Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
(Ita dkk)
ABSTRACT
MOL (Mikro Organisme Lokal) is the result of local material decomposition with
fermentation method. MOL contains macro and micro nutrients and microbial decomposers.
The smaller coffee peel that will fermented, the faster MOL can be formed. To accelerate
decomposition in MOL solution, it can be added food source of bacteria such as coconut water
and brown sugar.
The purpose of this study was to study the process of making MOL from coffee peel, to
analyze the content of nitrogen, phosphor, and potassium of MOL of coffee peel and to
determine the effect of fermentation time on nitrogen, phosphor, and potassium contents of
MOL that resulted.
This study was conducted with 4 (four) treatments, week 1, 2, 3 and 4 and 1 factor and
using 2 times replicate. The parameter of testing used for making coffee peel as local
microorganism are MOL volume, nitrogen, phosphor and potassium contents.
The result of study showed that the highest mol volume obtained in week 4 of 8.5 ml and
the lowest in week 1 of 5 ml. They were obtained from 500 g coffee peel. Determination of
nitogen, phosphorus and potassium as a macro nutrients has been conducted. The result showed
that the highest nitrogen was found to be 0,0039% in week 1, 3 and 4 and the lowest in week 2
with percentage 0.034 %. Determine of phosphorus showed that the highest phosphor was
obtained in week 2 wtih percentage 0.033 % and the lowest in week 4 of 0.018%, and the result
of potassium analyze, the highest obtained in week 2 of 0.035 % and the lowest in week 4 of
0.014%.
Dampak lingkungan berupa polusi nilai ekonomi lebih tinggi perlu dilakukan.
organik limbah kopi yang paling berat adalah Berdasarkan penelitian kulit kopi memiliki
pada perairan di mana effluen kopi kandungan nutrisi yang tidak terlalu tinggi,
dikeluarkan. Substansi organik terlarut dalam oleh sebab itu perlu dilakukan langkah-
air limbah secara amat lamban dengan langkah peningkatannya dengan cara
menggunakan proses mikrobiologi dalam air fermentasi menggunakan Mikroorganisme
yang membutuhkan oksigen dalam air. Karena Lokal.
terjadinya pengurangan oksigen terlarut, Tujuan dari penelitian ini yaitu
permintaan oksigen untuk menguraikan mempelajari proses pembuatan MOL
organik material melebihi ketersediaan (Mikroorganisme Lokal) dari kulit kopi,
oksigen sehingga menyebabkan kondisi menganalisis kadar Nitrogen, Fosfor dan
anaerobik. Dampak sederhana yang Kalium dari MOL (Mikroorganisme Lokal)
ditimbulkan adalah bau busuk yang cepat kulit kopi, dan mengetahui pengaruh waktu
muncul. Hal ini karena kulit kopi masih fermentasi terhadap kadar Nitrogen, Fosfor,
memiliki kadar air yang tinggi, yaitu 75-80% dan Kalium dari MOL (Mikroorganisme
(Simanihuruk et al., 2010) sehingga sangat Lokal) yang dihasilkan.
mudah ditumbuhi oleh mikroba pembusuk,
hal ini akan menggangu lingkungan sekitar METODE PENELITIAN
jika dalam jumlah besar dapat mencemari Penelitian pendahuluan dilakukan dengan
udara. dan tanpa proses blender atau penghancuran
Limbah padat dan cair yang dihasilkan kulit kopi. Sedangkan penelitian utama
dari tahapan pengolahan kopi basah sangat dilakukan variasi waktu fermentasi.
tinggi. Upaya pemanfaatan limbah
pengolahan kopi baik dalam bentuk padat Prosedur Kerja
maupun cair menjadi produk yang memiliki
Kulit Kopi
Tabel 1. Karakteristik MOL (mikroorganisme lokal) dengan perlakuan blender dengan proses
penghancuran dan tanpa blender (tanpa penghancuran).
Karakteristik Tanpa Blender Blender
Gelembung + + ++
Tekstur +++ ++
Cairan + + + ++
Warna + ++
Keterangan:
+ = Kurang
++ = Cukup
+++ = Banyak
Berdasarkan Tabel 1 aroma alkohol semakin cepat untuk terurai sehingga akan
yang dihasilkan pada blender dengan proses lebih cepat menjadi MOL. Untuk
penghancuran lebih menyengat dibanding mempercepat penguraian di alam larutan
dengan tanpa blender yang tidak dihancurkan. MOL, maka ditambahkan sumber makanan
Gelembung yang dihasilkan pada perlakuan bagi bakteri berupa air kelapa dan gula merah
blender menghasilkan banyak gelembung yang terdapat dalam larutan MOL. Hal ini
dibanding perlakuan tanpa menggunakan sesuai dengan pendapat Djati Runggo (1985)
blender dan tekstur pada perlakuan tanpa yang menyatakan bahwa sumber makanan
blender kasar sedangkan tekstur pada dapat berupa glukosa dan karbohidrat. Sumber
perlakuan blender halus. Demikian pula makanan digunakan bakteri sebagai energi
dengan cairan yang dihasilkan pada kedua dalam dekomposer kulit kopi yang akan
perlakuan. Pada perlakuan tanpa blender dijadikan MOL.
