Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Nama Pekerjaan :
Nama Penawar : PT. SENECA INDONESIA
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini disusun berdasarkan, uraian yang didapat didalam
dokumen lelang dan uraianYang diberikan saat rapat penjelasan pada tanggal 15 Juli 2011
yang telah didokumentasikan dalam bentuk BeritaAcara Penjelasan Pekerjaan (Aanwizing).
Metode Pelaksanaan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan yang harus
dipenuhi didalam mengikuti Pelelangan Umum Paket Peningkatan kapasitas Jalan Indrapura
– Lima Puluh B.
b. Pekerjaan tanah yang akan meliputi pekerjaan pembersihan / pengupasan top soil,
galian dan timbunan tanahuntuk pekerjaan pelebaran jalan dan bahu jalan.
c. Pekerjaan lapisan kontruksi perkerasan pada pelebaran jalan yang terdiri dari
timbunan pilihan, lapis pondasi Agregat B, Agregat A, AC Base, AC Blinder dan AC
WC.
e. Pekerjaan Overlay diatas existing jalan berupa AC BC dan AC WC, dimana pada
beberapa bagian jalan sebelum dihampar AC-BC akan diratakan dengan
menggunakan AC BC Leveling.
g. Pekerjaan Minor.
-Program Mobilisasi
Sedangkan untuk kantor proyek / kantor lapangan yang akan memonitor jalannya
pelaksanaan pekerjaan, maka PT. Seneca Indonesia akan mengadakan (penyewaan) lahan
tambahan yang akan dicari didekati lokasi proyek.
2. Laboratorium
Untuk melakukan pengendalian mutu pekerjaan dalam pelaksanaan paket proyek ini, maka
PT. SenecaIndonesia akan menggunakan laboratorium utama yang telah dimiliki yang
berlokasi di Base camp PT. Seneca Indonesia di Sumatera Utara , Kp. Yaman Labuhan Batu
Km 255+000. Pada Laboratorium tersebut telah tersedia peralatan untuk pengujian tanah,
pengujian agregat, pengujian aspal dan pengujian beton. Untuk menunjang kecepatan
didalam memonitor mutu hasil pekerjaan di lapangan, maka PT. Seneca Indonesia akan
mengadakan laboratorium tambahan yang akan berlokasi di lahan kantor proyek. Pada
laboratorium kedua ini akan dilengkapi dengan beberapa peralatan laboratorium untuk
pengujian tanah dan pengujian beton, termasuk peralatan untuk pengujian kepadatan
tanah / lapis pondasi agregat di lapangan dengan sand cone.
3. Daftar Mobilisasi Personil
Pelaksanaan pekerjaan paket proyek ini mengusulkan staf inti proyek yang terdiri dari :
1.General Super Intendent
2.Highway Engineer
3.Material Engineer
4.Quantity enginner
5.Petugas K3Tenaga kerja yang akan diadakan / dimobilisasi ke lapangan untuk
melaksankan pekerjaan paket pyoyek ini,akan terdiri dari :
a.Mandor
b.Pekerja terlatih
c.Pekerja Biasa
Seluruh staf inti proyek tersebut beserta staf lainnya sesuai dengan usulan di dalam
Struktur Organisasi Kerja, akan dimobilisasikan ke lokasi proyek dalam kurun waktu 7
(tujuh) hari sejak diterbitkan Surat Perintah MulaiKerja (SPMK). Sedangakan mobilisasi
tenaga kerja akan disesuaikan dengan kebutuhan yang tercermin dari Rencana
Kerja/Schedule.
4. Mobilisasi Peralatan
Daftar jenis peralatan yang akan dimobilisasi ke lapangan untuk menunjang pelaksanaan
pekerjaan utama pada paket proyek ini, sesuai dengan kebutuhan alat untuk melaksanakan
pekerjaan.
