Вы находитесь на странице: 1из 28

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1 Hasil Penelitian

1.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian

1. Profil Puskesmas Anreapi

Sebagaimana diketahui Puskesmas adalah kesatuan organisasi kesehatan

fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang

juga membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan

kesehatan menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerja

dalam bentuk kegiatan pokok. Tugas pokok puskesmas meliputi tiga aspek,

yaitu: pertama member pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau,

cakupannya luas, dan sesuai dengan kebutuhan rendah masyarakat, membina

peran serta masyarakat. Kedua membina peran serta masyarakat dalam

berbagai upaya kesehatan. Ketiga, mengembangkan usaha-usaha inovativ

agar terjamin pemerataan pelayanan tergantinya potensi masyarakat.

2. Kesehatan merupakan karunia Tuhan yang sangat berharga dan merupakan

salah satu hak dasar manusia, serta salah satu dari tiga faktor pendidikan dan

pendapatan menentukan indeks pembangunan sumber daya saing bangsa

yang sangat diperlukan era globalisasi. Untuk itu kesehatan bagi setiap

penduduk terbatas kemampuannya serta yang berpengetahuan dan

berpendapatan perlu diperjuangkan secara terus menerus dengan cara

mendekatkan akses pelayanan kesehatan di puskesmas dan rumah sakit, dan

sekaligus memberdayakan kemampuan mereka melalui pengembangan

berbagai upaya kesehatan bersumber daya. Visi Misi Puskesmas Anreapi


a. Visi

Mewujudkan masyarakat Anreapi yang sehat dan mandiri

b. Misi

1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Yang Sesuai Standar.

2. Mendorong Kemandirian Hidup Sehat Bagi Setiap Keluarga

Dengan Meningkatkan Akses Terhadap Jamban Sehat Keluarga

Dan Perilaku Hidup Yang Bersih Dan Sehat (phbs).

3. Mengerakkan Pembangunan Berwawasan Kesehatan di Wilayah

Kerja Puskesmas Melalui Kerjasama Lintas Sektor.

4. Meningkatkan Profesionalisme SDM Puskesmas (sumber daya

manusia)

3. Kondisi Geografis

Berdasarkan geografis Kecamatan Anreapi terletak anatara 3º 23' 01, 03

Lintang Selatan dan 119º 21' 04, 7 Bujur Timur. Kecamatan Anreapi

merupakan daerah dengan daratan rendah dan berbukit cenderung

pegunungan. Luas kecamatan Anreapi sekitar 124,62 km2 atau 6,16% dari

luas kabupaten polewali mandar, semua wilayah di kecamatan Anreapi tidak

ada yang berbatasan langsung dengan laut. Jarak dari ibukota kecamatan

Anreapi ke ibukota kabupaten polewali mandar sekitar 5 km. Puskesmas

Anreapi kecamatan Anreapi Kabupaten Polewali Mandar mempunyai 1

kelurahan dan 4 desa, dengan jumlah penduduk sebanyak :

1. Kelurahan Anreapi

2. Duampanua

3. Kelapa Dua
4. Pappandangan

5. Kunyi

 Jumlah penduduk

Terdiri dari 1 kelurahan dan 4 desa :

Jumlah Penduduk : 10,656 jiwa

Laki-laki : 5168 jiwa

Perempuan : 5488 jiwa

Puskesmas Anreapi yang terletak di wilayah Kecamatan Anreapi

Kabupaten Polewali Mandar dengan batas luas sebagai berikut :

a. Sebelah utara Kecamatan Matakali

b. Sebelah selatan bebatasan dengan Kecamatan Polewali dan Kecamatan

Binuang

c. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Matakali

d. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Mamasa

4.1.2 Gambaran Khusus Hasil Penelitian

Penelitian mengenai Efektifitas Buah Papaya Dan Daun Kelor Terhadap

Kelancaran Produksi ASI pada Ibu Menyusui di Puskesmas Anreapi Kabupaten

Polewali Mandar, dilaksanakan selama ± 14 hari, berdasarkan hasil pengolahan

data yang telah dilakukan dan disesuaikan dengan tujuan penelitian maka

diperoleh hasil yang disusun dalam bentuk tabel sebagai berikut :

4.1.2.1 Karakteristik Responden

a. Data demografi responden

1. Distribusi Responden menurut umur


Tabel 4.1
Distribusi Responden Menurut Umur di Puskesmas Anreapi
Kabupaten
Polewali Mandar

No Umur F %
1 <21Tahun 0 0
2 21-35 Tahun 10 100
3 >35 Tahun 0 0
Total 10 100
Sumber : Data Primer 2018

Pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 10 responden,

maka jumlah responden yang berumur 21-35 tahun sebanyak 10

(100 %), pada umur <21 tahun dan >35 tahun sebanyak 0 orang

(0 %).

