Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
OLEH :
DOSEN PENGAMPU :
PRODI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BOJONEGORO
2019
1. Apakah yang dimaksud dengan Manajemen Operasi?
Produksi atau operasi merupakan penciptaan produk dan jasa. Manajemen operasi
merupakan kegiatan menciptakan produk dan jasa melalui proses transformasi input menjadi
output (Heizer & Render, 2008). Kegiatan menciptakan produk dan jasa tersebut dilakukan
di dalam organisasi. Manajemen operasi juga dapat didefinisikan sebagai serangkaian
kegiatan yang meliputi desain, operasi, dan perbaikan sistem yang menciptakan dan
menyampaikan produk dan jasa atau pelayanan (Chase et al., 2006).
2. Pengelolaan produksi barang dan jasa
Memproduksi Barang dan Jasa adalah usaha untuk mengubah sesuatu barang
menjadi barang lainnya atau usaha untuk mewujudkan usaha untuk mewujudkan sesuatu
jasa. Untuk melakukan perubahan dan transformasi tersebut diperlukan faktor-faktor
produksi. Di samping itu diperlukan pula bahan mentah atau barang setengah jadi yang akan
ditransformasikan menjadi barang lain. Menghasilkan jasa juga memerlukan bahan mentah.
Sebagai contoh: alat-alat pengangkutan, seperti bus, taksi, kapal terbang dan kereta api
memerlukan bensin atau solar disamping faktor-faktor produksi. Ini berarti, untuk
menghasilkan jasa pengangkutan harus ada bahan mentah berupa bensin dan solar.
Kegiatan memproduksi dikelola oleh bagian atau departemen produksi dan operasi.
Dengan demikian hal-hal yang berkaitan dengan pengurusan (pengelolaan) kegiatan
memproduksi digolongkan sebagai manajemen produksi dan operasi atau production and
operation management. Hal –hal yang berhubungan dengan usaha mentransformasi sesuatu
barang menjadi barang lain merupakan tanggung jawab dari manajemen produksi dan
operasi. Tanggung jawab tersebut meliputi merancang dan melaksanakan proses
transformasi atau konversi yang paling efisien. Keefektifan manajemen produksi dan operasi
biasanya diukur dari kemampuannya untuk menciptakan barang dan jasa yang bermutu,
meminimumkan biaya produksi dan dalam jangka panjang mampu mengembangkan barang
atau jasa sesuai dengan perkembangan selera konsumen.
Setiap proses produksi mempunyai 3 tujuan penting, yaitu sebagai berikut :
1. Meningkatkan Efisien
Efisien merupakan hubungan antara input dan bahan baku dengan output atau
produk. Jika perusahaan dapat menghasilkan barang atau jasa yang lebih banyak
sementara nilai bahan baku tetap, makatelah dikatakan efisiensi telah ditingkatkan.
Begitu pula, jika perusahaan dapat menghasilkan barang atau jasa yang tetap tapi
dengan nilai bahan baku yang lebih murah, sekali efisiensi telah ditingkatkan. Satu
dari ukuran perusahaan yang melakukan proses transformasi adalah efisiensi. Ketika
beberapa informasi yang diterima menyatakan bahwa ada perusahaan yang
menginvestasikan uangnya pada peralatan baru, merancang system jaringan
komputer, memperpendek rantai penawaran barang, alas an-alasan ini biasa
digunakan untuk memotong biaya atau dikenal sebagai meningkatkan efisiensi.
2. Meningkatkan Produktivitas
3. Meningkatkan Kuantitas
Sebagai penutup dari uraian mengenai proses produksi, ada baiknya apabila
diperhatikan mengenai beberapa penting dalam kegiatan memproduksi barang dan
jasa. Ha-hal berikut harus diperhatikan: kaitan antara produksi barang dan jasa,
penentuan lokasi produksi, tata ruang kegiatan memproduksi, dan kegiatan
mempromosikan barang yang diproduksikan.
Apabila dilihat dari segi bagaimana bahan mentah atau input yang dirubah menjadi
barang lain, maka proses produksi dibedakan kepada dua golongan berikut: analytic dan
synthetic. Sedangkan apabila perbedaan proses produksi tersebut didasarkan kepada
bagaimana peralatan produksi (yaitu: mesin-mesin) digunakan, proses produksi dapat
dibedakan pula kepada proses continuous dan proses intermittent.