1. 1.BoulderBoulder yang akan digunakan diambil dari quarry silumajang dengan jarak
rata-rata sekitar ± 24 km dariBase camp. Boulder / Batu Belah yang sudah terseleksi
kualitasnya tersebut akan diproses untuk dijadikanbatu pecah (agregat kasar,
agregat halus dan abu batu) yang kemudian akan digunakan sebagai campuran :
a. AC – WC
b. AC - BC / AC - BC Leveling
c. AC Base
d. Agregat Kelas A
e. Agregat Kelas B
f. Agregat Kelas SPemecahan boulder menjadi batu pecah akan menggunakan
mesin pemecah batu (Stone crusher) sedangkan untuk pencampuran menjadi
aspal panas (hotmix ) adalah menggunakan Asphalt Mixing Plant.
2. Batu untuk pekerjaan pasangan Material batu yang akan digunakan untuk pekerjaan
pasangan batu dengan mortar (saluran) dan pasangan batu (tembok penahan
tanah) akan diambil dari lokasi quarry didaerah Kulu Serono. Material yang telah
terseleksi sesuai persyaratan spesifikasi akan diangkat ke lokasi proyek dengan
menggunakan angkutan dari suplier (diterima ditempat).
3. Pasir pasang Material pasir yang akan digunakan untuk pekerjaan pasangan batu
akan diambil dari quarry di daerah Tanjung Balai yang berjarak sekitar ± 79 km ke
lokasi pekerjaan. Material tersebut akan diangkut dengan angkutan dari suplier
( diterima ditempat ).
4. 4.Timbunan biasa dan timbunan pilihan Material timbunan biasa diambil dari lokasi
quarry dengan jarak angkut 15 km ke lokasi pekerjaan. Sedangkan untuk material
timbunan pilihan akan diambil dari quarry yang berjarak 60 km ke lokasi pekerjaan.
6. Bahan Aditif Anti Pengelupasan Bahan Aditif Anti Pengelupasan yang akan digunakan
untuk campuran aspal panas akan diangkut langsung dari lokasi gudang supplier ke
lokasi base camp utama PT. Seneca Indonesia (diterima ditempat).
7. 7.Baja Tulangan Baja tulangan akan didatangkan dan di stock oleh supplier kelikasi
penyimpanan bahan dekat lokasi kantor lapangan, yaitu setelah hasil pemeriksaan
kwalitas baja tulangan tersebut lolos uji.
II.
terberg
a.Analisa saringan
-Kadar air
-Kepadatan lapangan dengan metode kerucut (sand come)
c.Prosedur pengendalian mutu dalam Sistem Manajemen Mutu PT. Seneca Indonesia sesuai
ISO 9001 - 2008 Pengendalian mutu ini akan dilakukan sejak pengadaan seluruh bahan
dasar yang akan digunakan dalam pekerjaan ini. Pengendalian mutu ini dijalankan untuk
memeriksa dan menjamin bahwa bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini telah
memenuhi atau melebihi ketentuan yang disyaratkan dalam spesifikasi. Pemeriksaan mutu
bahan tersebut akan dilakukan secara
intern.
b. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait didaerah dimana lokasi proyek berada,
khususnya dengan pihak kepolisian untuk menentukan waktu / jam kerja yang diijinkan dan
yang terbaik ditinjau dari segi kepadatan lalu lintas.
g.Bila diperlukan, melakukan pengujian tanah (soil investigations) untuk mengetahui secara
teliti kondisi tanah yang sebenarnya , khususnya didalam mengantisipasi pelaksanaan
pekerjaan peebaran jalan.
h.Melakukan pengujian bahan dasar yang akan digunakan termasuk pembuatan job mix
formula.
i.Menentukan tempat pembuangan hasil pembersihan dan tanah galian yang tidak dapat
dipakai untuk konstruksi.
