Вы находитесь на странице: 1из 124

PENGARUH HAMIL PRA-NIKAH TERHADAP

GANGGUAN JIWA

SKRIPSI

Oleh:
MALENI APRILlYANSI
NIM.101070023025

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1427 H 12006 M
PENGARUH HAMIL PRA-NIKAH TERHADAP GANGGUAN JIWA

Skripsi diajukan sebagai tug as akhir Strata-1 (S-1) pad a Fakultas Psikologi
untuk memenuhi persyaratan gelar Sarjana Psikologi

Disusun oleh
MALENI APRILlYANSI
NIM. 101070023025

Dibawah bimbingan

Pembi g'ng I Pembimbing "


~

Prof. H d n Yasun M.Si


NIP. 130351146

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1427 H / 2006 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul "Pengaruh Hamil Pra-Nikah Terhadap Gangguan Jiwa"


telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Psikologi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 17 November 2006. Skripsi
ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Psikologi.

Jakarta, 17 November 2006

Sidang Munaqosyah

ngkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota

artati M.Si M.Si

Penguji I Pengu ill

ItML/
Pmf. H"'~"
NIP. t~0351146
V,,"". MS;

Pembimbing II

Drs. Achmad S
NIP. 150267280

111
Jallgan safaft fa1l{jkgft ofeft segafa tipu aaya
aan f?!tertarikgn yang 1I1e1l{jEJoaa
:Masa re1l1aja dafaft sekgfi aafa1l1 seu1I1ur ftirfup
jatfija1l{jan sia-siakgn 1I1asa re1l1aja ftanya aengan
f?!nikJnatan sesaat
Sek.afi kjta terpuruk.tirfak.ak.an 6isa f?!1I16afi
Jlfangkgft saya1l{jlrya para mnaja yang
:Mentergesaftk.an f?!nik.matan sesaat itu
J{anya k.arena gejofak.11lasa 1I1urfa
Sefti1l{jEJa 1I1e1l16uat rfeti-aetik.rfi aepan terasa fta1l16ar

7{efezatan itu akgn ftifa1l{j


(]Jari ora1l{j ya1l{j terpenufti tuntutan syaftwatnya
'Ya1l{j ftara1l1
'Ya1l{j tersisa ftanyafaft aosa aan ftina

'J(flrena ftaCyang terpenti1l{j aafa1l1 ftirfup


Jlaafaft lne1l{jenrfafikgn rfiri, 1I1efawan ego aan a1l16isi
7{arena f?!ftormatan 6agi seora1l{j wanita dawft

Segafanya aafa1l1 ftirfup untuk.saat ini fti1l{jEJa a/iftir liayat

Vntuk.para mnaja Inrfonesia, stop sefi.§ pra-nikgli


sekgra1l{j atau 1I1enyesaCuntuk.seCa1l1anya !

h.
1(utu{is dimgan caliaya cinta yang tu{us
Ternntu/(ayali aan 6uncCa tercinta
(]3erRgt cinta aan /(asili sayang mu, serta restu yang tfi6eri/(an
:Mem6uat anancCa mampuli 6ertalian
Seliingga Gisa mempersem6aliR;-n
1(arya seaerfiana ini
fiyali aan 6uncCa
:Maa:.fRgn anancCa
fitas RgterCam6atan
:Mempersem6aliRgn R;-rya ini Rgliaaapan :Mu
rrernntu/(orang yang ter/(asili
Terima /(asili atas semua yang teCaIi tfi6e1iRgn
Perliatian, cinta yang tu{us, serta ao'a yang suci
1(au 6e1i/(an untu/(1(u seCama ini
Cinta aan ao'a:Mu mernpaRgn
Spirit yang ter6esar Rgu 6eriRgn untu/(1(u
Seliingga Rgrya ini mampuli 1(u persem6aliRgn
rrernntu/(RgRgI?::/(aRg/(aan atfil?::atfi/(1(u tercinta
7{flfian mernpaRgn inspirator cCaCam liicCup 1(u
ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi
B) November 2006
C) Maleni Aprilyansi
0) Pengaruh Hamil Pra-nikah Terhadap Gangguan Kejiwaan
E) i-xiii + 129 halaman
F) Maraknya kehidupan seks di luar nikah sekarang ini, sehingga semakin
besar pula peluang.terjadinya resiko kehamilan di luar nikah. Terjadinya
kehamilan di luar nikah yang dapat berakibat meningkatnya pengguguran
dan pembuangan bayi. Terjadinya kehamilan pra-nikah karena akibat dari
perilaku seksual pra-nikah, pergaulan remaja yang bebas dan tanpa
kontrol sosial dari orang tua sehingga banyak remaja usia sekolah yang
mengalami kehamilan di luar nikah atau hamil sebelum adanya
pernikahan (hamil pra-nikah)
Kehamilan pra-nikah adalah korban dari sistem pendidikan seks dan
kesehatan masyarakat sehingga akibatnya, tertutuplah kemungkinan bagi
remaja untuk mengetahui persoalan seksual secara terbuka, jelas dan
benar-benar mendidik, dari ketidak tahuan remaja tentang pendidikan
seks dan kesehatan reproduksi. Maka remaja tidak bisa membatasi apa
yang seharusnya mereka lakukan, serta akibat yang di limbulkan dari
perilaku seks secara bebas.
Setelah terjadinya kehamilan orang tua akan menyalakan remaja tersebut
sedangkan orang tua tidak mau menyadari bahwa masalah tersebut
adalah akibat dari pendidikan yang salah di terapkan untuk remajanya
sendiri. Sedangkan bagi remajanya sendiri akibat yang ditimbulkan dari
perilaku seks bebas tersebut adalah kehamilan pra-nikah, putus sekolah,
serta tertundanya karir, perasaan bersalah, dan merasa takut ,
cemas,sedih, dan gelisah bahkan sampai pada gangguan psikologis,
sehingga merasa hidup tidak tenang dan tidak ada kebahagian dalam
hidupnya.
Sesungguhnya ketenangan hidup, ketentaraman jiwa atau kebahagiaan
hidup memang ada pengaruhnya terhadap masalah atau problem yang
individu hadapi. Karena masalah itu begitu pelik sehingga individu
tersebut dihinggapi oleh rasa gelisah tanpa terkontrol bahkan kadang
membawa kepada keabnormalan tindakan dan sikap dalam
hidupnya.(Zakiah Oaradjat, 2001, hal:9)
Tujuan penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh hamil pra-nikah terhadap
gangguan jiwa remaja yang mengalaminya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kualitatif dengan
pendekatan studi kasus. Dengan memperoleh data melalui wawancara
mendalam (depth ihterView) adalah metode utama yang digunakan dan
didukung oleh observasi sebagai pelengkap. Kriteria subyek penelitian ini
adalah remaja yang mengalami kehamilan sebelum menikah pada
rentang usia 17-25 tahun yang berada di wilaya Desa Suka-Raja
Kecamatan Karang Jaya Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatra
Selatan.

Dari hasi penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :


a. Gambaran umum kehidupan seksual subyek
Dari hasil peneliti bahwa dari seluruh subyek memiliki alasan yang
berbeda melakukan hubungan seks pra-nikah. Pada subyek AK dan IA
melakukan seks pra-nikah karena saling mencintai dan yakin bahwa
pasangannya akan menjadi pasangan hidupnya nanti. Sedangkan
pada subyek EN karena dipaksa oleh pasangannya. Usia pertama kali
pacara dari seluruh subyek antara usia 13-16 tahun, sedangkan usia
pertama kali melakukan hubungan seks pra-nikah yaitu pada usia 17-
19 tahun dan kEihamiian yang dialami merupakan kehamilan pertama
bagi semua subyek. Pasangan merupakan orang yang pertama
melakukan hubungan seks dengan subyek. Pada masing-masing
subyek hampir mengalamiperasaan emosional yang sama setelah
terjadinya kehamilan.
b. Gambaran gangguan kejiwaan
Menurut subyek penelitian, secara keseluruhan mereka merasa bahwa
kehamilan yang terjadi pada diri subyek membawa dampak psikologis
tapi pada tahap gangguan jiwa (neurosis) belum pda tahap sakit jiwa
(psikosis) akan tetapi kehamilan yang subyek alami adanya pengaru
terhadap ketengan jiwa bagi pelakunya, hanya denga mendekatkan
diri kepada Allah subyek merasa tentram. Tetapi hal itu terjadi tidak
secara langsung tapi membutuhkan waktu dan proses yang subyek
lakukan.

G) Bahan bacaan 29 (1980-2006)


Artikel, Koran, Majcilah: dan Internet
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat ilahi rabbi. Allah SWT Sang
Pencipta alam semesta. Dialah Dzat Yang Maha Pemurah, atas nikmat sehat
yang Engkau berikan sehihgga penulis dapat merampungkan skripsi ini.
Seba[)ai sebuah karya yang sangat sederhana. Shalawat serta salam penulis
panjatkan bagi Baginda Rasulullah Saw. Karena dengan einta kasihnya
membimbing umat manusia menuju jalan kebenaran.

Penulis juga mengueapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua
pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
1. Ibu Ora Netty Harlanti. M.Si, Dekan Fakultas Psikologi dan seluruh staff
Civitas Akademika Fakultas Psikologi
2. Bapak Prof. Hamdan Yasun, M.Si. Dosen pembimbing I. Terima kasih
atas bimbingan serla petunjuk-petunjuknya yang diberikan dengan tulus
hati hingga skripsi ini selesai. Dan Bapak Drs. A. Syahid, M. Ag. Selaku
DlJsen pembimbing II, terima kasih atas wawasan ilmu yang diberikan,
dorongan dan nasehat yang bapak berikan kepada penulis sehingga
skripsi ini dapat penulis selesaikan. Tak henti-hentinya memotivasi penulis
agar tetap seman gat dalam menyelesaikan skripsi ini. Di waktu yang
sangat sibuk dan padat, bapak masih bisa memberikan bimbingan dengan
senyum yang tulus, makasih sudah memberi pinjaman buku, dan dengan
suka rela bapak membantu penulis meneari bahan di internet serta
menearikan buku untuk bahan refrensi bagi penulis. Semoga Allah SWT
membalas semua kebaikan bapak dalam memberikan bimbingan kepada
penulis sudah hampir satu tahun ini.
3. Bpak Syamsul Bahri selaku kepala Desa Sukaraja beserta staffnya yang
telah memberikan bantuan kepada penulis selama melakukan penelitian.
4. Ayahanda Guntur Muda dan Bunda Haryati, terimah kasih atas semua
pengorbanan, jerih payah, materi maupun moril, dan cinta kasihnya
selama ini kepada penulis. Maafin ananda karena terlambat
mempersembahkan karya sederhana inL Jasamu tak pernah terlupakan
kan ku kenang untuk selamanyadalam hidupku, hanya do'a yang selalu
mengalir dalam relung hatiku. Sembah sujud dan mohon do'a restu untuk
Anandan ; May Allah 8WT blessed you forever. I love you so.
5. Ayahanda H. Indra Cahaya MD dan Bunda Hj. AgusmainL Terima kasih
atas semua mitivasi dan nasehat yang diberikan kepada ananda,
pengorbanan baik materi maupun morn dan cinta kasih yang diberikan
kepada Ananda selama inL Pengorbanan yang tak akan bisa anandan
bayar dengan materi, semuanya untuk selamanya akan menjadi
kenangan dalam hidup Ananda. Hanya do'a yang selalu mengalir dalam
sujud yang ananda lakukan serla memohon restu untuk anakmu. May
Allah SWT blessed you forever. I love you so.
G. Keluarga besarku yang kucintaL Teruntuk, kakak&ayu' serla keponakan
ku yang cantik 'Echa', kak cik makasih atas motivasi dan nasehatnya agar
penulis cepat-cepat merampungkan skripsi ini, yang tak bosan-bosannya
memberikan spirit kepada penulis untuk mempersembahkan karya ini
untuk keluarga besarku. Untuk adik-adikku, Yan, Zulman, Zardi makasih
do'anya agar Ayu' Tin cepat selesai, Ahilia & keluarga makasih selalu
mempertanyakan kapan Ayu' Tin selesai, untuk Zahra & Mala, makasih
sudah menjadi tempat curhat Ayu' selama ini tidak terasa ternyata
sekarang kalian sudah pada gede, serla paman-paman dan bibi-bibi
tercinta terima kasih atas semua yang telah diberikan kepada penulis
selama ini baik materi maupun morn, teruntuk 'kopek' makasih untuk
semuanya. Untuk keluarga besar Depsos tetap kompak selalu dan
seman gat terus ya !
7. Nenek dan kakek tercinta terima kasih atas dukungan dan cinta tulus yang
diberikan kepada penulis agar cepat-cepat merampungkan skripsi ini.
Setip malam selalu membangunkan penulis untuk bersujud serta tak
hentinya mendo'akan penulis agar skripsinya cepat rampung setiap sa at
selalu menjadi tempat curhat bagi penulis maksih ya ....nenek tercinta,
tidak ada kata yang indah selain do'a teruntuk nenek ku tersayang !
8. Special for some one, makasih sudah menjadi tempat berbagi selama ini,
selalu ngingatin penulis untuk selalu semangat, sesibuk apapun masih
sempat telpon hanya untuk bilang jangan lupa makan dan jaga kesehatan
agar tugasnya cepat selesai. Makasih atas semua dukungannya baik
materi maupun moril selama dalam pengerjaan skripsi ini semoga Allah
membalas semuanya. I love you so.
9. Buat seluruh responden yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
berbagi cerita dengan penulis. Terima kasih atas kerja samanya.
10. Terakhir, kepada teman-teman angkatan 2001 kelas A-D yang tidak
mungkin penulis se,butkan satu-satu, kelonpok KKN Parakan Salak, PKL
AI-Iklas (kak Iqoh, Ika Irwan, Ainun, Dewi R, Rifa, Sutikom) terima kasih
atas dukungan dan nasehatnya selama masa ini sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Teruntuk Mami dan adek-adek kecilku semoga
segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan
yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amin

Jakarta, Oktober 2006


Penulis

Maleni Apriliyansi
DAFTAR lSI

Halaman judul i
Halaman persetujuan ;........................................................................ ii
Halaman pengesahan iii
Motto iv
Dedikasi v
Abstrak vi
Kata Pengantar viii
Daftar isi xi
Daftar tabel xiii

BABI PENDAHUALUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Identifikasi Masalah .. 7
1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah 7
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 8
1.5 Sistematika Penulisan.................. 9

BAB2 KAJIAN PUSTAKA 11


2.1 Kehamilan Pra-Nikah 11
2.1.1 Pengertian Kehamilan................................ 13
2.1.2 Kehamilan Pra-nikah 13
2.1.3 Faktor Penyebab kehamilan Pra-nikah 14
2.1.4 Cara Menghindari Kehamilan pra-nikah 16
2.1.5 Aborsi 20
2.2 Gangguan Kejiwaan 24
2.2.1 Pengertian gangguan jiwa 24
2.2.2 Macam-macam gangguan kejiwaan 26
2.2.3 Gejala gangguan jiwa................. 29
2.3 Kerangka Berpikir 30

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 33


3.1 Pendekatan Penelitian 33
3.2 Teknik pengumpulan Data 36
3.2.1 Metode 36
3.3.2. Instrumen 37
3.3.3. Prosedur Penelitian 40
3.3.4. Teknik Analisa data.............................................. 41
3.3 Subyek Penelitian 43

BAB4 PRESENTASI DAN ANALISA DATA................................... 45


4.1 Gambaran Subyek Penelitian 45
4.2 Gambaran dan Analisa Kasus 56
4.2.1 Kasus EN 56
4.2.2 Kasus AK 60
4.2.3 Kasus IA 75
4.3 Analisa Antar Kasus....................................................... 86

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 95


5.1 Kesimpulan 95
5.2 Diskusi 98
5.3 Saran 100

Daftar Pustaka 102


Lampiran
Daftar Tabel

Tabel gambaran umum subyek 45


Tabel gambaran kehidupan sosial subyek 86
Tabel aspek gangguan jiwa 88

XIII
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kehamilan merupakan upaya untuk mempertahankan kelangsungan

generasi. Tanpa mekanisme kehamilan semua makhluk di alam semesta

akan punah tanpa terkecuali. Dapat disimpulkan bahwa kehamilan

merupakan kebutuhan dasar makhluk hidup, khususnya bagi manusia, untuk

menjaga kelangsungan hidupnya. Namun dalam kehidupan modern

kehamilan sudah menjpdi masalah yang sangat pelik, karena erat

hubungannya dengan populasi penduduk suatu Negara. Suatu negara akan

menj<Jdi less population kalau penduduknya enggan hamil, sebaliknya,

negara itu akan menjadi over population jika volume dan frekuensi kehamilan

warga negarnya diatas rata-rata. Sehingga jarak kehamilan seseorang harus

diatur.

Bagi remaja yang belum menikah kehamilan juga pelik karena berkaitan

dengan kesehatan repfoduksi antara lain, infeksi saluran reproduksi,

gangguan fungsi seksual (impotensi, ejakulasi dini, frigiditas) aborsi,

kema:ldulan, bahkan sampai mengakibatkan kematian (Modul PKBI, 2000).


2

Kehamilan bagi setiap wan ita adalah suatu kesempurnaan yang tidak ternilai

dan suatu kenikmatan yang menjadikan wanita yang paling berbahagia

karena itu merupakan sempurna bagi seorang ibu. Tetapi bila kehamilan itu

terjadi sebelum adanya pernikahan bisa juga berdampak pada gangguan

psikologis diantaranya, rasa penyesalan, rasa berdosa, kesedihan, marah,

dan rasa tidak percayadiri (AI-Ghifari, 2005)

Dari hasil penelitian Utomo, dkk yang dilakukan pada tahun 2000

mengestimasi pertahunnya ada sekitar 2 juta perempuan Indonesia yang

menjalani aborsi dan dari angka ini diperkirakan ada 900 ribu perempuan

yang melakukan aborsi dengan cara tidak aman, seperti melalui: tukang urut,

dukun pijat, dukun beranak/paraji atau 'backstreet doctor' . Pada tahun 2001,

Yayasan Kesehatan Perempuan melakukan penelitian di 9 klinik dan rumah

sakit di 9 kota di Indonesia dengan mengambil sampel selama 6 bulan,

Illendapatkan 1.289 perempuan Indonesia Illenjalani aborsi setelah

mendapat layanan pra-konseling sebelum tindakan aborsi dilakukan.

Dari semua penelitian tentang aborsi yang pernah dilakukan di Indonesia,

tidak ada yang dapat mengungkapkan "berapa perempuan Indonesia

meninggal setiap tahunnya akibat aborsi yang tidak aman". Peillerintah

belum pernah melakukan suatu penelitian besar dan serius tentang insiden

aborsi, apalagi untuk mengetahui jumlah korban aborsi yang tidak aman.
3

Padahal bila 12-13% aborsi tidak aman berkontribusi terhadap AKI di

Indonesia yang tertinggi, maka ini merupakan suatu tragedi kemanusiaan.

Melihat fenomena yang terjadi sekarang ini banyaknya kasus aborsi dan

wanita hamil tanpa nikah, kehamilan tanpa sebelum adanya pernikahan,

bukan hanya menimpa remaja bela san tahun akan tetapi juga pada wanita

yang sudah paruh baya, termasuk mereka yang pernah menikah Uanda).

Dibandingkan dengan mereka yang peruh baya dan wanita yang pernah

menikah persoalan psikologis yang menimpah remaja relatif lebih berat. Pada

fase remaja yang secara fisik dikatakan telah matang secara seksual, tetapi

mereka belum matang secara psikologis. Kebutuhan biologis (dorongan

seksual) para remaja tidak kalah dengan orang dewasa. Karena tidak bisa

mengontrot dorongan tersebut ditambah lemahnya kontrol sosial yang

memicu para remaj melakukan hubungan seksual (HUS) sebelum menikah,

yang mengakibatkan kehamilan sebelum adanya pernikahan yang tidak

diinginkan.

i
Fenomena kehamilan pra-nikah dan abmrsLdLkalanganremajarrrasinmenjadi

perdebatan. Masyarakat bersikap mendua. Disatu sisi dikatakan bahwa hamil

pra-nikah dan aborsi harus ditentang, di sisi lain mereka mengakui bahwa

perilaku seksual remaja sampai pada taraf membahayakan. Terjadinya

kehamilan, tentu saja terlihat nyata setelah melakukan hubungan seksual

adalah cewek. Dari hasi! CMM PKBI DKI Jakarta sebanyak 75,2%, dari 207
4

kehamilan tidak diinginkan dan hanya 6,8% yang memilih aborsi sebagai

alternatif pemecahan masalah.

Dari 55.000 kasus aborsi tidak aman setiap harinya, 95% diantaranya terjadi

di negara berkembang. Aborsi tidak aman menyumbang 13% dari seluruh

kematian ibu di dunia, walaupun di negara berkembang bisa mencapai 605

dari seluruh kematian ibu (Akin&Ergon,1998)

Demikian seriusnya dampak dari aborsi tidak aman sehingga dunia

Internasional menempatkan isu ini sebagai salah satu topik yang perlu

dibahas pada Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan

(ICPD) di Cairo tahun 1994. Pad a konferensi ini aborsi tidak aman di

identifikasi sebagai masalah masyarakat. Oleh karena itu, bila legal, harus

diselenggarakan secara aman. Hasil konferensi tersebut dipertegas dengan

Konferensi Wanita Sedunia ke-4 (PWCN) yang diselenggarakan di Beijing

pad a tahun 1995, dalam konferensi ini ditekankan mengenai hak perempuan

untuk mengatur dan merencanakan kehidupan reproduksinya. TUjuan utama

kesepakatan Internasional terse but adalah untuk mengurangi angka kematian

dan kesakitan/kecacatan perempuan akibat aborsi (IPAS, 2001 :2)

Fenomena ini bagi sebagian besar masyarakat bukanlah hal yang wajar.

Disisi lain ada kalangan yang mencoba lebih memperhatikan siswi sebagai
5

korban. Maka korban disini, adalah korban dari laki-Iaki yang menghamili atau

lebih jauh, korban dari sistem sosial dan pendidikan yang ada. Kalangan

tersebut mencoba manaruh simpali dengan memperjuangkan hal< pendidikan

yang tetap bagi siswi hamil sampai bayi yang dikandungnya dilahirkan.

