Вы находитесь на странице: 1из 6

ISSN: 1979-9292

JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611


Research of Applied Science and Education V10.i1 (18-23)

PENGGUNAAN BALUTAN MODERN (HYDROCOLOID) UNTUK


PENYEMBUHAN LUKA DIABETES MELLITUS TIPE II
*
Adriani, Teti mardianti
Program Studi Keperawatan STIKes Fort De Kock Bukittinggi
email: adrianimahdarlis@yahoo.com

Submitted : 16-05-2016, Reviewed: 16-05-2016, Accepted: 17-05-2016


http://dx.doi.org/10.22216/jit.2016.v10i1.392

Abstract
The most common complications experienced by sufferers of diabetes mellitus tipe II ,
complications in the feet is about 15% of diabetic foot wounds, This research aims to know the
influence of the modern use of a bandage (Hydrocoloid) on wound healing of diabetes mellitus
type II. The design of this research uses experimental research design using One Group Pretest
Post Test Design. Sampling purposive sampling was done with a sample of 10 people. Results of
statistical tests taken before given a modern bandage (hydrocoloid) (pre-test), is 37,40. After given
a bandage for modern (post-test), was 33.53. Bivariat analysis results showed differences in
average values of wound healing on the client during the 3 days of 3,86 with p value = 0.000 means
there is influence on the modern use of a bandage (hydrocoloid) on wound healing of type
2 diabetes mellitus .Based on the results of the study it can be concluded that modern bandage
(hydrocoloid) is effective in healing diabetic wounds. It’s expected to patient of diabetes mellitus
can leverage modern bandage (hydrocoloid) for wound healings with DM type II as one way of
healing that is safe and effective.
Keyword: Wound Healing, Bandage Modern

Abstrak
Komplikasi yang paling sering dialami oleh penderita Diabetes Mellitus tipe II adalah komplikasi pada
kaki sekitar 15% yaitu luka kaki Diabetes , penanganan luka diabetik secara efektif dapat mencegah
terjadinya amputasi pada kaki, Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan
balutan modern (Hydrocoloid) terhadap penyembuhan luka diabetes mellitus tipe II , Desain Penelitian
ini menggunakan rancangan penelitian eksperimen dengan menggunakan One Group Pretest Post Test
Design. Pengambilan sampel dilakukan dengan secara purposive sampling dengan sample 10 orang.
Data dikumpulkan dengan menggunakan the pressure sore status tool (PSST) diukur sebelum dan
sesudah pemberian balutan sebanyak 3 kali untuk mengetahui pengaruh balutan modern hydrocoloid
dilakukan uji t-test dependent ,Hasil uji statistik didapatkan sebelum diberikan balutan modern
(hydrocolloid) (pre-test), adalah 37,40. Sesudah diberikan balutan modern (post-test), adalah 33.53.
Hasil analisis bivariat menunjukkan perbedaan rata-rata nilai penyembuhan luka pada klien selama 3
hari yaitu 3,86 dengan p value =0,000 berarti terdapat pengaruh penggunaan balutan modern
(hydrocolloid) terhadap penyembuhan luka penderita diabetes mellitus tipe II, Dapat disimpulkan bahwa
balutan modern (hydrocoloid) efektif dalam penyembuhan luka diabetic. Diharapkan penderita diabetes
mellitus dapat memanfaatkan balutan modern (hydrocoloid) untuk penyembuhan luka kaki pada
penderita DM Tipe II sebagai salah satu cara penyembuhan yang aman dan efectif.
Keyword : Wound Healing, Bandage Modern

KOPERTIS WILAYAH X 18
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V10.i1 (18-23)

