Вы находитесь на странице: 1из 20

LAPORAN PENDAHULUAN

DM ( DIABETES MELITUS )

Disusun oleh :
AJENG LARAS AULIANNISA
P1337420216020
Tingkat 3A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO
TAHUN 2018
I. KONSEP DASAR
A. Pengertian
Diabetes melitus ialah penyakit hiperglikemia yg ditandai dengan
ketidak adaan absolute insulin/penurunan relative insensitivitas sel pada
insulin (Corwin, 2009).
( Mansjoer dkk, 2012 ). Menurut American Diabetec Associatiion
(ADA) th 2015, DM ialah sebuah kelompok panyakit metabolik dengan
adanya karakterristik hiperglikemia yg terjadi dikarenakan adanya
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau bisa saja terjadi kedua-duanya.
Diabetes Mellitus (DM) yaitu kelainan defisiensi dari insulin &
kehilangan toleransi pada glukosa

B. Etiologi
1. Diabetes tipe I:
a. Faktor genetic
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah
terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada
individu yang memiliki tipe antigen HLA.
b. Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal
dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara
bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah
sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau
Langerhans dan insulin endogen.
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang
menimbulkan destruksi selbeta.
2. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan
gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui.
Faktor genetik memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi
insulin.
Faktor-faktor resiko :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65
th)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga

C. Klasifikasi
Corwin (2009) menjabarkan 4 type utama diabetes, yakni :
1. Type I : Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM) atau sebuah
Diabetes Melitus tergantung insulin (DMTI)
5% hingga 10% penderita diabetik umumnya type I. Sel-sel beta dari
pankreas yg normalnya ialah menghasilkan insulin namun dihancurkan
oleh proses autoimun. Diperlukan suntikan insulin untuk mengontrol
kadar gula darah. Awitannya mendadak umumnya terjadi sebelum
umur 30 th.
2. Type II : Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) atau
disebut Diabetes Mellitus yang tidak tergantung insulin (DMTTI)
Sembilan puluh % hingga 95% penderita diabetik yaitu type II.
Keadaan ini diakibatkan oleh penurunan sensitivitas pada insulin
(resisten insulin) atau akibat penurunan jumlah pembentukan insulin.
Pengobatan pertama ialah dengan diit & olah raga, apabila kenaikan
kadar glukosa darah menetap, suplemen dengan sebuah preparat
hipoglikemik (suntikan insulin dibutuhkan, bila preparat oral tidak
dapat mengontrol hiperglikemia). Terjadi amat sering pada mereka yg
berumur lebih dari 30 th & pada mereka yg obesitas.
3. DM type lain
Dikarenakan adanya kelainan genetik, obat, infeksi, penyakit pankreas
(trauma pankreatik), antibodi, penyakit dengan karakteristik gangguan
endokrin. & sindroma penyakit lain.
4. Diabetes Kehamilan : Gestasional Diabetes Melitus (GDM)
Diabetes yg terjadi pada perempuan hamil yg sebelumnya tidak
mengidap diabetes.

D. Pathosifiologi
Penyakit Diabetes Mellitus disebabkan oleh karena gagalnya
hormon insulin. Akibat kekurangan insulin maka glukosa tidak dapat
diubah menjadi glikogen sehingga kadar gula darah meningkat dan terjadi
hiperglikemi. Ginjal tidak dapat menahan hiperglikemi ini, karena ambang
batas untuk gula darah adalah 180 mg% sehingga apabila terjadi
hiperglikemi maka ginjal tidak bisa menyaring dan mengabsorbsi sejumlah
glukosa dalam darah. Sehubungan dengan sifat gula yang menyerap air
maka semua kelebihan dikeluarkan bersama urine yang disebut glukosuria.
Bersamaan keadaan glukosuria maka sejumlah air hilang dalam urine yang
disebut poliuria.
Poliuria mengakibatkan dehidrasi intra selluler, hal ini akan
merangsang pusat haus sehingga pasien akan merasakan haus terus
menerus sehingga pasien akan minum terus yang disebut
polidipsi.Produksi insulin yang kurang akan menyebabkan menurunnya
transport glukosa ke sel-sel sehingga sel-sel kekurangan makanan dan
simpanan karbohidrat, lemak dan protein menjadi menipis. Karena
digunakan untuk melakukan pembakaran dalam tubuh, maka klien akan
merasa lapar sehingga menyebabkan banyak makan yang disebut
poliphagia.
Terlalu banyak lemak yang dibakar maka akan terjadi penumpukan
asetat dalam darah yang menyebabkan keasaman darah meningkat atau
asidosis. Zat ini akan meracuni tubuh bila terlalu banyak hingga tubuh
berusaha mengeluarkan melalui urine dan pernapasan, akibatnya bau urine
dan napas penderita berbau aseton atau bau buah-buahan. Keadaan
asidosis ini apabila tidak segera diobati akan terjadi koma yang disebut
koma diabetik (Price,2008).
E. Pathway
Defisiensi Insulin