3.Pekerjaan Tanah
a.Setelah hasil pengukuran dan hasil pengujian tanah serta usulan shop drawings termasuk
didalamnya sistem pengendalian lalu lintas disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka pekerjaan
tanah untuk pondasi pelebaran jalan dapat dimulai dengan terlebih dahulu melakukan
pekerjaan pembersihan dan pengupasan top soils.
b.Tanah digali dengan excavator dengan ukuran dan kedalaman sesuai gambar kerja yang
disetujui.
c.Material hasil galian tanah termasuk hasil pembersihan dan pengupasan top soils ini akan
dibuang kelokasi pembuangan yang telah disiapkan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
d.Setelah dimensi dan elevasi galian pada pelebaran jalan tercapai sesuai dimensi dan
elevasi rencana, maka akan dilakukan penyiapan dan pemadatan badan jalan (subgrade)
pada lokasi galian tersebut.
e.Pada lokasi pelebaran jalan dimana terdapat pekerjaan timbunan pilihan, maka sebelum
pekerjaan penimbunan dengan timbunan pilihan dimulai, akan dilakukan trial section
(penghamparan dan pemadatan) untuk mendapatkan persetujuan terhadap metode kerja
penumbunan yang akan dilaksanakan. Bahan timbunan pilihan yang digunakan akan
diangkut dengan dump truck dari Quarry.
f.Bila diperlukan maka pada lokasi pekerjaan timbunan biasa juga akan dilakukan trial
section untuk mendapatkan persetujuan terhadap metode kerja penimbunan yang akan
dilaksanakan, sebelum pekerjaan penimbunan biasa tersebut dilakukan. Bahan timbunan
biasa yang digunakan akan diangkut dengan dump truk dari lokasi pekerjaan.
h.Lapisan terkhir dari timbunan pilihan maupun timbunan biasa akan dilakukan uji
kepadatan dengan menggunakan alat Sand cone.
4.Pekerjaan Drainase
a.Pekerjaan Drainase akan dimulai dengan melakukan pengukuran situasi dan elevasi dasar
saluran, khususnya outlet dari existing saluran untuk menentukan ketinggian (arah dan
kelandaian) saluran rencana dengan menggunakan titik ikat yang disetujui dan diikuti
dengan pemasangan patok serta profil kemiringan galian.
b.Saluran drainase yang ada, untuk sementara direlokasi agar tetap berfungsi sebelum
pekerjaan drainase yang permanen selesai dilaksakan, kondisi ini dimaksudkan untuk
menjaga aliran air disekitar lokasiproyek dalam mengantisipasi musim hujan. Dewatering
kemudian akan dilakukan terhadap saluran drainase lama yang dipindahkan, sebelum
pekerjaan pelebaran jalan dilokasi bekas saluran drainase tersebut dilaksanakan.
c.Untuk menjaga kestabilan pekerjaan pelebaran jalan, maka pekerjaan penggalian dan
penimbunan untuk membentuk saluran drainase akan dilaksanakan secara bertahap dan
disesuaikan dengan progress pekerjaan tersebut diatas.
d.Pada daerah drainase yang telah tergali dan tebentuk serta elevasi dasar saluran telah
sesuai dengan dimensi gambar kerja yang disetujui dan juga telah dipadatkan, maka sesuai
lokasi yang direncanakanakan dilanjutkan dengan pekerjaan pemasangan batu dengan
mortar.
e.Untuk daerah saluran yang terbentuk dengan penimbunan, maka pekerjaan pemasangan
batu kali akan dikerjakan apabila pekerjaan penimbunan tersebut telah memperhatikan
kesetabilan.
a.Lapisan strukur perkerasan pada pelebaran jalan, akan dimulai dari urutan pekerjaan
penghamparan timbunan pilihan, agregat kelas B, agregat kelas A, pekerjaan pengaspalan
yang terdiri dari lapis AC Base, AC Binder dan AC WC.
b. Proses pemadatan akan dilakukan untuk menyiapkan tanah dasar sebelum timbunan
pilihan, penyiapan badan jalan tersebut dilakukan dengan menggunakan alat pemadat
mekanis dan perapiannya dibantu dengan tenaga manusia.
