Laporan Beton

PERHITUNGAN KONSTRUKSI BETON BERTULANG
STRUKTUR DIPERUNTUKAN SEBAGAI KANTOR

LAPORAN
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Struktur Beton 1 yang
dibina oleh Dr. H. Nanang Dalil Herman, S.T., M.T
Oleh
Nurul Mahmudah
1608097
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI & KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat
dan hidayah-Nya laporan struktur beton 1 dengan judul “ Perhitungan Konstruksi
Beton Bertulang Struktur Diperuntukkan untuk Kantor” dapat terselesaikan.
Laporan ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan

dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk
itu penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan laporan ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu penulis menerima saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki laporan ini.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan

manfaat khususnya bagi penulis, dan umumnya bagi pembaca.
Bandung, 12 Mei 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR TABEL .................................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR ............................................. Error! Bookmark not defined.
BAB I ..................................................................... Error! Bookmark not defined.
PENDAHULUAN ................................................. Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang ............................................. Error! Bookmark not defined.
1.2 Rumusan Masalah ........................................ Error! Bookmark not defined.
1.3 Tujuan Penulisan .......................................... Error! Bookmark not defined.
1.4 Manfaat Penulisan ........................................ Error! Bookmark not defined.
1.5 Sistematika Penulisan ................................... Error! Bookmark not defined.
BAB II .................................................................... Error! Bookmark not defined.
KAJIAN TEORI .................................................... Error! Bookmark not defined.
2.1 Definisi Beton ............................................... Error! Bookmark not defined.
2.2 Sifat – Sifat Beton ........................................ Error! Bookmark not defined.
2.3 Jenis – Jenis Beton ....................................... Error! Bookmark not defined.
2.4 Material Penyusun Beton ............................. Error! Bookmark not defined.
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Beton ................ Error! Bookmark not defined.
BAB III .................................................................. Error! Bookmark not defined.
PERHITUNGAN KONSTRUKSI BETON BERTULANG Error! Bookmark not
defined.
3.1 Data Proyek .................................................. Error! Bookmark not defined.
3.2 Perencanaan Balok Plat Atap dan Plat Lantai ............ Error! Bookmark not
defined.
3.2.1 Perencanaan Balok Plat ......................... Error! Bookmark not defined.
3.2.2 Perencanaan Balok Plat Lantai .............. Error! Bookmark not defined.
3.2.3 Dimensi Plat atap ................................... Error! Bookmark not defined.
3.2.4 Dimensi Plat lantai ................................. Error! Bookmark not defined.
3.2.5Perencanaan Penulangan Plat Atap dan Plat Lantai .... Error! Bookmark
not defined.
3.2.6 Perhitungan penulangan Plat Atap ....... Error! Bookmark not defined.
3.2.7 Pembebanan plat lantai .......................... Error! Bookmark not defined.
3.2.8 Perhitungan penulangan Plat Lantai .....Error! Bookmark not defined.
3.3 Pembebanan Portal ...................................... Error! Bookmark not defined.
3.3.1 Pembebanan Portal Melintang ............... Error! Bookmark not defined.
3.4 Menghitung momen primer .......................... Error! Bookmark not defined.
3.5 Perhitungan Metode Cross ........................... Error! Bookmark not defined.
3.6 Menghitung Free Body ................................ Error! Bookmark not defined.
3.7 Menghitung tulangan Balok atap.................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang telah umum digunakan
untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lain – lain. Beton merupakan
satu kesatuan yang homogen. Beton ini didapatkan dengan cara mencampur
agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), atau jenis agregat lain dan air,
dengan semen portland atau semen hidrolik yang lain, kadang - kadang
dengan bahan tambahan (aditif) yang bersifat kimiawi ataupun fisikal pada
perbandingan tertentu, sampai menjadi satu kesatuan yang homogen.
Campuran tersebut akan mengeras seperti batuan. Pengerasan terjadi karena
peristiwa reaksi kimia antara semen dengan air.
Beton yang sudah mengeras dapat juga dikatakan sebagai batuan tiruan,
dengan rongga - rongga antara butiran yang besar (agregat kasar atau batu
pecah), dan diisi oleh batuan kecil (agregat halus atau pasir), dan pori - pori
antara agregat halus diisi oleh semen dan air (pasta semen). Pasta semen juga
berfungsi sebagai perekat atau pengikat dalam proses pengerasan, sehingga
butiran–butiran agregat saling. terekat dengan kuat sehingga terbentuklah
suatu kesatuan yang padat dan tahan lama.
Beton merupakan suatu struktur yang digunakan dalam bangunan. Pada
bangunan pelat terbuat dari beton, seperti pelat atap dan pelat lantai. Oleh
karena itu, dibutuhkan perencanaan dalam membuat pelat atap dan lantai
dengan perhitungan-perhitungan tertentu, mulai dari menentukan tebal pelat,
menentukan dimensi balok yang akan digunakan, memperkirakan besarnya
beban yang akan ditanggung oleh pelat, menentukan momen yang terjadi.
Tergantung pada jenis struktur, kondisi tumpuan, jenis beban, dan bahan
yang digunakan, suatu struktur pemikul beban dapat gagal dengan berbagai
cara. Sebagai contoh, komponen struktur tekan dapat menekuk secara
berlebihan, yang mengakibatkan struktur tersebut tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Pada umumnya kegagalan atau keruntuhan komponen
struktur tekan tidak diawali dengan tanda perningatan yang jelas, bersifat
mendadak.
Kegagalan tekuk, dapat ditinjau secara khusus pada sebuah kolom, yang
merupakan suatu komponen struktur panjang, langsing, dan dibebani secara
aksial tekan. Jika komponen struktur tekan relatif langsing, maka ia dapat
gagal secara lentur atau berdefleksi lateral, bukan karena tekan langsing pada
bahan. Contoh yang menampakkan perilaku ini, yaitu dengan menekuk
penggaris plastik atau benda langsing lainnya. Apabila lentur lateral terjadi,
dapat dikatakan bahwa kolom tersebut telah menekuk, dan pada akhirnya
kolom tersebut benar-benar runtuh.
Sebagai bagian dari suatu kerangka bangunan dengan fungsi dan peran
seperti tersebut, berarti kolom menempati posisi penting di dalam sistem
bangunan. Kegagalan kolom akan berakibat langsung pada runtuhnya
komponen struktur lain yang berhubungan dengannya, atau bahkan merupakan
batas runtuh total keseluruhan struktur bangunan. Kegagalan seperti ini dapat
dicegah dengan mendesain struktur tersebut sedemikian hingga mampu
menyangga beban aksial tekan denan eksentrisitas tertentu. Dengan demikian,
dalam mendesain struktur kolom harus memperhitungkan secara cermat
dengan memberikan cadangan kekuatan lebih tinggi dibanding komponen
struktur lainnya.
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah atas penulisan laporan ini, yaitu :
1. Bagaimana cara menghitung pelat pada suatu struktur?
2. Bagaimana cara menghitung portal pada suatu struktur?
3. Bagaimana cara menentukan dimensi balok pada suatu struktur ?
4. Bagaimana cara menentukan dimensi kolom pada suatu struktur?
1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat dikemukakan bahwa
tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk :
1. Mengetahui cara perhitungan pelat pada suatu struktur
2. Mengetahui cara perhitungan portal pada suatu struktur
3. Mengetahui cara menentukan dimensi balok pada suatu struktur
4. Mengetahui cara menentukan dimensi kolom pada suatu struktur
1.4 Manfaat Penulisan

Dari tujuan penulisan diatas maka dapat dikemukakan bahwa manfaat dari
penulisan ini adalah :
1. Untuk Penulis
Memahami cara perencanaan sebuah struktur, perhitungan plat,
kolom, balok dan tulangan beton serta melatih agar terbiasa mengerjakan
sebuah perencanaan struktur beton pada bangunan.
2. Untuk Pembaca
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang perencanaan
dan perhitungan beton bertulang.
1.5 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan laporan ini, dibuatlah sistematika penulisan
yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB III RUMUS PERHITUNGAN KONSTRUKSI BETON
BERTULANG
BAB IV PERHITUNGAN KONSTRUKSI BETON BERTULANG
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Definisi Beton
Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik lain,
agregat kasar, agregat halus, dan air, dengan atau tanpa campuran tambahan
yang membentuk massa padat (SK SNI T-15-1991-03).
Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunannya yang terdiri dari bahan
semen hidrolik, agregat kasar, agregat halus, air dan bahan tambah
(admixture atau additivie) (Mulyono, 2004).
Beton sebagai sekumpulan interaksi mekanis dan kimiawi dari material

pembentuknya. Dengan demikian, masing-masing komponen tersebut perlu
dipelajari sebelum mempelajari beton secara keseluruhan. Campuran beton
harus menghasilkan beton yang kuat, awet dan ekonomis (Mulyono, 2004).
Berdasarkan SNI 03-2834-2000 Perhitungan perencanaan campuran beton

harus didasarkan pada sifat-sifat bahan yang akan digunakan dalam campuran
beton ditentukan berdasarkan hubungan kuat tekan beton, umur beton dan
nilai faktor air semen (fas) beton.
2.2 Sifat – Sifat Beton
Untuk keperluan perancangan struktur Beton, maka pengetahuan tentang

sifat – sifat beton perlu diketahui. Sifat – sifat tersebut antara lain (mulyono,
2004) :
1. Durability ( Keawetan )
Merupakan kemampuan beton bertahan seperti kondisi yang
direncanakan tanpa terjadi korosi dalam waktu yang direncanakan.
2. Kuat Tekan
Kuat tekan beton ditentukan berdasarkan pembebanan uniaksial benda
uji silinder beton berdiameter 150 mm, tinggi 300 mm dengan satuan
MPa (N/mm2) untuk standar ACI maupun SNI 91. Sedangkan British
Standar benda uji yang digunakan adalah kubus dengan sisi ukuran
150 mm.
3. Kuat Tarik
Kuat tarik beton jauh lebih kecil dibandingkan kuat tekannya, yaitu
sekitar 10% - 15% dari kuat tekannya. Kuat tarik beton merupakan
sifat yang penting untuk memprediksi retak dan defleksi balok.
4. Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas beton adalah perbandingan antara kuat tekan beton
dengan regangan beton biasanya pada 25% - 50% dari kuat tekan
beton.
5. Rangkak dan Susut
Rangkak (Creep) merupakan salah satu sifat beton dimana beton
mengalami deformasi terus menerus menurut waktu dibawah beban
yang dipikul.
Susut (Shrinkage) merupakan perubahan volum yang tidak
berhubungan dengan pembebanan.
6. Workability
Workability adalah sifat – sifat adukan beton atau mortar ditentukan
oleh kemudahan dalam pencampuran, pengangkutan, pengecoran,
pemadatan, dan finishing. Atau besarnya kerja yang dibutuhkan untuk
menghasilkan kompaksi penuh. Salah satu cara yang paling sering
dilakukan untuk mengukur kecelakaan beton adalah dengan slump test.
2.3 Jenis – Jenis Beton
Pada umunya beton sering digunakan sebagai struktur dalam konstruksi