2. Distribusi responden menurut pendidikan

Tabel 4.2
Distribusi Responden Menurut Pendidikan di Puskesmas
Anreapi Kabupaten
Polewali Mandar

No Pendidikan F %
1 SD 0 0
2 SMP 1 10
3 SMA 6 60
4 PT 3 40
Total 10 100
Sumber : Data Primer 2018

Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 10 responden,

maka pendidikan Tamat SMP sebanyak 1 responden ( 10 % ),


SMA sebanyak 6 responden ( 60 %), PT sebanyak 3 responden (

40 %)

3. Distribusi responden menurut pekerjaan

Tabel 4.3
Distribusi Responden Menurut Pekerjaan di Puskesmas
Anreapi Kabupaten
Polewali Mandar

No Pekerjaan F %
1 Bekerja 4 40
2 Tidak bekerja 6 60
Total 10 100
Sumber : Data Primer 2018

Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 10 responden,

sebagian besar responden tidak bekerja sebanyak 6 ( 60 %) dan

bekerja sebanyak 4 ( 40 %).

4. Distribusi responden menurut paritas

Tabel 4.4
Distribusi Responden Menurut Paritas di Puskesmas Anreapi
Kabupaten
Polewali Mandar

No Paritas F %
1 Primigravida 7 80
2 Multigravida 3 20
Total 10 100
Sumber : Data Primer 2018

Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 10 responden,

sebagian besar paritas responden anak ke 1 sebanyak 7 ( 80 %)

dan anak ke 2 sebanyak 3 ( 20 %).

5. Distribusi responden menurut status kesehatan bayi


Tabel 4.5
Distribusi Responden Menurut Status Kesehatan Bayi
di Puskesmas Anreapi
Kabupaten Polewali Mandar

No Status Kesehatan Bayi F %


1 Sehat 10 100
2 Tidak sehat 0 0
Total 10 100
Sumber : Data Primer 2017

Pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 10 responden,

sebagian besar status kesehatan bayi responden tidak sehat

sebanyak 0 ( 0 %) dan sehat sebanyak 10 ( 100 %).

1.1.2.2 Analisa Univariat

Analisa univariat dalam penelitian ini akan menggambarkan hasil

distribusi variabel yang diteliti yaitu distribusi responden berdasarkan

kelancaran ASI sebelum dan sesudah pemberian buah papaya dan daun

kelor.

Tabel 4.6
Distribusi Responden Berdasarkan Kelancaran ASI Sebelum
dan Sesudah Intervensi Pada Hari 1

INTERVENSI HARI 1 BUAH PAPAYA dan DAUN KELOR


No Kelancaran
ASI PRE % POS % PRE % POS %
1 Lancar 0 0 0 0 0 0 0 50
2 Tidak lancar 5 100 5 100 5 0 5 50
Total 5 100 5 100 5 100 5 100
Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa kelancaran

ASI pada hari pertama sebelum intervensi buah papaya dengan

indikator lancar sebanyak 0 orang (0 %), dan Indikator tidak

lancar sebanyak 5 orang (100%). sesudah intervensi indicator


lancar sebanyak 0 orang (0 %) dan tidak lancar sebanyak 5 orang

(100%). sedangkan daun kelor sebelum intervensi dengan

indicator lancar sebanyak 0 orang (0 %). Dan tidak lancar

sebanyak 5 orang (100%) sesudah intervensi indicator lancar

sebanyak 0 orang (0 %) dan tidak lancar sebanyak 5 orang

(100%).

Tabel 4.7
Distribusi Responden Berdasarkan Kelancaran ASI Sebelum
dan Sesudah Intervensi H 2

INTERVENSI HARI 2 BUAH PAPAYA dan DAUN KELOR


No Kelancaran
ASI PRE % POS % PRE % POS %
1 Lancar 0 0 0 0 0 0 1 20
2 Tidak lancar 5 100 5 100 5 100 4 80
Total 5 100 5 100 5 100 5 100
Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa kelancaran

ASI pada hari ke dua sebelum intervensi buah papaya dengan

indikator lancar sebanyak 0 orang (0 %), dan Indikator tidak

lancar sebanyak 5 orang (100%). sesudah intervensi indicator

lancar sebanyak 0 orang (0 %) dan tidak lancar sebanyak 5 orang

(100%). sedangkan daun kelor sebelum intervensi dengan

indicator lancar sebanyak 0 orang (0 %). Dan tidak lancar

sebanyak 5 orang (100%) sesudah intervensi indicator lancar

sebanyak 1 orang (20 %) dan tidak lancar sebanyak 4 orang

(80%).
Tabel 4.8
Distribusi Responden Berdasarkan Kelancaran ASI Sebelum
dan Sesudah Intervensi
Pada H 3

INTERVENSI HARI 3 BUAH PAPAYA dan DAUN KELOR


No Kelancaran
ASI PRE % POS % PRE % POS %
1 Lancar 0 0 1 20 1 0 2 40
2 Tidak lancar 5 100 4 80 4 100 3 60
Total 5 100 5 100 5 100 5 100
Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa kelancaran

