Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1
e. Apakah anda pernah sakit kepala, hilang ingatan, perubahan sensasi, depresi?
Jika ya, Uraikan.
7. Persepsi Diri-Konsep Diri a. Bagaimana perasaan anda karena kondisi tersebut?
b. Bagaimana perasaan anda harus meminum obat?
8. Peran-Hubungan a. Bagaimana perasaan anda karena kondisi tersebut? Apakah penyakit
mempengaruhi hubungan anda dengan orang lain?
b. Apakah ada dikeluarga anda yang mengalami gangguan endokrin? Jika ya,
kapan mulainya dan bagaimana pengaruhnya pada mereka? Siapa saja anggota
keluarga yang terkena dan pada usia berapa mulai terkena terkenanya?
9. Koping Stres Toleransi a. Apakah stres membuat kondisi anda bartambah buruk? Jelaskan.
b. Apakah kondisi tersebut menyebabkan stres pada diri anda?
c. Uraikan apa yang anda lakukan saat merasa stres.
10. Nilai keyakinan a. Ceritakan bagaimana hubungan atau aktivitas khusus membantu anda
menghadapi kondisi tersebut.
b. Uraikan keyakinan atau praktik budaya tertentu yang mempengaruhi cara anda
merawat dan merasakan kondisi tersebut.
c. Apakah ada yang mengganggu keyakinan, kebutuhan, atau praktik spiritual
anda selama sakit?
d. Apa yang dapat saya atau pemberi asuhan lainnya lakukan untuk membantu
anda dengan kebutuhan spiritual anda?
e. Apakah ada terapi tertentu yang tidak ingin anda gunakan untuk mengatasi
kondisi tersebut?
(LeMone, Priscilla. Buku ajar keperawatan medikal bedah: gangguan endokrin. 2016. Jakarta: EGC
1.2. Pengkajian Endokrin
Tabel 2.
No. Teknik/Temuan Normal Temuan Tidak Normal
1. Pengkajian Kulit a. Hiperpigmentasi terlihat pada pasien berpenyakit Addison
Inspeksi warna kulit. Warna kulit merata dan atau Sindrom Cushing.
sesuai dengan usia dan ras pasien. b. Hipopigmentasi terlihat pada diabetes mellitus dan
hipotiroidsme.
c. Warna kekuningan pada kulit dapat mengindikasikan
hipotiroidsme.
d. Strie bewarna ungu pada abdomen dan memar dapat
dijumpai pada pasien yang mengalami sindrom cushing.
Palpasi kulit kaji tekstur kelembapan dan
a. Kulit kering dan kasar sering terlihat pada pasien dengan
adanya lesi warna kulit harus sesuai dengan ras
hipotiroidsme sementara kulit yang halus dan
pasien lembut, hangat, kering utuh tanpa lesi.
kemerah-merahan dapat dilihat pada hipertiroidsme.
2
b. Lesi misalnya (ulserasi) pada ekstremitas bawah dapat
mengindikasikan diabetes mellitus.
2. Pengkajian Kuku dan Rambut a. Peningkatan pigmentasi kuku sering terlihat pada pasien
Kaji tekstur, distribusi dan kondisi kulit dan dengan penyakit Addison.
rambut. Tekstur rambut harus normal tersebar b. Kuku dan rambut yang kering, tebal dan mudah patah
secara merata sesuai jenis kelamin, warna dapat dijumpai pada hipotiroidsme; kuku tipis dan mudah
permukaan kuku harus merata serta patah serta rambut tipis dan halus dapat dijumpai pada
permukaannya halus. hipertiroidsme.
c. Hirustisme (rambut pada wajah, dada, atau abdomen yang
berlebihan) dapat dijumpai pada sindrom cushing.
4. Pengkajian Kelenjar Tiroid a. Tiroid dapat membesar pada pasien dengan penyakit
Palpasi ukuran dan konsistensi kelenjar tiroid. graves atau gondok (pembesaran kelenjar tiroid).
Berdiri di belakang pasien dan letakkan jari b. Nodul multiple dapat dijumpai pada kelaianan metabolik,
tangan anda di kedua sisi trakea di bawah sementara adanya satu nodul dapat mengindikasikan kista
kartilago tiroid. Minta paien untuk memiringkan atau tumor jinak atau ganas.
kepalanya kearah kanan. Sekarang, minta pasien c. Nodul tunggal yang membesar menunjukkan keganasan.
untuk menelan.
Ketika pasien menelan, geser lobus kiri sembari
meraba lobus kanan. Ulangi hal yang sama
untuk meraba lobus kiri. Kelenjar tiroid biasanya
tidak mudah diraba. Jika teraba, lobusnya
teraba lembut, kenyal, dan tidak ada nodul.
