Вы находитесь на странице: 1из 17

KATA PENGANTAR

“Om Swastiastu”

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, atas
asung kerta wara nugraha-Nya makalah ini bisa diselesaikan tepat pada waktunya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi
penulis dan Pembaca lain. Tugas makalah ini saya buat dengan tujuan agar Siswa
maupun Siswi dapat mengetahui tentang “Ekonomi Perbankan”.

Penulis selaku penyusun makalah ini menyadari bahwa tugas yang penulis
buat ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami mohon kritik dan
sarannya yang bersifat membangun bagi siapa saja yang membaca makalah ini.
Bila ada kesalahan dalam hal penulisan, bahasa, kata-kata maupun susunan
dalam makalah ini penulis mohon di maafkan dan kami ucapkan terima kasih.
“Om Shantih Shantih Shantih Om”

Bondalem, Januari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .....................................................Error! Bookmark not defined.
C. Tujuan Penulisan .......................................................Error! Bookmark not defined.
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 2
METODE PENANGAN KONFLIK .................................................................................. 2
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 14
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bank mempunyai fungsi dan peranan penting dalam perekonomian
nasional. jika di lihatdari kondisi masyarakat sekarang, jarang sekali orang
yang tidak mengenal dan tidak berhubungan dengan Bank. Hampir semua
orang berkaitan dengan lembaga keuangan. Padamulanya kegiatan
perbankan dimulai dari jasa penukaran uang, sehingga dalam
sejarah perbankan arti bank di kenal sebagai meja tempat menukarkan
uang, dimana kegiatan penukaran uang tersebut sekarang dikenal dengan
pedangang valuta asing (money changer).Dalam perkembangan
selanjutnya kegiatan perbankan berkembang lagi menjadi tempat penitipan
uang, yang kini di kenal dengan kegiatan simpanan (tabungan). Kegiatan
perbankan bertambah lagi sebagai tempat peminjaman uang. Kegiatan
perbankan terus berkembangseiring dengan perkembangan masyarakat,
dimana bank tidak lagi sekedar sebagai tempatmenukar uang atau tempat
menyimpan dan meminjam uang. Hingga akhirnya keberadaan bank
sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi masyarakat, hingga tingkat
negara, dan bahkan sampai tingkat internasional

B. Tujuan Masalah
1) Tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui peranan Bank
dalam perekonomian

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Peran Bank Umum dalam Perekonomian


“Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.“
 Tugas Bank Umum
a) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
1) Menetapkan sasaran monter dengan memperhatikan laju inflasi
yang ditetapkannya.
2) Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-
cara termasuk tetapi tidak terbatas pada :
 Operasi pasar terbuka di pasar uang, baik rupiah
maupun valuta asing
 Penetapan tingkat diskonto
 Penetapan cadangan wajib minimum dan
 Pengaturan kredit dan pembiayaan
b) Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
1) Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas
jasa sisa pembayaran
2) Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk
menyampaikan laporan tentang kegiatannya
3) Menetapkan penggunaan alat pembayaran
c) Mengatur dan mengawasi bank

 Produk Bank Umum

1) Giro ( Demand Deposit)


Simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan dengan
menggunakan cek atau bilyet giro (BG). Kepada pemegang
rekening akan diberikan jasa giro (bunga). Jasa giro bagi bank

2
merupakan dana murah karena bunganya relative rendah
dibandingkan dengan bunga simpanan lainnya.
2) Tabungan ( Saving)
Simpanan pada bank yang penarikannya sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan bank, dengan menggunakan slip penarikan atau
ATM. Kepada pemegang rekening akan diberikan bunga.

