Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pembimbing:
Disusun Oleh:
Kelompok 24
Infeksi kulit dan struktur kulit ditemukan terjadi di Amerika (USA) pada sekitar 14,2 juta
pasien rawat jalan dan lebih dari 850.000 pasien rawat inap pada tahun 2005. Infeksi kulit
berhubungan dengan komplikasi terutama bakteriemi, komplikasi yg membutuhkan perawatan di
R.S , komplikasi yang membutuhkan prosedur pembedahan dan komplikasi yang dapat
menyebabkan kematian.
Infeksi kulit yang terjadi di USA menunjukkan bahwa sebagian besar disebabkan oleh
MRSA. Namun, kemanjuran antibiotik untuk mengatasi MRSA masih belum memenuhi syarat.
Baik Clindamycin atau trimethrophin –sulfamethoxazole (TMP-SMX) dianjurkan dengan alasan
biaya yang terjangkau dan dianggap mampu mengatasi bakteri MRSA dan MSSA . Tetapi, data
yang mengulas tentang keamanan dan kemanjuran antibiotik yang digunakan untuk perawatan
penyakit kulit masih kurang mencukupi. Untuk itu studi ini diadakan dengan tujuan membuat
perbandingan penggunaan clindamycin dan TMP-SMX untuk perawatan penyakit kulit tanpa
komplikasi.
Infeksi kulit yang disebabkan oleh Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA)
juga ditemukan di rumah sakit Indonesia. Angka kejadian MRSA di Indonesia pada tahun 1986
2,5%, tahun1993 9,4%, dan tahun 2006 meningkat 23,5%. Prevalensi tersebut meningkat 59%
dilihat dari data Pusat Program Surveilans Antimikroba pada pasien dengan infeksi luka operasi
karena bakteri atau infeksi nosokomial di rumah sakit Indonesia termasuk di bangsal perawatan
pasien, fasilitas ICU yang tidak terjamin steril dan mudah terkontaminasi, pasien terpapar terapi
antibiotik dan mengalami resistensi. Dengan kejadian MRSA yang meningkat, maka penulis
ingin meneliti antibiotik yang mudah diperoleh dengan harga yang cukup terjangkau oleh
masyarakat yang dapat digunakan untuk mengontrol kejadian MRSA.
II.Kasus
Pasien pria berusia 33 tahun, datang dengan keluhan pada tungkai kiri terdapat
benjolan berisi nanah, ukuran ± 6 cm, dasar kulit kemerahan, nyeri, teraba panas sejak 2 hari
yang lalu. Pasien tersebut kemudian didiagnosis menderita abses tanpa komplikasi. Menurut
pengalaman dokter yang bertugas, selama ini pemberian amoksisilin dirasa kurang efektif
memberikan kesembuhan dan diketahui semakin banyak kasus MRSA di daerah tersebut.
2
Dokter tersebut bertugas di puskesmas dengan pilihan obat antibiotik yang terbatas. Obat
antibiotik yang tersedia di puskesmas selain amoksisilin adalah chloramphenicol,
clindamycin dan trimethoprim-sulfamethoxazole (cotrimoksasol).
3
PICO Pertanyaan Klinis Jurnal yang Diperoleh
P Pasien dengan abses tanpa Pasien rawat jalan dengan
komplikasi infeksi kulit tanpa komplikasi
yang memiliki selulitis, abses
dengan diameter lebih dari 5
cm (untuk anak ukuran lebih
kecil), atau keduanya
I Clindamycin Clindamycin untuk 10 hari
C Trimethoprim- Trimethoprim-
sulfamethoxazole sulfamethoxazole untuk 10 hari
O Kesembuhan klinis Kesembuhan klinis 7-10 hari
setelah akhir pengobatan
VIII. Disain Penelitian, Fokus dan Worksheet yang digunakan untuk telaah kritis dari
jurnal yang diperoleh.
Validity
4
-Dilakukan Informed consent
All the patients or their parents or guardians provided
written informed consent
Kriteria eksklusi
Exclusion criteria were superficial skin infections
(e.g., impetigo), skin infection at a body site that
requires specialized management (e.g., perirectal,
genital, or hand infection), a human or animal bite at
the infection site, high fever (oral temperature,
>38.5°C [>38.0°C in children 6 to 11 months of age]),
receipt of immunosuppressive medications or the
presence of an immunocompromising condition such
as diabetes or chronic renal failure, morbid obesity
(body-mass index [the weight in kilograms divided by
the square of the height in meters], >40), surgical-site
or prosthetic-device infection, and receipt of
antibacterial therapy with antistaphylococcal activity
in the previous 14 days. Patients were ineligible if they
lived in a long-term care facility, had cancer or an
inflammatory disorder that required treatment in the
previous 12 months, or had major surgery in the
previous 12 months.
hal 2, tercantum dalam metode
5
evaluated, at an alpha level of 0.05. Assuming a 20%
attrition rate, we calculated that 524 patients (262 in
each group) needed to be enrolled.
halaman 4-5 bagian statistycal analysis; Figure 1.