5. Pengkajian Fungsi Motorik a. Peningkatan refleks dapat dijumpai pada hipertirodisme;
Kaji refleks tendon dalam. Refleks tendon dalam penurunan refleks dapat dijumpai pada hipotirodisme.
dikaji dengan palu refleks dan meliputi refleks
bisep, refleks brakioradialis, refleks trisep,
refleks patella, dan refleks Achilles. Nilai normal
berkisar dari +1 (ada,tetapi menurun) hingga +2
(normal) hingga +3 (meningkat).
6. Pengkajian Fungsi Sensoris a. Neuropati dan parestesia (perubahan sensasi) perifer
Periksa sensitivitas pasien terhadap nyeri, suhu, dapat terjadi pada diabetes, hipotiroidisme, atau
vibrasi, sentuhan ringan, dan sterreognosis akromegali.
(kemampuan untuk mengidentifikasi suatu
benda melalui sentuhan). Bandingkan area
simetris pada kedua sisi tubuh dan bandingkan
3
region distal dan proksimal ekstremitas. Minta
pasien untuk menutup matanya. Fungsi sensoris
harus bilateral.
▪ Untuk memeriksa nyeri, gunakan ujung yang
tumpul dan tajam peniti baru. Buang peniti
setelah digunakan.
▪ Untuk mengukur suhu, gunakan cangkir atau
wadah lain berisi air dingin dan hangat.
▪ Untuk memeriksa vibrasi, gunakan garpu tala
atas satu sendi jari tangan atau jari kaki
pasien.
▪ Untuk memeriksa sentuhan ringan, gunakan
gulungan kapas.
▪ Untuk memeriksa stereognosis, taruh di
tangan pasien benda yang sederhana
familiar, seperti karet gelang, bola kapas, atau
kancing.
▪ Minta pasien untuk menebak benda tersebut.
7. Pengkajian Muskuloskeletal a. Ukuran tubuh yang terlalu pendek dapat menandakan
Inspeksi ukuran dan proporsi struktur tubuh kekerdilan (suatu kondisi yang ditandai dengan ukuran
pasien. Ukuran dan proporsi struktur tubuh tubuh yang pendek); insufisiensi hormon pertumbuhan
harus sama bilateral). hipofisis adalah salah satu penyebabnya.
b. Tulang yang sangat besar dapat mengindikasikan
akromegali, yang disebabkan oleh kelebihan hormon
pertumbuhan.
8. Mengkaji Tetani akibat Hipokalsemia a. Penurunan kadar kalsium menyebabkan tangan dan jari
Kaji Tanda Trousseau (suatu pemeriksaan untuk tangan pasien berkontraksi (spasme karpus)
hipokalsemia) dengan hasil tetani (spasme otot
yang tonik) dengan mengembangkan manset
tekanan darah diatas ruang antekubital hingga
nilai tekanan lebih besar dari tekanan darah
sistolik selama 2-5 menit. Tanda Trousseau
dibahas terkait dengan hipokalsemia.
Kaji Tanda Chvostek
(Suatu pemeriksaan untuk hipokalsemia) dengan
a. Penurunan kadar kalsium menyebabkan otot wajah lateral
cara mengetukkan jari tangan anda di depan
pasien berkontraksi.
telinga pasien pada sudut rahang. Tanda
Chvostekpositif menyebabkan seringai wajah
akibat kontraksi berulang pada otot wajah.
4
Tanda Chvostek dibahas dan diilustrasikan
terkait dengan hipokalsemia.
(LeMone, Priscilla. Buku ajar keperawatan medikal bedah: gangguan endokrin. 2016. Jakarta: EGC)
5
Misalnya pasien yang menderita depersi atau histeria biasanya tidak dapat memberikan dasar data
yang dapat diandalkan, sementara penyalahgunaan obat atau alkohol biasanya menyangka telah
menggunakan zat-zat tersebut. Cukup masuk akal, bila pewawancara mempertimbangkan kejujuran
informasi (berdasar pada konteks keseluruhan wawancara) dan mencatat semua evaluasi tersebut.
d. Keluhan Utama
Keluhan utama adalah penyebab yang mendorong setiap orang untk mencari pertolongan.