ASI pada hari ke tiga sebelum intervensi buah papaya dengan

indikator lancar sebanyak 0 orang (0 %), dan Indikator tidak

lancar sebanyak 5 orang (100%). sesudah intervensi indicator

lancar sebanyak 1 orang (20 %) dan tidak lancar sebanyak 4

orang (80%). sedangkan daun kelor sebelum intervensi dengan

indicator lancar sebanyak 1 orang (20 %). Dan tidak lancar

sebanyak 4 orang (80%) sesudah intervensi indicator lancar

sebanyak 2 orang (40 %) dan tidak lancar sebanyak 3 orang

(60%).
Tabel 4.9
Distribusi Responden Berdasarkan Kelancaran ASI Sebelum
dan Sesudah Intervensi
Pada H 4

INTERVENSI HARI 4 BUAH PAPAYA dan DAUN KELOR


No Kelancaran
ASI PRE % POS % PRE % POS %
1 Lancar 1 20 2 40 2 40 2 40
2 Tidak lancar 4 80 3 60 3 60 3 60
Total 5 100 5 100 5 100 5 100
Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa kelancaran

ASI pada hari ke empat sebelum intervensi buah papaya dengan

indikator lancar sebanyak 1 orang (20 %), dan Indikator tidak

lancar sebanyak 4 orang (80%). sesudah intervensi indicator

lancar sebanyak 2 orang (40 %) dan tidak lancar sebanyak 3

orang (60%). sedangkan daun kelor sebelum intervensi dengan

indicator lancar sebanyak 2 orang (40 %). Dan tidak lancar

sebanyak 3 orang (60%) sesudah intervensi indicator lancar

sebanyak 2 orang (40 %) dan tidak lancar sebanyak 3 orang

(60%).
Tabel 4.10
Distribusi Responden Berdasarkan Kelancaran ASI Sebelum
dan Sesudah Intervensi
Pada H 5

INTERVENSI HARI 5 BUAH PAPAYA dan DAUN KELOR


No Kelancaran
ASI PRE % POS % PRE % POS %
1 Lancar 2 40 2 40 2 40 3 60
2 Tidak lancar 3 60 3 60 3 60 2 40
Total 5 100 5 100 5 100 5 100
Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa kelancaran

ASI pada hari ke lima sebelum intervensi buah papaya dengan

indikator lancar sebanyak 2 orang (40 %), dan Indikator tidak

lancar sebanyak 3 orang (60%). sesudah intervensi indicator

lancar sebanyak 2 orang (40 %) dan tidak lancar sebanyak 3

orang (60%). sedangkan daun kelor sebelum intervensi dengan

indicator lancar sebanyak 2 orang (40 %). Dan tidak lancar

sebanyak 3 orang (60%) sesudah intervensi indicator lancar

sebanyak 3 orang (60 %) dan tidak lancar sebanyak 2 orang

(40%).
Tabel 4.11
Distribusi Responden Berdasarkan Kelancaran ASI Sebelum
dan Sesudah Intervensi
Pada H 6

INTERVENSI HARI 6 BUAH PAPAYA dan DAUN KELOR


No Kelancaran
ASI PRE % POS % PRE % POS %
1 Lancar 2 40 3 60 3 60 3 60
2 Tidak lancar 3 60 2 40 2 40 2 40
Total 5 100 5 100 5 100 5 100
Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa kelancaran

ASI pada hari ke enam sebelum intervensi buah papaya dengan

indikator lancar sebanyak 2 orang (40 %), dan Indikator tidak

lancar sebanyak 3 orang (60 %). sesudah intervensi indicator

lancar sebanyak 3 orang (60 %) dan tidak lancar sebanyak 2

orang (40%). sedangkan daun kelor sebelum intervensi dengan

indicator lancar sebanyak 3 orang (60 %). Dan tidak lancar

sebanyak 2 orang (40%) sesudah intervensi indicator lancar

sebanyak 3 orang (60 %) dan tidak lancar sebanyak 2 orang (40

%).
Tabel 4.12
Distribusi Responden Berdasarkan Kelancaran ASI Sebelum
dan Sesudah Intervensi
Pada H 7

INTERVENSI HARI 7 BUAH PAPAYA dan DAUN KELOR


No Kelancaran
ASI PRE % POS % PRE % POS %
1 Lancar 3 60 3 60 3 60 4 80
2 Tidak lancar 2 40 2 40 2 40 1 20
Total 5 100 5 100 5 100 5 100
Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa kelancaran

ASI pada hari ke tujuh sebelum intervensi buah papaya dengan

indikator lancar sebanyak 3 orang (60 %), dan Indikator tidak

lancar sebanyak 2 orang (40%). sesudah intervensi indicator

lancar sebanyak 3 orang (60 %) dan tidak lancar sebanyak 2

orang (40%). sedangkan daun kelor sebelum intervensi dengan

indicator lancar sebanyak 3 orang (60 %). Dan tidak lancar

sebanyak 2 orang (40%) sesudah intervensi indicator lancar

sebanyak 4 orang (80 %) dan tidak lancar sebanyak 1 orang

(20%).
Tabel 4.13
Distribusi Responden Berdasarkan Kelancaran ASI Sebelum
dan Sesudah Intervensi
Pada H 8

