Вы находитесь на странице: 1из 10

KANDIDIASIS VULVOVAGINALIS

Hervina*
*Departement Of Dermatology and venereolgy
Faculty of Medicine Muhammadiyah University of North Sumatera
** Departement Farmacology Faculty of Medicine Muhammadiyah University of
North Sumatera

ABSTRAK
Kandidiasis Vulvovaginalis merupakan salah satu infeksi yang paling banyak
dikeluhkan wanita terutama didaerah yang beriklim tropis. (2) Sekitar 70-75% wanita setidaknya
sekali terinfeksi KVV selama masa hidupnya, paling sering terjadi pada wanita usia subur. (2)
Kandidiasis vulvovaginalis ini disebabkan oleh Candida Albican dan Candida Non Albican
(Turolopsus glabrata), dapat menyerang semua umur.(3) Pruritus akut dan keputihan (fluor
albus) merupakan keluhan awal.(3) Flour albus pada kandidiasis vagina berwarna kekuningan. (3)
Tanda yang khas ialah disertai gumpalan-gumpalan sebagai kepal susu berwarna putih
kekuningan.(3)

Evaluasi diagnostik ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan termasuk


pemeriksaan mikroskopik dengan pewarnaan Gram atau KOH 10% untuk menemukan
pseudohifa.(4) Terapi yang diberikan adalah golongan azole, flukonazol.(4)
Kata kunci : Kandidiasis Vulvovaginalis

ABSTRACT
Vulvovaginalis candidiasis is one of the most common complaints of women,
especially in tropical regions.(2) About 70-75% of women are at least once infected with KVV
during their lifetime, most often in women of childbearing age. (2) This vulvovaginal candidiasis
is caused by Candida Albican and Candida Non Albican (Turolopsus glabrata), can attack all
ages.(3) Acute pruritus and vaginal discharge (fluor albus) are initial complaints. (3) Flour albus
in yellowish vaginal candidiasis.(3) The typical sign is accompanied by clots as yellowish-white
milk head.(3)

Diagnostic evaluation is made through history, physical examination and includes


microscopic examination with 10% Gram or KOH staining to find pseudohifa. (4) The therapy
given is azole, fluconazole.(4)
Keyword : Kandidiasis Vulvovaginalis

1
PENDAHULUAN pertama timbul di vagina yang disebut
vaginitis dan dapat meluas sampai vulva
Kandidiasis Vulvovaginalis (KVV)
(vulvitis), jika mukosa vagina dan vulva
merupakan penyakit urutan kedua dari
keduanya terinfeksi disebut kandidiasis
seluruh infeksi vagina.(1) KVV merupakan
vulvovaginalis.(2) Kandidiasis
infeksi mukosa vagina dan atau vulva yang
Vulvovaginalis didefinisikan sebagai salah
disebabkan oleh jamur spesies Candida.(1)
satu penyebab tersering dari vaginitis,
Infeksi dapat terjadi secara akut, sub akut
sebuah gangguan ginekologis dengan
dan kronis, didapat baik secara endogen
manifestasi cairan putih, kental, tidak
maupun eksogen.(1)
berbau (“cottage cheese”) yang terdapat

Kandidiasis Vulvovaginalis merupakan pada saluran bawah reproduksi wanita.

salah satu infeksi yang paling banyak Disertai gatal, iritasi, dysuria atau

dikeluhkan wanita terutama didaerah yang dyspareunia.(3)

beriklim tropis.(2) Sekitar 70-75% wanita


setidaknya sekali terinfeksi KVV selama
masa hidupnya, paling sering terjadi pada
wanita usia subur.(2) Pada sekitar 40-50%
cenderung mengalami kekambuhan atau
serangan infeksi kedua.(2) Lima hingga
delapan persen wanita dewasa mengalami
KVV berulang, yang dikenal sebagai Gambar 2.1 Tampak secret di vagina dan

kandidiasis Vulvovaginalis rekuren vulva.(3)