c.Pekerjaan penghamparan lapis material timbunan pilihan, lapis pondasi bawah (agregat
kelas B) dan lapis pondasi atas (agregat kelas A), pada pekerjaan pelebaran akan dilakukan
dengan menggunakan motor grader dan di padatkan lapis per lapis dengan menggunakan
Tandem Roller. Untuk mendapatkan kepadatan yang maksimum pada kadar air optimum
yang direncanakan, maka di lapangan akan ditempatkan satu unit water tank untuk
sewaktu waktu akan diperlakukan dalam mengendalikan kadar air saat proses pemadatan.
d.Pekerjaan penghamparan dan pemadatan aspal panas (hotmix) diatas permukaan agregat
A yang telah diprime coat akan dilaksanakan / dimulai dengan lapisan AC Base, dilanjutkan
dengan AC Binder dan AC WC.
e.Tack coat sebagai bonding akan dilakukan sebelum pekerjaan lapisan untuk AC BC dan AC
WC.
a.Sesuai gambar dalam dokumen tender, maka volume pekerjaan beton K-250 akan
digunakan sesuai gambar atau petunjuk Direksi dan atau pekerjaan lainnya sesuai hasil field
engineering yang telah disetujui Direksi Pekerjaan.
b.Beton K-250 di produksi secara manual (concrete mixer). Material berupa pasir, semen
dan agregat kasar diterima dilokasi pekerjaan.
c.Secara umum tahapan pelaksanaan pekerjaan beton K-250 untuk pekerjaan diatas (butir a
) dapat diuraikan secara berikut :
Pekerjaan akan dimulai dengan pembuatan shop drawings untuk kemudian
dimintakan persetujuannya dari Direksi Pekerjaan.
Baja Tulangan yang telah dirakit (cutting and bending) di base camp akan dibawa
kelokasi pekerjaan untuk dipasangkan sesuai shop drawings. Baja tulangan akan
dipasangkan / diikat dengan menggunakan kawat beton.
Sebelum dilakukan pengecoran beton, maka semua hasil rakitan penulangan dan
bekisting akan dibersihkan terlebih dahulu dan dimintakan persetujuannya dari
Direksi Pekerjaan.
Untuk menjaga agar tidak terjadi pemisahan agregat (segredasi) dari beton, maka
pengecoran beton akan dilakukan dengan menggunakan luncuran manual.
Selama proses pengecoran, beton akan diperiksa kekentalannya dengan uji slump
dan terhadap beton yang lolos uji, akan dituangkan dan pemadatan beton akan
dilakukan dengan menggunakan concrete vibrator sedemikian rupa agar tidak terjadi
bleeding.
Untuk mengetahui kondisi kekuatan beton, maka atas persetujuan Direksi Pekerjaan,
akan dilakukan pengambilan dan pembuatan benda uji kubus/silinder.
a. a.Sesuai gambar dalam dokumen tender, maka volume pekerjaan beton K-175 akan
digunakan sesuai gambar atau petunjuk Direksi dan tau pekerjaan lainnya sesuai
hasil field engineering yang telah disetujui Direksi Pekerjaan.
b. b.Beton K-175 di produksi secara manual (concrete mixer). Material berupa pasir,
semen dan agregat kasar diterima dilokasi pekerjaan.
c. c.Secara umum tahapan pelaksanaan pekerjaan beton K-250 untuk pekerjaan diatas
(butir a ) dapat diuraikan secara berikut :
Pekerjaan akan dimulai dengan pembuatan shop drawings untuk kemudian
dimintakan persetujuannya dari Direksi Pekerjaan.
Pekerjaan dilanjutkan dengan pembuatan dan pemasangan bekisting yang terbuat
dari balok kayu dan multiplex untuk membentuk dimensi struktur sesuai shop
drawings.
Sebelum dilakukan pengecoran beton, maka semua hasil rakian bekisting akan
dibersihkan terlebih dahulu dan dimintakan persetujuannya dari Deraksi Pekerjaan.
