Вы находитесь на странице: 1из 9

1.

Pencegahan Penyakit Jantung Rematik (PJR)


DEFINISI
Penyakit Jantung Rematik (PJR) atau dalam bahasa medisnya Rheumatic Heart Disease (RHD) adalah
suatu kondisi dimana terjadi kerusakan pada katup jantung yang bisa berupa penyempitan, atau
kebocoran, terutama katup mitral (stenosis katup mitral) sebagai akibat adanya gejala sisa dari
Demam Rematik (DR).

Demam rematik merupakan suatu penyakit sistemik yang dapat bersifat akut, subakut, kronik, atau
fulminan, dan dapat terjadi setelah infeksi Streptococcus beta hemolyticus group A pada saluran
pernapasan bagian atas. Demam reumatik akut ditandai oleh demam berkepanjangan, jantung
berdebar keras, kadang cepat lelah. Puncak insiden demam rematik terdapat pada kelompok usia 5-
15 tahun, penyakit ini jarang dijumpai pada anak di bawah usia 4 tahun dan orang tua di atas 50
tahun.

Seseorang yang mengalami demam rematik apabila tidak ditangani secara adekuat, maka sangat
mungkin sekali mengalami serangan penyakit jantung rematik. Infeksi oleh kuman Streptococcus
Beta Hemolyticus group A yang menyebabkan seseorang mengalami demam rematik dimana diawali
terjadinya peradangan pada saluran tenggorokan, dikarenakan penatalaksanaan dan pengobatannya
yang kurah terarah menyebabkan racun/toksin dari kuman ini menyebar melalui sirkulasi darah dan
mengakibatkan peradangan katup jantung. Akibatnya daun-daun katup mengalami perlengketan
sehingga menyempit, atau menebal dan mengkerut sehingga kalau menutup tidak sempurna lagi
dan terjadi kebocoran.

GEJALA
Penderita umumnya megalami sesak napas yang disebabkan jantungnya sudah mengalami
gangguan, nyeri sendi yang berpindah-pindah, bercak kemerahan di kulit yang berbatas, gerakan
tangan yang tak beraturan dan tak terkendali, atau benjolan kecil-kecil di bawah kulit. Selain itu
tanda yang juga turut menyertainya adalah nyeri perut, kehilangan berat badan, cepat lelah, dan
tentu saja demam.

DIAGNOSA
Selain dengan adanya tanda dan gejala yang tampak secara langsung dari fisik, umumnya dokter
akan melakukan beberapa pemeriksaan laboratorium, misalnya; pemeriksaan darah rutin, ASTO,
CRP, dan kultur ulasan tenggorokan. Bentuk pemeriksaan yang paling akurat adalah dengan
dilakukannya echocardiografi untuk melihat kondisi katup-katup jantung dan otot jantung.

PENGOBATAN
Apabila diagnosa penyakit jantung rematik sudah ditegakkan dan masih adanya infeksi oleh kuman
Streptococcus tersebut, maka hal utama yang terlintas dari tim medis adalah pemberian antibiotika
dan anti radang. Misalnya pemberian obat antibiotika penicillin secara oral atau benzathine penicillin
G. Penderita dianjurkan untuk rawat inap di rumah sakit, selain itu tim medis akan terpikir tentang
penanganan kemungkinan terjadinya komplikasi seperti gagal jantung, endokarditis bakteri atau
tromboemboli. Pasien akan diberikan diet bergizi tinggi yang mengandung cukup vitamin.
Penderita Penyakit Jantung Rematik (PJR) tanpa gejala tidak memerlukan terapi. Penderita dengan
gejala gagal jantung yang ringan memerlukan terapi medis untuk mengatasi keluhannya. Penderita
yang simtomatis memerlukan terapi surgikal atau intervensi invasif. Tetapi, terapi surgikal dan
intervensi ini masih terbatas tersedia serta memerlukan biaya yang relatif mahal dan memerlukan
penanganan jangka panjang.