(KVVR).(2) Lebih dari 33% spesies
penyebab KVVR adalah Candida glabrata ETIOLOGI
dan Candida Parapsilosis yang lebih
Kandidiasis vulvovaginalis disebabkan
resisten terhadap pengobatan.(2)
oleh kandidiasis vagina 81% oleh Candida

DEFINISI albicans, 16% oleh Turolopsus glabrata,


sedangkan 3% lainnya disebabkan oleh
Kandidiasis adalah infeksi dengan berbagai Candida parapsilosis, Candida tropicalis
manifestasi klinis yang disebabkan oleh dan Candida krusei.(5)
kandida, khususnya Candida albicans dan
ragi (yeast) lain dari genus kandida.(3) Genus Candida merupakan sel ragi

Kandidiasis pada wanita umumnya infeksi uniseluler yang termasuk kedalam fungi

2
imperfecti atau Deuteromycota atau 4,5- 6,5.(4) Karena Candidida albicans dapat
golongan khamir (yeast atau yeast like), memproduksi enzim protease yang bekerja
termasuk dalam famili crytococcaceae yang optimal pada pH normal vagina.(4)
memperbanyak diri dengan cara bertunas.(4)
Pada tubuh manusia jamur Candida
Genus ini terdiri atas 80 spesies, yang
merupakan jamur yang bersifat oportunis,
paling patogen adalah Candida albicans
yaitu dapat hidup sebagai saprofit tanpa
diikuti secara berurutan oleh Candida
menimbulkan suatu kelainan apapun.(4)
stellatoidea, Candida tropicalis, Candida
Namun, jamur itu kemudian dapat berubah
parapsilosis, Candida kefyre,
menjadi patogen dan menimbulkan
Candidaguillermondii dan Candida
penyakit kandidiasis bila terdapat faktor-
krusei.(4)
faktor predisposisi yang menimbulkan
Candida merupakan organisme yang perubahan pada lingkungan vagina.(4)
dimorfik (dua kutub).(6) Organisme ini
EPIDEMIOLOGI
dapat ditemukan pada manusia pada fase
fenotip yang berbeda. Gambaran morfologi Penyakit ini terdapat di seluruh dunia, dapat
Candida berupa sel ragi yang berbentuk menyerang semua umur.(5) Jamur
bulat, lonjong atau bulat lonjong dengan penyebabnya terdapat pada orang sehat
ukuran 2-5μ x 3-6 μ hingga 2-5,5μ x 5- sebagai saprofit.(5) Pada beberapa negara
28,5μ.(4) Jamur Candida memperbanyak penyakit ini tetap merupakan terbanyak di
diri dengan spora yang tumbuh dari tunas, antara infeksi vagina terutama di daerah
yang disebut sebagai blastopora.(4) iklim subtropis dan iklim tropis.(2) Sobel
Blastospora bisa berbentuk oval tanpa dkk melaporkan bahwa pada 20-25%
kapsul dan bereproduksi melalui wanita sehat usia reproduksi, dijumpai
pembentukan tunas, hifa yang pipih, Candida pada traktus genital yang bersifat
memanjang tidak bercabang dan dapat asimtomatik.(2) Pada 29,8% wanita dengan
tumbuh dalam biakan atau in vivo.(4) vulvovaginitis simptomatik dapat diisolasi
Sebagai tanda penyakit yang aktif jamur Candida.(2) Rata-rata 70-75% wanita
ditemukan adanya tunas (budding).(4) dewasa pernah satu kali ikut menderita
Berdasarkan bentuk tersebut maka kandidiasis vagina selama hidupnya dan
dikatakan bahwa Candida menyerupai ragi 40-50% mengalami dua kali atau lebih.(2)
(yeast like).(4) Jamur Candida dapat tumbuh
dengan variasi pH yang luas, tetapi Soll dkk juga melaporkan bahwa pada

pertumbuhannya akan lebih baik pada pH wanita dapat diisolasi jamur Candida, 80 %