PENDAHULUAN di takuti dan mengesalkan para penderita DM,


Menurut WHO jumlah penderita baik di tinjau dari lamanya perawatan, biaya
Diabetes Militus (DM) di Indonesia pada tinggi yang di perlukan untuk pengobatan
tahun 2000 terdapat 8,4 juta orang. dan yang menghabiskan dana 3 kali lebih banyak
pada tahun 2010 menjadi 279,3 juta di bandingkan tampa ulkus (Yusrini 2013,
orang,tahun 2020 menjadi 300 juta p.3).
orang,dan tahun 2030 menjadi 366 orang Di Dinas kesehatan provinsi
Kristanto 2011,p. 2). Sumatera Barat Prevalensi penderita
Diabetes menyerang semua Diabetes Militus tahun 2010 sebesar 3008
populasi, tanpa peduli berapa pendapatan per 100.000 penduduk dan meningkat pada
populasi tersebut.jumlah ini terus bertambah tahun 2011 menjadi 4506 per 100.000
lebih dari 240 juta orang di dunia saat ini penduduk, sedangkan jumlah penderita
mengidap diabetes. Angka ini akan terus Diabetes Mellitus pada tahun 2010 sebesar
bertambah hingga lebih dari 380 juta pada 43.312 orang dan meningkat pada tahun
tahun 2025, 80% kasus diabetes akan terjadi 2011 menjadi 46.465 orang (Depkes RI
pada negara berpendapatan rendah dan 2008, p.15).
menengah (Apriyanti 2011, p.1). Luka merupakan suatu ketidak
Di Indonesia didapatkan prevalensi sinambungan jaringan tubuh yang terjadi
diabetes millitus sebesar 1,5-2,3% pada akibat kekerasan atau trauma. Luka infeksi
penduduk yang usia lebih 15 tahun, bahkan adalah luka yang di tandai dengan tanda rubor
di daerah urban prevalensi Diabetes melitus (merah), kalor (panas), tumor (edema), dolor
sebesar 14,7% dan di daerah rural sebesar (nyeri), fungsiolesa (kehilangan fungsi).
7,2%. Prevalensi tersebut meningkat 2-3 kali Selain itu luka infeksi terus menerus
dibandingkan dengan negara maju ,diabetes mengalami eksudat dan jaringan luka ini tidak
millitus merupakan masalah kesehatan terlokalisir (Bruner Suddart 2004, p.1222).
masyarakat yang serius,berdasarkan pola Derajat kontaminasi luka itu di bedakan
pertambahan penduduk di perkirakan pada atas beberapa klasifikasi yaitu luka bersih
tahun 2030 akan terdapat 194 juta penduduk atau steril dan luka kotor atau infeksi. Proses
yang berusia di atas 20 tahun, maka di penyembuhan luka di bagi atas beberapa
perkirakan jumlah penderita sejumlah 12 fase yaitu fase inflamasi dimana fase ini
juta di daerah urban dan 8,1 juta di daerah berlangsung sampai hari ke-5 masih terjadi
rural (Sartika 2009, p.1). perdarahan dan peradangan dan belum ada
Penderita Diabetes melitus berisiko kekuatan pertautan luka. Fase berikutnya
29 kali terjadi komplikasi Ulkus diabetika. adalah fase poliferasi dimana pada fase ini
Ulkus diabetika merupakan luka terbuka luka di isi oleh sel-sel radang, fibrolas, serat
pada permukaan kulit yang disebabkan kolagen, kapiler baru sehingga membentuk
adanya makroangiopati sehingga terjadi jaringan kemerahan dengan permukaan tak
vaskuler insusifiensi dan rata atau di sebut dengan jaringan granulasi
neoropati.(Namgoong et al., 2015) Ulkus atau proses pendewasaan jaringan
diabetika mudah berkembang menjadi penyembuhan luka. Fase penyembuhan luka
infeksi karena masuknya bakteri dan adanya berikutnya adalah fase reabsobsi atau
gula darah yang tinggi menjadi tempat yang remodeling dimana pada fase ini tanda
strategis untuk pertumbuhan kuman, Ulkus radang sudah hilang, parut di sekitarnya
diabetika merupakan komplikasi yang paling