Untuk menjaga agar tidak terjadi pemisahan agregat (segredasi) dari beton, maka
pengecoran beton akan dilakukan dengan menggunakan luncuran manual.
Selama proses pengecoran, beton akan diperiksa kekentalannya dengan uji slump
dan terhadap beton yang lolos uji, akan dituangkan dan pemadatan beton akan
dilakukan dengan menggunakan concrete vibrator sedemikian rupa agar tidak terjadi
bleeding.
Untuk mengetahui kondisi kekuatan beton, maka atas persetujuan Direksi Pekerjaan,
akan dilakukan pengambilan dan pembuatan benda uji kubus/silinder.
Pembongkaran bekisting kemudian akan dilakukan setelah beton mengeras dan
sesuai dengan persyaratan Spesifikasi.
a. Material baja tulangan U-24 yang telah disetujui berdasarkan hasil uji / sertifikat
mutu, akan disupply oleh suplier dan diterima dilokasi basecamp pendukung PT.
Seneca Indonesia.
b. Baja tulangan U-24 akan distock dan dipisahkan sesuai ukuran diameternya.
c. Perakitan (cuting dan bending) akan dilakukan dengan menggunakan alat pemotong
(bar cutting) danalat pembengkok (bar bending) sesuai dengan ukuran yang ada
didalam shop drawing yang disetujui.
d. Baja tulangan yang telah dipotong dan dibentuk, kemudian diangkut kelokasi
pekerjaan dengan menggunakan Dump truck akan dilakukan dengan menggunakan
tenaga manusia (manual).
e. Untuk tetap menjaga mutu baja tulangan sebelum digunakan dilapangan, maka
semua stock yang adadi base camp ataupun yang belum terpasang dilokasi
pekerjaan akan dilindungi dengan penutup agarterhindar dari pengkaratan.
- Lapis Pondasi Agregat, terdiri dari : Lapis Agregat B, Lapis Pondasi Agregat A, Lapis
Pondasi Agregat S
- Pekerjaan Aspal, terdiri dari : Aspal Minyak, Laston lapis aus (ACWC) dan Laston Lapis
antara (ACBC)
- Pekerjaan Tanah, terdiri dari : Biasa dan Timbunan Pilihan Tahapan pelaksanaan fisik
pekerjaan utama dilapangan akan diuraikan sebagai berikut :
1. Persiapan Pelaksanaan
a) Memobilisasi dan setting peralatan dilapangan yang diperlukan untuk penghamparan
dan pemadatan lapis pondasi aggregate base.
b) Pembersihan lokasi permukaan yang akan dihampar aggregate base. Lokasi tersebut
harus sudah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
c) Lokasi pekerjaan merupakan daerah pelebaran yang sebelumnya telah digali dan
dihampar timbunan pilihan dan sudah berada pada elevasi sesuai gambar kerja serta telah
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
d) Pencampuran untuk aggregat A, aggregat B dan aggregat S dilakukan di base camp dan
setelah disetujui direksi, lalu material tersebut di angkut kelokasi pekerjaan dengan
menggunakan dump truck.
e) Melakukan trial compaction untuk mengetahui jumlah lintasan alat pemadat yang
digunakan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
2. Proses Pelaksanaan
c) Material dihampar sesuai tebal dan elevasi rencana yang terlihat didalam shop drawing.
e) Water tanker disediakan untuk menjaga kadar air agar pemadatan dialkukan pada kadar
air optimum.
3. Pengendalian Kualitas
a) Pengujian kepadatan lapisan dengan metode sand cone dilakukan untuk mengetahui nilai
kepadatan lapangan, dimana nilai kepadatan lapangan harus - 100% dari nilai kepadatan
hasil pengujian di lab.
b) Proof rolling test akan dilakukan terlebih dahulu terhadap lapisan agregat A sebelum
pengujian densitytest.