3
strain Candida di genital sama dengan yang Pruritus akut dan keputihan (fluor albus)
terdapat di anus dan 62% strain Candida di merupakan keluhan awal, gejala yang lebih
mulut sama dengan yang terdapat di sering adalah pruritus vulva.(3) Keputihan
genital.(5) tidak selalu ada dan sering kali hanya
sedikit.(3) Flour albus pada kandidiasis
FAKTOR RESIKO vagina berwarna kekuningan.(3) Tanda yang
Faktor Endogen: khas ialah disertai gumpalan-gumpalan
a. Kehamilan, karena perubahan pH sebagai kepala susu berwarna putih
vagina.(8) kekuningan.(3) Gumpalan tersebut berasal
b. Diabetes Mellitus, HIV/AIDS. (8) dari massa yang terlepas dari dinding vulva
c. Pemberian antimikroba yang intensif atau vagina terdiri atas bahan nekrotik, sel-
(yang mengubah flora bakteri sel epitel dan jamur.(3)
normal).(8) Kandidiasis Vulvovaginalis (KVV)
d. Terapi progesterone, kontrasepsi.(8) biasanya disertai rasa gatal yang hebat.(7)
e. Terapi kortikosteroid.(8) Namun, gejala ini tidak spesifik karena
f. Immunodefisiensi.(8) pada suatu penelitian diketahui hanya 38%
pasien yang mengeluhkan gatal hebat,
Faktor eksogen: tetapi pada penelitian lain 100% wanita
a. Kebersihan diri.(8) yang menderita KKV mengeluhkan gatal.(5)
b. Kontak dengan penderita yang Gejala lain yang dirasakan adalah rasa
punya aktifitas seksual tinggi panas dan terkadang rasa sakit terutama
maupun yang tidak punya, baik pada saat berkemih (disuria eksternal), saat
muda maupun tua.(8) berhubungan seksual (dispareunia), setelah
pemeriksaan ginekologi atau setelah mandi
DIAGNOSA atau berendam dengan air hangat.(8)
Anamnesa Keluhan seringkali sangat ringan (bahkan
Keluhan subjektif penderita dapat tidak diperhatikan pasien karena telah
bervariasi dari ringan hingga berat.(7) terbiasa) dan keluhan bisa hilang timbul.(8)
Gejala yang ringan didapatkan pada infeksi
karena Candida albicans, sedangkan Pemeriksaan Fisik
Candida non-albicans, terutama Candida Dapat timbul ekskoriasi, serviks biasanya
glabrata memberikan gejala yang lebih normal, atau sedikit eritem disertai sekret
berat, relatif resisten terhadap pengobatan putih yang menempel pada dindingnya.(7)
dan sering terjadi rekurensi (KVVR).(7) Pada pemeriksaan tampak mukosa vagina

4
kemerahan dan pembengkakan labia dan
vulva sering disertai pustulopapular di
sekeliling lesi.(7) Penyakit dapat meluas ke
perineum, vulva, dan daerah inguinal.(7)
Vulva tampak eritem, edema, basah dan
kadang tampak papul, vesikel, pustul, erosi
dan eksoriasi atau maserasi dengan
Gambar 2.2 Yeast Pseudohyphae (7)
hiperemi pada introitus vagina dan dapat
2) Pemeriksaan Kultur : sampel
dijumpai adanya gumpalan-gumpalan putih
dibiakkan pada agar Sabouraud’s
serta lesi satelit.(7)
dextrose atau agar Nutrient.(3) Piring
Pemeriksaan Penunjang
agar diinkubasi pada suhu 37°C,
Pemeriksaan penunjang yang dapat
koloni tumbuh setelah 24-72 jam,
digunakan untuk memastikan diagnosis
berupa yeast like colony.(3) Biakan
kandidiasis vulvovaginalis di antaranya
jamur (kultur) dari sekret vagina
adalah:
dilakukan untuk konfirmasi terhadap
1) Pemeriksaan Mikroskopis : pulasan
hasil pemeriksaan mikroskopik yang
dari pseudomembran atau cairan
negatif (false negative) yang sering
vagina dijadikan sampel lalu
ditemukan pada KVV kronis dan
dilakukan pewarnaan Gram atau
untuk mengindentifikasi spesies non-
KOH 10% kemudian di letakkan di
Candida albicans.(3)
bawah mikroskop cahaya.(3) Candida
3) Pemeriksaan pH Vagina : Kadar pH
albicans akan terlihat dimorfik
vagina biasanya normal (4.0-4.5)
dengan ragi sel-sel tunas berbentuk
pada kandidiasis vulvovagina.(8)
lonjong dan hifa.(3) Serta dalam
Ditemukannya pH lebih dari 5
bentuk yang invasif kandida tumbuh
sebagi filamen, miselia, atau biasanya mengidentifikasikan adanya
BV, trichomoniasi, atau infeksi
pseudohifa.(7)
campuran.(8) Pemeriksaan pH vagina
adalah dengan cara meletakkan kertas
pH pada dinding vagina.(8) Hindari
kontak dengan mukosa serviks yang
memiliki pH tinggi.(8)