INTERVENSI HARI 8 BUAH PAPAYA dan DAUN KELOR


No Kelancaran
ASI PRE % POS % PRE % POS %
1 Lancar 3 60 3 60 4 80 4 80
2 Tidak lancar 2 40 2 40 1 20 1 20
Total 5 100 5 100 5 100 5 100
Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa kelancaran

ASI pada hari ke delapan sebelum intervensi buah papaya dengan

indikator lancar sebanyak 3 orang (60 %), dan Indikator tidak

lancar sebanyak 2 orang (40%). sesudah intervensi indicator

lancar sebanyak 3 orang (60 %) dan tidak lancar sebanyak 2

orang (40%). sedangkan daun kelor sebelum intervensi dengan

indicator lancar sebanyak 4 orang (80 %). Dan tidak lancar

sebanyak 1 orang (20%) sesudah intervensi indicator lancar

sebanyak 4 orang (80 %) dan tidak lancar sebanyak 1 orang

(20%).
Tabel 4.14
Distribusi Responden Berdasarkan Kelancaran ASI Sebelum
dan Sesudah Intervensi
Pada H 9

INTERVENSI HARI 9 BUAH PAPAYA dan DAUN KELOR


No Kelancaran
ASI PRE % POS % PRE % POS %
1 Lancar 3 60 3 60 4 80 4 80
2 Tidak lancar 2 40 2 40 1 20 1 20
Total 5 100 5 100 5 100 5 100
Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa kelancaran

ASI pada hari ke sembilan sebelum intervensi buah papaya

dengan indikator lancar sebanyak 3 orang (60 %), dan Indikator

tidak lancar sebanyak 2 orang (40%). sesudah intervensi indicator

lancar sebanyak 3 orang (60 %) dan tidak lancar sebanyak 2

orang (40%). sedangkan daun kelor sebelum intervensi dengan

indicator lancar sebanyak 4 orang (80 %). Dan tidak lancar

sebanyak 1 orang (20%) sesudah intervensi indicator lancar

sebanyak 4 orang (80 %) dan tidak lancar sebanyak 1 orang

(20%).
Tabel 4.15
Distribusi Responden Berdasarkan Kelancaran ASI Sebelum
dan Sesudah Intervensi
Pada H 10

INTERVENSI HARI 10 BUAH PAPAYA dan DAUN KELOR


No Kelancaran
ASI PRE % POS % PRE % POS %
1 Lancar 3 60 3 60 4 0 5 100
2 Tidak lancar 2 40 2 40 1 100 0 0
Total 5 100 5 100 5 100 5 100
Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa kelancaran

ASI pada hari ke sepuluh sebelum intervensi buah papaya dengan

indikator lancar sebanyak 3 orang (60 %), dan Indikator tidak

lancar sebanyak 2 orang (40%). sesudah intervensi indicator

lancar sebanyak 3 orang (60 %) dan tidak lancar sebanyak 2

orang (40%). sedangkan daun kelor sebelum intervensi dengan

indicator lancar sebanyak 4 orang (80 %). Dan tidak lancar

sebanyak 1 orang (20%) sesudah intervensi indicator lancar

sebanyak 5 orang (100 %) dan tidak lancar sebanyak 0 orang

(0%).
Tabel 4.16
Distribusi Responden Berdasarkan Kelancaran ASI Sebelum
dan Sesudah Intervensi
Pada H 11

INTERVENSI HARI 11 BUAH PAPAYA dan DAUN KELOR


No Kelancaran
ASI PRE % POS % PRE % POS %
1 Lancar 3 60 4 80 5 100 5 100
2 Tidak lancar 2 40 1 20 0 0 0 0
Total 5 100 5 100 5 100 5 100
Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa kelancaran

ASI pada hari ke seblas sebelum intervensi buah papaya dengan

indikator lancar sebanyak 3 orang (60 %), dan Indikator tidak

lancar sebanyak 2 orang (40%). sesudah intervensi indicator

lancar sebanyak 4 orang (80 %) dan tidak lancar sebanyak 1

orang (20%). sedangkan daun kelor sebelum intervensi dengan

indicator lancar sebanyak 5 orang (100%). Dan tidak lancar

sebanyak 0 orang (0%) sesudah intervensi indicator lancar

sebanyak 5 orang (100%) dan tidak lancar sebanyak 0 orang

(0%).
Tabel 4.17
Distribusi Responden Berdasarkan Kelancaran ASI Sebelum
dan Sesudah Intervensi
Pada H 12

INTERVENSI HARI 12 BUAH PAPAYA dan DAUN KELOR


No Kelancaran
ASI PRE % POS % PRE % POS %
1 Lancar 4 80 4 80 5 100 5 100
2 Tidak lancar 1 20 1 20 0 0 0 0
Total 5 100 5 100 5 100 5 100
Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa kelancaran