Pertanyaan seperti “mengapa anda datang ke klinik hari ini?” atau “mengapa anda masuk kerumah sakit ?”
biasanya dapat mengeluarkan keluhan utamanya. Kadang-kadang, tidak ada keluhan sama sekali, seperti
pada seseorang yang ingin melakukan “check-up” (pemeriksaan menyeluruh). Alasan inilah seharusnya
ditulis sebagai pengganti keluhan utma. Bila keluhan utama telah diutarakan. Kata-kata pasien tersebut
harus dicatat sebagai keluhan utama. meskipun informasi tersebut dapat dimasukkan sebagi pendahuluan
profil pasien, namun pasien tetap harus di tanyai mengenaii alasannya mencari perkembangan kesehatan,
dan alasan tersebutlah yang dimasukkan sebagai- keluhan utama. Bila ada lebih dari satu masalah yang
dianjurkan, masalah tersebut disusun sesuai prioritas ketika masalah tersebut dilaporkan.
e. Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat penyakit apa saja adalah satu-satunya faktor yang terpenting bagi petugas kesehatan
dalam menegakkan diagnosis atau menentukan kebutuhan pasien. Pemeriksaan fisik juga banyak
membantu namun, biasanya hanya membuktikan mengenai apa yang sudah diceritakan dalam riwayat
penyakit. Terkadang, hasil diagnostik juga berguna, namun hampir tidak pernah dapat menegagkan
diagnosa. Sebaliknya pengumpulan riwayat penyakit yang teliti akan sangan membantu dalam pemilihan
yang tepat dalam pemeriksaan diagnostik yang sesui.
Jika penyakit sekarang hanya merupakan episode terakhir dari serangkain episod, keseluruhan
peristiwa dicacat. Misalnya, suatu episod syok insulin hanyalah merupakan salah satu peristiwa dalam
rangkaian riwayat diabetes. Pada contoh tersebut, seluruh perjalanan penyakit DM digambarkan
selengkapnya supaya keluhan utamanya dapat diletakkaan dalam konteks yang tepat. Miskipun episode
syok insulin ditekankan dalam riwayat, perjalanan penyakitnya diuraikan dan dicatatkan dalam catatan.
Setelah semua fatka diperoleh, maka rincian penyakit sekarang atau keluhan kesehatan, mulai dari
awitannya sampai saat pertama berhubungan dengan tim pelayanaan kesehatan harus disusun sesui
urutannya. Fakta tersebut kemudian dicatat secara pronologis, dimulai dengan, misalnya “pasien dalam
keadaan sehat sampai.....”atau “pasien pertama kali merasakan nyeri perut 2 bulan sebelum mencari
bantuan”.
Riwayat penyakit sekarang meliputi beberapa informasi seperti tanggal dan cara (tiba-tiba,
berharap) dimana terjadi masalah, suasana dimana masalah timbul (dirumah, dtempat kerja, setelah
perdebatan seru, setelah berolahraga), manifestasi masalah, dan perjalanan penyakit atau masalah.
Perjalanan penyakit atau masalah meliputi pengobatan sendiri, intervensi medis, kemajuan dan efek
pengobatan dan persepsi oasien tentang penyebab atau arti masalahnya.
6
Gejala tertentu (nyeri, sakit kepala, demam, perubahan kebiasaan buang air besar) perlu
digambarkan serinci mungki, sejalan dengan lokasi dan penyebaran (jika nyeri), kualitas, keperahan, dan
durasi. Perwawancara juga harus menanyakan apakah keluhan utamanya terus menerus atau
meringankannya dan apakah ada manifestrasi alinn yang berhubungan.
Manifestasi lain yang berhubungan adalah gejala yang timbul secara stimultan dengan keluhan
utama. ada atau tidaknya gejala yang berhubungan dapat menerangkan asal mula atau penjalaran masalah.
Gejala yang seperti itu sering dianggap sebgai temuan yang bermakna secara positif maupun negatif dan
dapat diperoleh dari telaahan sistem yang secar alangsung berhubungan dnegan keluhan utaman.
Misalnya, bila pasien mengeluh gejala yang tidak jelas, seperti keletihan atau penurunanan berat badan,
semua sistem tubuh harus di telaah dan dimasukkan dalam riwayat penyakit searang. Jika sebaliknya,
keluhan utama pasien adalah nyeri dada, maka hanya sistem jantung –paru dan gastointestinal saja yang
dimasukkandalam riwayat penyakit sekrang. Pada kedua kasuss tersebut, baik temuan positif maupun
negatif harus tetap dicatat untuk mendefinisikan masalah selanjutnya.
f. Riwayat Kesehatan
Ringkasan riwayat kesehatan yang rinci merupakan komponen yang sangat berharga dari dasar
data. Setelah status kesehatan umum di peroleh, kita kemudian mengajukan pertanyaan mengenai status
imunisasi dan segala bentuk alergi terhadap obat atau zat lain yang diketahui. Tanggal imunisasi bersama
dengan jenis alergi dan reaksi yang tidak diinginkan tersebut semuanya di catat. Pasien kemudian diminta
member keterangan, jika mengetahui, mengenai pemeriksaan fisik yang terakhir, rotgen dada,
elektrokardiogram (EKG), pemeriksaan mata, pemerikasaan pendengaran, pemeriksaan gigi, dan
papanicolau (pap) smear (pada wanita). Penyakit dahulu juga di bahas. Jawaban negatif maupun positif
dicatat dalam daftar penyakit khusus. Tanggal, atau usia saat pasien menderita penyakit tersebut, begitu
juga pemberi nama-nama pemberian perawatan kesehatan pasien dirumah sakit, didiagnosis dari
kerapiannya juga di catat :
1) Penyakit masa kanak-kanak rubeola, rubella, polio, bentuk rejan, gondongan, cacar air, demam
scarlet, mdemam rematik, sakit tenggorokan.
