Вы находитесь на странице: 1из 18

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Nama Pekerjaan :
Nama Penawar : PT. SENECA INDONESIA

I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini disusun berdasarkan, uraian yang didapat didalam
dokumen lelang dan uraianYang diberikan saat rapat penjelasan pada tanggal 15 Juli 2011
yang telah didokumentasikan dalam bentuk BeritaAcara Penjelasan Pekerjaan (Aanwizing).
Metode Pelaksanaan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan yang harus
dipenuhi didalam mengikuti Pelelangan Umum Paket Peningkatan kapasitas Jalan Indrapura
– Lima Puluh B.

I.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dari uraian Metode Pelaksanaan ini adalah untuk menjelaskan secara
garis besar uraian tahapan pelaksanaan dari
pekerjaan - pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang, sehingga dapat dilihat keterkaitan
dari masing - masing pekerjaan maupun antar pekerjaan terhadap spesifikasi yang telah
disyaratkan. Dalam metode ini juga akan digambarkan pelaksanaan pekerjaan dengan
memperkecil gangguan terhadap lalulintas.

I.3 Lokasi Pekerjaan dan Lingkup Pekerjaan


Lokasi pekerjaan ini berada di wilayah Propinsi Sumatera Utara, dengan lingkup pekerjaan
antara lain :

a. Pekerjaan persiapan yang meliputi pekerjaan mobilisasi, persiapan fasilitas


penunjang, pengukuran,pengujian bahan, dll.

b. Pekerjaan tanah yang akan meliputi pekerjaan pembersihan / pengupasan top soil,
galian dan timbunan tanahuntuk pekerjaan pelebaran jalan dan bahu jalan.

c. Pekerjaan lapisan kontruksi perkerasan pada pelebaran jalan yang terdiri dari
timbunan pilihan, lapis pondasi Agregat B, Agregat A, AC Base, AC Blinder dan AC
WC.

d. Pekerjaan drainase yang meliputi pekerjaan galian untuk saluran drainase

e. Pekerjaan Overlay diatas existing jalan berupa AC BC dan AC WC, dimana pada
beberapa bagian jalan sebelum dihampar AC-BC akan diratakan dengan
menggunakan AC BC Leveling.

f. Pekerjaan bahu jalan yaitu menggunakan Aggregat S dan Latasir kelas A.

g. Pekerjaan Minor.

II. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN


Metode pelaksanaan pekerjaan yang diuraikan dibawah ini akan dijelaskan mengenai
tahapan dan tata cara pelaksanaan yang menggambarkan pelaksanaan pekerjaan dari awal
sampai akhir, yang disusun berdasarkan dokumen lelang, gambar teknis, dan spesifikasi.
Penjelasan ini akan meliputi :

-Program Mobilisasi

-Pengendalian Mutu Pekerjaan

-Uraian Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan

II.1 Program Mobilisasi


Program mobilisasi yang akan diuraikan didalam bagian ini adalah untuk memberikan
penjelasan dan penjabaran mengenai hal-hal yang akan dilakukan oleh PT. Seneca
Indonesia didalam masa mobilisasi, program mobilisasi ini meliputi :

1. Lokasi dan Lahan untuk Base camp


Dalam melaksanakan pekerjaan
Peningkatan Kapasitas Jalan Indrapura - Lima Puluh B ini PT. Seneca Indonesia akan
menggunakan base camp PT. Seneca Indonesia yang terletak di Sumatera Utara, Kp.
Yaman, Labuhan Batu.Lokasi base camp terletak di Km. 225+000 dan lokasi ini berjarak ±
6.9 jam dengan kecepatan rata-rata 40km/jam. Untuk menunjang pekerjaan dilapangan,
PT. Seneca Indonesia akan menyewa lahan dekat dengan lokasi pekerjaan. Pada lokasi base
camp ini telah tersedia fasilitas dan peralatan sebagai berikut :
a. Kantor Unit Produksi
b. Gudang
c. Laboratorium
d. Workshop / bengkel
e. Asphalt Mixing Plant
f. Stone Crusher
g. Truck Scale
h. Generator Set
i. Dll

Sedangkan untuk kantor proyek / kantor lapangan yang akan memonitor jalannya
pelaksanaan pekerjaan, maka PT. Seneca Indonesia akan mengadakan (penyewaan) lahan
tambahan yang akan dicari didekati lokasi proyek.

2. Laboratorium
Untuk melakukan pengendalian mutu pekerjaan dalam pelaksanaan paket proyek ini, maka
PT. SenecaIndonesia akan menggunakan laboratorium utama yang telah dimiliki yang
berlokasi di Base camp PT. Seneca Indonesia di Sumatera Utara , Kp. Yaman Labuhan Batu
Km 255+000. Pada Laboratorium tersebut telah tersedia peralatan untuk pengujian tanah,
pengujian agregat, pengujian aspal dan pengujian beton. Untuk menunjang kecepatan
didalam memonitor mutu hasil pekerjaan di lapangan, maka PT. Seneca Indonesia akan
mengadakan laboratorium tambahan yang akan berlokasi di lahan kantor proyek. Pada
laboratorium kedua ini akan dilengkapi dengan beberapa peralatan laboratorium untuk
pengujian tanah dan pengujian beton, termasuk peralatan untuk pengujian kepadatan
tanah / lapis pondasi agregat di lapangan dengan sand cone.
3. Daftar Mobilisasi Personil
Pelaksanaan pekerjaan paket proyek ini mengusulkan staf inti proyek yang terdiri dari :
1.General Super Intendent
2.Highway Engineer
3.Material Engineer
4.Quantity enginner
5.Petugas K3Tenaga kerja yang akan diadakan / dimobilisasi ke lapangan untuk
melaksankan pekerjaan paket pyoyek ini,akan terdiri dari :
a.Mandor
b.Pekerja terlatih
c.Pekerja Biasa

Seluruh staf inti proyek tersebut beserta staf lainnya sesuai dengan usulan di dalam
Struktur Organisasi Kerja, akan dimobilisasikan ke lokasi proyek dalam kurun waktu 7
(tujuh) hari sejak diterbitkan Surat Perintah MulaiKerja (SPMK). Sedangakan mobilisasi
tenaga kerja akan disesuaikan dengan kebutuhan yang tercermin dari Rencana
Kerja/Schedule.