ASI pada hari ke duablas sebelum intervensi buah papaya dengan

indikator lancar sebanyak 4 orang (80 %), dan Indikator tidak

lancar sebanyak 1 orang (20%). sesudah intervensi indicator

lancar sebanyak 4 orang (80 %) dan tidak lancar sebanyak 1

orang (20%). sedangkan daun kelor sebelum intervensi dengan

indicator lancar sebanyak 5 orang (100%). Dan tidak lancar

sebanyak 0 orang (0%) sesudah intervensi indicator lancar

sebanyak 5 orang (100%) dan tidak lancar sebanyak 0 orang

(0%).
Tabel 4.18
Distribusi Responden Berdasarkan Kelancaran ASI Sebelum
dan Sesudah Intervensi
Pada H 13

INTERVENSI HARI 13 BUAH PAPAYA dan DAUN KELOR


No Kelancaran
ASI PRE % POS % PRE % POS %
1 Lancar 4 80 4 80 5 100 5 100
2 Tidak lancar 1 20 1 20 0 0 0 0
Total 5 100 5 100 5 100 5 100
Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa kelancaran

ASI pada hari ke tigablas sebelum intervensi buah papaya dengan

indikator lancar sebanyak 4 orang (80 %), dan Indikator tidak

lancar sebanyak 1 orang (20%). sesudah intervensi indicator

lancar sebanyak 4 orang (80 %) dan tidak lancar sebanyak 1

orang (20%). sedangkan daun kelor sebelum intervensi dengan

indicator lancar sebanyak 5 orang (100%). Dan tidak lancar

sebanyak 0 orang (0%) sesudah intervensi indicator lancar

sebanyak 5 orang (100%) dan tidak lancar sebanyak 0 orang

(0%).
Tabel 4.19
Distribusi Responden Berdasarkan Kelancaran ASI Sebelum
dan Sesudah Intervensi
Pada H 14

INTERVENSI HARI 14 BUAH PAPAYA dan DAUN KELOR


No Kelancaran
ASI PRE % POS % PRE % POS %
1 Lancar 4 80 4 80 5 100 5 100
2 Tidak lancar 1 20 1 20 0 0 0 0
Total 5 100 5 100 5 100 5 100
Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa kelancaran

ASI pada hari ke empat belas sebelum intervensi buah papaya

dengan indikator lancar sebanyak 4 orang (80 %), dan Indikator

tidak lancar sebanyak 1 orang (20%). sesudah intervensi indicator

lancar sebanyak 4 orang (80 %) dan tidak lancar sebanyak 1

orang (20%). sedangkan daun kelor sebelum intervensi dengan

indicator lancar sebanyak 5 orang (100%). Dan tidak lancar

sebanyak 0 orang (0%) sesudah intervensi indicator lancar

sebanyak 5 orang (100%) dan tidak lancar sebanyak 0 orang

(0%).
1.1.2.3 Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk melihat adanya efektifitas buah

papaya dan daun kelor terhadap kelancaran ASI pada ibu menyusui di

puskesmas Anreapi Kabupaten Polewali Mandar.

Tabel 4.9

Penelitian mengenai Efektifitas Buah Papaya Dan Daun Kelor


Terhadap Kelancaran Produksi ASI pada Ibu Menyusui di
puskesmas Anreapi Kabupaten Polewali Mandar,

Variabel N Rerata ±s.b p-value


Kelancaran ASI
- Sebelum (Massage Punggung) 5 33,0 ±7,6 0,002
- Sesudah (Massage Punggung) 5 144,0 ± 40,4
Sumber : Data Sekunder Tahun 2017
Berdasarkan analisis deskriptif di atas, dengan menggunakan uji t

berpasangan dapat dijelaskan bahwa rata-rata kelancaran ASI responden

pada hari terakhir sebelum intervensi adalah sebesar 33,0 dan pada

sesudah intervensi sebesar 144,0. Dari tabel tersebut terlihat bahwa

kelancaran produksi ASI sesudah intervensi lebih tinggi dari pada

sebelum dengan signifikansi adalah p = 0.002 < α 0,05 maka ini berarti

Ha diterima dan H0 ditolak, maka ada pengaruh massage punggung

terhadap kelancaran ASI pada ibu nifas di wilayah kerja puskesmas

Anreapi Kabupaten Polewali Mandar.


1.2 Pembahasan

1.2.1 Intervensi Massage Punggung Pada Ibu Nifas

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik Distribusi

Responden Menurut Umur 21-35 tahun sebanyak 5 (100 %), tamat SMA

sebanyak 2 responden (40 %), PT sebanyak 3 responden (60 %). Sebagian besar

responden tidak bekerja sebanyak 2 (40 %) dan bekerja sebanyak 3 (60 %).

Dengan paritas responden anak ke-1 sebanyak 4 (80 %) dan anak ke-2 sebanyak 1

(20 %).

Pijat oksitosin adalah pemijatan daerah tulang belakang leher, punggung,

atau sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima-keenam.

Pijat oksitosin ini dilakukan untuk merangsang reflek oksitosin atau reflek let

down Pijat oksitosin juga merupakan tindakan yang dapat dilakukan oleh suami

pada ibu menyusui yang berupa back massage pada punggung ibu untuk

meningkatkan pengeluaran hormon oksitosin (Anik, 2016).