glukagon↑ penurunan pemakaian


glukosa oleh sel

glukoneogenesis hiperglikemia

lemak protein glycosuria

ketogenesis BUN↑ Osmotic Diuresis

Kekurangan
ketonemia Nitrogen urine ↑ Dehidrasi
volume cairan

Mual muntah
F. ↓p ↓ PH Hemokonsentrasi

G.
Ketidakseimbangan Asidosis Trombosis
H. Kurang dari
Nutrisi
I.  Koma Aterosklerosis
kebutuhan tubuh
 Kematian

Makrovaskuler Mikrovaskuler

Retina Ginjal
Jantung Serebral Ekstremitas
Retinopati
Miokard Infark Stroke Gangren Nefropati
diabetik

Kerusakan Integritas Kulit


Ggn. Penglihatan Gagal
Ginjal

Resiko Injury
J. Manifestasi Klinik
Gejala klasik pada DM adalah :
1. Poliuri ( banyak buang air kecil ), frekuensi buang air kecil meningkat
termasuk pada malam hari.
2. Polidipsi ( banyak minum ), rasa haus meningkat.
3. Polifagi ( banyak makan ), rasa lapar meningkat.
Gejala lain yang dirasakan penderita
1. Kelemahan atau rasa lemah sepanjang hari.
2. Keletihan.
3. Penglihatan atau pandangan kabur.
4. Pada keadaan ketoasidosis akan menyebabkan mual, muntah dan
penurunan kesadaran.
Tanda yang bisa diamati pada penderita DM adalah :
1. Kehilangan berat badan.
2. Luka, goresan lama sembuh.
3. Kaki kesemutan, mati rasa.
4. Infeksi kulit.