suatu bangunan. Dalam teknik sipil, beton digunakan untuk bangunan
fondasi, kolom, balok dan pelat. Berdasarkan berat volumenya, beton dapat
dibedakan menjadi 3 yaitu beton normal, beton ringan dan beton berat
(Mulyono,2004). Berikut ini merupakan ketiga jenis beton.
1. Berdasarkan SNI 03-2834-2000 Beton normal merupakan beton yang
mempunyai berat isi (2200-2500) kg/ menggunakan agregat alam yang
dipecah.
2. Beton ringan merupakan beton yang menggunakan agregat ringan yang
berasal dari hasil pembakaran shale, lempung, slates, residu slag, residu batu
bara dan banyak lagi hasil pembakaran vulkanik (Mulyono, 2004).
3. Beton berat merupakan beton yang dihasilkan dari agregat yang
mempunyai berat isi lebih besar dari berat beton normal atau lebih dari 2400
kg/. Beton yang mempunyai berat yang tinggi ini biasanya digunakan untuk
kepentingan tertentu seperti menahan radiasi, menahan benturan dan lainnya
(Mulyono, 2004).
Tabel 1. Berat Jenis beton
2.4 Material Penyusun Beton
Beton terdiri dari beberapa bahan dasar diantaranya, air, semen Portland,
agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), fungsi masing-masing
komponennya adalah agregat berfungsi sebagai bahan pengisi, air dan semen
yang bereaksi membentuk pasta yang lambat laun mengeras berfungsi sebagai
perekat yang merekatkan agregat-agregat yang semula terpisah.
Dari masing-masing komponen pembentuknya terdapat beberapa kriteria
yang harus terpenuhi agar dapat membuat beton yang baik dan memenuhi
standar, air yang digunakan dalam pembuatan beton adalah air yang
kualitasnya baik untuk pembuatan beton, air yang cukup baik untuk diminum,
bebas dari sampah, bahan-bahan organik dan bahan-bahan kimia berbahaya.
Karena kekuatan beton tergantung pada jumlah perbandingan air dan semen.
Semen adalah kombinasi dari berbagai mineral yang jika dicampurkan
dengan air akan mengalami hidrasi dan dengan cepat akan mengeras biasanya
antara 4-6 jam. Semen yang biasa digunakan untuk membuat beton adalah
semen Portland. Semen Portland terbagi menjadi 5 jenis, semen Portland
adalah semen standard yang digunakan saat ini dalam industri bangunan.
Agregat adalah mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi
dalam campuran beton. Agregat diperoleh dari sumber daya alam yang telah
mengalami pengecilam ukuran secara alamiah melalui proses pelapukan dan
aberasi yang berlangsung lama. Atau agregat dapat juga diperoleh dengan
memecah batuan induk yang lebih besar. Agregat halus untuk beton adalah
agregat berupa pasir alam sebagai hasl disintegrasi alami dari batuan-batuan
atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu dan
mempunyai ukuran butir 5 mm.
Agregat kasar untuk beton adalah agregat berupa kerikil sebagai hasil
disintegrasi alami dari batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari
pemecahan batu, dan mempunyai ukuran butir antara 5-40 mm. Besar butir
maksimum yang diizinkan tergantung pada maksud pemakaian (Popovics, S.
1982).
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Beton

1. Kelebihan Beton
a. Harganya relative murah karena menggunakan bahan-bahan dasar
dari bahan local kecuali semen Portland
b. Beton termasuk tahan aus dan tahan kebakaran, sehingga biaya
perawatan termasuk rendah
c. Beton termasuk bahan yang berkekuatan tinggi, serta mempunyai sifat
tahan terhadap pengkratan / pembusukan oleh kondisi lingkungan
2. Kekurangan Beton
a. Beton mempunyai kuat tarik yang rendah, sehingga mudah retak.
Oleh karena itu perlu diberi tulangan, atau tulangan kasa.
b. Beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras mengembang
jika basah sehingga dilatasi (constraction join) perlu diadakan pada
beton yang panjang / lebar untuk memberi tempat bagi susut
pengerasan dan pengembangan beton.
c. Beton bersifat getas sehingga harus dihitung secara detail agar stelah
dikombinasikan dengan baja tulangan menjadi bersifat daktil,
terutama pada struktur tahan gempa.
BAB III
PERHITUNGAN KONSTRUKSI BETON BERTULANG
3.1 Data Proyek

Sebuah portal beton bertulang seperti tergambar sebagai berikut :
Gambar 1. Portal Beton Bertulang
Dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Penentuan bangunan adalah : Kantor

b. Panjang portal memanjang : 5 buah x 5,5 meter
c. Lebar portal melintang : L1 = 5,5m, L2 = 4m, L3 = 2m
d. Tinggi Portal : H1 = 3,75m , H2 = 3,5m
e. Mutu beton fc’ : 25 MPa
f. Mutu Baja Polos : 240 MPa
g. Baja Ulir D : 360 MPa
Denah Rencana Memanjang
Gambar 2. Denah Rencana Memanjang
Denah Rencana Melintang
Gambar 3. Denah Rencana Memanjang
 Luas pelat A
L3 X P1 = 2 X 5,5 = 11 m2
 Luas pelat B
L2 X P1 = 4 x 5,5 = 22 m2
 Luas pelat C
L1 X P1 = 5,5X 5,5 = 30,25 m2
3.2 Perencanaan Balok Plat Atap dan Plat Lantai
Ketentuan :
1 𝑠 1
𝐻= 𝐿 ⁄𝑑 𝐿
10 15
3.2.1 Perencanaan Balok Plat Atap

a. Balok arah x
ℎ = 1⁄15 𝑥 𝐿
ℎ = 1⁄15 𝑥 550 = 36,67 ~40 𝑐𝑚
𝑏 = 1⁄2 𝑥 ℎ
𝑏 = 1⁄2 𝑥 35 = 17,5 ~ 20 𝑐𝑚
b. Balok arah y
ℎ = 1⁄15 𝑥 𝐿
ℎ = 1⁄15 𝑥 500 = 33,3 ~35 𝑐𝑚
𝑏 = 1⁄2 𝑥 ℎ
𝑏 = 1⁄2 𝑥 40 = 20 𝑐𝑚
3.2.2 Perencanaan Balok Plat Lantai

a. Balok arah x
ℎ = 1⁄13 𝑥 𝐿
ℎ = 1⁄13 𝑥 550 = 42,31 ~45 𝑐𝑚
𝑏 = 1⁄2 𝑥 ℎ
𝑏 = 1⁄2 𝑥 45 = 30 𝑐𝑚
b. Balok arah y
ℎ = 1⁄13 𝑥 𝐿
ℎ = 1⁄13 𝑥 550 = 42,31 ~45 𝑐𝑚
𝑏 = 1⁄2 𝑥 ℎ
𝑏 = 1⁄2 𝑥 45 = 30 𝑐𝑚
3.2.3 Dimensi Plat atap
a. Bentang bersih plat atap
Keterangan : Lnx = Bentang bersih arah x
Lny = Bentang bersih arah y
1. Plat tipe A
𝐿𝑛𝑥 = 550 − (1⁄2 𝑥20)2 = 530𝑐𝑚
𝐿𝑛𝑦 = 200 − (1⁄2 𝑥20) = 190𝑐𝑚
2. Plat tipe B
𝐿𝑛𝑥 = 550 − (1⁄2 𝑥20)2 = 530𝑐𝑚
𝐿𝑛𝑦 = 400 − (1⁄2 𝑥20)2 = 380𝑐𝑚
3. Plat tipe C
𝐿𝑛𝑥 = 550 − (1⁄2 𝑥20)2 = 530𝑐𝑚
𝐿𝑛𝑦 = 500 − (1⁄2 𝑥20)2 = 530𝑐𝑚
b. Perhitungan Tebal plat atap

1. Tebal plat atap tipe A
𝑓𝑦 𝑓𝑦
𝐿(0,8+ ) 𝐿(0,8+ )
1400 1400
ℎ𝑚𝑖𝑛 = ℎ𝑚𝑖𝑛 =
36+9 𝑥 𝛽 36+9 𝑥 𝛽
𝐿𝑦 530
𝛽 = 𝐿𝑥 = 190 = 2,789
240
530(0,8 + 1400)
ℎ𝑚𝑖𝑛 = = 8,426
36 + 9 𝑥 2,789
240
530(0,8 + )
ℎ𝑚𝑎𝑥 = 1400 = 14,30
36
2. Tebal plat atap tipe B
𝑓𝑦 𝑓𝑦
𝐿(0,8+ ) 𝐿(0,8+ )
1400 1400
36+9 𝑥 𝛽 36+9 𝑥 𝛽
𝐿𝑦 530
𝛽 = 𝐿𝑥 = 380 = 1,39
240
530(0,8 + 1400)
ℎ𝑚𝑖𝑛 = = 10,61
36 + 9 𝑥 1,39
240
530(0,8 + 1400)
ℎ𝑚𝑎𝑥 = = 14,30
36
3. Tebal plat atap tipe C
𝑓𝑦 𝑓𝑦
𝐿(0,8+ ) 𝐿(0,8+ )
1400 1400
36+9 𝑥 𝛽 36+9 𝑥 𝛽
𝐿𝑦 530
𝛽 = 𝐿𝑥 = 530 = 1
240
530(0,8 + 1400)
ℎ𝑚𝑖𝑛 = = 11,4
36 + 9 𝑥 1
240
530(0,8 + 1400)
ℎ𝑚𝑎𝑥 = = 14,30
36
Maka, tebal plat atap diambil 11 cm
3.2.4 Dimensi Plat lantai

a. Bentang bersih plat lantai
Keterangan : Lnx = Bentang bersih arah x
Lny = Bentang bersih arah y
1. Plat tipe A
𝐿𝑛𝑥 = 550 − (1⁄2 𝑥30)2 = 520𝑐𝑚
𝐿𝑛𝑦 = 200 − (1⁄2 𝑥30) = 120𝑐𝑚
2. Plat tipe B
𝐿𝑛𝑥 = 550 − (1⁄2 𝑥30)2 = 520𝑐𝑚
𝐿𝑛𝑦 = 550 − (1⁄2 𝑥30)2 = 520𝑐𝑚
3. Plat tipe C
𝐿𝑛𝑥 = 550 − (1⁄2 𝑥30)2 = 520𝑐𝑚
𝐿𝑛𝑦 = 450 − (1⁄2 𝑥30)2 = 420𝑐𝑚
b. Perhitungan Tebal plat atap
1. Tebal plat atap tipe A
𝑓𝑦 𝑓𝑦
𝐿(0,8+ ) 𝐿(0,8+ )
1400 1400
36+9 𝑥 𝛽 36+9 𝑥 𝛽
𝐿𝑦 520
𝛽 = 𝐿𝑥 = 120 = 4,33
240
520(0,8 + 1400)
ℎ𝑚𝑖𝑛 = = 6,74
36 + 9 𝑥 4,33
240
520(0,8 + )
ℎ𝑚𝑎𝑥 = 1400 = 14,03
36
2. Tebal plat atap tipe B
𝑓𝑦 𝑓𝑦
𝐿(0,8+ ) 𝐿(0,8+ )
1400 1400
36+9 𝑥 𝛽 36+9 𝑥 𝛽
𝐿𝑦 520
𝛽 = 𝐿𝑥 = 520 = 1
240
520(0,8 + 1400)
ℎ𝑚𝑖𝑛 = = 11,23
36 + 9 𝑥 1
240
520(0,8 + )
ℎ𝑚𝑎𝑥 = 1400 = 14,03
36
3. Tebal plat atap tipe C
𝑓𝑦 𝑓𝑦
𝐿(0,8+ ) 𝐿(0,8+ )
1400 1400
36+9 𝑥 𝛽 36+9 𝑥 𝛽
𝐿𝑦 520
𝛽 = 𝐿𝑥 = 420 = 1,24
240
520(0,8 + 1400)
ℎ𝑚𝑖𝑛 = = 10,71
36 + 9 𝑥 1,24
240
520(0,8 + 1400)
ℎ𝑚𝑎𝑥 = = 14,03
36
Maka, tebal plat atap diambil 12 cm
3.3 Perencanaan Penulangan Plat Atap dan Plat Lantai
3.3.1 Pembebanan plat atap
𝑤𝑢 = 1,2𝐷 + 1,6𝐿
𝐷 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑙𝑎𝑡 = 0,11 𝑥 24 𝐾𝑁⁄𝑚2 = 2,64 𝐾𝑁⁄𝑚

= 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟 ℎ𝑢𝑗𝑎𝑛 = 0,05 𝑥 10 = 0,5 𝐾𝑁⁄𝑚
= 𝐿𝑎𝑝𝑖𝑠𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑠𝑖𝑟 = 0,01 𝑥 16 = 0,16 𝐾𝑁⁄𝑚
= 𝐿𝑎𝑝𝑖𝑠𝑎𝑛 𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙 = 0,01 𝑥 14 = 0,14 𝐾𝑁⁄𝑚
= 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑙𝑎𝑓𝑜𝑛 = 0,18 𝐾𝑁⁄𝑚2 = 0,18 𝐾𝑁⁄𝑚
= 3,62 𝐾𝑁⁄𝑚
𝐿 = 1 𝐾𝑁⁄𝑚
𝑤𝑢 = 1,2𝐷 + 1,6𝐿
𝑤𝑢 = 1,2(3,62) + 1,6(1)
𝑤𝑢 = 4,344 + 1,6
𝑤𝑢 = 5,944
3.3.2 Perhitungan Momen Ultimet plat atap