KOPERTIS WILAYAH X 19
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V10.i1 (18-23)

pucat, tak ada rasa sakit dan gatal. Proses dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini
penyembuhan luka baik dan berhasil apa bahwa nilai sebelum diberikan balutan
bila penata laksanaan secara medis modern (hydrocolloid )terendah antara 34,21
dilakukan sesuai dengan prosedur apalagi dan tertinggi 40,59.
penatalaksanaan di lakukan pada kondisi Nilai rata-rata penyembuhan luka
luka yang sudah terinfeksi harus di sesudah diberikan balutan modern
perhatikan (Mansyoer 2000, p.473). (hydrocolloid) adalah sebesar 33,53 dengan
Dari studi awal yang pertama peneliti standar deviasi 4,41. Nilai terendah 27 dan
lakukan pada tanggal 26 desember 2014 tertinggi 44. Dari nilai estimasi interval
peneliti mendapatkan data pasien Diabetes dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini
Mellitus di ruang rawat inap interne RSAM bahwa nilai sesudah diberikan balutan
Bukittinggi pada tahun 2014 adalah modern (hydrocolloid) antara 30,37 dan
sebanyak 60 orang dan 33 orang mengalami tertinggi 36,69.
Ulkus diabetikum. selama observasi Tidak adanya perkembangan
didapatkan perawatan yang di lakukan penyembuhan luka diabetik (degenerasi)
adalah dengan menggunakan khasa dan pada responden disebabkan penderita masih
NaCL 0,9% saja, pada penelitian ini pasien menggunakan balutan konvensional dan
yang mengalami luka akan di berikan pada balutan konvensional ketika akan
perawatan luka menggunakan balutan merawat luka pada hari berikutnya, kassa
modern. akan menempel pada luka dan menyebabkan
rasa sakit pada klien, di samping itu juga
METODE PENELITIAN sel-sel yang baru tumbuh juga akan rusak.
Teknik sampling yang digunakan Neuropati perifer, penyakit vaskuler perifer,
adalah metode purposive sampling dengan deforrnitas struktur kaki menjadi faktor utama
10 responden. Desain penelitian yang penyebab luka diabetes. Faktor lain turut
digunakan adalah Quasi Experimen dengan berperan timbulnya luka diabetes meliputi
pendekatan One Group Pretest and Postest trauma, kelainan biomekanik, keterbatasan
desain. Penelitian ini dilakukan dengan gerak sendi, dan peningkatan resiko
menggunakan lembaran observasi yang infeksi.pada hari ke 3 atau pada observasi
dilaksanakan pada bulan Januari sampai kedua beberapa responden yang mengalami
Februari 2015 di ruangan rawat inap interne regenerasi penyembuhan luka disebabkan
di RSUD Achmad Mochtar keadaan lingkungan yang optimal untuk
Bukittinggi.Penelitian ini lebih difokuskan penyembuhan luka dan penggunaan konsep
pada proses penyembuhan luka diabetes “moist wound healing” adalah metode untuk
mellitus tentang pengaruh penggunaan mempertahankan kelembaban luka dengan
balutan modern (hydrocoloid) terhadap menggunakan balutan penahan kelembaban,
proses penyembuhan luka diabetes mellitus. sehingga penyembuhan luka dan
pertumbuhan jaringan dapat terjadi secara
HASIL DAN PEMBAHASAN alami.
Nilai rata-rata penyembuhan luka Sebagian besar responden
sebelum diberikan balutan modern mengalami perkembangan penyembuhan
hydrocolloid)adalah sebesar 37,40 dengan luka diabetik disebabkan konsep balutan
standar deviasi 4,45. Nilai terendah 31 dan modern yang memberikan kehangatan dan
tertinggi 44. Dari hasil estimasi interval lingkungan yang lembab pada luka. Kondisi

