Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
MAKALAH
ASUHAN KEPERAWATAN
TRAUMA THORAKS/DADA
OLEH
KELOMPOK I:
ADRIANI (P201401023)
ARNAWATI (P201501006)
MUH AKMAL (P201501030)
MUH TOHIR (P201501004)
LELI MARLINA (P201501028)
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmatNyalah
sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah Asuhan Keperawatan ini sesuai waktu
yang dijadwalkan yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN TRAUMA
THORAKS/DADA”.
Kami menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan makalah asuhan
keperawatan ini. Sehingga segala macam kritikan yang membangun dan saran, selalu kami
harapkan demi kesempurnaannya makalah asuhan keperawatan ini.
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL.....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan.........................................................................................22
4.2. Saran...................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
b. Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat mengetahui tentang definisi, etiologi, patofisiologi,
manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan serta proses
keperawatan yang akan dijalankan pada Asuhan Keperawatan Trauma Thoraks/Dada.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 DEFINISI
Trauma adalah luka atau cedera fisik lainnya atau cedera fisiologis akibat
gangguan emosional yang hebat (Brooker, 2001). Penyalahgunaan alkohol dan obat telah
menjadi faktor implikasi pada trauma tumpul dan tembus serta trauma yang disengaja
atau tidak disengaja (Smeltzer, 2001).
Trauma adalah cedera/rudapaksa atau kerugian psikologis atau emosional (Dorland,
2002).
Trauma thorax adalah semua ruda paksa pada thorax dan dinding thorax, baik
trauma atau ruda paksa tajam atau tumpul. (Hudak, 1999). Trauma thorax adalah luka
atau cedera yang mengenai rongga thorax yang dapat menyebabkan kerusakan pada
dinding thorax ataupun isi dari cavum thorax yang disebabkan oleh benda tajam atau
benda tumpul dan dapat menyebabkan keadaan gawat thorax akut.
Trauma dada adalah trauma tajam atau tembus thoraks yang dapat menyebabkan
jantung, perdarahan, pneumothoraks, hematothoraks, hematompneumothoraks (FKUI,
1995)
Trauma dada adalah abnormalitas rangka dada yang disebabkan oleh benturan
pada dinding dada yang mengenai tulang rangka dada, pleura paru-paru, diafragma
ataupun isi mediastinal baik oleh benda tajam maupun tumpul yang dapat menyebabkan
gangguan system pernafasan.
Trauma dada adalah masalah utama yang paling sering terjadi pada bagian
emergency. Cidera pada dada dapat mengenai tulang-tulang sangkar dada, pleura dan
paru-paru, diagfragma atau organ-organ dalam mediastinum.
2.2. ETIOLOGI
1) Tamponade jantung : disebabkan luka tusuk dada yang tembus ke
mediastinum/daerah jantung.
2) Hematotoraks : disebabkan luka tembus toraks oleh benda tajam, traumatik atau
pontan
3) Pneumothoraks : spontan (bula yang pecah) ; trauma (penyedotan luka rongga dada) ;
iatrogenik (“pleural tap”, biopsi paaru-paru, insersi CVP, ventilasi dengan tekanan
positif) (FKUI, 1995).
2.3. PATOFISIOLOGI
1. Tusukan/tembakan ; pukulan, benturan, ledakan, deselerasi, spontan -> Trauma dada
->1. Tamponade jantung -> Perdarahan dalam perikardium -> Nyeri akut ->
Pengaliran darah kembali ke atrium -> Lambat tertolong dapat menyebabkan
kematian.
2. Hematotoraks->Perdarahan/syok->Ketidakefektifan pola napas
3. Pneumothoraks ->Udara masuk kedalam rongga pleural ->Udara tidak dapat keluar ->
Tekanan pleura meningkat 1,2, & 3 dapat menyebabkan Ketidakefektifan pola napas.
2) Hematotoraks
a. Pada WSD darah yang keluar cukup banyak dari WSD.
b. Gangguan pernapasan (FKUI, 1995).
3) Pneumothoraks
a. Nyeri dada mendadak dan sesak napas.
b. Gagal pernapasan dengan sianosis.
c. Kolaps sirkulasi.
d. Dada atau sisi yang terkena lebih resonan pada perkusi dan suara napas yang
terdengar jauh atau tidak terdengar sama sekali.
e. pada auskultasi terdengar bunyi klik (Ovedoff, 2002).
f. Jarang terdapat luka rongga dada, walaupun terdapat luka internal hebat seperti
aorta yang ruptur. Luka tikaman dapat penetrasi melewati diafragma dan
menimbulkan luka intra-abdominal (Mowschenson, 1990).