4. Mobilisasi Peralatan
Daftar jenis peralatan yang akan dimobilisasi ke lapangan untuk menunjang pelaksanaan
pekerjaan utama pada paket proyek ini, sesuai dengan kebutuhan alat untuk melaksanakan
pekerjaan.

5. Pengukuran Lapangan dan Shop Drawing


Dalam periode mobilisasi ini, PT. Seneca Indonesia akan melakukan pengukuran
berdasarkan data titik dasar dan titik tetap ( Bench Mark ) kerangka dasar eksisting,
selanjutnya diikuti dengan pemasangan BenchMark, pengukuran poligon, pengukuran sipat
datar, pengukuran situasi detail dan staking out. Hasil dari Pengukuran ini akan disajikan
dalam bentuk gambar sesuai skala gambar yang ditentukan dalam spesifikasi teknis, yang
akan menghasilkan gambar kerja (shop drawings ),
berupa gambar situasi, potongan memanjang dan usulan potongan melintang (profil
desain).Gambar kerja tersebut akan dimintakan persetujuannya dari Pengawas Proyek /
Direksi. Gambar kerja yang telah disetujui tersebut kemudian akan menjadi dasar
pelaksanaan pekerjaan dilapangan (Site Execution ).

6. Analisa Sumber Material (Quarry)


Uraian mengenai analisa sumber material ini dimaksudkan untuk memberi gambaran secara
rinci bagaimana bahan dan material dasar untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi ini
diperoleh, bagaimana dan dimana proses pengelolahan pencampuran akan dilakukan serta
bagaimana proses pengangkutan material tersebutke lokasi proyek yang dikaitkan dengan
pengendalian lalu lintas (traffic management ).Pembahasan analisa sumber bahan ini akan
dibatasi pada beberapa bahan/ material dasar utama yang diperlukan antara lain :

1. 1.BoulderBoulder yang akan digunakan diambil dari quarry silumajang dengan jarak
rata-rata sekitar ± 24 km dariBase camp. Boulder / Batu Belah yang sudah terseleksi
kualitasnya tersebut akan diproses untuk dijadikanbatu pecah (agregat kasar,
agregat halus dan abu batu) yang kemudian akan digunakan sebagai campuran :
a. AC – WC
b. AC - BC / AC - BC Leveling
c. AC Base
d. Agregat Kelas A
e. Agregat Kelas B
f. Agregat Kelas SPemecahan boulder menjadi batu pecah akan menggunakan
mesin pemecah batu (Stone crusher) sedangkan untuk pencampuran menjadi
aspal panas (hotmix ) adalah menggunakan Asphalt Mixing Plant.

2. Batu untuk pekerjaan pasangan Material batu yang akan digunakan untuk pekerjaan
pasangan batu dengan mortar (saluran) dan pasangan batu (tembok penahan
tanah) akan diambil dari lokasi quarry didaerah Kulu Serono. Material yang telah
terseleksi sesuai persyaratan spesifikasi akan diangkat ke lokasi proyek dengan
menggunakan angkutan dari suplier (diterima ditempat).

3. Pasir pasang Material pasir yang akan digunakan untuk pekerjaan pasangan batu
akan diambil dari quarry di daerah Tanjung Balai yang berjarak sekitar ± 79 km ke
lokasi pekerjaan. Material tersebut akan diangkut dengan angkutan dari suplier
( diterima ditempat ).

4. 4.Timbunan biasa dan timbunan pilihan Material timbunan biasa diambil dari lokasi
quarry dengan jarak angkut 15 km ke lokasi pekerjaan. Sedangkan untuk material
timbunan pilihan akan diambil dari quarry yang berjarak 60 km ke lokasi pekerjaan.

5. Aspal-Aspal yang akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan campuran aspal


adalah dari jenis aspal minyak yang mempunyai titik lembek - 48°C. Aspal Minyak
tersebut akan diangkut dengan menggunakan tangki aspal langsung dari lokasi
gudang supplier ke lokasi base camp utama PT. Seneca Indonesia. Pengujian awal
terhadap penetrasi dan titik lembek aspal akan selalu dilakukan sebelum aspal
tersebut dibongkar di basecamp, kemudian pemeriksaan kedua akan dilakukan lebih
detail di laboratorium, sebelum aspal tersebut dapat diterima.

6. Bahan Aditif Anti Pengelupasan Bahan Aditif Anti Pengelupasan yang akan digunakan
untuk campuran aspal panas akan diangkut langsung dari lokasi gudang supplier ke
lokasi base camp utama PT. Seneca Indonesia (diterima ditempat).

7. 7.Baja Tulangan Baja tulangan akan didatangkan dan di stock oleh supplier kelikasi
penyimpanan bahan dekat lokasi kantor lapangan, yaitu setelah hasil pemeriksaan
kwalitas baja tulangan tersebut lolos uji.

II.