Hal sen ada juga dilontarkan oleh Arifuddin, Ketua Komisi E DPRD Bantul

dalam diskusi Hak Pendidikan


. .. bagi Siswi Hamil, tanggal 9 Maret 2004, yang

digelar PKBI Yogyakarta bekerja sama dengan Jaringan Advokasi Konsuman

Reproduksi (JAK2R) Bantul Arifuddin menjelaskan tentang hak pendidikan

bagi siswi hamil sebagai berikut :

"Bahwa sebagai kota pelajar dan tingkat prevalensi siswi hamil yang cukup

linggi ISU hangat ini perlu segera dicari solusinya. Dalam pembicaraan lain

beliau menyatakan bahwa sebagian besar siswi hamil telah mengalami derita

berkepanjangan setelah ia ditipu dan ditiggalkan dalam keadaan hamil ia

(siswi) terpaksa berhenti sekolah, terjadinya aborsi, bahkan bisa

mengakibatkan kemalian."

Hasil poling PKBI tahun 2003 dikota Yogyakarta dengan responden di 3

kabupaten menyatakan kesetujuannya terhadap cuti hamil bagi siswi hamil

akibat perkosaan. Dikota Yogyakarta, misalnya, 84% (dari 91 responden)

menyatakan kesetujuan hal tersebut. Sedangkan prosentase jumlah setuju di

Bantul sebesar 72,5% (dari 69 responden) dan 78,7% (dari 61 responden)

untuk Kulon Progo.


6

Melihat fenomena tersebut PKBI Yogyakarta menguatkan asumsi siswa hamil

adalah korban dari sistem pendidikan dan kesehatan masyarakat yang tidak

memberikan pendidikan tentang reproduksi yang memadai bagi remaja.

Sehingga akibatnya, tertutuplah kemungkinanbagi siswa untuk mengetahui

persoalan seksualitas secara terbuka. Dari ketidaktahuan mereka tentang

kesehatan reproduksi, maka mereka tidak bisa membatasi apa yang harus

dilakukan dan berpengaruh pada fungsi reproduksi sehatnya. Fenomena

kehamilan pra-nikah sangat delematis, karena itu berbagai upaya dilakukan

pemerintah untuk mengantisipasi terjadinya kehamilan pra-nikah.

Mengadakan seminar tentang dampak dari perilaku seks bebas bagi para

remaja, karena untuk mengantisipasi masalah kehamilan pra-nikah sangat

dilematis. Tidak cukup hanya mempunyai pengetahuan mengenai dampak

negatif dari perilaku seksual saja tetapi dihadapkan mengenai masalah

kesehatan reproduksi remaja pada khususnya dan masyarakat Indonesia

pada umumnya demikian ditegaskan Mukhotib (2004) selakll pengurus harian

PKBI Yogyakarta.

Permasalahan yang umumnya remaja kita hadapi sekarang adalah dorongan

seksual yang meningkat diluar nikah. Usia kematangan seksual (biologis)

beilim diimbangi oleh kematangan psikososial, misalnya, kemampuan

memahami dan kesiapan menerima resiko perilaku seksualnya, kemampuan


7

mengelolah dorongan dan kemampuan mengambil keputusan secara matang

(Maters dkk, 1992)

1.2. Identifikasi masalah

Pendidikan seks adalah : Masalah mengajarkan, memberi pengertian, dan

menjelaskan masalah-masalah yang menyangkut seks, naluri, dan

perkawinan kepada anak sejak akalnya mulai tumbuh dan siap memahami

hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan seks

Hamil pra-nikah adalah: Suatu kehamilan yang oleh karena sesuatu sebab

keberadaannya tidak diinginkan atau diharapkan baik oleh ibu, bapak

maupun kedua-duanya calon orang tua bayi tersebut di karenal<an tidak

adanya hukum yang secara lagal

Ketenangan jiwa adalah: ketenangan jiwa terletak pada kepuasan, rasa

puas adalah tercapainya segala kebutuhan dan keinginan sehingga

mencapai ketenangan jiwa.

1.3. Pembatasan dan Perumusan masalah

1.3.1. Pembatasan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis perlu membatasi masalah

yang akan dibahas dalam skripsi ini. Agar tidak terlalu melebar yang pada
8

akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan sehingga sasaran dalam penulisa

skripsi ini akan tepat dan sesuai dengan tujuan dari penelitian ini
.'
Adapun hal-hal yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

Dampak psikologis dari kehamilan pra-nikah bagi remaja putri yang menjadi

korban kehamilan pra-nikah terhadap gangguan jiwa

Pada remaja umur 17-24 tahun di Kecamatan Karang Jaya Provinsi Sumatra

Selatan, serta bagaimana ketenangan jiwa mereka dalam menghadapi

problem tersebut.

1.3.2. Perumusan masalah

Setelah membatasi masalah yang akan diteliti maka penulis dapat

merumuskannya dengan pertanyaan pokok sebagai berikut :

Bagaimana pengaruh hamil pra-nikah pad a usia remaja terhadap gangguan

jiwa mereka dalam menghadapi problem tersebut.

1.4. Tujuan dan manfaat penelitian

1.4.1. Tujuan penelitian

Bagaimana pengaruh ~am.i1 pra-nikah pada usia remaja terhadap gangguan

jiwa mereka dalam menghadapi problem tersebut.

1.4.2. Manfaat penelitian

Teoritis
9

1. Hasil penelitian ini dapal digunakan untuk menambah wawasan keilmuan

khususnya pada bidang psikologi dan dijadikan salah satu acuan dalam

penanganan secara teoritikterhadap masalah remaja yang mengalami

korban kehamilan pra-nikah

2. Sumbangsih pemikiran dari penulis untuk dikembangkan lagi kepedulian

terhadap masalah (emaja

Praklis

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan bagi para orang tua, guru,

dan dunia pendidikan dalam menghadapi anak yang menjadi korban

kahamilan pra-nikah

2. Penelitian ini dapat memberikan sumbangsi pemikiran kepada para

remaja agar meningkatkan kesadaran terhadap kesehatan reproduksi

dan dampaknya bil~ m.elakukan hubungan seks sebelum menikah

1.5. Sistematika penulisan

BAB 1 Pendalluluan : Pada bab pertama ini berisi tentang latar belakang

masalah, idenlifikasi maasalah, pembatas dan perumusan masalah, lujuan

dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.


10

BAB 2 Kajian Pustaka: Pada bab ini akan dibahas adalah teori-teori tentang

penelitian yaitu, kehamilan pra-nikah, gangguan jiwa, kerangka berpikir.

BAB 3 Metodologi Penelitian: Pada bab ini membahasa tentang jenis

pendekatan yang digunakan, teknik pengumpulan data, metode, instrumen,

prosedus penelitian, teknik analisa data, subyek penelitia.

BAB 4 Presentasi dan Analisa Data: Dalam bab 4 gambaran subyek

penelitia, gambaran dan analisa kasus, analisa antar kasus

BAB 5 : Kesimpulan, diskusi dan saran serta Daftar Pustaka dan Lampiran.
BAB2

KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab pertama telah disebutkan bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui bagaimana pengaruh hamil pra-nikah terhadap gangguan jiwa

bagi remaja putri yang manjadi korban kehamilan sebelum menikah. Oleh

karena itu bab ini akan menguraikan beberapa hal yang berkaitan dengan

masalah yang akan diteliti.

2.1. Kehamilan Pra-Nikah

2.1.1. Kehamilan
( ;'
Menurut Surtiretna (2001 );'kehamilan merupakan suatu proses faali yang
)""~"~"'_"'"'_"_".""""""'_"""_""_" __"..... ,., .. ,.... h

secara normal terjadi pada hewan mamalia sebagai instink untuk

mempertahankan kehadiran kelompoknya di muka bumi. Sedangkan pad a

manusia kehamilan terjadi setelah pasangan suami-istri melakukan

senggama, yaitu ketika sperma suami membuahi sel telur istri, yang disebut

nidasi. Telur yang tela~ dibuahi akan menempel pad a dinding rahim,

kemudian tumbuh dan berkembang sampai rata-rata mencapai usia 9 bulan

ditambah 2 minggu.
12

Terjadinya kehamilan adalah bertemunya sel telur dengan sperma pertemuan

dua sel ini terjadi di ampula tuba (bagian saluran telur yang melebur). Namun

untuk sampai di ampula tuba, sel sperma harus menempuh perjalanan

panjang dari mulut leher rahim, kemudian menuju ke saluran telur. Perjalanan

sel telur pun lidak kalah panjang, setelah dilepas dari indung telur akan

ditangkap oleh fimbrac, baru berjalan menuju ampula (bagian telur yang

melf1bur). Aliah (2006) Hal: 15

Persaratan terjadinya kehamilan menurut Nina Surtiretna (2001) adalah

sebagai berikut :

1. Kelenjar kelamin pria harus dapat memproduksi sperm a yang cukup baik

dalam jumlah maupun kualitas

2. Tidak didapatkan sumbatan didalam saluran kelamin pria

3. Hasil ejakulasi harus sampai di mulut rahim

4. Lendir rahim tidak merusak sperma

5. Saluran telur wanita harus mampuh dilalui oleh sperm a maupun sel telur

(ovum)

6. Indung telur harus menghasilkan telur yang normal

7. Tidak didapatkan sumbatan antara indung telur dan fimbria! diakhir

saluran telur

8. Selaput lendir.

Sementara itu menurut pendapat Asyhari Abdul Ghapar (2000)


13

Sebab-sebab terjadinya kehamilan adalah sebagai berikut :

1. Akibat terjadinya senggama antara suami dan istri

2. Adanya injeksi sperma suami kedalam rahim istrinya, berhubungan satu

hal, sehingga suami istri tidak bisa melakukan senggama misalnya, pihak

istri sakit kelentingannya

3. Akibat adanya perbuaran zina antara seorang laki-Iaki dengan istri orang

lain

4. A kibat adanya zina antara seorang perempuan dengan suami orang lain

5. Akibat adanya perbuatan zina antara seorang laki-Iaki beristri dengan

perempuan yang bokah istrinya

6. Adanya perbuatan zina antara perempuan bersuami dengan laki-Iaki yang

bukan suaminya

7. Adanya hubungan seksual antara seorang gadis dengan seorang perjaka

8. Adanya hubungan seksual antara seorang duda dan seorang janda

9. Adanya hubungan seksual seorang duda dengan seorang gadis

10. Adanya hubungan seksual antara seorang perjaka dengan seorang janda

1'1, Adanya injeksi sperm a laki-Iaki ke dalam rahim perempuan yang

merupakan suami istri .

2.1,2. Kehamilan Pra-nikah

Kehamilan pra-nikah adalah suatu kondisi kehamilan yang terjadi pad a

seorang perempuan dari laki-Iaki yang menghamilinya tanpa melalui


14

pernikahan secara islam maupun undang-undang yang berlaku (Thalib,

1996). Sedangkan penyebab terjadinya kehamilan pranikah bagi remaja

adalah, karena pola pergaulan dan kehidupan free sex yang dilakukan tanpa

adanya kontrol sosial. Ozzi (2004) melihat akioat yang ditimbulkan dari hamil

tanpa pernikahan adalah karena malu, tidak bisa diterima dalam masyarakat,

hamil tanpa suami, tidak dapat melanjutkan sekolah/karir, gangguan fisik

yang menpenghentian proses kehamilan.

Ketika dorongan seksual pada remaja muncul dan tidak bisa menahan diri

dan belum mempunyai pasangan yang sah, untuk menyalurkan dorongan

seksual tersebut. Tapi ada sebagian remaja yang mengangagap dorongan

seksual yang datang harus disalurkan dan hal inilah yang menjadi masalah

pada kehidupan remaja sehingga terjadinya hubungan seksual sebelum

nikah, maka bukan tid~k mungkin mengalami kehamilan

http://situs.kesrepro.info/krr/referensi5. htm

2.1.3. Faktor-faktor Penyebab Kehamilan pra-nikah

Banyak faktor yang menyebabkan kehamilan pra-nikah, menurut Yahya

Ma'shum dan Chatarina Wahyurini (2004), antara lain:

1. Penundaan dan peningkatan jarak usia nikah dan semakin dininya usia

mensturasi pertama (menarche). Usia menstruasi yang semakin dini dan

usia kawin yang semakin tinggi menyebabkan "masa-masa rawan"


15

semakin panjang. Hal ini terbukti dengan banyaknya kasus hamil di luar

nikah

2. Ketidak tahuan atau minimnya pengetahuan tentang perilaku seksual

yang dapat mengakibatkan kehamilan sebelum menikah. Masih banyak

diantara kita yang masih salah persepsi. Misalnya, beranggapan bahwa

kita tidak akan hamil jika "hanya" melakukan peting atau begitu selesai

HUS langsung loncat-Ioncat.

3. Kehamilan yang diakibatkan pemerkosaan

4. Kondisi kesehatan ibu yang tidak mengizinkan untuk hami!. Bila

kehamilannya dileruskan, maka dapal membahayakan keselamalan ibu

dan bayinya.

5, Masih sekolah, biasanya banyak dialami remaja yang belum menikah.

6. Kehamilan karena incest (hubungan seksual anlara saudara yang

sedarah)

htlp://www.kompas.com/kompas-celak/0307/25/muda/452254.hIm

Bahaya dan kerugian pada remaja bila lerjadi Kehamilan adalah :

1. Remaja /calon ibu lidak mengurus kehamilan dengan baik, sehingga sulil

dijamin adanya kualilas kesehalan bayi yang baik.

2, Perasaan kasih yang lulus dan kual dari ibu kepada bayi sulil diharapkan

dan diperoleh sehingga memungkinkan masa depan anak akan lerlanlar,

3. mengakhiri kehamilan dengan melakukan "aborsi"


16

2.1.4. Cara Menghindari Kehamilan Pra-nikah

Cara menghindari kehamilan sebelum menikah (hamil pra-nikah) bagi para

remaja adalah, tidak melakukan hubungan se"s Abstinesia pad a masa

remaja, hal ini membutuhkan komitmen, motivasi dan pengendalian diri yang

kuat yang harus dilaksanakan oleh remaja. Sebaliknya remaja perlu

meningkatkan kemampuan untuk menolak setiap ajakan berhubungan seks

dari pacar atau pasangannya, karena seks bukan satu-satunya cara untuk

menggungkapkan cinta kepada pasangan atau pacar.

hltp://www.bkkbn.go.id/print.php?tid=2&rid=99

Kesiapan seorang perempuan untuk hamil dan melahirkan atau mempunyai

allak ditentukan oleh kesiapan dalam tiga hal, yaitu kesiapan fisik, kesiapan

mental/emosi/psikologis dan kesiapan sosial/ekonomi. Secara umum,

seorang perempuan di.kati:lkan siap secara fisik jika telah menyelesaikan

pertumbuhan tubuhnya (ketika tubuhnya berhenti tumbuh), yaitu sekitar usia

20 tahun. Sehingga usia 20 tahun bisa dijadikan pedoman kesiapan fisiko

hltp :lIs itus. kes pero. info/k rr/refe re nsi5. htm

Remaja dimungkinkan untuk menikah pada usia dibawah 20 tahlln sesuai

dellgall Undang-undang Perkawillall NO.1 tahlln 1979 bahwa usia minimal

menikah bagi perempuan adalah 16 tahun dan bagi laki-Iaki 18 tahun. Tetapi

perlu di ingat beberapa hal sebab perkawillan usia dini sebagai berikut :
17

1. Ibu muda pada waktu hamil kurang memperhatikan kehamilannya

termasukusia kehamilan. Ini bardampak pada meningkatnya berbagai

resiko kehamilan.

2. Ibu muda pada waktu hamil sering mengalami ketidak teraturan tekanan

darah dapat berdampak pad a keraeunan kahamilan serta kekejangan

yang berakibat kemalian

3. Penelitian juga memperliahatkan bahwa usia muda (dibawah 20 tahun)

sering kali berkaitan dengan belum sempurnanya perkembangan dinding

rahim. http://situs.kespero.info/krr/referensi5.htm

Gambaran perasaan bersalah, malu besar dan stres ini di kemukakan oleh

Maryam, ibunda nabi Isa as. Ketika perasaan itu muneul ia mengandung

tanpa suami, karena Allah SWT memilihnya sebagai wanita sue!. Walaupun

Maryam menyadari dirinya dikehendaki oleh Allah mengandung dengan eara

luar b;asa, akan tetapi ia tetap menyadari sik.,p masyarakat terhadapnya

sesuai dengan firman Allah Qs. Maryam ayat 22-23

('1'\ : (./) \~_a; \JLS:::.;. '; :.:.,:C~ ;.:i:..;.j

Artinya : Maka maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan

kandungannya itu ke tempat yang jauh. (Q.S. Maryam : 22)


18

Artinya : .... Seraya berkata : "aduhai, a/angkah baiknya aku mati sebelum ini,

dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan." (Q.S. Maryam : 23)

Maryam menyadari betul bahwa jika seorang wan ita hamil, sedangkan dia

tidak mempunyai suami yang diketahui masyarakatnya. Maka pasti ia akan

dihina dan diperolok-olok serta dicibir oleh mereka. Perlakuan masyarakat

semaeam itu tentu saja sangat menyesakkan dada yang bersangkutan,

bahkan bisa pula mendorong yang bersangkutan bunuh diri. Pengungkapan

rasa gundah, malu, sedih, dan hina yang bercampur aduk dalam diri seorang

wanita yang hamil tanpa suami seeara tepatnya lagi jika dinyatakan pada

ayat diatas. Maryam yang dikenal masyarakatnya sebagi seorang perawan

suei dan sehari-hari hidup dalam keluarga Nabi Bani Israil, sangat merasakan

stres berat. Sebab ia memang diketahui oleh masyarakatnya belum

bersuami. Tetapi ia kini menghadapi kenyataan bahwa dirinya hamil,

sedangkan masyarakat tidak pernah mendengar dan mengetahui dirinya

punya suami (Thalib,1995)

Menghadapi kenyataan pahit seperti itu Maryam berangan-angan unluk mali

saja sebelum ia melahirkan bayi yang Allah takdirkan akan muneul tanpa

ayah. Memang Maryam lidak mengatakan lebih baik bunuh diri dari pada

menanggung malu dit~nga.h masyarakat selama hidup. Hal ilu tidak akan
19

dilakukan karena dia adalah seorang wan ita muslim yang takwa kepada

Allah. Tetapi tidak ingin menanggung malu yang telah dibayangkannya pasti

akan menimpa dirinya. Namun Allah berkehendak untuk tetap meneruskan

ketetapan-Nya walau pun manusia sejagat terheran-heran, bahkan menuduh

Maryam perempuan serong.

Demikianlah suasana batin seorang wan ita yang hamil tanpa suami. la akan

terlanda stres berat, ia ingin mengasingkan diri ketempat lain. Sehingga

menjadi orang yang terlupakan oleh Iingkungan yang mengenalnya selama

ini. la ingin berada dite.mpat sunyi yang jauh dari teman karib dan

tetangganya agar dapat mengubur rasa hina yang meIekat erat pada dirinya.

Keadan semacam ini tetap berlaku sampai sekarang dalam lingkungan

masyarakat yang beradab dan bersih sifat kemanusiaannya.

Kalau di suatu masyarakat para wanitanya yang hamil tanpa suami tidak lagi

merasa malu, terhina, dan sesak dadanya, maka hal itu pertanda moral

masyarakatnya telah rusak, hilang kesucian kemanusianya dan menjadi

kelompok kawanan srigala yang hanya mengenal kepuasan syahwat dan

dorongan hewaniah.

Dengan demikian hebatnya akibat yang ditimbulkan dari kehamilan pra-nikah.

Sesungguhnya ketenangan hidup, ketentraman jiwa atau kebahagian hidup

mem8ng ada pengarunya terhadap masalah <Jtau pun problem yang kita
20

hadapi. Karena masalah itu begitu peliknya sehingga individu tersebut

dihinggapi oleh rasa gelisah dan tanpa terkontrol bahkan kadang-kadang

mem r'3wa kepada keabnormalan tindakan dan sikap dalam hidupnya. Zakiah

DaradJal. (2001)

Orang yang tenang jiwanya tidak akan mengalami gangguan psikis seperti,

merasa putus asa, pesimis/apatis, karena ia dapat menghadapi semua

rintangan atau kegagalan dalam hidupnya dengan tenang dan wajar.

2.1.6' Aborsi

Aborsi adalah penghentian kehamilan dengan alasan apapun, sebelum janin

manlpuh hidup diluar kandungan atau sebelum berusia 20 minggu (sejak hari

pertama menstruasi berakhir) atau berat jan in kurang dari 500 gram (Williams

Obsterics, 1997).

Aborsi terbagi dua yaitu, aborsi spontan dan aborsi buatan. Saat ini tidak

dibar,,~s mengenai aborsi spontan tapi lebih kepada tindakak aborsi buatan,
21

khususnya aborsi tidak aman. Angka aborsi tidak aman sangat tinggi, yaitu

2juta kasus pertahun (Utomo, et ai, 2002). Sebanyak 58% menyatakan aborsi

dilakukan karena alasan psikososial (YKP,2003). 87% klien aborsi sudah

menikah, 12% belum menikah, dan 67% dilakukan upaya senddiri.

Saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) ada pada angka 390 per 100.000

kelahiran hidup (Maternal in Asia, 1999) atau 373 per 100.000 kelahiran

hidup (SKRT, 1995). Dan sebanyak 10-50% AKI disebabkan karena aborsi

(WHO: Gulardi, 2001)

Menurut IPPF-ESEAO·(1993), ada beberapa akibat dari pelayanan oborsi

yang tidak aman, yaitu ;

1. Pendarahan yang bisa menyebabkan kematian

2. Infeksi yang bisa menyebabkan keseluruh alat dalam panggul perempuan

yang pada akhirnya bisa menyebabkan kemandulan,

3. Sobeknya Vagina dan uterus bahkan bisa menyobekkan saluran kencing,

usus, ginjal, dan isi perut lainnya,

4. Shock yang kalau tidak segera ditangani bisa menyebabkan kematian,

5. Komplikasi terhadap ginjal, paru-paru, dan jantung, dan

6. Gangguan psikis yang bisa menetap seumur hidup

Itulah antara lain dampak negatif yang ditimbulkan dari aborsi tidak aman.

Aborsi sangat berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan perempuan

terutama jika dilakukan secara sembarangan yaitu olel1 mereka yang tidak
22

terlatih. Pendarahan yang terus-menerus serta infeksi yang terjadi setelah

tindeokan aborsi juga berdampak pad a kondisi psikologis. Perasaan sedih

karena kehilangan bayi, beban batin akibat timbulnya perasaan bersalah dan

penyesalan yang dapat mengakibatkan depresi.

Remaja putri yang mengalami hamil diluar nikah dalam menghadapi

persoalannya akan sang at membutuhkan dukungan dari orang-orang

sekitarnya, maka tidak jarang banyak remaja putri yang melakukan oborsi

ilegal, bunuh diri untuk menutupi rasa malunya dan tentunya juga berusaha

untuk menghilangkan perasaan tekanan batin yang dialaminya.

