Вы находитесь на странице: 1из 3

1.

1 Latar belakang
Berdasarkan Permenkes nomor 75 tahun 2014, Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya di wilayah kerjanya.1 Di Indonesia
pada tahun 2017 terdaftar 9.825 Puskesmas yang tersebar di seluruh provinsi.
Provinsi Riau memiliki 215 puskesmas yang tersebar di 12 Kabupaten dan Kota
Pekanbaru memiliki sebanyak 20 puskesmas.2
Puskesmas memiliki tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat.1 Dalam melaksanakan tugas tersebut,
puskesmas melaksanakan program-program yang terangkum dalam fungsi
pelaksanan UKM (upaya kesehatan masyarakat) dan UKP (upaya kesehatan
perseorangan) yang harus seimbang.
Selain UKM dan UKP, untuk meningkatkan jangkauan sasaran guna
meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya, puskesmas juga
membuat program pendekatan keluarga yang selaras dengan program pemerintah
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK).
Berdasarkan UU No. 39 Tahun 2016, terdapat 12 indikator untuk menilai
keberhasilan PIS-PK ini dengan menilai kesehatan dalam sebuah keluarga, yaitu :
1)keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB); 2)Ibu melakukan
persalinan di fasilitas kesehatan; 3)Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap; 4)Bayi
mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif; 5)Balita mendapatkan pemantauan
pertumbuhan; 6)Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai
standar; 7)Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur; 8)Penderita
gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan; 9)Anggota
keluarga tidak ada yang merokok; 10)Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN); 11)Keluarga mempunyai akses sarana air bersih; dan
12)Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat.4
Agar dapat mengelola upaya kesehatan dengan baik dan berkesinambungan
dalam mecapai tujuannya, Puskesmas harus menyusun rencana kegiatan untuk
periode 5 tahun yang akan dirinci lagi menjadi rencana tahunan. Rencana tersebut
disusun berdasarkan kebijakan pembangunan kesehatan kabupaten/kota dan
analisis situasi saat itu serta prediksi kedepan yang akan terjadi. Proses selanjutnya
adalah penggerakan dan pelaksanaan kegiatan sesuai rencana yang disusun yang
kemudian dilakukan pengawasan dan pengendalian diikuti dengan upaya perbaikan
dan diakhiri dengan penilaian kinerja puskesmas sebagai umpan balik untuk
pelaksanaan kerja puskesmas kedepannya.1
Di Puskesmas Simpang Tiga Kota Pekanbaru memiliki 3 Kelurahan yang
menjadi wilayah kerjanya yaitu Kelurahan Maharatu, Kelurahan Sidomulyo Timur
dan Kelurahan Perhentian Marpoyan. Berdasarkan penilaian kinerja puskesmas,
didapatkan data pada tahun 2017 dari program puskesmas didapatkan kegiatan
pencegahan dan pengendalian penyakit hanya mencapai angka 62% dari target.
Sementara kegiatan Promosi Kesehatan mencapai 96%. Dan berdasarkan Indikator
keluarga sehat, program untuk penderita hipertensi mendapatkan pengobatan
teratur masih sangat rendah yaitu 13,91% dan baru diikuti oleh satu kelurahan saja
yaitu Kelurahan Maharatu. Sebanyak 86% penderita hipertensi belum melakukan
pengobatan teratur di puskesmas Simpang Tiga.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada
dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat/tenang. Hipertensi merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yang
tinggi di Indonesia. Berdasarkan data Riskesdas 2013, prevalensi penderita
hipertensi adalah 25,8%.. Faktor resiko Hipertensi adalah umur, jenis kelamin,
riwayat keluarga, genetik (faktor resiko yang tidak dapat diubah/dikontrol),
kebiasaan merokok, konsumsi garam, konsumsi lemak jenuh, penggunaan jelantah,
kebiasaan konsumsi minum beralkohol, obesitas, kurang aktivitas fisik, dan
sebagainya.2
Penegakan diagnosis hipertensi dilakukan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Dan pengobatan untuk penderita hipertensi memerlukan waktu
yang cukup lama dan harus dikonsumi secara teratur. Oleh karena di puskesmas
Simpang Tiga pencapaian pengobatan teratur bagi penderita hipertensi belum
tercapai dengan baik, maka penulis mengangkat judul ini untuk membahas lebih
lanjut mengenai program pengobatan teratur bagi penderita hipertensi di Puskesmas
Simpang Tiga di Kelurahan Maharatu Puskesmas Simpang Tiga.

2.1 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalahnya adalah mengapa program
penderita hipertensi yang mendapat pengobatan teratur belum mencapai target di
Kelurahan Maharatu Puskesmas Simpang Tiga.
1. Permenkes nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia di akses melalui depkes.go.id
3. Citra W, Sucipta W, Cintya P, Yuliyatni D, Aryani P, Ayu K, et al. Dasar-
dasar Pusat Kesehatan Masyarakat ( Puskesmas ). Bagian Ilmu Kedokteran
Komunitas Ilmu Kedokteran Pencegahan Program Studi Pendidikan
Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana. 2017.
4. UU nomor 39 Tahun 2016 tentang Program Indonesia Sehat Pendekatan
Keluarga

Вам также может понравиться