PENCEGAHAN
Jika kita lihat di atas bahwa penyakit jantung rematik sangat mungkin terjadi dengan adanya
kejadian awal yaitu demam rematik (DR), Tentu saja pencegahan yang terbaik adalah bagaimana
upaya kita jangan sampai mengalami demam rematik (DR) (terserang infeksi kuman Streptococcus
beta hemolyticus).

Ada beberapa faktor yang dapat mendukung seseorang terserang kuman tersebut, diantaranya
faktor lingkungan seperti kondisi kehidupan yang jelek, kondisi tinggal yang berdesakan dan akses
kesehatan yang kurang merupakan determinan yang signifikan dalam distribusi penyakit ini. Variasi
cuaca juga mempunyai peran yang besar dalam terjadinya infeksi streptokokkus untuk terjadi
demam rematik.

Seseorang yang terinfeksi kuman Streptococcus beta hemolyticus dan mengalami demam rematik,
harus diberikan terapi yang maksimal dengan antibiotiknya. Hal ini untuk menghindarkan
kemungkinan serangan kedua kalinya atau bahkan menyebabkan Penyakit Jantung Rematik.

2. Waspadai Penularan Penyakit Gondongan (Mumps atau


Parotitis)
DEFINISI
Penyakit Gondongan (Mumps atau Parotitis) adalah suatu penyakit menular dimana sesorang
terinfeksi oleh virus (Paramyxovirus) yang menyerang kelenjar ludah (kelenjar parotis) di antara
telinga dan rahang sehingga menyebabkan pembengkakan pada leher bagian atas atau pipi bagian
bawah.

Penyakit gondongan tersebar di seluruh dunia dan dapat timbul secara endemic atau epidemik,
Gangguan ini cenderung menyerang anak-anak yang berumur 2-12 tahun. Pada orang dewasa,
infeksi ini bisa menyerang testis (buah zakar), sistem saraf pusat, ginjal,pankreas, persendian.

PENULARAN
Penyakit Gondong (Mumps atau Parotitis) penyebaran virus dapat ditularkan melalui kontak
langsung, percikan ludah, bahan muntah, mungkin dengan urin. Virus dapat ditemukan dalam urin
dari hari pertama sampai hari keempat belas setelah terjadi pembesaran kelenjar.

Penyakit gondongan sangat jarang ditemukan pada anak yang berumur kurang dari 2 tahun, hal
tersebut karena umumnya mereka masih memiliki atau dilindungi oleh anti bodi yang baik.
Seseorang yang pernah menderita penyakit gondongan, maka dia akan memiliki kekebalan seumur
hidupnya.

GEJALA
Tidak semua orang yang terinfeksi oleh virus Paramyxovirus mengalami keluhan, bahkan sekitar 30-
40% penderita tidak menunjukkan tanda-tanda sakit (subclinical). Namun demikian mereka sama
dengan penderita lainnya yang mengalami keluhan, yaitu dapat menjadi sumber penularan penyakit
tersebut.

Masa tunas (masa inkubasi) penyakit Gondong sekitar 12-24 hari dengan rata-rata 17-18 hari.
Adapun tanda dan gejala yang timbul setelah terinfeksi dan berkembangnya masa tunas dapat
digambarkan sdebagai berikut :

Pada tahap awal (1-2 hari) penderita Gondong mengalami gejala: demam (suhu badan 38.5 – 40
derajat celcius), sakit kepala, nyeri otot, kehilangan nafsu makan, nyeri rahang bagian belakang saat
mengunyah dan adakalanya disertai kaku rahang (sulit membuka mulut).