Remaja putri yang hamil diluar nikah pastinya akan mengalami banyak

tekanan, mulai dari bagaimana cara memberikan penjelasan kepada

keluarganya terhadap masalah yang dia hadapi, sampai bagaimana dalam

bersikap menghadapi om6ngan masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu

remaja putri tersebut membutuhkan dukungan dari keluarga, teman, dan

orang-orang di sekitarnya agar tidak melakukan hal-hal yang akan

membahayakan dirinya, misalnya percobaan bunuh diri, aborsi, dan lain

sebagainya yang nantinya akan membawa dampak yang lebih besar lagi

dikemudian hari.

Bagi kelurga remaja yang mengalami hal tersebut akan mendapatkan rasa

malu, karena nantinya mandapat cemoohan dari orang-orang sekitarnya.


23

Bagi kelurga remaja yang mengalami hal tersebut akan mendapatkan rasa

malu, karena nantinya mandapat cemoohan dari orang-orang sekitarnya.

Sehingga akhirnya dengan terpaksa dinikahkan anaknya meskipun secara

psikis remaja tersebut belum matang.

Impikasi secara soaial dan psikologis dari kehamilan pra-nikah menurut

Sarlito (1994) yaitu:

1. Terputusnya pendidikan dan karir

Bagi remaja putri yang hamil diluar nikah sering kali harus berhenti

sekolah atau berhanti bekerja, sehingga kesempatan untu masa depan

karir dan penghasilannya menjadi terbatas atau bahkan tertutup sama

sekali.

2. Pandangan masyarakat

Kehamilan remaja putri yang hamil diluar nikah kurang mandapatkan

tempat di masyarakat sesuai dengan norma-norma sosial di Negara-

negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia.

3. Secara psikologis

Pernikahan terpaksa karena remaja tersebut hamil diluar nikah juga akan

membawa implikasi secara psikologis, yaitu perasaan gampang curiga

dengan pasangan dan sering kali timbul insecure intimacy, yaitu perasaan

tidak aman dalam kedekatan dengan suami.


24

Pada zaman sekarang sikap masyarakat sudah lebih toleran terhadap remaja

yang hamil di luar nikah dari mulai sikap yang sangat menolak dan mengutuk

perubahan menjadi sikap acuh tak acuh, bahkan sering kali berubah sikap

penuh rasa kasihan (Kartono, 1992).

Peru bah sikap tersebut dapat membantu meringankan beban remaja putri

yang hamil tersebut.

2.2. Gangguan Jiwa

2.2.1. Pengertian Gangguan Jiwa

Gangguan jiwa menu rut Zakiah (2001) adalah kumpulan dari keadaan-

keadaan yang tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik, maupun

dengan mental. Keabnormalan tersebut tidak disebabkan oleh sakit atau

rusaknya bag ian-bag ian anggota badan, meskipun kadang-kadang gejalanya

terlihat pad a fisiko

Keabnormalan itu dapat dibagi atas dua golongan yaitu : gangguan jiwa

(neurose) dan sakit jiwa (psychose).

Ganggaun-gangguan psikis Qiwa) itu hampir-hampir tidak pernah disebabkan

oleh satu sebab saja; akan tetapi disebabkan oleh satu kompleks factor

penyebab. ( Kartini : 2003) Yaitu oleh :

1. Factor organis atau somatic; misalnya terdapat kerusakan pad a otak dan

proses dementia.
25

2. Factor-faktor psikis dan struktur kepribadiannya; misalnya reaksi neurotis

dan reaksi-psikotis pribadi yang terbelah, pribadi psikopatis, dan lain-lain.

Kecemasan, kesedihan, kesakitan hati, depresi, dan rendah-diri bisa

menyebabkan orang sakit secara psikis; mengakibatkan ketidakimbangan

mental dan desintegrasi kepribadiannya. Maka struktur kepribadian, dan

pemasakan pengalaman-pengalaman dengan cara yang keliru bias

membuat orang tergantung jiwanya. Terutaman sekali apabila beban

psikis ternyata jauh lebih berat dan melampaui kesanggupan memikul

beban tersebut.

3. Factor-faktor lingkungan atau social, faktorOfaktor mileu, pergaulan,

masyarakat luas. Usaha pembangunan, modernisasi, arus urbanisasi,

mekanisasi, dan industrialisasi menyebabkan masyarakat modern

menjadi sang at kompleks. Sehingga usaha penyesuaian diri terhadap

perubahan-perubahan social yang seba cepat dan arus modernisasi

menjadi sangat suli!. Maka banyak orang mengalami ketakutan,

kecemasan, kebingungan, frustasi, konflik bathin dan konflik terbuka

dengan orang lain, serta menderita macam-macam gangguan psikis.

Tingkat gangguan tidak banyak bergantung kepada faktor-faktor luar seperti,

keadaan sosial, ekonomi, politik, adat kebiasaan dan sebagainya. Akan tetapi

lebih tergantung kepada cara dan sikap menghadapi faktor-faktor tersebut.

Kita tidak meniadakan fakor-faktor luar itu, kerena memang ada


26

pengaruhnya, misal dalam menghadapi kemerosotan ekonomi, orang

menjadi bingung, gelisah dan sedih bukan karena kemerosotan keadaan

ekonominya itu secara langsung, akan tetapi ketidak mampuannya

menghadapi faktor tersebut dengan wajar, serta tidak dapat memikirkan apa

yang akan dilakukan untuk menghadapi perubahan yang drastis dan

mendadak itu. Akibatnya ia dihinggapi oleh rasa gelisah yang sangat, yang

kadang-kadang membawa kepada ke abnormalan tindakan dan sikap dalam

hidupnya.

Jadi yang menentukan ketenangan jiwa dan kebahagiaan hidup adalah

kesehatan mental. Kesehatan mental itulah yang menentukan tanggapan

seseorang terhadap sesuatu persoalan, dan kemampuannya menyesuaikan

diri. Kesehatan mental pulalah yang menentukan apakah orang akan

mempunyai gairah untuk hidup atau akan pasif dan tidak bersemangat.

2.2.2. Macam-Macam Gangguan Kejiwaan

Keabnormalan tersebut tidak disebabkan oleh sakit atau rusaknya bag ian-

bag ian anggota badan, meskipun kadang-kadang gejalanya terlihat pada

fisiko Keabnormalan itu dapat dibagi atas dua golongan yaitu: gangguan jiwa

(neurose) dan sakit jiwa (psychose).

Yang dijelaskan di sini adalah gangguan jiwa adalah sebagai berikut :

1. Neurasthenia
27

Salah satu gangguan jiwa yang sudah lama dikenal orang sebagai

penyakit saraf, yang dahulu disangka terjadi karena lemahnya saraf. Ciri-

cirinya adalah, badan letih tidak bersemangat, lekas merasa payah,

walaupun sedikit tenaga yang dikeluarkan, perasaan tidak enak, sebentar-

sebentar ingin marah, menggerutu, dan sebagainya.

2. Hysteria

Gangguan jiwa hysteria juga terjadi akibat ketidak mampuan seseorang

menghadapi kesukaran-kesukaran, tekanan perasaan, kegelisahan,

kecemasan dan pertentangan batin. Dalam menghadapi kesukaran itu

orang tidak mampuh menghadapinya dengan cara yang wajar, lalu

melepas tanggung jawab dan lari secara tidak sadar kepada gejala-gejala

hysteria yang tidak wajar. Diantara gejala-gajalanya ada yang

berhubungan dengan fisik dan ada pula yang berhubungan dengan

mental.

3. Psychasthenia

Psychastenia adalah semacam gangguan jiwa yang bersifat paksaan,

yang berarti kurangnya kemampuan jiwa untuk tetap dalam keadaan

integrasi yang normal. Gejalanya antara lain adalah : phobia, obsesi,

kompulsi dan lain-lain.

4. Gagap berbicara (stuttering)

Gangguan jiwa lainnya adalah gagap berbicara, ada yang dalam bentuk

terputus-putus, tertahan nafas atau berulang-ulang, biasanya gagap


28

dimulai dari umur 2 dan 6 tahun gejala ini lebih banyak terjadi pada anak

laki-Iaki, anak kembar dan orang kidal, dan mungkin disebabkan

gangguan fisik seperti kurang sempurnanya alat percakapan, gangguan

pad a pernafasan, amandel dan sebagainya. Akan tetapi bila alat tersebut

sehat dan baik maka gejala itu timbul akibat pertentangan batin sehingga

menjadi gangguan jiwa.

5. Ngompol (buang air yang tidak sadar)

Ngompol adalah salah satu dari gangguan jiwa, ada yang hanya malam

hari, dan ada yang siang hari. Biasanya hal ini terjadi, sebagai akibat dari

gangguan jiwa, tekanan perasan atau ingindiperhatikan.

6. Kepribadian psychopathi

Psychopath adalah ketidak sanggupan menyesuaikan diri yang mendalam

dan kronis. Orang-orang psychopath biasanya menampakan kesalahan

yang dibuatnya kepada orang lain. Segala persaan tidak puas, konflik jiwa

dan tekanan perasaan dan sebagainya. Tidak dapat ditahan atau diatasi

dengan wajar, akan tetapi diungkapkannya dalam bentuk kelakuan-

kelakuan yang menyebabkan orang lain menderita karenanya. Gejala-

gejsla kepribadian psychopath itu, biasanya mulai timbul pad a masa-

masa puber (13-21 tahun) dan berlangsung seumur hidup.

7. Keabnormalan seksual

Banyak pula persoalan-persoalan yang ada hubungannya dengan seksuil

di kalangan pria maupun wanita, yang timbul akibat gangguan jiwa.


29

Gejala-gajala yang sering dialami antara lain adalah, onani (masturbasi),

homo-seksuil, sadisme. Semua persoalan itu banyak mempengaruhi

kegiatan, sikap dan perbuatan orang dalam hidupnya. Oleh karena itu

perlu adanya bimbingan yang sehat dan wajar bagi remaja supaya

terhindar dari berbagai gejala-gejala keabnormalan itu.

2.2.3. Gejala Gangguan Jiwa

Gangguan perasaan yang disebabkan oleh karena terganggunya kesehatan

mentalnya adalah sebagai berikut :

1. Rasa cemas (gelisah)

Perasaan tidak menentu, panik, takut, dan tanpa mengetahui apa yang

ditakutinya dan tidak dapat menghilangkan perasaan gelisa dan

mencemaskan itu.

2 Iri hati

Sering kali orang yang iri hati atas kebahagian orang lain. Perasaan ini

bukan karena kebusukan hati separli biasa disangka orang, akan tetapi

karena ia sendiri tidak merasakan bahagia didalam hidupnya.

3. Rasa sedih

Rasa sedih yang tidak beralasan, atau terlalu banyak hal-hal yang

menyedihkannya sehingga air mukanya selalu membayangkan

kesedihan, kendati pun ia seorang yang mampuh, berpangkat dihargai

ora'lg dan lain-lain


30

4. Rasa rendah diri dan hilangnya kepercayaan kepada diri Rasa rendah diri

dan tidak percaya kepada diri sendiri banyak sekali terjadi pada remaja.

Hal ini disebabkan oleh banyaknya problem yang mereka hadapi yang

tidak mendapat penyelesaian dan pengertian dari orang-tua dan orang

dewasa lainnya.

5. Pemarah

Sesungguhnya orang dalam suasana tertent kadang-kadang perlu marah,

akan tetapi kalau ia sering marah yang tidak pada tempatnya atau tuidak

seimbang dengan sebab yang menimbulkan marah itu, maka yang

dernikian ada hubungannya dengan kesehatan mental. Marah adalah

ungkapan rasa hati yang tidak enak biasanya akibat kekecewaan, ketidak

puasan atau tidak tercapainya apa yang diinginkannya Zakiah Daradjat

(1994)

2.3. Kerangka Berpikir

Pada era globalisasi saat ini, cara pergaulan remaja indonesia sudah sangat

mengkhawatirkan dan kelewatan batas. Mereka beranggapan bergaul ala

ba,at l1Ierupakan trend masa kini vag harus mereka tim Padahal yang terjadi

saat ini banyak dari mereka tidak dapat menyaring semua informasi dengan

benar dan matang. Kesalahan ini bukan sepenuhnya milik remaja melainkan

para orang tua dan guru serta Iingkungan yang tidak mendukung ikut turut
31

serta dalam masalah ini. Rasa keingintahuan yang besar dapat mendorong

mereka melakukan tindakan yang bertentangan dengan norma dan agama.

Perilaku menyimpang seperti seks bebas yang banyak dianut kebanyakan

dari remaja akan berdampak negatif dan merugikan diri mereka sendiri. Hal

ini jelas sangat merugikan, terlebih jika harus menanggung aib dari

kehamilan, sedangkan bangsa kita masih menganut adat timur yang

mengganggap hamil diluar nikah adalah aib yang harus dihindari. Tetapi pada

zaman sekarang sikap masyarakat sudah lebih toleran terhadap remaja yang

hamil diluar nikah, dari mulai sikap yang sangat menolak dan mengutuk

perubahan menjadi sikap acuh tak acuh, bahkan sering kali berubah sikap

penuh rasa kasih sayang (Kartono, 1992).

Kehamilan pranikah dapat mengganggu kejiwaan seseorang. Dalam sebuah

situs internet (Ade dan Rian, 2004) menjelaskan bahwa persoalan kehamilan

pranikah dapat membawa dampak yang cukup serius bagi perempuan, sebab

mental remaja yang mengalami kehamilan pranikah akan depresi berat, stres

dan membuka kemungkinan ambil jalan pintas seperti bunuh diri.

http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail c&d=214024

Selain itll dampak tersebut, remaja perempuan umumnya belum siap menjadi

seoraflg ibu, niat menggugurkan kandungan Cltau biasa disebut dengan

aborsipun menjadi alternatif pemecahan masalah mereka. Keinginan untuk


32

segera abosrsi kerap mengandung resiko, hal ini akan sangat berbahaya jika

dilakukan oleh orang yang tidak terlatih. Dampak negatif dari aborsi dapat

menyebabkan, pendarahan secara terus menerus serta infeksi yang terjadi

setelah tindakan aborsi juga berdampak pada kondisi kejiwaan, perasaan

sedih karena kehilangan bayi, beban batin akibat timbulnya perasaan

bersalah dan penyesalan yang dapat menimbulkan depresi.

Purbaningsih (2004) menerangkan bahwa kehamilan pra-nikah bukan hanya

menimpah individu itu sendiri tetapi juga keluarga merasa bersalah serta

mendi.'!pat cemoohan dari masyarakat, dengan berbagai perasaan bersalah

dan takut bukan tidak mung kin nantinya bisa menjadikan individu yang tidak

sehat sosial maupun psikologis (Kompas, 9 Juli 2004).


Diagram hamil pra nikah terhadap gangguan jiwa

Perilaku Kontrol sosial (-)


seksual remaja

Gangguan Kehamilan
kejiwaan Hamil Pra
Rasa cemas Nikah
Ketakutan
Perasaan
sedih

Keinginan
untuk aborsi
BAB3

METODELOGI PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Berdasarkan masalah yang akan diteliti adalah masalah studi kasus. Dimana

terjadi suatu fenomena psikologis pada individu. Menurut Robert K. Yin. Studi

kasus adalah untuk mendapatkan gambaran yang rinei mengenai kasus yang

akan diteliti. Tujuan dari studi kasus adalah untuk memberikan gambaran

seeara detail tentang latar belakang. Sifat-sifat serta karakter yang khas dari

suatu kasus ataupun status dari suatu individu. Maka menu rut peneliti

metode yang tepat untuk penelitian ini adalah dengan menggunakan metode

penelitian kualitatif.

Bogdan dan Taylor dalm Lexy Maleong (2004) mendefinisikan metode

kualitatif sebagai prosedur penelitian menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis/lisan dari orang-orang dan pelaku yang diamati. Menurut

mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar belakang individu tersebut

seeara holistik (keseluruhan). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan

individu atau orang kedalam variabel atau hipotesa tetapi perlu

memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.

33
34

Penggunaan metode ini dengan asumsi penelitian kualitatif dapat

menunjukkan pad a peneliti tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah

taku manusia, juga tentang fungsionalisasi dari suatu organisasi, pergerakan-

pergerakan sosial atau tentang hubungan dengan kekerabatan.

Penetitian kuatitatif adalah penelitian yang bersifat deskriftif, data yang

dikumpulkan berupa kata-kata. Gambaran dan bukan angka-angka. Karena

itu metode pengumpulan data yang lebih utama adalah metode wawacara

mendalam (in-depth interview) melalui studi kasus. Wawancara mendalam

dilakukan karena peneliti berusaha memahami gejala tingkah laku subjek

penelitian melalui sudut pandang subjek penelitian yang bersangkutan.

Penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan seputar mengapa subjek

melakukan hal tersebut, faktor-faktor apa yang mendorong untuk melakukan,

apa wujud dari perbuatannya dan bagaimana reaksi Iingkungan terhadap

perbuatannya itu. Untuk menjawab semua itu, peneliti berusaha

mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan subjek, gejala apa pad a

sa at terjadinya peristiwa yang dialami, bagaimana penilaian Iingkungan

terhadap subjek setelah melakukan tindakannya serta bagaimana subjek

menjalani hari-harinya dalam pandangan Norma Agama dan Adat di

tingkungannya untuk menjalani kehidupan di datam masyarakat.

Menurut Sudarwan (2002) yang dikutip dari Faiqoh (2006) bahwa penelitian

kualitatif bersifat, antara lain:


35

1. Penelitian kualitatif lebih menekankan proses kerja, seluruh fenomena

yang dihadapi diterjemahkan dalam kegiatan sehari-hari

2. Penelitian kualitatif cenderung menggunakan pendekatan induktif

3. Abstraksi-abstrC!ksi disusun oleh peneliti atas dasar data yang telah

terkumpul dan dikelompokkan bersama-sama melalui pengumpulan

data

4. Penelitian kualitatif mempunyai setting alami sebagai sumber data

langsung dan peneliti adalah instrumen utamanya

5. Penelitian kualitatif menitik beratkan pad a mekna, yaitu fokus

penelaahan terpaut langsung dengan masalah kehidupan man usia.

Peneliti memilih penelitian kualitatif dalam menjawab permasalahan ini,

karena metode kualitaiif memungkinkan penulis untuk mendapatkan

informasi mengenai hal-hal yang bersifat pengalaman individu. Selain itu

untuk mencapai serta memperoleh suatu cerita, pandangan yang segar dan

cerita mengenai segala sesuatu yang sebagian besar sudah dapat diketahui.

Diharapkan mampuh memberikan penjelasan secara terperinci tentang

fenomena yang sulit disampaikan dengan metode kuantitatif.


36

3.2. Teknik Pengumpulan Data

3.2.1. Metode

Agar data yang terkumpullebih lengkap dan akurat, maka pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara kuesioner. wawancara dan observasi.

1. Kuesioner

Diberikan untuk studi pendahuluan. untuk mempermudah pengalihan

jawaban dari subjek pad a saat melakukan wawancara sekaligus sebagai

kroscek bila terjadi per.bedaan jawaban.

Kuesioner ini berisi tentang :

a. Data kumonal ; nama, usia, jenis kelamin, suku bangsa, tempat tinggal,

pekerjaan

b. Latar belakang pendidikan

c. Kegiatan yang dilakukan sehari-hari

d. Kegiatan organisasi yang diikuti

e. Bagaimana kehidupan sosial dan dalam keluarga. Antara orang tua dan

anak

f. Bagaimana kehidupan bermasyarakat di lingkungannya

g. Bagaimana pergaulan yang dilakukan selama ini

h. Tingkah laku yang dilakukan setelah terjadinya kehamilan tersebut

I. Bagaimana hubungan dengan pasangan setelah terjadi kehamilan

tersebut
37

J. Bagaimana penerimaan keluarga setelah tahu bahwa putrinya hamil di

luar nikah

Namun penggunaanny.a tidak ketat karena hanya memberi petunjuk secara

garis besar saja tentan'g proses dan isi wawancara untuk menjaga agar

pokok-pokok yang di rancang dapat tercakup seluruhnya dari proses

wawancara.

Setelah melakukan hal yang disebutkan diatas, untuk mendapatkan data

yang lebih akurat, peneliti juga akan mengajukan wawancara secara terbuka.

Hal ini dilakukan untuk memberikan kesempatan bagi subjek penelitian dalam

meng'ekspresikan diri ketika memberikan jawaban dan memperluas

jawabannya. Peneliti juga


. .dapat mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan
alternatif yang dapat di gunakan untuk menggali keterangan lebih mendalam

lagi dari subjek.

3,2,2, Instrumen

Dalam pelaksanaan penelitian sesuai dengan yang di harapkan, maka

sebelum melaksanakan penelitian peneliti akan mempersiapkan alat-alat

yang akan dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian terse but. Alat-alat

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kuesioner
38

Kuesioner diberikan pertama kalinya sebelum dilakukannya wawancara

yang berupa lebar pertanyaan untuk mengetahui data kumunal dari subjek

penelitian, Seperti ; nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan serta latar

belakang pendidikan, Setelah itu diajukan pula pertanyaan untuk

memperoleh dari subjek penelitian kuesioner ini bersifat terbuka dengan

alasan memberikan kebebasan kepada subjek untuk menjawab

pertanyaan sesuai dengn apa yang dialami.

2, Wawancara

Agar data yang didapat lebih mendalam serta informasinya lebih akurat

dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode wawancara,

Menurut Kerlinger wawancara adalah situasi antara pribadi bertatap muka,

ketika seseorang yakni penwawancara mengajukan pertanyaan-

pertanyaan yang dirancang untuk memperoleh jawaban yang relevan

dengan masalah pe'nelitian kepada seseorang yang di wawancarai atau

responden, ( Kerlin~er, 2000 : 770 )

Jenis wawancara yimg digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara

mendalam (in-depth interview) yang bersifat semi (structured) dan akan

digunakan pula pendekatan pedoman wawancara secara umum (general

interview guide approach)

Dalam pelaksanaannya menggunakan pedoman wawancara yang disusun

berdasarkan berbagai teori yang berkaitan dengan masalah penelitian,


39

Masalah yang ingin diteliti diterangkan dalam indikator-indikator sebagai

berikut:

1. Bagaimana kehidupan seksualitas remaja di Iingkungan

2. Latar belakang t€!rjadinya kehamilan pra nikah

3. Faktor-faktor pendorong hubungan seks pra nikah

4. Apakah penyebab terjadinya kehamilan pra-nikah

5. Bagaimana kehidupan sosial setelah terjadinya kehamilan

Tentang kegiatan sehari-hari serta organisasi yang diikutinya, tentang

kehidupan pergaul~n remaja di Iingkungan subjek, latar belakang

terjadinya kehamilan, faktor-faktor pendorong hubungan seks pra-nikah,

proses terjadinya kehamilan, motivasi pendorong terjadinya kehamilan,

kehidupan sosial setelah terjadinya kehamilan serta bagaimana

penerimaan Iingkungan terhadap subjek setelah terjadinya kehamilan.