KOPERTIS WILAYAH X 20
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V10.i1 (18-23)

yang lembab pada permukaan luka dapat makanan yang menjadi pemicu
meningkatkan proses perkembangan keterlambatan penyembuhan luka, agar tidak
perbaikan luka, mencegah dehidrasi jaringan terjadi komplikasi lanjutan seperti amputasi ,
dan kematian sel. Kondisi ini juga dapat jadi perawatan luka adalah tindakan
meningkatkan interaksi antara sel dan faktor keperawatan yang bertujuan untuk
pertumbuhan.(Thistlethwaite, 2003) Oleh mencegah resiko amputasi, dibutuhkan
karena itu balutan harus bersifat menjaga analisa tentang biaya yang efektif dengan
kelembaban dan mempertahankan memakai balutan modern akan
kehangatan pada luka.Kondisi luka menguntungkan dalam perawatan luka.
responden setelah menggunakan pembalut (Ismail, Irawaty, & Tuti Haryati, 2008)
modern juga menunjukkan perbaikan yang
nyata(Klinik & Care, 2006). Dasar luka SIMPULAN
tidak lagi terlihat pucat, melainkan Rata-rata skor penyembuhan luka
kemerahan. Proses penutupan luka juga Diabetes Millitus Tipe II Sebelum diberikan
bagus, disertai dengan terbentuknya lapisan balutan modern (hydrocolloid) adalah 37,40.
kalus. Hal ini menunjukkan pembalut Rata-rata skor penyembuhan luka Diabetes
modern dapat mengatasi infeksi yang terjadi Millitus Tipe II setelah diberikan balutan
pada luka. modern (hydrocolloid) adalah 33,53.
Terdapatnya perbedaan derajat luka Pengaruh penggunaan balutan modern
diabetic sebelum dan sesudah diberikan (hydrocoloid) terhadap penyembuhan luka
balutan modern pada penderita Diabetic penderita diabetes mellitus tipe II di
melitus tipe II disebabkan proses kerja Ruangan Rawat Inap Interne RSUD
hydrocoloid yang mempertahankan dan Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2015
menjaga lingkungan luka tetap lembap dengan signifikasi p value = 0,000 (p<0,05).
untuk memfasilitasi proses penyembuhan
luka, mempertahankan kehilangan cairan UCAPAN TERIMA KASIH
jaringan dan kematian sel sehingga Kepada bapak ketua kopertis wilayah
mempercepat regenerasi penyembuhan X yang telah menfasilitasi dalam
luka.(Rachma & Andriany, n.d.) pengembangan diri dosen , kepada ketua
Perkembangan ini juga dipengaruhi oleh stikes Fort de Kock Bukittinggi yang telah
tercapainya intensitas yang baik selama mendukung dana penelitian, dan Direktur
intervensi. Pada saat intervensi pemberian RSAM Bukittinggi yang telah berkenan
hydrocoloid dilakukan pada tempat dan mengizinkan untuk penelitian ini
suasana yang menyenangkan, dapat
meningkatkan semangat dan motivasi REFERENSI
responden selama intervensi. Pada beberapa Apriyanti,M.(2007),Meracik sendiri obat
responden yang tidak mengalami penurunan dan menu sehat bagi penderita
luka diabetic setelah dilakukan intervensi Diabetes mellitus,Yogyakarta:
dipengaruhi oleh kondisi luka (luas, Pustaka Baru Press.
kedalaman luka, dan lama perawatan luka) Cahyono,Suharjo,(2008),Gaya Hidup
dan biaya yang harus dikeluarkan selama Penyakitmodern,Yogyakarta:Kanisu
perawatan balutan modern. Penatalaksanaan Carolina, Geouf (2006) Wound dressing
luka diabetik sebaiknya harus dilakukan update. Vol.36 No.4 september 2006
secara berkesinambungan yang meliputi diet http//www emedecine.com.pdf

KOPERTIS WILAYAH X 21
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V10.i1 (18-23)