B.PEKERJAAN ASPAL
Secara umum metode pelaksanaan penghamparan dan pemadatan pekerjaan aspal akan
dilakukan sebagai berikut :
1. Persiapan Pelaksanaan
b) Lokasi pekerjaan terdiri dari pelapisan (overlay) di atas permukaan aspal lama, dimana
pada lokasi tertentu terdapat pekerjaan Leveling, dan sepanjang lokasi pelebaran jalan.
c) Bahan campuran berupa agregat halus dan agregat kasar untuk hotmix dihasilkan dari
produksi stonecrusher dengan material dasar batu boulder yang didapat dari Quarry
Silumajang yang berjarak 24 km daribase camp.
e) Aspal diterima di base camp Suplier dan selanjutnya di uji kualitasnya (penetrasi dan titik
lembek), sebelum dituangkan ke tangki penyimpanan.
f) Pembuatan JMF hotmix AC Base, ACBC dan ACWC di labolarotium dengan pengawasan
dan persetujuan Direksi pekerjaan.
i) Sebelum pelaksanaan pekerjaan di lokasi proyek, maka dilakukan trial compaction untuk
mengetahui jumlah lintasan alat pemadat, pengujian ini disaksikan dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
j) Melakukan pengukuran dan stationing, dan pembuatan temporary marking diatas lokasi
permukaan yang telah direncanakan untuk diberi lapisan aspal baru.Pengukuran disaksikan
dan disetujui oleh Direksi pekerjaan.
2. Proses Produksi
a) Dimulai dengan pemanasan aspal (Aspal Minyak) di dalam aspal storage sampai
temperatur yang disyaratkan.
b) Pengisian aggregat ke masing-masing cold bin yang sudah ditentukan dan tetapkan
ukuran bukaan coldbin untu masing-masing fraksi aggregat sesuai hasil percobaan bukaan /
gate cold bin (kalibrasi bukaancild bin).
c) Tetapkan garis penunjuk untuk batas penimbangan agregat dan aspal sesuai job mix
formula.
d) Material dari cold bin dikeluarkan dan dijalankan melalui conveyer ke dryer untuk
dikeringkan dengan suhu pemanasan sesuai spesifikasi, kemudian dinaikkan dengan hot
elevator menuju ke penimbangan material di hot bin.
e) Aspal yang sudah cukup panas sesuai item a) juga dinaikkan menuju ke penimbangan
aspal.
f) Aggregat dan aspal ditimbang sesuai ketentuan untuk kemudian dicampur dalam pugmill
dengan waktu pencampuran yang ditentukan ± 30 detik.
g) Hasil campuran tersebut dikeluarkan melalui batching gate ke arah Dump Truck dan
diperiksa temperaturnya sebelum diangkut ke lapangan.
3. Proses Pelaksanaan
d) Kerataan dan setting time terhadap hasil tack coat tersebut akan dimintakan
persetujuannya dari Deraksi Teknis dan Direksi Pekerjaan yang bertugas dilapangan.
e) Proses penghamparan terhadap campuran material aspal panas yang diproduksi di AMP
akan dimulai dengan pemeriksaan temperatur ampuran aspal panas tersebut sesaat
sebelum ditumpahkan ke dalam hopper finisher, yaitu untuk mendapatkan jaminan bahwa
temperature campuran yang akan berkaitan dengan viskositas aspal masih memenuhi
persyaratan spesifikasi teknis.
g) Satu group tenaga dipergunakan untuk finishing, perapihan permukaan dan tepi
hamparan.