Proses Analytic merupakan suatu bentuk proses produksi yang menciptakan beberapa
barang dari suatu jenis bahan mentah atau input. Pada umumnya proses ini berlaku
terhadap sesuatu barang yang dihasilkan oleh sektor-sektor primer terutama pertanian dan
pertambangan, menjadi beberapa barang setengah jadi atau barang jadi. Memproses
minyak mentah, karet dan hasil kayu hutan merupakan contoh dari analytic. Melalui
proses produksi minyak mentah diproses menjadi pelumas, bensin, solar dan minyak
lampu. Karet susu (lateks) diproses menjadi berbagai jenis ban, alat pelampung, perrekat
dan sepatu. Kayu hutan diproses menjadi papan, perabot dan bahan perumahan.
Proses Synthetic sifatnya berbalikan dengan proses Analytic yaitu proses ini
menggabungkan beberapa input atau bahan mentah menjadi satu barang lain. Proses
synthetic biasanya berlaku di industri pengolahan atau manufaktur. Anda ingin
memproduksi sepatu, input apa yang perlu anda sediakan? Karet, kulit, benang dan
perekat merupakan bahan penting yang harus disediakan untuk mewujudkan barang lain,
yaitu: sepatu. Industri pakaian, mengambil contoh lain, juga memerlukan beberapa jenis
barang untuk mewujudkan satu celana atau satu baju. Memproduksi mobil juga
merupakan proses synthetic. Beribu-ribu komponen harus dipasang sebelum seorang
konsumen dapat membeli dan mengendarainya. Berdasarkan sifat pemprosessannya,
kegiatan memproduksi yang digolongkan sebagai proses synthetic dibedakan ke dalam
dua cara:proses pabrikasi dan proses assembling. Membuat pakaian dan perabotan
digolongkan sebagai proses pabrikasi karena berbagai bahan diproses untuk menjadi
barang baru. Sedangkan membuat sepeda motor dan mobil digolongkan sebagai proses
assembling karena berbagai komponen yang sudah dibuat dipasang bersama untuk
menciptakan barang-barang tersebut.
1. MO adalah satu dari tiga fungsi utama dari setiap organisasi dan berhubungan secara utuh
dengan semua fungsi bisnis lainnya. Semua organisasi memasarkan (menjual),
membiayai (mencatat rugi laba), dan memproduksi (mengoprasikan), maka sangat
penting untuk mengetahui bagaimana aktivitas MO berjalan. Karena itu pula, kita
mempelajari bagaimana orang-orang mengorganisasikan diri mereka bagi perusahaan
yang produktif.
2. Kita mempelajari MO karena kita ingin mengetahui bagaimana barang dan jasa
diproduksi. Fungsi produksi adalah bagian dari masyarakat yang menciptakan produk
yang kita gunakan.
3. Kita mempelajari MO untuk memahami apa yang dikerjakan oleh manajer operasi.
Dengan memahami apa saja yang dilakukan manajer ini, kita dapat membangun keahlian
yang dibutuhkan untuk dapat menjadi seorang manajer seperti itu.
Perbedaan antara produk dan jasa juga merupakan sesuatu yang terus menjadi
perdebatan. Oleh karena itu, pengertian jasa bersifat ambigu dan kadang-kadang
menyesatkan. Edvardsson (1997) memandang jasa atau pelayanan sebagai bagian dari
konsep yang luas suatu produk. Produk meliputi barang, jasa, perangkat lunak komputer,
atau kombinasinya. Pelanggan terlibat sebagai pembantu produsen dalam proses
produksi, sementara jasa atau pelayanan diciptakan di dalam dan selama proses produksi.
Banyak definisi jasa atau pelayanan berfokus pada pelanggan dan pada kenyataannya,
jasa atau pelayanan memang disediakan sebagai solusi bagi penyelesaian masalah
pelanggan. Jasa atau pelayanan dilakukan dengan interaksi antara pelanggan dan
karyawan penyedia jasa atau pelayanan tersebut. Definisi mengenai jasa Edvardsson et al.
