Вы находитесь на странице: 1из 14

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lahan rawa merupakan salah satu ekosistem yang sangat potensial untuk
pengembangan pertanian. Luas lahan ini, diperkirakan sekitar 33,4 juta ha, yang
terdiri atas lahan pasang surut sekitar 20 juta ha dan rawa lebak 13 juta ha. Namun
demikian, ekosistem rawa, secara alami bersifat rapuh (fragile) oleh sebab itu
dalam memanfaatkan lahan rawa dengan produktivitas optimal dan berkelanjutan,
diperlukan teknologi pengelolaan lahan yang tepat dan terpadu.

Lahan rawa sebenarnya merupakan lahan yang menempati posisi peralihan


di antara sistem daratan dan sistem perairan (sungai, danau, atau laut), yaitu antara
daratan dan laut, atau di daratan sendiri, antara wilayah lahan kering (uplands)
dan sungai/danau. Karena menempati posisi peralihan antara system perairan dan
daratan, maka lahan ini sepanjang tahun, atau dalam waktu yang panjang dalam
setahun (beberapa bulan) tergenang dangkal, selalu jenuh air, atau mempunyai air
tanah dangkal. Dalam kondisi alami, sebelum dibuka untuk lahan pertanian, lahan
rawa ditumbuhi berbagai tumbuhan air, baik sejenis rumputan (reeds, sedges, dan
rushes), vegetasi semak maupun kayu-kayuan/hutan, tanahnya jenuh air atau
mempunyai permukaan air tanah dangkal, atau bahkan tergenang dangkal. Lahan
rawa yang berada di daratan dan menempati posisi peralihan antara sungai atau
danau dan tanah darat (uplands), ditemukan di depresi, dan cekungan-cekungan di
bagian terendah pelembahan sungai, di dataran banjir sungai-sungai besar, dan di
wilayah pinggiran danau. Mereka tersebar di dataran rendah, dataran
berketinggian sedang, dan dataran tinggi. Lahan rawa yang tersebar di dataran
berketinggian sedang dan dataran tinggi, umumnya sempit atau tidak luas, dan
terdapat setempat-setempat. Lahan rawa yang terdapat di dataran rendah, baik
yang menempati dataran banjir sungai maupun yang menempati wilayah dataran

1|Page
pantai, khususnya di sekitar muara sungai-sungai besar dan pulau-pulau deltanya
adalah yang dominan.

Pada kedua wilayah terakhir ini, karena posisinya bersambungan dengan


laut terbuka, pengaruh pasang surut dari laut sangat dominan. Di bagian muara
sungai dekat laut, pengaruh pasang surut sangat dominan, dan ke arah hulu atau
daratan, pengaruhnya semakin berkurang sejalan dengan semakin jauhnya jarak
dari laut.

Rawa merupakan sebutan untuk semua daerah yang tergenang air, yang
penggenangannya dapat bersifat musiman ataupun permanen dan ditumbuhi oleh
tumbuhan (vegetasi). Hutan rawa memiliki keanekaragaman hayati yang sangat
kaya. Jenis-jenis floranya antara lain: durian burung (Durio carinatus), ramin
(Gonystylus sp), terentang (Camnosperma sp.), kayu putih (Melaleuca sp), sagu
(Metroxylon sp), rotan, pandan, palem-paleman dan berbagai jenis liana.
Faunanya antara lain : harimau (Panthera tigris), Orang utan (Pongo pygmaeus),
rusa (Cervus unicolor), buaya (Crocodylus porosus), babi hutan (Sus scrofa),
badak, gajah, musang air dan berbagai jenis ikan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas maka dapat dirumuskan
permasalahan berikut :
1. Apa itu Rawa ?
2. Bagaimana karakteristik rawa?
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi karakteristik rawa ?
4. Pemanfaatan rawa ?
5. Apa pengertian dari ekosistem rawa?
6. Apa saja jenis-jenis rawa ?
7. \ Bagaimana ciri-ciri rawa?
8. Apa manfaat rawa?

2|Page
C. Tujuan
Makalah ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian Rawa.
2. Untuk mengetahui karakteristik rawa.
3. Untuk mengetahui Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi karakteristik
rawa
4. Untuk mengetahui Pemanfaatan rawa
5. Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pengajar
6. Untuk mengetahui pengertian ekosistem rawa
7. Untuk mengetahui jenis-jenis rawa
8. Untuk mengetahui ciri-ciri rawa
9. Untuk mengetahui manfaat rawa

3|Page
BAB II
PEMBAHASAN

A. Apa itu lahan Rawa


Lahan rawa adalah lahan yang sepanjang tahun, atau selama waktu yang
panjang dalam setahun, selalu jenuh air (saturated) atau tergenang (waterlogged)
air dangkal. Dalam pustaka, lahan rawa sering disebut dengan berbagai istilah,
seperti “swamp”, “marsh”, “bog” dan “fen”, masing-masing mempunyai arti
yang berbeda.