h) Pemadatan Break Down dengan menggunakan Tandem Roller (jumlah lintasan sesuai
dengan trial compaction)
j)Pemadatan Akhir / Finishing dengan menggunakan Tandem Roller (jumlah lintasan sesuai
dengan trial compaction)
4. Pengendalian Kualitas
Pengujian di laboratorium terhadap campuran aspal, antara lain :
a)Marshal test
b)Stability
f)Density test
C.PEKERJAAN TANAH
Secara umun metode pelaksanaan pekerjaan timbunan biasa dan timbunan pilihan adalah
sebagai berikut :
1.Persiapan pelaksanaana
a) Mobilisasi dan setting peralatan dilapangan yang diperlukan untuk penghamparan dan
pemadatan timbunan
b) Pembersihan lokasi permukaan yang akan dihampar material timbunan. Lokasi tersebut
harus sudah mendapat persetujuan dari Dereksi Pekerjaan.
c) Lokasi pekerjaan timbunan biasa merupakan bahu sedangkan lokasi pekerjaan timbunan
pilihan merupakan daerah pelebaran dimana pekerjaan pennyiapan badan jalan sudah
dilaksanakan danelevasi sudah sesuai gambar kerja dan telah di setujui oleh Direksi
Pekerjaan.
d) Material timbunan diambil dari lokasi quarry terdekat dan material sudah diperiksa
kualitasnya dilaboratorium dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
f) Material timbunan di angkut dari quarry ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan dump
truck.
g) Untuk pekerjaan timbunan pilihan terlebih dahulu dilakukan trial compaction untuk
mengetahui jumlah lintasan alat pemadat dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
2) Proses pelaksanaana
c) Material timbunan biasa atau timbunan pilihan dihampar dengan menggunakan motor
grader kemudian dipadatkan menggunakan vibratory roller, dengan alat berat dan jumlah
lintasan sesuai dengan trial compaction yang telah disetujui oleh pihak Direksi Pekerjaan.
d) Water tangker disediakan untuk menjaga kadar air untuk pemadatan dilakukan pada
kadar air optimum.
3. Pengendalian kualitas
a) Pengujian kepadatan lapisan dengan metode sand cone dilakukan untuk mengetahui nilai
kepadatanlapangan harus >100% dari nilai kepadatan hasil pengujian di lab.Untuk
memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap usulan metode pelaksanaan yang telah
diuraikan diatas,maka akan dilampirkan :
a. Peta yang menggambarkan lokasi proyek, usulan lokasi base camp dan lokasi sumber
material yangdigunakan.
b. Beberapa diagram alir (flow chart) yang menggambarkan usulan pelaksanaan
pemeriksaan bahan dasar danmetode kerja dari beberapa pekerjaan utama.
IV. 1. Manajemen Pengaturan Lalu Lintas Pengaturan lalu lintas merupakan hal yang sangat
penting untuk diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan jalan ini .Untuk setiap tahapan
pekerjaan dan sepanjang waktu pelaksanaan, diupayakan tidak mengganggu aktifitas arus
lalu lintas yang ada di jalan tersebut. Terhambatnya aktifitas arus lalu lintas dilokasi
pekerjaan dan daerah sekitarnya akan menimbulkan kerugian bagi pengguna jalan dalam
berbagai aspek, safety bagi para pengguna jalan perlun mendapat jaminan agar tidak
menimbulkan kerugian bagi seluruh pihak. Manajemen pengaturan lalu lintas dalam
pelaksanaan pekerjaan dapat di lakukan dengan dengan berbagai cara antara lain:
1. Memasang berbagai jenis rambu - rambu pengaman di sekitar lokasi pekerjaan secara
tepat dan benar, baik secara fungsi bentuk dan lokasi penempatan sesuai spesifikasi dan
ketentuan yang ada.
2. Menempatkan petugas pengatur lalu lintas secara efektif dan efisien untuk mengatur dan
mengerahkan arus lalu lintas yang ada.
3. Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan yang ada. Pekerjaan-
pekerjaan yang akan menimbulkan gangguan besar (friction) terhadap arus lalu lintas, di
atur jadwalnya sedemikian rupa sehingga pelaksanaan pekerjaan tidak terlalu mengganggu
arus lalu lintas yang ada dan menimbulkan kepadatan arus lalulintas yang berarti.