2) Penyakit masa dewasa.
3) Penyakit psikiatri.
4) Cedera-luka bakar, frektur, cedera kepala.
5) Hospitalisasi
6) Prosedur bedah dan diagnostik
7) Pengobatan sekarang- resep, obat bebas, jamu
8) Penggunaan alcohol dan obat lain.
Jika hospitalisasi tertentu atau intervensi medis besar yang pernah dilakukan berhubungan dengan
penyakit sekarang, sebaiknya tidak perlu diulang. Lebih baik kita buat suatu catatan khusus, seperti “lihat
riwayat penyakit sekarang” atau “ lihat RPS” pada lembar data.
7
g. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit dahulu dapat berkaitan dengan keluhan utama saat ini, misalnya riwayat migran
sebelum pada pasien dengan sakit kepala, hematemesis dan pasien dengan luka minor multiple diakitkan
dengan tersangka penyalahgunaan alkoho. Ajukan pertanyaan terbuka diawal anamnesis kemudian
pertanyaan tertutup untuk memperoleh informasi yang relevan dan bermakna.
Tabel 3.
Riwayat penyakit dahulu
1. Apakah Anda pernah mengalami sakit berat yang membuat Anda pergi ke dokter?
2. Apakah Anda pernah harus mengambil cuti kerja karena masalah kesehatan?
3. Apakah Anda pernah menjalani operasi?
4. Apakah Anda pernah ke klinik di rumah sakit?
5. Apakah Anda pernah dirawat di rumah sakit? Jika ya, ada apa saat itu?
h. Riwayat Keluarga
Status kesehatan dan usia, atau usia dan penyebab kematian keluarga tingkat pertama (orang tua,
saudara kandung, pasangan hidup, anak) dan keluarga tingkat ke dua (kakek-nenek, sepupu) juga
ditanyakan untuk mengidentifikasi penyakit-penyakit yang mungkin diturunkan, menular, atau
berhubungan dengan lingkungan hidup. Penyakit berikut inilah yang sering didapatkan : kanker, hipertensi,
penyakit jantung, diabetes, epilepsy, penyakit mental, tuberculosis, penyakit ginjal, arthritis, alergi, asma,
alkoholisme dan obesitas. Salah satu cara termudah untuk mecatat data tersebut adalah dengan cara
membuat genogram atau pohon keluarga (Gbr. 6-2).
i. Telaahan Sistem
Telah sistem meliputi tinjauan kesehatan umum maupun gejala yang berhubungan dengan setiap
sistem tubuh. Pertanyaan yang diajukan tentang setiap sistem tubuh mencakup baik gejala sekarang atau
pun gejala terdahulu. Penelaahan tiap sistem tubuh sangat membantu memperoleh data yang relevan. Baik
jawaban positif maupun negatif semuanya dicatat. Jika pasien menjawab pertanyaan dengan jawaban
positif mengenai sistem tertentu, maka informasi tersebut harus dianalisa dengan teliti.
Jika ada suatu penyakit yang telah disebutkan atau dicatat sebelumnya, maka tak perlu
mengulanginya di bagian riwayat ini. Melainkan, dibuat suatu catatan pada tempat yang tepat sehingga
dapat ditemukan.
Telah sistem dapat dibuat dalam suatu daftar yang formal, yang dapat menjadi bagian dari riwayat
kesehatan. Salah satu kelebihan pembuatan daftar tersebut adalah bahwa daftar tersebut dapat dengan
mudah diaudit dan lebih sedikit kemungkinan kesalahannya sebanding sistem yang sepenuhnya
bergantung pada daya ingat pewawancara.
j. Profil Pasien
Dalam profil pasien, informasi yang dikumpulkan lebih bersifat biografis. Susunan atau profil yang
lengkap mengenai pasien sangatlah penting untuk menganalisa keluhan utama dan mengenai kemampuan
pasien menghadapi masalahnya.
8
Informasi yang diperoleh sampai titik ini dalam wawancara bersifat sangat pribadi dan subjektif.