“Swamp” adalah istilah umum untuk rawa, digunakan untuk menyatakan


wilayah lahan, atau area yang secara permanen selalu jenuh air, permukaan air
tanahnya dangkal, atau tergenang air dangkal hampir sepanjang waktu dalam
setahun. Air umumnya tidak bergerak, atau tidak mengalir (stagnant), dan bagian
dasar tanah berupa lumpur. Dalam kondisi alami, swamp ditumbuhi oleh berbagai
vegetasi dan rawa atau hutan gambut.ari jenis semak-semak sampai pohon-
pohonan, dan di daerah tropika biasanya berupa hu

“Marsh” adalah rawa yang genangan airnya bersifat tidak permanen, namun
mengalami genangan banjir dari sungai atau air pasang dari laut secara periodik,
dimana debu dan liat sebagai muatan sedimen sungai seringkali diendapkan.
Tanahnya selalu jenuh air, dengan genangan relatif dangkal. Marsh biasanya
ditumbuhi berbagai tumbuhan akuatik, atau hidrofitik, berupa “reeds” (tumbuhan
air sejenis gelagah, buluh atau rumputan tinggi, seperti Phragmites sp.), “sedges”
(sejenis rumput rawa berbatang padat, tidak berbuluh, seperti famili Cyperaceae),
dan “rushes” (sejenis rumput rawa, seperti purun, atau “mendong”, dari famili
Juncaceae, yang batangnya dapat dianyam menjadi tikar, topi, atau keranjang).
Marsh dibedakan menjadi "rawa pantai" (coastal marsh, atau saltwatermarsh),
dan "rawa pedalaman" (inland marsh, atau fresh water marsh) (SSSA, 1984;
Monkhouse dan Small, 1

4|Page
“Bog” adalah rawa yang tergenang air dangkal, dimana permukaan
tanahnya tertutup lapisan vegetasi yang melapuk, khususnya lumut spaghnum
sebagai vegetasi dominan, yang menghasilkan lapisan gambut (ber-reaksi)
masam. Ada dua macam bog, yaitu "blanket bog”, dan "raised bog”. Blanket bog
adalah rawa yang terbentuk karena kondisi curah hujan tinggi, membentuk deposit
gambut tersusun dari lumut spaghnum, menutupi tanah seperti selimut pada
permukaan lahan yang relatif rata. Raised bog adalah akumulasi gambut masam
yang tebal, disebut “hochmoor", yang dapat mencapai ketebalan 5 meter, dan
membentuk lapisan (gambut) berbentuk lensa pada suatu cekungan dangkal.

“Fed” adalah rawa yang tanahnya jenuh air, ditumbuhi rumputan rawa
sejenis “reeds”, “sedges”, dan “rushes”, tetapi air tanahnya bereaksi alkalis,
biasanya mengandung kapur (CaCO3), atau netral. Umumnya membentuk lapisan
gambut subur yang bereaksi netral, yang disebut “laagveen” atau “lowmoor”.

Lahan rawa merup arsh”, “fen”, lahan gambut (peatland), atau air, baik
terbentuk secara alami atau buatan, dengan air yang tidak bergerak (static) atau
mengalir, baik air tawar, payau, maupun akan lahan basah, atau “wetland”, yang
menurut definisi Ramsar Convention mencakup wilayah “m air asin, termasuk
juga wilayah laut yang kedalaman airnya, pada keadaan surut terendah tidak
melebihi enam meter (Wibowo dan Suyatno, 1997).
Secara alami, daerah rawa ternyata memiliki fungsi, antara lain:
 Sumber daya alam, merupakan habitat (sumber kehidupan) karena terdapat
udara (produsen O2 terbesar sepanjang tahun), air, dan makanan.
 Mencegah terjadinya banjir. Saat curah hujan tinggi, hutan rawa akan berperan
sebagai penyimpan air sehingga air hujan tidak seluruhnya mengalir hingga
banjir pun bisa dicegah.
 Mencegah intrusi air laut kedalam air tanah dan sungai. Lingkungan, daerah
tropis bisa terecovery dengan cepat terhadap perubahan iklim (climate
change).
 Rawa yang terdapat pergantian air tawar dapat untuk areal sawah.

