Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
dalam bentuk kegiatan pokok. Tugas pokok puskesmas meliputi tiga aspek,
salah satu hak dasar manusia, serta salah satu dari tiga faktor pendidikan dan
yang sangat diperlukan era globalisasi. Untuk itu kesehatan bagi setiap
b. Misi
manusia)
3. Kondisi Geografis
Lintang Selatan dan 119º 21' 04, 7 Bujur Timur. Kecamatan Anreapi
pegunungan. Luas kecamatan Anreapi sekitar 124,62 km2 atau 6,16% dari
ada yang berbatasan langsung dengan laut. Jarak dari ibukota kecamatan
1. Kelurahan Anreapi
2. Duampanua
3. Kelapa Dua
4. Pappandangan
5. Kunyi
Jumlah penduduk
Binuang
data yang telah dilakukan dan disesuaikan dengan tujuan penelitian maka
No Umur F %
1 <21Tahun 0 0
2 21-35 Tahun 10 100
3 >35 Tahun 0 0
Total 10 100
Sumber : Data Primer 2018
(100 %), pada umur <21 tahun dan >35 tahun sebanyak 0 orang
(0 %).
Tabel 4.2
Distribusi Responden Menurut Pendidikan di Puskesmas
Anreapi Kabupaten
Polewali Mandar
No Pendidikan F %
1 SD 0 0
2 SMP 1 10
3 SMA 6 60
4 PT 3 40
Total 10 100
Sumber : Data Primer 2018
40 %)
Tabel 4.3
Distribusi Responden Menurut Pekerjaan di Puskesmas
Anreapi Kabupaten
Polewali Mandar
No Pekerjaan F %
1 Bekerja 4 40
2 Tidak bekerja 6 60
Total 10 100
Sumber : Data Primer 2018
Tabel 4.4
Distribusi Responden Menurut Paritas di Puskesmas Anreapi
Kabupaten
Polewali Mandar
No Paritas F %
1 Primigravida 7 80
2 Multigravida 3 20
Total 10 100
Sumber : Data Primer 2018
kelancaran ASI sebelum dan sesudah pemberian buah papaya dan daun
kelor.
Tabel 4.6
Distribusi Responden Berdasarkan Kelancaran ASI Sebelum
dan Sesudah Intervensi Pada Hari 1
(100%).
Tabel 4.7
Distribusi Responden Berdasarkan Kelancaran ASI Sebelum
dan Sesudah Intervensi H 2
(80%).
Tabel 4.8
Distribusi Responden Berdasarkan Kelancaran ASI Sebelum
dan Sesudah Intervensi
Pada H 3
(60%).
Tabel 4.9
Distribusi Responden Berdasarkan Kelancaran ASI Sebelum
dan Sesudah Intervensi
Pada H 4
(60%).
Tabel 4.10
Distribusi Responden Berdasarkan Kelancaran ASI Sebelum
dan Sesudah Intervensi
Pada H 5
(40%).
Tabel 4.11
Distribusi Responden Berdasarkan Kelancaran ASI Sebelum
dan Sesudah Intervensi
Pada H 6
%).
Tabel 4.12
Distribusi Responden Berdasarkan Kelancaran ASI Sebelum
dan Sesudah Intervensi
Pada H 7
(20%).
Tabel 4.13
Distribusi Responden Berdasarkan Kelancaran ASI Sebelum
dan Sesudah Intervensi
Pada H 8
(20%).
Tabel 4.14
Distribusi Responden Berdasarkan Kelancaran ASI Sebelum
dan Sesudah Intervensi
Pada H 9
(20%).
Tabel 4.15
Distribusi Responden Berdasarkan Kelancaran ASI Sebelum
dan Sesudah Intervensi
Pada H 10
(0%).
Tabel 4.16
Distribusi Responden Berdasarkan Kelancaran ASI Sebelum
dan Sesudah Intervensi
Pada H 11
(0%).
Tabel 4.17
Distribusi Responden Berdasarkan Kelancaran ASI Sebelum
dan Sesudah Intervensi
Pada H 12
(0%).
Tabel 4.18
Distribusi Responden Berdasarkan Kelancaran ASI Sebelum
dan Sesudah Intervensi
Pada H 13
(0%).
Tabel 4.19
Distribusi Responden Berdasarkan Kelancaran ASI Sebelum
dan Sesudah Intervensi
Pada H 14
(0%).
1.1.2.3 Analisa Bivariat
papaya dan daun kelor terhadap kelancaran ASI pada ibu menyusui di
Tabel 4.9
pada hari terakhir sebelum intervensi adalah sebesar 33,0 dan pada
sebelum dengan signifikansi adalah p = 0.002 < α 0,05 maka ini berarti
Responden Menurut Umur 21-35 tahun sebanyak 5 (100 %), tamat SMA
sebanyak 2 responden (40 %), PT sebanyak 3 responden (60 %). Sebagian besar
responden tidak bekerja sebanyak 2 (40 %) dan bekerja sebanyak 3 (60 %).
Dengan paritas responden anak ke-1 sebanyak 4 (80 %) dan anak ke-2 sebanyak 1
(20 %).
Pijat oksitosin ini dilakukan untuk merangsang reflek oksitosin atau reflek let
down Pijat oksitosin juga merupakan tindakan yang dapat dilakukan oleh suami
pada ibu menyusui yang berupa back massage pada punggung ibu untuk
sel-sel miopitelium disekitar alveoli berkontraksi dan membuat ASI mengalir dari
alveoli ke duktuli menuju sinus dan putting kemudian dihisap oleh bayi. Semakin
lancar pengeluaran ASI semakin banyak pula produksi ASI (Wijayanti, 2014).