𝑀𝐼𝑥 = 0,001𝑤𝑢 𝑥 𝑙𝑥 2 𝑥 𝑋
𝑀𝐼𝑦 = 0,001𝑤𝑢 𝑥 𝑙𝑥 2 𝑥 𝑋
𝐿𝑦
𝑋= dapat dilihat pada table gideon
𝐿𝑥
1. Plat atap tipe A
𝐿𝑦 530
𝑋= = = 2,8 dapat dilihat pada table gideon
𝐿𝑥 190
𝑀𝐼𝑥 = 0,001(5,944) 𝑥 1,92 𝑥 63
= 1,3518 𝐾𝑁. 𝑚
𝑀𝐼𝑦 = 0,001(5,944) 𝑥 1,92 𝑥 125
= 2,6822 𝐾𝑁. 𝑚
𝑀𝑡𝑥 = −0,001𝑤𝑢 𝑥 𝑙𝑥 2 𝑥 𝑋
𝑀𝑡𝑥 = −0,001(5,944) 𝑥 1,92 𝑥 13
= 0,2789 𝐾𝑁. 𝑚
𝑀𝑡𝑦 = −0,001𝑤𝑢 𝑥 𝑙𝑥 2 𝑥 𝑋
𝑀𝑡𝑦 = −0,001(5944) 𝑥 1,92 𝑥 79
= 1,6952 𝐾𝑁. 𝑚
2. Plat atap tipe B
𝐿𝑦 530
𝑋= = = 1,4 tidak terdapat pada table Gideon
𝐿𝑥 380
𝑀𝐼𝑥 = 0,001(5,944) 𝑥 3,82 𝑥 34
= 2,9183 𝐾𝑁. 𝑚
𝑀𝐼𝑦 = 0,001(5,944) 𝑥 3,82 𝑥 73
= 6,2657 𝐾𝑁. 𝑚
𝑀𝑡𝑥 = −0,001(5,944) 𝑥 3,82 𝑥 18
= 1,5449 𝐾𝑁. 𝑚
𝑀𝑡𝑦 = 0,001𝑤𝑢 𝑥 𝑙𝑥 2 𝑥 𝑋
𝑀𝑡𝑦 = 0,001(5944) 𝑥 3,82 𝑥 57
= 4,8924 𝐾𝑁. 𝑚
3. Plat atap tipe C

𝐿𝑦 530
𝑋= = =1 dapat dilihat pada table gideon
𝐿𝑥 530
𝑀𝐼𝑥 = 0,001(5,944) 𝑥 5, 32 𝑥 21
= 3,5063 𝐾𝑁. 𝑚
𝑀𝐼𝑦 = 0,001(5,944) 𝑥 5, 32 𝑥 21
= 3,5063 𝐾𝑁. 𝑚
𝑀𝑡𝑥 = −0,001(5,944) 𝑥 5, 32 𝑥 52
= 8,6823 𝐾𝑁. 𝑚
𝑀𝑡𝑦 = −0,001(5,944) 𝑥 5, 32 𝑥 52
= 8,6823 𝐾𝑁. 𝑚
3.3.3 Perhitungan penulangan Plat Atap
 Tebal plat atap = 11 cm = 110 mm
 Penutup beton / selimut beton :P = 20 mm
 Diameter tulangan yang digunakan arah x = 8 mm dan arah y = 8
mm
1
 𝑑𝑥 = 𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑝𝑙𝑎𝑡 − 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑚𝑢𝑡 𝑏𝑒𝑡𝑜𝑛 − 2 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
1
𝑑𝑥 = 110 − 20 − 2 (8)
𝑑𝑥 = 86
1
 𝑑𝑦 = 𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑝𝑙𝑎𝑡 − 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑚𝑢𝑡 𝑏𝑒𝑡𝑜𝑛 − 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 − 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
2
1
𝑑𝑥 = 110 − 20 − (4) − 8
2
𝑑𝑥 = 78
Kontrol Vc > Vu
𝑉𝑛 = 𝑣𝑐 + 𝑣𝑠 𝑣𝑠 = 0
𝑉𝑛 = 𝑣𝑐
𝐼𝑥
𝑉𝑐 = 0,17 𝑥 √𝑓𝑐 ′ 𝑥 𝑏𝑤 𝑥 𝑑 𝑉𝑢 = 1,15(𝑤𝑢 𝑥 )
2
5,3
𝑉𝑐 = 0,17 𝑥 √25 𝑥 1000 𝑥 86 𝑉𝑢 = 1,15(5,944 𝑥 )
2
𝑉𝑐 = 73100𝑁 ~73,1 𝐾𝑁 𝑉𝑢 = 1,8114 𝑘𝑛
𝑉𝑐 > 𝑉𝑢 … … … 𝑜𝑘!
Dibawah merupakan salah satu perhitungan penulangan plat
a. Perhitungan penulangan plat tipe A

1. Momen lapangan arah X
𝑑 = 86 𝑚𝑚 ∅ = 0,8
𝑀𝑢 = 1,35183492 𝐾𝑁. 𝑚 = 1351834,92 𝑁𝑚𝑚
𝑀𝑢 1,35183492
𝑀𝑛 = = = 1689793,65 𝑁 𝑚𝑚
∅ 0,8
2. Tulangan yang dibutuhkan
𝜌 min = 𝜌 𝑠𝑢𝑠𝑢𝑡 𝜌 𝑠𝑢𝑠𝑢𝑡 = 0,002
0,85 𝑥 𝛽 𝑥 𝑓𝑐′ 600
𝜌𝑏 = ( )
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦
0,85 𝑥 0,85 𝑥 25 600
𝜌𝑏 = ( ) = 0,0538
240 600 + 240
𝜌 𝑚𝑎𝑥 = 0,75 𝑥 𝜌𝑏
𝜌 𝑚𝑎𝑥 = 0,75 𝑥 0,0538 = 0,04035
0,85 𝑥 𝑓𝑐′ 2 𝑥 𝑚𝑛
𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = [1 − √1 − ]
𝑓𝑦 0,85 𝑥 𝑓𝑐 ′ 𝑥 𝑏 𝑥 𝑑 2
0,85 𝑥 25 2 𝑥 1689793,65
𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = [1 − √1 − ]
240 0,85 𝑥 25 𝑥 1000 𝑥 862
= 0,001056
𝜌 yang diambil adalah 𝜌 𝑠𝑢𝑠𝑢𝑡 = 0,002
𝐴𝑠
𝜌= 𝐴𝑠 = 𝜌 𝑥 𝑏 𝑥 𝑑
𝑏𝑥𝑑
𝐴𝑠 = 0,002 𝑥 1000 𝑥 86 = 172 mm2
3. Kontrol Jarak Tulangan
𝑠 < 3ℎ
𝜋
𝑥 ∅2 𝑥 1000 3,14 𝑥 82 𝑥 1000
𝑠= 4 = = 292,09
𝐴𝑠 172
 Maka diambil jarak tulangan 275 mm
4. Kontrol Kekuatan
𝐴𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 = 𝑏⁄𝑠 𝑥 ∅ 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
𝐴𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 = 1000⁄275 𝑥 50,24 = 182,69 mm2/m
182,69 𝑥 240
𝑎 = 0,85 𝑥 25 𝑥 1000 = 2,0633
𝑎
𝑀𝑛 = 𝐴𝑠 𝑥 𝑓𝑦 (𝑑 − 2)
2,0633
𝑀𝑛 = 182,69 𝑥 240 (86 − ) = 3,72550611 𝐾𝑁𝑚
2
∅ 𝑚𝑛 = 0,8 𝑥 3,72550611 = 2,980405 𝐾𝑁𝑚
∅ 𝑚𝑛 > 𝑀𝑢 2,980405 > 1,35183 … … 𝑜𝑘!
Jadi ∅ 8 − 275
b. Perhitungan penulangan plat tipe A

1. Momen lapangan arah y
𝑑 = 78 𝑚𝑚 ∅ = 0,8
𝑀𝑢 = 2,68223 𝐾𝑁. 𝑚 = 2682230 𝑁𝑚𝑚
𝑀𝑢 2,68223
𝑀𝑛 = = = 3352787,5 𝑁 𝑚𝑚
∅ 0,8
0,85 𝑥 𝛽 𝑥 𝑓𝑐′ 600
𝜌𝑏 = ( )
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦
0,85 𝑥 0,85 𝑥 25 600
𝜌𝑏 = ( ) = 0,0538
240 600 + 240
𝜌 𝑚𝑎𝑥 = 0,75 𝑥 0,0538 = 0,04035
0,85 𝑥 𝑓𝑐′ 2 𝑥 𝑚𝑛
𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = [1 − √1 − ]
𝑓𝑦 0,85 𝑥 𝑓𝑐 ′ 𝑥 𝑏 𝑥 𝑑 2
0,85 𝑥 25 2 𝑥 3352787,5
𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = [1 − √1 − ]
240 0,85 𝑥 25 𝑥 1000 𝑥 792
= 0,002327
𝐴𝑠
𝑏𝑥𝑑
𝐴𝑠 = 0,002327 𝑥 1000 𝑥 78 = 181,506 𝑚𝑚2
𝑠 < 3ℎ
𝜋
𝑥 ∅2 𝑥 1000 3,14/4 𝑥 82 𝑥 1000
𝑠= 4 = = 276,7952575
𝐴𝑠 181,506
4. Kontrol Kekuatan
𝐴𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 = 1000⁄275 𝑥 50,24 = 182,6909 𝑚𝑚2 /𝑚
182,6909 𝑥 240
𝑎 = 0,85 𝑥 25 𝑥 1000 = 2,063333
𝑎
2,063333
𝑀𝑛 = 182,6909 𝑥 240 (78 − ) = 3,37474 𝐾𝑁𝑚
2
∅ 𝑚𝑛 = 0,8 𝑥 3,37474 = 2,699792
∅ 𝑚𝑛 > 𝑀𝑢 2,699792 > 2,68223 … … 𝑜𝑘!
Jadi ∅ 8 − 275
c. Perhitungan penulangan plat tipe A

1. Momen tahanan arah x
𝑑 = 86 𝑚𝑚 ∅ = 0,8
𝑀𝑢 = 0,27895192 𝐾𝑁. 𝑚 = 278951,92 𝑁𝑚𝑚
𝑀𝑢 0,27895192
𝑀𝑛 = = = 0,3486899 = 348689,9 𝑁 𝑚𝑚
∅ 0,8
0,85 𝑥 𝛽 𝑥 𝑓𝑐′ 600
𝜌𝑏 = ( )
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦
0,85 𝑥 0,85 𝑥 25 600
𝜌𝑏 = ( ) = 0,0538
240 600 + 240
𝜌 𝑚𝑎𝑥 = 0,75 𝑥 0,0538 = 0,04035
0,85 𝑥 𝑓𝑐′ 2 𝑥 𝑚𝑛
𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = [1 − √1 − ]
𝑓𝑦 0,85 𝑥 𝑓𝑐 ′ 𝑥 𝑏 𝑥 𝑑 2
0,85 𝑥 25 2 𝑥 348689,9
𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = [1 − √1 − ]
240 0,85 𝑥 25 𝑥 1000 𝑥 862
= 0,000197
𝐴𝑠
𝑏𝑥𝑑
𝐴𝑠 = 0,002 𝑥 1000 𝑥 86 = 172 mm2
𝑠 < 3ℎ
𝜋
𝑥 ∅2 𝑥 1000 3,14/4 𝑥 82 𝑥 1000
𝑠= 4 = = 292,09
𝐴𝑠 172
4. Kontrol Kekuatan
182,69 𝑥 240
𝑎 = 0,85 𝑥 25 𝑥 1000 = 2,0633 mm
𝑎
2,0633
𝑀𝑛 = 182,69 𝑥 240 (86 − ) = 3,725506 KNm
2
∅ 𝑚𝑛 = 0,8 𝑥 3,725506 = 2,980405
∅ 𝑚𝑛 > 𝑀𝑢 2,980405 > 0,27895 … … 𝑜𝑘!