3) Deposito ( Deposit )
Simpanan pada Bank yang memiliki jangka waktu tertentu,
pencairannya dilakukan pada saat jatuh tempo simpanan. Kepada
pemegang rekening akan diberikan bunga. Jenis-jenis deposito,
yaitu:
a. Deposito Berjangka (time deposit)
Merupakan deposito yang diterbitkan atas nama deposan
(nasabah) baik individu maupun institusi untuk jangka waktu
tertentu (1,3,6 ,12 bulan)
b. Sertifikat Deposito (Certificate of Deposit)
Merupakan deposito yang diterbitkan atas unjuk (tanpa nama)
dalam bentuk sertifikat yang dapat diperjual belikan kepada
pihak lain.
c. Deposit On Call
Merupakan deposito yang berjangka waktu minimal 7 hari dan
maksimal 1 bulan, diterbitkan atas nama deposan dalam jumlah
minimal yang ditentukan oleh Bank. Pembayaran bunga
dilakukan pada saat pencairan deposito. Sebelum deposito
dicairkan, deposan membuat pemeritahuan kepada bank
minimal 3 hari sebelum jatuh tempo.

 Pranan Bank Umum


Peranan bank umum dalam kegiatan perekonomian antara lain
adalah :
1. Sebagai sarana perantara keuangan, bank umum menghimpun dana
dalam berbagai bentuk dari pihak yang memiliki banyak sumber
keuangan, kemudian menyalurkannya kepada pihak yang
membutuhkan dalam berbagai bentuk kredit dan pinjaman.
2. Sebagai pencipta uang giral, bank umum memiliki hak untuk
mengeluarkan uang giro seperti bilyet giro dan cek.
3. Sebagai pengelola lalu lintas pembayaran dan jasa-jasa perbankan
lainnya, seperti transfer, hingga pembayaran tagihan air dan listrik

3
B. Pengertian Pengkreditan Rakyat dalam Perekonomian
Bank Perkreditan Rakyat (BPR)merupakan lembaga keuangan bank yang
menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan,
dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dan menyalurkan dana
sebagai usaha BPR. Dengan lokasi yang pada umumnya dekat dengan
tempat masyarakat yang membutuhkan.Status BPR ini diberikan kepada
Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai, Lumbung Pitih
Nagari (LPN), Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Badan Kredit Desa
(BKD), Badan Kredit Kecamatan (BKK), Kredit Usaha Rakyat Kecil
(KURK), Lembaga Perkreditan Kecamatan (LPK), Bank Karya Produksi
Desa (BKPD), dan/atau lembaga-lembaga lainnya yang dipersamakan
berdasarkan UU Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dengan memenuhi suatu
persyaratan tatacara yang ditetapkan dengan suatu Peraturan
Pemerintah.Ketentuan tersebut diberlakukan karena mengingat bahwa
lembaga-lembaga tersebut sudah berkembang dari lingkungan masyarakat
Indonesia, serta masih diperlukan oleh masyarakat, maka keberadaan
lembaga dimaksud diakui. Oleh sebab itu, UU Perbankan Nomor 7 Tahun
1992 memberikan suatu kejelasan status lembaga-lembaga yang dimaksud.
Untuk menjamin kesatuan dan keseragaman dalam suatu pembinaan dan
pengawasan, maka persyratan dan tatacara pemberian status lembaga-
lembaga yang dimaksud ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

 Tugas Bank Perkreditan Rakyat (BPR)


Menurut pasal 13 UU Perbankan No. 10 tahun 1998, Bank
Perkreditan Rakyat mempunyai suatu kegiatan usaha yaitu sebagai
berikut.
 Bertugas untuk menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan yang berupa deposito berjangka,
tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu.
 Bertugas memberikan kredit.

4
 Bertugas untuk menyediakan pembiayaan dan penempatan
dana berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
 Bertugas untuk menempatkan dananya dalam bentuk
Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka,
sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain.

 Produk Bank Perkreditan Rakyat (BPR)


1. Deposito berjangka
2. Tabungan
3. Kredit usaha kecil & menengah

 Fungsi Bank Perkreditan Rakyat (BPR)


 Berfungsi untuk memberikan suatu pelayanan kepada
masyarakat untuk menerima tabungan mereka dalam
bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk
lainnya yang dipersamakan dengan itu;
 Berfungsi untuk memberikan kredit;
 Berfungsi untuk menyediakan pembiayaan bagi nasabah
yang berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah;
serta
 Berfungsi untuk menempatkan dananya dalam bentuk
Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka,
sertifikat deposito, dan atau pada bank lain.