Pertanyaan ini diajukan sebagai data awal yang akan lebih dalam

ditanyakan kepada 'subjek penelitian pada saat berlangsungnya

wawancara.

3. Pedoman Wawancpra

Pedoman ini berguna sebagai pegangan dalam wawancara agar tidak

menyimpang dan tujuan penelitian, selain itu sebagai pengingat kembali

akan aspek-aspek yang perlu digali dari subjek serta untuk memudahkan

kategorisasi dalam melakukan analisa data. Pedoman ini di susun


40

berdasarkan konsep-konsep teoritis yang berkaitan dengan permasalahan

penelitian.

4. Alat Perekam

Alat ini digunakan untuk memindahkan peneliti dalam mengungkapkan

kembali hasil wawaneara agar bisa di peroleh data yang utuh. Sesuai

dengan apa yang diharapkan serta sesuai dengan apa yang disampaikan

subjek dalam pelaksanaan wawaneara. Hal ini juga berg una untuk

meminimalkan yang memungkinkan terjadinya karena keterbatasan dan

subjektifitas peneliti. Namun penggunaan alat perekam ini harus dengan

seizin subjek penelitian.

3.2.3. Prosedur Penelitian

1. Prosedur Persiapan Penelitian

Sebelum melakukan suatu penelitian, peneliti harus membuat langkah-

langkah awal, yaitu meneari informasi dari berbagai media seperti buku,

artikel, jurnal. Koran atau majalah serta internet yang memuat data-data

yang relevan deng'an masalah yang akan diteliti. Setelah itu

mempersiapkan penelitian dengan meneari dan menentukan tempat

penelitian. Peneliti mendatangi tempat penelitian untuk melakukan

wawaneara. Permulaan dengan eara mengunjungi subjek yang akan

dijadikan responden serta mengobservasi lingkungan penelitian ini.

2. Prosedur Pelaksanaan Penelitian


41

Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti akan melakukan pertemuan

awal dengan subjek penelitian untuk menjalin rapport antara peneliti

dengan subjek. Pad a pertemuan awal ini penelitian akan menjelaskan

terlebih dahulu maksud dan tujuan penelitian. Setelah itu baru melakukan

kesepakatan dengan subjek tentang kesediaannya untuk dijadikan

subjek penelitian.

Setelah adanya kesepakatan antara peneliti dengan subjek maka

dilaksanakannya penelitian sesuai dengan waktu dan tempat yang telah

ditentukan. Saat pelaksanaan penelitian dengan menggunakan

kuesioner dan wawancara peneliti akan menjelaskan kembali kepada

subjek mengenai maksud dan tujuan dilaksanakannya penelitian.

Apabila semua data diperoleh dari subjek penelitian yang berupa hasil

wawancara dan observasi akan di buat laporannya secara verbatim agar

memudahkan proses ana lisa data dari hasil penelitian.

3.2.4. Teknik Analisa Data

Sebelum melakukan analisa data perlu dijelaskan bahwa hasil dari penelitian

kualitatif ini tidak berbentuk angka-angka seperti dalam penelitian kuantitatif.

Hasil penelitian ini berupa deskripsi, cerita, tulisan, transkip wawancara dan

bentuk-bentuk lainnya yang tidak memiliki angka.


42

Menurut Matthe B. Miles A. Michael Huberman ada tiga alur kegiatan yang

terjadi secara bersamaan dan terjalin sebelum, selama, sesudah

pengumpulan data dalam analisa data, yaitu: reduksi data, penyajian data,

penarikan kesimpulan/verifikasi (dalam skripsi Asnah 2005)

Reduksi data merupakan langkah pertama dalam menganalisa data yang

dilakukan bila data panjang. Tujuannya untuk membuat catatan yang

diperoleh di lapangan keilludian data tersebut digolongkan dan diarahkan

serta di buang bila tidak diperlukan dan diorganisasikan dengan cara

sedeillikian rupa sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan

diverifikasi.

Langkah kedua adalah penyajian data sebagai kUlllpulan informasi yang

tersusun dan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan/verifikasi.

Kemudian peneliti mencoba menangkap aspek-aspek penting yang Illuncul

dan membuat ringkasan tiap-tiap kasus.

Setelah data terkumpul melalui wawancara dan observasi kemudian data

akan dipindahkan dalam bentukl transkip verbatim. Penulisan transkip ini

berdasarkan ringkasan dari setiap kasus dan dikumpulkan aspek-aspek yang

relevan dengan penelitian yang dianalisa.

Secara ringkas teknik analisa data yang akan ditakukan adalah sebagai

berikut:
43

1. Membuat transkip hasil wawancara secara verbatim berdasarkan hasil

rekaman wawancara dengan responden

2. Memberi label pada hasil rekaman dan di simpan sebagai dokumen

3. Memberi penomoran pad a masing-masing transkip

4. Melakukan coding (memberi kode) dan melakukan kategorisasi data serta

menjadikannya satuan-stuan kecil

5. Menafsirkan data-data untuk memperoleh deskripsi dengan teori suptantif

dad data tersebut

3.3. Subyek Penelitian

Dalam penelitian kualitalif tidak ada ketentuan baku mengenai jumlah minimal

subyek yang harus dipenuhi. Apabila data yang diperoleh sudah cukup

mendalam, maka dapat diambil subyek dalam jumlah kecil, misalnya dalam

penelitian ini yang digunakan adalah wawancara mendalam.

Dalam penelitian ini subyek penelitian berjumlah 3 orang yang pernah atau

sedar,g mengalami hamil pranikah. Subyek penelitian diambil yang berada

tahap perkembangan remaja akhir, yaitu antara usia 17-24 tahun.

Adapun teknik pengambilan subjek dilakukan dengan teknik purposive

sample (subjek bertujuan). Dengan teknik purprosive penulis mengambil

subjek yang menurut penulis paling mewakili diantara subyek-subyek lainnya,

yaitu individu yang mengalami kehamilan pra nikah di dalam Iingkungan


44

sosial yang masih meriganggap bahwa kehamilan pra-nikah adalah hal yang

paling memalukan.

Lokasi pengambilan subyek dalam penelitian ini berasal dari keluarga yang

menjungjung tinggi nilai-nilai religius serta norma sosial dalam masyarakat,

yaitu di daerah kecamatan Karang Jaya kabupaten Musi-Rawas Sumatra

Selatan. Karena propinsi Sumatera Selatan yang sangat luas yang terdiri dari

6 kabupaten dan 4 Kota Madya.

Karena itulah dalam penulisan skripsi ini, peneliti hanya meneliti di daerah

kecamatan Karang Jaya Kabupaten Musi-Rawas Propinsi Sumatra Selatan.

Bagi remaja yang mengalami kehamilan di luar nikah dan berdomisili di

wilayah Kecamatan Karang Jaya.


BAB4

PRESENTASI DAN ANALISA DATA

4.1. Gambaran subyek penelitian

Sesuai dengan kade etik penelitian, untuk menjaga kerahasiaan data subyek,

maka penulis tidak mencantumkan nama asli melainkan inisial masing-

masing subyek. Pada bab ini akan disampaikan mengenai data-data hasil

penelitian kemudian dianalisis dari setiap subyek untuk mendapatkan

gambaran menyeluruh dari respanden.

TabeI4.2. Gambaran umum subyek didapat dari hasH penelitian

ISubyek Subyek 1 Subyek 2 Subyek 3


--_.~._---

Nama Inisial EN AK IA
Usia 25 thn 23 thn 23 thn
I Usia perkawinan 7 thn 5 thn 2 thn
I Pendidikan SMU SMU SMU
r-' Ibu rumah tangga Ibu rumah tangga Swasta
I-Pekerjaan
i Lama pacaran 1 thn 2 thn 2 thn
I Inisial pasangan BY AG SB
IOsia pasangan 27 30 thn 25 thn
I Pekerjaan Sapir Montir Pegawai
-- - - - ~. __. - --_.__.._-------- ~-,--"
swasta .. -
I Usia anak 1.6 thn. 1. 5 thn 2 bin. 2 thn 4 bin
! 2.8 bulan 2.2 thn
I"TJrutan dalam 3 dari 5 bersaudara 2 dari 7 1 dari 4
ikeluarga bersaudara bersaudara
r Status tinggal Ikut suami (rumah Rumah sendiri Ikut suami
i
L ...._ ... kontrakan) rumah kontrak
46

terjadinya musibah yang sangat menyakitkan bagi EN hubungan EN dengan

orang tuanya cukup baik, EN bisa menceritakan berbagai persoalan dengan

orang tuanya termasuk kehidupan pribadinya. EN adalah orang yang relatif

tertutup jadi dia hanya bisa bercerita lebih terbuka dan percaya hanya kepada

keluarganya. Saat ini EN tinggal di rumah kontrakan bersama kedua

anaknya, anak yang pertama berumur enam tahun sedangkan yang kedua

berumur delapan bulan.

1. Pandangan subyek terhadap pendidikan seks bagi remaja

Dari informasi yang didapatkan, EN cenderung bersikap positif terhadap

pendidikan seks dan reproduksi bagi kehidupan remaja. Tetapi pendidikan

seks yang diberikan kepada remaja harus sesuai dengan porsi dan

kebutuhan remaja. Jadi pendidikan seks yang diberikan harus sesuai dengan

perkembangan zaman.

" ...ya bagus dong, pendidikan seks dan reproduksi sangat bagus bagi
remaja. Apa/agi di zaman sekarang ini, dengan adanya pendidikan seks dan
reproduksi bagi para remaja, mereka bisa mengetahui dampak positif dan
negatif bila melakukan hubungan seks secara bebas. Jadi tugas kita sebagai
orang tua, harus bisa menjelaskan kepada remaja bagaimana kehidupan
seks yang benaT, seks.itu adalah suatu kebutuhan bagi setiap individu. Tetapi
harus sesuai dengan norma-norma yang berlaku didalam masyarakat, harus
sesuai dengan ketentuannya. Misalnya, kita harus bisa member/kan
pendidikan seks menurut agama seperti apa, dalam pandangan sosial
masyarakat seperti apa? Jadi intinya pendidikan seks yang kita berikan
kepada para remaja harus sesuai dengan kebutuhan remaja pada
zamannya."

Jadi menurut pandangan EN tentang pendidikan seks dan reproduksi bagi

remaja sangat bag us. Hal tersebut sesuai dengan rasa ingin tahu remaja
48

reproduksi ilu sendiri, bila diberkan dengan benar akan membenlengi remaja
da/am bergaul dan berperilaku dalam kehidupannya. Jadi pendidikan seks
yang diberikan harus sesuai dengan agama juga, dalam memberikan
pengertian kepada remaja"

Menurut EN, bila kita menjelaskan seks kepada remaja, tidak lupa kita

berikan pendidikan agamanya juga agar remaja merasa bahwa agama juga

memandang seks itu sang at istimewa. Sehingga remaja merasa bahwa

pendidikan seks itu sangat penting dan bisa menambah keimanan dan

ketakwaan bagi remaja tersebut.

2. Pandangan tentang Kehamilan Pra-nikah

Menurut EN kehidupan fre sex adalah sesuatu yang sang at memalukan dan

sangat tidak sesuai dengan adat dan bUdaya sebagai orang Timur. Apalagi

sebagai orang Indonesia, dan sangat bertentangan dengan agama. Orang

yang menjalani gaya hidup bebas tidak sesuai dengan norma, apalagi

sebagai orang Islam.

Karena agama Islam menuntut umatnya agar hidup normal, karena segala

sesuatu yang dilarang aalam agama pasti akan berdampak buruk bagi yang

melanggarnya. Hal tersebut bukan hanya berdampak bagi individu yang

menjalaninya, tetapi keluarga dari individu yang menjalaninya juga terkena

imbasnya. Orang yang'melakukan free sex tidak hanya terhina dimata Allah

SWT, tetapi dimata masyarakat juga, pelakunya dipandang hina.


49

Jadi orang yang melakukan free sex tidak hanya mendapat dosa di akhirat,

tetapi sebelum meninggal pun sudah mendapat balasannya di dunia. Jadi

dampak dari free sex itu sangat dahsat, karena itulah agama manapun akan

menentang gaya hidup bebas tersebut.

".... free sex itu ada/ah, .gaya hidup orang Barat bukan adat orang Timur. Jadi
kita sebagai orang Timur seharusnya tidak sepantasnya berperi/aku seperti
itu Makanya saya sangat /idak setuju dengan peri/aku remaja seperti itu"

Karena menu rut EN perilaku seks bebas tidak sesuai dengan adat dan

kebasan kita sebagai orang Timur yang sangat menghormali dan menjunjung

tinggi suatu ikatan perkawinan. Kehidupan seks pra-nikah tidak hanya

berdampak bagi ndividu yang menjalani, dampak bagi individu yang

bersangkutan. Misalnya, bisa terjangkitnya berbagai panyakit kelamin yang

sangat berbahaya dikemudian hari. Belum lagi bila terjadi kehamilan pra-

nikan dari hasil hubungan tersebut.

Setelah terjadi hal tersebut, keluarga yang akan menanggung malu dan

menjadi aib bagi keluarganya. Oi masyarakat akan menjadi beban sosial,

belum lagi bila yang menjadi korbannya masih bersekolah akan lebih malu

lagi bila menjadi buah bibir di sekolahnya. Sehingga keluar dari sekolah

karena malu dengan kehamilan yang di alami'lya. Jadi menu rut EN perilaku

seks bebas dampaknya sangat besar baik bagi individu yang menjalaninya

maupun keluargan yang bersangkutan.


50

Proses terjadinya Kehamilan Pranikah

Dari hasil wawancara yang didapatkan peneliti dari subyek. Bahwa proses

terjadinya kehamilan pra-nikah pada diri EN adalah suatu yang tidak pernah

terlintas didalam hidupnya. EN sangat tidak menginginkan kehamilan yang

terjadi pada dirinya. Karena proses terjadinya kehamilan tersebut adalah

dengan melalui pemaksaan (perkosaan) yang dilakukan oleh BY terhadap

EN. Jadi dari awal terjalinnya hubungan dengan BY (pasangannya) tidak

pernah ada perasaan cinta, suka, atau pun kasih sayang diantara EN dengan

BY. Tetapi karena faktor orang tua dan rasa hormat seorang anak serta

baktinya kepada orang tua. Itulah yang mendorong subyek bisa menerima

BY sebagai ternan.

Tingginya hormat orang tua BY terhadap keluarga EN, sehingga dia tidak

bisa menolak bila BY datang kerumahnya. Setelah mereka mulai berteman

dengan baik, EN sering kerumah BY sekedar bermain dengan adik

perempuan BY yang juga masih sebaya dengannya. Sebaliknya BY juga

acapkali datang kerumah EN untuk bersilaturahmi dengan orang tuanya.

Bahkan BY sering sampai bermalam dirumah EN, lantaran dia sudah

menganggap keluarga BY seperti keluarganya sendiri. Apalagi orang tua

mereka juga saling mengenal dan berteman baik jadi tidak ada salahnya bila

anak-anak mereka dapat menjalin hubungan dengan baik pula.


51

Suasana tersebut ikut menambah terjalinnya hubungan yang baik antara dua

keluarga tersebut, yaitu antara keluarga BY dan EN. Karena rasa

persaudaraan yang ada sehingga terjadilah kesepakatan antara orang tua BY

dengan EN untuk menjodohkan anak mereka. Tetapi EN

menolakkesepakatan itu, karena pada saat itu dia sudah punya pacar yang

sangat dia cintai, dan EN mengangap BY sebagai teman dekat rumah.

Sebaliknya keluarga BY terutama ibunya mengiginkan BY menikah dengan

orang satu kampung (tetangga dekat rumahnyal, karena merasa cocok dan

suka kepada EN, sehingga menginginkan EN menjadi menantu keluarganya .

.... awal terjadinya hubungan dengan BY, karen a ibu saya melihat kebaikan
keluarga BY kepada kami sekeluarga itu saja. Tetapi BY memanfaatkan
kebaikan dan kepercayaan yang orang tua saya berikan, buktinya dia tega
memperlakukan saya seperti itu. Saya dia jadikan sebagai pemuas nafsunya
pada sa at itu.
H

Jadi menurut EN terjadinya seks pra-nikah yang dia lakukan bukan karena

rasa Ginta dan kasih sayang tetapi karena faktor paksaan. Peristiwa itu terjadi

berawal dari rumah BY. Sambil menangis EN menceritakan, bagaimana awal

terjadinya peristiwa yang sangat menyakitkan bagi dirinya. Dan menjadi

beban moral yang dia tanggung seumur hidupnya .

.... pada ma/am itu, saya ke rumah BY. Waktu itu ibunya meminta saya I,e
rumah untuk menemani adik perempuan BY. Karena anggota keluarga yang
lain pergi kerumah saLidaranya yang sakit, sedangkan adik BY tidak bisa ikut.
Jadi saya diminta menemaninya, sehingga malam itu saya tidur di rumah BY.
Sedangkan BY tidak ada di rumah, yang ada hanya saya dan adik
perempuan BY saja. Saya juga tidak ada peresaan takut atau pun curiga,
karena keluarga BY sudah seperti keluarga sendir!... H
52

Akhirnya malam itu EN tidur di rumah BY bersama adik perempuannya, sebut

saja si U karena EN juga berteman dengan si U, sebelum tidur mereka

bercerita sehingga tidurnya lebih malam. Tanpa disadari si U dan EN,

ternyata malam itu BY pulang ke rumah.

".... .saya lidak mengerti, (sambil menangis) apa semuanya sudah


direncanakan sebelumnya oleh BY dan keluarganya atau tidak. Karena waktu
saya terbangun dari tidur, BY sudah ada di dalam kamar. Pada/lal
sebelumnya BY tidak ada di rumah, pada saat itu saya tidak tahu apa yang
dilakukan BY masuk ke kamar. Sedangkan dia tahu bahwa yang berada di
kamar adalah saya dan adiknya. Melihat saya antara sa dar dan tidak, BY
menarik tangan saya agar bangun dari tempat tidur. Saya berusaha meronta,
tetapi dengan kasar dia menyeret saya keluar dar! kamar tersebut. Setelah
berada diluar dia bilang malam ini kamu harus lidur sam a saya, saya
berusaha melakukan perlawana tetapi lidak berhasil, akhirnya dia menarik
saya ke kamarnya. Dia seperti orang kesetanan, tidak ada rasa iba
mendengar tangisan saya, BY hanya bilang malam ini kamu ada/ah milik
saya. Jadi usaha saya semuanya sia-sia karena tenaga dia lebih kuat dari
saya. Akhirnya malam itu harta yang paling berharga dalam hidup saya
lenyap hanya dalam hitungan delik saja.. "

Dari hasH wawancara yang didapat, terjadinya seks pra-nikah yang EN dan

BY lakukan adalah dengan cara pemaksaan. Karena proses terjadinya tidak

ada dasar suka sama suka tetapi BY memaksa EN untuk melakukannya.

Selain dari faktor keterpaksaan ada juga faktor kelalaian karena EN tidak

mengatakan bahwa pada saat dia tertidur kamar tersebut dalam keadaan

terkunci atau tidak

Semenjak peristiwa yang menimpanya, EN jadi jarang keluar rumah dan

selalu mengurung diri dikamar. Setiap pulang sekolah dia tidak banyak

bicara, tetapi apa yang dia alami di rumah BY belum diceritakan kepada
53

siapa-siapa. Sedangkan ibunya tidak melihat kejanggalan yang terjadi pad a

anaknya, karena pada dasarnya EN jarang keluar rumah dan lebih suka

berdiam diri. Jadi hal itu dianggap bias a oleh ibunya karena EN memang

orangnya pendiam.

Setelah beberapa minggu peristiwa itu terjadi BY datang berkunjung kerumah

EN dan menanyakan kepada ibunya tentang EN, ibunya mempersilahkan BY

masuk dan menemui EN karena ibunya EN tidak mengetahui apa yang terjadi

antara mereka berdua, Jadi ibunya tidak merasa curiga karena sikap BY

sama seperti hari biasanya selalu baik, Ibu EN pun tidak tidak curiga apa-apa

lalu BY masuk kekamar EN. Setelah melihat keadaan EN, BY bersikap

sangat baik kepadanya bahkan dia mempertanyakan tentang kesehatan EN.

Tapi EN tidak menjawab dan tidak memperdulikan kedatangan BY.

Melihat hal tersebut BY tetap bersikap manis dan seperti tidak terjadi apa-

apa. Karena tidak dihiraukan oleh EN, BY keluar dari kamar dan bercerita

sama ibu EN, dan beliau menggangap BY anak baik-baik dan akhirnya dia

menitipkan EN kepada BY karena ibunya akan pergi untuk beberapa hari,

sehingga peristiwa yang terjadi dirumah BY terulang kembali di rumah EN

untuk yang keduakalinya .

..... waktu ibu saya pergi untuk beberapa han'. Sehingga dirumah tinggal
saya bersama kedua adik laki-Iaki saya. Karena sebelum berangkat ibu saya
berpesan kepada BY agar sering ke rumah untuk melihat keadaan kami di
rumah selama ibu tidak ada. Karena ibu saya merasa percaya sama BY, jadi
ibu tidak pernah berpikir yang macam-macam. Saat itu saya dirumah
54

sendirian BY datang kerumah, karena saya malas bicara sama dia akhimya
saya ke kamar dan meninggalkan BY sendiri diluar. Tidak berapa lama saya
berada dikamar BY masuk kamar. Dia berusaha bersikap manis pada saya
untuk menarik simpati, tapi saya tetap saja diam. Karena merasa usahanya
tidak berhasil, BY berusaha memaksa saya sehingga apa yang saya alami
dirumah BY terulang untuk yang keduakalinya. Setelah melakukan hal itu BY
tidak bicara apa-apa. Saya menangis dan memukul BY serla marah dengan
berbagai umpatan caei. maki serla kata-kata kasar lainnya. Tetapi dia tetap
diam membisu. Setelah melihat tangisan saya semakin menjadi dia berusaha
membuat saya tenang dan berkata "sudahlah semua sudah terjadi untuk apa
disesali, sekarang saya akan memperlanggungjawabkan semua yang telah
saya perbuat terhadap kamu, sekarang kamu tenang saja, apapun yang
terjadi kita pasti akan menikah". Hanya kata-kata itu yang BY ucapkan pada
saya saat itu".

Semenjak peristiwa tersebut, EN menjadi orang yang sangat sensitif. Dia

lebih suka menyibukkan diri dengan pekerjaannya sendiri. Dirumah dia tidak

terlalu banyak bercerita dengan orang, bicaranya hanya seperlunya saja.

Karena orang dirumahnya sangat sibuk dengan tugasnya masing-masing

sehingga tidak terlalu memperhatikan perubahan yang terjadi pada diri EN.