5
PATOGENESIS dimulai dari perlekatan sel Candida pada
epitel vagina yang selanjutnya menjadi
Terdapat dua mekanisme penting untuk
miselia.(7) Hifa Candida kemudian tumbuh
memahami patogenesis kandidiasis
dan berkolonisasi pada permukaan
vulvovaginalis.(7) Mekanisme pertama
vagina.(7) Percobaan in vitro menunjukkan
adalah bagaimana kolonisasi asimtomatis
proses perlekatan ini.(7) Hifa tumbuh dan
di vagina berubah menjadi vaginitis
berkolonisasi lebih tinggi oleh adanya
simtomatis.(7) Mekanisme kedua adalah
perubahan estrogen.(7)
beberapa wanita mengalami kekambuhan
dan infeksi kronis Kandidiasis
Vulvovaginalis.(7) Candida masuk ke dalam
lumen vagina terutama dari daerah
perianal.(7) Setelah tinggal dan terjadi
kolonisasi di vagina, organisme akan
menetap selama beberapa minggu sampai
bulan tanpa menyebabkan gejala.(7) Pada
keadaan ini sel yeast biasanya tidak pada Gambar 2.3 Patogenesis Kandidiasis
fase germinatif, dan hidup berdampingan Vulvovaginalis.(7)
dengan bakteri residen sebagai komensal.(7)
Apabila terdapat beberapa faktor yang PATOFISIOLOGI

mengubah kolonisasi Candida (seperti


Manifestasi kandidiasis vagina merupakan
penggunaan antibiotik, kortikosteroid,
hasil interaksi antara patogenitas Candida
diabetes dan lain-lain), terdapat pula
dan mekanisme pertahanan tuan rumah,
perubahan fase germinatif dan filamentosa
yang berkaitan dengan faktor
dari Candida.(7)
predisposisi.(8) Pada keadaan normal, jamur

Fase germinatif tidak hanya meningkatkan Candida dapat ditemukan dalam jumlah

kolonisasi, tetapi juga berperan penting sedikit di vagina, mulut rahim, dan saluran

pada fase invasif pada saat menembus sel pencernaan.(8) Jamur Candida di sini hidup

epitel utuh dan melekat pada mukosa sebagai saprofit tanpa menimbulkan

vagina.(7) Koloni jamur tumbuh secara aktif keluhan atau gejala (asimtomatis).(8) Hal ini