4. Jika tidak memingkinkan melakukan pekerjaan pada siang hari, maka untuk pekrjaan
tertentu seperti overlay, akan dilakukan pada malam hari dengan memasang penerangan
yang cukup, agar tidak mengganggu arus lalu lintas.teknik pengaturan lalu lintas selama
pekerjaan diperlihatkan didalam gambar terlampir.
V. SISTEM MANAJEMEN.V1. Pengendalian Aspek Lingkungan Rencana pelaksanaan
pekerjaan
Peningkatan Kapasitas Jalan Indrapura – Lima puluh B, akan menimbulkan dampak
positifberupa peningkatan kualitas pelayanan lalu lintas, khususnya pada ruas jalan
tersebut. Pekerjaan ruas jalan ini juga akan member peningkatan pada tarap perekonomian
pada masyarakat sekitarnya.
Namun yang perlu di cermati bahwa pelaksanaan pekerjaan
Peningkatan Jalan Kapasitas Indrapura –Lima puluh B ini juga akan menimbulkan dampak
negative terhadap aspek lingkungan, terutama pada saat pelaksanaan pekerjaan ruas jalan
tersebut. Perkiraan dampak yang akan terjadi saat pelaksanaan pekerjaan pelebaran jalan
pada ruas jalan
Peningkatan Kapasitas Jalan Indrapura – Lima puluh B, dalam pembahasan ini terbagi atas
2 (dua) bagian, yaitu:
6. Tahap Konstruksi
Sumber dampak yang akan mengakibatkan keresahan lingkungan pada tahap
konstruksiantara lain :
a. Adanya kegiatan mobilisasi alat - alat berat untuk konstruksi, sehingga menimbulkkan
dampak kemacetan lalu lintas.
e. Penurunan kualitas udara terutama akibat debu, khususnya karena adanya operasi
pengangkutan tanah ex galian tanah dan utntuk tibunan, serta gas buang dari alat-alat
konstruksi dan alat-alat pengangkutan.Untuk meminimalisir kondisi tersebut diatas, maka
PT. Seneca Indonesia akan melakukan upaya-upaya antara lain :
b. Terhadap dampak yang timbul akibat pelaksanaan pemadatan tanah, maka terutama
pada musim kering/kemarau, akan dilakukan penyiraman tanah/jalan sehingga gangguan
debu dapat diminimalkan.
c. Terhadap dampak yang timbul akibat kemungkinan debu, maka semua kendaraan proyek
yang membawa material keluar dan masuk kelokasi proyek harus tertutup dengan terpal
penutup.
d. Terhadap dampak kebisingan yang akan timbul, akan diusahakan dengan cara
menggunakan peralatan yang jalan yang membatasi kecepatan laju kenderaan saat
melewati lokasi proyek, sehingga intensitas kebisingan yang keluar dari knalpot kenderaan
angkutan dan alat berat dapat dikurangi.
e. Untuk mengurangi dampak meningkatnya volume lalu lintas di lokasi proyek, maka akan
dilakukan hal-hal sebagai berikut:
- Melaksanakan koordinasi dengan pihak kepoisian, khususnya yang berkaitan dengan
pengaturan lalu lintas.
- Melaksanakan mobilisasi alat dan bahan kontruksi pada saat jam yang tidak sibuk, yaitu
dengan terlebih dahulu mensurvey kondisi volume lalu lintas harian rata-rata setiap jamnya.
- Melaksanakan mobilisasi alat dan bahan dengan cepat dan tepat waktu
- Mengusakan dan mengatur dan mengatur penempatan bahan dilokasi proyek sedemikian
rupa sehingga tidak akan menggangggu kelancaran lalu lintas yang ada saat bongkar muat
bahan.
PENUTUP
Demikian uraian metode Pelaksanaan beserta aspek-aspek yang terkait di dalamnya,
semoga uraian diatas dapat memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk kelengkapan
Dokumen Penawaran Paket Peningkatan Kapasitas Jalan Indrapura Lima puluh B.