5
C. Pengertian Bank Syariah dalam Perekonomian
Sekarang ini banyak berkembang bank syariah.Bank syariah muncul di
Indonesia pada awal tahun 1990-an. Pemrakarsa pendirian bank syariah di
Indonesia dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18
– 20 Agustus 1990.Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah Islam, maksudnya adalah bank yang dalam
operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang
menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam.

 Tugas Bank Syariah


Kemudian untuk tugasnya, sebetulnya ini lebih mengarah kepada
pengelolaan disamping dengan fungsinya tersebut. tentu dalam
proses penghimpunan dana, penyaluran dana dan juga pelayanan
jasa perbankan mereka haruslah sesuai dengan ketentuan-ketentuan
khusus yang memang ada dalam aturan syariah islam. Nah untuk
tugasnya sebetulnya ada beberapa tugas yang perlu dilakukan oleh
bank syariah yakni sebagai berikut:
 Fungsi Manajer Investasi
 Fungsi Investor

 Produk Bank Syariah


 Titipan atau Simpanan
1. Al-Wadi’ah
Pada dasarnya titipan atau simpanan Al-Wadi’ah memiliki
kesamaan dengan tabungan atau deposito pada umumnya.
Perbedaan Al-Wadi’ah dengan simpanan atau titipan lain
terletak pada pemanfaatan dana yang dititipkan. Al-Wadiah
merupakan titipan murni di mana keutuhan harta titipan wajib
dijaga sehingga tidak memperbolehkan dana titipan tersebut
dimanfaatkan oleh pihak yang dititipi.
2. Mudharabah
Berbeda dengan Al-Wadi’ah, Mudharabah merupakan dana
titipan atau simpanan yang dapat dikelola oleh pihak yang

6
mendapat titipan. Meski dapat dikelola, resiko yang terjadi atas
pengelolaan uang yang dititipkan berdasarkan Mudharabah tidak
boleh dibebankan kepada pemilik uang, melainkan menjadi
tanggung jawab pihak yang mendapat titipan. Sedangkan
keuntungan yang diperoleh dari hasil pengelolaan boleh dibagi
menurut nisbah yang telah disepakati. Simpanan Mudharabah
terdiri atas Mudharabah Mutlaqah dan Mudharabah
Muqayyadah. Pada Mudharabah Muqayyadah, pemilik dana
dapat menetapkan dana yang titipan untuk dipergunakan pada
bisnis tertentu.
 Bagi Hasil
1. Al-Mudharabah
Selain dipakai sebagai prinsip dalam titipan atau simpanan dana,
Mudharabah juga dipakai dalam perjanjian antara pemilik dana
(investor) dan pelaksana usaha (pengusaha) dengan bank
sebagai perantaranya. Dalam perjanjian ini, investor dan
pengusaha dapat melakukan perjanjian ketentuan jenis kegiatan
usaha, pelaksanaan dan bagi hasil, sedangkan bank sebagai
pihak yang telah mempertemukan dan memfasilitasi perjanjian
mendapat komisi.
2. Al-Musyarakah
Pada prinsipnya, Al-Musyarakah hampir menyerupai campuran
antara Reksa Dana dan perusahaan berjenis Commanditaire
Vennootschap (CV). Al-Musyarakah merupakan produk syariah
yang memfasilitasi kerjasama dua orang atau lebih yang
bertujuan untuk meningkatkan aset bersama dengan
mengembangkan berbagai aset bersama yang telah dimiliki baik
dalam bentuk dana, kemampuan dan sebagainya. Keuntungan
atau nisbah yang didapat kemudian harus dibagi menurut
perjanjian yang telah disepakati.
3. Al-Muzara’ah
Al-Muzara’ah pada dasarnya adalah perjanjian antara pemilik
tanah dan pekerja ladang untuk menanami tanahnya, kemudian
mendapat upah atas pekerjaannya. Dalam Perbankan Syariah,
Al-Muzara’ah merupakan alternatif pinjaman modal untuk
keperluan peningkatan produksi kepada petani. Petani yang
telah mendapat pinjaman modal kemudian akan mengembalikan