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Mardiyaningsih (2010) bahwa produksi ASI
sangat dipengaruhi oleh hormon prolaktin yang akan memproduksi ASI, dan
kelancaran ASI pada hari pertama sebelum intervensi dengan indikator tidak
lancar sebanyak 5 orang (100 %), sesudah intervensi tidak lancar sebanyak 3
orang (60 %) dan lancar sebanyak 2 orang (40 %). Hari kedua sebelum intervensi
dengan indikator tidak lancar sebanyak 4 orang (80 %), dan lancar 1 orang (20
%). Sesudah intervensi indikator tidak lancar sebanyak 1 orang (20 %) dan lancar
4 orang (80 %). Pada hari terakhir sebelum intervensi indikator tidak lancar
sebanyak 5 orang (100 %). Sesudah intervensi indikator lancar sebanyak 5 orang
Hal ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa massage punggung/pijat
oksitosin sangat mempengaruhi ASI karena efek dari fisiologis pijat oksitosin
oksitosin.
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa
dan garam-garam anorganik yang disekresikan oleh kelenjar mamae ibu, dan
berguna sebagai makanan bayi. ASI dibedakan menjadi tiga stadium yaitu :
kolostrum, asi susu transisi dan air susu matur. Kolostrum adalah air susu yang
kolostrum sampai sebelum ASI matang, yaitu sejak hari ke-4 sampai hari ke-10
Volume ASI yang diproduksi dan dikeluarkan oleh kelenjar payudara dapat
Produksi ASI yang akan dihasilkan ibu pada kelenjar payudaranya tidaklah sama
setiap wakunya. Dikatakan bahwa volume ASI akan menurun sesuai dengan
cukup adekuat, maka akan dihasilkan secara bertahap 10-100 ml ASI. Produksi
ASI akan optimal setelah hari 10-14 usia bayi. Bayi sehat akan mengkonsumsi
pertama, 400-600 pada 6 bulan kedua usia bayi, dan akan menjadi 300-500 ml
Pada penelitian ini sampel ibu yang diambil adalah ibu post partum hari ke 4-
10. Jumlah produksi ASI sebelum dilakukan massage punggung dihitung dengan
cara memerah ASI dengan menggunakan pompa payudara yang kemudian diukur
susu atau gelas ukur, ASI yang ditampung yaitu ASI sebelum dan sesudah
pemijatan 15-20 menit, setelah dipijat kemudian diperah dan ditampung kembali
2 jam setelah pemijatan selain itu peneliti juga menggunakan Standar Operasional
Prosedur Tindakan Pijat Oksitosin yang berdasarkan Departemen Kesehatan
Tahun 2007.
1.2.3 Pengaruh Massage Punggung Pada Ibu Nifas Terhadap Kelancaran ASI
punggung dan setelah diberikan tindakan terhadap produksi ASI diatas dengan
menggunakan uji t berpasangan didapat nilai signifikan 0,002 < α =0,05 maka Ho
ditolak yang berarti bahwa ada perbedaan sebelum dan sesudah tindakan.
judul “Pengaruh Terapi Pijat Oksitosin terhadap Produksi ASI pada Ibu Post
penelitian P value 0,001 < 0,05, yang menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan nilai rata-rata sebelum dan setelah dilakukan terapi pijat oksitosin,
maka dapat disimpulkan bahwa terapi pijat oksitosin ini efektif digunakan pada
Ada pula penelitian yang dilakukan oleh Mera Delima dengan judul
eksperimen quasi, dengan pendekatan pretest satu kelompok dan posttest. Dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa ada efek pijat oksitosin untuk meningkatkan
ASI adalah umur responden atau pengaruh psikologis dari ibu. Jika ada rasa
cemas, stress dan ragu yang terjadi, maka pengeluaran ASI bisa terhambat. Umur
juga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produksi ASI, ibu
yang usianya lebih muda (21-35 tahun) akan lebih banyak memproduksi ASI
dibandingkan dengan ibu yang usianya lebih tua (Biancuzzo, 2003). Namun tidak
semua ibu berusia diatas 35 tahun tidak terjadi peningkatan ASI hal ini bisa
disebabkan oleh nutrisi yang baik serta psikologis ibu yang baik. Selain Ibu harus
yaitu mendengarkan suara bayi yang dapat memicu aliran yang memperlihatkan
lingkungan saat menyusui; rasa percaya diri sehingga tidak muncul persepsi
dan hormon dan memberikan ketenangan alami, sentuhan dan Pijat Pijatan Ketika
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan penjelasan pada bab sebelumnya, maka penulis menarik
ASI Pada Ibu Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Massenga Kabupaten Polewali
Mandar.
kelancaran ASI pada hari terakhir sebelum intervensi dengan indikator tidak
lancar sebanyak 5 orang (100 %), dan sesudah intervensi lancar sebanyak 5 orang
(100 %).
1.1.2 Pengaruh Massage Punggung Terhadap Kelancaran ASI Pada Ibu Nifas di
signifikan p = 0,002 < α =0,05 maka Ho ditolak yang berarti bahwa ada pengaruh
ruangan untuk mengaplikasikan tindakan massage punggung pada ibu nifas yang
keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien beserta
keluarganya tentang salah satu tindakan yang efektif dalam memperlancar ASI
yang mudah dilakukan. Maka kita harus menerapkan tindakan tersebut kepada
kelancaran ASI.
(Astutik, 2014).