Вы находитесь на странице: 1из 2

GERD

Definisi

 Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), merupakan gerakan membaliknya isi lambung


(mengandung asam dan pepsin) menuju esophagus. GERD juga mengacu pada berbagai
kondisi gejala klinik atau perubahan histology yang terjadi akibat refluks gastroesofagus.
Ketika esophagus berulangkali kontak dengan material refluk untuk waktu yang lama,
dapat terjadi inflamasi esofagus (esofagitis refluks) dan dalam beberapa kasus berkembang
menjadi erosi esofagus (esofagitis erosi).

Etiologi dan Faktor resiko

 Umur dapat mempengaruhi terjadinya GERD, karena seiring dengan pertambahan umur
maka produksi saliva, yang dapat membantu penetralan pH pada esofagus, berkurang
sehingga tingkat keparahan GERD dapat meningkat. Jenis kelamin dan genetik tidak
berpengaruh signifikan terhadap GERD.

 Faktor resiko GERD adalah kondisi fisiologis/penyakit tertentu, seperti tukak lambung,
hiatal hernia, obesitas, kanker, asma, alergi terhadap makanan tertentu, dan luka pada dada
(chest trauma). Sebagai contoh, pada pasien tukak lambung terjadi peningkatan jumlah
asam lambung maka semakin besar kemungkinan asam lambung untuk mengiritasi mukosa
esofagus.

Tanda dan Gejala

 Gejala klinis GERD digolongkan menjadi 3 macam, yaitu gejala tipikal, gejala atipikal, dan
gejala alarm.

 1. Gejala tipikal (typical symptom) Adalah gejala yang umum diderita oleh pasien GERD,
yaitu: heart burn, belching (sendawa), dan regurgitasi (muntah)
2. Gejala atipikal (atypical symptom) Adalah gejala yang terjadi di luar esophagus dan
cenderung mirip dengan gejala penyakit lain. Contohnya separuh dari kelompok pasien
yang sakit dada dengan elektrokardiogram normal ternyata mengidap GERD, dan separuh
dari penderita asma ternyata mengidap GERD. Kadang hanya gejala ini yang muncul
sehingga sulit untuk mendeteksi GERD dari gejala ini. Contoh gejala atipikal: asma
nonalergi, batuk kronis, faringitis, sakit dada, dan erosi gigi.
 3. Gejala alarm (alarm symptom) Adalah gejala yang menunjukkan GERD yang
berkepanjangan dan kemungkinan sudah mengalami komplikasi. Pasien yang tidak
ditangani dengan baik dapat mengalami komplikasi. Hal ini disebabkan oleh refluks
berulang yang berkepanjangan. Contoh gejala alarm: sakit berkelanjutan, disfagia
(kehilangan nafsu makan), penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, tersedak.

Diagnosis

 Cara yang paling baik dalam diagnosa adalah dengan melihat riwayat klinis, termasuk gejala
yang sedang terjadi dan faktor resiko yang berhubungan. Endoskopi tidak perlu dilakukan
pada pasien yang mengalami gejala tipikal, terutama jika pasien merespon baik terhadap
pengobatan GERD. Endoskopi dilakukan pada pasien yang tidak merespon terapi, pasien
yang mengalami gejala alarm, atau pasien yang mengalami gejala GERD terus menerus.
Selain endoskopi, tes yang sering digunakan untuk diagnosa adalah pengamatan refluksat
ambulatori, dan manometri.

Tatalaksana

 Terapi GERD ditujukan untuk mengurangi atau menghilangkan gejala-gejala pasien,


mengurangi frekuensi atau kekambuhan dan durasi refluks esofageal, mempercepat
penyembuhan mukosa yang terluka, dan mencegah berkembangnya komplikasi. Terapi
diarahkan pada peningkatan mekanisme pertahanan yang mencegah refluks dan atau
mengurangi faktor-faktor yang memperburuk agresifitas refluks atau kerusakan mukosa.

Вам также может понравиться