2 Pengendalian Mutu Bahan Dasar dan Pekerjaan


Untuk memantau dan menjamin mutu bahan dan hasil pekerjaan, maka PT. Seneca
Indonesia akan mengusulkan laboratorium utama di base camp Kp. Yaman Labuhan Batu
dan laboratorium penunjang yang akan diadakan dilokasi proyek. Laboratorium ini
dilengkapi dengan minimal uji, antara lain :
a.Pemeriksaan / pengujian tanah
b.Kepadatan laboratorium
c.CBR Laboratorium
d.Berat jenis tanah
e.Batas - batas

terberg

a.Analisa saringan
-Kadar air
-Kepadatan lapangan dengan metode kerucut (sand come)

b.Pemeriksaan / pengujian beton


-Slump test
-Cube/cylinder moulds

C. Untuk pemeriksaan / uji aspal


-Pengujian metode Marshall
-Ekstraksi dengan metode sentrifugal
-Ekstraksi dengan metode Refluks
-Berat jenis agregat kasar
-Berat jenis agregat halus
-Pengeboran benda uji inti (core drill)
-Termometer logam
-Penetrometer
-Titik lembek
-Dan perlengkapan / peralatan lain.Pengendalian mutu bahan dan hasil pekerjaan di
lapangan akan dilakukan dengan berpedoman pada bebera pareferensi (standar rujukan)
sebagai berikut :

a.Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Khusus (bila ada).

b.Standar AASHTO dan Standar Nasional Indonesia (SNI).

c.Prosedur pengendalian mutu dalam Sistem Manajemen Mutu PT. Seneca Indonesia sesuai
ISO 9001 - 2008 Pengendalian mutu ini akan dilakukan sejak pengadaan seluruh bahan
dasar yang akan digunakan dalam pekerjaan ini. Pengendalian mutu ini dijalankan untuk
memeriksa dan menjamin bahwa bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini telah
memenuhi atau melebihi ketentuan yang disyaratkan dalam spesifikasi. Pemeriksaan mutu
bahan tersebut akan dilakukan secara
intern.

PT. Seneca Indonesia dengan melibatkan Quality


Control (Material Engineer)
Tingkat pusat dan di lapangan. Hasil pengendalian mutu secara intern ini, selanjutnya akan
diperiksakan secara extern dengan melibatkan pihak external untuk mendapatkan
persetujuan, dalam hal ini adalah dari konsultan supervise dan Direksi Pekerjaan.Untuk
gambaran lebih jelas mengenai pengendalian mutu ini, dapat di lihat dalam flow chart yang
melampiri dokumen ini.

II.3 Uraian Metode Kerja

1. Pekerjaan Umum ( Persiapan )


a.Memobilisasi GS, staf inti dan pelaksana serta peralatan konstruksi .

b. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait didaerah dimana lokasi proyek berada,
khususnya dengan pihak kepolisian untuk menentukan waktu / jam kerja yang diijinkan dan
yang terbaik ditinjau dari segi kepadatan lalu lintas.

c.Menyiapkan peralatan komunikasi untuk petugas lapangan, agar dapat berkomunikasi


dengan base camp sehingga selalu terpantau kondisi kepadatan lalu lintas dilapangan.

d.Menyiapkan kantor lapangan dan fasilitas penunjang.

e.Melakukan pengukuran lapangan dan pembuatan shop drawings.

f.Melakukan dokumentasi (photo) pada kondisi progres nol persen.

g.Bila diperlukan, melakukan pengujian tanah (soil investigations) untuk mengetahui secara
teliti kondisi tanah yang sebenarnya , khususnya didalam mengantisipasi pelaksanaan
pekerjaan peebaran jalan.

h.Melakukan pengujian bahan dasar yang akan digunakan termasuk pembuatan job mix
formula.

i.Menentukan tempat pembuangan hasil pembersihan dan tanah galian yang tidak dapat
dipakai untuk konstruksi.

2.Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor


Pelaksanaan pekerjaan pengembalian kondisi jalan (minor) akan dimulai dengan
menginventariskan kondisi permukaan existing jalan saat dilakukan Field Engineering. Dari
hasil FE ( field engineering) tersebut akan didapat lokasi-lokasi yang mengalami kerusakan
yang perlu dikembalikan kondisinya dengan menggunakan campuran aspal panas.
Pelaksanaan pekerjaan ini akan dilakukan dalam periode mobilisasi.

3.Pekerjaan Tanah

a.Setelah hasil pengukuran dan hasil pengujian tanah serta usulan shop drawings termasuk
didalamnya sistem pengendalian lalu lintas disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka pekerjaan
tanah untuk pondasi pelebaran jalan dapat dimulai dengan terlebih dahulu melakukan
pekerjaan pembersihan dan pengupasan top soils.
b.Tanah digali dengan excavator dengan ukuran dan kedalaman sesuai gambar kerja yang
disetujui.

c.Material hasil galian tanah termasuk hasil pembersihan dan pengupasan top soils ini akan
dibuang kelokasi pembuangan yang telah disiapkan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

d.Setelah dimensi dan elevasi galian pada pelebaran jalan tercapai sesuai dimensi dan
elevasi rencana, maka akan dilakukan penyiapan dan pemadatan badan jalan (subgrade)
pada lokasi galian tersebut.

e.Pada lokasi pelebaran jalan dimana terdapat pekerjaan timbunan pilihan, maka sebelum
pekerjaan penimbunan dengan timbunan pilihan dimulai, akan dilakukan trial section
(penghamparan dan pemadatan) untuk mendapatkan persetujuan terhadap metode kerja
penumbunan yang akan dilaksanakan. Bahan timbunan pilihan yang digunakan akan
diangkut dengan dump truck dari Quarry.

f.Bila diperlukan maka pada lokasi pekerjaan timbunan biasa juga akan dilakukan trial
section untuk mendapatkan persetujuan terhadap metode kerja penimbunan yang akan
dilaksanakan, sebelum pekerjaan penimbunan biasa tersebut dilakukan. Bahan timbunan
biasa yang digunakan akan diangkut dengan dump truk dari lokasi pekerjaan.

g.Semua pekerjaan penimbunan akan dilakukan dengan penghamparan dan pemadatan


lapis per lapis,dengan ketebalan gembur setiap lapisan tidak lebih dari 20 cm.

h.Lapisan terkhir dari timbunan pilihan maupun timbunan biasa akan dilakukan uji
kepadatan dengan menggunakan alat Sand cone.