Secara fisiologis pijat oksitosin merangsang refleks oksitosin atau let-down

untuk mensekresi hormon oksitosin ke dalam darah. Oksitosin ini menyebabkan

sel-sel miopitelium disekitar alveoli berkontraksi dan membuat ASI mengalir dari

alveoli ke duktuli menuju sinus dan putting kemudian dihisap oleh bayi. Semakin

lancar pengeluaran ASI semakin banyak pula produksi ASI (Wijayanti, 2014).

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Mardiyaningsih (2010) bahwa produksi ASI
sangat dipengaruhi oleh hormon prolaktin yang akan memproduksi ASI, dan

hormon oksitosin yang berpengaruh pada kelancaran pengeluaran ASI, karena

semakin ASI keluar produksi ASI akan semakin meningkat.

1.2.2 Kelancaran ASI Sebelum dan Sesudah Intervensi Massage Punggung

Penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik peningkatan kelancaran ASI

sebelum dan sesudah intervensi berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa

kelancaran ASI pada hari pertama sebelum intervensi dengan indikator tidak

lancar sebanyak 5 orang (100 %), sesudah intervensi tidak lancar sebanyak 3

orang (60 %) dan lancar sebanyak 2 orang (40 %). Hari kedua sebelum intervensi

dengan indikator tidak lancar sebanyak 4 orang (80 %), dan lancar 1 orang (20

%). Sesudah intervensi indikator tidak lancar sebanyak 1 orang (20 %) dan lancar

4 orang (80 %). Pada hari terakhir sebelum intervensi indikator tidak lancar

sebanyak 5 orang (100 %). Sesudah intervensi indikator lancar sebanyak 5 orang

(100 %) dan tidak lancar sebanyak 0 (0 %) mengalami peningkatan bila

dibandingkan dengan hari sebelumnya.

Hal ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa massage punggung/pijat

oksitosin sangat mempengaruhi ASI karena efek dari fisiologis pijat oksitosin

untuk merangsang hipofisis anterior dan posterior untuk mengeluarkan hormon

oksitosin.

Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa

dan garam-garam anorganik yang disekresikan oleh kelenjar mamae ibu, dan

berguna sebagai makanan bayi. ASI dibedakan menjadi tiga stadium yaitu :

kolostrum, asi susu transisi dan air susu matur. Kolostrum adalah air susu yang

pertama kali keluar berwarna kekuningan mengandung banyak protein, antibodi,


dan immunoglobulin. ASI transisi atau peralihan adalah ASI yang keluar setelah

kolostrum sampai sebelum ASI matang, yaitu sejak hari ke-4 sampai hari ke-10

yang mengandung protein semakin rendah sedangkan kadar lemak dan

karbohidrat semakin tinggi (Maryunani, 2012).

Volume ASI yang diproduksi dan dikeluarkan oleh kelenjar payudara dapat

berbeda berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya (Astutik, 2014).

Produksi ASI yang akan dihasilkan ibu pada kelenjar payudaranya tidaklah sama

setiap wakunya. Dikatakan bahwa volume ASI akan menurun sesuai dengan

waktu (Wiji, 2013).

Pada hari-hari pertama kelahiran bayi, apabila penghisapan putting susu

cukup adekuat, maka akan dihasilkan secara bertahap 10-100 ml ASI. Produksi

ASI akan optimal setelah hari 10-14 usia bayi. Bayi sehat akan mengkonsumsi

700-800 ml/hari. Produksi ASI mulai menurun 500-700 ml setelah 6 bulan

pertama, 400-600 pada 6 bulan kedua usia bayi, dan akan menjadi 300-500 ml

pada tahun kedua usia anak (Wiji, 2013).

Pada penelitian ini sampel ibu yang diambil adalah ibu post partum hari ke 4-

10. Jumlah produksi ASI sebelum dilakukan massage punggung dihitung dengan

cara memerah ASI dengan menggunakan pompa payudara yang kemudian diukur

dengan menggunakan gelas ukur dalam satuan ml.

Di mana jumlah ASI diobservasi dan ditampung dengan menggunakan botol

susu atau gelas ukur, ASI yang ditampung yaitu ASI sebelum dan sesudah

pemijatan. Dimana payudara dikosongkan terlebih dahulu 2 jam sebelum

pemijatan, kemudian ASI diperah dan ditampung (pretest) kemudian dilakukan

pemijatan 15-20 menit, setelah dipijat kemudian diperah dan ditampung kembali

2 jam setelah pemijatan selain itu peneliti juga menggunakan Standar Operasional
Prosedur Tindakan Pijat Oksitosin yang berdasarkan Departemen Kesehatan

Tahun 2007.

1.2.3 Pengaruh Massage Punggung Pada Ibu Nifas Terhadap Kelancaran ASI

Hasil analisa data tentang pengaruh sebelum diberikan tindakan massage

punggung dan setelah diberikan tindakan terhadap produksi ASI diatas dengan

menggunakan uji t berpasangan didapat nilai signifikan 0,002 < α =0,05 maka Ho

ditolak yang berarti bahwa ada perbedaan sebelum dan sesudah tindakan.