7
modal dengan prinsip bagi hasil yang hampir menyerupai Al-
Mudharabah. Saat ini, produk Al-Muzara’ah tidak hanya dapat
dinikmati oleh petani, namun juga peternak dan pengusaha
tambak pun dapat meminjam modal dengan Al-Muzara’ah.
4. Al-Musaqah
Sama seperti Al-Muzara’ah, Al-Musaqah juga merupakan produk
syariah yang pada dasarnya diperuntukkan khususnya bagi para
petani. Perbedaannya, Al-Musaqah merupakan perjanjian yang
lebih mengikat antar pemilik modal dan pemberi modal. Al-
Musaqah pada prinsipnya hampir sama dengan Al-Musyarakah
yang dilakukan di sektor pertanian. Pada Al-Musaqah,
penggarap lahan hanya memiliki tanggung jawab untuk
menyiram dan memelihara.
 Jual Beli
1. Bai’ Al-Murabahah
Bai’ Al-Murabahah pada dasarnya merupakan sebuah
produk pengkreditan berbasis Syariah. Dalam Bai’ Al-
Murabahah, bank membeli barang yang ditentukan atau
dipesan oleh pembeli, kemudian menjualnya dengan
keuntungan tertentu yang telah disepakati. Pembeli dapat
membayar secara keseluruhan atau kredit.
2. Bai’ As-Salam
Bai’ As-Salam merupakan kebalikan dari Bai’ Al-Murabahah,
di mana bank memberi sejumlah uang untuk membeli suatu
produk (misalnya hasil pertanian) yang dimaksudkan untuk
membantu petani dalam penjualan produknya sehingga
petani segera mendapat modal untuk melanjutkan usahanya.
Pada Bai’ As-Salam, pembayaran harus dilakukan di muka
oleh pihak bank. Pihak bank berperan sebagai perantara
antara pembeli dan penjual. Pada aplikasinya, Bai’ As-Salam
dapat pula dilakukan pada berbagai barang produksi yang
lain.
3. Bai’ Al-Istishna’
Bai’ Al-Istishna’ memiliki prinsip yang hampir menyerupai
Bai’ As-Salam. Perbedaannya yaitu pada Bai’ Al-Istishna
bank membuat perjanjian secara terpisah antara penjual dan
pembeli.

8
4. Al-Ijarah Al Muntahia Bit-Tamlik
Istilah ini berasal dari Bahasa Arab Al-ijarah yang berarti
imbalan atas sesuatu dan At-tamlik yang berarti menjadikan
seseorang memiliki sesuatu. Pada Al- Ijarah Al Muntahia Bit-
Tamlik, nasabah dapat menyewa suatu barang atau jasa
(contohnya rumah), yang kemudian di akhir perjanjian sewa,
rumah tersebut berpindah hak milik dari bank ke nasabah.
 Jasa
1. Al-Wakalah
Al-Wakalah merupakan perwakilan kegiatan pengelolaan
keuangan seperti pembukuan, transfer, pembelian dan
sebagainya yang diberikan pemilik uang kepada bank. Pihak
bank kemudian berhak untuk medapat komisi dari Al-Wakalah
ini.
2. Al-Kafalah
Al-Kafalah pada prinsipnya merupakan penjaminan pemenuhan
tanggung jawab oleh pihak bank yang menjadi perantara antara
dua orang yang berkewajiban dan yang berhak menerima
tanggung jawab tersebut. Contoh produk-produk Al-Kafalah
diantaranya seperti Letter of Credit untuk kegiatan impor dan
Asuransi Syariah.
3. Al-Hawalah
Al-Hawalah pada dasarnya memiliki kesamaan dengan
penjualan surat hutang. Pada Al-Hawalah, baik kreditur ataupun
debitur harus mencapai kesepakatan atas penjualan surat
hutang tersebut.
4. Ar-Rahn
Ar-Rahn merupakan produk gadai dengan prinsip-prinsip
Syariah. Perbedaan Ar-Rahn dengan gadai konvensional terletak
pada tidak adanya riba. Meski begitu, pada Ar-Rahn nasabah
wajib untuk membayar jasa simpan Rp 90 per Rp 10.000 dari
pinjaman untuk setiap sepuluh hari masa gadai beserta biaya
administrasi sesuai kesepakatan. Selain itu, jangka waktu
maksimal dari pinjaman adalah empat bulan, jika setelah empat
bulan tidak mampu membayar, maka barang yang digadaikan
akan dijual. Kemudian jika terdapat kelebihan harga antara