2.5. KOMPLIKASI
1) Iga : fraktur multiple dapat menyebabkan kelumpuhan rongga dada.
2) Pleura, paru-paru, bronkhi : hemo/hemopneumothoraks-emfisema pembedahan.
3) Jantung : tamponade jantung ; ruptur jantung ; ruptur otot papilar ; ruptur klep jantung.
4) Pembuluh darah besar : hematothoraks.
5) Esofagus : mediastinitis.
6) Diafragma : herniasi visera dan perlukaan hati, limpa dan ginjal (Mowschenson,
1990).
2.7. PENATALAKSANAAN
1) Darurat Anamnesa yang lengkap dan cepat. Anamnesa termasuk pengantar yang
mungkin melihat kejadian yang ditanyakan :
Waktu kejadian
Tempat kejadian
Jenis senjata
Arah masuk keluar perlukaan
Bagaimana keadaan penderita selama dalam transportasi.
Pemeriksaan harus lengkap dan cepat, baju penderita harus dibuka, kalau perlu
seluruhnya.
Inspeksi :
- Kalau mungkin penderita duduk, kalau tidak mungkin tidur. Tentukan
luka masuk dan keluar.
- Gerakkan dan posisi pada akhir inspirasi.
- Akhir dari ekspirasi.
Palpasi :
- Diraba ada/tidak krepitasi
- Nyeri tekan anteroposterior dan laterolateral.
- Fremitus kanan dan kiri dan dibandingkan.
Perkusi :
- Adanya sonor, timpanis, atau hipersonor.
- Aadanya pekak dan batas antara yang pekak dan sonor seperti garis
lurus
atau garis miring.
Auskultasi :
- Bising napas kanan dan kiri dan dibandingkan.
- Bising napas melemah atau tidak.
- Bising napas yang hilang atau tidak.
- Batas antara bising napas melemah atau menghilang dengan yang
normal.
- Bising napas abnormal dan sebutkan bila ada.
Pemeriksaan tekanan darah.
Pemeriksan kesadaran.
Pemeriksaan Sirkulasi perifer
2) Therapy
a. Chest tube / drainase udara (pneumothorax).
b. WSD (hematotoraks).
c. Pungsi.
d. Torakotomi.
e. Pemberian oksigen.
2.8. PATWAY
Trauma Dada
Distress pernapasan
3.1 PENGKAJIAN
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara
menyeluruh (Boedihartono, 1994 : 10).
Pengkajian pasien dengan trauma thoraks (. Doenges, 1999) meliputi :
a. Aktivitas / istirahat
Gejala : dipnea dengan aktivitas ataupun istirahat.
b. Sirkulasi
Tanda : Takikardia ; disritmia ; irama jantunng gallops, nadi apical berpindah, tanda
Homman ; TD : hipotensi/hipertensi ; DVJ.
c. Integritas ego
Tanda : ketakutan atau gelisah.
e. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : nyeri uni lateral, timbul tiba-tiba selama batuk atau regangan, tajam dan
nyeri, menusuk-nusuk yang diperberat oleh napas dalam, kemungkinan menyebar ke
leher, bahu dan abdomen
Tanda : berhati-hati pada area yang sakit, perilaku distraksi, mengkerutkan wajah.
f. Pernapasan
Gejala : kesulitan bernapas ; batuk ; riwayat bedah dada/trauma, penyakit paru kronis,
inflamasi,/infeksi paaru, penyakit interstitial menyebar, keganasan ; pneumothoraks
spontan sebelumnya, PPOM.
Tanda : Takipnea ; peningkatan kerja napas ; bunyi napas turun atau tak ada ; fremitus
menurun ; perkusi dada hipersonan ; gerakkkan dada tidak sama ; kulit pucat, sianosis,
berkeringat, krepitasi subkutan ; mental ansietas, bingung, gelisah, pingsan ;
penggunaan ventilasi mekanik tekanan positif.
g. Keamanan
Gejala : adanya trauma dada ; radiasi/kemoterapi untuk keganasan.
h. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : riwayat factor risiko keluarga, TBC, kanker ; adanya bedah
intratorakal/biopsy paru.
3.3. INTERVENSI
Intervensi adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan
dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan
(Boedihartono, 1994:20)
3.4. IMPLEMENTASI
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang
telah disusun pada tahap perencanaan (Effendi, 1995:40).
Intervensi dan implementasi keperawatan yang muncul pada pasien dengan
trauma thorax (Wilkinson, 2006) meliputi :
1) Ketidakefektifan pola pernapasan berhubungan dengan ekspansi paru yang
tidak maksimal karena trauma.