cairan yang dihasilkan lebih sedikit. Warna MOL yang dibuat pada penelitian
pada blender dengan penghancuran kuning pendahuluan ini membutuhkan waktu 2
kecoklatan dan terjadi perubahan morfologi minggu. Akan tetapi, semakin banyak bakteri
berupa serasa-serasah halus tinggal sedikit, di dalam larutan, maka akan semakin cepat
sedangkan pada tanpa blender berwarna juga dekomposer terjadi hingga menjadi
coklat. Secara fisik pupuk cair yang baik MOL sehingga peran bakteri sangat
menurut Hadisuwito (2012) adalah berwarna dibutuhkan dalam pembuatan MOL.
kuning kecoklatan dan bahan pembentuknya Berdasarkan Tabel 1 maka dapat
sudah membusuk. Dalam penelitian ini, disimpulkan bahwa perlakuan terbaik adalah
peneliti membuat pupuk organik cair yang pada perlakuan penghancuran dengan
sering disebut dengan mikroorganisme lokal menggunakan blender, dan selanjutnya
(MOL) dari limbah organik, yaitu kulit kopi. prosedur inilah yang digunakan pada
Semakin busuk dan halus kulit kopi penelitian utama.
yang akan difermentasikan maka akan
AGROINTEK Volume 11, No. 1 Maret 2017 4
Pembuatan MOL dari kulit kopi masukkan kedalam fermentor dan dilakukan
Berdasarkan hasil penelitian fermentasi dalam suasana anaerob. Hal ini
pendahuluan diperoleh bahwa pembuatan sesuai dengan pendapat Hawab (2004) yang
mikroorganisme lokal dengan penghancuran berpendapat bahwa hasil akhir reaksi
merupakan perlakuan terbaik, adapun tahapan fermentasi pada suasana anaerob adalah
pada pembuatan mikroorganisme lokal yang etanol, CO2 dan H2O. Ngili (2009) juga
dilakukan dengan penghancuran dimulai menambahkan bahwa etanol, CO2 dan H2O
dengan tahapan penimbangan dilanjutkan dihasilkan dari proses pemecahan glukosa
dengan proses penghancuran. Tujuan dari dalam proses fermentasi yang bersuasana
proses penghancuran adalah untuk pengecilan anaerob.
ukuran. Pengecilan ukuran artinya membagi- Larutan MOL mengandung unsur
bagi suatu bahan padatan menjadi bagian- hara makro, mikro, dan mengandung
bagian yang lebih kecil (Smith, 1955). mikroorganisme yang berpotensi sebagai
Penambahan gula merah yang perombak bahan organik, perangsang
dilarutkan dengan air kelapa berfungsi sebagai pertumbuhan, dan agen pengendali hama dan
substrat mikroorganisme lokal. Untuk penyakit tanaman sehingga baik digunakan
mempercepat penguraian di dalam larutan sebagai dekomposer, pupuk hayati, dan
MOL, maka ditambahkan sumber makanan pestisida organik (Purwasasmita, 2009).
bagi bakteri berupa air kelapa yang terdapat Faktor-faktor yang menentukan kualitas
dalam larutan MOL. Hal ini sesuai dengan larutan MOL antara lain media fermentasi,
pendapat Djati Runggo (1985) yang kadar bahan baku atau substrat, bentuk dan
menyatakan bahwa sumber makanan dapat sifat mikroorganisme yang aktif di dalam
berupa glukosa dan karbohidrat.sumber proses fermentasi, pH, temperatur, lama
makanan digunakan bakteri sebagai energi fermentasi, dan rasio C/N larutan MOL
dalam dekomposer kulit kopi yang akan (Suriawiria,1996; Hidayat, 2006). Hubungan
dijasikan MOL. lama fermentasi dengan volume MOL kulit
Tahapan selanjutnya adalah tahapan kopi dapat dilihat pada Gambar 1.
fermentasi, pada tahapan ini semua bahan di
Volume Mol
10
8
Volume Mol (ml)
0
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
sejumlah unsur penting dalam bentuk jaringan dalam makhluk hidup, dan di dalam
senyawa-senyawa kompleks maupun tanah unsur N sangat menentukan
senyawa-senyawa sederhana ke dalam larutan pertumbuhan tanaman (Sutanto, 200).
fermentasi. Volume mol pada minggu 3 yaitu Sebagian besar dari nitrogen total dalam air
8 ml dan volume mol pada minggu 4 yaitu 8.5 dapat terikat sebagai nitrogen organik, yaitu
ml, hal ini menunjukkan bahwa semakin lama dalam bahan-bahan berprotein. Nitrogen
fermentasi maka volume larutan mol yang diserap oleh akar tanaman dalam bentuk NO3-
dihasilkan juga semakin meningkat (nitrat) dan NH4+ (amonium). Nitrogen yang
berasal dari bahan organik tertentu diperoleh
Pengujian Kadar Nitrogen melalui amonisasi-nitrifikasi (Mulyadi, 1994).
Unsur nitrogen merupakan salah satu
unsur penyusun protein sebagai pembentuk
Kadar Nitrogen
0.04
0.039
% Kadar Nitrogen
0.038
0.037
0.036
0.035
0.034
0.033
0.032
0.031
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
Gambar 2. Histogram pengujian kadar nitrogen (%) pada mikroorganisme lokal kulit kopi
Kadar Fosfor
0.035
0.03
% Kadar Fosfor 0.025
0.02
0.015
0.01
0.005
0
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
Gambar 3. Histogram pengujian kadar fosfor (%) pada mikroorganisme lokal kulit kopi
Kadar Kalium
0.04
% Kadar Kalium
0.03
0.02
0.01
0
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
Gambar 4. Histogram pengujian kadar kalium (%) pada mikroorganisme lokal kulit kopi