9
harga jual dan pokok pinjaman, maka kelebihan harga tersebut
dapat diambil oleh pembeli atau diserahkan ke Badan Amlil
Zakat.
 Peranan Bank Syariah
Nah untuk peran bank syariah, sebetulnya ini mengarah pada
sesuatu hal yang berada diluar dari sistem dan institusi. Bisa juga
disebutkan bahwa peran ini mengarah pada tujuan jauh dari
keberadaan bank syariah ini di masyarakat. Bank syariah ini
memiliki peran yang lebih jauh dibanding dengan bank
konvensional biasa. Adapun yang menjadi peran bank syariah itu
sendiri diantaranya adalah sebagai berikut:
 Peran menyejahterakan umat
 Peran kepedulian terhadap sosial

D. Perbedaan Bank Umum,Bank Syariah dan BPR


Perbedaan bank umum dengan bank Syariah dan Bank BPR dilihat dari
kegiatannya:
Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
deposito berjangka, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu;
1. Memberikan kredit;
2. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan
Prinsip Syariah, sesuai dengan
3. ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
4. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank
Indonesia, deposito berjangka, sertifikat deposito dan atau
tabungan pada bank lain.
5. Tidak bisa menciptakan uang giral

Sedangkan yang tidak bisa/ yang tidak boleh dilakukan BPR


adalah:

10
1. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas
pembayaran;
2. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing;
3. Melakukan penyertaan modal;
4. Melakukan usaha perasuransian;
5. Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha yang dapat
dilakukan oleh BPR.
kalau bank syariah, SAMA SAJA. Jika anda pailit, sama2 akan
mengeksekusi jaminan yg anda berikan tidak perduli apakah itu
rumah yg anda tempati sekeluarga ataupun bukan. Perbedaan
hanya ada pada kata "BAGI HASIL" dan "kena BUNGA".
Selama ini belum ada bank syariah di Indonesia yang benar-
benar SYARIAH.

E. Fungsi ,Wewenang dan Tugas Lembaga Penjamin Simpanan dalam


Perekonomian.
1. Menjamin simpanan nasabah penyimpan.
2. Turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai
dengan kewenangannnya.
 Tugas Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

1. Merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan penjaminan


simpanan.
2. Melaksanakan penjaminan simpanan.
3. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam rangka turut aktif
memelihara stabilitas sistem perbankan.
4. Merumuskan, menetapkan, dan melaksanakan kebijakan
penyelesaian Bank Gagal yang tidak berdampak sistemik.
Melaksanakan penanganan Bank Gagal yang berdampak
sistemik.

 Wewenang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)


1. Menetapkan dan memungut premi penjaminan.
2. Menetapkan dan memungut kontribusi pada saat bank
pertama kali menjadi peserta.
3. Melakukan pengelolaan kekayaan dan kewajiban LPS.

11
4. Mendapatkan data simpanan nasabah, data kesehatan bank,
laporan keuangan bank, dan laporan hasil pemeriksaan bank
sepanjang tidak melanggar kerahasiaan bank.
5. Melakukan rekonsiliasi, verifikasi, dan/atau konfirmasi atas
data tersebut pada angka 4.
6. Menetapkan syarat, tata cara, dan ketentuan pembayaran
klaim.
7. Menunjuk, menguasakan, dan/atau menugaskan pihak lain
untuk bertindak bagi kepentingan dan/atau atas nama LPS,
guna melaksanakan sebagian tugas tertentu.
8. Melakukan penyuluhan kepada bank dan masyarakat tentang
penjaminan simpanan.
9. Menjatuhkan sanksi administratif.