menjadi miselia dan umumnya ditemukan dapat mendukung pertumbuhan jamur yang

dalam keadaan patogenik.(7) Jika kondisi dapat menghasilkan beberapa faktor yang

memungkinkan, proses penyakit diduga dapat merusak epitel vagina sehingga


menyebabkan vaginitis.(8) Dari hasil

6
penelitian bahwa Candida-Ag memengaruhi ikatan-ikatan protein
menyebabkan suatu peningkatan produksi sehingga akan merusak kolonisasi dan
prostaglandin E2 melalui makrofag.(8) invasi jamur.(7) Beberapa gen yang dapat
Kerja prostaglandin ini adalah menghambat mempengaruhi produksi proteinasi (SAP1,
produksi sitokin-interleukin 2 (IL-2).(8) IL- SAP2 dan SAP3) berkorelasi kuat baik
2 ini mengatur proliferasi limfosit T secara in vitro maupun eksperimental pada
normal.(8) Kemudian, hal ini akan memicu vaginitis antara ekspresi gen, sekresi
peningkatan proliferasi limfosit T anti- aspartil proteinase dan kemampuan dalam
candidal dan akibatnya akan terjadi menimbulkan suatu penyakit.(7)
penurunan Cell mediated immunity Menurunnya daya tahan tubuh dan adanya
(CMI).(8) Penurunan CMI ini menyebabkan perubahan lingkungan daerah vagina yang
seseorang lebih mudah terinfeksi oleh menyebabkan menurunnya pertahanan
candida.(8) lokal dan reaksi hipersensitivitas disertai
Bentuk filament Candida merupakan kemampuan spesies Candida untuk
bentuk yang biasanya dapat dilihat pada menghasilkan faktor virulensi, memegang
penderita dengan gejala-gejala peranan penting pada patogenitas infeksi.(3)
simtomatik.(8) Bentuk filament candida
dapat menginvasi mukosa vagina dan DIAGNOSA BANDING
berpenetrasi ke sel-sel epitel vagina.(8) Diagnosis banding kandidiasis
Germinasi Candida ini akan meningkatkan vulvovaginalis adalah:
kolonisasi dan memudahkan invasi ke 1) Trichomoniasis
jaringan.(8) Sobel dkk menunjukkan secara Sekret banyak dan encer, warna
in vitro jamur Candida yang tidak kekuningan, berbusa, berbau tidak
mengalami germinasi atau membentuk enak dan jarang terdapat lesi kulit.(4)
tunas, tidak mampu menyebabkan
kandidiasis vaginalis.(7) Virulensi dapat
diperluas oleh adanya enzim proteolitik,
toksin, dan fospolipase yang dihasilkan
oleh yeast.(7) Sekresi aspartil proteinase
yang dihasilkan oleh Candida spp dapat
diidentifikasi dari sekret vagina wanita
dengan gejala vaginitis, tetapi tidak pada Gambar 2.4 Infeksi Trichomoniasis
asimtomatik.(7) Enzim-enzim proteolitik “strawberry appearance”. (4)
yang banyak mengandung substrat dapat

7
2) Bakterial Vaginosis flukonazol, yang juga mencapai
Sekret encer, tipis dan homogen, tingkat kesembuhan yang tinggi.(4)
warna putih atau keabu-abuan serta Sebagian besar strain ini
berbau amis.(6) Tidak diketahui menunjukkan sensitivitas terhadap
inflamasi pada vagina dan vulva.(6) agen antijamur berbasis azole dan
karena itu biasanya responsif
terhadap semua bentuk terapi
antijamur. (4)
Terapi Kandidiasis
Vulvovaginalis (KVV) yang
disebabkan Candida non-albicans
pemberian obat golongan azole tetap
Gambar 2.5 sekret vaginosis bacterial.(6)
dianjurkan selama 7-14 hari, kecuali

PENATALAKSANAAN flukonazole karena banyak Candidda


non–albicans yang resisten.(4) Pada
a. Non farmakologi : menghindari atau pasien dengan imunokompromais,
(8)
menghilangkan faktor prediposisi. pengobatan dengan obat anti jamur
b. Farmokologi: konvensional dilakukan dengan
Dinding sel Candida adalah pemberian 7-14 hari.(4)
glikoprotein kompleks yang
tergantung pada biosintesis EDUKASI DAN KOMUNIKASI

ergosterol.(1) Senyawa azole, yang


- Menghindari atau menghilangkan
ditemukan dalam obat antimikotik,
faktor prediposisi.(2)
diyakini menghambat produksi
- Menjaga kebersihan diri.(2)
ergosterol, memungkinkan
- Jika berlebihan berat badan, agar
antimikotik topikal untuk mencapai
menurunkan berat badan.(2)
tingkat penyembuhan lebih dari
- Untuk menghindari pemakaian
80%.(1) Secara umum, terapi
celana atau celana dalam yang
antifungal topikal cukup efektif,
ketat.(2)
khususnya jika digunakan jangka
panjang (1-2 minggu).(3) Satu-
satunya agen azole oral yang disetujui
untuk indikasi ini oleh Food and Drug
Administration (FDA) AS adalah