Jadi ∅ 8 − 275
d. Perhitungan penulangan plat tipe A

1. Momen tahanan arah y
𝑑 = 78 𝑚𝑚 ∅ = 0,8
𝑀𝑢 = 1,69516936 𝐾𝑁. 𝑚 = 1695169,4 𝑁𝑚𝑚
𝑀𝑢 1,69516936
𝑀𝑛 = = = 2118961,7 𝑁 𝑚𝑚
∅ 0,8
0,85 𝑥 𝛽 𝑥 𝑓𝑐′ 600
𝜌𝑏 = ( )
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦
0,85 𝑥 0,85 𝑥 25 600
𝜌𝑏 = ( ) = 0,0538
240 600 + 240
𝜌 𝑚𝑎𝑥 = 0,75 𝑥 0,0538 = 0,04035
0,85 𝑥 𝑓𝑐′ 2 𝑥 𝑚𝑛
𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = [1 − √1 − ]
𝑓𝑦 0,85 𝑥 𝑓𝑐 ′ 𝑥 𝑏 𝑥 𝑑 2
0,85 𝑥 25 2 𝑥 2118961,7
𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = [1 − √1 − ]
240 0,85 𝑥 25 𝑥 1000 𝑥 782
= 0,001463
𝐴𝑠
𝑏𝑥𝑑
𝐴𝑠 = 0,002 𝑥 1000 𝑥 78 = 156 𝑚𝑚2

𝑠 < 3ℎ
𝜋
𝑥 ∅2 𝑥 1000 3,14/4 𝑥 82 𝑥 1000
𝑠= 4 = = 322,0512821
𝐴𝑠 156
4. Kontrol Kekuatan
167,4667 𝑥 240
𝑎 = 0,85 𝑥 25 𝑥 1000 = 1,891388 mm
𝑎
1,8913884
𝑀𝑛 = 167,4667 𝑥 240 (78 − ) = 3,09702831 𝐾𝑁𝑚
2
∅ 𝑚𝑛 = 0,8 𝑥 3,09702831 = 2,477622648
∅ 𝑚𝑛 > 𝑀𝑢 2,477622648 > 1,69516936 … … 𝑜𝑘!
Jadi ∅ 8 − 300
Tabel 2. Resume Penulangan Plat Atap

Tabel Penulangan plat atap
Momen Plat (KNm) ρ perlu ρ max ρ terpasang As perlu As terpasang Mn (Nmm) ∅-S
MLX 1.35183492 0.001056 0.04032 0,002 172 182.6909091 3725506.11 8 - 275
A MLY 2.68223 0.002327 0.04032 0.002327 181.506 182.6909091 3374740 8 - 275
MTX 0.27895192 0.000197 0.04032 0.002 172 182.6909091 3725506.102 8 - 275
MTY 1.69516936 0.001463 0.04032 0.002 156 167.47 3097028.31 8 - 300
MLX 2.9182664 0.002079 0.04032 0.002079 178.794 182.6909091 3725506.102 8 - 275
MLY 6.26568929 0.005537 0.04032 0.005537 431.886 456.7273 8267220.93 8 - 110
B
MTX 1.54496448 0.001095 0.04032 0.002 172 182.6909091 3725506.102 8 - 275
MTY -9.183183 0.002 0.04032 0.0089 0.0089 667.69 785 8 - 125
MLX 3.50630616 0.002505 0.04032 0.002505 215.43 223.2889 4541110.736 8 - 225
MLY 3.50630616 0.003054 0.04032 0.003504 238.212 251.2 4616943 8 - 200
C
MTX 8.68228192 0.006341 0.04032 0.006341 545.326 669.8667 132117899.3 (8-75)
MTY 8.68228192 0.007774 0.04032 0.0007774 606.372 669.8667 11931755.18 (8-75)
3.3.4 Perhitungan Momen Ultimet plat lantai

𝐿𝑦
𝑋= dapat dilihat pada table gideon
𝐿𝑥
1. Plat lantai tipe A
𝐿𝑦 520
𝐿𝑥 120
𝑀𝐼𝑥 = 0,001(9,22) 𝑥 1, 22 𝑥 63
= 0,8364384 𝐾𝑁. 𝑚
𝑀𝐼𝑦 = 0,001(9,22) 𝑥 1, 92 𝑥 13
= 0,1725984 𝐾𝑁. 𝑚
𝑀𝑡𝑥 = −0,001(9,22) 𝑥 1, 92 𝑥 125
= 1,6596 𝐾𝑁. 𝑚
𝑀𝑡𝑦 = −0,001(9,22) 𝑥 1, 92 𝑥 79
= 1,0488672 𝐾𝑁. 𝑚
2. Plat lantai tipe B

𝐿𝑦 520
𝑋= = =1 tidak terdapat pada table Gideon
𝐿𝑥 520
𝑀𝐼𝑥 = 0,001(9,22) 𝑥 5, 22 𝑥 21
= 5,2354848 𝐾𝑁. 𝑚
𝑀𝐼𝑦 = 0,001(9,22) 𝑥 5, 22 𝑥 21
= 5,2354848 𝐾𝑁. 𝑚
𝑀𝑡𝑥 = −0,001(9,22) 𝑥 5, 22 𝑥 52
= −12,9640576𝐾𝑁. 𝑚
𝑀𝑡𝑦 = −0,001(9,22) 𝑥 5, 22 𝑥 52
= −12,9640576 𝐾𝑁. 𝑚
3. Plat lantai tipe C

𝐿𝑦 520
𝐿𝑥 420
𝑀𝐼𝑥 = 0,001(9,22) 𝑥 4, 2 2 𝑥 28
= 4,5539424 𝐾𝑁. 𝑚
𝑀𝐼𝑦 = 0,001(9,22) 𝑥 4, 22 𝑥 20
= 3,252816 𝐾𝑁. 𝑚
𝑀𝑡𝑥 = −0,001(9,22) 𝑥 4, 22 𝑥 64
= −10,4090112 𝐾𝑁. 𝑚
𝑀𝑡𝑦 = −0,001(9,22) 𝑥 4, 22 𝑥 56
= −9,1078848 𝐾𝑁. 𝑚
3.3.5 Perhitungan penulangan Plat Lantai

 Tebal plat atap = 12 cm = 120 mm
 Penutup beton / selimut beton :P = 20 mm
 Diameter tulangan yang digunakan arah x = 10 mm dan arah y =
10 mm
1
 𝑑𝑥 = 𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑝𝑙𝑎𝑡 − 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑚𝑢𝑡 𝑏𝑒𝑡𝑜𝑛 − 2 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
1
𝑑𝑥 = 120 − 20 − (10)
2
𝑑𝑥 = 95 𝑚𝑚
1
 𝑑𝑦 = 𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑝𝑙𝑎𝑡 − 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑚𝑢𝑡 𝑏𝑒𝑡𝑜𝑛 − 2 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 − 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
1
𝑑𝑥 = 120 − 20 − (10) − 10
2
𝑑𝑥 = 85 𝑚𝑚
Kontrol Vc > Vu
𝑉𝑛 = 𝑣𝑐 + 𝑣𝑠 𝑣𝑠 = 0
𝑉𝑛 = 𝑣𝑐
𝐼𝑥
𝑉𝑐 = 0,17 𝑥 √𝑓𝑐 ′ 𝑥 𝑏𝑤 𝑥 𝑑 𝑉𝑢 = 1,15(𝑤𝑢 𝑥 )
2
5,2
𝑉𝑐 = 0,17 𝑥 √25 𝑥 1000 𝑥 95 𝑉𝑢 = 1,15(9,22 𝑥 )
2
𝑉𝑐 = 80750 𝑁 ~80,75 𝐾𝑁 𝑉𝑢 = 2,75678 𝑘𝑛
𝑉𝑐 > 𝑉𝑢 … … … 𝑜𝑘!
Dibawah merupakan salah satu perhitungan penulangan plat

Lantai
a. Perhitungan penulangan plat tipe A
1. Momen lapangan arah X
𝑑 = 95 𝑚𝑚 ∅ = 0,8
𝑀𝑢 = 0,8364384 𝐾𝑁. 𝑚 = 836438,4 𝑁𝑚𝑚
𝑀𝑢 0,8364384
𝑀𝑛 = = = 1045548 𝑁 𝑚𝑚
∅ 0,8
0,85 𝑥 𝛽 𝑥 𝑓𝑐′ 600
𝜌𝑏 = ( )
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦
0,85 𝑥 0,85 𝑥 25 600
𝜌𝑏 = ( ) = 0,0538
240 600 + 240
𝜌 𝑚𝑎𝑥 = 0,75 𝑥 0,0538 = 0,04035
0,85 𝑥 𝑓𝑐′ 2 𝑥 𝑚𝑛
𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = [1 − √1 − ]
𝑓𝑦 0,85 𝑥 𝑓𝑐 ′ 𝑥 𝑏 𝑥 𝑑 2
0,85 𝑥 25 2 𝑥 1045548
𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = [1 − √1 − ]
240 0,85 𝑥 25 𝑥 1000 𝑥 952
= 0.000484
𝐴𝑠
𝑏𝑥𝑑
𝐴𝑠 = 0,002 𝑥 1000 𝑥 95 = 190 mm2
𝑠 < 3ℎ
𝜋
𝑥 ∅2 𝑥 1000 3,14/4 𝑥 102 𝑥 1000
𝑠= 4 = = 413,1579
𝐴𝑠 190
4. Kontrol Kekuatan
261,67 𝑥 240
𝑎 = 0,85 𝑥 25 𝑥 1000 = 2,955294 mm
𝑎
2,955294
𝑀𝑛 = 261,67 𝑥 240 (95 − ) = 5,87328 KNm
2
∅ 𝑚𝑛 = 0,8 𝑥 5,87328 = 4,69862

∅ 𝑚𝑛 > 𝑀𝑢 4,69862 > 0,8364384 … … 𝑜𝑘!
Jadi ∅ 10 − 300
b. Perhitungan penulangan plat tipe A

𝑑 = 85 𝑚𝑚 ∅ = 0,8
𝑀𝑢 = 0,1725984 𝐾𝑁. 𝑚 = 172598,4 𝑁𝑚𝑚
𝑀𝑢 0,1725984
𝑀𝑛 = = = 0,215748 = 215748 𝑁 𝑚𝑚
∅ 0,8
0,85 𝑥 𝛽 𝑥 𝑓𝑐′ 600
𝜌𝑏 = ( )
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦
0,85 𝑥 0,85 𝑥 25 600
𝜌𝑏 = ( ) = 0,0538
240 600 + 240
𝜌 𝑚𝑎𝑥 = 0,75 𝑥 0,0538 = 0,04035
0,85 𝑥 𝑓𝑐′ 2 𝑥 𝑚𝑛
𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = [1 − √1 − ]
𝑓𝑦 0,85 𝑥 𝑓𝑐 ′ 𝑥 𝑏 𝑥 𝑑 2
0,85 𝑥 25 2 𝑥 215748
𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = [1 − √1 − ]
240 0,85 𝑥 25 𝑥 1000 𝑥 852
= 0.000125
𝐴𝑠
𝑏𝑥𝑑
𝐴𝑠 = 0,002 𝑥 1000 𝑥 85 = 170
𝑠 < 3ℎ
𝜋
𝑥 ∅2 𝑥 1000 3,14/4 𝑥 102 𝑥 1000
𝑠=4 = = 461,7647059
𝐴𝑠 170
4. Kontrol Kekuatan
261,67 𝑥 240
𝑎 = 0,85 𝑥 25 𝑥 1000 = 2,955331765 mm
𝑎
2,95433
𝑀𝑛 = 261,67 𝑥 240 (85 − ) = 5,2452694 KNm
2
∅ 𝑚𝑛 = 0,8 𝑥 5,2452694 = 4,19621552
∅ 𝑚𝑛 > 𝑀𝑢 4,19621552 > 0,1725984 … … 𝑜𝑘!
Jadi ∅ 10 − 300
c. Perhitungan penulangan plat tipe A