Selanjutnya terjadi pembengkakan kelenjar di bawah telinga (parotis) yang diawali dengan
pembengkakan salah satu sisi kelenjar kemudian kedua kelenjar mengalami
pembengkakan.Pembengkakan biasanya berlangsung sekitar 3 hari kemudian berangsur
mengempis. Kadang terjadi pembengkakan pada kelenjar di bawah rahang (submandibula) dan
kelenjar di bawah lidah (sublingual). Pada pria akil balik adalanya terjadi pembengkakan buah zakar
(testis) karena penyebaran melalui aliran darah.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan bila jelas ada gejala infeksi parotitis epidemika pada pemeriksaan fisik,
termasuk keterangan adanya kontak dengan penderita penyakit gondong (Mumps atau Parotitis) 2-3
minggu sebelumnya. Selain itu adalah dengan tindakan pemeriksaan hasil laboratorium air kencing
(urin) dan darah.

Jika penderita tidak menampakkan pembengkakan kelenjar dibawah telinga, namun tanda dan
gejala lainnya mengarah ke penyakit gondongan sehingga meragukan diagnosa. Dokter akan
memberikan anjuran untuk dilakukannya pemeriksaan lebih lanjut seperti serum darah. Sekurang-
kurang ada 3 uji serum (serologic) untuk membuktikan spesifik mumps antibodies: Complement
fixation antibodies (CF), Hemagglutination inhibitor antibodies (HI), Virus neutralizing antibodies
(NT).

Komplikasi Akibat Penyakit Gondongan


Hampir semua anak yang menderita gondongan akan pulih total tanpa penyulit, tetapi kadang
gejalanya kembali memburuk setelah sekitar 2 minggu. Keadaan seperti ini dapat menimbulkan
komplikasi, dimana virus dapat menyerang organ selain kelenjar liur. Hal tersebut mungkin terjadi
terutama jika infeksi terjadi setelah masa pubertas.

Dibawah ini komplikasi yang dapat terjadi akibat penanganan atau pengobatan yang kurang dini :
- Orkitis ; peradangan pada salah satu atau kedua testis. Setelah sembuh, testis yang terkena
mungkin akan menciut. Jarang terjadi kerusakan testis yang permanen sehingga terjadi
kemandulan.
- Peradangan pada salah satu atau kedua indung telus. Timbul nyeri perut yang ringan dan
jarang menyebabkan kemandulan.
- Ensefalitis atau meningitis : peradangan otak atau selaput otak. Gejalanya berupa sakit
kepala, kaku kuduk, mengantuk, koma atau kejang. 5-10% penderita mengalami meningitis
dan kebanyakan akan sembuh total. 1 diantara 400-6.000 penderita yang mengalami
ensefalitis cenderung mengalami kerusakan otak atau saraf yang permanen, seperti ketulian
atau kelumpuhan otot wajah.
- Pankreatitis : peradangan pankreas, bisa terjadi pada akhir minggu pertama. Penderita
merasakan mual dan muntah disertai nyeri perut. Gejala ini akan menghilang dalam waktu 1
minggu dan penderita akan sembuh total.
- Peradangan ginjal bisa menyebabkan penderita mengeluarkan air kemih yang kental dalam
jumlah yang banyak
- Peradangan sendi bisa menyebabkan nyeri pada satu atau beberapa sendi.

PENGOBATAN
Pengobatan ditujukan untuk mengurangi keluhan (simptomatis) dan istirahat selama penderita
panas dan kelenjar (parotis) membengkak. Dapat digunakan obat pereda panas dan nyeri (antipiretik
dan analgesik) misalnya Parasetamol dan sejenisnya, Aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak
karena memiliki resiko terjadinya sindroma Reye (Pengaruh aspirin pada anak-anak).

Pada penderita yang mengalami pembengkakan testis, sebaiknya penderita menjalani istirahat tirah
baring ditempat tidur. Rasa nyeri dapat dikurangi dengan melakukan kompres Es pada area testis
yang membengkak tersebut. Sedangkan penderita yang mengalami serangan virus apada organ
pancreas (pankreatitis), dimana menimbulkan gejala mual dan muntah sebaiknya diberikan cairan
melalui infus.

Penyakit gondongan sebenarnya tergolong dalam "self limiting disease" (penyakit yang sembuh
sendiri tanpa diobati). Penderita penyakit gondongan bisa diberikan diet makanan cair dan lunak.