5|Page
 Sumber makanan nabati maupun hewani. Hutan rawa memiliki
keanekaragaman hayati yang sangat melimpah. Jenis-jenis flora yang dapat
dijumpai pada hutan rawa antara lain yaitu ramin, kayu putih, sagu, rotan,
pandan, palem-paleman, dan lain sebagainya. Jenis faunanya antara lain
harimau, buaya, rusa, babi hutan, badak, gajah, dan berbagai jenis ikan.
 Sumber energi. Rawa dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga air
(PLTA), walaupun daya yang dihasilkan tidak terlalu besar.

B. Karakteristik rawa
1. Air
Dilihat dari air rawa adalah airnya asam dan berwarna coklat sampai kehitam-
hitaman dan kadang-kadang merah dan mengakibatkan air rawa tidak dapat
diminum serta kurang baik untuk mengairi pertanian.
2. Permukaan air
Permukaan air rawa tertutup tumbuh-tumbuhan air, hampir seluruh rawa.
Contoh tanaman tersebut antara lain ekor kucing, purun kudung, tumbuhan
paku air, bakung atau lily, rumput teki, hidrilia, kelakai, jingah, rukam, dan
kangkung air.
3. ph
airnya bersifat asam, kadar keasaman airnya sangat tinggi karena selalu
terjadi penggenangan.
4. Lokasi
Berdasarkan tempatnya, Rawa-rawa ada yang terdapat di pedalaman daratan
tetapi banyak pula yang terdapat di sekitar pantai. Air rawa disekitar pantai
sangat dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut Pada saat air luat pasang
permukaan rawa tergenang banyak dan saat air surut daerah ini kering. Dasar
rawa terdapat tanah gambut

6|Page
C. Faktor yang mempengaruhi karakteristik air rawa
1. pelapukan (dekomposisi) zat organik
Air yang ada di rawa-rawa biasanya berwarna sehingga tidak layak
dimanfaatkan secara langsung sebelum diolah untuk keperluan domestik dan
industri. Penyebab warnanya adalah pelapukan (dekomposisi) zat organik
seperti daun, kayu, binatang mati dan lain-lain. Asam humat yang berasal dari
dekomposisi lignin inilah penyebab warna air, selain besi dalam wujud ferric
humat. Secara umum dapat dikatakan, penyebab warna air ialah kation Ca,
Mg, Fe, Mn. Oksida besi ini menyebabkan air berwarna kemerahan, oksida
mangan menyebabkan air berwarna coklat kehitaman.
Berkaitan dengan warna tersebut, jenisnya dapat dibedakan menjadi
dua. Yang pertama disebut warna asli (true color), disebabkan oleh materi
organik berukuran koloid dan terlarut (dissolved solid). Contohnya air
gambut. Dari hasil penelitian diketahui bahwa warna air gambut di
Kalimantan, Sumatra, dan Sulawesi dapat dihilangkan dengan kombinasi
koagulan alum sulfat, besi sulfat (ion trivalent) atau PAC dengan tanah liat
setempat. Yang kedua ialah warna palsu (apparent color). Jenis ini
disebabkan oleh zat tersuspensi dan zat terendapkan (coarse solid, partikel
kasar) dan dapat dihilangkan dengan proses sentrifugasi, sedimentasi dan
filtrasi.

2. Pengendapan sedimen
Pengendapan sedimen membuat wilayah rawa sudah cukup dangkal sehingga
tumbuhan rawa sudah bisa tumbuh.
3. Proses pembusukan
Wilayah yang tergenang air tersebut ditumbuhi berbagai jenis tumbuhan
rawa, pembusukan sisa tanaman dan organisme lainnya terjadi di tempat
tanpa ada sirkulasi air yang berarti. Proses pembusukan menghasilkan asam
(asam humus) sehingga air rawa memiliki pH yang rendah (bersifat asam),
dan berwarna coklat.

7|Page
D. Pemanfaatan rawa
Manfaat rawa diantaranya adalah sebagai berikut:
1) rawa yang dikeringkan dapat digunakan sebagai lahan pertanian
2) penghasil pohon bakau yang dapat melindungi daratan dari abrasi
3) sebagai lokasi permukiman dengan model rumah bertiang
4) sebagian rawa dapat menghasilkan ikan.

