri dan mengalami gangguan-gangguan
sampai organ-organ reproduksi kembali ke psikologis.Marshall (2006) mengungkapkan
keadaan normal dengan waktu enam minggu bahwa ada 3 jenis gangguan afek atau mood pada
(Lowdermik, Perry, Bobak, 2005).Cunningham ibu yang baru melahirkan dari yang ringan
(2006) menyebutkan bahwa postpartum adalah sampai berat yaitu: Postpartum blues, depresi
periode setelah kelahiran, mencakup enam postpartum, dan psikosis postpartum.
minggu berikutnya saat terjadi involusi uterus. Gangguan afek atau mood yang paling sering
Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan dijumpai pada ibu yang baru melahirkan adalah
bahwa postpartum adalah waktu setelah postpartum blues. Angka kejadian postpartum
melahirkan sampai enam minggu sehingga organ blues di beberapa negara berdasarkan penelitian
reproduksi kembali normal. Faisal-Cury, et al (2008) yaitu Jepang 15% -
Periode pascapartum adalah masa dimana 50%, Amerika Serikat 27%, Perancis 31,7%,
tubuh akan mengalami perubahan baik fisiologis Nigeria 31,3% dan Yunani 44,5%. Prevalensi
maupun psikologis. Proses adaptasi fisiologis untuk Asia antara 26 - 85%, sedangkan prevalensi
meliputi perubahan tanda-tanda vital, di Indonesia yaitu antara 50 - 70% (Munawaroh,
hematologi,sistem kardiovaskuler, perkemihan, 2008).
pencernaan,sistem musculoskeletal, sistem Postpartum blues merupakan suatu sindroma
endokrin dan organ reproduksi, sedangkan proses gangguan efek ringan yang dialami oleh ibu
adaptasi psikologis adalah proses yang akan setelah melahirkan, hal ini berkaitan dengan
melewati tiga fase penyesuaian ibu terhadap bayinya. Postpartum blues sering disebut dengan
perannya sebagai orang tua, yaitu fase dependen maternity blues atau baby sindrome, yaitu kondisi
(taking in) fase dependen-mandiri (taking hold) yang sering terjadi dalam 14 hari pertama setelah
dan fase letting go (Pillitteri, 2007; Bobak, melahirkan dan cenderung lebih buruk pada hari
Lowdermik & Perry, 2005). ketiga dan keempat (Surrinah, 2008). Menurut
Perubahan tersebut merupakan perubahan Bobak (2005) menyebutkan postpartum blues
psikologis yang normal terjadi pada seorang ibu adalah suatu tingkat keadaan depresi bersifat
yang baru melahirkan. Namun hanya sebagian sementara yang dialami oleh kebanyakan ibu
ibu postpartum yang dapat menyesuaikan diri, yang baru melahirkan karena perubahan tingkat
sebagian yang lain tidak berhasil menyesuaikan

JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014


hormon, tanggung jawab baru akibat perluasan menyeimbangkan dan menyesuaikan diri
keluarga dan pengasuhan terhadap bayi. diperlukan adanya perilaku coping yang dapat
Penyebab postpartum blues belum diketahui membantu ibu postpartum dalam kondisi
secara pasti. Namun kejadian postpartum blues seimbang, sehingga tidak mengalami gangguan
dipengaruhui dua faktor yaitu faktor internal dan dalam tahap perkembangannya yaitu postpartum
faktor eksternal. Faktor internal yang depression dan postpartum psikosis (Hasjanah,
mempengaruhi terjadinya postpartum blues 2013).
antara lain fluktuasi hormonal, faktor psikologis Lazarus & Folkman (1985) dalam Hasjanah
dan kepribadian, adanya riwayat depresi (2013) menjelaskan coping adalah sebagai pikiran
sebelumnya, riwayat kehamilan dan persalinan dan perilaku yang digunakan untuk mengatur
dengan komplikasi, persalinan sectio caesarea, tuntutan internal maupun eksternal dari situasi
kehamilan yang tidak direncanakan, bayi berat yang menekan, sedangkan Sunberg, Winebager
badan lahir rendah (BBLR), dan pada ibu yang dan Taplin (2007) menyatakan coping dikaitkan
menyusui dan mengalami kesulitan dalam dengan mekanisme pertahanan diri yang lebih ke
menyusui serta ibu yang tidak mempunyai perilaku yang disadari baik coping yang sifatnya
pengalaman merawat bayi (Henshaw, 2003). positif maupun negatif. Menurut Caplin (2006)
Gejala-gejala yang dapat timbul saat coping juga didefinisikan sebagai perilaku
mengalami postpartum blues seperti: reaksi individu dalam melakukan interaksi dengan
depresi / sedih / disforia, mudah menagis lingkungan sekitarnya dengan tujuan untuk
(tearfulness), mudah tersinggung (irritable), menyelesaikan suatu tugas atau masalah.
cemas, nyeri kepala (headache), labilitas Penelitian yang dilakukan Hasjanah (2013)
perasaan, cenderung menyalahkan diri sendiri, pada ibu primipara (melahirkan anak pertama)
merasa tidak mampu, gangguan tidur dan yang melibatkan 2 responden didiagnosa
gangguan nafsu makan (appetite). Gejala-gejala mengalami postpartum blues. Coping yang
ini mulai muncul setelah persalinan dan pada digunakan ketika mengalami postpartum blues
umumnya akan menghilang dalam waktu antara atau baby blues syndrome adalah assistance
beberapa jam sampai sepuluh hari atau lebih. seeking, information seeking, direct action, positif
Namun pada beberapa minggu atau bulan reapraisal dan self critism. Skrinner (Sarafino,
kemudian dapat berkembang menjadi keadaan 2006) mengatakan assistance seeking,
yang lebih berat (Bobak, Lowdermilk & Perry, information seeking, direct action adalah mencari
2005; Nirwana, 2011). dukungan, informasi, bantuan berupa nasehat
Postpartum blues dapat terjadi pada semua kepada orang lain yang bertujuan agar ilmu
ibu postpartum dari etnik dan ras manapun dan pengetahuannya semakin bertambah dan mampu
dapat terjadi pada ibu primipara maupun mengatasi masalahnya, sehingga memberikan
multipara (Henshaw, 2003). Ibu primipara yang terbaik bagi anaknya. Positive reappraisal
merupakan kelompok yang paling rentan adalah melihat sisi positif dari masalah yang
mengalami depresi postpartum dibanding ibu dialami dengan mengambil manfaat atau
multipara atau grandemultipara. Penelitian keuntungan dari pengalaman tersebut, sedangkan
Machmudah (2010) menyebutkan bahwa dari 37 self critism adalah larut dalam permasalahan dan
ibu primipara 14% mengalami postpartum blues, menyalahkan diri sendiri atas kejadian atau
sedangkan 65 ibu multipara 12% mengalami masalah yang dialaminya, merasa tidak mampu
postpartum blues. Studi pendahuluan yang dalam membahagiakan anaknya dan
dilakukan peneliti bulan Januari 2014 di RSUD menyalahkan dirinya sendiri.
Arifin Achmad Pekanbaru didapat dari 5 ibu Penelitian yang dilakukan Rahmandani
primipara 3 orang mengalami postpartum blues, (2007) di RSUD Semarang terhadap responden
sedangkan dari 5 ibu multipara 2 ibu yang yang menjalani persalinan sectio caesarea,
mengalami postpartum blues. persalinan prematur, dan ibu multipara yang
Ibu yang mengalami postpartum blues mengalami postpartum blues. Dalam penelitian
biasanya akan mengalami kesulitan dalam ini coping yang digunakan adalah coping positif
menyesuaikan diri karena mengalami yang menggambarkan bagaimana memaknai
ketidakseimbangan dalam diri ibu yang telah kehidupan spritual dan bagaimana pengaruh
melewati persalinan. Sehingga untuk penanaman budaya setempat dalam

JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014


penanggulangan postpartum blues. Jadi strategi Arifin Achmad Pekanbaru dengan menggunakan
penanggulangan yang digunakan adalah teknik purposive sampling.
menunjukkan kecenderungan fleksibilitas dalam Instrumen utama dalam penelitian ini adalah
menangani faktor-faktor yang memicu timbulnya peneliti sendiri, namun terdapat dua jenis
gejala postpartum blues. instrumen yang dibuat, yaitu instrumen berupa
Studi pendahuluan dilakukan peneliti pada kuesioner data demografi dan kuesioner The
tanggal 28 Januari 2014 - 30 Januari 2014 kepada Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS)
2 partisipan yang mengalami postpartum blues di serta daftar pertanyaan terbuka untuk wawancara.
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Dari hasil Peneliti juga menyediakan alat penunjang seperti:
wawancara, partisipan mengungkapkan bahwa alat perekam berupa tape recorder, fileld note
mereka merasa cemas dan gelisah memikirkan (catatan lapangan) yaitu untuk mencatat hal-hal
tentang bagaimana merawat anak di rumah dan yang diamati peneliti selama proses wawancara
penambahan beban perekonomian keluarga yang atau apapun yang dianggap penting oleh peneliti
semakin meningkat, sehingga hal ini membuat (Poerwandari, 2005).
partisipan kesulitan tidur dan terkadang ingin Data dikumpulkan dengan menggunakan
menangis. Saat ditanya tentang coping mereka wawancara mendalam (indepth interview), yaitu
dalam mengatasi perasaan-perasaan yang suatu cara mengumpulkan data dengan maksud
membuat mereka merasa tidak nyaman dengan untuk menetapkan gambaran lengkap tentang
lingkungannya, salah satu ibu mengatakan bahwa topik yang diteliti (Moleong, 2012). Proses
ia berdoa kepada Tuhan supaya anaknya sehat, analisis data pada penelitian ini dilakukan oleh
keluarganya diberi rezeki yang banyak dan peneliti langsung setelah mengumpulkan data dari
memandang positif ke depan bahwa ia dan masing-masing partisipan. Metode analisi yang
suaminya dapat memberikan yang terbaik bagi digunakan adalah content analysis yaitu proses
anaknya. mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke
Berdasarkan fenomena di atas peneliti dalam suatu pola, kategori, dan suatu uraian dasar
tertarik dan menganggap penting untuk menggali (Moleong, 2007).
dan mencari jawaban tentang bagaimana respon
dan cara yang dilakukan oleh ibu postpartum HASIL
dalam menghadapi stress yang diakibatkan oleh Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 Juni –
permasalahan perubahan peran dan penambahan 30 Juni 2014 pada partispan dengan ibu pasca
perekonomian yang akan peneliti tuangkan ke melahirkan dengan tindakan sectio caesarea yang
dalam penelitian yang berjudul “Mekanisme dirawat di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
koping ibu yang mengalami postpartum blues” Pekanbaru. Berdasarkan penelusuran partisipan,
jumlah partisipan adalah 4 partisipan yang
METODOLOGI PENELITIAN ditentukan berdasarkan saturasi data.
Penelitian ini menggunakan penelitian Pengumpulan data dilakukan dengan metode
kualitatif dengan desain pendekatan indepth interview yang berupa jawaban, ucapan
fenomenologi. Streubert & Carpenter (2003) ataupun perilaku yangtampak sebagai fenomena
menyatakan riset fenomenologi merupakan suatu yang ditemui di lapangan penelitian.
metode penelitian yang kritis dan menggali Analisa Tematik
fenomena yang ada secara sistematis. Metode ini Dari hasil indepth interview, kemudian
memahami individu dengan segala peneliti membuat verbatim, melakukan
kompleksitasnya sebagai makhluk subyektif dan pengelompokkan kata kunci sehingga
melihat manusia sebagai sistem yang berpola dan menghasilkan kategori, selanjutnya kategori
berkembang. Penelitian ini berusaha untuk dikelompokkan dalam subtema dan subtema
mengali, mengeksplorasi, mengumpulkan, dan dikelompokkan menjadi tema. Hasil analisa
menganalisis secara menyeluruh dan mendalam terhadap verbatim dan field note dari keempat
tentang mekanisme koping yang mengalami partisipan tersebut peneliti mendapatkan 2 tema
postpartum blues. Sampel pada penelitian ini yaitu meknisme koping yang digunakan
adalah ibu postpartum yang mengalami partisipan, dan dampak coping yang digunakan.
postpartum blues di wilayah kerja Rumah Sakit

JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014


1. Mekanisme Koping yang digunakan suami, keluarga dan teman-teman terdekat
Tema ini muncul dari subtema cara partisipan yang mendorong partisipan dalam
mengatasi masalah/kesulitan yang dialami menghadapi masalah.
partisipan. Partisipan mengungkapkan “Sekarang ini teman curhat ya keluarga,
mekanisme koping yang digunakan dalam suami mana ada di sini. Kakak cerita dengan
mengatasi masalah yang sedang dialaminya keluarga yang ada di kampung dan terkadang
mengunakan koping adaptif dan maladaptif. teman-teman kakak yang disini. Dengan begitu
a. Berbicara dengan suami, keluarga dan orang beban kakak berkurang karena mereka selalu
lain memberikan semangat bagi kakak” (P1)
Tiga partisipan mengungkapkan
kemampuannya dalam mengatasi masalah “Ibu kuat karna dukungan suami dan keluarga
yang dihadapinya dengan berbicara dengan ibu, itu sangat membantu ibu dalam
suami, keluarga dan orang lain. menghadapi situasi seperti sekarang ini,
“Sekarang ini teman curhat ya keluarga, apalagi suami ibu sangat memberikan
suami mana ada di sini. Kakak cerita dengan semangat bagi ibu yang selalu mengatakan
keluarga yang ada di kampung dan terkadang bahwa Tuhan akan selalu memberikan
teman-teman kakak yang disini” (P1) berkatnya bagi keluarga ibu” (P2)

“Ibu kuat karna bisa bertukar pikiran dengan “Sekarang ini keluarga ibu, atuknya datang
suami dan keluarga ibu, itu sangat membantu selalu ke rumah untuk memberi ibu kekuatan
ibu dalam menghadapi situasi seperti dalam menjalani situasi seperti sekarang ini.
sekarang ini.(P2) (P3)

“Kalau ibu memikirkan keuangan dan “Teman untuk menjalani situasi seperti ini dek
masalah kebutuhan hidup yang ibu lakukan hanya suami, selalu bertukar pikiran dan
berbicara dengan suami, keluarga dan orang saling menguatkan kakak dalam menghadapi
lain, dengan begitu bisa membuat ibu lebih masalah” (P4)
tenang. (P3)
d. Mencari Dukungan Spritual (berdoa)
“Teman untuk menjalani situasi seperti ini dek Dua dari partisipan mengungkapkan
hanya suami kakak, selalu bertukar pikiran kemampuan dalam mengatasi masalah yang
dan saling menguatkan kakak dalam dihadapi dengan mencari dukungan spiritual
menghadapi masalah” (P4) (berdoa).
“Ibu kuat karna dukungan suami dan keluarga
b. Mengambil hikmat dari sakitnya ibu, itu sangat membantu ibu dalam
“ahhhh....kakak mengambil hikmat dari menghadapi situasi seperti sekarang ini.
masalah yang kakak hadapi dari masa lalu Kemudian ibu juga berdoa kepada Tuhan,
sampai sekarang dek, kakak sudah pernah menangis dihadapan Tuhan, ibu percaya pasti
gagal sekali dengan ito mu (panggilan karena akan diberikan yang terbaik buat keluarga
satu marga), jadi sekarang kakak ambil ibu. Ibu beribadah 3 kali dalam seminggu,
pelajaran saja, ambil hikmat dari segalanya yaitu ada Pendalaman Alkitab, Doa keluarga,
berfikir positif ke depan saja, dengan begini dan ibadah ke gereja tiap hari minggu, dengan
akan terjadi seperti ini, jadi dari sini kakak tahu ibu ikuti itu memberikan ketenangan kepada
apa yang tidak bisa dan bisa dikerjakan....yaa ibu.” (P2)
pandang sisi positif dari yang kakak alami
sekarang ini.” (P1) “Pertama kakak berdoa dek, berdoa kepada
Tuhan untuk diberi kemudahan dalam hidup
c. Memanfaatkan dukungan sosial kakak dan masalah kakak, karna kakak
Keempat partisipan mengatakan salah satu percaya Tuhan tidak akan memberikan yang
cara mereka mampu menghadapi masalah dan buruk kepada kita.” (P4)
yang membuat partisipan kuat dalam menjalani
kehidupan adalah dengan adanya motivasi dari

JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014


2. Dampak coping yang digunakan
e. Mencari Informasi Tema ini muncul dari subtema pengaruh
Dua partisipan mengungkapkan cara coping yang digunakan partisipan dalam
mengatasi kecemasan dan kekhawatiran menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
partisipan dengan mencari iinformasi kepada Dampak coping yang digunakan partisipan
keluarga dan teman – teman mereka. memiliki dampak positif dan dampak negatif.
“Tapi kalau untuk merawat anak, ibu Tiga partisipan memiliki dampak positif dari
bertanyya kepada keponakan ibu yang coping yang mereka gunakan dalam
kedokteran, mungkin bisa membantu ibu menyelesaikan masalah yang mereka alami.
dalam memberikan yang terbaik bagi anak “Tapi tetap kakak mengambil hikmat dari
dan juga dibantu anak ibu yang besar ini” masalah yang kakak hadapi dari masa lalu
(P3) sampai sekarang dek, kakak sudah pernah
gagal sekali dengan ito mu (panggilan karena
“Kakak cemas apa bisa kembali lagi seperti satu marga), jadi sekarang kakak ambil
semula, kakak bisa melahirkan normal, ini pelajaran saja, ambil hikmat dari segalanya
sering kakak tanya pada keluarga dan berfikir positif ke depan saja,...yaa pandang
teman-teman, apakah kakak bisa melahirkan sisi positif dari yang kakak alami sekarang
normal.” (P4) ini.” (P1)

f. Distraksi “(Menggelengkan kepala) tidakkk laa,,sama


Tiga partisipan mengungkapkan bahwa sekali tidak mengganggu, karena saya berfikir
partisipan menggunakan koping distraksi itu kan masalah yang harus deselesaikan,
dengan menonton, tidur dan sering makan bukan di biarkan begitu saya, itu tidak
dalam mengatasi perubahan perasaan yang mengganggu pekerjaan saya dirumah, apalagi
mengganggu keseharian partisipan. mengganggu kasih sayang saya kepada anak,
“Kalau kakak lagi sedih dek, kakak bawa saya makin menyayanginya dan mencari jalan
menonton dan tidur saja, dengan begitu untuk memberikan yang terbaik bagi kedua
kakak tidak kepikiran lagi dan sedikit lebih anak saya” (P2)
tenang, lebih sering itu yang kakak lakukan,
lebih nyaman rasanya, disaat tidak ada “Kakak langsung ingat kepada Tuhan dan
teman cerita dan sendirian di rumah” (P1) kakak yakin pasti bisa memberikan yang
terbaik buat keluarga kakak dengan begitu
“Ammmm....saya tidak tidak tahu melakukan kakak semakin menyayangi anak-anak kakak
apa-apa, terkadang untuk keluar dari dan juga suami...karena hanya mereka harta
masalah,,,,nenangin pikiran saya sering kakak, orang yang sangat kakak sayangi.”(P4)
makan, dengan makan pikiran saya tenang ,
tidak kepikiran lagi, tidak fokus dengan apa Tiga partisipan mengungkapkan dampak dari
yang saya pikirkan itu, kadang juga saya coping yang mereka gunakan dalam menghadapi
tidur untuk menenangkan pikiran, dengan masalah menimbulkan dampak negatif terhadap
tidur itu kita tidak lagi memikirkan tugas dan tanggungjawab kepada anaknya..
masalah,,itu yang selalu saya lakukan untuk “Hahhhhh....sangat mengganggu dek, kadang
meredam perasaan dan pikiran dari kalau sibuk dengan memikirkan hal tersebut,
masalah” (P3) masalah duit, suami yang belum datang,
keluarga yang tidak ada datang, kakak sering
“Kakak dirumah tidur dek untuk ketiduran, lupa memberi minum ASI anak
menenangkan pikiran, kadang kakak kakak, saat kakak menonton untuk
menyendiri, tidak mau ngomong sama orang menghilangkan pikiran itu anak ngak kakak
lain bahkan sama suami sendiri pun. perhatikan sudah kencing dan basah sampai
Kemudian kakak juga kadang melamun dan berjam-jam.. pekerjaan rumah yang seharusnya
menangis memikirkan hidup kakak.” (P4) siap 1 jam ini kadang di kerjakan setelah 1 hari
bertahan seperti mencuci pakaian dek.

JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014


Yaaa,,,sangat mengganggu kakak dalam realita, mengganggu hubungan interpersonal
keseharian laaa. “ (P1) dan membatasi kemampuan dalam bekerja
(Sarafino, 2006)
“Kalau saya sering makan tidak berpengaruh Suatu bentuk pemecahan masalah yang paling
pada pekerjaan rumah, tapi kalau ketiduran efektif dan realistis dalam menangani masalah
kadang kelupaan memberi minum anak, tapi psikologis dalam kurung waktu yang lama untuk
kalau anak saya itu disini, tidak terlalu mengurangi dampak atau efek psikologis yang
menggangu, karna kalau saya tidur dia yang terjadi adalah bercerita dengan orang lain
memberi minum anak saya/adiknya, jadi kalau “curhat” (cuhat pendapat dari hati ke hati) dengan
dia tidak disini saja kelupaan kasih minum.“ teman, keluarga dan pasangan sendiri (Rasmun,
(P3) 2009). Berbagi cerita dengan suami, keluarga dan
orang lain merupakan suatu cara yang
“Ya tidak sih dek, kadang kalau sering tidur kan memberikan kelegaan bagi seseorang. Hasil
bisa saja ketiduran, dengan ketiduran lupa penelitian menunjukkan bahwa keempat
kasih minum anak, kadang sudah lewat 2 jam partisipan menggunakan coping yaitu berbagi
waktu minum ASI, tapi sedikit menenangkan cerita dengan suami, keluarga dan orang lain
pikiran saja, dan tidak selamanya begitu.” (P4) untuk menyelesaikan masalah yang mereka alami
dan mengatasi perubahan yang terjadi pasca
PEMBAHASAN melahirkan, dimana partispan mendapat nasehat,
1. Mekanisme koping yang digunakan masukan, saran dan motivasi yang membuat
Berdasarkan hasil penelitian yang telah mereka semangat, kuat dalam mengatasi masalah
dilakukan kepada keempat partisipan yang yang mereka alami. Penelitian Nurfita (2007)
mengalami postpartum blues didapatkan menyatakan bahwa mekanisme koping yang
bahwa cara yang digunakan partisipan dalam digunakan partisipan merupakan suatu
menyelesaikan masalah, mengatasi perubahan kecenderungan bahwa suami atau keluarga
yang terjadi dan situasi yang mengancam, baik merupakan tempat berbagi cerita, lebih banyak
secara kognitif maupun perilaku adalah koping melakukan pengungkapan bersama sehingga
adaptif dan koping maladaptif. Keempat menghasilkan ikatan keluarga yang lebih kuat
partisipan menggunakan koping adaptif dan (Rasmun, 2009).
koping maladaptif secara bersamaan dan Hasil penelitian menyatakan bahwa P1
bergantian dalam mengahadapi perubahan menggunakan coping mengambil hikmat dari
yang diterimanya. sakitnya atau positive reappraisal. Menurut
Skinner (Sarafino, 2006) menjelaskan positive
Koping adaptif digunakan ketika reaprapraisal adalah melihat sisi positif dari
partisipan mengerti bahwa setiap masalah masalah yang dialami dalam kehidupannya
dalam hidup tidak dapat dihindari tetapi harus dengan mengambil manfaat atau keuntungan dari
dihadapi dan diselesaikan. Hal ini tidak hanya pengalaman tersebut. Seseorang dalam
dilakukan partisipan secara individual, tetapi menghadapi masalah dalam hidupnya, setidaknya
dukung sosial juga mempengaruhinya dalam harus dihadapi dengan berfikir positif dan dapat
melakukan coping tersebut untuk mengambil hikmat dari masalah tersebut.
menyelesaikan masalah dan mengatasi Manusia diharapkan mau menerima kenyataan
perubahan yang terjadi akibat situasi yang tersebut sebagai sebuah ujian dan cobaan yang
mengancamnya. Sadock dan Virginia (2007) harus dihadapi tanpa menurunkan semangat
menyatakan dukungan sosial merupakan motivasi untuk selalu menyelesaikan masalahnya
pendukung paling utama dalam membentuk (Nasir & Muhith, 2011).
mekanisme koping yang efektif atau adaptif, Hal ini serupa dengan penelitian Rahmandani
sedangkan koping maladaptif yang digunakan (2007) yang menyatakan bahwa usaha partisipan
partisipan muncul disaat partisipan merasa dalam melakukan coping bertujuan untuk keluar
lemah fisik, lemah dalam melakukan ibadah, dari perasaan-perasaan yang membuat partisipan
ketika dalam kesendirian, dan kurang dan lingkungan merasa tidak nyaman dan
mendapat dukungan sosial membuat partisipan partisipan tidak terlalu larut dalam kesedihan atas
menggunakan coping yang dapat mengganggu ketidakmampuannya dalam memberikan yang

JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014


terbaik pada bayinya. Partisipan mengunakan ini P3 menerima dukungan instrumental dari
coping cognitive redefinition yang merupakan ayahnya berupa beras dan biaya keperluan
strategi kognitif yang digunakan dengan cara kebutuhan anaknya. Hal ini juga didukung
mendefinisikan kembali situasi stressfull secara penelitian Leny & Hepi (2008) menyatakan
positif. Strategi ini dibedakan dari mekanisme bahwa partisipan dalam penelitian ini mendapat
koping pertahanan diri seperti rasionalisasi karena dukungan sosial dari saudara dan temannya baik
memiliki self deception yang lebih kecil dan dukungan informatif yaitu mendapat nasehat,
dilakukan secara sadar. Partisipan mampu masukan dan saran dalam menghadapi
memahami dan memaknai setiap kejadian masalahnya serta dukungan instrumental yang
sehingga semua yang dilakukan bernilai positif. diterimanya dari anak-anaknya yang sudah
Pemanfaatan dukungan sosial (utilizing bekerja.
social support) merupakan tindak lanjut dalam Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa
penyelesaian masalah yang dihadapi ketika partisipan yang menggunakan koping adaptif
masalah itu belum terselesaikan. Hal ini tidak yaitu mencari dukungan spiritual (berdoa). P2 dan
terlepas dari ketidakterbatasan manusia dalam P4 dalam penelitian ini mengatakan cara yang
menyelesaikan masalah yang dihadapinya bahwa mereka lakukan untuk menyelesaikan masalah,
tidak semua orang mampu menyelesaikan mengatasi perubahan yang terjadi akibat situasi
masalah sendiri (Nasir & Muhith, 2011). yang mengancam dengan mencari dukungan
Hasil penelitian ini keempat partisipan spiritual (berdoa) atau mendekat diri kepada
mendapat dukungan dari suami, keluarga, dan Tuhan Yang Maha Kuasa. Ketika partisipan
teman dalam menyelesaikan masalah yang mengalami bahwa harapan yang diinginkan masih
mereka hadapi. Effendi dan Tjahjono (2006) belum terwujud maka partisipan juga mendekat
menunjukkan bahwa orang yang memperoleh diri kepada Tuhan supaya Yang Maha Kuasa
dukungan sosial yang tinggi mengalami hal memberikan berkat kepada keluarganya. Hal ini
positif dalam kehidupannya, mempunyai harga relevan dengan penelitian Rahmandani (2007)
diri yang lebih tinggi dan mempunyai pandangan menjelaskan bahwa partisipan mengendalikan
lebih optimis terhadap kehidupannya perasaan dalam dirinya dengan mencari
dibandingkan dengan orang yang mendapat ketenangan dan bantuan dari Tuhan dengan
dukungan sosial yang rendah. beribadah (turning to religion). Hal ini juga
P2 mendapatkan dukungan sosial yang lebih didukung dengan penelitian Suri & Daulay
dari suami dan keluarganya, sehingga partisipan (2008) menjelaskan bahwa dengan mendekatkan
mengalami hal positif, kemampuan yang positif diri pada Tuhan para orangtua lebih mampu
dalam mengatasi masalah yang dialaminya, serta menghadapi masalah dengan pikiran positif.
mempunyai pandangan lebih optimis terhadap Sikap berdoa yang dilakukan partisipan
kehidupannya. Hal ini juga dialami oleh P4 yang merupakan “dedikasi diri” yang memungkinkan
mendapat dukungan dari suami dan keluarga. individu bersatu dengan Tuhan atau Yang Maha
Partisipan mendapat nasehat, petunjuk dan saran Kuasa (Potter & Perry, 2005). Seringkali berdoa
dari keluarga untuk menyelesaikan masalah yang menyebabkan seseorang merasa perbaikan
dihadapinya sehingga partisipan mempunyai suasana hati dan merasakan perbaikan suasana
pandangan lebih optimis terhadap kehidupan hati dan merasakan kedamaian dan ketenangan.
bersama anak dan suaminya. Hal ini juga dirasakan oleh partisipan yang
Menurut Arifin dan Wirawan (2005) mengungkapkan bahwa dengan berdoa dan
menjelaskan bahwa dukungan sosial dapat berupa beribadah hati menjadi tentram, merasakan
dukungan informatif dan dukungan instrumental. kedamaian dan ketenangan. Berdoa dan
Dukungan informatif yaitu dukungan berupa beribadah merupakan Emotional Focused Coping
pemberian nasehat, petunjuk dan saran-saran. Mechanisms menurut Folkman & Lazarus (Afi,
Dalam penelitian ini keempat partisipan 2006).
mendapat dukungan informatif dalam Sarafino (2006) menyebutkan bahwa mencari
menyelesaikan masalahnya yang didapat dari informasi (information seeking) merupakan
suami, keluarga, dan teman. Sedangkan dukungan bertanya kepada orang-orang yang dianggap
instrumental yaitu dukungan mencakup bantuan berkompeten dan berpengalamman, seperti
langsung berupa keperluan sehari-hari. Dalam hal petugas kesehatan, ibu atau tetangga. Informasi

JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014


yang diperoleh selanjutnya digunakan untuk disebabkan coping distraksi yang mereka
membantu penyelesaian masalah. Adapun dalam gunakan yaitu tidur dan menonton untuk
penelitian ini P3 dan P4 menggunakan mengatasi stres, pikiran-pikiran yang
information seeking tentang perawatan bayi dan mengganggu mereka dalam melakukan pekerjaan
dampak dari persalinan sectio caesarea kepada dan perawatan kepada anaknya.
orang-orang yang dianggap partisipan lebih Hal ini serupa dengan penelitian yang
paham dan berkompeten untuk bisa keluar dari dilakukan Nasekah (2013) dengan judul Coping
masalah yang dialaminya. Hasil ini relevan Strategi for Primipara Mother That Experienced
dengan penelitian Hasjanah (2013) yang In Postpartum Depression menjelaskan bahwa
menjelaskan bahwa partisipan menggunakan partisipan dalam penelitian tersebut memiliki
coping information seeking dalam mendapatkan dampak positif dan negatif dari koping yang
dukungan dan pemahaman yang lebih mendalam mereka gunakan dalam menyelesaikan masalah
terkait masalah yang ia hadapi dengan cara dan perasaan yang mengganggu kenyamanan
bertanya mencari informasi kepada orang lain, hidup dan lingkungannya. Dimana dampak positif
mencari tahu pada ahli dan orang yang mungkin yang ditunjukkan partisipan yaitu menemukan
lebih berpengalaman untuk mampu arti hidup dan semakin manyayangi suami dan
menyelesaikan masalahnya dan memberikan yang anaknya, sedangkan dampak negatif yaitu
terbaik buat anaknya. partisipan kehilangan minat untuk melakukan
2. Dampak coping yang digunakan aktivitas dan munculnya perasaan menyesali
Dampak dari coping yang digunakan sangat keadaannya yang sudah mempunyai anak
berbeda antar individu dan sering berhubungan sehingga kasih sayangnya kepada anak
dengan persepsi individual dari kejadian yang berkurang. Hal ini diakibatkan bahwa
penuh stress. Dampak coping yang ditunjukkan kemampuan coping individu tergantung pada
oleh partisipan dalam penelitian ini terdiri dari tempramen, persepsi dan kognisi serta later
dampak positif dan dampak negatif. Dampak belakang budaya/norma tempatnya dibesarkan
positif dan negatif yang muncul pada keempat (Nursalam & Kurniawati, 2008).
partisipan tersebut merupakan reaksi dari coping Kunci keberhasilan seseorang dalam menjalani
yang mereka gunakan dalam penyelesaian hidup adalah ketika seseorang mampu
masalah yang mereka hadapi. mempertahankan kondisi fisik, mental, dan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intelektual dalam suatu kondisi yang optimal
keempat partisipan menunjukkan dampak positif melalui pengendalian diri serta selalu
dan dampak negatif dari coping yang mereka menggunakan mekanisme koping yang positif
gunakan. P2 dan P4 yang cenderung dalam menyelesaikan masalah yang terjadi.
menggunakan koping adaptif dalam mengatasi Mekanisme koping positif digunakan untuk
perubahan dalam hidupnya memiliki dampak mengendalikan diri atas respon yang diterimanya
positif dalam kehidupannya yaitu semakin dengan mengubah cara memandang keadaan dan
menyayangi anak dan suaminya, sedangkan P1 suasana hati dalam struktur kepribadian dan
menemukan arti hidup dari masalah yang egoisme yang sempit ke dalam supper-ego yaitu
dihadapinya. Hal ini terjadi bahwa partisipan dengan memandang sesuatu dalam posisi yang
cenderung menggunakan mekanisme koping terukur dan realistis (Nasir & Muhith, 2011).
adaptif dan memiliki persepsi bahwa mereka akan
mendapatkan yang terbaik kedepannya. Stuart KESIMPULAN
dan Laraia (2005) menjelaskan mekanisme Mekanisme koping yang digunakan ibu
koping adaptif adalah mekanisme koping yang yang mengalami postpartum blues terdapat 2
mendukung fungsi integritas, pertumbuhan, mekanisme koping, yaitu koping adaptif dan
belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah koping maladaptif. Koping adaptif yang
berbicara dengan orang lain, memecahkan digunakan antara lain bercerita dengan suami,
masalah secara efektif, teknik relaksasi, latihan keluarga dan orang lain, menggambil hikmat dari
seimbang dan aktivitas konstruktif. sakitnya, memanfaatkan dukungan sosial,
Hasil peP1 dan P3 memiliki dampak negatif mencari dukungan spritual (berdoa), dan mencari
yaitu kurang perhatian kepada anak dan informasi, sedangkan koping maladaptif yaitu
kehilangan minat melakukan aktivitas. Hal ini

JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014


sering makan, sering tidur, melamun, menyendiri DAFTAR PUSTAKA
dan menonton. Afi, D.N. (2006) Stress dan coping ibu yang
Dampak coping yang digunakan ibu yang belum mempunyai keturunan. Medan:
mengalami postpartum blues yang terjadi dalam Fakultas Kedokteran USU
kehidupannya adalah dampak positif dan dampak Anggraeni, M.D & Saryono (2011) Metodologi
negatif. Dampak positif terdiri dari semakin penelitian kualitatif dalam bidang
menyayangi anak dan suami dan menemukan arti kesehatan. Yogjakarta: Nuha Medika
hidup, sedangkan dampak negatif yang dialami American Psyshiatric Association: Diagnostic
partisipan yaitu kurang perhatian kepada anak and statistical manual of mental
dan kehilangan minat melakukan aktivitas. disorders, (4th ed), Text Revision.
Washington. DC. American Psychiatric
SARAN Association, 2000.
Bagi tenaga penyedia layanan kesehatan Arifin, V.N & Wirawan, H.E. (2005) Coping
dapat lebih memperhatikan kesehatan psikologis terhadap postpartum blues pascasalin
ibu pasca melahirkan dengan memahami pertama.arkhe, No2, 76-88
dinamika terjadinya postpartum blues, gejala- Bobak I.M, Lowdermilk, D.L., & Perry, S.E.
gejala yang terjadi, respon penanggulangan dan (2005) Buku ajar keperawatan
resiko yang mungkin terjadi. maternitas. Edisi 4. Alih bahasa: Maria
Bagi pengembangan ilmu keperawatan & Peter. Jakarta: EGC
khususnya keperawatan jiwa hendaknya Chaplin, J.P. (2006) Kamus lengkap psikologi.
mengembangkan keilmuannya terkait dengan Jakarta: Raja Grafindo Persada.
konsep-konsep stresor dan mekanisme koping Cresswell, J.W. (2008). Research design:
yang terjadi pada kelompok klien yang berada pendekatan kualitatif, kuantitatif dan
pada kondisi risiko. mixed. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Bagi partisipan dan masayarakat diharapkan Cunningham, G. F et al. (2006) Osbtetri
hasil penelitian ini memfasilitasi partisipan dan williams. Edisi 21st ed, vol. 2. Jakarta:
masyarakat secara aktif cara-cara pemecahan EGC
masalah dan mekanisme koping yang tepat Davidson, G.C., Neale, J.M., Kring, A. M.
digunakan dalam mengatasi stres pasca (2006). Psikologi abnormal edisi 9.
melahirkan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Penelitian selanjutnya diharapkan hasil Effendi, R.W & Tjahjono, E (2006)
penelitian ini dapat digunakan sebagai evidence Hubungan antara perilaku coping
based untuk menambah pengetahuan tentang dan dukungan sosial dengan
gambaran mekanisme koping ibu yang kecemasan pada ibu hamil anak
mengalami postpartum blues. Peneliti berharap pertama. Anima, vol 14, No. 54.
pada peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan Elvira, S.D (2006) Depresi pasca
penelitian tentang hubungan dukungan sosial persalinan.Jakarta: Balai Penerbitan
terhadap kejadian postpartum blues yang dapat FKUI
dikembangkan dengan metode dan desain Cury, et al (2008) Maternity “Blues”: Prevalence
penelitian yang berbeda. and Risk Factors. The spanish Journal of
Psychology, vol 11, no. 2, 593-599.
Diunduh dari
1
Silvrida Silaen: Mahasiswa Program Studi Ilmu http://www.ucm.es/info/psi/docs/journal/
Keperawatan Universitas Riau VII_n2_2008/art593/pdf
2
Misrawati: Dosen Departemen Keperawatan Hasnajah, Y. (2013) Coping pada ibu yang
Maternitas Program Studi Ilmu Keperawatan mengalami baby blues syndrome.Skripsi.
Universitas Riau (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas
3
Sofiana Nurchayati: Dosen Departemen Psikologi Universitas Ahmad Dahlan.
Keperawatan Medikal Bedah Program Studi Ilmu Henshaw, C (2003) Mod disturbance in the early
Keperawatan Universitas Riau puerperium: a review. Archives of
Women’s Mental Health, vol 6, No. 2., 33-
42

JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014


Latifah, Lutfatul, & Hartati. (2006) Efektifitas Nursalam & Kurniawati, N. D. (2008). Asuhan
skala edinburgh dan skala beck dalam keperawatan pada pasien terinfeksi
mendeteksi resiko depresi postpartum di HIV/AIDS. Jakarta: Salemba Medika
RSU Prof. DR. Margono Soekarno Pilliteri, A. (2007) Maternal and child health
Purwokerto. Jurnal Keperawatan nursing. Care of childbearing and
Soedirman (The Soedirman Journal of childreadring family. 3th edition.
Nursing), vol 1, No. 1, 15-19 Lippincott williams & Wilkins
Leny & Hepi (2008) Coping behaviour pada ibu Poerwandari, E.K. (2007). Pendekatan kualitatif
rumah tangga yang memutuskan tidak untuk penelitian perilaku manusia.
menikah lagi karena suaminya meninggal. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia:
Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Lembaga Pengembangan Sarana
dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Pengukuran dan Pendidikan Psikologi
Indonesia (tidak diterbitkan) (LPSP3).
Lowdermilk, D.L, Perry, S.E., & Bobak, I.M Polit, D.F., & Beck, C.T. (2006). Essentials of
(2000) Maternity women’s health care. 7th nursing research: methods, appraisal, and
ed. St. Louis: Mosby Inc utilization. (6th ed.). Philadelphia:
Machmudah. (2010). Pengaruh Lippincott Williams & Wilkins.
persalinan dengan komplikasi terhadap Rahmandani, A. (2007) Strategi penanggulangan
kemungkinan terjadinya postpartum blues (coping) pada ibu yang mengalami
di Kota Semarang. Skripsi. postpartum blues di Rumah sakit Umum
(Tidak diterbitkan).Semarang: Fakultas Daerah Kota Semarang (Sebuah
Ilmu Keperawatan UI. Penelitian Kualitatif dengan Pendekatan
Marshall (2006) Mengatasi depresi pasca Fenomenologi). SKRIPSI. Fakultas
melahirkan, Alih bahasa Fransiska, Psikologi Universitas Diponegoro
Lilian Juwono; edotor, Surya Semarang: tidak diterbitkan.
Satyanegara. Jakarta: Archan Rasmun. (2009) Keperawatan mental psikiatri
Moleng, L.J. (2012). Metode penelitian kualitatif. terintegrasi dengan keluarga. Jakarta: Cv.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sagung Seto
Munawaroh, H (2008). Hubungan paritas dengan Sadock, B. J & Virginia, A. (2007) Kaplan &
kemampuan mekanisme koping dalam Sadock’s “synopsis of psychitry
menghadapi postpartum blues pada ibu behavioral” Philadephia: Wolters Kluwer
post sectio caesaria di Bangsal Mawar 1 Business
RSUD Dr. Moerwardi Surakarta. Skripsi. Sarafino, E.P. (2006) Health psychology:
(Tidak Diterbitkan). Surakarta: Fakultas Biopsychosocial interaction, eecond
Ilmu Kesehatan UMS. edition. New York: John Wiley & Scons,
Nasekah, F (2013) Coping strategy for primipara Inc.
mother that experienced in postpartum Streubert, H. J., & Carpenter, D.R. (2003)
depression. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Qualitatif research in nursing: Advancing
Psikologi Universitas Ahmad Dahlan the humanistic imperative. 3rd ed.
Nasir, A & Muhith, A. (2011) Dasar-dasar Philadelphia: Lippincot William Wilkins
keperawatan jiwa. Jakarta: Salemba Stuart, G.W & Laraia, M.T. (2005). Principles
Medika. and practice of psychiatric nursing (7th
Nirwana, A. B. (2011) Psikologi ibu, bayi, dan Edition). Missauri: Mosby.
anak. Yogyakarta: Nuha Medika Suri, D.P & Daulay, W (2008) Mekanisme koping
Nurfita, E (2007) Mekanisme koping pasangan pada orang tua yang memiliki anak down
infertilitas di Kecamatan Singkil syndrome di SDLB Negeri 107708 Lubuk
Kabupaten Aceh Singkil. Skripsi.(Tidak Pakam Kabupaten Deli Serdang.Skripsi
diterbitkan) Medan: Fakultas Kedokteran Fakultas Keperawatan USU. (Tidak
Universitas Sumatera Utara diterbitkan)
Surrinah. (2009) Buku pintar merawat bayi 0-12
bulan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014

Вам также может понравиться