Sedangkan hubungan BY dengan keluarga EN tetap seperti biasanya, tidak

ada yang berubah, denga EN pun BY tetap bersikap seperti tidak terjadi apa-

apa. Setelah melakukan hubungan suami istri untuk yang kedua kalinya EN

belum hamil, dan orang-orang di lingkungannya tidak ada yang tahu.

Akhirnya BY mengulangi perbuatan yang pernah dilakukannya terhadap EN

untuk yang ketiga kalinya. Akhirnya apapun yang BY lakukan terhadap

dirinya EN tidak lagi perduli, baginya untuk apa disesali lagi yang sudah
55

terjadi walau pun dia menangis darah sekali pun waktu tidak akan bisa

merubah segalanya .

.... saya lidak lahu ha.rus melakukan apa lagi. Selama ini saya berusaha
unluk mempertahankan kehormalan saya lelapi tidak mampu saya lakukan.
Akhimya saya pasrah saja, kalau dia dalang kepada saya unluk meminla
melayaninya saya lakukan saja. Sebenamya di dalam hali saya yang paling
dalam saya menangis, kenapa nasib saya seperti ini. Telapi disisi lain saya
tidak lahu apa yang harus saya lakukan. Saya benar-benar bingung pada
waklu ilu, sehingga apf'J apapun yang dia lakukan lerhadap diri saya, saya
tidak lagi perduli. Tapi bila dia sudah pergi saya menangis dan mandi. " bila
sedang mandi saya berusaha mandi sampai bersih. .... .! sambil menangis,
karen a saya merasa diri saya sangal menjijikan dan penuh dengan dosa".
Telapi pikiran saya pada waklu ilu tidak pemah lerpikirkan unluk
mencerilakan kepada siapa-siapa, kadang lerlinlas di olak saya " bagaimana
kalau semuanya saya cerikan ke ibu saja, saya tidak lahu harus memulainya
dari mana, karena saya tidak mampu unluk berbicara kepada ibu, dan kakak
perempuan saya.. " sampai akhimya kakak perempuan saya lahu sendiri.
".. EN kamu kenapa lemas bangal, sakil ya? Kalau sakil kakak anlar ke dokter
ya I a/au minum vilamin dong! masa anak perawan lemas gilu." Tidak apa-
apa sakil biasa pusing·aja kok Ya sudah, kalu saya kesini kamu masih sakil
alau belum sembuh kila ke dokter ya... ? " pada wak/u kakak bertanya seperti
ilu saya tidak lerpikir akan lerjadi hamil, karena perisliwa lersebul sudah liga
bulan berlalu. Menurul saya tidak mungkin hamil, waklu BY lakukan pertama
kali tidak lerjadi apa-apa saya juga tidak hamil, jadi sakil yang saya rasakan
dianggap cum a sakil bjasa.. "

Sampai akhirnya, kakaknya mengajak EN pergi ke dokter. Untuk memastikan

keadaan EN, sekalian cek kesehatan. Karena EN sering sakit-sakit, setelah di

periksa dokter menyarankan untuk tes urien dan darah agar bisa jelas sakit

apa yang sebenarnya yang EN derita. Setelah melihat hasil tes dari dokter

betapa shok dan kageinya kakak EN, dengan hasil tes EN positif hamil. Sang

kakak sangat marah dan bertanya kepada EN.

"... Bilang siapa yang lelah menghamili kamu, kenapa kamu tidak bicara sama
kakak selama ini, dek gerila apa yang sebenarnya lerjadi sama kamu.. "
56

4.2. Gambaran dan Analisa Kasus

4.2.1. Kasus EN

Wawancara dengan EN berlangsung dari jam 16.00-18.30 pada tanggal 4

Juni 2006. EN adalah ~eorang ibu rumah tangga yang sang at sibuk

mengurus kedua anaknya, karena EN tidak memiliki seorang pembantu jadi

semua pekerjaan rumah tangga dikerjakan sendiri olehnya. EN adalah anak

ketiga dari lima bersaudara, secara fisik EN memiliki tinggi badan 150 cm

dengan berat badan sekitar 55 kg.

EN adalah seorang yang pendiam dan agak pemalu itu yang dapat penulis

tangkap. Pad a awal wawancara subyek sudah tahu bahwa peneliti

mewawancara tentang masa lalu subyek. Karena sebelum melakukan

wawancara peneliti terlebih dahulu mempertanyakan kesediaan subyek

menjadi responden pad a penelitian ini. Setelah peneliti menjelaskan bahwa

tujuan peneliti melakukan wawancara ini adalah sebagai tugas akhir studi

peneliti. Akhirnya subyek bersedia dengan catatan tidak mencantumkan

nama sebenarnya, tetapi inisialnya saja. Karena peneliti adalah teman

subyek waktu di SMA. Jadi subyek bersedia memberikan data yang peneliti

harapkan.

EN berasal dari keluarga yang sederhana, ayahnya sudah meninggal dan

tinggal bersama ibu dan dua adiknya yang semuanya laki-Iaki. Pada awal
57

Sambil memeluk EN kakaknya menangis, pada sa at itu EN belum mau cerita,

karena dia belum mampu untuk berkata apa-apa sama kakaknya. Setelah di

rumah dia baru cerita apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya. Akhirnya

semua keluarga tahu, dan ibu EN sangat terpukul dengan peristiwa tersebut.

Karena beliau tidak menyangka BY tega berbuat seperti itu terhadap

anaknya. Padahal beliau begitu percaya kepada BY selama in!.

Setelah semuanya EN ceritaka keluarga besarnya, akhirnya keluarga sepakat

untuk menemui keluarga BY, agar BY mempertanggungjawabkan apa yang

telah diperbuatnya terhadap EN selama in!.

Pada awalnya orang tua BY tidak bersedia, karena menurut keluarganya

semua itu bukan perbuatan BY. Tidak mungkin BY melakukan perbuatan

seperti itu. Menurut mereka EN pasti melakukannya sama orang lain,

sedangkan BY hanya sebagai korban untuk menutupi aib keluarga EN saja.

Melihat tanggapan keluar BY yang tidak bisa menerima perbuatan anaknya,

sehingga membuat keluarga EN marah besar sampai-sampai ingin

melimpahkan masalah tersebut ke pihak yang berwajib. Akhirnya keluarga

EN menemui keluarga BY dengan lebih tenang, sehingga keluarga BY

sepakat menikahkan BY dengan EN, sebagai syaratnya semua biaya

perkawinan ditanggung semua oleh pihak perempuan.


58

Gangguan Kejiwaan

Gejala-gejala gangguan Psikologis yang di timbulkan dari kehamilan pra-

nikah, pada kasus EN, yang tampak pada individu yang mengalami

kehamilan yang tidak diinginkan pad a umumnya. EN selalu menyendiri dan

menarik diri dari Iingkungan. Tidak mau bergaul dengan orang-orang

dilingkungan sekitar, perasaannya sang at sensitif, mudah tersinggung serta

cepat marah.

Karena adanya perasaan cepat tersinggung dan sangat sensitif sehingga dia

lari dari lingkungannya. Dia merasa bila berkumpul dengan orang-orang, dia

merasa orang lain akan membicarakan dirinya, sehingga membuat dia

tersinggung dan mara~-marah, padahal belum tentu orang membicarakan

tentdng dirinya.

Emosinya lebih tinggi, mudah menangis tidak ada sebab yang jelas. Tahu-

tahu menangis sendiri. Gejala tersebut di timbulkan dari kehamilan yang

dialami individu secara internal belum lagi tekanan dari Iingkungan sosial

yang dialami pada diri EN

1. cepat tersinggung

2 perasaannya sang",t sensitif

3. tepat marah

4. sering menangis sendiri


59

5. selalu menyendiri

6. menarik diri dari Iingkungan (lidak mau bergaul)

Sedangkan gejala psikologis yang dialami EN dari lingkungan alau ekslernal

selelah tahu dia hamil adalah perasaan cemas, malu, takut. Perasaan cemas

itll timbul karena EN lakul nanli bila BY tidak mau bertanggung jawab dan

tidak bersedia menikahinya. Sedangkan kehamilannya makin lama makin

membesar dan anak yang dikandungnya membuluhkan seorang ayah. Jadi

rasa cemas ilu timbul karena adanya kelakutan yang dialami individu pad a

saat terjadinya kehamilan pra-nikah karena lidak ada teman untuk berbagi

dalam hal ini seorang suami.

Rasa malu terhadap Iingkungan sekilar tahu dirinya hamil tetapi tidak

mempllnyai suami. Padahal sebelumnya EN adalah anak yang lidak pernah

kelua rumah dan selalu menurul kepada orang tua. Telapi bisa hamil

sebelum adanya pernikahan, malu menjadi bahan pembicaraan orang-orang

di Iingkungan sekitarnya.

Dengan gejala psikologis yang dilimbulkan dari kehamilan yang tidak

dikehendaki tersebul, membuat jiwa individu yang bersangkulan lidak lenang.

Sehingga individu selalu merasa dalam kelidaknyamanan, kelidaklenangan,

karena individu selalu dihanlui perasaan berdosa lerhadap perbualan yang

lelah dilakukannya.
60

Gejala-gejala psikologis tersebut membuat ketidakabnormalan pada diri

individu tersebut. Sehingga individu yang mengalami hal tersebut tidak

mampuh untuk berfikir positif dan lebih logis lagi.

Seperti kasus EN ini waktu pertama kali BY melakukan HUS terhadap dirinya.

kalau saja dia langsung meneeritakan kepada orang tuanya. mungkin saja

tidak terjadi kehamilan. Karena adanya ketakutan yang ada pada dirinya

sehingga dia tidak mampuh untuk berbieara kepada ibu dan keluarganya

yang lain. Sehingga peristiwa itu berlanjut sampai terjadinya kehamilan pun

dia tidak mampuh untuk bereerita. Akhirnya kakak perempuannya

mengetahui melalui hasil tes yang dilakukan dokter. baru EN bisa bieara.

Sehingga ketakutan yang terlalu belebihan yang dialami EN membuat dirinya

tidak mampu untuk berfikir logis. Karena dia dihantui perasaan bersalah dan

berdosa terhadap dirinya sendiri. Jadi gejala psikologis yang di timbulkan

membuat individu tidak tenang jiwanya serta tidak tentram berada di

lingkungannya. Akhirnya individu tersebut menarik diri dan hidup menyendiri,

karena dia menyadari bahwa dirinya adalah orang yang paling berdosa dan

tidak pantas berada di Iingkungan tersebut

4.3.2. Kasus AK

AK adalah seorang ibu rumah tangga. Sebelum melakukan wawaneara

peneliti sering datang ke rumah AK. Hal ini karena AK dengan peneliti adalah
61

tetangga dekat. Jadi sebelum penelitian ini di lakukan AK dan peneliti sudah

saling kenai sehingga dalam melakukan wawancara dengan subyek peneliti

tidak banyak mendapat kesulitan. Tetapi peneliti tetap mengajukan kesediaan

kepada AK untuk di jadikan subyek penelitian. Karena pad a dasarnya

peneliti dan AK adalah sebaya jadi AK dan peneliti tidak terlalu canggung

dalam menjawab pertanyaan yang dilontarkan peneliti kepada AK, jadi tidak

terlalu sulit untuk di jawab, akan tetapi peneliti tetap harus berpegang pada

kode etik penelitian karena permasalahan yang akan dipertanyakan adalah

hal yang sangat sensitif dan privasi dan merupakan aib bagi keluarga. Jadi

sedapat mungkin peneliti menjelaskan pada AK bahwa kerahasiaan data

yang didapat tidak akan ada orang lain yang tahu selain dari pada peneliti.

Sebelum wawancara berlangsung AK meminta kepada peneliti, bila akan

melakukan wawancara pada saat suaminya tidak berada di rumah. Karena

AK tidak mau suaminya mengetahui apa yang peneliti lakukan. Hal itu di

karenakan suami AK bukan asli orang kampungnya. Jadi dia tidak mau ada

orang lain yang mengetahui apa yang terjadi di masa lalu mereka. Sehingga

bila melakukan wawancara peneliti harus membuat janji telebih dahulu

kepada AK. Karea bila suaminya tidak berada di rumah AK dengan peneliti

bisa berbicara lebih leluasa tanpa adanya perasaan was-was bila mana

suaminya pulang.
62

Wawilneara dengan AK dilakukan beberapa kali dari Mei sampai tanggal10

Juni 2006. Waktu wawaneara tidak tentu, kadang pagi, kadang bisa sore

harinya, tergantung janji yang telah di sepakati antara peneliti dengan AK.

AK adalah anak kedua. dari tujuh bersaudara, AK merupakan seorang yang

periang, luwes dan eukup terbuka. Seeara fisik AK memiliki tinggi badan 163

em, kulit putih, dengan warna rambut hitam panjang bergelombang serta

hidung yang maneung. Seeara fisik AK adalah seorang eewak yang

sempurna dan ideal.

AK berasal dari keluarga yang sederhana hubungan AK dengan kedua orang

tuanya kurang harmanis karena mereka tidak terlalu dekat. Hal ini

dikarenakan AK tidak terbuka terhadap berbagai permasalahan yang

dialaminya. AK lebih sering eerita kepada teman dekatnya dan paearnya

sendiri. Saat ini AK sudah tinggal di rumah sendiri bersama kedua anaknya

dan suami tercinta, suami AK seorang montir dan membuka bengkel sendiri

dari hasil kerja suami AK sudah bisa membeli rumah. Seeara materi AK dan

keluarga sudah dibilang mapan karena perkawinan baru memasuki umur 5

tahun sudah bisa tinggal di rumah sendiri. Pada tahun pertama perkawinan

AK tinggal di rumah mertua sampai anaknya lahir. Setalah itu AK dan suami

tinggal di rumah kontrakan, setalah 4 tahun menikah baru mereka tinggal di

rumah sendiri dari hasil usaha suaminya.


63

Pandangan Subyek terhadap penddikan Seks

Bagi AK kehidupan remaja sekarang ini sudah sang at terbuka dan pendidikan

seks bukan hal yang aneh lagi. Karena menurut AK bahwa seks bukan lagi

hal yang tabu dan harus di tutup-tutupi lagi bagi kehidupan remaja. Karena

remaja sekarang dengan mudah mendapatkan pengetahuan tentang

seksualitas dan informasi yang didapat kadang-kadang tidak sesuai dengan

usia remaja. Karena hal itulah pendidikan seks yang diberika pada remaja

harus tepat dan benar-benar yang mendidik.

" ... Pendidikan seks bagi remaja sangat bag us. Karena me/a/ui pendidikan
seks yang diberikan dengan benar kepada remaja, bisa meminima/kan
terjadinya KTO dika/angan remaja. Oengan adanya pendidikan seks yang
benar /ebih menjamin remaja ke arah yang /ebih baik, karena remaja /ebih
mengerti dan menjaga diri bahwa dampak dari kehidupan seks pra-nikah
bukan hanya berdampak pada kehami/an tetapi akan menghancurkan masa
depan remaja yang bersangkutan "

Sebab kehidupan remaja zaman sekarang sudah lebih kritis. Karena sudah

banyaknya pengetahuan yang mereka dapatkan melalui berbagai media yang

mudah diakses dalam pergaulan. Perkembangan i1mu pengetahuan dan

teknologi seolah tidak mengenal batas. Jadi dengan mUdahnya para remaja

mendapatka informasi tentang seks dan pola-pola kehidupan seks itu sendiri.

Padahal mereka belum mengerti arti seks yang sebenarnya. Sehingga bila

kita sebagai orang tua tidak memberikan pendidikan seks yang benar kepada

anak kita yang memasuki usia remaja, hal tersebut bisa menjadi awal

terjadinya perilaku seks bebas bagi remaja yang bersangkutan.


64

Dengan adanya pendidikan seks yang diberikan kepada remaja bisa

meminimal terjadinya kehamilan pra-nikah dikalangan remaja. Akan tetapi

pendidikan seks yang kita berikan tidak hanya sebatas pol a perilaku seks

saja, tetapi kita juga harus mampu menjelaskan baik, dampak positif maupun

negatif dari perilaku seks tersebut. Jadi intinya sebagai orang tua harus

mampu memberikan pendidikan seks yang benar kepada putra-putri kita.

Menurut AK dalam memberikan pendidikan seks itu sendiri harus yang tepat

serta yang benar-benar mendidik bagi remaja: Karena bukan tidak mung kin

bila pendidkan seks yang diberikan salah akan membahayakan untuk

kehidupan remaja itu sendiri.

".Misalnya seperti ini, pada tahap pertama kita harus membekali remaja
terlebih dahulu dengan yang pokoknya saja. Contohnya, kita perkenalkan diri
sendiri dahulu, bahwa manusia Itu terdiri dari laki-Iaki dan perempuan,
setelah Itu klta kenalka,n lagi alat-alat reproduksi bagi makhluk hidup, lalu bagi
manusia, kita juga perkenalkan alat reproduksi bagi pria dan wanita. Alat
repro pada pria terdiri apa saja ... 1terus pada wanita apa... apa .... saja seperti
itu yang saya maksud. Terus klta juga jelaskan apa itu remaja, masa puber
itu apa .... ? jadi klta memberikannya melalui tahap-tahap yang gampang
dimengerti oleh remaja dahulu. Baru setelah Itu kita berikan yang selanjutnya,
tetapi kita harus membekali dengan agama juga.. "

Jadi menurut AK, pendidikan seks dan informasi yang diberikan kepada

remJja harus mudah dipahami dan dapat dimengerti bagi remaja. Sebagai

orang tua sebisa mung kin memberi informasi kepada remaja bukan hanya

setengah-setengah tetapi harus dari hal yang paling mendasar sampai pada

yang sejelasnya agar remaja tidak salah dalam mempersepsikan dari seks itu

sendiri.
65

Selanjutnya menurut AK remaja juga harus dibekali dengan ilmu dan

pengetahuan yang cukup. Remaja juga harus di imbangi dengan keimanan

dan ketakwaan. Karena bila tidak adanya keimanan yang dimiliki oleh remaja

tersebut, maka dengan segala macam cara remaja untuk memperoleh apa

yang dikehendakinya, kalau dia mempunyai keimanan dan ketakwaan yang

cukup sehingga bisa membentengi individu tersebut agar tidak keluar dari

jalur yang telah di tetapkan dalam agamanya. Jadi ilmu penngetahuan

dengan agama harus selalu berdampingan agar hidup lebih terarah.

Jadi tugas kita sebagai orang tua yang baik adalah mampu memberikan

penjelasan pendidikan seks yang benar-benar mendidik serta informasi yang

diberikan harus tepat dan jelas kepada remaja. Agar mereka tidak salah

dalam memahami dan dapat mengerti apa yang sebenarnya seks itu berikut

akibat yang dtimblkan bila melakukan hal tersebut. Sehingga hal tersebut

bisa membuat para remaja hidup dalam pergaulan yang sehat dan islami.

Proses Terjadinya kehamilan

Menurut hasil wawancara yang di dapat dalam kasus AK, bahwa awal

terjadinya seks pra-nikah yang dilakukannya untuk yang pertama kali dengan

AG (yang sekarang menjadi suaminya) bukan karena paksaan ataupun

perkosaan, tetapi karena rasa cinta dan perasaan sayang terhadap

pasangan. Hal itu tumbuh adanya gejolak masa remaja pad a sa at itu. Oemi

rasa cinta dan sayang kepada pasangan apun akan dapat dilakukan. Karena
66

waktu itu pasangan adalah segalanya dalam hidupnya sehingga apapun

dapat diiakukan.

Menurut AK selain faktor yang dijelaskannya tadi, alasan lain yang

mendorong untuk melakukan HUS (hubungan seksual) sebelum menikah.

Dia yakin bahwa AG adalah orang yang paling tepat menjadi pendamping

hidupnya nanti. Karena hal itulah AK tidak ragu untuk melakukan seks pra-

nikah walaupun mereka belum melanjutkan kp. jenjang perkawinan .

. .pertama kafi saya mefakukan hubungan intim dengan AG, tidak pernah
terpikir akan terjadi kehamifan. Karena pertama kafi kami fakukan tidak terjadi
apa-apa, sehingga setiap kafi diajak ofeh AG, untuk mefakukan HUS
(hubungan seksuaf) saya tidak pernah merasa ragu, dan tidak tega menofak
ajakannya. Pertama kafi saya mefakukan hubungan seksuaf dengan AG.
Pada saat itu umur saya kira-kira 17 tahun."

Dari data yang diperoleh peneliti pad a subyek dapat dijelaskan bahwa AK,

pertama kali dia melakukan hubungan seks pra-nikah pada umur 17 tahun

waktu dia SMA. Dan orang yang pertama kali melakukan hubungan seks

c:engi'ln dirinya adalah AG (suaminya yang se!carang). Pad a waktu pertama

kali melakukannya AK tidak pernah merasa terpaksa. Karena pada saat itu

dia merasa yakin bahwa AG adalah calon suaminya nanti, serta dorongan

perasaan cinta dan ungkapan kasih sayang AK terhadap pasangannya.

Sehingga dia tidak pernah manolak atau merasa terpaksa setiap kali AG

memintanya untuk melakukan hubungan seksual. Jadi bila waktu

memungkinkan dan gejolak libido itu timbul, maka mereka akan


67

melal\L1kannya. Selain faktor perasan cinta dan gejolak libido, faktor lain yang

membuat mereka melakukan hubungan tersebut adalah frekuensi pertemuan

antara keduanya.

Karena pada sa at pertama kali melakukan hubl,ngan seksual tidak terjadi

apa-apa. Sehingga AK dan pasangan berpendapat bahwa bila melakukan

hubunga seksual hanya sekali atau dua kali tidak akan terjadi kehamilan,

atau dengan cara melakukan senggama terputus

.pertama kali saya melakukan hubungan seks pra-nikah dengan AG. Dia
bilang "kamu sayang tidak sama saya apa buktinya" per/ama sih, cuma cium
pipi, cium bibir, hanya begitu saja, karena baru per/ama kali. Setelah itu baru
meningkat ya .! paling pegang payudara. Karena kita sering ber/emu
dan setiap akhir pertemuan dia pasti minta sesuatu dari saya. Setelah
pegang-pegang, cium-cium, dia sudah berani meraba-raba seluruh tubuh
saya, saya tidak bisa menolak, setiap apa yang dia lakukan, karena sayajuga
sayang sama dia. KaiaU setiap hari kita ber/emu jadi apa lagi yang belum, ya
.... sudah terjadilah hal itu untuk yang per/ama kalinya. Waktu pertama kali
melakukan dia bilang tidak apa-apa cuma sekali. " kamu tidak akan hamil
kalau cuma sekali" karena saya yakin tidak akan terjadi hamil, memang sih
dua kali kita melakukan tidak terjadi apa-apa, sehingga saya yakin kalau tidak
sering-sering melakukan HUS (hubungan seksual) tidak akan hamil. .... "

Dari hasil wawancara penaliti dengan subyek. Bahwa terjadinya hubungan

seks pra-nikah yang mereka lakukan karena kurangnya pemahaman subyek

tentang pendidikan seks dan salahnya informasi yang di dapat mengenai

masalah seksual. Sehingga pada saat mereka mulai menjalin hubungan

dengan lawan jenis, AK dan pasangan tidak mengetahui akibat dari

hubungan seks tersebut.