Penelitian yang mendukung yang dilakukan oleh Mariatul Kiftia, dengan

judul “Pengaruh Terapi Pijat Oksitosin terhadap Produksi ASI pada Ibu Post

Partum” Analisa statistik menggunakan Wilcoxon Rank Test. Hasil hipotesa

penelitian P value 0,001 < 0,05, yang menunjukkan adanya perbedaan yang

signifikan nilai rata-rata sebelum dan setelah dilakukan terapi pijat oksitosin,

maka dapat disimpulkan bahwa terapi pijat oksitosin ini efektif digunakan pada

ibu post partum hari ke 4-10 paska persalinan.

Ada pula penelitian yang dilakukan oleh Mera Delima dengan judul

“Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Peningkatan Produksi ASI Ibu Menyusui di

Puskesmas Plus Mandiangin”, Desain penelitian menggunakan metode

eksperimen quasi, dengan pendekatan pretest satu kelompok dan posttest. Dalam

penelitian ini menunjukkan bahwa ada efek pijat oksitosin untuk meningkatkan

produksi ASI ibu menyusui di Puskesmas Plus Mandiangin Bukittinggi 2016,

dengan p-value sebesar 0,000.


Pada penelitian ini salah satu faktor yang mempengaruhi kelancaran produksi

ASI adalah umur responden atau pengaruh psikologis dari ibu. Jika ada rasa

cemas, stress dan ragu yang terjadi, maka pengeluaran ASI bisa terhambat. Umur

juga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produksi ASI, ibu

yang usianya lebih muda (21-35 tahun) akan lebih banyak memproduksi ASI

dibandingkan dengan ibu yang usianya lebih tua (Biancuzzo, 2003). Namun tidak

semua ibu berusia diatas 35 tahun tidak terjadi peningkatan ASI hal ini bisa

disebabkan oleh nutrisi yang baik serta psikologis ibu yang baik. Selain Ibu harus

memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pijat oksitosin

yaitu mendengarkan suara bayi yang dapat memicu aliran yang memperlihatkan

bagaimana produksi susu dapat dipengaruhi secara psikologi dan kondisi

lingkungan saat menyusui; rasa percaya diri sehingga tidak muncul persepsi

tentang ketidakcukupan suplai ASI, mendekatkan diri dengan bayi; relaksasi

latihan yang bersifat merilekskan maupun menenangkan seperti meditasi, yoga,

dan relaksasi progresif dapat membantu memulihkan ketidakseimbangan saraf

dan hormon dan memberikan ketenangan alami, sentuhan dan Pijat Pijatan Ketika

menyusui, dukungan suami dan keluarga, minum kopi karena mengandung

kafein, menghangatkan payudara, merangsang puting susu yaitu dengan menarik

dan memutar putting secara perlahan dengan jari-jarinya (Astutik, 2014).


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan penjelasan pada bab sebelumnya, maka penulis menarik

kesimpulan sebagai berikut : Ada Pengaruh Massage Punggung Terhadap Kelancaran

ASI Pada Ibu Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Massenga Kabupaten Polewali

Mandar.

1.1.1 Kelancaran ASI Sebelum dan Sesudah Intervensi Massage Punggung

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik peningkatan

kelancaran ASI pada hari terakhir sebelum intervensi dengan indikator tidak

lancar sebanyak 5 orang (100 %), dan sesudah intervensi lancar sebanyak 5 orang

(100 %).

1.1.2 Pengaruh Massage Punggung Terhadap Kelancaran ASI Pada Ibu Nifas di

Wilayah Kerja Puskesmas Massenga Kabupaten Polewali Mandar

Pada hasil penelitian dengan menggunakan uji t berpasangan didapat nilai

signifikan p = 0,002 < α =0,05 maka Ho ditolak yang berarti bahwa ada pengaruh

massage punggung terhadap kelancaran ASI karena ada perbedaan yang

signifikan antara kelancaran ASI sebelum dan sesudah perlakuan.


1.2 Saran

Setelah dilakukan penelitian dan diperoleh suatu kesimpulan, maka peneliti

memberikan beberapa saran yaitu :

1.2.1 Bagi Puskesmas Massenga

Berdasarkan kesimpulan diatas dengan melakukan intervensi massage

punggung terhadap kelancaran ASI, maka diharapkan kepada tenaga kesehatan di

ruangan untuk mengaplikasikan tindakan massage punggung pada ibu nifas yang

ASInya kurang lancar.

1.2.2 Bagi Profesi Keperawatan

Massage punggung pada ibu nifas merupakan suatu bentuk tindakan

keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien beserta

keluarganya tentang salah satu tindakan yang efektif dalam memperlancar ASI

yang mudah dilakukan. Maka kita harus menerapkan tindakan tersebut kepada

pasien khususnya yang mengalami masalah terhadap ASInya.

1.2.3 Bagi Pembaca

Untuk menambah pengetahuan khususnya tentang salah satu cara untuk

memperlancar ASI dengan tindakan massage punggung untuk pembaca harus

lebih mencari secara spesifik tentang faktor-faktor yang dapat menghambat

kelancaran ASI.