1. Momen tahanan arah x
𝑑 = 95 𝑚𝑚 ∅ = 0,8
𝑀𝑢 = 1,6596 𝐾𝑁. 𝑚 = 1659600 𝑁𝑚𝑚
𝑀𝑢 1,6596
𝑀𝑛 = = = 2074500 𝑁 𝑚𝑚
∅ 0,8
0,85 𝑥 𝛽 𝑥 𝑓𝑐′ 600
𝜌𝑏 = ( )
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦
0,85 𝑥 0,85 𝑥 25 600
𝜌𝑏 = ( ) = 0,0538
240 600 + 240
𝜌 𝑚𝑎𝑥 = 0,75 𝑥 0,0538 = 0,04035
0,85 𝑥 𝑓𝑐′ 2 𝑥 𝑚𝑛
𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = [1 − √1 − ]
𝑓𝑦 0,85 𝑥 𝑓𝑐 ′ 𝑥 𝑏 𝑥 𝑑 2
0,85 𝑥 25 2 𝑥 2074500
𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = [1 − √1 − ]
240 0,85 𝑥 25 𝑥 1000 𝑥 952
= 0,000963
𝐴𝑠
𝑏𝑥𝑑
𝐴𝑠 = 0,002 𝑥 1000 𝑥 95 = 190 mm2
𝑠 < 3ℎ
𝜋
𝑥 ∅2 𝑥 1000 3,14/4 𝑥 102 𝑥 1000
𝑠=4 = = 413,1578947
𝐴𝑠 190
 Maka diambil jarak tulangan300 mm
4. Kontrol Kekuatan

261,67 𝑥 240
𝑎 = 0,85 𝑥 25 𝑥 1000 = 2,955294
𝑎
2,955294
𝑀𝑛 = 261,67 𝑥 240 (95 − ) = 5,873278586
2
∅ 𝑚𝑛 = 0,8 𝑥 5,873278586 = 4,698622869
∅ 𝑚𝑛 > 𝑀𝑢 4,698622869 > 1,6596 … … 𝑜𝑘!
Jadi ∅ 10 − 300
d. Perhitungan penulangan plat tipe A

𝑑 = 85 𝑚𝑚 ∅ = 0,8
𝑀𝑢 = 1,0488672 𝐾𝑁. 𝑚 = 1048867,2 𝑁𝑚𝑚
𝑀𝑢 1,0488672
𝑀𝑛 = = = 1311084 𝑁 𝑚𝑚
∅ 0,8
0,85 𝑥 𝛽 𝑥 𝑓𝑐′ 600
𝜌𝑏 = ( )
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦
0,85 𝑥 0,85 𝑥 25 600
𝜌𝑏 = ( ) = 0,0538
240 600 + 240
𝜌 𝑚𝑎𝑥 = 0,75 𝑥 0,0538 = 0,04035
0,85 𝑥 𝑓𝑐′ 2 𝑥 𝑚𝑛
𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = [1 − √1 − ]
𝑓𝑦 0,85 𝑥 𝑓𝑐 ′ 𝑥 𝑏 𝑥 𝑑 2
0,85 𝑥 25 2 𝑥 1311084
𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = [1 − √1 − ]
240 0,85 𝑥 25 𝑥 1000 𝑥 852
= 0,000759
𝐴𝑠
𝑏𝑥𝑑
𝐴𝑠 = 0,002 𝑥 1000 𝑥 85 = 170 𝑚𝑚2

𝑠 < 3ℎ
𝜋
𝑥 ∅2 𝑥 1000 3,14/4 𝑥 102 𝑥 1000
𝑠= 4 = = 461,7647059
𝐴𝑠 170
4. Kontrol Kekuatan
261,67 𝑥 240
𝑎 = 0,85 𝑥 25 𝑥 1000 = 2,955294 mm
𝑎
2,955294
𝑀𝑛 = 261,67 𝑥 240 (85 − ) = 5,245270586 KNm
2
∅ 𝑚𝑛 = 0,8 𝑥 5,245270586 = 4,196216469
∅ 𝑚𝑛 > 𝑀𝑢 4,196216469 > 1,0488672 … … 𝑜𝑘!
Jadi ∅ 10 − 300
Tabel 3. Resume Penulangan Plat Lantai
tabel resume plat lantai

Momen Plat (KNm) ρ perlu ρ max ρ terpasang As perlu As terpasang Mn (Nmm) ∅-S
MLX 0.83643840 0.000484 0.04032 0,002 190 261.67 5873278.586 10 - 300
A MLY 0.1725984 0.000125 0.04032 0.002 170 261.67 5245269.4 10 - 300
MTX 1.6596 0.000963 0.04032 0.002 190 261.67 5873278.586 10 - 300
MTY 1.0486672 0.000759 0.04032 0.002 170 261.67 5245270.586 10 - 300
MLX 5.2354848 0.003075 0.04032 0.003075 292.125 314 7025573.419 10 - 250
MLY 5.2354848 0.003858 0.04032 0.003858 327.93 348.89 6952384.396 10 - 225
B
MTX 12.9640576 0.007828 0.04032 0.007828 743.66 785 17062833.92 10 - 100
MTY 12.9640576 0.009899 0.04032 0.009899 841.415 1046.67 19867323.06 (10 - 75)
MLX 4.5539424 0.002668 0.04032 0.002668 253.46 261.67 5873278.586 10 - 300
MLY 3.252816 0.002377 0.04032 0.002377 202.045 261.67 5245270.586 10 - 300
C
MTX 10.4090112 0.006226 0.04032 0.006226 591.47 628 13783893.63 10 - 125
MTY 9.1078848 0.006829 0.04032 0.006829 580.465 628 12276693.68 10 - 125
3.4 Pembebanan Portal
3.4.1 Pembebanan Portal Melintang
1. Plat Lantai
a. q A – B (Segitiga)
Diketahui : 𝐿𝑥 = 2 lx’=4 𝐿𝑦 = 5,5 𝑞 = 5,944

1
𝑞2 = 3 × 𝑞 × 𝑙𝑥
1
𝑞2 = 3 × 5,944 × 4 𝑞2 = 7,925 Kn/m
b.q B – C (Segitiga)
Diketahui : 𝐿𝑥 = 4 𝐿𝑦 = 5,5 𝑞 = 5,944 Kn/m2

1
𝑞2 = 3 × 𝑞 × 𝑙𝑥
1
𝑞2 = 3 × 5,944 × 4 𝑞2 = 7,925
1
𝑞𝑡𝑟𝑎𝑝𝑒𝑠𝑖𝑢𝑚 = 2 × 𝑞 × 𝑙𝑥
= ½ × 5,944×4
= 11,888 kn/m
c.q C – A’ (1/2 Segitiga)
Diketahui : 𝐿𝑥 = 5,5 𝐿𝑦 = 5,5 𝑞 = 5,944

1 1
𝑞2 = 2 (3 × 𝑞 × 𝑙𝑥)
1 1
𝑞2 = 2 (3 × 5,944 × 5,5) 𝑞2 = 10,897
2. Plat Atap
a. q G – H (1/2 Segitiga)
Diketahui : 𝐿𝑥 = 2 lx’=4 𝐿𝑦 = 5,5 𝑞 = 5,944

1 1
𝑞2 = 2 (3 × 𝑞 × 𝑙𝑥)
1 1
𝑞2 = 2 (3 × 5,944 × 4) 𝑞2 = 3,963 Kn/m
b. q H – I (Segitiga)
Diketahui : 𝐿𝑥 = 4 𝐿𝑦 = 5,5 𝑞 = 5,944

1
𝑞2 = 3 × 𝑞 × 𝑙𝑥
1
𝑞2 = 3 × 5,944 × 4 𝑞2 = 7,925
1
𝑞𝑡𝑟𝑎𝑝𝑒𝑠𝑖𝑢𝑚 = 2 × 𝑞 × 𝑙𝑥 (1 − 1/3 × 𝑙𝑥2/ly2)
= ½ × 5,944×4 (1-1/3 × 42/5,52)
= 9,792
c. q I – I’ ( Segitiga)
Diketahui : 𝐿𝑥 = 5,5 𝑚 𝐿𝑦 = 5 ,5 𝑞 = 5,944

1
𝑞2 = 3 × 𝑞 × 𝑙𝑥
1
𝑞2 = 3 × 5,944 × 5,5 𝑞2 = 10,897
3.4.2 Pembebanan Portal Memanjang
1. Plat Lantai
- Beban dibagian 1-2 =2-3 = 3-4
- Trapesium plat B = 11,888
- Segitiga plat C = 10,897
Berat balok sendiri = 0,2x0,4x24 = 3,24
qtotal = 26,025 kn/m
2. Plat Atap
- Beban dibagian B-2 =2-3 = 3-4
- Trapesium plat B = 9,792
- Segitiga plat C = 10,897
Berat balok sendiri= 0,2x0,4x24 = 1,92
qtotal = 22,609 kn/m
3.4.3 Beban – beban yang Bekerja pada Portal Melintang
1. Plat Lantai
Ukuran balok lantai 30/45
a. Beban pada balok A – B

1
𝑞 𝐴 − 𝐵 = 2 × 2 × 𝑞𝑒𝑘𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 𝐴 − 𝐵 = 1/2 × 2 × 7,925 = 7,925
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 = 0,3 × 0,45 × 24 = 3,24
𝑞 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 11,165 𝐾𝑁/𝑚
b. Beban pada balok B – C
𝑞 𝐵 − 𝐶 = 2 × 𝑞𝑒𝑘𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 𝐵 − 𝐵 = 2 × 7,925 = 15,85
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 = 0,3 × 0,45 × 24 = 3,24
c. Beban pada balok C – A’
𝑞 𝐶 − 𝐴′ = 2 × 𝑞𝑒𝑘𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 𝐶 − 𝐴′ = 2 × 10,897 = 21,794
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 = 0,3 × 0,45 × 24 = 3,24
2. Plat Atap
Ukuran balok atap 20/40
a. Beban pada balok G – H

1 1
𝑞 𝐺 − 𝐻 = 2 × 2 × 𝑞𝑒𝑘𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 𝐺 − 𝐻 = 2 × 2 × 3,963 = 3,963
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 = 0,2 × 0,4 × 24 = 1,92
b. Beban pada balok H – I
𝑞 𝐻 − 𝐼 = 2 × 𝑞𝑒𝑘𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 𝐻 − 𝐼 = 2 × 7,925 = 15,85
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 = 0,2 × 0,4 × 24 = 1,92

c. Beban pada balok I – I’
𝑞 𝐼 − 𝐼′ = 2 × 𝑞𝑒𝑘𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 𝐼 − 𝐼′ = 2 × 10,897 = 21,794
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 = 0,2 × 0,4 × 24 = 1,92
3.5 Perhitungan Kolom Lantai
𝑃 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐴=
𝜏
3.5.1 Perhitunan Kolom Lantai 2
𝑝 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑝 𝑝𝑙𝑎𝑡 + 𝑝𝑙𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 + 𝑝 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝
𝑝 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 = 5,5 × 4,75 × 0,11 × 24 = 68,97
𝑝 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = (0,2 × 0,4 × 5 × 24) × 2 = 19,2
𝑝 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 = 5,5 × 4,75 × 1 = 26,125
114,295𝐾𝑁 = 11429,5 Kg
𝑃 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 11429,5
𝐴= = = 45,718 𝑐𝑚2
𝜏 250
𝑏 = √45,718/2 = 4,781 = 5 cm
Karena b kolom < b kolom, maka dimensi kolom diambil 25 x 25
3.5.2 Perhitungan Kolom Lantai 1
𝑝 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑝 𝑝𝑙𝑎𝑡 + 𝑝𝑙𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 + 𝑝 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝
𝑝 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 = 5,5 × 4,75 × 0,12 × 24 = 75,24
𝑝 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = (0,3 × 0,45 × 5 × 24) × 2 = 32,4
𝑝 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 = 5,5 × 4,75 × 2,5 = 65,313
Pkolom = 0,25 x 0,25 x 3,5 x 24 = 5,25