Jika pada jaman dahulu penderita gondongan diberikan blau (warna biru untuk mencuci pakaian),
sebenarnya itu secara klinis tidak ada hubungannya. Kemungkinan besar hanya agar anak yang
terkena penyakit Gondongan ini malu jika main keluar dengan wajah belepotan blau, sehingga
harapannya anak tersebut istirahat dirumah yang cukup untuk membantu proses kesembuhan.

PENCEGAHAN
Pemberian vaksinasi gondongan merupakan bagian dari imunisasi rutin pada masa kanak-kanak,
yaitu imunisasi MMR (mumps, morbili, rubela) yang diberikan melalui injeksi pada usia 15 bulan.
Imunisasi MMR dapat juga diberikan kepada remaja dan orang dewasa yang belum menderita
Gondong. Pemberian imunisasi ini tidak menimbulkan efek panas atau gejala lainnya. Cukup
mengkonsumsi makanan yang mengandung kadar Iodium, dapat mengurangi resiko terkena
serangan penyakit gondongan.
3. Penyebab Penyakit Pneumonia
DEFINISI
Pneumonia adalah suatu penyakit infeksi atau peradangan pada organ paru-paru yang disebabkan
oleh bakteri, virus, jamur ataupun parasit di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung
jawab menyerap oksigen mengalami peradangan . Pneumonia dapat juga disebabkan oleh iritasi
kimia atau fisik dari paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru
atau terlalu banyak minum alkohol. Namun penyebab yang paling sering ialah serangan bakteria
streptococcus pneumoniae, atau pneumokokus.

Penyakit Pneumonia sering kali diderita sebagian besar orang yang lanjut usia (lansia) dan mereka
yang memiliki penyakit kronik sebagai akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh (Imun), akan tetapi
Pneumonia juga bisa menyerang kaula muda yang bertubuh sehat. Saat ini didunia penyakit
Pneumonia dilaporkan telah menjadi penyakit utama di kalangan kanak-kanak dan merupakan satu
penyakit serius yang meragut nyawa beribu-ribu warga tua setiap tahun.

PENYEBAB
Cara penularan virus atau bakteri Pneumonia sampai saat ini belum diketahui pasti, namun ada
beberapa hal yang memungkinkan seseorang beresiko tinggi terserang penyakit Pneumonia. Hal ini
diantaranya adalah:

Orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah, seperti penderita HIV/AIDS dan para penderita
penyakit kronik seperti sakit jantung, diabetes mellitus. Begitupula bagi mereka yang pernah/rutin
menjalani kemoterapy (chemotherapy) dan meminum obat golongan Immunosupressant dalam
waktu lama, dimana mereka pada umumnya memiliki daya tahan tubuh (Immun) yang lemah.

Perokok dan peminum alkohol. Perokok berat dapat mengalami irritasi pada saluran pernafasan
(bronchial) yang akhirnya menimbulkan secresi muccus (riak/dahak), Apabila riak/dahak
mengandung bakteri maka dapat menyebabkan Pneumonia. Alkohol dapat berdampak buruk
terhadap sel-sel darah putih, hal ini menyebabkan lemahnya daya tahan tubuh dalam melawan
suatu infeksi.

Pasien yang berada di ruang perawatan intensive (ICU/ICCU). Pasien yang dilakukan tindakan
ventilator (alat bantu nafas) 'endotracheal tube' sangat beresiko terkena Pneumonia. Disaat mereka
batuk akan mengeluarkan tekanan balik isi lambung (perut) ke arah kerongkongan, bila hal itu
mengandung bakteri dan berpindah ke rongga nafas (ventilator) maka potensial tinggi terkena
Pneumonia.

Menghirup udara tercemar polusi zat kemikal. Resiko tinggi dihadapi oleh para petani apabila
mereka menyemprotkan tanaman dengan zat kemikal (chemical) tanpa memakai masker adalah
terjadi irritasi dan menimbulkan peradangan pada paru yang akibatnya mudah menderita penyakit
Pneumonia dengan masuknya bakteri atau virus.

