Вы находитесь на странице: 1из 3

Tugas Refleksi diri Perilaku Caring

Veronika Hutabarat

1806170971

1. Description

Pengalaman kejadian ini ketika sedang bertugas sebagai duti manajer malam hari, kondisi malam hari
banyak hal yang mungkin terjadi sebagai penyebab terhambatnya pelayanan di rumah sakit ,mulai dari
masalah yang sederhana sampai dengan yang kompleks. Seperti biasa saya keliling seluruh ruangan untuk
memastikan semua pelyanan berjalan dengan baik, ketika saya berkunjung ke ruangan yang menerima
pasien baru anak usia 5 tahun pukul 10.00 rujukan dari rumah sakit lain dengan kasus dugaan difteri,
sebelumnya ruangan ini belum pernah merawat kasus difteri, saya menanyakan tentang pemberian
therapy ADS sudah diberikan atau tidak, ternyata semua perawat yang jaga saat itu tidak mengetahui
apakah sudah diberikan atau tidak, setelah dilihat catatan terintegrasi dituliskan rencana dapat therapy ads
40.000 iu tetapi tidak ada pendokumentasian pemberian ADS tersebut dan akhirnya salah satu perawat
menghubungi perawat jaga sebelumnya dan menjawab ‘sori aku lupa! Tolong diberikan ya….

2. Feelings

Saat itu saya merasa sedih dan kecewa terhadap perawat yang tidak caring terhadap pasien dan kurang
bertanggung jawab, tidak menerapkan asuhan dengan benar dan tidak melakukan handover dengan
dengan baik.

Dan perasaan bersalah kepada pasien dan keluarga pasien karena seharusnya pasien tersebut sudah
mendapat therapy ADS untuk mencegah penyebaran kuman dan menurunkan komplikasi.

3. Evaluation

Perawat tidak mencerminkan perilaku caring karena gagal menerapkan asuhan keperawatan dengan
benar karena tidak memahami kasus yang sedang dikelola baik dari segi konsep, teori, dan aplikasi karena
setiap tindakan yang dilakukan akan sangat berharga bagi nyawa orang lain.

Perilaku Perawat tersebut melalaikan tugas dan tanggung jawabnya, karena seorang perawat yang akan
melakukan praktek keperawatan sudah dilakukan kredensial untuk menetukan batas kewenangan klinis
sehingga perawat ruangan mengetahui tugas dan tanggung jawabnya
Perawat tersebut juga gagal dalam melakukan handover keperawatan dengan baik karena tidak
menyampaikan informasi dari setiap pergantian shift serta memastikan perawatan pasien aman.

4. Analysis

Perilaku caring dapat terlihat dari perilaku perawat yang memberi perhatian dan kasih saying ( Watson,
2004), Menurut Nurhayati, 2016 Perawat yang mempunyai nilai dan jiwa caring akan mempunyai
perilaku kerja yang sesuai dengan prinsip etik dikarenakan kepedulian perawat yang memandang klien
sebagai makhluk humanistik sehingga termotivasi untuk memberikan pelayanan keperawatan yang
bermutu tinggi. Berdasarkan pernyataan diatas jelas bahwa seorang perawat professional adalah perawat
yang berperilaku caring karena akan melaksanakan asuhan sesuai dengan kiat dan ilmu keperawatan
sehingga perawat akan mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik kepada setiap
perawat berdasarkan kewenangan klinisnya.tanggung jawab perawat professional menampilkan kinerja
secara hati-hati, teliti dan kegiatan perawat dilaporkan secara jujur.

Caring merupakan aplikasi dari proses keperawatan sebagai bentuk kinerja yang ditampilkan oleh seorang
perawat menurut Gibson, James, & John (2000) mengemukakan 3 faktor yang berpengaruh terhadap
kinerja individu meliputi: faktor individu, yaitu kemampuan dan keterampilan, latar belakang, dan
demografis, faktor psikologis yaitu sikap, kepribadian, belajar, dan motivasi dan faktor psikologis, dan
organisasi. Faktor organisasi sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur, dan desain pekerjaan

Perawat belum memahami betapa pentingnya handover yang benar untuk memastikan asuhan
keperawatan dapat berjalan dengan baik. Hand over merupakan transfer Informasi terkait dengan
keadaan klinis pasien, kebutuhan pasien, keadaan personal pasien, sampai pada faktor dengan tujuan
untuk menyampaikan informasi dari setiap pergantian shift serta memastikan efektifitas dan keamanan
dalam perawatan pasien (McCLoughen, et al 2008 dalam Scovell, 2010).

5. Conclusion

Terhadap kejadian diatas mengambil kesimpulan bahwa sikap perawat diakibatkan kurangnya
pemahaman perawat tentang caring dan perawat belum memahami asuhan keperawatan pada pasien kasus
Difteri, perawat juga perlu direview tugas dan tanggung jawab,sehingga perawat dapat memberikan
asuhan lebih bertanggung jawab dan setiap kelalaian yang dilakukan akan mendapat tanggung gugat.
penerapan asuhan keperawatan dengan benar,meningkatkan pentingnya pemahaman perawat terhadap
setiap kasus yang dikelola dan melakukan serah terima pasien harus
6. Action Plan

Diawali dengan melakukan supervise kepada perawat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan,
Melakukan ronde keperawatan minimal setiap awal bulan menjelaskan tugas dan tanggung jawab setiap
perawat sesuai dengan kewenangan klinis, melaporkan setiap kelalaian kepada tim patient safety sebagai
bahan evaluasi dan perbaikan, melakukan penyegaran tentang asuhan keperawatan difteri untuk
memudahkan perawat dalam melakukan asuhan keperawatan,melakukan supervise kegiatan handover
perawatan dan membuat spo handover dengan metode SBAR. Mengusulkan kepada bidang untuk
pengembangan SDM

Daftar pustaka

Triwibowo, C., & Harahap, Z. (2016). Studi Kualitatif: Peran Handover dalam Meningkatkan

Robiah, S. (2015). Efektivitas Pelatihan SBAR terhadap Kualitas Timbang Terima Saat Transfer
Pasien Antar Ruang di RSISA Semarang. E-Journal Undip. Keselamatan Pasien di Rumah
Sakit. Jurnal Pena Medika, 6(2), 72–79.

Yosep, I. (2017). Tanggung jawab (responsibility) dan tanggung gugat (accountability) perawat
dalam sudut pandang etik. Jurnal Stikes.

Nurhayati. (2016). Analisis Hubungan Perilaku Caring Dengan Kinerja Perawat Pelaksana
Menerapkan Prinsip Etik Keperawatan Dalam Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit
Bhayangkaramappa Oudang Makassar. Jurnal Kesehatan Jurusan Keperawatan, Poltekkes
Kemenkes Pangkal Pinang, VII, 217–223. Retrieved from http://poltekkes-
tjk.ac.id/ejurnal/index.php/JK/article/view/191

Вам также может понравиться