1.2.4 Bagi STIKes Bina Generasi Polewali Mandar


Diharapkan agar hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi pendukung

secara ilmiah dalam penelitian dan keilmuan selanjutnya, dalam hal

pengembangan ilmu keperawatan khususnya keperawatan maternitas.

1.2.5 Bagi Penelitian Lebih Lanjut

Diharapkan lebih banyak menambah besar sampel penelitian dan

menambah daerah penelitian sehingga dapat terjangkau sasaran penelitian untuk

mengetahui sejauh mana pengaruh massage punggung terhadap kelancaran ASI

pada ibu nifas.

an Ketika menyusui, dukungan suami dan keluarga, minum kopi karena

mengandung kafein, menghangatkan payudara, merangsang puting susu yaitu

dengan menarik dan memutar putting secara perlahan dengan jari-jarinya

(Astutik, 2014).

Вам также может понравиться

  • FAKTOR PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM
    FAKTOR PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM
    Документ9 страниц
    FAKTOR PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM
    nurisriani
    Оценок пока нет
  • Soal Ujian Sistem Urinaria (Dr. Ragil)
    Soal Ujian Sistem Urinaria (Dr. Ragil)
    Документ5 страниц
    Soal Ujian Sistem Urinaria (Dr. Ragil)
    abiok
    100% (1)
  • Jurnal 2 2017 Bidan
    Jurnal 2 2017 Bidan
    Документ7 страниц
    Jurnal 2 2017 Bidan
    nurisriani
    Оценок пока нет
  • Format Logbook
    Format Logbook
    Документ2 страницы
    Format Logbook
    nurisriani
    Оценок пока нет
  • Sisitem Pencernaan
    Sisitem Pencernaan
    Документ41 страница
    Sisitem Pencernaan
    nurisriani
    Оценок пока нет
  • Jurnal 3
    Jurnal 3
    Документ8 страниц
    Jurnal 3
    nurisriani
    Оценок пока нет
  • Format Satuan Acara Penyuluhan Sap
    Format Satuan Acara Penyuluhan Sap
    Документ6 страниц
    Format Satuan Acara Penyuluhan Sap
    nurisriani
    Оценок пока нет
  • Suket
    Suket
    Документ2 страницы
    Suket
    nurisriani
    Оценок пока нет
  • Format Tugas Keperawatan Anak
    Format Tugas Keperawatan Anak
    Документ6 страниц
    Format Tugas Keperawatan Anak
    nurisriani
    Оценок пока нет
  • Jurnal 9
    Jurnal 9
    Документ9 страниц
    Jurnal 9
    nurisriani
    Оценок пока нет
  • Format-Satuan-Acara-Penyuluhan BIGES
    Format-Satuan-Acara-Penyuluhan BIGES
    Документ4 страницы
    Format-Satuan-Acara-Penyuluhan BIGES
    nurisriani
    Оценок пока нет
  • Jurnal 4 PDF
    Jurnal 4 PDF
    Документ7 страниц
    Jurnal 4 PDF
    nurisriani
    Оценок пока нет
  • Jurnal 1 2017
    Jurnal 1 2017
    Документ8 страниц
    Jurnal 1 2017
    ISRI ANI
    Оценок пока нет
  • Jurnal 1
    Jurnal 1
    Документ10 страниц
    Jurnal 1
    nurisriani
    Оценок пока нет
  • Format Tugas Keperawatan Anak
    Format Tugas Keperawatan Anak
    Документ6 страниц
    Format Tugas Keperawatan Anak
    nurisriani
    Оценок пока нет
  • Format Tugas Keperawatan Anak
    Format Tugas Keperawatan Anak
    Документ6 страниц
    Format Tugas Keperawatan Anak
    nurisriani
    Оценок пока нет
  • ALUR SUPERVISI KEPERAWATAN
    ALUR SUPERVISI KEPERAWATAN
    Документ1 страница
    ALUR SUPERVISI KEPERAWATAN
    nurisriani
    Оценок пока нет
  • Jurnal 9
    Jurnal 9
    Документ9 страниц
    Jurnal 9
    nurisriani
    Оценок пока нет
  • Alur Supervisi
    Alur Supervisi
    Документ1 страница
    Alur Supervisi
    nurisriani
    Оценок пока нет
  • Alur Supervisi
    Alur Supervisi
    Документ1 страница
    Alur Supervisi
    nurisriani
    Оценок пока нет
  • Jurnal 4 PDF
    Jurnal 4 PDF
    Документ7 страниц
    Jurnal 4 PDF
    nurisriani
    Оценок пока нет
  • Jurnal 9
    Jurnal 9
    Документ9 страниц
    Jurnal 9
    nurisriani
    Оценок пока нет
  • Jurnal 1 2015 Bidan
    Jurnal 1 2015 Bidan
    Документ9 страниц
    Jurnal 1 2015 Bidan
    nurisriani
    Оценок пока нет
  • Jurnal 1 2015 Bidan
    Jurnal 1 2015 Bidan
    Документ10 страниц
    Jurnal 1 2015 Bidan
    nurisriani
    Оценок пока нет