6
According to Treatment Group”
7
-Penilai outcome tidak dideskripsikan
secara explisit
Importancy
8
Worksheet (beri tanda √ untuk
yang anda pilih)
Terapi
√
Apakah kemaknaan statistik Ya, tergambar dengan baik pada artikel tersebut
& kemaknaan klinis dari Kemaknaan statistik dan kemaknaan klinis tergambar melalui
hasil penelitian tergambar kutipan sebagai berikut:
dengan baik?
“The rate of cure in the intention to treat population (524 patients)
at the test-of-cure visit was 80.3% (95% CI, 75,2 to 85,4 ) in the
Clindamycine group and 77.7% (95% CI, 72,3 to 83,1) in the
TMP-SMX group (difference, -2.6 percentage point ; 95%CI,
-10,2 to 4,9; P= 0.52). In the population that could be evaluated
(466 patients), the rate of cure was 89.5% (95% CI, 85.2 to 93.7) in
the Clindamycine group and 88.2% (95% CI, 83.7 to 92.7) in the
TMP-SMX group (difference, -1.2 percentage points; 95% CI, -7.6
to 5.1;P=0.77)
Halaman 5 subjudul “Result-Clinical Cure at the Test of Cure Visit)
RR = EER/CER = 0.913
RR < 1 , pemberian Clindamycine menurunkan resiko
kejadian kegagalan terapi
9
EER (Clindamycine)= 0.140
ARR = (CER – EER) = 0.048 (95%CI, -0.015 – 0.111)
Interpretasi : Selisih rata-rata kejadian kegagalan
terapi antara kelompok Clindamycine dan TMP-SMX
sebesar 4.8% perlakuan bermanfaat, namun tidak
bermakna secara statistik
RR = EER/CER = 0.745
RR < 1 , pemberian Clindamycine menurunkan resiko
kejadian kegagalan terapi
NNT = 1 / ARR = 21
RR = EER/CER = 0.963
RR < 1 , pemberian Clindamycine menurunkan resiko
kejadian kegagalan terapi
10
Interval kepercayaan (CI)?
dengan Interval Kepercayaan 95%, dan P>0.05 maka H1 ditolak,
sehingga H0 diterima, yakni tidak terdapat perbedaan tingkat
kesembuhan (cure rate)antara Clindamycine dengan TMP-SMX
Tabel 3 Halaman 15
Applicability
11
No. Telaah Applicability Jawaban
1. Apakah PICO jurnal yang Ya
diperoleh sesuai dengan PICO Karena pada PICO jurnal dan PICO
pertanyaan klinis? pertanyaan klinis sama-sama mencari
perbandingan antara Clindamycin dan
Trimethoprim-sulfamethoxazole
2. Apakah pasien anda cukup mirip Ya
dengan pasien dalam penelitian? Karena pasien mengalami infeksi kulit
yang menyerupai kriteria kasus pada
subjek penelitian, serta usia sample yang
digunakan oleh penelitian mencakup usia
pasien
3. Apakah intervensi/ indikator/ index Ya
dalam penelitian ini dapat Baik clindamycin maupun trimetoprim-
diterapkan dalam manajemen sulfametoxazole mudah didapatkan dengan
pasien dalam lingkungan anda? harga terjangkau di Indonesia
4. Apakah outcome ini penting bagi Ya
pasien anda? Pasien dengan kasus abses akan
mendapatkan terapi antibiotik yang efektif
diantara sediaan antibiotik yang tersedia di
Puskesmas
5. Akankah potensi manfaat lebih Tidak Jelas
besar dibanding potensi merugikan Karena dari telaah lebih lanjut (nilai ARR),
bila intervensi/ indikator/ index ini pada kasus abses, trimetoprim lebih
diaplikasikan pada pasien anda? bermanfaat dibanding clindamycine,
meskipun bila dilihat melalui rentang
interval kepercayaan perbedaan kejadian
kegagalan terapi tersebut tidak bermakna
secara statistik
6. Apakah hasil penelitian ini dapat Ya
diintegrasikan dengan nilai-nilai Karena melalui hasil penelitian ini
serta harapan pasien anda? diperoleh informasi bahwa pasien dengan
abses kulit tanpa komplikasi dapat di terapi
dengan menggunakan Trimetoprim-
Sulfametoxazole maupun Clindamycine,
dimana obat tersebut tersedia di Puskesmas
X. Kesimpulan
12