4.Pekerjaan Drainase

a.Pekerjaan Drainase akan dimulai dengan melakukan pengukuran situasi dan elevasi dasar
saluran, khususnya outlet dari existing saluran untuk menentukan ketinggian (arah dan
kelandaian) saluran rencana dengan menggunakan titik ikat yang disetujui dan diikuti
dengan pemasangan patok serta profil kemiringan galian.

b.Saluran drainase yang ada, untuk sementara direlokasi agar tetap berfungsi sebelum
pekerjaan drainase yang permanen selesai dilaksakan, kondisi ini dimaksudkan untuk
menjaga aliran air disekitar lokasiproyek dalam mengantisipasi musim hujan. Dewatering
kemudian akan dilakukan terhadap saluran drainase lama yang dipindahkan, sebelum
pekerjaan pelebaran jalan dilokasi bekas saluran drainase tersebut dilaksanakan.

c.Untuk menjaga kestabilan pekerjaan pelebaran jalan, maka pekerjaan penggalian dan
penimbunan untuk membentuk saluran drainase akan dilaksanakan secara bertahap dan
disesuaikan dengan progress pekerjaan tersebut diatas.

d.Pada daerah drainase yang telah tergali dan tebentuk serta elevasi dasar saluran telah
sesuai dengan dimensi gambar kerja yang disetujui dan juga telah dipadatkan, maka sesuai
lokasi yang direncanakanakan dilanjutkan dengan pekerjaan pemasangan batu dengan
mortar.

e.Untuk daerah saluran yang terbentuk dengan penimbunan, maka pekerjaan pemasangan
batu kali akan dikerjakan apabila pekerjaan penimbunan tersebut telah memperhatikan
kesetabilan.

5.Pekerjaan Struktur Perkerasan Pelebaran Jalan :

a.Lapisan strukur perkerasan pada pelebaran jalan, akan dimulai dari urutan pekerjaan
penghamparan timbunan pilihan, agregat kelas B, agregat kelas A, pekerjaan pengaspalan
yang terdiri dari lapis AC Base, AC Binder dan AC WC.

b. Proses pemadatan akan dilakukan untuk menyiapkan tanah dasar sebelum timbunan
pilihan, penyiapan badan jalan tersebut dilakukan dengan menggunakan alat pemadat
mekanis dan perapiannya dibantu dengan tenaga manusia.

c.Pekerjaan penghamparan lapis material timbunan pilihan, lapis pondasi bawah (agregat
kelas B) dan lapis pondasi atas (agregat kelas A), pada pekerjaan pelebaran akan dilakukan
dengan menggunakan motor grader dan di padatkan lapis per lapis dengan menggunakan
Tandem Roller. Untuk mendapatkan kepadatan yang maksimum pada kadar air optimum
yang direncanakan, maka di lapangan akan ditempatkan satu unit water tank untuk
sewaktu waktu akan diperlakukan dalam mengendalikan kadar air saat proses pemadatan.

d.Pekerjaan penghamparan dan pemadatan aspal panas (hotmix) diatas permukaan agregat
A yang telah diprime coat akan dilaksanakan / dimulai dengan lapisan AC Base, dilanjutkan
dengan AC Binder dan AC WC.

e.Tack coat sebagai bonding akan dilakukan sebelum pekerjaan lapisan untuk AC BC dan AC
WC.

6.Pekerjaan Beton K-250

a.Sesuai gambar dalam dokumen tender, maka volume pekerjaan beton K-250 akan
digunakan sesuai gambar atau petunjuk Direksi dan atau pekerjaan lainnya sesuai hasil field
engineering yang telah disetujui Direksi Pekerjaan.

b.Beton K-250 di produksi secara manual (concrete mixer). Material berupa pasir, semen
dan agregat kasar diterima dilokasi pekerjaan.

c.Secara umum tahapan pelaksanaan pekerjaan beton K-250 untuk pekerjaan diatas (butir a
) dapat diuraikan secara berikut :
 Pekerjaan akan dimulai dengan pembuatan shop drawings untuk kemudian
dimintakan persetujuannya dari Direksi Pekerjaan.
 Baja Tulangan yang telah dirakit (cutting and bending) di base camp akan dibawa
kelokasi pekerjaan untuk dipasangkan sesuai shop drawings. Baja tulangan akan
dipasangkan / diikat dengan menggunakan kawat beton.

 Pekerjaan dilanjutkan dengan pembuatan dan pemasangan bekisting yang terbuat


dari balok kayu dan multiplex untuk membentuk dimensi struktur sesuai shop
drawings.

 Sebelum dilakukan pengecoran beton, maka semua hasil rakitan penulangan dan
bekisting akan dibersihkan terlebih dahulu dan dimintakan persetujuannya dari
Direksi Pekerjaan.

 Untuk menjaga agar tidak terjadi pemisahan agregat (segredasi) dari beton, maka
pengecoran beton akan dilakukan dengan menggunakan luncuran manual.

 Selama proses pengecoran, beton akan diperiksa kekentalannya dengan uji slump
dan terhadap beton yang lolos uji, akan dituangkan dan pemadatan beton akan
dilakukan dengan menggunakan concrete vibrator sedemikian rupa agar tidak terjadi
bleeding.

 Untuk mengetahui kondisi kekuatan beton, maka atas persetujuan Direksi Pekerjaan,
akan dilakukan pengambilan dan pembuatan benda uji kubus/silinder.

 Pembongkaran bekisting kemudian akan dilakukan setelah beton mengeras dan


sesuai dengan persyaratan Spesifikasi.