68

AK dan AG percaya pad a informasi dan pemahaman yang salah mengenai

seks, misalnya keyakinan mereka bahwa melakukan hubungan seks satu

atau dua kali saja tidak akan terjadi kehamilan.

Menurut AK, dari perlama kali melakukan hubungan seks sampai terjadinya

kehamilan, tidak bisa dihitung seberapa sering mereka melakukan hubungan

seks tersebut.

.... saya lupa berapa kali saya melakukannya, sampai terjadi hami!. Yang
saya ingat setelah hubungan paearan saya memasuki satu tahun, AG sudah
berani pegang-pagang tubuh saya bila lagi berdua. Jadi tepatnya berapa kali
saya melakukan hubungan suami istri dengan dia saya lupa. Karena lidak
bisa menghitungnya. Yang pasti bila suasana memungkinkan dan hasrat itu
timbul di antara kita berdua ya..... saya lidak bisa untuk menolak hal Itu. Yang
saya rasakan pada saat itu dia membutuhkan saya begitll juga sebaliknya,
jadi bila dia meminta saya oke.... aja.... ! walaupun untuk pertama kalinya
setelah melakukan HUS saya sempat merasa berdosajuga, karena telah
melakukan hubunga terlarang, tetapi karena perasaan einta dan rasa sayang
kepada paear mengalahkan segalanya, lama-lama saya merasa biasa
saja .. "

Karena kehidupan yang dijalaninya dan pergaulan yang tidak terkontrol, serla

informasi yang salah tentang seks, sehingga AK dan AG menganggap

hubungan yang mereka jalani adalah kehidupan yang normal adanya seperti

remaja yang lainnya. Akhirnya mereka tidak menyadari bahwa kehidupan dan

pola pergaulan tersebut mengakibatkan kehamilan pad a diri AK. Sehingga

keluarga terpaksa menikahkan mereka untuk menutupi rasa malu.

Pada sa at menggetahui dirinya hamil orang yang pertama kali AK beritahu

adalah AG, dan mereka langsung pergi ke bidan untuk memastikannya.


69

Dengan melakukan tes urien. Waktu melihat hasil tes AG sempat shok,

karena hal yang selama ini mereka takuti akhirnya menjadi kenyataan.

Tetap! AK dan pasangan tidak mau berlarut dalam penyesalan. Akhirnya

dengan penuh keberanian dan keyakinan AG menemui orang tuanya,

meminta untuk melamar AK. Karena menurut mereka untuk apa menunggu

lama-lama, nanti orang-orang akan tahu bila melihat perutnya yang semakin

membesar lebih baik sekarang sebelum banyak orang yang tahu. Menurut

AK apapun resiko yang akan terjadi mereka berdua harus siap dan hadapi

berdua. Karena apa yang terjadi bukan karena siapa-siapa, dan tidak ada

paksaan diantara keduanya, sebab hal itu terjadi atas kemauan dan

perbuatan mereka sendiri. Jadi mereka berdua harus siap menghadapi

konsekuensi apa pun nantinya.

Selanjutnya AK dan AG memberitahu orang orang tua AK. Setelah

mendengar cerita dari keduanya, orang tua AK sempat marah dan

shok pada saat pertama kali mengetahui anaknya hami!. Karena mereka

merasa malu, bila tetangga sudah mengetahui kehamilan anaknya yang

semakin membesar. Akhirnya orang tua keduanya sepakat untuk segera

menikahkan mereka sebelum banyak yang tahu.


70

Setelah dirinya hamil AK selalu merasa takut, karena dosa yang diperbuat.

Oahulu mungkin saya tidak terlalu perduli apa yang terjadi dengan hidupnya

karena perbuatan dimasa remajanya. Sekararig setelah terjadi baru

penyesalan itu dirasakan.

Setiap malam AK menangisi perbuatan yang telah dilakukan, yang membuat

dia me nang is melihat orang tuanya. Setelah terjadi kehamilan terhadap

dirinya.

"... sekarang saya baru menyadari, orang tua sayajuga ikut menanggung
beban akibat dari perbuatan saya. Setelah semua terjadi saya baru
menyadari apa yang selama ini orang tua nasehali adalah benar. Tetapi
emang dasar saya yang bandel seliap dinasehali selalu membangkang
..... kenapa penyesalan Itu selalu datang terlambat. Setelah saya menikah
dan linggal bersama suami, baru tetangga saya mengetahui masalah yang
sebenamya. Bahwa saya menikah karena hamil sehingga orang tua dan
!<eluarga saya yang menanggung malu dan menjadi pembicaraan tetangga
serta di pandang hina di mata masyarakat.

Oi satu sisi AK sang at bahagia mempunyai suami yang sangat mencintainya.

Disisi lain dia sangat sedih melihat orang tuanya menanggung penderitaan

dan aib akibat kebodohan dirinya. Apalagi para tetangga mengangap orang

tua AK tidak bsa mendidik anak dengan baik, tidak bisa mengontrol anak

gadis, sehingga hamil tidak ada suami.

Sampai sekarang AK selalu merasa tidak tenang dan nyaman setiap kali mau

berbuat sesuatu. Masa lalu selalu menghantuinya, takut perbuatannya akan

diingat-ingat orang kembali, sehingga orang-orang akan mencibir dirinya, sok


71

suci. Jadi setiap perbuatanya selalu di bayangi dengan masa lalu sehingga

memOJat kegoncangan di dalam jiwF;mya. Setiap ibadah yang dilakukan dia

selalu merasa tidak pantas, dan merasa dirinya bukan orang yang baik di

matd Allah. Tiap do'a yang dia panjatkan selalu berdoa agar anak-anaknya

tidak mengalami nasib seperti dirinya. Cukuplah hanya dia yang

merasakannya, apalagi setelah mendengar cerita-cerita, bahwa seorang

pezina akan menghasilkan pezina juga, sehingga AK selalu merasa dalam

ketakutan .

... saya takut anak saya nanti, akan menga/ami nasib yang sama dengan
saya apa/agi dengar-dengar cerita bahwa seorang pezina akan me/ahirkan
pezi63. juga. Jadi saya takut bangat anak-anak saya akan menga/ami nasib
yang sama dengan sara. Makanya saya se/a/u berdo'a semoga keturunan
saya tidak akan menga/ami seperli yang saya rasakan. Cukup saya saja yang
diberikan cobaan ini jangan sampai anak-anak saya. Karena saya tidak
sanygup me/ihat anak saya dicemooh serla dicaci-maki dan jadi buah bibir di
masyarakat .... "

Walau pun perbuatan yang subyek lakukan atas dasar cinta akan tetapi, tetap

saja goncangan jiwa yang dihadapinya membuat dia merasa dalam ketakutan

dan merasa dikejar-kajar dosa dimasa lalunya. Pad a saat wawancara

dilakukan masih ada raut kesedihan di wajahnya dan hal tersebut menambah

bebar;l'psikologis yangbegitu berat yang AK rasakan. Selama hidupnya,

apalagi bila mengingat masa lalu AK, selalu merasa rendah diri dan sangat

hina di mata masyarakat.


72

Gejala-gejala psikologis

Pada kasus AK gejala 'psikologis yang individi rasakan dalam menghadapi

kehamilan pra-nikah adalah:

1. AK selalu dihantui perasaan takut yang tidak jelas penyebabnya, dia

selalu merasa dalam ketakutan bila mengenang masa lalunya.

2. Selalu merasa tidak pantas untuk berada diantara orang-orang yang tidak

seperti dirinya, merasa rendah diri, karena perasaan malu dan hina atas

perbuatan masa lalunya.

3. Merasa ketakutan bila nantinya keturunan dia akan menanggung semua

dosa yang telah AK perbuat, dia takut anak-anak serta keturunannya nanti

akan ikut merasakan penderitaan seperti yang dia alami.

Sehingga apapun yang dia lakukan selalu dihantui perasaan bersalah.

Akhirnya dia merasa, sebagus apapun ibadah yang dia lakukan tidak akan

bisa menghapus dosa yang pernah dia perbuat di masa lalu. Sehingga

kegoncangan yang tidak cukup hanya dengar ibadah, untuk mendapat

ketenangan, akibat masalah yang dihadapi sudah terlalu berat sehingga

berdampak kegoncangan didalam jiwanya. Akhirnya hidup subyek tidak

tenang, ibadah saja tidak cukup untuk mendapatkan jiwa yang benar-benar

tenang. Akan tetapi hal tersebut harus dengan menyelesaikan masalah yang

menjadi penyebab dari permasalahan yang terjadi. Jadi bila seseorang sudah

merasa beban psikologis yang terlalu berat sehingga dia tidak bisa berpikir
73

dengan tenang akhirnya akan berakibat kegoncangan jiwanya, dan individu

tersebut merasa tidak tenang. Karena apa yang telah dilakukan selama ini

akan diketahui oleh orang lain, bukan hanya diri yang bersangkutan saja

yang akan menanggung aib dan malu tetapi keluarga pun akan ikut

merasakannya.

.. ternyata apa yang t'elah dilakukan selama ini akan diketahui orang-orang
dan ke!uarganya akan menjadi bu!an-bu!annan para tetangga karena hami!
lidak ada suami dan ke!uarga besarnya akan dipandang hina dimata
masyarakat karena lidak bisa mendidik anaknya, tapi disatu sisi dia sangat
bahagia kerena kehamilannya terjadi atas dasar cinta di lakukan pada orang
yang sangat AK cintai... "

Setiap malam AK menangisi perbuatan yang telah dilakukan. AK sangat

menyesali perbuatan yang telah di lakukannya, yang membuat dia sedih dan

menangis nasib orang tuanya atas perbuatan yang telah AK lakukan.

".... sete/ah begini baru ingat apa yang orang tua saya katakan, baru ingat
nasehat mereka ternyata apa yang mereka katakan itu adalah benar"

Setiap apa yang subyek lakukan tidak pernah merasa tenang dan nyaman

setiap kali mau berbuat sesuatu takut nantinya orang lain pasti mencibir, sok

sucilah setiap tindak-tanduknya. AK selalu merasa ketakutan karena dosanya

di masa remajanya membuat kegoncangan di dalam jiwanya. Walaupun telah

melakukan kewajiban sebagai seorang muslir,lah AK merasa selalu tidak

pantas karena dia merasa dirinya bukanlah orang yang paling suci. Setiap

kali berdo'a yang dia panjatkan selalu mendo'akan anaknya, karena anaknya

adalah seorang perempuan dia takut bila nasib yang sama juga menimpa
74

anaknya karena AK sering mendengar cerila-cerila bahwa anaknya akan

mengalami nasib yang'sama seperti ibunya .

... saya takut anak-anak saya nanti akan mengalami nasib sama seperti
ibunya ada yang bilang bahwa seorang pezina akan melahirkan pezina juga,
makanya saya se/alu berdo'a moga-moga anak saya tidak mengalami apa
yang ibunya alami di masa lalu, karena saya tidak sanggup melihat anak-
anak saya dieemooh dan dieaei maki dan di jadikan buah bibir di dalam
masyarakat eukup ibunya yang menderita jangan berikan lagi penderitaan
bagi keturunan saya.... "

Walau pun perbualan yang subyek lakukan alas dasar cinla akan lelapi lelap

saja goncangan jiwa yang dihadapinya, membual dia merasa dikejar-kejar

dosa alas masa lalunya. Pad a saal penelili wawancara saja ada seberkas

raul kesedihan di wajah AK dan perasaan seperti ilu akan menjadi beban

psikologis bagi AK. 8elama hidupnya apalagi bila mengenang masa lalunya

rasa rendah diri pasli ada.

" .. di satu sisi saya sangat puas memiliki suami yang meneintai, keluarga
yang bahagia, anak-anak yang pinter tapi kadang-kadang saya merasa malu
dan hina kerena danya noda di masa lalu saya, dan kadang malu sama orang
tua saya bukan prestasi yang bagus dan hal itu tidak akan pernah terjadi
saya tidak bisa membuat mereka tersenyum bahagia melihat saya mengukir
prestasi tetap saya malah memberi aib bagi mereka seumur hidupnya akan
meniadi aib keluar besar saya"

Dalam menghadapi kegoncancangan dan unluk mengembalikan kelenangan

yang diinginkan AK banyak-banyak berdo'a. Dengan keadaan sekarang

berusaha menghibur orang luanya dengan kehadiran anak-anaknya dan

kebahagian keluarganya dengan melihal keharmonisan keluarga AK sedikil

bisa mengobali luka dihati orang luanya. Karena bila masalah yang dihadapi
75

itu terlalu berat bisa berdampak pada kegoneangan di dalam jiwa, sehingga

hidupnya tidak tenang, karena problem yang di hadapi akan berdampak pad a

kebahagiaan hidup seseorang.

4.3.3 Kasus IA

IA adalah anak pertama dari 4 bersaudara. Seeara fisik IA memiliki tinggi

badan 156 em dengan berat badan 45 kg IA seorang yang eukup tertutup

dengan masalah yang sangat pribadi. Hal itu dapat penulis tangkap pada

saat wawaneara berlangsung, terlihat pada waktu pertemuan pertama antara

subyek dengan peneliti. Pada awal wawaneara subyek sangat eangung dan

takut untuk meneeritakan pengalamannya dengan pewawaneara tapi dengan

sabar penulis berusaha menyakikan subyek akhirnya IA dapat meneeritakan

semua yang terjadi pad a dirinya dengan peneliti.

IA berasal dari keluarga yang eukup mampu seeara materi di daerahnya. Apa

yang di inginkan subyek dapat terpenuhi oleh keluarganya. Pada sa at SMP

saja subyek sekolah sudah bisa membawa motor sendiri, apalagi IA adalah

anak pertama di dalam keluarganya jadi apa yang di minta oleh IA pasti di

penuhi oleh orang tuanya. Karena orang tua If, punya materi yang lebih dari

eukup sehingga apa yang di minta bisa di terpenuhi. Hubungan antara IA

dengan orang tuanya eukup baik meskipun tidak terlalu terbuka untuk

meneeritakan berbagai persoalan termasuk masalah yang dialaminya. IA

lebih memilih menyele~aikan masalah yang dihadapi dengan caranya sendiri


76

walaupun terhadap saudaranya sendiri yang hanya terpaut 2 tahun

dengannya.

Pandangan subyek terhadap pendidikan seks pra-nikah

Menurut IA bekal pendidikan formal saja tidak cukup bagi remaja, untuk

menghindari prilaku seks pra-nikah. Bagi IA pendidikan seks dan reproduksi

tidak selamanya membuat para remaja zaman sekarang terhindar dari

kehidupan seks pra-nikah. Bisa saja hal tersebut menjadi pemicu bagi remaja

terjerumus dalam keterpurukan kehidupan seks bebas. Karena di zaman

yang serba terbuka dan modern sekarang ini sangat sullt bagi remaja untuk

menghindari kehidupan seks bebas .

.. .sebenarnya bekal pendidikan saja tidak cukup bagi remaja, agar terhindar
dari permasalahan seks pra-nikah. Karena masalah tersebut sangat
dilematis, disatu sisi sebagai orang tua harus bisa memberikan pendidikan
seks yang benar kepada remaja, disisi lain bila bekal tersebut diberikan
dengan informasi yang salah kehidupan seks pra-nikah semakin meraja lela
"karen a remaja sekarang semakin banyak pengetahuan yang dia dapatkan,
maka hasrat dan keinginannya juga lebih besar pula untuk mencoba hal baru
dan tantangan yang baru pula.... " karena apa? 8isa jadi orang yang memiliki
beka! pengetahuan yang cukup tentang seksualitas bisa memiliki hasrat libido
yang tinggi juga, karena fantasi mereka juga lebih tinggi pula... "

Jadi dari hasil wawancara yang didapat dari lA, dia berpendapat bahwa

remaja tidak cukup hanya mendapatkan pendidikan seks secara formal saja.

Karena permasalahan seks bagi kehidupan remaja pada zaman sekarang

sang at dilematis. Disatu sisi sebagai orang tua dituntut bisa memberikan

pendidikan yang baik bagi anaknya tentang seks disisi yang lainnya orang tua
77

merasa jika hanya dengan memberikan dampak dari prilaku seksualitas saja

kepacla remaja tidak cukup untuk remaja agar benar-benar memahami

pendidikan seks yang bagaimana yang seharusnya.

'. ..jika kita memberikan tentang pendidikan seks, kita harus benar-benar
mampu dan memahami seks itu sendiri. Karena bila kita hanya menjelaskan
ten tang seks, harus dengan bahasa yang santun, dan tidak ketinggalan
zaman. Jadi bila kita membicarakan tentang pendidikan seks, sebisa mungkin
agar remaja tertarik untuk mendengarkan, sehingga remaja merasa bahwa
seks itu adalah bukan hal yang harus ditakuti tetapi harus bisa dimengerti dan
benar-benar dipahami dengan baik. .... "

Menurut IA bahwa seks itu bukan hal yang ditakuti dan harus dihindari. Tetapi

kita harus mengerti bahwa seks itu adalah suatu kebutuhan yang harus

remaja pahami,dimengerti pad a zaman sekarang. Karena kebutuhan remaja

padil setiap zaman selalu berbeda, sesuai dengan tuntutan zaman.

Proses terjadinya kehamilan pra-nikah

IA dan SB sudah berpacaran semenjak mereka masih duduk dibangku

Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMP). Hubungan mereka berjalan

dengan baik dan orang tua IA juga mengetahui hal tersebut. Karena orang

tua IA mempunyai prinsip bahwa siapa yang dekat dengan IA harus bisa

dekat juga dengan keluarganya. Jadi siapa berteman dengan anaknya pasti

orang tuanya juga kenaI. Akan tetapi hubungan IA dengan SB saat itu sempat

terputus karena mereka melanjutkan pendidikan di tempat yang berbeda.

Karena jarang cukup jauh sehingga mereka jarang bertemu dan komunikasi
79

Sehingga teman-teman mereka sering bilang pasangan yang tidak

terpisahkan.

Menurut IA pada waktu itu hubungan dia dengan SB seperti tidak akan

terpisahkan. Apalagi rasa cinta serta kasih sayang di antara keduanya

semakin lama semakin mendalam dan rasa ketergantungan antara mereka.

Sehingga membuat mereka tidak bisa berpisah barang semenit pun. Setelah

satu tahun menjalani hubungan seperti yang subyek ceritakan di atas.

Akhirnya SB bilang kepada IA, bagaimana kalau kontrak satu rumah yang

banyak kamarnya jadi bayarnya patungan agar lebih murah dan mereka bisa

tinggal satu rumah, sehingga mereka bisa melewati hari-hari selalu bersama.

Dengan tingal satu rumah itulah menjadi awal terjadinya perilaku seks pra-

nikah di antara keduanya.

Setelah satu bulan berlalu, mereka menjalani kehidupan seperti biasanya

paling cuma kita makan bareng, nonton tv, cuci, atau masak bersama-
sama ya ..... saling bantulah. Paling barter kalau hari minggu pergi berdua
nonton atau makan malam di luar, awalnya hanya begitu saja. Perilaku
pacaran kita waktu itu hanya sebatas ciumanan, rangkulan, atau saling
bergandengan, hanya itu aja. Kalau di rumah kita tidak seperti orang pacaran,
tetapi seperti saudara gitu 'jadi saya dengan sa tidak merasa canggung atau
pun malu " biasa saja..... "

Setelah beberapa bulan berlalu. Karena selalu bersama, sudah banyak cerita

yang kita bahas. Sehingga tidak ada lagi topik pembicaraan yang harus

dibicarakankan. Pad a waktu itu SB bilang.


80

.. ngapain ya..... ? kalau lagi libur begini, jalan ma/as takut duit tar abis,
keluar sendiri tidak enak. "ya.... sudah di rumah saja bikin rujak, atau apalah
yang bisa bikin hati senang"

Karena rutinitas dan frekuensi pertemuan yang mereka jalani akhirnya

perilaku seks pra-nikah tidak bisa mereka hindari. Apalagi mereka sudah

berani mengambil suatu keputusan untuk tinggal dalam satu rumah padahal

mereka bukan muhrim. Kondisi itu yang memungkinkan hal itu terjadi dan

lidak adanya kontrol sosial di antara mereka. Pada waktu pertama kali

melakukan hubungan seks pra-nikah IA lakukan bersama S8. S8 adalah

orang yang pertama kali melakukan hubungan seksual dengan IA. Waktu

pertama kali mereka melakukan hubungan seksual (HUS) IA dan S8 tidak

terjadi apa-apa pada diri IA

... wektu saya pertama kali melakukan hubungan seksual dengan S8, dan
waktu itu umur saya, kira-kira 19 tahun. " karena kehidupan yang saya jalani
pada waktu itu jadi su/it bagi saya untuk menghindari yang namanya seks
pra-nikah" gimana tidak terjadikalau setiap hari kita selalu bersama."

Jadi menuru IA terjadinya seks pra-nikah yang dia lakukan adanya faktor

frekuansi pertemuan yang terjadi antara dirinya dan pasangan. Sehingga sulit

baginya untuk menghindari hal tersebut

" ... selain faktor frekuensi, hal yang memicu terjadinya hubungan tersebut
adalah rasa cinta, "waktu melakukan hubungan tersebut tidak ada paksaan
dari salah satu pihak tapi atas dasar suka sama suka". Jadi apa yang kita
jalani tid~t merasa adanya keterpaksaan, karena kita merasa saling
memlJutu/;Jlsan antara -saya dengan pasangan"
81

Menurut 1A apa yang dia lakukan dengan pasangan adalah ungkapan dari

perasaan cinta, dan rasa saling membutuhkan. Sehingga setiap kali mereka

melakukan hubungan tersebut dia tidak merasa bersalah atau pun berdosa.

Yang mereka rasakan pada saat melakukan hal tersebut mereka sama-sama

merasa puas, dan tidak pernah terlintas dalam pikiran mereka, bahwa apa

yang mereka lakukan adalah dosa atau perbuatan yang sangat menjijikkan.

Apalagi akan terjadi kehamilan, karena menurut IA bila melakukan senggama

terputus
, tidak akan terjadi kehamilan, atau menggunakan alat kontrasepsi
(kondom) jadi mereka tidak pernah merasa khawatir terjadi kehamilan.