(2005) berfokus pada penawaran kepada pelanggan, sehingga jasa atau pelayanan
merupakan segala sesuatu pada level abstrak dan bisa dioperasionalisasikan dan
diinterpretasikan dengan cara yang berbeda. Pelayanan pada level empiris mencakup
berbagai perbedaan penawaran, organisasi, dan pelanggan. Definisi jasa atau pelayanan
tergantung pada pendekatan atau cara pandang. Pendekatan pertama menekankan jasa
sebagai kegiatan yang merupakan obyek pertukaran. Pendekatan kedua, yaitu pelayanan
yang dijelaskan sebagai pandangan terhadap penciptaan nilai. Pandangan yang lebih luas
menyatakan adanya peran pelanggan dan penekanan pada nilai penggunaan jasa,
sehingga pelayanan merupakan kegiatan, proses, kinerja, interaksi, pengalaman, dan
solusi terhadap berbagai permasalahan pelanggan. Menurut Mersha dan Adlakha (1992),
karakteristik unik jasa memberi kontribusi pada kekompleksan dalam menilai dan
mengelola kualitas pelayanan. Kategorisasi jasa juga mencakup berbagai kegiatan yang
berakar pada struktur sosial dan sistem produktif. Ammer mendefinisikan industri jasa
sebagai industri yang menghasilkan pelayanan, bukan barang (Sampson & Froehle,
2006). Bisnis pelayanan merupakan nilai yang dipersepsikan dan ditawarkan kepada
pembeli yang lebih ditentukan oleh pelayanan daripada produk. Jasa juga merupakan
hasil dari keinginan pelanggan. Definisi yang disampaikan oleh akademisi memfokuskan
pada karakteristik jasa, misalnya jasa merupakan barang yang tidak nampak dan
dikonsumsi bersamaan dengan waktu produksi. Jasa biasanya tergolong padat karya
(labor-intensive).
a. Kegiatan
b. Interaksi (yang disebut sebagai pelayanan yang terpisah dari produk fisik), dan
Pelanggan tidak selalu membeli barang atau jasa, tetapi selalu mendapat penawaran.
Pelayanan yang ditawarkan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Dalam
perusahaan jasa, pelanggan merupakan input. Jasa atau pelayanan yang disediakan oleh
penyedia jasa tidak dapat dilaksanakan tanpa kehadiran pelanggan sebagai input
pelayanan tersebut. Kepemilikan jasa juga hanya dapat dirasakan oleh pelanggan. Selain
itu, informasi sebagai input juga diperlukan dalam perusahaan jasa.
Industri jasa juga dapat diukur sama dengan industri manufaktur (Johnston, 2005), yaitu :
a. Produktivitas
Produktivitas tersebut meliputi produktivitas pelayanan, cara pengukuran
produktivitas pelayanan, keterkaitan produktivitas pelayanan dengan kualitas
pelayanan dan keuntungannya, serta bagaimana meningkatkan produktivitas dan
memperbaiki kualitas.
b. Kualitas pelayanan
Kualitas pelayanan merupakan sinonim kepuasan pelanggan. Hal ini harus didukung
dengan spesifikasi pelayanan, penentuan mekanisme untuk mengendalikan pelayanan
yang mencakup perilaku karyawan dan pelanggan, dan bagaimana mengelola
pelayanan agar sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.