𝑝 = 3,4 × 5,5 × 2,75 = 51,425
229,628 kn = 22962,8 kg
𝑃 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 22962,8
𝐴= = = 91,851
𝜏 250
𝑏 = √91,851/2 = 6,866 𝑚𝑚 = 7 𝑐𝑚
Karena b kolom < b kolom, maka dimensi kolom diambil 25 x 25
GAMBAR
3.6 Perhitungan Inersia Kolom dan Balok
1. Inersia Balok Atap ( 20/40)
1
𝐼= × 𝑏 × ℎ3
12
1
𝐼= × 20 × 403 = 106666.667 𝑐𝑚4 = 0,0010666667 𝑚4
12
2. Inersia Balok Lantai ( 30/45)
1
𝐼= × 𝑏 × ℎ3
12
1
𝐼= × 30 × 453 = 227812,5 𝑐𝑚4 = 0,002278125 𝑚4
12
3. Inersia Kolom ( 25/25)
1
𝐼= × 𝑏 × ℎ3
12
1
𝐼= × 25 × 253 = 31552,08333 𝑐𝑚4 = 0,0003255208 𝑚4
12
3.7 Perhitungan Angka Kekakuan
𝑀𝑜𝑑𝑢𝑙𝑢𝑠 𝐸𝑙𝑎𝑠𝑡𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝐸) = 4700√𝑓𝑐′ 𝑓𝑐 ′ = 25 𝑀𝑃𝑎
𝐸 = 4700√25 = 23500
3.7.1 Angka Kekakuan pada batang AD = BE = CF
4×𝐸×𝐼 4 × 23500 × 0,0003255208

𝐾𝐴𝐷=𝐵𝐸=𝐶𝐹 = = = 8,159
𝐿 3,5
3.7.2 Angka Kekakuan pada batang DG = EH = FI
4×𝐸×𝐼 4 × 23500 × 0,0003255208

𝐾𝐷𝐻=𝐸𝐿=𝐹𝑀 = = = 8,743
𝐿 3,5
3.7.3 Angka Kekakuan pada batang FF’ = II’
𝐾𝐹𝐹′ =𝑀𝑀′ = 0 (𝐾𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡 𝑗𝑒𝑝𝑖𝑡)
3.7.4 Angka Kekakuan pada batang DE, EF, HL, dan LM
4×𝐸×𝐼 4 × 23500 × 0,002278125

𝐾𝐷𝐸 = = = 38,935
𝐿 5,5
4×𝐸×𝐼 4 × 23500 × 0,002278125
𝐾𝐸𝐹 = = = 53,536
𝐿 4
4×𝐸×𝐼 4 × 23500 × 0,0010666667
𝐾𝐺𝐻 = = = 18,230
𝐿 5,5
4×𝐸×𝐼 4 × 23500 × 0,0010666667

𝐾𝐻𝐼 = = = 25,067
𝐿 4
3.8 Perhitungan Distribusi Kekakuan
3.8.1 Titik Kumpul D

8,159
1. 𝑀𝐷𝐴 = 8,743 + 38,935 + 8,159 = 0,15
38,935
2. 𝑀𝐷𝐸 = 8,743 + 38,935 + 8,159 = 0,69
8,743
3. 𝑀𝐷𝐺 = 8,743 + 38,935 + 8,159 = 0,16
3.8.2 Titik Kumpul E
38,935
1. 𝑀𝐷𝐸 = 38,935 + 8,159 + 8,743 + 53,536 = 0,36
8,159
2. 𝑀𝐵𝐸 = 8,159 + 8,743 + 53,536 + = 0,07
38,935
8,743
3. 𝑀𝐸𝐻 = 8,743 + 53,536 + 38,935 + 8,159 = 0.08
53,536
4. 𝑀𝐸𝐹 = 53,536 + 8,743 + 38,935 + 8,159 = 0,49
3.8.3 Titik Kumpul F

8,159
1. 𝑀𝐹𝐶 = 8,743 + 53,536 + 0+8,159 = 0,12
53,536
2. 𝑀𝐹𝐸 = = 0,76
8,743 + 53,536 + 8,159+0
8,743
3. 𝑀𝐹𝐼 = = 0,12
8,743 + 53,536 + 8,159+0
4. 𝑀𝐹𝐹′ = 0 = 0
3.8.4 Titik Kumpul G

8,743
1. 𝑀𝐷𝐺 = = 0,32
8,743 + 18,230
18,230
2. 𝑀𝐺𝐻 = = 0,68
18,230 + 8,743
3.8.5 Titik Kumpul H

8,743
1. 𝑀𝐸𝐻 = = 0,17
8,743 + 18,230 + 25,067
18,230
2. 𝑀𝐺𝐻 = = 0,53
18,230 + 25,067 + 8,743
25,067
3. 𝑀𝐻𝐼 = = 0,48
25,067 + 18,230 + 8,743
3.8.5 Titik Kumpul I
25,067
1. 𝑀𝐻𝐼 = = 0,74
25,067 + 8,743+0
8,743
2. 𝑀𝐹𝐼 = = 0,26
25,067 + 8,743+0
3. 𝑀𝑀𝑀′ = 0 = 0
Tabel 4. Resume Distribusi Kekakuan
Tabel Resume Distribusi Kekakuan

Titik Kumpul Titik Kumpul
DA 0.15 DG 0.32
D DE 0.69 G
GH 0.68
DG 0.16
DE 0.36 EH 0.17
BE 0.07 GH 0.53
E H
EH 0.08
HI 0.48
EF 0.49
CF 0.12 HI 0.74
FI 0.12 FI 0.26
F I
EF 0.76
II' 0
FF' 0
3.9 Perhitungan Momen Primer
1. Momen D – E
𝑀𝐷𝐸 = 1⁄12 × 𝑞 × 𝐿2
𝑀𝐷𝐸 = 1⁄12 × 25,034 × 5,52 = 63,11 𝐾𝑁. 𝑚
2. Momen E – F
𝑀𝐸𝐹 = 1⁄12 × 𝑞 × 𝐿2
𝑀𝐸𝐹 = 1⁄12 × 19,09 × 42 = 25,45 𝐾𝑁. 𝑚
3. Momen F – F’
𝑀𝐹𝐹′ = 1⁄12 × 𝑞 × 𝐿2
𝑀𝐹𝐹′ = 1⁄12 × 11,165 × 22 = 3,72 𝐾𝑁. 𝑚
4. Momen G – H
𝑀𝐺𝐻 = 1⁄12 × 𝑞 × 𝐿2
𝑀𝐺𝐻 = 1⁄12 × 23,714 × 5,52 = 59,78 𝐾𝑁. 𝑚
5. Momen H – I
𝑀𝐻𝐼 = 1⁄12 × 𝑞 × 𝐿2
𝑀𝐻𝐼 = 1⁄12 × 17,77 × 42 = 23,69 𝐾𝑁. 𝑚
6. Momen I – I’
𝑀𝐼𝐼′ = 1⁄12 × 𝑞 × 𝐿2
𝑀𝐼𝐼′ = 1⁄12 × 5,88 × 22 = 1,96 𝐾𝑁. 𝑚
Tabel 5. Resume Momen Primer
TABEL RESUME MOMEN PRIMER

DE EF FF' GH HI II'
63.11 25.45 3.72 59.78 23.69 1.96
4.10 Perhitungan Metode Cross
Tabel 6. Perhitunan Metode Cross

Titik A D E F G H I B C
Batang AD DA DG DE ED EB EH EF FE FC FI FF' GD GH HG HE HI IH IF II' BE CF
FD -0.15 -0.16 -0.69 -0.36 -0.07 -0.08 -0.49 -0.76 -0.12 -0.12 0.00 -0.32 -0.68 -0.35 -0.17 -0.48 -0.74 -0.26 0.00
MP 63.11 -63.11 25.45 -25.45 3.72 59.78 -59.78 23.69 -23.69 1.69
MD -9.47 -10.10 -43.55 13.56 2.64 3.01 18.45 16.51 2.61 2.61 0.00 -19.13 -40.65 12.63 6.14 17.32 16.28 5.72 0.00
MI -4.73 -9.56 6.78 -21.77 3.07 8.26 9.23 2.86 -5.05 6.32 -20.33 1.51 8.14 8.66 1.30 1.32 1.30
MD 0.42 0.45 1.92 3.76 0.73 0.84 5.12 -9.19 -1.45 -1.45 0.00 -0.41 -0.86 3.74 1.82 5.13 -7.37 -2.59 0.00
MI 0.21 -0.20 1.88 0.96 0.91 -4.59 2.56 -1.30 0.22 1.87 -0.43 0.42 -3.69 2.56 -0.73 0.37 -0.73
MD -0.25 -0.27 -1.16 0.98 0.19 0.22 1.33 -0.96 -0.15 -0.15 0.00 -0.67 -1.42 1.30 0.63 1.78 -1.36 -0.48 0.00 0.00 0.00
MI -0.13 -0.33 0.49 -0.58 0.31 -0.48 0.67 -0.24 -0.13 0.65 -0.71 0.11 -0.68 0.89 -0.08
MD -0.02 -0.02 -0.11 0.27 0.05 0.06 0.36 -0.33 -0.05 -0.05 0.00 -0.16 -0.35 0.45 0.22 0.62 -0.60 -0.21 0.00 0.00 0.00
MI -0.01 -0.08 0.13 -0.05 0.11 -0.16 0.18 -0.11 -0.01 0.22 -0.17 0.03 -0.30 0.31 -0.03 0.03 -0.03
MD 0.00 0.00 0.01 0.04 0.01 0.01 0.05 -0.06 -0.01 -0.01 0.00 -0.07 -0.14 0.16 0.08 0.21 -0.21 -0.07 0.00
MI 0.00 -0.03 0.02 0.00 0.04 -0.03 0.03 -0.04 0.00 0.08 -0.07 0.00 -0.10 0.11 0.00 0.00 0.00
MD 0.00 0.00 0.01 0.00 0.00 0.00 -0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 -0.03 -0.05 0.06 0.03 0.08 -0.08 -0.03 0.00 0.00 0.00
MI 0.00 -0.01 0.00 0.01 0.01 0.00 0.00 -0.01 0.00 0.03 -0.03 0.00 -0.04 0.04 0.00
MD 0.00 0.00 0.01 -0.01 0.00 0.00 -0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 -0.01 -0.02 0.02 0.01 0.03 -0.03 -0.01 0.00 0.00 0.00
MI 0.00 -0.01 0.00 0.01 0.01 0.01 -0.01 -0.01 0.00 0.01 -0.01 0.00 -0.02 0.02 0.00 0.00 0.00
MD 0.00 0.00 0.01 -0.01 0.00 0.00 -0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 -0.01 0.01 0.00 0.01 -0.01 0.00 0.00
M Akhir -4.66 -9.32 -20.17 29.55 -65.95 3.61 8.59 53.75 -6.78 0.95 2.11 3.72 -25.45 25.45 -63.17 10.98 52.19 -4.49 2.80 1.69 1.71 0.55
3.11 Menghitung Free Body
1. Batang D – E
∑𝑀𝐷 = 0
−𝑀𝐸𝐷 + 𝑉𝐸 × 𝐿 − 1⁄2 × 𝑞 × 𝐿2 + 𝑀𝐷𝐸 = 0
−65,95 + 𝑉𝐸 × 5,5 − 1⁄2 × 25,034 × 5,52 + 29,55 = 0
65,95 + 1⁄2 × 25,034 × 5,52 + 29,55

𝑉𝐸 =
5,5
𝑉𝐸 = 86,207
∑𝑀𝐸 = 0
𝑀𝐷𝐸 + 1⁄2 × 𝑞 × 𝐿2 × 𝑉𝐷 × 𝐿 − 𝑀𝐸𝐷 = 0
29,55 + 1⁄2 × 25,034 × 5,52 − 𝑉𝐷 × 5,5 − 65,95 = 0
29,55 + 1⁄2 × 25,034 × 5,52 − 65,95

𝑉𝐷 =
5,5
𝑉𝐷 = 62,225
𝑀𝑋 = 𝑉𝐷 × 𝑋 − 1⁄2 × 𝑞 × 𝑥 2 + 𝑀𝐷𝐸
𝑑𝑚
𝑀𝑚𝑎𝑥 = = 0 → 𝑉𝐷 − 𝑞 × 𝑥 = 0
𝑑𝑥
62,225
𝑥 = 25,034 = 2,486 𝑚
𝑀𝑎𝑘𝑎 𝑀𝑚𝑎𝑥 = 62,225 × 2,486 − 1⁄2 × 25,034 × 2,4862 + 29,55
𝑀𝑎𝑘𝑎 𝑀𝑚𝑎𝑥 = 106,884 𝐾𝑁. 𝑚
∑𝑉 = 0
𝐿𝑥 − 𝑉𝐷 + 𝑞 × 𝑥 = 0 (0 ≤ 𝑥 ≤ 5)
𝐿𝑥 = 𝑉𝐷 − 𝑞 × 𝑥
𝐿𝑥 = 62,225 − 25,034 × 𝑥 → 𝑥 = 0 → 62,225 𝐾𝑁