Pada tahap ini, pasien didorong untuk mengkspresikan perasaan tanpa ditahan-tahan dan mendiskusikan
pengalaman pribadinya. Paling baik dimulai dengan pertanyaan umum yang terbuka dan kemudian mulai
bergerak ke pertanyaan langsung bila kita memerlukan fakta khusus. Pasien akan merasa kecemasannya
berkurang bila pewawancara mulai dari informasi yang kurang pribadi (tempat kelahiran, pekerjaan,
pendidikan) dan baru kemudian berkembang ke arah yang lebih pribadi (seksualitas, citra tubuh,
kemampuan koping).
Profil pasien secara umum harus berisi hal-hal berikut:
1) Kejadian hidup masa lalu yang berhubungan dengan kesehatan.
2) Pendidikan dan perkerjaan
3) Lingkungan (fisik, spiritual, budaya, interpersonal)
4) Gaya hidup (pola dan kebaikan)
5) Konsep diri
6) Seksualitas
7) Resiko terhadap penganiayaan
8) Stress dan respons koping.
k. Kejadian Masa Lalu yang Berhubungan dengan Kesehatan
Profil pasien biasanya dimulai dengan riwayathidup yang singkat. Pertannyaan mengenai tempat
kelahiran dan tempat tinggal masa lalu dapat membantu untuk memusatkan perhatian pada tahun-tahun
pertama kehidupan. Pengalaman pribadi pada masa kanak-kanak atau remaja yang mempunyai makna
khusus dapat diperoleh dengan cara menanyakan “Adakah hal-hal yang anda alami pada masa anak-anak
atau remaja yang penting untuk saya ketahui?”
Tujuan pewawancara adalah untuk mendorong pasien unruk melakukan telaahan cepat mengenai
awal kehidupannya, member penekanan pada kejadian atausuasana yang mempunyai makna tertentu.
Terkadang orang tidak mampu mengingat lagi segala sesuatu yang sebenarnya sangat berarti. Sebaliknya,
dia mungkin justru mengambil kesempatan untuk mengungkapkan informasi mengenai seperti keberhasilan
dirinya, kegaggalannya, krisis perkembangan atau bukti-bukti penyalahan fisik maupun emosional.
l. Pendidikan dan Pekerjaan
Mengajukan pertanyaan mengenai pekerjaannya sekarang dapat mengungkap mengenai status
ekonomis dan latar belakang penddikannya. Pernyataan seperti “Ceritakan mengenai pekerjaan anda”
sering dapat memberi informasi mengenai peran, tugas, dan kepuasan dengan jabatan yang diembannya.
Mungkin perlu juga menanyakan pernyataan langsung mengenai pekerjaan terdahulu atau tujuan karier jika
orang tersebut belum memberikan informasi sebelumnya.
Menanyakan seseorang mengenai latar belakang pendidikan yang diperlukan untuk memperoleh
pekerjaan sekarang merupakan pendekatan yang lebih sensitive mengenai latar belakang pendidikan
daripada menanyakan apakah dia telah lulus sekolah menengah. Biasanya kita tidak perlu menanyakan
jumlah penghasilan seseorag secara tepat; informasi yang diperlukan adalah apakah penghasilannya dapat
mencukupi kebutuhan sehari-hari dan mendukung gaya hidup yang dijalaninya. Pertanyaan seperti
9
“Apakah anda mengalami kesulitan keuangan akhir-akhir ini?” atau “Kadang-kadang kita kekurangan uang
untuk mencukupi kebutuhan hidup. Apakah anda juga demikian?” bisa dipakai. Pertanyaan mengenai
asuransi yang diikuti dan rencana pendanaan perawatan kesehatan juga perlu ditanyakan.
m. Lingkungan
Lingkungan fisik individu dan bahaya yang mengancam, kesadaran spiritual, latar belakang budaya,
hubungan interpersonal, dan system pendukung harus dimasukkan dalam konsep lingkungan hidup.
1) Lingkungan Fisik.
Jenis perumahan (apartemen, dupleks, keluarga tunggal) dimana individu tinggal, lokasinya, dan
informasi yang berhubungan dengan keamanan dan kenyamanan di dalam keluarga dan tetangga
harus ditanyakan. Perawat harus mencoba mengidentifikasi bahaya lingkungan, seperti isolasi,
perlindungan yang tak adekuat, risiko bahaya kebakaran, polusi (suara, udara, air), dan fasilitas sanitasi
yang tidak memadai.
2) Lingkungan Spiritual.