E. Ciri-Ciri Ekosistem Rawa Air Tawar


Ciri-ciri rawa yaitu:
1. Kedalaman dangkal
2. Ph sekitar 6
3. Airnya keru dan tidak baik dikomsumsi
4. Biota rawa sebagai berikut:
a. Tumbuhan, di rawa terdapat beberapa tumbuhan yaitu enceng gondok,
kangkung, teratai, dan beberapa tumbuhan monokotil lainnya.
b. Hewan, di rawa terdapat beberapa yaitu:
 Plankton, terdiri alas fitoplankton dan zooplankton; biasanya
melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
 Nekton, hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.
 Neuston, organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air
atau bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.
 Perifiton, merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat pada
tumbuhan atau benda lain, misalnya siput.
 Bentos, hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada
endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya
cacing dan remis.

F. Jenis-jenis rawa
1. Menurut Jenis lahan, rawa dibagi menjadi :
a. Rawa pasang surut (RPS)

8|Page
Lahan rawa pasang surut adalah suatu wilayah rawa yang dipengaruhi
oleh gerakan pasang surut air laut yang secara berkala mengalami luapan
air pasang. Jadi lahan rawa pasang surut dapat dikatakan sebagai lahan
yang memperoleh pengaruh pasang surut air laut atau sungai-sungai
sekitarnya. Bila musim penghujan lahan-lahan ini tergenang air sampai
satu meter di atas permukaan tanah, tetapi bila musim kering bahkan
permukaan air tanah menjadi lebih besar 50 cm di bawah permukaan
tanah.
Berdasarkan pengaruh air pasang surut, khususnya sewaktu pasang besar
(spring tides) di musim hujan, bagian daerah aliran sungai di bagian bawah
(down stream area) dapat dibagi menjadi 3 (tiga) zona. Klasifikasi zona-
zona wilayah rawa ini telah diuraikan oleh Widjaja-Adhi et al. (1992), dan
agak mendetail oleh Subagyo (1997). Ketiga zona wilayah rawa tersebut
adalah:

 Zona I : Wilayah rawa pasang surut air asin/payau


 Zona II : Wilayah rawa pasang surut air tawar
 Zona Ill : Wilayah rawa lebak, atau rawa non-pasang surut

b. Rawa non pasang surut (RNPS) / Rawa Lebak


Secara istilah, rawa lebak berasal dari bahasa jawa lebak yang berarti
lembah atau dataran yang rendah. Akan tetapi, secara umum, rawa lebak
merupakan suatu daratan yang seriap tahunnya mengalami genangan
minimal selama tiga bulan dengan genangan minimal 50 cm. rawa lebak
juga disebut dengan istilah rawa pedalaman karena kedudukannya yang
menjorok jauh dari muara laut atau sungai. Lahan rawa lebak sendiri
adalah rawa lebak yang sudah dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian,
perikanan, peternakan, atau segala hal yang sudah mendapat campur
tangan manusia

9|Page
2. Berdasarkan kondisi air dan tumbuh-tumbuhan yang hidup, rawa
dibedakan menjadi beberapa jenis, yakni:
a) Rawa Swamp
Swamp merupakan daerah lahan bahan basah yang selalu digenangi oleh
air. Pada umumnya daerah ini ditumbuhi flora seperti lumut, rumput –
rumputan, semak-semak, dan tumbuhan jenis pohon.

b) Rawa Marsh
Rawa jenis marsh merupakan daerah lahan basah (sama seperti swamp).
Perbedaannya ada pada jenis flora yang hidup di daerah tersebut. Adapun
jenis floranya seperti jenis lumut-lumutan, rumput-rumputan, dan alang-
alang.

c) Rawa Bog
Lahan basah yang permukaan tanahnya relatif kering, tetapi lahan bagian
dalamnya penuh air (bersifat basah).

d) Rawa Pasang Surut


Rawa pasang surut merupakan rawa yang jumlah kandungan airnya selalu
berubah-ubah (pasang-surut), hal ini dikarenakan oleh adanya pengaruh
pasang surutnya air laut. Bakau adalah tanaman yang sering ada di daerah
ini.