7.Pekerjaan Beton K-175

a. a.Sesuai gambar dalam dokumen tender, maka volume pekerjaan beton K-175 akan
digunakan sesuai gambar atau petunjuk Direksi dan tau pekerjaan lainnya sesuai
hasil field engineering yang telah disetujui Direksi Pekerjaan.

b. b.Beton K-175 di produksi secara manual (concrete mixer). Material berupa pasir,
semen dan agregat kasar diterima dilokasi pekerjaan.

c. c.Secara umum tahapan pelaksanaan pekerjaan beton K-250 untuk pekerjaan diatas
(butir a ) dapat diuraikan secara berikut :
 Pekerjaan akan dimulai dengan pembuatan shop drawings untuk kemudian
dimintakan persetujuannya dari Direksi Pekerjaan.
 Pekerjaan dilanjutkan dengan pembuatan dan pemasangan bekisting yang terbuat
dari balok kayu dan multiplex untuk membentuk dimensi struktur sesuai shop
drawings.

 Sebelum dilakukan pengecoran beton, maka semua hasil rakian bekisting akan
dibersihkan terlebih dahulu dan dimintakan persetujuannya dari Deraksi Pekerjaan.
 Untuk menjaga agar tidak terjadi pemisahan agregat (segredasi) dari beton, maka
pengecoran beton akan dilakukan dengan menggunakan luncuran manual.
 Selama proses pengecoran, beton akan diperiksa kekentalannya dengan uji slump
dan terhadap beton yang lolos uji, akan dituangkan dan pemadatan beton akan
dilakukan dengan menggunakan concrete vibrator sedemikian rupa agar tidak terjadi
bleeding.
 Untuk mengetahui kondisi kekuatan beton, maka atas persetujuan Direksi Pekerjaan,
akan dilakukan pengambilan dan pembuatan benda uji kubus/silinder.
 Pembongkaran bekisting kemudian akan dilakukan setelah beton mengeras dan
sesuai dengan persyaratan Spesifikasi.

8. Pekerjaan Baja Tulangan U-24

a. Material baja tulangan U-24 yang telah disetujui berdasarkan hasil uji / sertifikat
mutu, akan disupply oleh suplier dan diterima dilokasi basecamp pendukung PT.
Seneca Indonesia.

b. Baja tulangan U-24 akan distock dan dipisahkan sesuai ukuran diameternya.

c. Perakitan (cuting dan bending) akan dilakukan dengan menggunakan alat pemotong
(bar cutting) danalat pembengkok (bar bending) sesuai dengan ukuran yang ada
didalam shop drawing yang disetujui.

d. Baja tulangan yang telah dipotong dan dibentuk, kemudian diangkut kelokasi
pekerjaan dengan menggunakan Dump truck akan dilakukan dengan menggunakan
tenaga manusia (manual).

e. Untuk tetap menjaga mutu baja tulangan sebelum digunakan dilapangan, maka
semua stock yang adadi base camp ataupun yang belum terpasang dilokasi
pekerjaan akan dilindungi dengan penutup agarterhindar dari pengkaratan.

9. Pekerjaan Bahu Jalan


Perkerjaan bahu jalan akan dilaksanakan setelah pelaksanaan pekerjaan perkerasan aspal
panas (ACWC).Pekerjaan bahu jalan tersebut akan menggunakan material agregat kelas S,
untuk Aggregat S penghamparan
akan menggunakan motor grader dan dipadatkan lapis per lapis dengan menggunakan vibro
Roller. Untuk
mendapatkan kepadatan maksimum pada kadar air optimum yang direncanakan, maka
dilapangan akan
ditempatkan satu unit water tank untuk sewaktu waktu akan diperlukan dalam
mengendalikan kadar air saat proses pemadatan, sedangkan untuk lapis Latasir kelas A,
penghamparan akan menggunakan asphal finisher dan dipadatkan dengan menggunakan
Tendem dan PTR.

10. Pekerjaan Minor


Pekerjaan minor lainnya seperti Pohon dan Marka Jalan, akan dilaksanakan pada akhir
pekerjaan setelah pekerjaan pelebaran dan overlay dilaksanakan.
11. Pelaksanaan pembersihan akhir akan dilakukan setelah seluruh pekerjaan selesai,
sebelum dilakukan Profesional Handling Over.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap usulan metode pelaksanaan yang
telah diuraikan diatas
Maka dilampirkan Diagram Metode Pelaksanaan Pekerjaan awal pelaksanaan pekerjaan
sampai akhir pekerjaan.

III. URAIAN PEKERJAAN UTAMA


1.Pekerjaan Utama pada Paket
Peningkatan kapasitas Jalan Indrapura - Lima Puluh B,
adalah sebagai berikut :

- Lapis Pondasi Agregat, terdiri dari : Lapis Agregat B, Lapis Pondasi Agregat A, Lapis
Pondasi Agregat S
- Pekerjaan Aspal, terdiri dari : Aspal Minyak, Laston lapis aus (ACWC) dan Laston Lapis
antara (ACBC)
- Pekerjaan Tanah, terdiri dari : Biasa dan Timbunan Pilihan Tahapan pelaksanaan fisik
pekerjaan utama dilapangan akan diuraikan sebagai berikut :

A.LAPIS PONDASI AGREGAT


Secara umum methode pelaksanaan pekerjaan lapis pondasi agregat A, B dan S adalah
sebagai berikut :

1. Persiapan Pelaksanaan
a) Memobilisasi dan setting peralatan dilapangan yang diperlukan untuk penghamparan
dan pemadatan lapis pondasi aggregate base.

b) Pembersihan lokasi permukaan yang akan dihampar aggregate base. Lokasi tersebut
harus sudah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

c) Lokasi pekerjaan merupakan daerah pelebaran yang sebelumnya telah digali dan
dihampar timbunan pilihan dan sudah berada pada elevasi sesuai gambar kerja serta telah
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

d) Pencampuran untuk aggregat A, aggregat B dan aggregat S dilakukan di base camp dan
setelah disetujui direksi, lalu material tersebut di angkut kelokasi pekerjaan dengan
menggunakan dump truck.

e) Melakukan trial compaction untuk mengetahui jumlah lintasan alat pemadat yang
digunakan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

2. Proses Pelaksanaan

a) Pemasangan rambu-rambu pengaman lalu lintas.


b) Material pondasi agregat diproduksi di base camp sesuai JMF yang disetujui diangkut ke
lokasi penghamparan dengan menggunakan Dump Truck.

c) Material dihampar sesuai tebal dan elevasi rencana yang terlihat didalam shop drawing.

d) Material dihampar dengan menggunakan Motor grader kemudian dipadatkan dengan


menggunakan vibroroller dengan berat alat dan jumlah lintasan sesuai dengan trial
compaction yang telah disetujui oleh pihak Direksi pekerjaan.

e) Water tanker disediakan untuk menjaga kadar air agar pemadatan dialkukan pada kadar
air optimum.