Pasien yang lama berbaring. Pasien yang mengalami operasi besar sehingga menyebabkannya
bermasalah dalah hal mobilisasi merupakan salah satu resiko tinggi terkena penyakit Pneumonia,
dimana dengan tidur berbaring statis memungkinkan riak/muccus berkumpul dirongga paru dan
menjadi media berkembangnya bakteri.

GEJALA
Gejala yang berhubungan dengan pneumonia termasuk batuk, sakit dada, demam, dan kesulitan
bernafas. Sedangkan tanda-tanda menderita Pneumonia dapat diketahui setelah menjalani
pemeriksaan X-ray (Rongent) dan pemeriksaan sputum.

PENGOBATAN
Penanganan dan pengobatan pada penderita Pneumonia tergantung dari tingkat keparahan gejala
yang timbul dan tipe dari penyebab Pneumonia itu sendiri.

Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri akan diberikan pengobatan antibiotik. Pengobatan
haruslah benar-benar komplit sampai benar-benar tidak lagi adanya gejala atau hasil pemeriksaan
X-ray dan sputum tidak lagi menampakan adanya bakteri Pneumonia, jika tidak maka suatu saat
Pneumonia akan kembali diderita.

Pneumonia yang disebabkan oleh virus akan diberikan pengobatan yang hampir sama dengan
penderita flu, namun lebih ditekankan dengan istirahat yang cukup dan pemberian intake cairan
yang cukup banyak serta gizi yang baik untuk membantu pemulihan daya tahan tubuh.

Pneumonia yang disebabkan oleh jamur akan mendapatkan pengobatan dengan pemberian
antijamur.

Di samping itu pemberian obat lain untuk membantu mengurangi nyeri, demam dan sakit kepala.
Pemberian obat anti (penekan) batuk dianjurkan dengan dosis rendah hanya cukup membuat
penderita bisa beristirahat tidur, Karena batuk juga akan membantu proses pembersihan secresi
mucossa (riak/dahak) diparu-paru.

4. Pencegahan Penyakit Kanker Leher Rahim (Serviks)


DEFINISI
Penyakit kanker leher rahim yang istilah kesehatannya adalah kanker servik (Cervical Cancer)
merupakan kanker yang terjadi pada leher rahim, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang
merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama
(vagina).

Penyakit kanker servik ini disebabkan oleh beberapa jenis virus yang disebut Human Papilloma Virus
(HPV). Virus ini menyebar melalui kontak seksual, Human Papilloma Virus dapat menyerang semua
perempuan di setiap waktu tanpa melihat umur ataupun gaya hidup. Banyak wanita yang dengan
daya tahan tubuh yang baik mampu melawan infeksi HPV dengan sendirinya. Namun demikian,
terkadang virus ini berujung pada terjadinya penyakit kanker.

Di Indonesia, Kanker Serviks adalah kanker pembunuh perempuan Indonesia No.1 tertinggi saat ini.
Setiap perempuan selama hidupnya beresiko terkena virus yang menyebabkan kanker serviks,
terutama beresiko tinggi bagi mereka yang merokok, melahirkan banyak anak, memakai alat
kontrasepsi pil dalam jangka waktu lama, serta mereka yang terinfeksi HIV Aids.

DIAGNOSA
Layaknya semua kanker, kanker leher rahim terjadi ditandai dengan adanya pertumbuhan sel-sel
pada leher rahim yang tidak lazim (abnormal). Tetapi sebelum sel-sel tersebut menjadi sel-sel
kanker, terjadi beberapa perubahan yang dialami oleh sel-sel tersebut. Perubahan sel-sel tersebut
biasanya memakan waktu sampai bertahun-tahun sebelum sel-sel tadi berubah menjadi sel-sel
kanker. Selama jeda tersebut, pengobatan yang tepat akan segera dapat menghentikan sel-sel yang
abnormal tersebut sebelum berubah menjadi sel kanker.