Lingkungan spiritual seseorang sangat erat hubungannya dengan tingkat pemahaman atau pencerahan
keberadaannya, penerimaan tantangan dalam hidupnya dan pencarian serta peneuan jawaban akan
pertanyaan pribadi. Bagi kebanyakan orang, spiritualitas ini biasanya diekspresikan melalui agama
tertentu yang dianutnya. Seperti pengaruh budaya, kepercayaan dan nilai-nilai spiritual dapat
mengarahkan kebiasaan seseorang dan mengarahkan pendekatan terhadap masalah kesehatan dan
dapat mempengaruhi bagaimana seseorang menghadapi kesakitan. Keadaan sakit dapat merupakan
saat krisis spiritual dan dapat mengakibatkan stress yang cukup kuat terhadap kepercayan dan
sumber daya internal.
Termasuk aspek keberadaan individu dalam riwayat kesehatan dapat membantu mengidentifikasi
sistem pendukung seperti halnya keyakinan dan tradisi yang harus dipertimbangkan dalam
perencanaan perawatan.
Jadi, informasi harus dikumpulkan sesuai ketiga hal sebagai berikut :
a) Sejauh mana agama menjadi bagian dari kehidupan pribadi.
b) Kepercayaan agama yang berhubungan dengan persepsi pribadi terhadap kesehatan dan
kesakitan.
c) Praktik-praktik keagamaan.
Pertanyaan berikut dapat dipakai dalam pengkajian spiritual :
a) Apakah agama atau Tuhan sangat penting bagi anda ? Jika ya, dalam hal apa ? Jika tidak, apa yang
terpenting dalam hidup anda ?
b) Apakah ada praktik keagamaan yang penting bagi anda ?
c) Apakah anda memiliki suatu perhatian keagamaan karena masalah kesehatan anda sekarang ?
3) Lingkungan Interpersonal dan Budaya.
Pengaruh budaya, hubungan dengan keluarga dan sahabat, dan ada atau tidaknya sistem pendukung,
semuanya merupakan bagian lingkungan interpersonal seseorang. Keyakinan dan kegiatan yang telah
10
diturunkan dari generasi ke generasi dikenal sebagai pola budaya atau etnik. Hal tersebut
diekspresikan melalui bahasa, pakaian, pilihlah jenis makanan, dan peran sehari-hari, dalam persepsi
sehat dan sakit, dan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan. Pengaruh dari keyakinan ini dan
kebiasaan mengenai bagaimana seseorang beraksi terhadap masalah kesehatan dan interaksi dengan
pemberi pelayanan kesehatan tidak boleh dianggap remeh. Untuk alaan ini, riwayat kesehatan harus
meliputi informasi mengenai identitas etnik (social dan budaya) dan identitas rasial (biologis).
Pertanyaan-pertanyaan berikut dapat membantu dalam memperoleh informasi yang relevan :
a) Dari mana orag tua atau nenek moyang anda berasal ? kapan ?
b) Bahasa apa yang anda pakai sehari-hari di rumah ?
c) Apakah ada kebiasaan atau nilai-nilai tertentu yang sangat penting bagi anda ?
d) Apakah sesuatu yang anda lakukan untuk menjaga kesehatan anda ?
e) Apakah anda mempunyai keahlian khusus mengobati penyakit ?
4) Hubungan Keluarga dan Sistem Pendukung.
Pengkajian mengenai struktur keluarga (anggota, usia, peran), pola komunikasi, dan ada tidaknya
sistem pendukung adalah bagian integral profil pasien. Meskipun dalam “keluarga” tradisional
biasanya dikenal adanya ibu, ayah, dan anak, namun sesungguhnya ada berbagai beentuk susunann
kehidupan dalam masyarakat kita. “keluarga” dapat berarti dua atau lebih orang yang terkait dalam
suatu ikatan emosi dan komitmen. Teman hidup, teman satu kamar, dan sahabat dekat semuanya
dapat berperan cukup bermakna dalam system pendukung pribadi.
n. Gaya Hidup
Bagian gaya hidup dari profil pasien dapat menunjukkan kesepatan untuk memperoleh informasi
mengenai perilaku yang berhubungan dengan ksehatan. Perilaku ini meliputi pola tidur, olahraga, gizi, dan
rekreasi, juga kebiasaan merokok dan pengguanaan obat, alcohol dan kafein. Kebanyakan orang merasa
agak kesulitan mengemukakan mengenai hal-hal khusus seperti pola tidurnya, atau pilihlah rekreasinya.