F. Komplikasi
Komplikasi diabetes mellitus terbagi menjadi 2 yaitu komplikasi akut dan
komplikasi kronik.
1. Komplikasi Akut,
Komplikasi akut terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan jangka
pendek dari glukosa darah.
a. Diabetik Ketoasedosis ( DKA )
Ketoasedosis diabatik merupakan defisiensi insulin berat dan akut
dari suatu perjalananpenyakit diabetes mellitus. Diabetik
ketoasedosis disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak
cukupnya jumlah insulin yang nyata.
b. Koma Hiperosmolar Nonketotik (KHHN)
Koma Hiperosmolar Nonketotik merupakan keadaan yang
didominasi oleh hiperosmolaritas dan hiperglikemia dan disertai
perubahan tingkat kesadaran. Salah satu perbedaan utama KHHN
dengan DKA adalah tidak terdapatnya ketosis dan asidosis pada
KHHN.
c. Hypoglikemia
Hypoglikemia ( Kadar gula darah yang abnormal yang rendah)
terjadi aklau kadar glukoda dalam darah turun dibawah 50 hingga
60 mg/dl. Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian preparat
insulin atau preparat oral yang berlebihan, konsumsi makanan yang
terlalu sedikit.
2. Komplikasi kronik
Umumnya terjadi 10 sampai 15 tahun setelah awitan.
a. Mikrovaskuler
1) Penyakit Ginjal
Salah satu akibat utama dari perubahan-perubahan
mikrovaskuler adalah perubahan pada struktural dan fungsi
ginjal. Bila kadar glukosa darah meningkat, maka mekanisme
filtrasi ginjal akan mengalami stress yang menyebabkan
kebocoran protein darah dalam urin.
2) Penyakit Mata (Katarak)
Penderita Diabetes melitus akan mengalami gejala penglihatan
sampai kebutaan. Keluhan penglihan kabur tidak selalui
disebabkan retinopati. Katarak disebabkan karena
hiperglikemia yang berkepanjanganyang menyebabkan
pembengkakan lensa dan kerusakan lensa.
3) Neuropati
Diabetes dapat mempengaruhi saraf-saraf perifer, sistem saraf
otonom, Medsulla spinalis, atau sistem saraf pusat. Akumulasi
sorbital dan perubahan – perubahan metabolik lain dalam
sintesa atau funsi myelin yang dikaitkan dengan hiperglikemia
dapat menimbulkan perubahan kondisi saraf.
b. Makrovaskuler
1) Penyakit Jantung Koroner
Akibat kelainan fungsi pada jantung akibat diabetes melitus
maka terjadi penurunan kerja jantung untuk memompakan
darahnya keseluruh tubuh sehingga tekanan darah akan naik
atau hipertensi. Lemak yang menumpuk dalam pembuluh darah
menyebabkan mengerasnya arteri (arteriosclerosis), dengan
resiko penderita penyakit jantung koroner atau stroke
2) Pembuluh darah kaki
Timbul karena adanya anesthesia fungsi saraf-saraf sensorik,
keadaan ini berperan dalam terjadinya trauma minor dan tidak
terdeteksinya infeksi yang menyebabkan gangren. Infeksi
dimulai dari celah-celah kulit yang mengalami hipertropi, pada
sel-sel kuku yang tertanam pada bagian kaki, bagia kulit kaki
yang menebal, dan kalus, demikian juga pada daerah-daerah
yang tekena trauma.
Terdapat lima grade ulkus diabetikum antara lain:
a. Grade 0 : tidak ada luka
b. Grade I : kerusakan hanya sampai pada permukaan
kulit
c. Grade II : kerusakan kulit mencapai otot dan tulang
d. Grade III : terjadi abses
e. Grade IV : gangren pada kaki bagian distal
f. Grade V : gangren pada seluruh kaki dan tungkai
bawah distal
3) Pembuluh darah otak
Pada pembuluh darah otak dapat terjadi penyumbatan sehingga
suplai darah ke otak menurun.
G. Pemeriksaan penunjang
Menurut Doengoes, dkk. (2013) pemeriksaan penunjang yang perlu
dilakukan pada penderita penyakit diabetes mellitus antara lain :
1. Pemeriksaan darah, yang meliputi:
a. Glukosa darah biasanya meningkat antara 100-200 mg/dl atau
lebih. Nilai normalnya: GDP 70-100 mg/dl. GD2 JPP < 140 mg/dl.
b. Aseton plasma atau keton, positif secara mencolok. Normalnya
nagatif.
c. Asam lemak bebas. Kadar lipid dan kolesterol meningkat. Nilai
normalnya : 450-1000 mg /100ml.
d. Osmolalitas serum meningkat, tetapi biasnya kurang dari 330
mOsm/lt. Nilai normalnya 500-850 mOsm/lt.
e. Elektrolit
1) Natrium : Mungkin normal, meningkat atau menurun.
(Normal : 135-145 mEq/lt).
2) Kalium : Normal atau peningkatan semu (perpindahan
seluler), selanjutnya akan menurun. (Normal: 3,5-5,0
mEq/lt).
3) Fosfor : Lebih sering menurun. (Normal 1,7-2,6 mEq/lt).
f. Hemoglobin glikosilat, kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari
normal yang mencerminkan kontrol DM yang kurang selama 4
bulan terakhir. ( Normal : P 13-18 gr/dl ; W 12-16 gr/dl ).
g. Gas darah arteri, biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan
pada HCO3 ( asidosis metabolik ) dengan kompensasi alkalosis
respiratorik. (Normal : pH 7,25-7,45).
h. Trombosit darah, Ht mungkin meningkat (dehidrasi), leukositosis,
hemokonsentrasi, merupakan respon terhadap stress atau infeksi.
(Normal : 150-400 ribu/lt).
i. Ureum/kreatinin mungkin meningkat atau normal (dehidrasi/
penurunan fungsi ginjal). Nilai normalnya : 110-150 mg/mnt.
j. Amilase darah mungkin meningkat, yang mengindikasikan adanya
pankreatitis akut sebagai penyebab dari diabetes ketoasidosis
(DKA). (Normal : 80-180 unit/100ml).
k. Insulin darah mungkin menurun / bahkan sampai tidak ada (tipe I)
atau normal sampai tinggi (tipe II) yang mengindikasikan
insufisiensi insulin dalam penggunaannya (endogen atau eksogen ).
l. Pemeriksaan fungsi tiroid. Peningkatan aktivitas hormon tiroid
dapat meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.

