Вы находитесь на странице: 1из 2

EKSPOR – PRODUK - PERTAMBANGAN

2017

PERMENDAG NOMOR 01/M-DAG/PER/1/2017,44 HLM, LL KEMENDAG

PERMENDAG NOMOR 01/M-DAG/PER/1/2017 TENTANG KETENTUAN EKSPOR PRODUK


PERTAMBANGAN HASIL PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN

ABSTRAK : - ketentuan ekspor produk pertambangan hasil pengolahan dan pemurnian dalam
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 119/M-DAG/PER/12/2015 tentang
Ketentuan Ekspor Produk Pertambangan Hasil Pengolahan dan Pemurnian,
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan hukum.

- Dasar Hukum Peraturan Menteri ini adalah :

UU No. 7 Tahun 1994, UU No. 10 Tahun 1995, UU No.39 Tahun 2008, UU No. 4
Tahun 2009, UU No. 3 Tahun 2014, UU No. 7 Tahun 2014, PP No. 1 Tahun 1982,
PP No. 22 Tahun 2010, PP No. 23 Tahun 2010, PP No. PP No. 55 tahun 2010, PP
No. 7 Tahun 2015, PP No. 48 Tahun 2015, Keppres No. 121/P Tahun 2014,
Keppres No. 83/P Tahun 2016, Permendag No. 13/M-DAG/PER/3/2012,
Permendag No. 46/M-DAG, PER/8/2014, Permendag No. 08/M-DAG/PER/2/2016,
Permendag No. 85/M-DAG/PER/12/2016, Permendag No. 86/
M-DAG/PER/12/2016, PermenESDM No. 05 Tahun 2017.

- Peraturan Menteri Perdagangan ini mengatur tentang :

1. Produk Pertambangan adalah sumber daya alam tidak terbarukan yang digali
dari perut bumi Indonesia.
2. Produk Pertambangan Hasil Pengolahan dan/atau Pemurnian adalah sumber
daya alam tidak terbarukan yang digali dari perut bumi Indonesia yang telah
diolah dan/atau dimurnikan berupa mineral logam, mineral bukan logam dan
bantuan yang telah sesuai dengan batasan minimum pengolahan
dan/pemurnian.
3. Ekspor Produk Pertambangan Hasil Pengolahan dan/atau Pemurnian dibatasi.
4. Produk pertambangan dalam bentuk raw material atau ore dan Produk
Pertambangan yang belum sesuai dengan batasan minimun pengolahan
dan/atau pemurnian merupakan Produk Pertambangan yang dilarang
ekspornya, kecuali terhadap Produk Pertambangan.
5. Produk Pertambangan dapat diekspor dengan ketentuan :
a. Perusahaan pemilik IUP Operasi Produksi nikel atau IUPK Operasi Produksi
nikel :
1. Telah memanfaatkan nikel dengan kadar < 1,7% (kurang dari satu
koma tujuh persen) sekurang-kuarangnya 30% (tiga puluh persen) dari
total kapasitas input fasilitas pengolahan dan pemurnian nikel yang
dimiliki; dan
2. Telah atau sedang membangun fasilitas pemurnian,baik secara sendiri
atau bekerja sama dengan pihak lain; dan
b. Perusahaan pemilik IUP Orasi Produksi bauksit, IUPK Operasi Produksi
bauksit, IUP Operasi Produksi khusus pengolahan dan/atau pemurnian
bauksit, dan perusahaan pemilik IUI yang merupakan pengolahan
dan/atau pemurnian bauksit, telah atau sedang membangun fasilitas
pemurnian, baik secara sendiri atau bekerja sama dengan pihak lain
6. Produk Pertambangan hasil pengolahan dan/atau pemurnian dan produk
pertambangan hanya dapat diekspor sampai dengan tanggal 11 januari 2022.
7. Ekspor Produk Pertambangan Hasil Pengolahan dan/atau Pemurnian yang
hanya dapat dilakukan oleh perusahaan yang memiliki IUP Operasi Produksi
yang bersertifikat clear and clean, IUPK Operasi Produksi, IUP Operasi Produksi
khusus untu pengolahan dan pemurnian, atau IUI.
8. Ekspor produk pertambangan hanya dapat dilakukan oleh perusahaan yang
memiliki :
a. IUP Operasi Produksi Produksi nikel yang bersertifikat Clear and Clean;
b. IUPK Operasi Produksi nikel;
c. IUP Produksi Produksi bauksit yang bersertifikat Clean and Clear;
d. IUPK Operasi Produksi bauksit;
e. IUP Operasi Produksi khusus pengolahan dan/atau pemurnian bauksit;
f. IUI yang melakukan pengolahan dan/atau pemurniaan bauksit
9. Verifikasi atau penelusuran Teknis Produk Pertambangan hasil pengolahan
dan/atau pemurnian untuk memastikan produk pertambangan hasil
pengolahan dan/atau pemurnian yang akan diekspor telah sesuai dengan
batasan minimum pengolahan dan/atau pemurnian.
10. Hasil Verifikasi atau penelusuran Teknis dituangkan dalam bentuk Laporan
Surveyor (LS), untu digunakan sebagai dokumen pelengkap pabean yang
diwajibkan dalam penyampaian pemberitahuan pabean Ekspor barang kepada
kantor pabean.
11. LS hanya diterbitkan apabila hasil analisis kuantitatif membuktikan bahwa
produk pertambangan yang akan diekspor telah sesuai dengan batasan
minimum pengolahan dan/atau pemurnian sebagaimana yang tercantum
dalam Lampiran I dan Lampiran II atau kadar dalam Lampiran III .
12. Penerbitan LS oleh Surveyor paling lambat 1 (satu) hari setelh pemeriksaan
muat barang dilakukan.
13. LS yang diterbitkan oleh surveyor hanya dapat digunakan untuk 1 (satu) kali
pengapalan untuk pendaftaran 1 (satu) nomor pemberitahuan Ekspor Barang
(PEB).
14. Surveyor dapat melakukan Verifikasi atau penelusuran Teknis pada waktu dan
tempat yang sama dengan pemeriksaan fisik dalam rangka pelayanan yang
dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan.
15. Eksportir wajib menyampaikan Laporan tertulis mengenai pelaksanaan Ekspor,
baik terealisasi maupun tidak terelaisasi, secara periodik setiap bulan paling
lambat tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya kepada Direktur Jenderal,
dalam hal ini Direktur Ekspor Produk Industri dan Pertambangan Kementerian
Perdagangan, dengantembusan Minerba, Dirjen IKTA dan Dirjen ILMATE yang
disampaikan ke http://inatrade.kemendag.go.id

CATATAN : - Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal 1 Februari 2017

Вам также может понравиться