Sel-sel yang abnormal tersebut dapat dideteksi kehadirannya dengan suatu tes yang disebut Pap
Smear Test, sehingga semakin dini sel-sel abnormal tadi terdeteksi, semakin rendah lah resiko
seseorang menderita kanker leher rahim. Pap Smear adalah suatu tes yang aman dan murah dan
telah dipakai bertahun-tahun lamanya untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada sel-sel
leher rahim.

GEJALA
Secara umum tanda dan gejalanya adalah terjadinya perdarahan vagina setelah aktivitas seksual
atau diantara masa menstruasi. Sementara itu tanda lain yang mungkin timbul antara lain adalah :
- Hilangnya nafsu makan dan berat badan
- Nyeri tulang panggul dan tulang belakang
- Nyeri pada anggota gerak (kaki)
- Terjadi pembengkakan pada daerah kaki
- Keluarnya feaces menyertai urin melalui vagina
- Hingga terjadi patah tulang panggul

Pemeriksaan Pap Smear Test yang teratur sangat diperlukan untuk mengetahui dan mendeteksi
adanya Kanker Serviks pada diri seorang wanita.

PENGOBATAN
Bagi Anda yang terdiagnosa mengalami perubahan abnormal sel sejak dini, maka dapat dilakukan
beberapa hal seperti;
1. Pemanasan, diathermy atau dengan sinar laser.
2. Cone biopsi, yaitu dengan cara mengambil sedikit dari sel-sel leher rahim, termasuk sel yang
mengalami perubahan. Tindakan ini memungkinkan pemeriksaan yang lebih teliti untuk memastikan
adanya sel-sel yang mengalami perubahan. Pemeriksaan ini dapat dilakukan oleh ahli kandungan.

Jika perjalanan penyakit telah sampai pada tahap pre-kanker dan kanker leher rahim telah dapat
diidentifikasi, maka ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk penyembuhannya, antara lain;
1. Operasi, yaitu dengan mengambil daerah yang terserang kanker, biasanya uterus beserta leher
rahimnya.
2. Radioterapi yaitu dengan menggunakan Sinar-X berkekuatan tinggi yang dapat dilakukan secara
internal maupun eksternal
PENCEGAHAN
Ini merupakan berita yang sangat menarik bahwa penyakit kanker leher rahim (kanker serviks) dapat
dicegah, yaitu dengan cara vaksinasi yang diberikan pada remaja putri dan perempuan dewasa.
Vaksin tersebut, menurut WHO, juga efektif mencegah infeksi HPV tipe 6 dan 11 yang menyebabkan
hampir 90% dari semua jenis kanker leher rahim. Pencegahan Penyakit Kanker Leher Rahim (Serviks)

DEFINISI
Penyakit kanker leher rahim yang istilah kesehatannya adalah kanker servik (Cervical Cancer)
merupakan kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang
merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama
(vagina).

Penyakit kanker servik ini disebabkan oleh beberapa jenis virus yang disebut Human Papilloma Virus
(HPV). Virus ini menyebar melalui kontak seksual, Human Papilloma Virus dapat menyerang semua
perempuan di setiap waktu tanpa melihat umur ataupun gaya hidup. Banyak wanita yang dengan
daya tahan tubuh yang baik mampu melawan infeksi HPV dengan sendirinya. Namun demikian,
terkadang virus ini berujung pada terjadinya penyakit kanker.

Di Indonesia, Kanker Serviks adalah kanker pembunuh perempuan Indonesia No.1 tertinggi saat ini.
Setiap perempuan selama hidupnya beresiko terkena virus yang menyebabkan kanker serviks,
terutama beresiko tinggi bagi mereka yang merokok, melahirkan banyak anak, memakai alat
kontrasepsi pil dalam jangka waktu lama, serta mereka yang terinfeksi HIV Aids.

