Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Mengapa Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih
suatu negara. Informasi mengenai angka kematian ibu akan sangat bermanfaat untuk
kehamilan dan persalinan yang aman, program peningkatan jumlah persalinan yang
kelahiran, yang pada gilirannya merupakan upaya menurunkan Angka Kematian Ibu
ASEAN dan tren penurunannya sangat lambat. Survey Demografi dan Kesehatan
ibu(AKI) meningkat 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Rata-rata kematian ini jauh
melonjak dibanding hasil SDKI 2007 yang mencapai 228 per 100 ribu, bahkan mundur
ke belakang – hampir sama dengan tahun 1991. Dalam hal ini, meningkatnya AKI ini
jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan yang tidak terampil(70- 90%).
Penyebab kematian ibu di Indonesia 80% disebabkan oleh penyebab langsung
persalinan macet. Sisanya 20 % terjadi oleh karena penyakit yang diperberat oleh
penyebab kematian ibu baik di dunia maupun di Indonesia masih berputar pada 3
Secara profesional dokter dan bidan dalam praktek klinik mempunyai peran
menurunkan angka kematian ibu. Dokter dan bidan adalah garda terdepan dalam
tenaga terampil, rujukan dini tepat waktu kasus gawat darurat obstetri dan
pertolongan segera – adekuat kasus gawat darurat obstetri di rumah sakit rujukan.
Penolong yang terampil pada saat sebelum, selama dan sesudah persalinan telah
infeksi) maka intervensi kunci yang dapat dilakukan oleh peran petugas kesehatan
adalah:
Preeklampsia-eklampsia:
presipitatus, anemia.
Infeksi intrapartum:
kepada ibu hamil sebelum kelahiran, yang berguna untuk memfasilitasi hasil yang
sehat dan positif bagi ibu hamil maupun bayinya dengan alasan menegakkan
hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi yang dapat mengancam
Antenatal penting untuk menjamin proses alamiah kelahiran berjalan normal dan
peningkatan motivasi ibu hamil akan pentingnya pemeriksaan kehamilan secara teratur.
pengontrolan kehamilan juga akan berdampak pada pengetahuan ibu dan sikap ibu
terhadap kehamilan seperti nutrisi yang harus dipenuhi ibu pada saat kehamilan
kesehatan yang disediakan pemerintah dan swasta masih belum sepenuhnya mencapai
hasil atau target yang diharapkan (Peranginangin, 2006). Lebih lanjut Peranginangin
memaparkan hal ini berdasarkan gambaran dari kunjungan ibu hamil untuk pelayanan
World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa terdapat 52% ibu hamil
Unicef) dilaporkan bahwa dari sekitar 4 juta ibu hamil, separuhnya mengalami anemia
gizi dan satu juta lainnya mengalami kekurangan energi kronis. Oleh sebab itu, untuk
memenuhi kebutuhan zat besi pada ibu hamil, maka tindakan yang dilakukan untuk
pencegahan terjadinya anemia pada ibu hamil yaitu dengan memberikan tablet
penambah darah (tablet Fe) yang diberikan saat ibu melakukan pemeriksaan kehamilan.
Namun banyak ibu hamil yang menolak atau tidak mematuhi anjuran ini karena
berbagai alasan. Kepatuhan minum tablet Fe apabila ≥ 90 % dari tablet besi yang
seharusnya diminum. Kepatuhan ibu hamil minum pil zat besi merupakan faktor
tablet besi antara lain kunjungan antenatal care (ANC), efek samping dan manfaat yang
dirasakan ibu setelah mengkonsumsi tablet besi, konseling dari petugas kesehatan,
ibu hamil. Tingkat pengetahuan turut menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap
dan memahami pengetahuan gizi yang mereka peroleh. Tingkat rendahnya pengetahuan
ibu hamil erat kaitannya dengan tingkat pengertian tentang tablet Fe serta kesadarannya
“Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Motivasi dengan Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi
Folat pada Ibu Hamil” menunjukkan 41,1% ibu hamil patuh mengkonsumsi tablet besi
folat. Rata-rata kepatuhan mengkonsumsi tablet besi folat dalam10 hari adalah 62,86%.