Sebaliknya banyak yang sangat sensitive bila ditanyakan mengenai rokok, pengunaan obatdan mereka
mungkin akan menyangkal atau mengecilkan jumlah penggunaan zat tersebut. Maka pertanyaan sebaiknya
dibuat sedemikan rupa seingga dapat mengorek informasi lebih banyak, seperti misalnya “Minuman
alcohol yang mana yang anda sukai di pesta?” lebih baik daripada menanyakan “Apakah anda suka minum
minuman keras?” . Menggolongkan orang sebagai “social drinker” kadang membingungkan dan tidak
dianjurkan. Lebih baik kita mencatat bentuk minuman apa yang diminum (mis, anggur, minuman
beralkohol, bir) dan jumlah yang diminum perhari (misal, digambarkan 1 pint wiski per hari dalam dua
tahun).
o. Konsep Diri
Konsep diri merujuk kepada kesan seseorang terhadap dirinya sendiri: suatu citra yang
berkembang selama bertahun-tahun. Kadang pewawancara dapat mengkaji konsep diri seseorang hanya
dengan menanyakan pandngan hidupnya: “Bagaimana perasaan anda mengenai kehidupan scara umum?”
11
“Bagaimanakah kehidupan anda pada masa mendatang?” atau “Apa yang anda liat pada diri anda dalam
beberapa tahun belakangan ini?”
Konsep diri seseorang sangat rawan, dan dapat dirusak dengan mudah. Misalnya, citra tubuh, atau
gambaran mental seseorang mengenai dirinya, dapat dipengaruhi oleh krisis perkembangan yang normal
seperti yang terjadi pada masa remaja, kehamilan atau penuaan.
p. Seksualitas
Tidak ada bidang pengkajian yang lebih bersifat pribadi dibanding riwayat seksual. Pewawancara
kadang merasa tidak nyaman dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai hal itu dan berusaha menghindari
profil pasien mengenai hal yang satu ini atau hanya sedikit mengorek mengenai hal ini. Kurangnya
pengetahuan mengenai seksualitas, dibarengi dengan ansietas mengenai seksualitasnya sendiri, dapat
menyulitkan efektifitas pewawancara dalam mengorek subyek tertentu.
Pengkajian seksual dapat dilakukan melalui pendekatan pada akhir wawancara saat faktor
interpersonal atau gaya hidup telah dikaji, atau menjadi bagian riwayat geniourinarius dalam tinjauan
sistem. Misalnya, lebih mudah melakukan diskusi mengenai seksualitas setelah diskusi mengenai
menstruasi. Diskusi serupa dengan pasien pria dapat dilakukan setelah pertanyaan yang berhubungan
dengan system urinarius.
Pengumpulan riwayat seksual memberi kesempatan untuk mendiskusikan masalah seksual secara
terbuka dan memberi ijin kepada pasien untuk mengekspresikan pandangan seksualnya kepada
professional yang dipercaya. Gaya wawancara haruslah tidak menuduh dan bahasa yang dipakai harus
sesuai dengan usia dan latar belakang pasien. Sebaiknya mulailah pengkajian dengan pertanyaan umum
mengenai tahap perkembangan pasien dan ada tidaknya hubungan intim.
Pertanyaan serupa itu dapat mengarahkan ke diskusi yang ada hubungannya dengan ekspresi
seksual, dengan kualitas hubungan, atau pertanyaan mengenai kontrasepsi, praktik seksual yang beresiko
tinggi, dan praktik seksual yang lebih aman.
Mengetahui apakah pasien trsebut aktif secara seksual, harus mendahului usaha untuk melakukan
eksplorasi terhadap hal yang berhubungan dengan identitas seksual, kontrasepsi, atau hubungan seksual.
Hndari membuat asumsi mengenai kesetiaan, heteroseksualitas atau praktik seksual. Pertanyaan sebaiknya
menggunakan kata-kata yang sedemikian rupa sehingga pasien merasa bebas mendiskusikan
seksualitasnya tanpa memperhatikan status perkawinan atau kecenderungan seksualnya.
q. Riwayat Obat-obatan
Tanyakan mengenai penggunaan obat baik obat yang diresepkan maupun pengobatan lainnya,
termasuk obat warung (over-the-counter), herbal dan sediaan homeopatik, laksatif, analgesik dan
suplemen vitamin/mineral. Catat nama masing-masing obat, dosis, dosis dari setiap kemasan dan durasi
pengobatan, adalah reaksi efek samping obat.
Jika perlu, klasifikasikan dengan dokter umum yang memberikan. Untuk pasien yang diberikan obat
untuk mengatasi kecanduan, misalnya metadon, mintalah pada Farmasi untuk berhenti memberikannya
selama pasien dirawat di rumah sakit.
12
Tabel 4.