3. Pengendalian Kualitas

a) Pengujian kepadatan lapisan dengan metode sand cone dilakukan untuk mengetahui nilai
kepadatan lapangan, dimana nilai kepadatan lapangan harus - 100% dari nilai kepadatan
hasil pengujian di lab.

b) Proof rolling test akan dilakukan terlebih dahulu terhadap lapisan agregat A sebelum
pengujian densitytest.

B.PEKERJAAN ASPAL
Secara umum metode pelaksanaan penghamparan dan pemadatan pekerjaan aspal akan
dilakukan sebagai berikut :
1. Persiapan Pelaksanaan

a) Memobilisasi dan setting peralatan dilapangan untuk penghamparan dan pemadatan


lapisan aspal baru.

b) Lokasi pekerjaan terdiri dari pelapisan (overlay) di atas permukaan aspal lama, dimana
pada lokasi tertentu terdapat pekerjaan Leveling, dan sepanjang lokasi pelebaran jalan.

c) Bahan campuran berupa agregat halus dan agregat kasar untuk hotmix dihasilkan dari
produksi stonecrusher dengan material dasar batu boulder yang didapat dari Quarry
Silumajang yang berjarak 24 km daribase camp.

d) Filler berupa semen di datangkan dari Suplier terdekat.

e) Aspal diterima di base camp Suplier dan selanjutnya di uji kualitasnya (penetrasi dan titik
lembek), sebelum dituangkan ke tangki penyimpanan.

f) Pembuatan JMF hotmix AC Base, ACBC dan ACWC di labolarotium dengan pengawasan
dan persetujuan Direksi pekerjaan.

g) Pengajuan shop drawing dan persetujuan Direksi Pekerjaan.


h) Hotmix diproduksi di base camp dengan alat AMP (asphalt mixing plant) dan diangkut
dengan dump truckke lokasi pekerjaan dengan jarak 138 km.

i) Sebelum pelaksanaan pekerjaan di lokasi proyek, maka dilakukan trial compaction untuk
mengetahui jumlah lintasan alat pemadat, pengujian ini disaksikan dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.

j) Melakukan pengukuran dan stationing, dan pembuatan temporary marking diatas lokasi
permukaan yang telah direncanakan untuk diberi lapisan aspal baru.Pengukuran disaksikan
dan disetujui oleh Direksi pekerjaan.

k) Melakukan proses pembersihan terhadap permukaan aspal yang akan dilakukan


pelapisan ulang (Overlay). Pembersihan ini dilakukan sebelum permukaan aspal diberi
lapisan pengikat tack coat untuk mendapatkan kondisi bonding yang terbaik anatar lapisan
aspal yang lama dan lapisan baru.

2. Proses Produksi

a) Dimulai dengan pemanasan aspal (Aspal Minyak) di dalam aspal storage sampai
temperatur yang disyaratkan.

b) Pengisian aggregat ke masing-masing cold bin yang sudah ditentukan dan tetapkan
ukuran bukaan coldbin untu masing-masing fraksi aggregat sesuai hasil percobaan bukaan /
gate cold bin (kalibrasi bukaancild bin).

c) Tetapkan garis penunjuk untuk batas penimbangan agregat dan aspal sesuai job mix
formula.

d) Material dari cold bin dikeluarkan dan dijalankan melalui conveyer ke dryer untuk
dikeringkan dengan suhu pemanasan sesuai spesifikasi, kemudian dinaikkan dengan hot
elevator menuju ke penimbangan material di hot bin.

e) Aspal yang sudah cukup panas sesuai item a) juga dinaikkan menuju ke penimbangan
aspal.

f) Aggregat dan aspal ditimbang sesuai ketentuan untuk kemudian dicampur dalam pugmill
dengan waktu pencampuran yang ditentukan ± 30 detik.

g) Hasil campuran tersebut dikeluarkan melalui batching gate ke arah Dump Truck dan
diperiksa temperaturnya sebelum diangkut ke lapangan.

3. Proses Pelaksanaan

a) Pemasangan rambu-rambu pengaman lalu lintas.

b) Apabila semua mobilisasi peralatan serta pembuatan temporary marking telah


dilaksanakan dandisetujui dilapangan, maka pekerjaan akan dimulai dengan pelaksanaan
tack coating.
c) Tack coating akan dilakukan bertahap lajur per lajur sesuai dengan metode kerja dan
rencana pelaksanaan yang disetujui. Penyemprotan tack coat secara bertahap ini dilakukan
untuk mempertimbangkan apabila terjadi kerusakan peralatan produksi (AMP), paving set
dan kondisi hujan yang tidak memungkinkan pekerjaan dilanjutkan.

d) Kerataan dan setting time terhadap hasil tack coat tersebut akan dimintakan
persetujuannya dari Deraksi Teknis dan Direksi Pekerjaan yang bertugas dilapangan.

e) Proses penghamparan terhadap campuran material aspal panas yang diproduksi di AMP
akan dimulai dengan pemeriksaan temperatur ampuran aspal panas tersebut sesaat
sebelum ditumpahkan ke dalam hopper finisher, yaitu untuk mendapatkan jaminan bahwa
temperature campuran yang akan berkaitan dengan viskositas aspal masih memenuhi
persyaratan spesifikasi teknis.