3. Berdasarkan letaknya, rawa bisa dibedakan menjadi 3 macam, yakni:


a) Rawa Dataran Rendah
Rawa dataran rendah terjadi di daerah depresi yang membentuk
permukaan datar dan cekung. Air rawa ini berasal dari air hujan, air tanah,
dan air sungai, serta kaya akan mineral. Rawa ini ditumbuhi oleh

10 | P a g e
tumbuhan autotrophic. Gambut yang terbentuk di daerah ini berasal dari
sisa-sisa tumbuhan autotrof.

b) Rawa Dataran Tinggi


Rawa jenis ini terletak di daerah tinggi (daripada daerah disekitarnya) dan
memiliki permukaan cekung. Sumber air rawa jenis ini berasal dari air
hujan dan airnya tidak begitu asam.

c) Rawa Peralihan
Rawa jenis ini sebagian tanahnya bisa digunakan sebagai lahan pertanian

4. Berdasarkan pergantian airnya, ada dua jenis rawa, yaitu :


a. Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian
Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
 Airnya asam atau payau, berwarna merah, kurang bagus untuk
mengairi tanaman dan tidak dapat dijadikan air minum, kadar
keasaman air mencapai 4,5.
 Karena airnya asam, maka tidak banyak organisme yang hidup.
 Pada bagian dasar rawa umumnya tertutup gambut yang tebal

b. Rawa yang airnya selalu mengalami pergantian


Rawa yang airnya mengalami pergantian memiliki ciri-ciri sebagai berikut
 Airnya tidak terlalu asam.
 Banyak organisme yang hidup
 Dapat diolah menjadi lahan pertanian.

G. Manfaat Rawa
Rawa dapat dimanfaatkan antara lain untuk usaha perikanan darat dan empat
rekreasi. Oleh karena itu, keberadaan rawa harus dijaga guna keseimbangan
lingkungan.

11 | P a g e
Manfaat rawa bagi kehidupan kita adalah :
 Seperti enceng gondok dapat dijadikan bahan baku pembuatan bioas dan
barang-barang kerajinan anyaman seperti tas, dompet, hiasan dinding, dan
lain-lain.
 Dapat dijadikan daerah pertanian pasang surut.
 Sebagai lahan untuk usaha perikanan darat.
 Dapat dikembangkan menjadi daerah wisata.

Potensi dan pengelolaan rawa Rawa dapat menjadi tempat sumber cadangan air,
yaitu dengan menyerap dan menyimpan kelebihan air dari daerah sekitarnya.
Rawa masih dapat diupayakan untuk kegiatan pertanian jika dilakukan reklamasi
terhadap rawa tersebut. Kendala utama yang dihadapi dalam rangka reklamasi dan
pengembangan wilayah rawa adalah tingkat kemasaman tanah yang tinggi dan
ketersediaan unsur hara dalam tanah yang rendah.

12 | P a g e
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Lahan rawa adalah lahan yang sepanjang tahun, atau selama waktu
yang panjang dalam setahun, selalu jenuh air (saturated) atau tergenang
(waterlogged) air dangkal. Dalam pustaka, lahan rawa sering disebut dengan
berbagai istilah, seperti “swamp”, “marsh”, “bog” dan “fen”, masing-
masing mempunyai arti yang berbeda.
Karakteristik rawa tertutup tumbuh-tumbuhan air, kadar keasaman
airnya tinggi, warna airnya coklat sampai kehitam-hitaman, airnya tidak dapat
di minum, dan dasar rawa terdapat tanah gambut
Faktor yang mempengaruhi karakteristik rawa diantaranya pelapukan
(dekomposisi ), pengendapan sedimentasi, dan proses pelpukan sisa
tumbuhan dan hewan mati.
Pemanfaatan rawa diantaranya pertanian, lahan pohon bakau yang
mampu melindungi daratan dari abrasi, pemukiman dngan rumah
bertiang,serta budidaya ikan.

B. Kritik dan saran


Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang ,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “RAWA”. Kami
menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan
karya tulis ilmiah ini, maka dari itu kritik dan saran yang membangun bagi
pembaca agar penulis dapat memperbaikinya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca maupun kami sebagai penulis. Amin

13 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20130515023352AAEr6XR
http://www.airlimbahku.com/2009/03/adsorpsi-karbon-aktif.html
http://winapedia.blogspot.com/2013/03/pengertian-dan-ciri-ciri-rawa.html
http://matakristal.com/tag/ciri-ciri-rawa/
http://www.mjumani.net/2011/12/contoh-tumbuhan-rawa-dan-nama-
ilmiahnya.html#_
http://id.wikipedia.org/wiki/Rawa
http://winapedia.blogspot.com/2013/03/pengertian-dan-ciri-ciri-rawa.html
http://faulinamilianieali.blogspot.com/2012/01/produktivitas-lahan-
rawa.html.
http://www.siswapedia.com/pengertian-rawa-jenis-jenis-rawa.html

14 | P a g e

Вам также может понравиться