𝑥 = 2 → 12,157 𝐾𝑁
𝑥 = 4 → −37,911 𝐾𝑁
2. Batang E – F
∑𝑀𝐸 = 0
−𝑀𝐹𝐸 + 𝑉𝐹 × 𝐿 − 1⁄2 × 𝑞 × 𝐿2 + 𝑀𝐸𝐹 = 0
−6,78 + 𝑉𝐹 × 4 − 1⁄2 × 19,09 × 42 + 53,75 = 0
6,78 + 1⁄2 × 19,09 × 42 + 53,75

𝑉𝐹 =
4
𝑉𝐹 = 53,31
∑𝑀𝐹 = 0
𝑀𝐸𝐹 + 1⁄2 × 𝑞 × 𝐿2 × 𝑉𝐸 × 𝐿 − 𝑀𝐹𝐸 = 0
53,75 + 1⁄2 × 19,09 × 42 × 𝑉𝐸 × 4 − 6,78 = 0
53,75 + 1⁄2 × 19,09 × 42 − 6,78

𝑉𝐸 =
4
𝑉𝐸 = 49,92
𝑀𝑋 = 𝑉𝐸 × 𝑋 − 1⁄2 × 𝑞 × 𝑥 2 + 𝑀𝐸𝐹
𝑑𝑚
𝑀𝑚𝑎𝑥 = = 0 → 𝑉𝐸 − 𝑞 × 𝑥 = 0
𝑑𝑥
49,92
𝑥 = 19,09 = 2,615 𝑚
𝑀𝑎𝑘𝑎 𝑀𝑚𝑎𝑥 = 49,92 × 2,615 − 1⁄2 × 19,09 × 2,6152 + 53,75
∑𝑉 = 0
𝐿𝑥 − 𝑉𝐸 + 𝑞 × 𝑥 = 0 (0 ≤ 𝑥 ≤ 4)
𝐿𝑥 = 𝑉𝐸 − 𝑞 × 𝑥
𝐿𝑥 = 49,92 − 19,09 × 𝑥 → 𝑥 = 0 → 49,92 𝐾𝑁

𝑥 = 2,5 → 2,195 𝐾𝑁
𝑥 = 5 → −45,53 𝐾𝑁
3. Batang G – H
∑𝑀𝐺 = 0
−𝑀𝐻𝐺 + 𝑉𝐻 × 𝐿 − 1⁄2 × 𝑞 × 𝐿2 + 𝑀𝐺𝐻 = 0
−63,17 + 𝑉𝐻 × 5,5 − 1⁄2 × 23,714 × 5,52 + 25,45 = 0
63,17 + 1⁄2 × 23,714 × 5,52 + 25,45

𝑉𝐻 =
5,5
𝑉𝐻 = 81,326
∑𝑀𝐻 = 0
𝑀𝐺𝐻 + 1⁄2 × 𝑞 × 𝐿2 × 𝑉𝐺 × 𝐿 − 𝑀𝐻𝐺 = 0
25,45 + 1⁄2 × 23,714 × 5,52 − 𝑉𝐺 × 5,5 − 63,17 = 0
25,45 + 1⁄2 × 23,714 × 5,52 − 63,17

𝑉𝐺 =
5,5
𝑉𝐺 = 58,355
𝑀𝑋 = 𝑉𝐺 × 𝑋 − 1⁄2 × 𝑞 × 𝑥 2 + 𝑀𝐺𝐻
𝑑𝑚
𝑀𝑚𝑎𝑥 = = 0 → 𝑉𝐺 − 𝑞 × 𝑥 = 0
𝑑𝑥
58,355
𝑥 = 23,714 = 2,461 𝑚
𝑀𝑎𝑘𝑎 𝑀𝑚𝑎𝑥 = 58,355 × 2,461 − 1⁄2 × 23,714 × 2,4612 + 25,45
∑𝑉 = 0
𝐿𝑥 − 𝑉𝐺 + 𝑞 × 𝑥 = 0 (0 ≤ 𝑥 ≤ 4)
𝐿𝑥 = 𝑉𝐺 − 𝑞 × 𝑥
𝐿𝑥 = 58,355 − 23,714 × 𝑥 → 𝑥 = 0 → 58,355 𝐾𝑁

𝑥 = 2,75 → −6,859 𝐾𝑁
𝑥 = 4 → −36,501 𝐾𝑁
4. Batang H – I
∑𝑀𝐻 = 0
−𝑀𝐼𝐻 + 𝑉𝐼 × 𝐿 − 1⁄2 × 𝑞 × 𝐿2 + 𝑀𝐻𝐼 = 0
−4,49 + 𝑉𝐼 × 4 − 1⁄2 × 17,77 × 42 + 52,19 = 0
4,49 + 1⁄2 × 17,77 × 42 + 52,19

𝑉𝐼 =
4
𝑉𝐼 = 49,71
∑𝑀𝐼 = 0
𝑀𝐻𝐼 − 𝑉𝐻 × 𝐿 + 1⁄2 × 𝑞 × 𝐿2 − 𝑀𝐹𝐸 = 0
52,19 + 1⁄2 × 17,77 × 42 × 𝑉𝐻 × 4 − 4,49 = 0
52,19 + 1⁄2 × 17,17 × 42 − 4,49

𝑉𝐻 =
4
𝑉𝐻 = 47,465
𝑀𝑋 = 𝑉𝐻 × 𝑋 − 1⁄2 × 𝑞 × 𝑥 2 + 𝑀𝐻𝐼
𝑑𝑚
𝑀𝑚𝑎𝑥 = = 0 → 𝑉𝐻 − 𝑞 × 𝑥 = 0
𝑑𝑥
47,465
𝑥= = 2,671 𝑚
17,77
𝑀𝑎𝑘𝑎 𝑀𝑚𝑎𝑥 = 47,465 × 2,671 − 1⁄2 × 17,77 × 2,6712 + 52,19
∑𝑉 = 0
𝐿𝑥 − 𝑉𝐻 + 𝑞 × 𝑥 = 0 (0 ≤ 𝑥 ≤ 4)
𝐿𝑥 = 𝑉𝐻 − 𝑞 × 𝑥
𝐿𝑥 = 47,465 − 17,77 × 𝑥 → 𝑥 = 0 → 47,465 𝐾𝑁

𝑥 = 2,5 → 3,04 𝐾𝑁
𝑥 = 4 → −23,615 𝐾𝑁
5. Batang F – F’
∑𝑉 = 0
𝑉𝐹 − 𝑞 × 𝐿 = 0
𝑉𝐹 = 11,165 × 2 = 22,33
𝐿𝑥 − 𝑉𝐹 + 𝑞 × 𝑥 = 0 (0 ≤ 𝑥 ≤ 2)
𝐿𝑥 = 𝑉𝐹 − 𝑞𝑥
= 22,33 − 11,165 × 𝑥 → 𝑥 = 0 → 22,33 𝐾𝑁
𝑥 = 1 → 11,165 𝐾𝑁
6. Batang I – I’
∑𝑉 = 0
𝑉𝐼 − 𝑞 × 𝐿 = 0
𝑉𝐼 = 5,883 × 2 = 11,766
𝐿𝑥 − 𝑉𝐼 + 𝑞 × 𝑥 = 0 (0 ≤ 𝑥 ≤ 2)
𝐿𝑥 = 𝑉𝐼 − 𝑞𝑥
= 11,766 − 5,883 × 𝑥 → 𝑥 = 0 → 11,766 𝐾𝑁
𝑥 = 1 → 5,883 𝐾𝑁
𝑥 = 2 → 0 𝐾𝑁
7. Batang D – G
∑𝑉 = 0
𝑉𝐷 − 𝑃 = 0
𝑉𝐷 = 𝑃 = 62,225 𝐾𝑁
∑𝑀𝐺 = 0
𝐻𝐷 × 𝐿 + 𝑀𝐷𝐺 + 𝑀𝐺𝐷 = 0
𝐻𝐷 × 3,5 = 20,17 + 25,45

45,62
𝐻𝐷 = = 13,03 𝐾𝑁
3,5
𝐿𝑋 - 𝐻𝐷 = 0
𝐿𝑋 = 𝐻𝐷 = 13,03 𝐾𝑁
8. Batang A – D
P = 13,03+26,025 = 39,055 KN
∑𝑉 = 0
𝑉𝐷 − 𝑃 = 0
𝑉𝐷 = 𝑃 = 39,055 𝐾𝑁
∑𝑀𝐷 = 0
𝐻𝐴 × 𝐿 + 𝑀𝐴𝐷 + 𝑀𝐷𝐴 = 0
4,66+9,32
𝐻𝐴 = = 3,728 𝐾𝑁
3,75
9. Batang E – H
∑𝑉 = 0
𝑉𝐸 − 𝑃 = 0
𝑉𝐸 = 𝑃 = 49,92 𝐾𝑁
∑𝑀𝐻 = 0
𝐻𝐸 × 𝐿 + 𝑀𝐸𝐻 + 𝑀𝐻𝐸 = 0
𝐻𝐸 × 3,5 = 8,59 + 10,98

19,57
𝐻𝐸 = 3,5
= 5,59 𝐾𝑁
𝐿𝑋 - 𝐻𝐸 = 0
𝐿𝑋 = 𝐻𝐸 = 5,59 𝐾𝑁
10. Batang B – E
P = 5,59+22,609 = 28,199 KN
∑𝑉 = 0
𝑉𝐴 − 𝑃 = 0
𝑉𝐴 = 𝑃 = 39,055 𝐾𝑁
∑𝑀𝐸 = 0
𝐻𝐵 × 𝐿 + 𝑀𝐵𝐸 + 𝑀𝐸𝐵 = 0
1,71 + 3,61
𝐻𝐴 = = 1,419 𝐾𝑁
3,75
11. Batang E – H
∑𝑉 = 0
𝑉𝐹 − 𝑃 = 0
𝑉𝐹 = 𝑃 = 53,31 𝐾𝑁
∑𝑀𝐹 = 0
𝐻𝐹 × 𝐿 + 𝑀𝐹𝐼 + 𝑀𝐼𝐹 = 0
2,11+2,80
𝐻𝐹 𝑥 3,5 = = 1,403 𝐾𝑁
3,5
𝐿𝑋 - 𝐻𝐹 = 0
𝐿𝑋 = 𝐻𝐹 = 1,403 𝐾𝑁
12. Batang B – E
P = 1,403+22,609 = 24,012 KN
∑𝑉 = 0
𝑉𝐶 − 𝑃 = 0
𝑉𝐴 = 𝑃 = 39,055 𝐾𝑁
∑𝑀𝐷 = 0
𝐻𝐶 × 𝐿 + 𝑀𝐿𝐹 + 𝑀𝐹𝐶 = 0
𝐻𝐶 × 3,75 = 0,598 + 0,95
1,548
𝐻𝐶 = = 0,413 𝐾𝑁
3,75
3.12 Menghitung tulangan balok atap
Mu Tumpuan = 63,17 KNm fc = 25 MPa
Mu Lapangan = 115,58 KNm fy = 360 MPa
Vu = 58,355
1. Tulangan tumpuan
Mu = 63,17 KNm= 63170000 Nmm

63,17
Mn = = 78,96 𝐾𝑁𝑚 = 78960000 𝑁𝑚𝑚
0,8
Dimensi balok atap (20/40)
Selimut beton = 40 mm
Tulangan yang dipakai = 22 mm
d = 400 – 40 (0,5 x 22)
= 349 mm
𝜌 min ≤ 𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 ≤ 𝜌 𝑚𝑎𝑘𝑠
1,4 1,4
𝜌= = = 0,00389
𝑓𝑦 360
0,85 𝛽1 𝑓𝑐 600
𝜌 𝑏𝑎𝑙𝑎𝑛𝑐𝑒 = ( )
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦
0,85. 0,85. 25 600

= ( ) = 0,031366
360 600 + 360
0,85𝑥 𝑓𝑐 2 𝑀𝑛
𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = (1 − √1 − )
𝑓𝑦 0,85 𝑓𝑐 𝑏 𝑑 2
0,85𝑥 25 2 𝑥 78960000
= (1 − √1 − )
360 0,85 𝑥 25𝑥 200𝑥 3492
= 0.0105
Maka yang dipakai adalah 𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 0.0105