2. Pemeriksaan urin, yang meliputi :


a. Urin
b. Gula dan aseton positif, berat jenis dan osmolalitas mungkin
meningkat. Normal : Bj : 1,003-1,030
c. Kultur dan sensitivitas
d. Kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih, infeksi
pernapasan dan infeksi pada luka.

H. Penatalaksanaan
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan DM yaitu
1. Penatalaksanaan diet
Prinsip umum :diet dan pengndalian berat badan merupakan dasar dari
penatalaksanaan DM.

Tujuan penatalaksanaan nutrisi :

a. Memberikan semua unsur makanan esensial missal vitamin,


mineral
b. Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai
c. Memenuhi kebutuhan energi
d. Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap haridengan
mengupayakan kadar glukosa darah mendekati normal melalui
cara-cara yang aman dan praktis.
e. Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat
2. Latihan fisik
Latihan penting dalam penatalaksanaan DM karena dapat menurunkan
kadar glikosa darah dan mengurangi factor resiko kardiovaskuler.
Latihan akan menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan
pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian insulin.
Sirkulasi darah dan tonus otot juga diperbaiki dengan olahraga.

3. Pemantauan
Pemantauan glukosa dan keton secara mandiri untuk deteksi dan
pencegahan hipoglikemi serta hiperglikemia.

4. Terapi
a. Insulin
Dosis yang diperlukan ditentukan oleh kadar glukosa darah

b. Obat oral anti diabetik


- Sulfonaria
 Asetoheksamid ( 250 mg, 500 mg )
 Clorpopamid(100 mg, 250 mg )
 Glipizid ( 5 mg, 10 mg )
 Glyburid ( 1,25 mg ; 2,5 mg ; 5 mg )
 Totazamid ( 100 mg ; 250 mg; 500 mg )
 Tolbutamid (250 mg, 500 mg )
- Biguanid
Metformin 500 mg

5. Pendidikan kesehatan
Informasi yang harus diajarkan pada pasien antara lain :

a. Patofisiologi DM sederhana, cara terapi termasuk efek samping


obat, pengenalan dan pencegahan hipoglikemi / hiperglikemi
b. Tindakan preventif(perawatan kaki, perawatan mata , hygiene
umum )
c. Meningkatkan kepatuhan progranm diet dan obat

II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Aktivitas / istirahat ;
Lemah, letih, sulit bergerak / berjalan , kram otot, tonus otot menurun,
Gangguan tidur dan istirahat, takikardi dan takipnea, letargi,
disorientasi, koma, penurunan kekuatan otot
2. Sirkulasi ;
Adanya riwayat hipertensi, MCI
Klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas
Ulkus, penyembuhan luka lama
Takikardi, perubahan tekanan darah postural, hipertensi, nadi yang
menurun/tak ada, disritmia, krekles
Kulit panas, kering, dan kemerahan, bola mata cekung
3. Integritas ego;
Stres, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan
dengan kondisi
Ansietas, peka rangsang
4. Eliminasi ;
Poliuri, nokturia, disuria, sulit brkemih, ISK baru atau berulang
Diare, nyeri tekan abdomen
Urin encer, pucat, kuning, atau berkabut dan berbau bila ada infeksi
Bising usus melemah atau turun, terjadi hiperaktif ( diare ), abdomen
keras, adanya asites
5. Makanan / cairan ;
Anoreksia, mual, muntah, tidak mengikuti diet, peningkatan masukan
glukosa / karbohidrat
Penurunan berat badan
Haus dan lapar terus, penggunaan diuretic ( Tiazid ), kekakuan /
distensi abdomen
Kulit kering bersisik, turgor kulit jelek, bau halitosis / manis, bau buah
(nafas aseton ).
6. Neurosensori :
Pusing, pening, sakit kepala
Kesemutan, kebas, kelemahan pada otot, parastesia, gangguan
penglihatan, disorientasi, mengantuk, stupor / koma , gangguan memori
( baru, masa lalu ), kacau mental, reflek tendon dalam menurun/koma,
aktifitas kejang
7. Nyeri / kenyamanan ;
Abdomen tegang/nyeri, wajah meringis, palpitasi
8. Pernafasan ;
Batuk, dan ada purulen, jika terjadi infeksi
Frekuensi pernafasan meningkat, merasa kekurangan oksigen
9. Keamanan ;
Kulit kering, gatal, ulkus kulit, kulit rusak, lesi, ulserasi, menurunnya
kekuatan umum / rentang gerak, parestesia/ paralysis otot, termasuk
otot-otot pernafasan,( jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam)
,demam, diaphoresis
10. Seksualitas ;
Cenderung infeksi pada vagina.
Masalah impotensi pada pria, kesulitan orgasme pada wanita