F. Kontribusi Perbankan dalam perekonomian


Pembangunan sektor keuangan, terutama perubahan susunan atau struktur
perbankan di Indonesia sangat diharapkan dapat membawa perubahan
yang positif bagi perekonomian nasional. Mengapa? Karena lembaga
keuangan, khususnya perbankan memiliki peran yang sangat penting
terhadap pergerakan roda perekonomian Indonesia. Ketika negara sedang
melakukan proses pemulihan ekonomi, umumnya bank masih belum bisa
optimal dalam menjalankan fungsi utamanya sebagai lembaga
intermediasi keuangan internasional yang menggambarkan rasio
perbandingan jumlah kredit yang diberikan pada pihak ketiga (LDR/ Loan
to Deposit Ratio). Peranan intermediasi lembaga perbankan sangat
berpengaruh pada pertumbuhan perekonomian suatu negara. Ketika terjadi
penurunan jumlah kredit yang disalurkan akibat sikap kehati-hatian dari
pihak bank, secara tidak langsung akan terjadi perlambatan pertumbuhan
ekonomi di negara yang bersangkutan.

Nah, untuk lebih jelasnya tentang peranan lembaga perbankan, khususnya


dalam hal pertumbuhan ekonomi suatu negara, berikut akan dijabarkan
secara singkat mengenai tugas dan fungsi bank secara umum. Terdapat
beberapa tugas pokok lembaga perbankan. Pertama, bank bertugas
menyalurkan kredit kepada lembaga usaha atau perseorangan yang
membutuhkan. Tujuan penyaluran kredit ini adalah untuk kegiatan yang

12
bersifat produktif. Kredit sendiri terbagi menjadi tiga jenis, yaitu kredit
jangka panjang, kredit jangka menengah, dan kredit jangka pendek.
Kedua, perbankan memiliki tugas untuk menarik uang dari masyarakat.
Artinya, masyarakat boleh menyimpankan uang mereka dalam bentuk
deposito berjangka, giro, atau rekening koran, serta tabanas. Ketiga,
menyalurkan jasa di bidang lalu lintas peredaran dan pembayaran uang.
Jasa-jasa ini termasuk jasa pengeluaran cek, menjual dan membeli wesel,
penukaran valas, dan masih banyak lainnya. Keempat, bank bertugas
memberikan jaminan-jaminan bank dan juga menyewakan tempat untuk
penyimpanan barang-barang berharga.

Sementara itu, terdapat dua jenis peranan perbankan, yaitu peranan dalam
negeri dan peranan luar negeri. Peranan dalam negeri artinya adalah bank
mempunyai peranan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ekonomi
dalam negeri seperti kegiatan administrasi keuangan, penampungan uang,
penggunaan uang, penukaran dan perdagangan uang, pengawasan uang,
perkreditan, dan pengiriman uang, sedang peranan perbankan untuk luar
negeri meliputi hal-hal yang berkaitan dengan lalu lintas devisa, hubungan
perdagangan, dan hubungan moneter antar negara.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas saya dapat menyimpulkan, peranan Bank dalam
perekonomianyaitu :
1. Menjaga kestabilan moneter
2. Untuk memobilisasi dana masyarakat, dengan secara tepat dan
cepatmenyalurkan dana tersebut pada penggunaan atau
investasi yang efektif danefisien

14
DAFTAR PUSTAKA

http://direktoritraining.com/peranan-bank-dalam-perekonomian-suatu-
negara/

https://brainly.co.id/tugas/44366

https://dosenekonomi.com/bisnis/perbankan/produk-produk-bank-syariah

https://www.academia.edu/11965801/Pengertian_Bank_Syariah_dan_Fungsi
_Bank_Syariah_di_indonesia

15

Вам также может понравиться