Sebagian besar ibu hamil memiliki pengetahuan baik (50%), sikap baik (51,8%) dan
ibu hamil. Tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap
dan memahami pengetahuan gizi yang mereka peroleh. Tingkat rendahnya pendidikan
konsumsi tablet Fe untuk ibu hamil. Keadaan defisiensi zat besi pada ibu hamil sangat
ditentukan oleh banyak faktor diantaranya pendidikan ibu hamil. Tingkat pendidikan
tentang Fe menjadi terbatas dan berdampak pada terjadinya defisiensi zat besi. Semakin
baik pendidikan ibu hamil, maka dalam menyerap informasi yang diterima semakin
baik khususnya tentang manfaat tablet Fe. Hal ini berdampak pada kepatuhan ibu hamil
dalam mengkonsumsi tablet Fe karena disitu ibu hamil mengetahui manfaat dari tablet
Menurut Rahmawati dan Subagio (2012), ada beberapa faktor yang mempunyai
andil cukup besar dalam mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi
tablet besi, diantaranya adalah pengetahuan, motivasi, pelayanan kesehatan, dan peran
serta keluarga. Selain itu efek samping juga berpengaruh besar terhadap kepatuhan ibu
hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. Efek samping dari tablet besi antara lain
(BBLR)?
Dalam reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan
persalinan adalah 20–35 tahun, sedangkan yang berisiko untuk kehamilan dan
persalinan adalah umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun. Hal ini berkaitan
dengan kondisi psikis, rahim dan panggul ibu. Ibu hamil pertama pada umur < 20
tahun, cenderung belum siap terkait fungsi organ dalam menjaga kehamilan dan
menerima kehadiran janin, keterampilan ibu untuk melaksanakan perawatan diri dan
bayinya, serta faktor psikologis ibu yang masih belum stabil. Demikian pula pada ibu
hamil berumur 35 tahun atau lebih, terjadi perubahan jaringan alat-alat kandungan dan
jalan lahir tidak lentur lagi (Rochyati, 2003). Menurut Wiknjosastro ibu yang pernah
melahirkan anak empat kali atau lebih karena paritas yang terlalu tinggi akan
darah uterus, yang akan mempengaruhi nutrisi ke janin pada kehamilan selanjutnya
Berdasarkan berbagai akibat yang ditimbulkan BBLR di atas, maka perlu upaya
untuk menurunkan angka BBLR dan mengantisipasi angka BBLR yang turun untuk
tidak meningkat kembali. Salah satu upaya yang dapat dilakukan guna mencegah
terjadinya BBLR adalah memprediksi secara dini berat janin yang ada dalam
kandungan. Seorang ibu yang terdeteksi secara dini berat janin dalam kandungannya
kurang dari normal dapat segera dicari penyebabnya dan segera diupayakan untuk
mengatasi masalah tersebut, sehingga pada akhirnya dapat melahirkan bayi dengan
Pemberian konsumsi gizi untuk ibu hamil dianggap sesuai apabila dengan
mengonsumsi berbagai zat gizi tersebut ibu dapat melahirkan bayi dengan berat normal
dan mampu mempertahankan status gizinya yang berarti telah tercukupi kebutuhannya.
Pemenuhan gizi ibu selama kehamilan akan mengurangi resiko kelahiran bayi dengan
Faktor lain yang berpengaruh terhadap BBLR adalah beban kerjanya, usia
kehamilan, LILA, paritas dan berat janin dalam kandungan. Sementara itu penelitian
dipengaruhi oleh jenis kelamin bayi, paritas dan riwayat ANC (Pramono, dkk. 2008).
kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas Jetis II Bantul Yogyakarta, berdasarkan
Uji Chi Square didapat nilai 0,020<α (0,05), Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
Manuaba (2010), menyatakan faktor ibu yang berhubungan dengan kejadian KEK
adalah umur menikah dan umur kehamilan pertama yang terlalu muda (< 20 tahun),
paritas dan salah satunya kadar haemoglobin (Hb). Hal ini sesuai dengan penelitian A.