f) Setelah dihampar periksa kelurusan tepi dengan menggunakan tali.

g) Satu group tenaga dipergunakan untuk finishing, perapihan permukaan dan tepi
hamparan.

h) Pemadatan Break Down dengan menggunakan Tandem Roller (jumlah lintasan sesuai
dengan trial compaction)

i) Pemadatan intermidiate dengan menggunakan Pneumatic Tyre Roller (jumlah lintasan


sesuai dengan ntrial compaction)

j)Pemadatan Akhir / Finishing dengan menggunakan Tandem Roller (jumlah lintasan sesuai
dengan trial compaction)

4. Pengendalian Kualitas
Pengujian di laboratorium terhadap campuran aspal, antara lain :
a)Marshal test

b)Stability

c)Density, dan properties lainnya.


Pengujian dilapangan/setelah pengharapan

d)Pemeriksaan suhu campuran, saat proses pemadatan

e)Core drill test

f)Density test

C.PEKERJAAN TANAH
Secara umun metode pelaksanaan pekerjaan timbunan biasa dan timbunan pilihan adalah
sebagai berikut :
1.Persiapan pelaksanaana
a) Mobilisasi dan setting peralatan dilapangan yang diperlukan untuk penghamparan dan
pemadatan timbunan
b) Pembersihan lokasi permukaan yang akan dihampar material timbunan. Lokasi tersebut
harus sudah mendapat persetujuan dari Dereksi Pekerjaan.

c) Lokasi pekerjaan timbunan biasa merupakan bahu sedangkan lokasi pekerjaan timbunan
pilihan merupakan daerah pelebaran dimana pekerjaan pennyiapan badan jalan sudah
dilaksanakan danelevasi sudah sesuai gambar kerja dan telah di setujui oleh Direksi
Pekerjaan.

d) Material timbunan diambil dari lokasi quarry terdekat dan material sudah diperiksa
kualitasnya dilaboratorium dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

e) Pengajuan shop drawing dan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

f) Material timbunan di angkut dari quarry ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan dump
truck.

g) Untuk pekerjaan timbunan pilihan terlebih dahulu dilakukan trial compaction untuk
mengetahui jumlah lintasan alat pemadat dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

2) Proses pelaksanaana

a) Pemsangan rambu-rambu pengaman lalu lintas.

b) Material dihampar sesuai elevasi rencana shop drawing.

c) Material timbunan biasa atau timbunan pilihan dihampar dengan menggunakan motor
grader kemudian dipadatkan menggunakan vibratory roller, dengan alat berat dan jumlah
lintasan sesuai dengan trial compaction yang telah disetujui oleh pihak Direksi Pekerjaan.

d) Water tangker disediakan untuk menjaga kadar air untuk pemadatan dilakukan pada
kadar air optimum.

3. Pengendalian kualitas

a) Pengujian kepadatan lapisan dengan metode sand cone dilakukan untuk mengetahui nilai
kepadatanlapangan harus >100% dari nilai kepadatan hasil pengujian di lab.Untuk
memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap usulan metode pelaksanaan yang telah
diuraikan diatas,maka akan dilampirkan :
a. Peta yang menggambarkan lokasi proyek, usulan lokasi base camp dan lokasi sumber
material yangdigunakan.
b. Beberapa diagram alir (flow chart) yang menggambarkan usulan pelaksanaan
pemeriksaan bahan dasar danmetode kerja dari beberapa pekerjaan utama.

IV. PEKERJAAN PENUNJANG


Pekerjaan penunjang merupakan pekerjaan sementara yang mempengaruhi kelancaran /
keberhasilan penyelesaian pekerjaan dan salah satunya adalah Manajemen Pengaturan Lalu
Lintas.

IV. 1. Manajemen Pengaturan Lalu Lintas Pengaturan lalu lintas merupakan hal yang sangat
penting untuk diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan jalan ini .Untuk setiap tahapan
pekerjaan dan sepanjang waktu pelaksanaan, diupayakan tidak mengganggu aktifitas arus
lalu lintas yang ada di jalan tersebut. Terhambatnya aktifitas arus lalu lintas dilokasi
pekerjaan dan daerah sekitarnya akan menimbulkan kerugian bagi pengguna jalan dalam
berbagai aspek, safety bagi para pengguna jalan perlun mendapat jaminan agar tidak
menimbulkan kerugian bagi seluruh pihak. Manajemen pengaturan lalu lintas dalam
pelaksanaan pekerjaan dapat di lakukan dengan dengan berbagai cara antara lain:

1. Memasang berbagai jenis rambu - rambu pengaman di sekitar lokasi pekerjaan secara
tepat dan benar, baik secara fungsi bentuk dan lokasi penempatan sesuai spesifikasi dan
ketentuan yang ada.

2. Menempatkan petugas pengatur lalu lintas secara efektif dan efisien untuk mengatur dan
mengerahkan arus lalu lintas yang ada.

3. Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan yang ada. Pekerjaan-
pekerjaan yang akan menimbulkan gangguan besar (friction) terhadap arus lalu lintas, di
atur jadwalnya sedemikian rupa sehingga pelaksanaan pekerjaan tidak terlalu mengganggu
arus lalu lintas yang ada dan menimbulkan kepadatan arus lalulintas yang berarti.