".... karena semua lelah dilakukan, ya...pegangan langan, ciuman, pelukan,


peting gilu. Karena rasa cinla dan sayang sehingga melakukan hal lersebul
biasa saja. Hal ilu bisa kila lakukan setiap hari kali ? karena sudah bosan
melakukan hal tersebut ....ya apalagi kalau bukan " hubungan seksual" wa/(fu
per/ama kali melakukan lidak pernah terlintas dalam pikiran saya akan terjadi
kehamilan. Karena waktu itu kita lakukan sengggama terputus alau dengan
alaI" kondom" sehingga saya yakin tidak akan terjadi kehamilan "

Dari awal hubungan sampai terjadinya kehaamilan. IA tidak bisa menghitung

berapa kali hUbungan yang dia lakukan. Karena setiap ada kesempatan dan

adanya keinginan untuk melakukannya apalagi bila situasi mendukung untuk

melakuakan hal tersebut pasti terjadi.

".... secara jelas saya lupa, berapa kali melakukan hubungan, dengan SB.
Sampai lerjadinya kehamilan, yang pasti, kalau keinginan untuk itu ada dan
siluasi memungkinkan, kita akan melakukan hubungan tersebul. Sehingga
saya tidak bisa menghitung berapa kali, yang jelas dari awal hubungan
sampai lerjadi kehamilan. Karena sering "jadi saya lupa" yang jelas setelah
lima bulan kita tinggal salu rumah, barulah keanehan terjadi pada diri saya,
lerlihal "
82

Karena seringnya mereka lakukan hal tersebut sehingga dia tidak bisa

menghitung berapa sering mereka lakukan hubungan seksual. Setelah lima

bulan mereka tinggal satu rumah beru kejanggalan pad a diri IA mulai timbul.

Pertama kali mengetatiui dirinya hamil IA langsung memberitahu SB, awalnya

SB tidak percaya bahwa IA hamil karena sepengetahuannya bila melakukan

senggama terputus tidak akan terjadi kehamilan, Tetapi setelah melakukan

tes barulah SB yakin dengan apa yang IA ceritakan, Setelah terjadi

kehamilan baru mereka menyadari apa yang telah mereka lakukan selama ini

akan berdampak pada kehidupan mereka selanjutnya

Gangguan jiwa

Pada waktu dia tahu bahwa dirinya telah hamil sedangkan suami tidak ada,

Untuk mengatasi masalah dengan orang sekitar ketika dirinya hamil sebelum

menikah, IA berusaha menjaga jarak dengan orang-orang disekitarnya

dengan cara berdiam diri atau jarang berintraksi dengan masyarakat di

sekitar dan lebih sering sering menyendiri dan melamun merenungi nasib

buruk yang terjadi pada dirinya,

'" waktu tahu bahwa saya positif hamil, jarang keluar rumah, saya lebih
suka sendiri", berintraksi dengan teman di sekilar sudah jarang"" ,saya
merasa lidak nyaman berada diantara mreka karena setiap kafi mau
berintraksi dengan Iingkungan seolah-ofah mereka membicarakan saya, dari
pada nanlinya saya marah-marah sama orang yang tidak bersafah, febih baik
saya sendiri atau di rumah ga' usah keluar-keluar dulu" " "
83

Menurut IA selama masa kehamilan yaang terjadi pada dirinya, dia selalu

merasa tidak nyaman dan merasa bahwa lingkungan tidak bisa membuatnya

lebih tentram. Bila berintraksi dengan dengan orang sekitarnya rasa cemas

dan sedihnya jadi lebih terasa. Perasaan itu kadang-kadang sampai

menangis sendiri bila ingat masa-masa sebelum kehamilan dimana bisa pergi

sama teman-teman dgn mau melakukan apa saja tidak ada perasaan takut

dan cemas bila nanti bertemu dengan para tetangga tidak ada yang bicara

macam-macam. Tapi setelah dirinya hamil setiap mau memulai suatu

pembicaraan dengan orang-orang di Iingkungan takut nanti malah dirinya

diolok-olok dan dicemooh dengan dengaan kata-kata yang menyakitkan.

".... karena bagaimana pun di mata orang di /ingkungannya sekitar sebaik


apapun orang tersebut bi/a menga/ami kehami/an tanpa suami tetap saja
anak ga' benar Wa/au pun ada sebagian orang yang kasihan dan me/ihat
keadaan saya waktu itu, tapi tidak semua orang bisa terima bila gadis hami/
tanpa suami, tetap saja di mata masyarakat dia wanita yang ga' benar..... "

Bila melihat kenyataan yang di terimanya IA kadang-kadang suka marah-

marah tidak jelas alasannya tiba-tiba semua orang di rumahnya jadi sasaran

kemarahannya. Jika sudah begitu IA pergi dari rumah ke tempat yang jauh

dimana tidak ada orang yang mengetahuinya apa yang sedang terjadi pad a

dirinya.

" ... ya waktu itu saya sering pergi sendiri ja/an kemana saya suka yang
penting jauh dari orang yang mengena/ saya, untuk menentramkan hati saya
yang sedang da/am keka/utan. Kadang-kadang sempat terpikir untuk
mengakhiri hidup saja agar tidak mendengar /agi omongan yang bikin saya
tamba/7 sedih..... "
84

Menurut fA kegoncangan jiwa yang di alami dirinya pada waktu itu membuat

dirinya tidak bisa berfikir rasional. Selalu merasa orang lain membicarakan

tentang dirinya pada hal itu tidak ada, tidak sebab yang jelas marah-marah

pada siapa saja.

' ... dulu saya sempat bertikir coba di dunia ini tidak ada orang seperti
tetangga saya yang suka membicarakan orang dan mambicarakan aib orang
lain, atau mati aja orang-orang gar saya sendiri hidup di dunia mungkin lebih
tenang... tapi bila ingat bahwa Allah mennciptakan manusia untuk menjadi
penghuni dunia mungkin saya akan bunuh orang-orang yang suka
membicarakan saya waktu Itu...... "

Jadi siapa pun dia dan bagaimana pun keadaannya, bila mengalami beban

yang begitu berat kadang-kadang bisa membuat ke abnormalan pada dirinya.

Sehingga individu tersebut tidak mampuh untuk berfikir lebih bijak dalam

menyikapi setiap masalah. Tapi bila ingat Sang Pencipta adalah segalanya.

Jadi segafa yang terjadi di dunia adalah atas kehendaknya kita sebagai

hambanya cuma bisa berusaha untuk lebih baik dan bisa menjaga diri agar

tidak terjadi hal yang tidak di kehendaki.

Menurut IA yang membuat dia lebih tenang hanya dengan mengingat Allah

SWT bahwa segala sesuatu itu sudah suratan takdir Yang Maha Kuasa .

... setelah saya hamil, saya selalu melakukan sholat tahajut.....pada hal dulu
tidak pernah saya kerjakan, karena saya dosa yang di lakukan tidak bisa di
ampuni. Sekuat apapun saya melakukan ibadah tapi tidak sebanding dengan
dosa yang saya Itelah di lakukan di hadapan Allah. Dalam keadaan hamil
ibadah apa saja saya jalani agar hati saya lebih tenang serta lebih tertram... "
85

Dari hasil wawancara yang didapat dari IA bahwa. dalam keadaan hamil

tanpa suami (pra-nikah) dia merasa jiwanya selalu dalam kegoncangan dan

tidak tenang karena selalu di hantui perasaan berdosa di hadapan Alilah

SWT, Dengan melakukan dan mendekatkan diri kepada Allah yang bisa

membuat orang lebih tentaram sehingga apapun yang dialami individu

tertersebut di dunia bila mengalami masalah yang begitu berat hanya dengan

mengingat Allah SWT.dia merasa tentaram,

Gejala Psikologis yang ditimbulkan

Pada kasus yang dialami IA gejala psikologis yang dia alami adalah rasa

cemas dan sedih, Rasa cemas yang mengakibatkatkan ketakutan pad a diri

individu sehingga membuat IA tidak bisa berpikir dengan tenang dan lebih

rasional. Sedangkan perasaan sedih yang diakibatkan dari kehamilan

tersebut adalah melihat orang tuanya menjadi pembicaraan masyarakat

sekitar karena menanggung aib yang dia perbuat. Sehingga IA sering

menangis sendiri dan suka marah-marah tanpa alasan yang jelas dan lebih

sering menyendiri serta menutup diri dari lingkungan, IA berusaha menjaga

jarak dengan orang-orang disekitarnya. dengan cara jarang berintaraksi

dengan masyarakat sekitar dan sering menyendiri dan melamun,

Gejala psikologis yang timbul adalah:

1, Rasa cemas yang sangat berlebihan sehingga timbulnya ketakutan di

dalam diri subyek


86

2. Rasa sedih sehingga sering menangis sendiri tanpa sebab

3. Suka marah-marah tanpa alasan

4 Tidak mampuh berpikir rasional dalam menyelesaikan masalah yang

dihadapi, sehingga berdampak keabnormalan pada diri individu

5. Menarik diri dari Jingkungan, sering menyendiri dan meJamun sendiri,

sehingga Jari dari lingkungan dan tidak mau berintraksi dengan

masyarakat disekitarnya. Karena takut menjadi bahan gunjingan

4.4. Analisis Antar Kasus

TabeI4.4.1. Gambaran kehidupan seksual subyek

Dari anaJis semua kasus dalam penelitian ini, maka peneliti dapat mengambiJ

kesmpulan tentang gambaran kehidupan seksuaJ subyek. Sehingga didapat

data sebagai berkut


._---
Subyek EN AK IA
Alasan malakukan Terpaksa, Cinta, Cinta, suka
seks pra-nikah karena dipaksa terangsang, sama suka,
oleh pasangan gejolak remaja, frekuensi
rasa sayang pertemuan
pada pasanqan ---------
I~:~~ia~~ma kali
16 tahun 13 tahun 15 tahun
- .. _.... _------
i Usia pertama 18 tahun 17 tahun 19 tahun
i, kalimelakukan seks
I pranikah
IReaksi terhadap Marah, kesaJ, Bahagia, senang, Malu sama
I, kehamilan sakit hati, malu, malu, sedih orang tua,
l depresi takut
I Usaha meJakukan Sempat, terpikir, Tidak ada Tidak ada
aborsi taoi tidak boJah.
87

Dari hasil penelitian masing-masng subyek memiliki alasan yang berbeda

dalam melakukan hubungan seks pra-nikah. AK dan IA melakukan seks pra-

nikah karena saling mencintai pasangannya masing-masing dan mereka

yakin bahwa laki-Iaki itu akan menjadi pasangan hidupnya suatu saat, karena

itu mereka tidak merasa ragu untuk melakukan seks pra-nikah. Sedangkan

EN melakukannya karena dipaksa oleh pasangannya.

Usia pertama melakukan pacaran pad a masing-masing subyek antara usia

13 tahun sampai 16 tahun. Sedangkan usia pertama kali subyek melakukan

hubungan seks pra-nik,ah yaitu 17 sampai 19 tahun.

Pada subyek EN dan IA mengalami perasaan emosional yang sarna terhadap

kehamilan diluar nikah, yaitu merasa malu pada keluarga dan Iingkungan

sekitarnya, depresi, kesal dan marah. Namun pada kehidupan selanjutnya

AK merasa bahagia atas kehamilannya karena laki-Iaki yang dicintainya mau

bertanggungjawab.

Setelah mengalami kehamilan pad a diri masing-masing subyek, EN sempat

terpikirkan untuk melakukan aborsi, namun tidak jadi melakukannya.

Sedangkan subyek yang lain AK dan IA tidak terpikirkan untuk melakukan

aborsi karena laki-Iaki yang menghamilinya mau bertanggungjawab.


88

TabeI4.4.2. Ketenangan Jiwa


._------
i Aspek Gangguan EN AK IA
I Rasa cemas
Jiwa
X - X
i-Rasa sedih X X X
I Ke!<l.~L!!.a.n_._. - X .
L~uka .marah·marah X - X
i Berpikir secara - - -
I rasional
I Menvendiri X - X
! Menarik diri dari X X X
Uill.9kunQan
I CE."£<l!.t,E'rsinqqunq X - X
I Sering menangis X X -
I sendiri
I Sanqat sensitif - - X
IRendah diri X X X
i Iri hati X X X
lMerasa tidak puas X - -
. Reiigius... X X X

Keterangan tabel :

X : mengalami gangguan psikologis

. : Tidak mengalami gangguan

TabeI4.4.2. Adalah tabel aspek Gangguan Jiwa. Pada saat terjadinya

kehamilan sebagai data untuk mengetahui, seberapa besarnya pengaruh dari

kehamilan yang subyek alami terhadap gangguan jiwa, rasa cemas, rasa

sedih, ketakutan, suka marah, berpikir secara rasional, menyendiri, menarik

diri dari lingkungan, cepat tersinggung, sering menangis, sangat sensitif,

rendah diri, iri hati, dan merasa tidak puas serta kemampuan reiigiusnya.
89

Pada tabel tersebut menunjukkan perubahan yang terjadi pad a subyek EN

setelah terjadinya kehamilan pada diri subyek. Pada aspek ketenangan jiwa

EN terlihat banyak mengalami perubahan pada pasa cemas, sedih, berfikir

secara rasional, menyendiri, menarik diri dari Iingkungan, cepat tersinggung,

sering menangis, rendah diri, iri hati dan merasa tidak puas. Perubahn itu

sangat terlihat pad a EN setelah terjadi kehamilan.

EN merasa cemas dan sedih bila pasangannya tidak mau menikahi dirinya,

akhirnya timbul rasa ketakutan, dan suka marah-marah pad a orang yang

dekat dengan diri subyek. Karena rasa marah tersebut sangat mempengaruhi

subyek sehingga membuat EN tidak mampu untuk berpikir secara rasional

akibatnya EN suka menyendiri dan menarik diri dari Iingkungan, karena bila

dia berada dilingkungannya cepat tersinggung dan merasa rendah diri.

Subyek merasa orang-orang dilingkungan sekitarnya selalu menganggap dia

hina.

Sedangkan, setelah terjadinya kehamilan. Kemampuan religius subyek, yaitu

mendekatkan diri pad a Sang Pencipta terjadinya peningkatan, yaitu setelah

lingkungan mengetahui bahwa diri subyek hamil, hanya dengan mengingat

Allahlah dia merasa lebih tenang dan lebih nyaman. Pad a hal sebelum terjadi

kehamilan subyek tidak begitu rajin melakukan ibadah tetapi setelah terjadi

kehamilan EN lebih rajin dan lebih ikhlas malaksanakannya. Karena EN

merasa segala sesuatunya harus kembali kepada Sang Pencipta.


90

Sedangkan pada kasus AK adalah seperti penjelasan penulis berikut ini .

Pada aspek rasa eemas, AK tidak begitu berat dia rasakan karena begitu

mengetahui dirinya hamil AK segera melangsungkan pernikahan, jadi

lingkllngannya belum mengetahui perllbahan yang di alami subyek. Tetapi

perasan sedih dan takut juga di rasakan oleh AK , perasaan sedih itu timbul

karena dia merasa telah mengeeewakan orang tuanya, sedangkan perasaan

takut bila Iingkungan tidak bisa menerima dirinya dan anaknya nanti.

AK merasa telah mempuat keluarga keeewa karena tidak bisa memberikan

yang terbaik untuk kedua orang tuanya. Sedangkan pad a aspek suka marah

tidak subyek alami, hal itu terjadi karena setelah menikah AK tinggal bersama

mertua dan jauh dari Iingkungan dan orang tuanya. Kemampuan berpikir

seeara rasional mengalami gangguan karena pada saat terjadi kehamilan

yang AK pikirkan apapun yang terjadi subyek harus eepat-eepat menikah dan

pergi dari lingkungan dan jauh dari orang yang mengenal dirinya, karena

subyek merasa tidak pantas berada di tempat tersebut . AK merasakan

dirinya orang yang sangat hina dan tidak suei lagi. Terlihat adanya perubahan

llap aspek dari ketenagan jiwa, pada aspek sering menangis juga mengalami

perubahan karena subyek menyesali nasib yang menimpa dirinya dan pada

aspek rendah diri subyek mengalami ketidak rnampuan untuk tampil di

depan, karena merasa ada orang lain yang meneemooh bila dia berbieara.
91

Jadi subyek sulit untuk mengungkapkan ide dan pendapatnya dimuka umum.

Karena takut orang akan mengungkit-ungkit masa lalunya yang kelam,

subyek merasa iri bila melihat orang-orang berbicara di muka umum dengan

lugas dan penuh percaya diri sedangkan diri AK tidak mampu untuk

melakukan hal tersebut.

Sedangkan aspek kemampuan religiusnya, mangalami banyak perubahan

setelah dia hamil maupun dikehidupan selanjutnya. Setelah subyek menikah

subyek lebih banyak waktunya dihabiskan dengan menjalankan ibadah

kepada Allah SWT, tetapi hal itu tidak bisa merubah kegoncangan yang ada

didalam jiwa subyek. Walaupun dengan ibadah yang subyek jalankan,

subyek tetap merasa tidak percaya diri, bila berada didepan umum selalu

merasa tidak nyaman karena takut ada orang lain yang mengingat kembali

masa lalunya sehingga subyek dhantui rasa takut yang terjadi diluar

kenormalan. Sehingga perasaan tersebut menjadi suatu gangguan kejiwaan

(neurosis) bagi subyek tetapi belum mencapai pada tahap penyakit jiwa

(psikosis).

Sedangkan pad a kasus IA. Sam a halnya yang dialami pada subyek EN, IA

pun terlihat mengalami perubahan dari aspek cemas, sedih, ketakutan, suka

marah. Hal tersebut subyek alami setelah subyek mengalami kehamilan

tanpa suami, walaupul1 kehamilan itu terjadi atas dasar perasaan cinta kasih
92

antara IA dan pasanga.nnya. Akan tetapi pad a tabel gangguan jiwa subyek

mengalami banyak perubahan setelah terjadinya kehamilan pad a dirinya.

Pada subyek ini, IA mengalami gangguan-gangguan psilologis tersebut. Hal

itu terjadi karena kehamilan yang subyek alami sedangkan Iinkungan telah

mengetahui dirinya hamil sedangkan subyek belum menikah.

Setelah terjadinya kehamilan subyek tidak bisa berpikir secara rasional, pada

tabel tersebut menunjukkan bahwa subyek mengalami gangguan psikologis

pada kemampuan berpikir tetapi belam sampai pad a tahap sakit jiwa

(psikosis). Menarik diri dari Iingkungan semua subyek mengalami hal tersebut

termasuk juga pad a kasus IA. Rasa cepat tersinggung dan sering menangis

serta perasaan sangat sensitif diamai juga pada diri subyek setelah

mengalami kehamilan pra-nikah. Begitu pula dengan sikap rendah diri dan iri

bila berada di Iingkungan sekitar.

Rasa rendah diri yang subyek alami karena dia merasa tidak pantas berada

diantara orang-orang tidak mengalami apa yang subyek rasakan. Subyek

merasa dirinya penuh ~engan dosa serta noda yang tidak bisa dimaafkan

baik dimata Allah SWT maupun dimata masyarakat. Sedangkan pad a aspek

religius terjadi perubahan yang begitu derastis setelah subyek mengalami

kehamilan pra-nikah, subyek merasa hanya dengan mengingat Allah SWT

dan berserah diri kepada Nyalah yang membuat jiwanya lebih tenang dan
93

tentram. Tetapi hal itu tidak mudah bagi subyek lakukan karena begitu

beratnya beban mental yang subyak rasakan.

Dari hasil anal isis antar kasus di dapat bahwa, adanya pengaruh bahwa

terjadinya kehamilan pra-nikah terhadap gagguan jiwa. Terlihat adanya

perubahan yang terjadl pada ketiga subyek yang menjadi responden pada

penelitian ini. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kehamilan pra-nikah

telah memberikan pengaruh terhadap ganguan jiwa bagi pelakunya.

Meskipun masih adanya faktor lain yang mempengaruhi gangguan kejiwa

subyek. Secara umum seluruh subyek yang peneliti telitih telah merasakan

apa yang mereka alami setelah mereka mengalami kehamilan sebelum

adanya pernikahan.

Perubahan yang terjadi pada diri seluruh subyek terlihat jelas pada aspek

gangguan jiwa mereka, walaupun aspek-aspek tersebut masih dalam tahap

gangguan jiwa (neurosis) belum mencapai pada tahap sakit jiwa (psikosis).

Hal tersebut dapat dilihat dari kemampuan subyek pada aspek religiusnya

karena aspek tersebut subyek masih mampu malaksanakannya, sehingga

dapat dikata subyek tidak mengalami pad a tahap sakit jiwa (psikosis).

Kemampuan subyek melaksanakan perintah Allah, sebagai jalan untuk

mendekatkan diri pada Allah agar mendapat ketenagan. Karena seluruh

subyek menyatakan bahwa hanya dengan mengingat Allah subyek merasa


94

lebih tenang. Pernyataan ini menngingatkan pada firman Allah dalam surat

AI-Ra'd ayat 28 yang intinya hanya dengan menngingat Allah-Iah hati menjadi

tentram. Jadi seluruh subyek menganggap apa yang terjadi pad a diri mereka

pada saat itu dan sekarang adalah suatu musibah sehingga hal tersebut

dikembalikan kepada Allah dan berserah diri hanya kepada Allah. Sebab

segala sesuatu harus mampu dihadapi dengan sikap yang bersahaja, sebab

sesuatu yang dibenci terkadang di balik semua itu memiliki nilai baik,

sementara yang di senangi mendapat nilai buruk.


BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan anal isis setiap subyek dan anal isis antar subyek pad a bab

sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Hubungan seks pra-nikah

Masing-masing subyek memiliki alasan yang berbeda atas hubungan seksual

yang mereka lakukan. Umumnya memiliki keyakinan bahwa suatu saat

pasangannya akan menjadi suami mereka nantinya, karena itu subyek tidak

ragu untuk melakukan hubungan seks pra-nikah, perasaan cinta juga menjadi

alasan para subyek melakukan seks pra-nikah hanya pada subyek yang

pertama melakukan seks pra-nikah karena di pakasa oleh pasangannya.

Hubungan seks yang dia lakukan bukan karena cinta dan ungkapan rasa

sayang tetapi hal itu terjadi atas dasar paksaan dari pasangan. Para subyek

melakukan pacara pertama kali pada usia 13 sampai 16 tahun. Serta ketiga

melakukan hubungan seks pra-nikah yang pertama kali pada rentang usia 17

sampai 19 tahun.
96

2. Pandangan subyek lerhadap pendidikan seks dan kehamilan pra-nikah

Pada umumnya dari seluruh subyek yang peneliti dapatkan memiliki

pendapat yang sama tentang pendidikan seks kepada remaja. Para subyek

berpendapat bahwa pendidikan seks sangat bagus diberikan kepada remaja

pada zaman sekarang. Tetapi pendidikan yang diberikan untuk remaja harus

yang benar-benar mendidik dan bisa di mengerli bagi remaja. Karena ilu

memberikan pendidikan seks bagi remaja bukan hanya dari sisi negatifnya

saja leta pi harus bisa menjelaskan bahwa seks itu sendiri merupakan suatu

kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Karena itu dalam

menjelaskan tentang pendidikan seks pada remaja harus sesuai dengan

perkembangan zaman'dan sosio kultural serta agama.