DIAGNOSA
Layaknya semua kanker, kanker leher rahim terjadi ditandai dengan adanya pertumbuhan sel-sel
pada leher rahim yang tidak lazim (abnormal). Tetapi sebelum sel-sel tersebut menjadi sel-sel
kanker, terjadi beberapa perubahan yang dialami oleh sel-sel tersebut. Perubahan sel-sel tersebut
biasanya memakan waktu sampai bertahun-tahun sebelum sel-sel tadi berubah menjadi sel-sel
kanker. Selama jeda tersebut, pengobatan yang tepat akan segera dapat menghentikan sel-sel yang
abnormal tersebut sebelum berubah menjadi sel kanker.

Sel-sel yang abnormal tersebut dapat dideteksi kehadirannya dengan suatu tes yang disebut Pap
Smear Test, sehingga semakin dini sel-sel abnormal tadi terdeteksi, semakin rendah lah resiko
seseorang menderita kanker leher rahim. Pap Smear adalah suatu tes yang aman dan murah dan
telah dipakai bertahun-tahun lamanya untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada sel-sel
leher rahim.

GEJALA
Secara umum tanda dan gejalanya adalah terjadinya perdarahan vagina setelah aktivitas seksual
atau diantara masa menstruasi. Sementara itu tanda lain yang mungkin timbul antara lain adalah :

1. Hilangnya napsu makan dan berat badan


2. Nyeri tulang panggul dan tulang belakang
3. Nyeri pada anggota gerak (kaki)
4. Terjadi pembengkakan pada darah kaki
5. Keluarnya feaces menyertai urin melalui vagina
6. Hingga terjadi patah tulang panggul

Pemeriksaan Pap Smear Test yang teratur sangat diperlukan untuk mengetahui dan mendeteksi
adanya Kanker Serviks pada diri seorang wanita.

PENGOBATAN
Bagi Anda yang terdiagnosa mengalami perubahan abnormal sel sejak dini, maka dapat dilakukan
beberapa hal seperti;

1. Pemanasan, diathermy atau dengan sinar laser.


2. Cone biopsi, yaitu dengan cara mengambil sedikit dari sel-sel leher rahim, termasuk sel yang
mengalami perubahan. Tindakan ini memungkinkan pemeriksaan yang lebih teliti untuk memastikan
adanya sel-sel yang mengalami perubahan. Pemeriksaan ini dapat dilakukan oleh ahli kandungan.

Jika perjalanan penyakit telah sampai pada tahap pre-kanker dan kanker leher rahim telah dapat
diidentifikasi, maka ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk penyembuhannya, antara lain;

1. Operasi, yaitu dengan mengambil daerah yang terserang kanker, biasanya uterus beserta leher
rahimnya.
2. Radioterapi yaitu dengan menggunakan Sinar-X berkekuatan tinggi yang dapat dilakukan secara
internal maupun eksternal.

PENCEGAHAN
Ini merupakan berita yang sangat menarik bahwa penyakit kanker leher rahim (kanker serviks) dapat
dicegah, yaitu dengan cara vaksinasi yang diberikan pada remaja putri dan perempuan dewasa.
Vaksin ini diresmikan hak ciptanya pada tahun 2006, pengembangnya adalah sebuah perusahaan
obat terbesar dunia yang berada di Amerika Serikat (Merck & Co., Inc.). Vaksin ini diberi nama
Gardasil. Vaksin tersebut, menurut WHO, juga efektif mencegah infeksi HPV tipe 6 dan 11 yang
menyebabkan hampir 90% dari semua jenis kanker leher rahim.

Pengenalan vaksin pencegah kanker serviks dan upaya untuk mendekatkan akses vaksin bagi
masyarakat di seluruh wilayah Indonesia diharapkan dapat menurunkan prevalensi kanker leher
rahim serta meminimalkan fatalitas akibat serangan kanker tersebut.

Pengenalan vaksin pencegah kanker serviks dan upaya untuk mendekatkan akses vaksin bagi
masyarakat di seluruh wilayah Indonesia diharapkan dapat menurunkan prevalensi kanker leher
rahim serta meminimalkan fatalitas akibat serangan kanker tersebut.

Вам также может понравиться