4. Jika tidak memingkinkan melakukan pekerjaan pada siang hari, maka untuk pekrjaan
tertentu seperti overlay, akan dilakukan pada malam hari dengan memasang penerangan
yang cukup, agar tidak mengganggu arus lalu lintas.teknik pengaturan lalu lintas selama
pekerjaan diperlihatkan didalam gambar terlampir.
V. SISTEM MANAJEMEN.V1. Pengendalian Aspek Lingkungan Rencana pelaksanaan
pekerjaan
Peningkatan Kapasitas Jalan Indrapura – Lima puluh B, akan menimbulkan dampak
positifberupa peningkatan kualitas pelayanan lalu lintas, khususnya pada ruas jalan
tersebut. Pekerjaan ruas jalan ini juga akan member peningkatan pada tarap perekonomian
pada masyarakat sekitarnya.
Namun yang perlu di cermati bahwa pelaksanaan pekerjaan
Peningkatan Jalan Kapasitas Indrapura –Lima puluh B ini juga akan menimbulkan dampak
negative terhadap aspek lingkungan, terutama pada saat pelaksanaan pekerjaan ruas jalan
tersebut. Perkiraan dampak yang akan terjadi saat pelaksanaan pekerjaan pelebaran jalan
pada ruas jalan
Peningkatan Kapasitas Jalan Indrapura – Lima puluh B, dalam pembahasan ini terbagi atas
2 (dua) bagian, yaitu:

5.Tahap Pra Konstruksi


Komponen lingkungan yang di perkirakan akan terkena dampak dari proyek pekerjaan jalan
ini antaralain, yaitu:
a.Masyarakat pengguna jalur jalan angkuta material, khususnya tanah urug dan material
lainnya dari sumber material dan base camp dari lokasi pekerjaan.
b.Masyarakat yang menggunakan Ruang Milik Jalan (Rumija) untuk kegiatan mereka,
misalnya :untuk tempat tinggal, berjualan, dll, terkena pembebasan lahan untuk konstruksi
pelebaran jalan.
c.Berkurangnya lahan tempat pemberhentian kenderaan umum dan tempat parker.

6. Tahap Konstruksi
Sumber dampak yang akan mengakibatkan keresahan lingkungan pada tahap
konstruksiantara lain :

a. Adanya kegiatan mobilisasi alat - alat berat untuk konstruksi, sehingga menimbulkkan
dampak kemacetan lalu lintas.

b. Kegiatan pengiriman/pengangkutan material untuk konstruksi, misalnya: tanah urug,


agregat, batukali, pasir, dll.

c. Kegiatan angkuta untuk pembuangan material : material bekas galian.

d. Kebisingan akibat beroperasinya alat-alat berat.

e. Penurunan kualitas udara terutama akibat debu, khususnya karena adanya operasi
pengangkutan tanah ex galian tanah dan utntuk tibunan, serta gas buang dari alat-alat
konstruksi dan alat-alat pengangkutan.Untuk meminimalisir kondisi tersebut diatas, maka
PT. Seneca Indonesia akan melakukan upaya-upaya antara lain :

a. Mengadakan penyuluhan kepada masyarakat di sepanjang lokasi jalur angkutan material


untuk proyek dengan melibatkan penduduk dan pejabat setempat (Camat), lurah, RW, RT)
setempat, pemilik proyek (Dinas PU Bina Marga) dan pelaksana proyek (Kontraktor),
kegiatan penyuluhan ini harus menjelaskan mengenai rencana/jadwal kegiatan pelaksanaan
dan member gambaran bagaimana tipikal proyek tersebut setelah ditangani.
Pada kesempatan ini, pihak proyek juga harus dapat akibat menampung aspirasi/kemarau,
masyarakat sekitarnya yang terkena dampak lingkungan lainnya baik masa pra maupun
pasca konstruksi.

b. Terhadap dampak yang timbul akibat pelaksanaan pemadatan tanah, maka terutama
pada musim kering/kemarau, akan dilakukan penyiraman tanah/jalan sehingga gangguan
debu dapat diminimalkan.

c. Terhadap dampak yang timbul akibat kemungkinan debu, maka semua kendaraan proyek
yang membawa material keluar dan masuk kelokasi proyek harus tertutup dengan terpal
penutup.

d. Terhadap dampak kebisingan yang akan timbul, akan diusahakan dengan cara
menggunakan peralatan yang jalan yang membatasi kecepatan laju kenderaan saat
melewati lokasi proyek, sehingga intensitas kebisingan yang keluar dari knalpot kenderaan
angkutan dan alat berat dapat dikurangi.

e. Untuk mengurangi dampak meningkatnya volume lalu lintas di lokasi proyek, maka akan
dilakukan hal-hal sebagai berikut:
- Melaksanakan koordinasi dengan pihak kepoisian, khususnya yang berkaitan dengan
pengaturan lalu lintas.

- Melaksanakan mobilisasi alat dan bahan kontruksi pada saat jam yang tidak sibuk, yaitu
dengan terlebih dahulu mensurvey kondisi volume lalu lintas harian rata-rata setiap jamnya.

- Melaksanakan mobilisasi alat dan bahan dengan cepat dan tepat waktu

- Mengusakan dan mengatur dan mengatur penempatan bahan dilokasi proyek sedemikian
rupa sehingga tidak akan menggangggu kelancaran lalu lintas yang ada saat bongkar muat
bahan.

f. Terhadap dampak yang timbul karena adanya kemungkinan pembongkaran/pemindahan


utilitas umum, maka akan dilakukan koordinasi dengan pihak terkait menyangkut
pemberitahuan kapan kegiatan dimulai, prosedur dan pengamanan pelaksanaan. Uraian
mngenai pelaksanaan Sisitem Manajemen pekerjaan Paket Peningkatan Kapasitas Jalan
Indrapura – Lima puluh B, khususnya yang berkaitan dengan Sistem Manajemen K3 telah
disusun dan merupakan lampiran dari dokumen usaha metode pelaksanaan.IV.

PENUTUP
Demikian uraian metode Pelaksanaan beserta aspek-aspek yang terkait di dalamnya,
semoga uraian diatas dapat memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk kelengkapan
Dokumen Penawaran Paket Peningkatan Kapasitas Jalan Indrapura Lima puluh B.

Вам также может понравиться