c. Efisiensi
Sementara itu, efisiensi merupakan pemetaan proses secara umum dan pendekatan
yang digunakan agar organisasi jasa dapat memberikan pelayanan sesuai dengan
harapan pelanggan.Hal ini disebabkan kepuasan dan loyalitas pelanggan merupakan
kemampuan penting suatu organisasi jasa untuk menanggapi secara efektif kebutuhan
pelanggan (Silvestro, 2002). Rathmell membuat kategorisasi jasa atas tipe pembeli,
motif pembeli, praktek pembelian, tipe penjual, dan tingkat peraturan (Verma,
2000).Konsep paket produk pelayanan didasarkan pada ciri pelayanan yang nampak
dan tidak nampak. (Verma, 2000) juga menyatakan bahwa pelayanan disebut sebagai
kelompok humanistik primitif dan tidak efisien, sedangkan pemanufakturan sebagai
kelompok teknokratik yang memandang jauh ke depan dan efisien. Dalam pandangan
yang terintegrasi mengenai pelayanan atau jasa dinyatakan bahwa pengalaman dalam
perusahaan manufaktur tidak relevan untuk pengelolaan operasi jasa atau pelayanan
karena dua hal tersebut memang berbeda. Apabila akan digabungkan, banyak hal
yang harus dipahami oleh manajemen operasi, seperti perilaku organisasional,
konstruk pemasaran, dan berbagai teknik untuk menyelesaikan permasalahan operasi
jasa.Chase (1981) menyatakan bahwa perbedaan antara perusahaan manufaktur dan
perusahaan jasa adalah pada kontak dengan pelanggan. Perusahaan manufaktur
dikatakan efisien karena kontak dengan pelanggan rendah. Sementara itu, perusahaan
jasa dinyatakan tidak efisien karena tingginya kontak dengan pelanggan.Sampson dan
Froehle (2006) menyatakan bahwa dengan proses pelayanan, pelanggan menyediakan
input yang signifikan ke dalam proses produksi. Dengan proses pemanufakturan,
sekelompok pelanggan bisa memberikan kontribusi ide ke dalam desain produk,
namun pelanggan secara individual hanya berpartisipasi dalam memilih dan
mengonsumsi output. Proses pelayanan berbeda dari proses yang bukan pelayanan
hanya dalam hal keberadaan input pelanggan dan implikasinya. Oleh karena itu,
pemahaman isu unik dalam mengelola pelayanan menghendaki pemahaman terhadap
implikasi input pelanggan.
Input pelanggan tersebut merupakan akar penyebab isu yang unik dan merupakan
tantangan dalam manajemen jasa atau manajemen pelayanan.Organisasi jasa
merupakan suatu sistem yang menyediakan pelayanan bagi pelanggan. Organisasi
jasa memiliki misi, strategi, kebijakan, dan terdiri dari beberapa sistem. Sistem
operasi mendesain paket pelayanan dan sistem penyampaian yang terdiri dari:
a. Pemasaran
b. Keuangan
8. Tantangan produktivitas
Dunia bisnis harus meningkatkan produktivitasnya, karena mereka akan menghadapi
pasar luas yang makin berkembang. Usaha meningkatkan produktiviytas ini dapat dilakukan
dengan cara memperbarui mesin-mesin dengan mesin modern, canggih agar
hasil produksinya tidak ketinggalan zaman dan efisien dalam melakukan proses produksi,
kembangkan kegiatan reseach and development. Sediakan untuk itu agar bisa
mengembangkan desain, mutu dan pasar baru dari produk yang dihasilkan. Di negara maju
banyak dicoba pemakaian robot untuk mempercepat dan mempermudah pekerjaan.
Kembangkan manajemen personalia agar karyawan dapat dimotivasi dalam meningkatkan
produksi dan moralnya lebih baik. Libatkan karyawan dalam pengambilan keputusan.
9. Etika dan tanggung jawab sosial
"Etika adalah pandangan, keyakinan dan nilai akan sesuatu yang baik dan buruk, maupun
benar dan salah.", menurut Griffin. Etika dalam manajemen sendiri, memiliki arti kelayakan
pengelolaan organisasi/perusahaan yang memenuhi kriteria etika. Tanggungjawab Sosial
dalam perusahaan (Corporate Social Responsibility) adalah bentuk kepedulian perusahaan
terhadap lingkungan eksternal perusahaan melalui berbagai kegiatan yang dilakukan dalam
rangka penjagaan lingkungan, norma-norma masyarakat, partisipasi pembangunan, serta
berbagai bentuk tanggung jawab sosial lainnya.
Lingkungan fisik dan sosial berubah, demikian pula hukum dan nilai-nilai. Perubahan ini
memperlihatkan berbagai tantangan yg berasal dari perspektif yang saling bertentangan dari
pihak-pihak yg berkepentingan. Seperti pelanggan, penyalur, pemasok, pemilik, penyandang
dana, dan pekerja. Berikut tantangan etis yang dihadapi para manajer operasi :
a. Mengembangkan dan menghasilkan produk yg aman dan berkualitas
b. Menjaga lingkungan yg bersih
c. Menyediakan tempat kerja yang aman
d. Menghormati komitmen-komitmen dalam masyarakat