8
KOMPLIKASI Disebabkan oleh kandidiasis vagina 81%
oleh Candida albicans, 16% oleh
Jika tidak diobati, kandidemia dapat
Turolopsus glabrata, sedangkan 3%
menyebabkan infeksi metatastik focus di
lainnya.(5)
(6)
mata, hati, limpa, SSP, dan ginjal.
Pruritus akut dan keputihan (fluor albus)
Memulai pengobatan dini untuk mencegah
merupakan keluhan awal, gejala yang lebih
sepsis, pembentukan abses dan kematian.(6)
sering adalah pruritus vulva.(3) Keputihan

PROGNOSIS tidak selalu ada dan sering kali hanya

Prognosis pada umumnya baik, terutama sedikit.(3) Flour albus pada kandidiasis

bila faktor predisposisi dapat vagina berwarna kekuningan.(3) Tanda yang

diminimalkan.(3) Kandidiasis khas ialah disertai gumpalan-gumpalan

Vulvavaginalis (KVV) tanpa komplikasi sebagai kepala susu berwarna putih

mempunyai prognosis baik karena pada kekuningan.(3)

umumnya infeksi ringan hingga sedang dan Penatalaksanaan Kandidiasis


mengenai penderita yang vulvovaginalis terdiri dari pengobatan

imunokompeten.(3) Pada KVV dengan topical dan sistemik.(4)

komplikasi sering terjadi infeksi DAFTAR PUSTAKA


berulang.(7) Karena itu diperlukan 1. Sobel JD. Vulvovaginal Candidiasis.

pengobatan yang tepat dan pengobatan In: Holmes KK, editor. Sexually

profilaksis serta mengoreksi faktor Transmitted Diseases. 4th ed. New

predisposisi penyebab terjadinya infeksi.(7) York: Mc Graw Hill; 2008.p. 823 – 35.
2. Harnindya, DItta dkk. (2016). Studi

KESIMPULAN Retrospektif: Diagnosis dan

Kandidiasis adalah infeksi dengan berbagai Penatalaksanaan Kandidiasis

manifestasi klinis yang disebabkan oleh Vulvovaginalis. Periodical of

kandida, khususnya Candida albicans dan Dermatology and Venereology, vol.28.

ragi (yeast) lain dari genus kandida.(3) https://e-

Kandidiasis pada wanita umumnya infeksi journal.unair.ac.id/BIKK/article/view

pertama timbul di vagina yang disebut File/2350/1704

vaginitis dan dapat meluas sampai vulva 3. Djuanda, Adhi. 2011. Ilmu Penyakit

(vulvitis), jika mukosa vagina dan vulva Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh.

keduanya terinfeksi disebut kandidiasis Jakarta: FKUI. Hal. 106-109

vulvovaginalis.(3)

9
4. Katz. Vaginitis. Katz. Comprehensive
Gynecology. 5th ed. Mosby; Elsevier;
2007. 588-596.
5. Foxman B, Muraglia R, Dietz JP,
Sobel JD, Wagner J. Prevalence of
recurrent vulvovaginal candidiasis in 5
European countries and the United
States: results from an internet panel
survey. J Low Genit Tract Dis. 2013
Jul. 17(3):340-5
6. Nyirjesy P. Vulvovaginal candidiasis
and bacterial vaginosis. Infect Dis Clin
North Am. 2008 Dec. 22(4):637-52
7. Cunningham, Leveno, Bloom, Hauth,
Rouse, dan Spong, 2010. Sexually
Transmitted Diseases : Vaginitis.
Dalam : Williams Obstetrics 23rd
Edition. United States of America :
McGraw-Hill Companies, 1246.
8. Graham, Robin. 2005. Lecture Notes
Dermatologi. Jakarta: Erlangga. Hal.
40.

10

Вам также может понравиться