Energi Kronis Pada Ibu Hamil Di Tampa Padang, Kabupaten Mamuju,Sulawesi Barat.
dengan Kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil di Kecamatan Kamoning Dan
hubungan bermakna antara status anemia dengan kejadian KEK pada ibu hamil.
Sehingga ibu hamil dengan riwayat anemia bisa mempengaruhi terjadinya KEK,
karena ibu hamil yang menderita KEK dan anemia mempunyai resiko kesakitan yang
lebih besar terutama pada saat kehamilan trimester 3 dibandingkan dengan ibu hamil
pada ibu maupun janin yang akan di lahirkan. Salah satu dampak dari kekurangan gizi
pada saat hamil yaitu anemia, ibu yang anemia akan mengalami kondisi dengan kadar
Hb dibawah normal. Anemia defesiensi besi merupakan salah satu gangguan yang
paling sering terjadi saat kehamilan. Ibu umumnya mengalami depresi besi sehingga
hanya memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang
Anemia adalah sejenis penyakit yang disebabkan oleh kurangnya hemoglobin atau
butir-butir darah merah pada tubuh. Darah normal terdiri dari 40-45 % butir-butir darah
merah dan sekitar 55-60% plasma darah. Dari setiap 100 mililiter darah biasanya
terdapat kurang lebih 12,5 sampai 6 hemoglobin. Di dalam setiap satu milimeter kubik
darah terdapat 4.500.000 sampai 5.500.000 sel-sel darah merah, kalau darah seseorang
kurang dari jumlah darah yang terendah maka seseorang itu tergolong anemia (Maria,
2008).
Seorang ibu hamil akan melahirkan bayi yang sehat bila tingkat kesehatan dan
gizinya berada pada kondisi yang baik. Pada saat ini masih banyak ibu hamil yang
mengalami masalah gizi, khusus nya gizi kurang (KEK) dan anemia gizi. Saat
kehamilan ibu hamil lebih banyak membutuhkan ptotein, kalori, vitamin dan mineral
seperti asam folat dan besi untuk perkembangan bayi dan ibu hamil. Jika ibu tidak
memenuhi kebutuhan tersebut maka ibu cenderung akan mengalami anemia (Supariasa
dkk, 2016).
Safe Motherhood adalah upaya yang dilakukan untuk menekan angka kematian
ibu. Di Indonesia upaya Safe Motherhood diartikan sebagai upaya untuk kesejahteraan
atau keselamatan ibu. Gerakan yang digunakan untuk menyelamatkan wanita agar
kehamilan dan persalinanya berjalan dengan sehat, aman dan mendapatkan bayi yang
sehat. Safe Motherhood merupakan upaya global untuk mencegah atau menurunkan
Pelaksanaan Safe Motherthood terdapat 3 pesan kunci dalam MPS yaitu setiap
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, setiap komplikasi obstetrik dan
neonatal mendapat penanganan adekuat, dan setiap perempuan usia subur mempunyai
komplikasi keguguran. Empat strategi utama dalam MPS yaitu meningkatkan akses
dan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang berkualitas,
membangun kemitraan yang efektif melalui kerja sama lintas program, lintas sektor
dan mitra lainnya, mendorong pemberdayaan perempuan dan juga keluarga melalui
penyediaan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
Strategi MPS yaitu mendorong pemberdayaan dan juga keluarga melalui peningkatan
pendidikan kesehatan kehamilan sebab kematian dan kesakitan pada ibu hamil dan bersalin
serta bayi baru lahir sejak lama menjadi masalah terutama di negara-negara berkembang.