Sedangkan kehamilan pra-nikah pada umumnya seluruh subyek berpendapat

bahwa kehamilan pra-nikah merupaka suatu aib baik bagi pelakunya sendiri

maupun bagi keluarga yang mengalami hal terse but. Menurul subyek

kehamilan pra-nikah bukan hanya menjadi beban sosial di dalam masyarakat

bahkan menjadi beban psikologis bagi pelakunya unluk kehidupan

selanjutnya.

Umumnya, pasangan para subyek sekarang adalah satu-satunya orang yang

pernah melakukan hubungan seks dengan subyek dan kehamilan yang

lerjadi merupakan kehamilan yang pertama bagi para subyek. Dari ketiga

subyek hanya subyek yang pertama sempat terpikirkan untuk melakukan

aborsi sedangkan pad a subyek kedua dan ketiga lidak pernah terpikirkan
97

untuk melakukan aborsi. Dan subyek yang pertama sempat berpikir untuk

mengakhiri hidupnya agar semua beban yang dia rasakan bisa terselesaikan.

Respon pertama yang subyak rasakan ketika pertama kali mengetahui

kehamilannya adalah timbulnya perasaan takut, sedih, bingung, malu serta

perasaan berdosa.

3. Gangguan Jiwa

Dari hasil anal isis seluruh subyek peneliti dapatkan bahwa kehamilan yang

terjadi sebelum adanya pernikahhan adanya pengaruhnya terhadap

gangguan jiwa subyek. Dari data yang peneliti dapatkan bahwa adanya

pengaruh yang sangat signifikan antara kehamilan pra-nikah dengan

gangguan jiwa individu yang mengalaminya.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa individu yang mengalami kehamil pra-

nikah pada umumnya mengalami kegoncangan jiwa dan memilki beban

psikologis yang sama yaitu timbulnya rasa cemas, sedih, ketakutan, suka

marah, tidak mampu berpikir secara rasional, suka menyendiri, menarik diri

dari lingkungan, rasa cepat tersinggung, rendah diri, iri hati, serta rasa tidak

puas bahkan rasa tidak puas dan ungkapan hati yang tidak menentu dapat

dikatakan menjadi gangguan kejwaan. Bahwa gangguan kejiwaan

merupakan kumpulan dari keadaan-keadaan yang tidak normal, baik yang

yang berhubungan dengan fisik maupun dengan mental (Zakiyah Daradjat,

2001: 26)
99

ingin tahu atau ingin coba-coba untuk menunjukan kejantanan dan status

dalam kelompok bagi remaja yang telah melakukan hubungan seksual serta

pengaruh media (televisi, majalah, radio, serta internet), Hal ini terjadi akibat

lemahnya kontrol sosial orang tua terhadap anak pada usia remaja,

Dalam hal ini peran orang tua, keluarga, dan orang-orang disekitar mereka

sangatlah penting, Karena bila telah terjadinya kehamilan bagi remaja

tersebut bukan hanya dia yang akan merasakan beban moral didalam

masyarakat tetapi keluarga besarnya juga ikut merasakan, caci maki dan

menjadi pergunjingan dilingkungan sekitarnya,

Belum lagi beban mental yang remaja tersebut rasakan bila laki-Iaki yang

menghamilinya tidak mau bertanggungjawab, Seperti hal yang sama

diungkapkan oleh Maryam ibunda nabi Isa A,s, Maryam rasakan kelika dia

hamil, dia menyadari betul bahwa jika seorang wanita hamil, sedangkan dia

tidak mempunyai suami yang diketahui masyarakat Maka dia akan dihina,

diperolok-olok serta dikucilkan oleh masyarakat Sehingga perlakuan seperti

ini akan sang at menyesakkan dada yang bersangkutan, bahkan

penggungkapan rasa sedih, cemas, ketakutan, rasa gunda, malu, dan hina

yang bercampur aduk dalam diri seorang wanita yang hamil tanpa suami

membuat dirinya hidup dalam keabnormalan bahkan sampai mendorong

individu tersebut untuk mengakhiri hidupnya karena beratnya beban mental

yang dia rasakan,


100

5.3. Saran

Dari hasil penelitian ini, maka penulis menganjurkan saran untuk perbaikan

penelitian selanjutnya maupun bagi pihak-pihak yang terkait, yaitu :

1. Hasil penelitian ini hanya berlaku bagi objek yang diteliti dan jumlahnya

tidak dapat mewakHi jumlah populasi remaja di Kecamatan Karang Jaya,

Kabupaten Musi-Rawas, Provinsi Sumatra-selatan secara keseluruhan,

maka dari itu hasil penelitian ini tidak dapat di jeneralisasikan terhadap

populasi remaja di Provinsi Sumatra Selatan secara keseluruhan.

Diharapka untuk penelitian selanjutnya peneliti dapat menggunakan

pendekatan kuantitatif, dengan sampel yang bisa mewakili setiap

Kabupaten yang ada di Provinsi Sumatra Selatan. Agar hasH penelitianya

lebih representatif.

2. Karena kehidupan free sex (seks bebas) bukan lagi penyakit baru yang

menimpa kalangan remaja sekarang ini, maka tindakan yang harus kita

lakukan adalah melakukan tindakan preventif akan lebih baik dari pada

memperbaiki kondisi yang terjadi kerusakc;n. Mereka yang terlanjur

melakukan perbuatan free sex bukan orang yang harus dihina dan

dikucilkan dari kehidupan masyarakat. Namun mereka adalah orang yang

butuh akan bimbinQan dan perhatian dari Iingkungan. Maka usaha untuk

menyelamatkan mereka adalah mengajak mereka dengan cara yang baik


101

dan memberikan suri tauladan yang baik dari setiap lingkungan, baik

orang-orang terdekat maupun lingkungan yang jauh.

3. Agar setiap orang tua mampu memberikan pendidikan seks yang baik dan

benar kepada para.remajanya sedini mungkin agar remaja dapat

menjalankan kehidupan seksual secara benar dan teratur.

4. Semua pihak yang terkait hendaknya mau melakukan kerja sam a yang

baik untuk melakukan tindakan preventif dan berusaha memperbaiki

keadaan yang telah rusak pad a kondisi yang lebih baik. Dengan demikian

kemerosotan moral dikalangan remaja dapat diminimalisasikan meskipun

tidak secara keseluruhan. Karena generasi muda adalah tulang punggung

suatu Negara, yang akan melanjutkan perjuangan Bangsa.

5. Dalam memberikall pendidikan seks bukan hanya memberikan dampak

negatifnya saja tetapi harus memberikan penerangan kepada remaja

tentang kehidupan seks yang benar baik secara sosio kultural maupun

agama secara gamblang dan muda dimengerti bagi kalangan remaja.


102

DAFTAR PUSTAKA

Abu Miqdad, A A. (1997). Pendidikan Seks Bagi Remaja Menurut Hukum


Islam. Yogyakatra : Mitra Pustaka .
AI-Ghifari, Abu. (2005). Hamil di luar Nikah Trend atau Aib ? Bandung :
Mujahid Press.
AI-Mukaffi, Abdul Rahman. (1999). Pacaran Da/am Kaca Mata Islam. Jakarta
: Media Dakwah.
Chaplin, J.P. (1999). Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Daradjal, Zakiyah. (2001). Kesehatan Mental. Jakarta: PI. Toko Gunung
Agung.
Dariyo, Agus. (?004). Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor : Grahalia
Halim, Andreas. (2001) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.
Hurlock, Elizabeth, B (1980) Psikologi Perkembangan Suatu Pengantar
Sepanjang Rentangan Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Indracaya, Antoni. (2000). Psikologi" Psikoseksual dan Seksiologi "Jakarta:
PT. Grafindo Persada.
Jalaluddin (2000). Psikologi Agama. Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Kartono, Kartini. (1992). Patologi Sosial jilid I. Edisi Baru. Jakarta: Rajawali
-------------------. (2002). Patologi Sosial2: Kenakalan Remaja. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
-------------------. (2003). Patologi Sosial dan Gagguan-Gangguan Kejiwaan.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kerl,nger, Fred. (2000j. Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gajah
Mada Press.
Lexy J. Moleong. (2000). Metodelogi Pene/itian Kualitatif Jakarta:
103

Masruri, A. M. (1999). HUbungan Orientasi Religuis dengan Sikap


Keserbabolehan Berperilaku Seksual dalam Berpacaran dan Tingkat
Prilaku Seksual Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syahid. Jakarta:
Fakultas Psikologi UIN.
Masruroh. (2000). Pernikahan Terpaksa dan Dukungan Sosial Bagi Remaja
Putri. Jakarta: Skripsi Psikologi UIN Syarif Hidayatullah.
Miftah Farid. Masalah Nikah dan Keluarga. Jakarta: Amzah.
Mujib. A, Mudzakir. Y..(2002). Nuansa-nuansa Psikologi Islam. Jakarta: PT.
Raja Grafind Persada.
PKBI. (1994). Seminar Remaja, Informasi Seks dan Media. Yogyakarta :
Lentera Senja.
PKBI. (2000). Panduan Konseling Seksualitas Remaja. Yogyakarta : Lentera
Senja.
PKBI. (2004). Tanya Jawab Seputar Seksualitas Remaja. Yogyakarta :
Lentera Senja.
Qur'an ai-Karim
Sarapung I, Eiga. Aziz, M I. (1999). Agama dan Kesehatan Reproduksi.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Sarwono, Sarlilo Wirawan. (1997). Psikologi Individu dan Teori- Teori
Psikologi. Jakarta: Balai Pustaka.
----------------------------------. (2006). Psikologi Prasangka : Prasangka-
Prasangka Orang-Orang Indonesia. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada.
Silviah. (2006). Pengaruh Pacaran Terhadap Kematangan Emosi. Jakarta:
Skripsi Psikologi UIN Syarif Hidayatullah.
Thalib. M. (1995) 40. Masalah Hamil dan Menyusui Dalam Islam. Bandung :
Baitus Salam.
Thalib. M. (1996) 20. Perilaku Durhaka Or-ang Tua Terhadap Anak. Bandung
: Baitus Salam.
104

Yatimin. (2004). Etika Seksual dan Penyimpangan Dalam Islam. Jakarta:


Amzah.

Artikel, Koran, Majalah :

AIiya , majalah wanita. (2006).

Buletin Embrio. (2004), edisi September di Yogyakarta

Bening 2003. edisi Juli

Kompas edisi 23 April 2004

Kompas edisi 30 Juli 2004

Kompas edisi 9 Januari 2004

Majalah IImiah Universitas FK Trisakti 1997 " Kesehatan Reproduksi Remaja


dan Penanggulangannya " Jakarta

Majalah Ummi. 1992. Jakarta

Internet:

http://www.bkkbn.go.id/print.php?tid=2&rid=9924/03/2006

http://situs.kespero.info/krr/referensi5.htm 24/03/2006

bening@pkb.jogja.orang,website: www.pkbi.jogja.orang
105

(http://silus.kesrepro. info/krr/referensi5. hIm 24/03/2006

hllp://.kesrepro.info/krr/referensi5.hlm 24/03/2006

http(http://silus.kesrepro.info/krr/maleri/remaja.hlm 24/03/2006

http://silus.kespero.info/krr/referensi5. hIm 24/03/2006


Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Dalam rangka pendidikan di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah


Jakarta, saya, Maleni Apriliyansi, mahasiswa Psikologi semester X,
bermaksud mengadakan penelitian mengenai "Pengaruh Hamil Pranikah
dan Dukungan Sosial Terhadap Ketidaktenangan Jiwa". Oleh karena itu,
saya mengharapkan kesediaan anda untuk menjadi responden dan bersedia
untuk diwawancara guna mendapatkan data mengenai masalah yang te~adi

dalam kehidupan anda. Semua jawaban yang anda berikan akan dijamin
kerahasiaannya dan hanya dipergunakan untuk penelitian ini saja.
Atas kesediaan dan bantuannya, saya ucapkan banyak terima kasih.
Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita
semua. Amin.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Ciputat, Mei 2006

Maleni Apriliyansi
LEMBARAN OBSERVASI

Wawancara ke
Subjek Tanggal
Tempat Jam : .... sId . ....

1. Keadaan tempat wawancara, cuaca dan kehadiran pihak lain di sekitar


tempat wawancara.
2. Gambaran fisik dan penampilan subjek.
3. Ringkasan sikap subjek selama jalannya wawancara (suara, intonasi,
sikap kepada interviewer, kontak mata)
4. Gangguan dan hambatan selama wawancara.
5. Catatan khusus selama wawancara.

Identitas Subjek

Nama Inisial
Usia
Usia Perkawinan
Pendidikan
Pekerjaan
Lama Pacaran
Inisial Pasangan
Usia Pasangan
Pekerjaan
Usia Anak
Urutan dalam Keluarga
Status Tinggal
PEDOMAN WAWANCARA

I. Variabel Indikator Pertanyaan


Hamil pra Pendidikan 1. Apakah yang anda ketahui tentang seksualitas ?
nikah seks 2 Dari manakah anda pertama kali mendapat
penerangan tentang seks pertama kali ?
3. Bagaimana perasaan yang timbul setelah
mendengar kata seks ?
4. Pendidikan seks yang bagaimana yang
seharusnya diajarkan kepada remaja menurut
anda?
5. Dengan adanya pendidikan seks, menurut anda
apakah hal tersebut bisa menjamin remaja lebih
baik ? kenapa ?
Pendidikan 1. Apa yang anda ketahui tentang alat reproduksi
reproduksi pada manusia ?
2. Apakah anda pernah mendapatkan pendidikan
tentang reproduksi ? coba anda jelaskan
seberapa pentingnya pendidikan reproduksi
pada kehidupan remaja sekarang ini ?
3. Apakah anda bisa menjelaskan fungsi-fungsi
alat reproduksi itu untuk pria maupun untuk
wanita?
4. Pada zaman yang serba modern ini apakah ada
pengaruh pendidikan reproduksi bagi remaja ?
pendapat anda bagaimana ?
5. Apakah ada pengaruh antara pendidikan
reproduksi dan pengetahuan reproduksi bagi
terhadap kecenderungan terjadinya kehamilan
pra nikah ? kenapa ?
6. Kondisi reproduksi yang sehat anda bagaimana?
-'---_. .-
Kehidupan 1. Pada usia berapa anda pertama kali berpacaran
seks remaja ?
2 Menurut anda bagaimana pola perilaku remaja
pad a zaman sekarang ?
3 Menurut anda apa yang mendorong terjadinya
kehidupan seks bebas di kalangan remaja ?
4. Apakah anda sudah melakukan hubungan seks
pra nikah ? jika pernah, pada usia berapa ?
5. Sampai terjadinya kehamilan, berapa kali anda
melakukan hubungan seksual tersebut ?

,. Ketenangan Rasa 1. Bagaimana perasaan anda ketika mengetahui


jiwa cemas diri anda hamil ?
2. Apa yang anda lakukan pada sa at anda
mengetahui diri anda hamil ?
3. Bagaimana anda menyikapi kondisi anda yang
hamil tanpa suami (pra nikah) pada sa at ini ?
4. Apa yang anda dan pasangan anda rasakan
setelah mengetahui anda hamil ?
5. Apakah anda pernah berniat untuk
menggugurkan kandungan anda ? kapan ?
pada saat apa ? bagaimana ?
6. Ap,k,h ,ed' ,,,;eg l;b,-hb' m,e,eg;'? ~_
7. Apakah anda merasa tal<ut dengan apa yang
telah anda lakukan ?
Rasa sedih 1. Pada sa at bagaimana biasanya anda merasa I
sedih? I
2. Apakah anda pernah menyesali hidup anda ?
!---
Iri hati 1. Apakah anda pernah merasa iri bila melihat I

~
wanita-wanita yang belum hamil/yang tidak
hamil di luar nikah ?
-
Rasa puas 1 Apakah anda merasa bahagia dengan
perbuatan yang anda lakukan ?
2. Apakah hikmah yang anda dapat dari kejadian
ini?
3. Apakah anda merasa puas dengan terjadinya
kehamilan pra nikah ?
4. Apakah anda merasa puas dengan kehidupan
yang anda jalani sekarang ?
Rendah diri 1 Apakah anda pernah merasa malu dengan
keadaan anda yang hamil di luar nikah ? (pada
saat bagaimana)
2 8agaimana anda menyikapi perasaan malu ini
?
Pemarah 1. Apakah anda sering merasa tiba-tiba menjadi
pemarah ? (pada saat bagaimana)
Tenteram 1. Apakah anda merasa tenteram berada di
lingkungan masyarakat setelah anda hamil ?

Ketenangan 1. Apakah anda merasa tenang melakukan kontak


sosial dengan lingkungan sekitar setelah and a
hamil?
2 Apa yang anda lakukan untuk mendapatkan
ketenangan, setelah anda hamil di luar n'lkah ?
3. 8agaimana kegiatan kerohanian anda sebelum
terjadi kehamilan ?
4. 8agaimana kegiatan kerohanian anda setelah
terjadi kehamilan ?
Rasa aman 1. Apakah anda merasa am an melakukan
interaksi sosial di lingkungan setelah anda
hamil tanpa suami?
--
,., I''>

DEP1\RTEI\1EN 1\(;1\1\11\
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS PSIKOLOGI
.II. Kerta Mukti No.5 Cireundeu CipUUlt Jakarta Selatan 15419 Telp. 7433060 Fax. 74714714

'-1omor: E.PSI/K.tILOl.5/ /XII/2005


~amp : 1 (satu) berkas
'erihal : Bimbingan Skripsi

Kepada yth.
1. Prof. Hamdan Yasun, t>LSi.
2. Drs. A. Syahid, M.Ag.

Assalamualaikum Wr. Wb.,


Dengan ini kami menghampkan kesediaan Bapak/lbu/Saudara/i un[uk
menjadi Pembimbing pcnulisan skripsi mahasis\Va:

Nalna : Maleni Apriliansi


Nomor Pokok : 101070023025
Fakultas : Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Judul Skripsi : Pengaruh Hamil Pm-Nikah terhadap Ketenang' n Ji\Va

Judul tersebut telah disctujui oleh Pcmbantu Dckan Bid'lng ,-\kademik pada
tanggal 26 Desember 2005 dengan outline, abstraksi dan daftar pus taka tcrlampir.
Bimbingan skripsi ini Kami mohon dapat diselesaikan dalam \Vaklu (, bulan, yakni
sampai dengan tanggal26 Juni 2006.
Setelah judul tersebut dikonsultasikan dengan Pembimbing dan terjndi
perubahan, maim segera dilaporkan ke Pembamu Dekan Bidang Akademik dan
laporan berikutnya dilaksanakan pada bulan kctiga dan kelima.
Demilcian atas kcsediaan Bapak/lbu/Saudara/i, Kami ucapkan terima kasih.

Wassalaamualaikum Wr. \'V'b.

'embusan:
Dekan (sebagai Iaporan)
Ketua Bidang Psikologi Pendidikan
DEPARTEMEN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS PSIKOLOGI
.II. KerIn Mukli No.5 Clrcuudeu Cipuln! .Juknrm Selumu 15419 Telp. 7433060 Fax. 74714714

Nomor : E.Psi/OT.01.7/ /1ll/2006 jakarta, 7 Maret 2006


Lamp
Hal : hilt P",elitialt

Kepada
Yth. Kepala Perpustakaan Iman jamah

Oi
jakarta

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Oengan hormat kami sampaikan bahwa:

Nama Maleni Apriliyansi


Tempat / tanggallahir Palembang, 13 April 1981
Alamat Komplek Oepsos X No.5 A Bintaro

adalah benar mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Semester : X (Sepuluh)
NIM :101070023025
Program : Strata 1 (S-l)
Tahun Akademik : 2005/2006

Sehubungan dengan tugas penyelesaian .skripsi yang berjudul:


"Pengaruh Hamil Pranikah terhadap ketenangan jiwa" , mahasiswa tersebut
memerlukan data kepustakaan di lembaga yang Bapak/lbu /Saudara pimpin.
Oleh karena itu kami mahan kesediaan Bapak/lbu/saudara untuk menerima
mahasiswa tersebut dan memberikan bantuannya.

Oemikian atas perhatian dan bantuan Bapak/lbu/Saudara kami


ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

A.n.Oekan
Pembantu ekan
Bidang ka

Tembusan:
Oekan Fakultas Psikologi
PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS
KECAMATAN KARANG JAYA
DESA SUKARAJA

____ S URNI' K~T~l!".~AN _


,laMaR· 1 4·0/11 9/SH/Pem/2 006.

Kel:D,la £:esa SU1;;:a Y'aja,KeCo.me.t211 rCS.. r2"n~~ (JEt.YD.., l\:..~lbupJ.tel1 r·1ufJil)!o,\·!(),S,


~ins5. Suma tA,:"a 3e1& 1:0.11, mAl1eranr;_':.?~l1
0 08.11\'J8. ~I8.11Bsisvti

N a rr. a , [ijaleni Apd.l:LwJDSi.


j\lOD1or I'o.leok 1 01 0 700230:2'5.
?a~ \: '...:1 tCcs ., Ps.i.1colOF':.i. nIH SyaY'if I:::Lrlaya-cullGl1 J2..lc8rt8..
S tra to. 1 ( S -1 ) •

Telah m81aksal1:-'!.:,c2.11 eln.n 1l1p.l1gad8JICtll l)2l1el itial1 lorr:.ntre,l1 d:L .cesa Su


~liEt r]Ct'r.l t811:-S_S'El,l :21 r.'~ei '~O(} ..; sam-!!~'..t deYl((D,l1 "20 ['-lei :20,'}:> dent(D,ll su-
1
Deknn J 02cultas Psl:\:olo:::;i DIN SY8xif Hir1Gy,'Jtullch (JO}:E>rto. i-'lo, E.1?sj_
101. 7/4,?1 /I~/2')O.s. ·t..:\n~·/_:[11 .21 ;' .-~.w'il 2J')6 aCi1";r::11 <.Tu.Jul : 11 P:.,.li'.;;·~,~.ilj~l',:-

])err: i ~12~111,::',.J.~ s \.:rc:'.'G :·:8 ·Gerc.rJ:~::en i .r.li kc.m j. b Ll.G'. 'Gte n. ,:el1
r
S C :)8 l1:';.1:' n;v"'E". U;J tll~C

t dj_)Cr·,'?Llrl?L\:n,n SC;J.;y·lunya.

" h rl..)
.LIB,

Вам также может понравиться