As min =𝜌 perlu 𝑥 𝑏 𝑥 𝑑
= =0.0105 𝑥 200 𝑥 349 = 732,9 𝑚𝑚2
As min < As ........ Ok !
𝑑𝑖𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔 𝐷22 = 379,94 𝑚𝑚

732,9
𝐴𝑠 = = 1,93 → 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 2 𝑏𝑢𝑎ℎ
379,94
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 = 2∅22 = 759,88 𝑚𝑚2 > 732,9 𝑚𝑚2
ok!
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑙 = 200 − (2𝑃 + 2 . 22 + 2 . 10)
= 200 − (80 + 44 + 20)
56
= 200 − (144) = = 28 𝑚𝑚
2
𝑠 = 28𝑚𝑚 > 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑘𝑖𝑙 25 𝑚𝑚
𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘
1
def = 400 − 40 − 10 − − 22 = 339 𝑚𝑚
2
𝐴𝑠 𝐹𝑦
𝒂=
0,85 𝑓𝑐 𝑏
759,88 𝑥 360
= = 64,37
0,85 𝑥 25 𝑥 200
1
𝑀𝑛 = 𝐴𝑠 𝑥 𝐹𝑦 ( 𝑑𝑦 − 𝑎)
2
1
= 759,88 𝑥 360 ( 339 − 64.37) = 83820876,19 𝑁𝑚𝑚
2
∅𝑀𝑛 = 𝑀𝑛 𝑥 0,8
= 83820876,19 𝑥 0,8 = 67056700,95
∅𝑀𝑛 > 𝑀𝑢 → 67056700,95 > 63170000 𝑁𝑚𝑚
2. Tulangan lapangan
Mu = 115,58 KNm = 115580000 Nmm
115580000
𝑀𝑛 = = 144475000
0,8
Dimensi balok atap 20/40
Selimut beton = 40mm
Tul yang dipakai = 22mm
d = 400-40-(0,5x22)
= 349
𝜌𝑚𝑖𝑛 ≤ 𝜌𝑒𝑟𝑙𝑢 ≤ 𝜌𝑚𝑎𝑥
1,4 1,4
𝜌= = 360 = 0,00389
𝑓𝑦
0,85 𝛽1 𝑓𝑐 600
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦
0,85 0,85 25 600

= ( ) = 0,03136
360 600 + 360
0,85𝑥 𝑓𝑐 2 𝑀𝑛
𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = (1 − √1 − )
𝑓𝑦 0,85 𝑓𝑐 𝑏 𝑑 2
0,85𝑥 25 2 𝑥 144475000
= (1 − √1 − )
360 0,85 𝑥 25𝑥 200𝑥 3492
= 0.0214
As min =𝜌 min 𝑥 𝑏 𝑥 𝑑 = 0.0214𝑥 200 𝑥 349 = 1493,72 𝑚𝑚2
As min < As ........ Ok !

𝑑𝑖𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔 𝐷22 = 379,94𝑚𝑚
1493,72
379,94
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 = 4∅22 = 1519,76 > 1493,72 𝑚𝑚2
𝐴𝑠 𝐹𝑦
𝒂=
0,85 𝑓𝑐 𝑏
1519,76 𝑥 360
= = 128,73
0,85 𝑥 25 𝑥 200
1
2
1
= 1519,76𝑥 360 ( 349 − 128,73) = 155727679,5 𝑁𝑚𝑚
2
∅𝑀𝑛 = 𝑀𝑛 𝑥 0,8
= 155727679,5 𝑥 0,8 = 124582143,6
∅𝑀𝑛 > 𝑀𝑢 → 124582143,6 > 115580000 𝑁𝑚𝑚
3.13 Menghitung tulangan balok lantai
Mu Tumpuan = 65,95 KNm fc = 25 MPa
Mu Lapangan = 106,884 KNm fy = 360 MPa
Vu = 86,207
1. Tulangan tumpuan
Mu = 65,95 KNm= 65940000 Nmm

65,95
Mn = = 82,44 𝐾𝑁𝑚 = 82440000 𝑁𝑚𝑚
0,8
Dimensi balok atap (30/45)
Selimut beton = 40 mm
Tulangan yang dipakai = 22 mm
d = 450 – 40- (0,5 x 22)
= 399 mm
𝜌 min ≤ 𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 ≤ 𝜌 𝑚𝑎𝑘𝑠
1,4 1,4
𝜌= = = 0,00389
𝑓𝑦 360
0,85 𝛽1 𝑓𝑐 600
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦
0,85. 0,85. 25 600

= ( ) = 0,031366
360 600 + 360
0,85𝑥 𝑓𝑐 2 𝑀𝑛
𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = (1 − √1 − )
𝑓𝑦 0,85 𝑓𝑐 𝑏 𝑑 2
0,85𝑥 25 2 𝑥 82440000
= (1 − √1 − )
360 0,8 𝑥 25𝑥 300𝑥 3992
= 0.0053
As min =𝜌 perlu 𝑥 𝑏 𝑥 𝑑
= =0,0053 𝑥 300 𝑥 399 = 634,41 𝑚𝑚2
As min < As ........ Ok !
𝑑𝑖𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔 𝐷22 = 379,94 𝑚𝑚

634,41
379,94
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 = 2∅22 = 759,88 𝑚𝑚2 > 634,41 𝑚𝑚2
ok!
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑙 = 300 − (2𝑃 + 2 . 22 + 2 . 10)
= 300 − (80 + 44 + 20)
156
= 300 − (144) = = 78 𝑚𝑚
2
𝑠 = 78𝑚𝑚 > 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑘𝑖𝑙 25 𝑚𝑚
𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘
1
def = 450 − 40 − 10 − 𝑥22 = 389 𝑚𝑚
2
𝐴𝑠 𝐹𝑦
𝒂=
0,85 𝑓𝑐 𝑏
759,88 𝑥 360
= = 42,91
0,85 𝑥 25 𝑥 300
1
2
1
= 759,88 𝑥 360 ( 389 − 42,91) = 100544434,1 𝑁𝑚𝑚
2
∅𝑀𝑛 = 𝑀𝑛 𝑥 0,8
= 100544434,1 𝑥 0,8 = 80435547,24
∅𝑀𝑛 > 𝑀𝑢 → 80435547,24 > 65940000 𝑁𝑚𝑚
2. Tulangan lapangan
Mu = 106,884 KNm = 106884000 Nmm
106884000
𝑀𝑛 = = 133605000
0,8
Dimensi balok atap 30/45
Selimut beton = 40mm
Tul yang dipakai = 22mm
d = 450-40-(0,5x22)
= 399
𝜌𝑚𝑖𝑛 ≤ 𝜌𝑒𝑟𝑙𝑢 ≤ 𝜌𝑚𝑎𝑥
1,4 1,4
𝜌= = 360 = 0,00389
𝑓𝑦
0,85 𝛽1 𝑓𝑐 600
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦
0,85 0,85 25 600

= ( ) = 0,03136
360 600 + 360
0,85𝑥 𝑓𝑐 2 𝑀𝑛
𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = (1 − √1 − )
𝑓𝑦 0,85 𝑓𝑐 𝑏 𝑑 2
0,85𝑥 25 2 𝑥 133605000
= (1 − √1 − )
360 0,8 𝑥 25𝑥 300𝑥 3992
= 0.0089
As min =𝜌 min 𝑥 𝑏 𝑥 𝑑 = 0.0089𝑥 300 𝑥 399 = 1065,33 𝑚𝑚2
As min < As ........ Ok !

𝑑𝑖𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔 𝐷22 = 379,94𝑚𝑚
1065,33
379,94
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 = 3∅22 = 1139,82 > 1065,33 𝑚𝑚2
𝐴𝑠 𝐹𝑦
𝒂=
0,85 𝑓𝑐 𝑏
1139,82 𝑥 360
= = 64,37
0,85 𝑥 25 𝑥 300
1
2
1
= 1139,82𝑥 360 ( 399 − 64,37) = 150517106,4 𝑁𝑚𝑚
2
∅𝑀𝑛 = 𝑀𝑛 𝑥 0,8
= 150517106,4 𝑥 0,8 = 120413685,1
∅𝑀𝑛 > 𝑀𝑢 → 120413685,1 > 106884000 𝑁𝑚𝑚

Laporan Beton

Загружено:

Сведения о документе

Авторское право

Доступные форматы

Поделиться этим документом

Поделиться или встроить документ

Параметры публикации

Этот документ был вам полезен?

Это неприемлемый материал?

Авторское право:

Доступные форматы

Laporan Beton

Загружено:

Авторское право:

Доступные форматы

PERHITUNGAN KONSTRUKSI BETON BERTULANG

STRUKTUR DIPERUNTUKAN SEBAGAI KANTOR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI & KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Laporan ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan

Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan

Bandung, 12 Mei 2018

KATA PENGANTAR ........................................... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan

1.4 Manfaat Penulisan

1.5 Sistematika Penulisan

2.1 Definisi Beton

Beton sebagai sekumpulan interaksi mekanis dan kimiawi dari material

Berdasarkan SNI 03-2834-2000 Perhitungan perencanaan campuran beton

2.2 Sifat – Sifat Beton

Untuk keperluan perancangan struktur Beton, maka pengetahuan tentang

Pada umunya beton sering digunakan sebagai struktur dalam konstruksi

Tabel 1. Berat Jenis beton

2.4 Material Penyusun Beton

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Beton

PERHITUNGAN KONSTRUKSI BETON BERTULANG

3.1 Data Proyek

Gambar 1. Portal Beton Bertulang

Dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Penentuan bangunan adalah : Kantor

Gambar 2. Denah Rencana Memanjang

Denah Rencana Melintang

Gambar 3. Denah Rencana Memanjang

3.2.1 Perencanaan Balok Plat Atap

3.2.2 Perencanaan Balok Plat Lantai

b. Perhitungan Tebal plat atap

3. Tebal plat atap tipe C

3.2.4 Dimensi Plat lantai

3. Tebal plat atap tipe C

𝐷 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑙𝑎𝑡 = 0,11 𝑥 24 𝐾𝑁⁄𝑚2 = 2,64 𝐾𝑁⁄𝑚

3.3.2 Perhitungan Momen Ultimet plat atap

𝑀𝐼𝑥 = 0,001(5,944) 𝑥 3,82 𝑥 34

𝑀𝐼𝑦 = 0,001(5,944) 𝑥 3,82 𝑥 73

𝑀𝑡𝑥 = −0,001(5,944) 𝑥 3,82 𝑥 18

𝑀𝑡𝑦 = 0,001(5944) 𝑥 3,82 𝑥 57

3. Plat atap tipe C

𝑉𝑐 = 73100𝑁 ~73,1 𝐾𝑁 𝑉𝑢 = 1,8114 𝑘𝑛

Dibawah merupakan salah satu perhitungan penulangan plat

a. Perhitungan penulangan plat tipe A

𝐴𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 = 𝑏⁄𝑠 𝑥 ∅ 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛

𝐴𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 = 1000⁄275 𝑥 50,24 = 182,69 mm2/m

∅ 𝑚𝑛 = 0,8 𝑥 3,72550611 = 2,980405 𝐾𝑁𝑚

∅ 𝑚𝑛 > 𝑀𝑢 2,980405 > 1,35183 … … 𝑜𝑘!

b. Perhitungan penulangan plat tipe A

𝐴𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 = 𝑏⁄𝑠 𝑥 ∅ 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛

𝐴𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 = 1000⁄275 𝑥 50,24 = 182,6909 𝑚𝑚2 /𝑚

∅ 𝑚𝑛 = 0,8 𝑥 3,37474 = 2,699792

∅ 𝑚𝑛 > 𝑀𝑢 2,699792 > 2,68223 … … 𝑜𝑘!

c. Perhitungan penulangan plat tipe A

𝐴𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 = 𝑏⁄𝑠 𝑥 ∅ 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛

𝐴𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 = 1000⁄275 𝑥 50,24 = 182,69 mm2/m

∅ 𝑚𝑛 = 0,8 𝑥 3,725506 = 2,980405

∅ 𝑚𝑛 > 𝑀𝑢 2,980405 > 0,27895 … … 𝑜𝑘!

d. Perhitungan penulangan plat tipe A

3. Kontrol Jarak Tulangan