Contoh Riwayat Obat-Obatan
Nama obat Dosis Durasi Indikasi Efek samping, kekhawatiran pasien
Aspirin 75 mg, sekali 5 tahun Dimulai sejak pasien Kembung
sehari mengalami infark
miokardium akut
Atenolol 50 mg, sekali 5 tahun Dimulai sejak pasien Menyebabkan tangan terasa dingin
sehari mengalami infark (kepatuhan minum obat?)
miokardium akut
Cocodamo Bisa hingga 8 4 minggu Nyeri punggung Konstipasi
(Parasetamol + tablet/hari
kodein)
Salbutamol MDI* 2 semprotan, 6 bulan Asma Palpitasi, cemas
bila perlu
r. Compliance (patuh aturan), concordance (kesepakatan), dan adherens (kepatuhan)
Separuh pasien tidak meminum obat sebagaima yang diinstruksikan. Pasien yang minum obat
sesuai anjuran dikatakan patuh mengikuti aturan. Concordance memiliki makna bahwa pasien dan dokter
telah bernegosiasi dan mencapai kesepakatan bersama mengenai tata laksana, sehingga adherens
(kepatuhan) terhadap terapi juga akan semakin baik, walaupun tidak selalu demikian.
Mintalah kepada pasien untuk mendeskripsikan bagaimana dan kapan mereka minum obat. Cek
apakah mereka mengetahui nama-nama obat dan kegunaan masing-masing. Berikan mereka kesempatan
untuk mengakui bahwa mereka tidak minum seluruh obat mereka dengan mengatakan, “Pasti sulit untuk
mengingat sebanyak itu ya”.
s. Alergi obat / reaksi obat
Tanyakan pada pasien Anda apakah ia pernah mengalami reaksi alergi terhadap suatu obat,
terutama sebelum Anda meresepkan antibiotika (khususnya penisilin atau vaksin). Klarifikasi dengan jelas
apa yang dimaksud pasien dengan alergi. Alergi obat seringkali terlalu dibesar-besarkan oleh pasien; hanya
1 dari 7 laporan pasien yang mengalami ruam pasca penggunaan penisilin yang terbukti memiliki reaksi kulit
(skin test) yang positif terhadap penisilin.
Catat semua jenis alergi termasuk terhadap makanan atau serbuk sari. Catat semua kejadian
alergi yang nyata, yang tertulis di dalam rekam medis pasien, daftar obat dan catatan komputer. Jika pasien
memiliki reaksi alergi yang berat atau yang mengancam jiwa, nasehati pasien untuk menggunakan
kalung/gelang tanda bahaya.
13
t. Riwayat sosial
Riwayat sosial membantu Anda memahami konteks kehidupan pasien dan faktor-faktor yang
mungkin relevan. Fokus pada hal-hal yang relevan; sebagai contoh, tanyakan pada seorang wanita tua
dengan fraktur pinggul apakah ia tinggal sendirian.
14
u. Gaya Hidup
Tanyakan pada pasien Anda ia pernah merokok; jika ya, tanyakan sudah berapa lama?
Tabel 5.
Alkohol
Cobalah menanyakan : apakah anda pernah mengonsumsi alkohol ?’’ Gunakan pertanyaan terbuka, biarkan pasien yang
memberitahu anda dan jangan menghakimi mereka.
Lajutkan dengan pertanyaan tertutup yang mencakup :
1. Apa ?
2. Kapan ?
3. Berapa banyak ?
4. Gunakan pertanyaan penting yang dapat membantu seperti :
5. Kapan terakhir kali anda minum alkohol ?
6. Apa yang paling sering anda minum ?
Tabel 6.
Riwayat Penggunaan Obat
Obat apakah yang anda gunakan Seberapa sering dan berapa banyak ?
Berapa lama anda telah menggunakan obat ?
Adakah periode bebas tanpa pbat? Jika ya, kapan dan mengapa anda mulai menggunakan oabat tersebut kebali ?
Gejala apa yang anda alami bila anda tidak minum obat ini ?
Apakah anda menggunakan obat suntik atau perlengkapan lain secara bersama ?
Apakah anda merasa penggunaan obat tersebut sebagai suatu masalah ?
Apakah anda ingin melakukan perubahan dalam hidup anda atau mengubah cara anda menggunakan obat ?
Apakah anda pernah diperiksa untuk penyakit virus yang ditransmisikan melalui darah ?
(Smeltzer, Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8. 2001. Jakarta: EGC)
15
DAFTAR PUSTAKA
Colin Robertons, Graham Daouglas, Fional Nicol. Pemeriksaan Klinis. 2014. Singapura: Edisi 13
Elizabeth A. Marthin, Kamus Keperawatan. Jakarta: EGC:2016
Nuraini, Ledy Marta Aridiana. Asuhan Keperawatan Pada Sistem Endokrin Dengan Pendekatan NANDA NOC
016. Jakarta: Salemba Medika
NIC.2
T.H.Herdman, S. Kamitsuru,Diagnosis Keperawatan,2015-2017, Jakarta: Edisi 10
LeMone Priscilla, dkk. 2014. Keperawatan Medikal Bedah Pada Gangguan Endokrin. J akarta: Edisi 5
16