Tujuan: Pola pernapasan efektive.
Kriteria hasil :
Memperlihatkan frekuensi pernapasan yang efektive.
Mengalami perbaikan pertukaran gas-gas pada paru.
Adaptive mengatasi faktor-faktor penyebab.
Intervensi :
1. Berikan posisi yang nyaman, biasanya dnegan peninggian kepala tempat
tidur. Balik ke sisi yang sakit. Dorong klien untuk duduk sebanyak
mungkin.
R/ Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan ekpsnsi paru dan
ventilasi pada sisi yang tidak sakit.
2) Periksa batas cairan pada botol penghisap, pertahankan pada batas yang
ditentukan.
R/ Air penampung/botol bertindak sebagai pelindung yang mencegah
udara atmosfir masuk ke area pleural.
Intervensi: :
1) Jelaskan klien tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa
terdapat penumpukan sekret di sal. pernapasan.
R/ Pengetahuan yang diharapkan akan membantu mengembangkan
kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.
4) Berikan kesempatan waktu istirahat bila terasa nyeri dan berikan posisi
yang nyaman ; misal waktu tidur, belakangnya dipasang bantal kecil.
R/ Istirahat akan merelaksasi semua jaringan sehingga akan
meningkatkan kenyamanan.
Intervensi: :
1) Kaji kulit dan identifikasi pada tahap perkembangan luka.
R/ mengetahui sejauh mana perkembangan luka mempermudah dalam
melakukan tindakan yang tepat.
2) Kaji lokasi, ukuran, warna, bau, serta jumlah dan tipe cairan luka.
R/ mengidentifikasi tingkat keparahan luka akan mempermudah
intervensi.
4) Berikan perawatan luka dengan tehnik aseptik. Balut luka dengan kasa
kering dan steril, gunakan plester kertas.
R/ tehnik aseptik membantu mempercepat penyembuhan luka dan
mencegah terjadinya infeksi.
5) Jika pemulihan tidak terjadi kolaborasi tindakan lanjutan, misalnya
debridement.
R/ agar benda asing atau jaringan yang terinfeksi tidak menyebar luas
pada area kulit normal lainnya.
Intervensi: :
1) Kaji kebutuhan akan pelayanan kesehatan dan kebutuhan akan peralatan.
R/ mengidentifikasi masalah, memudahkan intervensi.
3) Ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif dan pasif.
R/ mempertahankan /meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot.
Intervensi: :
1) Pantau tanda-tanda vital.
R/ mengidentifikasi tanda-tanda peradangan terutama bila suhu tubuh
meningkat.
3.5. EVALUASI
Evaluasi adalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf keberhasilan dalam
pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi tujuan atau
intervensi keperawatan ditetapkan (Brooker, Christine. 2001).
Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan trauma thorax/dada adalah :
1) Pola pernapasan efektif.
2) Jalan napas lancar/normal
3) Nyeri berkurang/hilang.
4) Mencapai penyembuhan luka pada waktu yang sesuai.
5) pasien akan menunjukkan tingkat mobilitas optimal
6) infeksi tidak terjadi / terkontrol
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Trauma thorax adalah luka atau cedera yang mengenai rongga thorax yang
dapat menyebabkan kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari cavum thorax
yang disebabkan oleh benda tajam atau benda tumpul dan dapat menyebabkan
keadaan gawat thorax akut.
Trauma dada adalah trauma tajam atau tembus thoraks yang dapat
menyebabkan jantung, perdarahan, pneumothoraks, hematothoraks,
hematompneumothoraks (FKUI, 1995)
Etiologinya: Tamponade jantung, hematotoraks, pneumothoraks. Dapat di
lakukan pemeriksaan diagnostik dengan pemeriksaan radiologi, gas darah
arteri(GDA), mungkin normal atau menurun atau hemoglobin: mungkin menurun.
4.2 SARAN
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah asuhan keperawatan ini, tentunya masih banyak
kekurangan dalam makalah asuhan keperawatan ini karena terbatasnya
pengetahuan dan kekurangan rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah askep tersebut.
Kami sebagai penulis mengharapkan kepada para pembaca untuk
memberikan kritik dan saran yang tentunya membangun, demi mencapainya
kesempurnaan dalam makalah asuhan keperawatan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Boedihartono, 1994, Proses Keperawatan di Rumah Sakit. EGC : Jakarta.
Mowschenson, Peter M. 1990. Segi Praktis Ilmu Bedah Untuk pemula. Edisi
2.Binarupa Aksara : Jakarta.
Nasrul Effendi. 1995. Pengantar Proses Keperawatan. EGC. Jakarta.