DanimSudarwan,(2002),Menjadi Peneliti Khasanah,N,(2011),Waspadai Beragam


Kualitatif, Bandung: Pustaka Setia. Penyakit Degeneratif Akibat Pola
Depkes.RI( 2008) , panduan pelayanan makan,Jakarta: Pustaka karya.
kesehatan ,jakarta 2008 Kristanto,Hery,(2011)Aspek kenyamanan
Ekaputra,E,(2013),Evolusi Menajemen pasien luka kronik di tinjau dari
Luka, Jakarta: Trans Info Media. transforming growth faktor β dan
Elfindri,Evi Hasnita,ZainalAbidin,Elmi kadar kolesterol. Vol.15 No.2
yasna,(2011),Metodologi Penelitian Desember 2011
Kesehatan Jakarta:Baduose Media. http//www.conversional
Ismail, D. D. S. L., Irawaty, D., & Tuti dressing,krisheri/pdf
Haryati, S. (2008). Modern Dressing Notoatmodjo,Soekidjo,(2012), Metodologi
Improve the Healing Process in penelitian kesehatan,Rineka cipta:
Diabetic Wound Penggunaan Jakarta
Balutan Modern Memperbaiki Proses Maharani (2004),Ulkus diabetikum pada
Penyembuhan Luka Diabetik. wanita dengan pola hidup buruk pada
Retrieved from penderita DM tipe II dan hipertensi
jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/article/vie grade II,Jurnal medula volume 2.
wFile/196/190 No.1 Januari 2014.
Klinik, D. a N., & Care, D. (2006). Mirza,Shirin,(2010) dressing of hidrocoloid
Efektifitas Perawatan Luka Kaki in the post operative orthopedic
Diabetik Menggunakan Balutan case.Jurnal of surgery Pakistan.http///
Modern Di Rsup Sanglah Denpasar w w w.wound_hidrocoloid.pdf
Dan Klinik Dhalia Care. Retrieved Mansjoer,A,(2011), Kapita selekta
from Kedokteran,Jakarta : Media
ojs.unud.ac.id/index.php/coping/artic Aesculaptus.Mc
le/download/6453/4968 Wright,(2008),PanduanBagiPenderitaDiabet
Namgoong, S., Jung, S., Han, S. K., Jeong, es,Jakarta : PustakaKarya.
S. H., Dhong, E. S., & Kim, W. K. Potter& Perry,2006,fundamental
(2015). Risk factors for major Keperawatan,EGC: Jakarta
amputation in hospitalised diabetic Sartika,Dewi(2009) Penggunaan balutan
foot patients. International Wound modern memperbaiki proses
Journal, 13–19. penyembuhan luka diabetik. Vol.
http://doi.org/10.1111/iwj.12526 XXV No. 1 April 2009.
Rachma, N., & Andriany, M. (n.d.). Studi http//www.M dern dressing(17)
Kasus : Penggunaan Pembalut sartika/:pdf
Herbal Sebagai Absorbed Pada Sinaga,meidina(2013)Penggunaan bahan
Modern Dressing (Vol. 1). pada perawatan luka Vol.1 No.5
Thistlethwaite, J. (2003). Practical diabetes Januari 2013
care. Second edition.: Rowan http://wwwtvs.org/konvensional_mei
Hillson. (237 pages, . Family (5)pdf
Practice (Vol. 20). Suriadi,(2007),Menajemen Luka, Pontianak
http://doi.org/10.1093/fampra/cmg44 : Romeo Grafika Pontianak.
2

KOPERTIS WILAYAH X 22
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V10.i1 (18-23)

Sugiono,(2009),Metode Penelitian
Kuantitaf, Kualitatif dan R&D,
Alfabeta, Bandung
SmeltzerSC,Bare BG,Hinklejl,&Cheever
KH.brunner and Suddarth’sTex book
of madical surgical nursing (9th ed).
Piladelpia; Lippincott;2000.
Tandra,H,(2007),SegalaSesuatu Yang Harus
Anda Ketahui Tentang Diabetes,
Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
Yusrini lubis Zis, (2013),Perbandingan
penyembuhan luka kaki Diabetikum
antara menggunakan Balutan Madu
dan Balutan Cairan NaCL 0,9% Di
RSUD Lubuk Sikaping,
STIKesFDK.Bukittinggi
Zulfa, (2007),Perbandingan keefektifitasan
penyembuhan luka menggunakan
Balutan Madu dan Normal salin
providone Iodine pada pasien
Trauma dengan luka terbuka di
RSUD Dr/Achmad Mochtar
Bukittinggi tahun 2007

KOPERTIS WILAYAH X 23

Вам также может понравиться