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa umum yang muncul pada pasien Diabetes Melitus :

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan anoreksia: intake makanan yang tidak adekuat
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume
cairan aktif
3. Nyeri Akut berhubungan dengan agen injuri biologi
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya gangrene pada
ekstremitas
5. Resiko cedera berhubungan dengan penglihatan kabur.

C. INTERVENSI
Perencanaan
Dx Nama
Tujuan dan Kriteria
No Keperawata Intervensi &
Hasil
n (NIC) TT
(NOC)
1 Dx I: Setelah dilakukan NIC: Nutrition
Ketidakseim tindakan keperawatan Management
bangan selama 3x24 jam a. Kaji status nutrisi
nutrisi diharapkan kebutuhan dan kebiasaan
kurang dari nutrisi pasien adekuat makan.
kebutuhan dengan indikator : R: Untuk
tubuh NOC : Nutritional status mengetahui tentang
berhubungan : food and Fluid Intake keadaan dan
dengan kebutuhan nutrisi
anoreksia: Indicator aw akh pasien sehingga
intake al ir dapat diberikan
makanan - mual 2 5 tindakan dan
yang tidak dan pengaturan diet
adekuat muntah yang adekuat.
berkura b. Anjurkan pasien
ng untuk mematuhi
- porsi 2 5 diet yang telah
makan diprogramkan.
yang c. R: Kepatuhan
disediak terhadap diet dapat
mencegah
an habis komplikasi
terjadinya
hipoglikemia/
hiperglikemia.
Indicator skala: d. Identifikasi
1 Tidak pernah perubahan pola
menunjukkan makan.
2 Jarang R: Mengetahui
3 Kadang-kadang apakah pasien telah
4 Sering menunjukkan melaksanakan
5 Selalu menunjukkan program diet yang
ditetapkan.
e. Kerja sama dengan
tim kesehatan lain
untuk pemberian
insulin dan diet
diabetik.
R: Pemberian
insulin akan
meningkatkan
pemasukan glukosa
ke dalam jaringan
sehingga gula darah
menurun,pemberian
diet yang sesuai
dapat mempercepat
penurunan gula
darah dan
mencegah
komplikasi.
2 Dx II: Setelah dilakukan NIC: Fluid
Kekurangan tindakan keperawatan Manajement
volume selama 3x24 jam a. Monitor tanda-tanda
cairan diharapkan volume dehidrasi
berhubungan cairan pasien terpenuhi R: Mengetahui
dengan dengan indicator: kondiasi dan
kehilangan NOC : Fluid Balance menentukan
volume langkah
cairan aktif indikator awl akh selanjutnya.
- Klien dapat 1 5 b. Monitor intake dan
menjaga output.
keseimbang R: Mengetahui
an cairan keseimbangan
serta cairan tubuh.
elektrolit 2 5 c. Berikan cairan
- Tidak ada sesuai kebutuhan
tanda-tanda dan yang
dehidrasi. dipergunakan.
R: Mencegah
terjadinya dehidrasi.
Indicator skala:
1. Tidak pernah
menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukkan

3 Dx III: NOC : Pain Control NIC : Pain


Nyeri Akut Setelah dilakukan Management
berhubungan tindakan keperawatan a. Lakukan
dengan agen selama 3x24 jam pengkajian nyeri
injuri biologi diharapkan nyeri dapat secara
teratasi dengan indikator komprehensif
: (lokasi,
karakteristik,
indikator aw akh
durasi, frekuensi,
- Melapork 1 5
kualitas dan faktor
an nyeri
presipitasi)
berkurang
R: Mengetahui
- Frekuensi 2 5
lokasi,
nyeri
karakteristik,
berkurang
durasi, frekuensi,
- Ekspresi 1 5
kualitas dan faktor
wajah
presipitasi nyeri.
rileks
b. Berikan tindakan
kenyamanan dasar
R: Meningkatkan
Keterangan skala :
relaksasi dan
1 = tidak pernah
membantu
menunjukkan
memfokuskan
2 = jarang
kembali perhatian.
3 = kadang-kadang
c. Dorong
4 = sering menunjukkan
penggunaan
5 = selalu menunjukkan
keterampilan
manajemen nyeri
(teknik relaksasi,
sentuhan
terapeutik)
R: Memungkinkan
pasien
berpartisipasi
secara aktif dan
meningkatkan rasa
kontrol nyeri
d. Kolaborasikan
dengan tim medis
untuk memberikan
analgesik sesuai
dengan indikasi.
R: Nyeri adalah
komplikasi sering
dari
kanker,meskipun
respon individual
berbeda-beda.

4 Dx IV: Setelah dilakukan Pemberian obat


tindakan keperawatan 2 - Pastikan 5 benar
x 24 jam diharapkan R: memastikan
resiko cedera teratasi benar obat, pasien,
dengan criteria hasil prosedur, dosis,
Kadar glukosa darah dan
(2300) - Ukur GDS
Indicator Awal Akhir R: memantau
Glukosa 2 5 kadar glukosa
darah darah.
Keterangan : - Berikan suntikan
1. Deviasi berat dari insulin melalui
normal IM
2. Deviasi cukup besar
dari normal
3. Deviasi sedang dari
normal
4. Deviasi ringan dari
normal
5. Tidak ada deviasi
dari normal

D. EVALUASI
Hal-hal yang diharapkan antara lain:
1. Tidak terjadi penurunan berat badan
2. Klien dapat menjaga keseimbangan cairan serta elektrolit
3. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi.
4. Nyeri berkurang
5. Luka membaik
6. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
7. Klien mampu menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya
infeksi.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddart. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol 3, Edisi 8.
Jakarta: EGC
Corwin, Elisabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi edisi III. Jakarta :EGC
Doengoes, M.E, dkk. 2013. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3. Jakarta:
EGC.
Long, B.C. 2008. Perawatan Medikal Bedah : Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan. Alih Bahasa, Yayasan Ikatan Alumni pendidikan
Keperawatan Padjadjaran. Bandung: YPKAI
Mansjoer, Arif, dkk. 2012. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 5 Jilid 2. Jakarta:
Media Aesculapius
Smeltzer, S. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.
Prince A Sylvia. 2008. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses penyakit, Edisi
empat. Jakarta: EGC.
Tjokroprawiro, A.. 2010. Diabetes Mellitus, Klasifikasi, Diagnosis dan
Terapi,Edisi 3. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Вам также может понравиться

  • Bdusb
    Bdusb
    Документ51 страница
    Bdusb
    Ajeng Laras Auliannisa
    Оценок пока нет
  • Ajeng Lampiran Kesediaan Menjadi Responden-1
    Ajeng Lampiran Kesediaan Menjadi Responden-1
    Документ3 страницы
    Ajeng Lampiran Kesediaan Menjadi Responden-1
    Ajeng Laras Auliannisa
    Оценок пока нет
  • Asuhan Keperawatan CHF
    Asuhan Keperawatan CHF
    Документ17 страниц
    Asuhan Keperawatan CHF
    Ajeng Laras Auliannisa
    Оценок пока нет
  • Askep BPH Tn. S
    Askep BPH Tn. S
    Документ39 страниц
    Askep BPH Tn. S
    Ajeng Laras Auliannisa
    Оценок пока нет
  • Kebutuhan ASN2019
    Kebutuhan ASN2019
    Документ16 страниц
    Kebutuhan ASN2019
    Aditya Choirul Nugroho
    Оценок пока нет
  • Askep BPH Tn. S
    Askep BPH Tn. S
    Документ21 страница
    Askep BPH Tn. S
    Ajeng Laras Auliannisa
    Оценок пока нет
  • Askep Apendisitis Ajeng
    Askep Apendisitis Ajeng
    Документ9 страниц
    Askep Apendisitis Ajeng
    Ajeng Laras Auliannisa
    Оценок пока нет
  • Askep Gadar Febris
    Askep Gadar Febris
    Документ10 страниц
    Askep Gadar Febris
    Ajeng Laras Auliannisa
    Оценок пока нет
  • RESUME Gadar Disentri
    RESUME Gadar Disentri
    Документ8 страниц
    RESUME Gadar Disentri
    Ajeng Laras Auliannisa
    Оценок пока нет
  • ASKEP GADAR Post Laparatomi TB Usus
    ASKEP GADAR Post Laparatomi TB Usus
    Документ7 страниц
    ASKEP GADAR Post Laparatomi TB Usus
    Ajeng Laras Auliannisa
    Оценок пока нет
  • LP Apendik
    LP Apendik
    Документ15 страниц
    LP Apendik
    Ajeng Laras Auliannisa
    Оценок пока нет
  • Asuhan Keperawatan CHF
    Asuhan Keperawatan CHF
    Документ17 страниц
    Asuhan Keperawatan CHF
    Ajeng Laras Auliannisa
    Оценок пока нет
  • Askep Gadar Febris
    Askep Gadar Febris
    Документ10 страниц
    Askep Gadar Febris
    Ajeng Laras Auliannisa
    Оценок пока нет
  • RESUME Gadar Disentri
    RESUME Gadar Disentri
    Документ8 страниц
    RESUME Gadar Disentri
    Ajeng Laras Auliannisa
    Оценок пока нет
  • Resume Hernia Ajeng
    Resume Hernia Ajeng
    Документ10 страниц
    Resume Hernia Ajeng
    Ajeng Laras Auliannisa
    100% (1)
  • Askep Apendisitis Ajeng
    Askep Apendisitis Ajeng
    Документ9 страниц
    Askep Apendisitis Ajeng
    Ajeng Laras Auliannisa
    Оценок пока нет
  • Contoh Pendahuluan
    Contoh Pendahuluan
    Документ6 страниц
    Contoh Pendahuluan
    Ajeng Laras Auliannisa
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan CHF
    Laporan Pendahuluan CHF
    Документ13 страниц
    Laporan Pendahuluan CHF
    Ajeng Laras Auliannisa
    Оценок пока нет
  • Wa0040
    Wa0040
    Документ11 страниц
    Wa0040
    Ajeng Laras Auliannisa
    Оценок пока нет
  • Askep Selulitis Ajeng
    Askep Selulitis Ajeng
    Документ14 страниц
    Askep Selulitis Ajeng
    Ajeng laras
    Оценок пока нет
  • Askep Gadar Asma
    Askep Gadar Asma
    Документ11 страниц
    Askep Gadar Asma
    Ajeng Laras Auliannisa
    Оценок пока нет
  • Askep DM Ajeng
    Askep DM Ajeng
    Документ16 страниц
    Askep DM Ajeng
    Ajeng laras
    Оценок пока нет
  • Faktor Internal Dan Eksternal
    Faktor Internal Dan Eksternal
    Документ9 страниц
    Faktor Internal Dan Eksternal
    ajeng clara
    Оценок пока нет
  • Kerangka Fix
    Kerangka Fix
    Документ16 страниц
    Kerangka Fix
    Ajeng Clara
    Оценок пока нет
  • Leaflet Hipertensi Ajeng Fix
    Leaflet Hipertensi Ajeng Fix
    Документ2 страницы
    Leaflet Hipertensi Ajeng Fix
    Ajeng Laras Auliannisa
    Оценок пока нет
  • Askep Keluarga Hipertensi
    Askep Keluarga Hipertensi
    Документ29 страниц
    Askep Keluarga Hipertensi
    Ajeng Laras Auliannisa
    Оценок пока нет
  • Wa0040
    Wa0040
    Документ11 страниц
    Wa0040
    Ajeng Laras Auliannisa
    Оценок пока нет
  • Role Play Perawat Dengan Pasien Kanker Payudara
    Role Play Perawat Dengan Pasien Kanker Payudara
    Документ4 страницы
    Role Play Perawat Dengan Pasien Kanker Payudara
    Dhea Imas Wijayanti
    0% (1)
  • Contoh Sap Stroke 2
    Contoh Sap Stroke 2
    Документ12 страниц
    Contoh Sap Stroke 2
    Ajeng Laras Auliannisa
    Оценок пока нет